Mo Jinghai bertubuh delapan chi (±2.4m), mengenakan jubah Tao polos dengan wajah biasa-biasa saja yang terlihat seperti pria tiga puluh empat puluh tahun. Sama sekali tak terlihat aura sebagai murid terkemuka Huang Lun - ahli pedang tak terkalahkan dari Lima Raja Dewa Istana Huan Tian, sekaligus ahli Elixir Emas. Hanya kesan kokoh seperti Gunung Tai yang memancar dari dirinya, memberi tekanan dahsyat layaknya langit runtuh.
Chen Qi tidak berani menggunakan niatnya untuk menyelidiki tingkat kultivasi Mo Jinggai. Ia hanya duduk tegak dan bersama He Lingbing mendengarkan dengan serius penjelasan Mo Jinggai. Pemilik Istana Lun Jian hari ini membahas sebuah teknik pedang bernama "Seratus Perubahan Ribuan Ilusi Kabut Tiga Belas Jurus", yang mengkondensasikan uap air menjadi energi pedang, berubah-ubah bagaikan kabut, samar-samar namun sulit diantisipasi. Teknik ini merupakan salah satu dari tiga ilmu pedang dasar Istana Huan Tian, paling mudah dipelajari namun sulit dikuasai. Meski energi pedang dari kabut dan uap air ini serba berubah, daya penghancurnya kurang memadai. Karenanya, ketika tingkat kultivasi meningkat, kebanyakan orang akan meninggalkan ilmu dasar ini dan beralih ke teknik lain. Bahkan banyak murid Istana Huan Tian yang sejak awal enggan memilih ilmu ini sebagai dasar.
Karena alasan ini, dari 132 murid Istana Lun Jian, hanya sedikit yang benar-benar serius mendengarkan. Terutama mereka yang telah memilih metode kultivasi baru, hanya sekadar berpura-pura mengikuti pelajaran.
Chen Qi secara halus mengaktifkan Huantian Jing-nya, merekam jurus "Seratus Perubahan Ribuan Ilusi Kabut Tiga Belas Gaya" ini. Ia cukup tertarik dengan teknik pedang ini. Meski pengetahuannya tentang ilmu Tao lebih condong ke teknik api - hingga saat ini, dari Tujuh Api Sejati di alam semesta, ia telah mengumpulkan empat di antaranya: Api Sejati Matahari, Api Sejati Qian Yan, Api Li Ming Selatan, dan Api Tiga Dharma. Keempat api murni Xiantian ini semuanya telah dipelajari Chen Qi. Ditambah lagi, ia juga melatih dua api hasil kultivasi tingkat lanjutan: Api Sejati Qian Yang dan Api Sejati Hari Kelinci. Namun, teknik "Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa" yang dikuasainya mencakup segala aspek. Setelah berhasil menyempurnakan energi Yin-Yang, Chen Qi kini mampu menggerakkan semua ilmu Tao di dunia. Jurus "Seratus Perubahan Ribuan Ilusi Kabut Tiga Belas Gaya" ini pun bisa ia kuasai dengan lancar.
Pada awalnya, saat merebut Huantian Jing dari praktisi bermuka tikus itu, tidak ditemukan jurus "Seratus Perubahan Ribuan Ilusi Kabut Tiga Belas Gaya" di dalamnya, melainkan dua teknik pedang tingkat pemula lainnya. Diam-diam Chen Qi membandingkan semua teknik pedang yang pernah dipelajarinya seumur hidup dengan jurus ini di dalam hati. Sambil menganalisis perubahan teknik pedang yang dijelaskan Mo Jinggai satu per satu, meski sebelumnya tidak pernah serius melatih ilmu pedang, berkat Hati Dao-nya yang telah mencapai tahap penyempurnaan, dengan menganalisis berbagai sumber, ia perlahan mulai memahami akar dari aliran teknik pedang ini.
Tiga Belas Jurus Kabut Seribu Rupa, meskipun hanya tingkat pemula, namun jika dipelajari dengan mendalam dapat dikembangkan hingga mencapai level yang sangat tinggi. Terutama ketika kekuatan magis telah mencapai tingkat Gang, setiap gerakan tangan dapat menarik Yuan Qi langit-bumi tak terbatas untuk menciptakan lingkungan pertempuran yang paling ideal. Saat itu daya penghancur jurus ini akan semakin dahsyat. Ini adalah teknik pedang yang mudah dipelajari namun sulit dikuasai, tetapi jika benar-benar memahami esensinya, akan menjadi ilmu pedang yang luar biasa.
