Si pencuri kecil mengubah raganya kembali menjadi Pagoda Vajra 365 tingkat. Benda ritual yang ditekan di lantai pertama adalah Vajra Raja Relik hasil transformasi Arhat Terkutuk Bunga Teratai Merah. Lantai kedua ditempati Peti Najis Sepuluh Ribu Keburukan. Lantai ketiga berisi Bendera Suci Naga Surgawi Delapan Divisi. Lantai keempat merupakan Tungku Dewa Matahari yang diubah dari satu halaman Kitab Emas. Lantai kelima ditekan oleh Formasi Vajra-Garbha Dua Dunia Sepuluh Arah yang terdiri dari ribuan Bunga Udumbara pasukan siluman... Begitu seterusnya. Mulai lantai ke-14 ke atas kosong melompong, karena meski kekayaan pribadinya melimpah, si pencuri ini tak memiliki cukup alat ritual untuk mengisinya.
Adapun lima muridnya, lebih dari 20.000 ekor jing kelelawar kecil, para biksu, dan pasukan siluman, mereka menempati banyak tingkat pagoda. Meski hanya menyumbang sedikit kekuatan magis, cukup untuk membantu Chen Qi mengendalikan formasi ini.
Pagoda Vajra ini awalnya merupakan alat ritual yang luar biasa. Meski banyak peralatan ritual dan pasukan Tao yang terkurung di dalamnya, bahkan serangan gabungan ribuan Cerminan Mantra dari Fu Pizhen tidak mampu menggoresnya sedikitpun. Meski jumlah cerminan mantra yang mengepung Chen Qi terus bertambah karena kemampuan Fu Pizhen membantai siluman dimensi lain, Pagoda Vajra ini tetap kokoh berdiri.
Meski terlihat teguh seperti Gunung Tai, Chen Qi diam-diam merintih dalam hati. Mana mungkin ia mau hanya bertahan? Hanya saja teknik penghilangannya jauh kalah cepat dibanding Fu Pizhen yang telah memurnikan Mantra Hati Yang Murni. Baru beberapa langkah kabur, ia sudah terjebak dalam formasi yang diaktifkan Fu Pizhen. Beberapa kali ia mencoba merusak formasi dan menerobos keluar, namun selalu berhasil diredam oleh Fu Pizhen.
Dalam situasi pertarungan berkepanjangan seperti ini, pihak dengan cadangan energi terbesar lah yang akan menang. Tapi kedua belah pihak sama-sama makhluk luar biasa. Fu Pizhen bisa terus memecah roh mantra dan merampas energi siluman dimensi lain sebagai suplai kekuatan, menciptakan aliran tak berujung. Sementara Chen Qi mengandalkan Taisang Hualong Jue dan Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa untuk melepaskan energi Xuanhuang dan Yin-Yang guna menyapu cerminan mantra Fu Pizhen sebagai sumber Yuan Qi, sehingga tak perlu khawatir kehabisan energi.
Setelah bertarung sekian lama, tak satu pun bisa mengalahkan lawannya. Namun secara visual, Chen Qi-lah yang terlihat terjepit tak bisa kabur.
Si pencuri kecil juga tak bisa berbuat apa, hanya bisa mempertahankan diri sekuat tenaga. Setelah menyatu dengan Pagoda Vajra, tubuh fisiknya bisa berubah sesuka hati menjadi wujud manusia, naga, atau bentuk pagoda. Tapi sekarang pagoda ini setelah benar-benar diramu olehnya, tak bisa lagi disebut Pagoda Vajra, melainkan harus disebut Pagoda Vajra Xuanhuang.
72 aliran energi Xuanhuang menjuntai bagai tirai, menunjukkan keadaan yang tak tersentuh oleh ilmu apapun dan kebal terhadap segala kejahatan.
Dengan kekuatan magis asli Chen Qi, hanya bisa mengaktifkan 18 aliran energi Xuanhuang. Tapi sekarang di dalam Pagoda Vajra Xuanhuang ini tertekan berbagai alat ritual seperti Arhat Terkutuk Bunga Teratai Merah dan Peti Najis Sepuluh Ribu Keburukan, juga makhluk-makhluk kuat seperti Naga Siluman Huang Quan, Wu Yan Shen, Bilin Shen, Wu Cai Shen, Raja Taring Emas, Raja Sayap Warna-warni, Raja Asap Warna, Qing Wang Shen, ditambah kelompok kelelawar siluman yang ditaklukkan, pasukan ritual Tao, biksu-biksu - semua inilah yang meningkatkan kekuatan Pagoda Vajra Xuanhuang ke level yang begitu dahsyat.