Chen Qi menghafal jurus ini dalam hati sambil mengalirkan energi magisnya. Sebagai peramu energi berpengalaman, tanpa memerlukan bakat "jenius langka", dalam setengah shichen saja dia berhasil mengubah sebagian energi yang selaras dengan jurus ini menjadi elemen air, sekaligus melatih niat pedang tingkat dasar.
He Lingbing awalnya tidak tertarik mempelajari teknik ini karena jalur pedangnya tidak selaras. Namun saat wanita dingin itu melihat kabut tipis niat pedang mulai melayang di sekitar tubuh Chen Qi dalam sekejap, jiwa kompetitifnya tersulut. Dalam hati bergumam, "Jika dia bisa, mengapa aku tidak? Aku tak boleh kalah darinya..."
Tanpa disadari He Lingbing, semangat bersaing tadi telah menyimpan benih perasaan lain yang lebih dalam.
Ketika He Lingbing dengan teliti mempelajari Bai Bian Qian Huan Yun Wu Shisan Shi (13 Jurus Kabut Seribu Perubahan), bakat mengerikan perempuan ini mulai bekerja. Namun karena tidak memiliki trik curang Chen Qi maupun tingkat Lian Gang praktisi kultivasi besar, sampai Mo Jinggai selesai mempresentasikan jurus ini dan mulai mengizinkan murid bertanya, ia hanya mengandung sedikit niat pedang belum berbentuk yang samar-samar, jauh kalah dengan Chen Qi yang sudah bisa menyelimuti seluruh tubuhnya dengan niat pedang membentuk kabut tipis.
He Lingbing merasa sangat tidak tunduk dalam hati. Saat hendak menambah tenaga, tiba-tiba si pencuri kecil membuka mulut menanyakan perubahan detail dalam Bai Bian Qian Huan Yun Wu Shisan Shi. Chen Qi sebagai praktisi Lian Qi Cheng Gang yang telah membuka Hua Jing (tingkat ketiga dari Empat Tingkat Hati Dao), meski sengaja menyembunyikan kemampuannya, setiap kata yang diucapkannya tetap menyentuh inti masalah paling kritis.
Mo Jinggai yang kurang mahir dalam berbicara, penjelasannya tadi memang memiliki banyak kekasaran. Chen Qi satu per satu menunjukkannya, Mo Jinggai perlahan menjawab, untuk sesaat merasa sangat heran, dalam hati berdecak kagum: "Murid baru yang baru masuk ini, terlihat sebatas tingkat kultivasi pendekar duniawi, seharusnya baru bergabung di bawah garis perguruank setelah ujian tahunan Pulau Jin'ao, tapi ternyata memiliki visi dan pengetahuan yang begitu jauh, benar-benar luar biasa." Mo Jinggai kemudian mengutip kitab-kitab klasik, bahkan sedikit menyentuh beberapa teknik pedang lain dari Istana Dewa Khayangan, menjawab kebingungan Chen Qi satu per satu. Meskipun dalam pertanyaan si pencuri kecil itu masih tercampur banyak pertanyaan konyol, persis seperti murid baru yang benar-benar pemula, namun banyak juga pertanyaan yang telah lama membingungkan si pencuri kecil, yang tak sempat ditanyakan pada orang lain. Dengan bimbingan Mo Jinggai, di banyak bagian Chen Qi langsung tersadar, seketika pandangannya terbuka, seolah melihat bentangan alam semesta baru.
Chen Qi mendengar dengan kekaguman dalam hati, diam-diam berpikir: "Mo Jinggai ini benar-benar memiliki kompetensi sejati, pondasi Istana Dewa Khayangan juga jauh lebih kuat daripada Sekte Qingcheng. Meskipun aku bukan murid Istana Dewa Khayangan, tapi datang ke sini sekali saja, benar-benar mendapatkan hasil yang tak sedikit..."
Memasuki waktu Shichen, Mo Jinghai menghentikan pengajarannya, mengangguk puas ke arah Chen Qi sebelum akhirnya pergi. Perlu diketahui bahwa dari seluruh murid Jurus Kabut Seribu Rupa Tiga Belas, hanya sedikit yang mempelajarinya sehingga pertanyaan juga jarang. Hal ini membuat si pencuri kecil tampil begitu menonjol. Melihat Mo Jinghai pergi, Chen Qi berkata pada He Lingbing: "Mari kita kembali. Ini bukan tempat untuk mendiskusikan ilmu Tao. Nanti di tempat, kita bisa saling bertukar pandangan."
He Lingbing yang pendiam sebenarnya punya banyak pertanyaan, namun bingung cara mengungkapkannya. Setiap pertanyaan Chen Qi seolah membaca pikirannya, mengurai masalah-masalah rumit dengan penjelasan lebih gamblang daripada yang ia bayangkan. Alhasil, He Lingbing memilih diam saja, menyimak pidato Chen Qi yang mengalir deras selama kuliah Mo Jinghai. Tanpa disadari, hati kecilnya mulai menaruh ketergantungan pada si pencuri cilik ini.
Ucapan Chen Qi selaras dengan keinginannya. He Lingbing segera bangkit mengikuti Chen Qi keluar dari aula utama. Belum jauh melangkah, tiga pendeta Tao menyusul sambil berseru kencang: "Jangan kalian kabur..."
Chen Qi tersenyum kecut, melirik dengan sinis para pendeta Tao itu, tiba-tiba berhenti. Sebelum tiga pendeta ini sempat bicara, kabut tipis tiba-tiba menyembur dari tubuhnya, seketika menyelimuti area radius 100 langkah. Ketiga pendeta yang sengaja mencari gara-gara ini tak menyangka Chen Qi langsung bertindak lebih cepat daripada mereka. Pemimpin rombongan membentak: "Anak baru ini baru mempelajari 13 Jurus Kabut Seribu Transformasi, sudah berani pamer di hadapan kami. Apa dia tak tahu ilmu pedang dasar ini semua dayang istana Lun Jian Gong sudah kuasai? Jurus ini dayanya lemah, selama kami memproteksi diri dengan Energi Zhen, dia takkan sanggup..."
Sebelum kalimatnya selesai, Chen Qi sudah menyelinap diam-diam di sampingnya. Tinju keras tepat menghajar wajah, membuat sang pendeta muntah darah dan terlempar. Dua pendeta tersisa baru sadar situasi genting. Namun kabut spiritual yang diaktifkan Chen Qi dengan 13 Jurus Kabut Seribu Transformasi terus mengganggu dengan niat pedang, membuat mereka bingung mencari sasaran. Akhirnya keduanya juga dihajar satu-satu hingga pingsan. Chen Qi membubarkan kabut sambil tertawa sinis: "Berantem ya berantem, ngapain banyak cingcong? Lagipula 13 Jurus Kabut Seribu Transformasi sekte kami punya banyak fungsi mistis, mana bisa dicerna otak bebal kalian? Hanya di tanganku jurus ini tidak tercemar."
He Lingbing memandang dengan mata berbinar-binar. Sebagai praktisi pedang juga, dia tentu tahu bahwa Tiga Belas Jurus Kabut Seribu Rupa ini memiliki banyak kelemahan, dan sebenarnya tidak menyukainya. Namun setelah menyaksikan Chen Qi menggunakan teknik pedang ini untuk mengelabui lawan dengan kemahiran sempurna, mengalahkan tiga shixiong yang tingkat kultivasinya lebih tinggi darinya, seolah pintu gerbang tiba-tiba terbuka di hatinya, seketika muncul banyak pencerahan baru.
Dalam hati He Lingbing bergumam: "Kukira tak ada lagi orang sepertiku di dunia ini. Sejak kecil, semua orang yang kukenal hanya bisa kutinggalkan, tak seorang pun mampu mengejar atau menyamaiku. Bahkan para murid nominal yang menunggu ujian tahunan di Channel Jin'ao ini pun terlihat begitu tidak kompeten. Tak disangka ada Chen Qi... Sepertinya dia sedikit lebih unggul dariku dalam segala hal."
Chen Qi pun mengabaikan para murid yang pingsan itu. Meski ada dorongan kuat di hatinya untuk merampas kantong pusaka ketiganya, namun ini adalah Istana Huan Tian, bukan daerah terpencil. Merampok "shixiong se-sekte" secara terang-terangan jelas tak bisa dibenarkan. Andai di tempat sepi, si pencuri kecil ini mungkin akan membunuh mereka untuk membungkam saksi. Tapi kini dia hanya bisa melirik beberapa kali sambil berbisik dalam hati: "Mungkin barang-barang di tubuh orang selemah dan sebodoh ini tak layak dirampok..."
Chen Qi memutar kepala dan melihat ekspresi He Lingbing yang tampak agak bersemangat. Dalam hati ia merasa heran, bergumam: "Apakah si cewek dingin ini pernah jadi perampok juga? Kenapa lihat orang-orang yang kubikin pingsan ini dia malah semangat, sampai pengen merampas semua barang mereka?"
He Lingbing tidak tahu bahwa Chen Qi sudah salah mengira niatnya. Melihat Chen Qi kembali dengan santai, ia tak tahan berkomentar datar: "Shixiong bertarung dengan gaya unik." Meski sudah beberapa hari bersama, baru hari ini He Lingbing secara resmi mengakui status "shixiong" si pencuri kecil ini.