Meski Fu Bizhen yang sudah dirasuki iblis hanya tahu membunuh, tetap ada rasa tak tahan. Iblis ini menggeram dengan gigi terkamang, dalam hati marah: "Kenapa si pencuri ini begitu menyebalkan? Sudah 8-9 hari kumeramunya, tak bisa kuhancurkan sedikitpun kekuatannya, malah kekuatanku banyak yang dialihkannya. Meski punya persediaan siluman dari luar wilayah tak terbatas, tapi tetap saja bikin kesal... Lebih baik kuseret dia ke kelompok iblis langit yang lebih ganas, biar mereka yang repot."
Setelah dirasuki iblis, Fu Bizhen meski berwatak haus pembunuhan, namun tak punya banyak kesabaran. Setelah beberapa kali gagal mengalahkan Chen Qi, timbul niat lain dalam hatinya. Dengan mengerahkan kekuatan magisnya, ia memaksa memindahkan Pagoda Vajra Xuanhuang yang berubah bentuk dari si pencuri kecil. Tak lama kemudian, Chen Qi berhasil dipindahkan melintasi beberapa dimensi ruang. Tiba-tiba pandangannya gelap gulita, tak ada lagi bintang maupun iblis langit.
Fu Bizhen yang telah dirasuki iblis ini pikirannya menjadi kaku. Melihat daerah depan yang tandus hanya berisi ruang kosong, ia terus memindahkan diri ke kedalaman yang lebih jauh. Entah sudah berapa kali ia berpindah, tiba-tiba muncul sebuah gubuk tua dimana seorang pemuda berbaju putih sedang bermain catur dengan seorang kakek tua.
Menyaksikan perkelahian sengit antara Fu Bizhen dan Chen Qi, pemuda berbaju putih itu tak bisa menahan tawa: "Tak kusangka Istana Langit masih memelihara makhluk-makhluk seperti ini. Apakah Yang Mulia Xu yang akan bertindak, atau biar aku saja?"
Sang kakek tertawa hehe: "Aku sudah terlalu tua, tak ingin lagi turun tangan. Biarlah Saudara Muda Yue yang mengurusnya."
Pemuda bernama Saudara Muda Yue itu sama sekali tidak menunjukkan kerendahan hati. Hanya mengangkat alisnya, lalu membentak: "Dikirim untuk berjaga di dua tanah kosong ini, sungguh membuat jengah. Makhluk-makhluk menjijikkan ini masih berani mengganggu. Di Istana Langit mereka hidup dalam keadaan cacat pun sudah lumrah, tapi berani keluar? Akan kuhancurkan mereka sampai debu pun tak tersisa!"
“Pemuda berbaju putih ini bicaranya sangat besar, lima jarinya mencengkram udara dengan lemah, seketika muncul kilat yang terbang keluar. Kilat ini tidak aneh, juga bukan mantra yang belum pernah dilihat, hanya daya penghancurnya sangat besar. Saat kilat itu jatuh, ratusan Cerminan Mantra dari Fu Pembasmi Kebenaran langsung hancur berantakan. Pemuda ini terus-menerus melepaskan petir, Fu Pembasmi Kebenaran melihat momentum situasi memburuk, hanya dalam sekejap Yuan Qi-nya sudah tercerai-berai 30-40%. Walau Cerminan Mantra itu terlihat sangat hebat, di tangan orang ini mereka sama sekali tidak bisa melawan, seketika panik dalam hati.
"Aku sudah menyeret bajingan ini sampai ke sini. Karena sudah bertemu karakter yang kuat, lebih baik tinggalkan dia di sini dan buruan kabur."
Cahaya pelarian Fu Pembasmi Kebenaran baru saja muncul hendak menarik kembali semua Cerminan Mantra untuk menghilang, tapi kekuatan magis pemuda berbaju putih itu luar biasa hebat. Perubahan mantra petirnya bahkan mampu menembus ruang kosong tak berujung, petir demi petir bergemuruh, bertekad untuk membasminya sampai tuntas.”
Chen Qi juga tidak kalah menderita. Pemuda berbaju putih ini juga melepaskan kilat, satu per satu meledak di luar Pagoda Vajra Xuanhuang. Meski Pagoda Vajra Xuanhuang ini memiliki pertahanan yang luar biasa dengan 72 aliran energi Xuanhuang yang menjuntai - bahkan Fu Suci pun tak mampu menembusnya, dan Chen Qi telah memusnahkan tak terhitung Yuan Qi - namun di bawah serangan kilat pemuda ini, bahkan 72 aliran energi Xuanhuang itu pun terus-menerus retak. Berkat kekokohan Pagoda Vajra Xuanhuang yang masih bisa menahan beberapa serangan petir, Chen Qi akhirnya tidak sampai tewas dan ilmunya lenyap, atau bahkan rohnya tercerai-berai.
"Kenapa dia sama sekali tidak bisa diajak bicara, langsung menghajar habis-habisan begitu melihat orang?"
Baru saja Chen Qi mengeluh dua kalimat, tiba-tiba hatinya berdebar kencang, dilanda rasa takut yang luar biasa.
"Jangan-jangan ini dua dari Tujuh Dewa Sejati yang berjaga di Istana Langit dan Dunia Tujuh Phoenix? Jadi mereka langsung menghancurkan siapa pun yang mempraktikkan Xiaocheng Mofa? Tapi tadi aku tidak menggunakan Xiaocheng Mofa, hanya memanfaatkan kekuatan Arhat Terkutuk Bunga Teratai Merah untuk mengaktifkan Pagoda Vajra Xuanhuang. Masak ini juga bisa terdeteksi?"
Chen Qi pernah dua kali menyaksikan kekuatan dewa sejati tingkat tinggi. Pertama, ketika seseorang dari Istana Misterius itu menggunakan ilmu pedang untuk menghancurkan Bintang Bintang Shuo yang terdiri dari puluhan ribu Bintang Baju Besi. Kedua, saat bertemu dengan orang yang mengaku menulis Empat Lembar Kitab Suci Langit dan Lao Qiu yang menulis Tao Te Ching. Namun kedua yang terakhir ini, kemampuan supernaturalnya sudah melampaui imajinasi sehingga tidak menunjukkan momentum besar, membuat Chen Qi tidak bisa membandingkannya.
Meski teknik penghilangan diri si pemimpin pencuri agak ketinggalan, namun ia tidak rela terjebak di tempat sambil terus dihukum. Segera ia mengeluarkan Pola Taiji, hanya dengan satu gulungan, Pagoda Vajra Xuanhuang pun berhasil ditariknya, berubah menjadi pelangi emas yang hendak terbang menjauh.
Pemuda berbaju putih mendengus dingin. Meski hanya menyerang sembarangan, puluhan kilat yang dilepaskannya tetap gagal membasmi kedua cacing ini, membuat harga dirinya terusik. Ia menghentikan permainan catur, kedua tangannya membentuk mantra. Seketika ratusan gumpalan kilat muncul mengelilingi Bi Zhenfu dan Chen Qi. Dengan teriakan halus, seluruh kilat itu meledak bersamaan, daya penghancurnya ribuan kali lebih dahsyat dari sebelumnya.
Bi Zhenfu meski memiliki ribuan Cerminan Mantra, di bawah kilat sehebat ini tetap saja dihancurkan sampai jadi debu. Chen Qi yang mencoba mengendalikan Pola Taiji untuk kabur, namun Pola Taiji memang sedikit kalah dari pertahanan Pagoda Vajra Xuanhuang. Bagaimanapun Pola Taiji hanyalah kumpulan mantra yang dipelajari Chen Qi, tidak seperti Pagoda Vajra yang didukung banyak alat ritual sakti.
Di bawah serangan ratusan kilat yang menyambar bersamaan, Chen Qi merasakan kesadarannya bergetar hebat bagai hendak pecah. Ia segera mengaktifkan piringan ritual itu untuk kembali ke Dunia Tujuh Phoenix. Namun cahaya di sekujur tubuhnya tiba-tiba menyala terang, dalam sekejap kesadarannya pun hilang. Ia tak tahu apakah dirinya masih hidup atau sudah mati...
