“Ini kemana？”
Chen Qi tiba-tiba membuka kedua matanya, seketika menggeram kesakitan. Seluruh tubuhnya terasa seperti ditusuk jarum.
Si pencuri kecil langsung bangkit, refleks pertama adalah mengerahkan kekuatan magis untuk memeriksa tubuhnya. Raganya yang telah menyatu dengan Pagoda Vajra setelah ritual, ditambah menelan belasan alat ritual, seharusnya tak tergoyahkan. Tapi entah bagaimana pemuda berbaju putih itu menggunakan trik, meninggalkan ribuan kilat mikro dalam tubuhnya. Hampir setiap cun kulit dipenuhi ratusan aliran listrik yang tak terhitung jumlahnya. Kilat-kilat ini menggerogoti daging, energi Zhen, kekuatan magis, bahkan berbagai alat ritualnya.
Kekuatan Taisang Hualong Jue dan Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa dikerahkan untuk menekan kilat-kilat itu. Meskipun energi Xuanhuang dan energi Yin-Yang penuh misteri, mampu membasmi segala sesuatu, jurang kekuatan antara si pencuri kecil dengan pemuda itu terlalu lebar. Chen Qi tak bisa segera meramu kilat-kilat ini, hanya bisa pasrah melihat pertarungan energi magis vs kilat dalam tubuhnya.
Akibatnya, sebagian besar kekuatan Chen Qi terkunci. Bahkan alat-alat ritual tersembunyi di titik akupuntur tak bisa dikeluarkan, termasuk He Lingbing dan yang lain. Meski belum sampai tingkat kultivasi-nya hancur total, keadaannya hampir mirip seperti itu.
“Pemuda berbaju putih itu kekuatan magisnya luar biasa. Trik angker Pizhen Fu yang sudah dilatih hingga tingkat tertinggi Xiaocheng Mofa, ternyata masih bisa dihancurkan dengan satu serangannya. Bahkan Arhat Terkutuk Bunga Teratai Merah, Pagoda Vajra, Energi Xuanhuang, dan Pola Taiji pun tak sanggup menahan serangannya. Hanya karena aku lari cepat…”
Chen Qi merenung sambil mengeluarkan piringan ritual itu. Ia tersenyum getir melihat alat ini sudah hancur 70-80% oleh kilat si pemuda. Kecuali kekuatan internalnya pulih dan melakukan ritual ulang, benda ini tak bisa dipakai lagi.
Chen Qi menyimpan alat itu, mengatur emosinya, lalu melirik ke sekeliling sambil memikirkan pertanyaan tadi.
“Di mana ini? Ke mana aku sekarang?”
Si pencuri kecil memandang ke sekeliling. Langit dan bumi terhampar luas dengan rumput tinggi bergoyang tak berujung, pemandangan yang belum pernah ia lihat seumur hidup. Setelah merenung sebentar, ia memilih satu arah dan berjalan selama 2-3 shichen. Tiba-tiba alam kesadarannya memberi peringatan.
Chen Qi hanya membungkuk sedikit, lalu menghantam dengan tinju balik yang meluluhlantakkan serigala hijau yang menerjang. Makhluk sebesar anak sapi ini memiliki sedikit energi siluman. Meski belum bisa membuka titik akupuntur atau berubah wujud manusia, tubuhnya sudah sekuat baja dengan cakar besi dan kekuatan luar biasa.
"Hanya saja jenis siluman serigala hijau ini tidak pernah bergerak sendirian. Baru saja Chen Qi membunuh satu ekor, belasan serigala hijau lainnya langsung menerjang dari segala arah."
"Meski sebagian besar kekuatan Chen Qi terpaksa dipakai untuk menghadapi kilat-kilat kecil yang menyusup ke setiap cun tubuhnya, tetap saja para siluman serigala yang baru mencapai tahap (gerakan janin) dalam latihan energi ini tak bisa menandinginya. Si bajingan kecil ini mengumpulkan energi Yin-Yang di satu titik akupuntur, lalu menyikatnya dengan keras. Kilat yang sedang berkelit dengan Peti Najis Sepuluh Ribu Keburukan pun sedikit mundur. Memanfaatkan kesempatan ini, Chen Qi mengeluarkan Teratai Hitam Najis Tertinggi. Bunga teratai ini, setelah menyerap Kolam Yin Sepuluh Ribu Hantu dari Lingjiazhuang, mengandung lebih dari sepuluh ribu hantu dengki di dalamnya. Setelah diramu dengan Kutukan Api Netherworld, ia menjadi harta karun Jalan Sesat kelas satu. Menggunakannya untuk menghadapi serigala-serigala hijau ini ibarat membunuh nyamuk dengan meriam."
"Dari Teratai Hitam Najis Tertinggi keluar belasan gumpalan api hijau yang langsung menempel di tubuh siluman serigala hijau, membakar sampai seluruh energi spiritual, darah, dan daging mereka terkikis habis. Baru kemudian api itu berubah menjadi cahaya hijau pucat dan kembali ke dalam teratai. Setelah dengan mudah membasmi serigala-serigala yang lancang ini, Chen Qi berpikir sejenak, lalu tiba-tiba menyadari di mana dirinya berada."
"'Hanya di wilayah barat ada siluman serigala hijau jenis ini. Apakah aku sudah kembali ke Dunia Tujuh Phoenix, tapi tidak mendarat di sembilan provinsi daratan tengah, malah terdampar di ujung barat?'"
Chen Qi menengadah diam-diam mengamati fenomena langit. Bagaimanapun juga dia adalah praktisi Tao, begitu tujuan ditentukan, ada berbagai trik untuk memverifikasi. Tak lama kemudian, Chen Qi mengangguk halus, menyadari bahwa dirinya memang berada di padang rumput luas wilayah barat, suatu tempat tak dikenal.
"Konon wilayah barat dikuasai oleh dua kekuatan utama: Shenlang Gong dan Gunung Lingjiu, masing-masing memiliki ratusan suku pengikut. Tapi yang paling berakar kuat di sini kabarnya adalah Vihara Vajra Agung. Pagoda Vajra-ku berasal dari kuil tersebut. Karena sudah terdampar di sini dan kekuatan internal belum pulih, lebih baik aku mencari tempat tinggal sementara dulu, baru meramu kilat dalam tubuhku."
Setelah memahami kondisinya, Chen Qi justru menjadi tenang. Ia memperkirakan setidaknya butuh satu tahun untuk meramu kilat halus dalam tubuhnya. Tindakan orang selevel dewa sejati memang luar biasa. Seandainya orang lain, apapun mantranya, pasti sudah hancur lebur dihantam energi Xuanhuang dan Yin-Yang, tak bisa bertahan sesaat pun.
Dulu di Lautan Awan Qingcheng, Chen Qi pernah membaca peta geografi dunia. Ia bahkan menyegel satu salinan di Dingxingpan-nya. Kini dengan membandingkannya dan mengamati konstelasi bintang, ia bisa memperkirakan lokasi kasar.
"Sekarang delapan puluh persen aku berada di wilayah Kerjaan Muyun. Meski tidak tepat, jaraknya pasti tak jauh. Muyun termasuk negara besar di wilayah barat yang cukup makmur. Aku akan mencari sebuah kota dulu baru menetap..."
Meski Chen Qi bisa memperkirakan arah secara kasar, ketepatan penentuan lokasi melalui konstelasi bintang masih kurang, dengan deviasi mencapai puluhan ribu li. Untungnya jarak sejauh ini bagi orang biasa sulit dibayangkan, tapi bagi seorang peramu energi seperti dirinya, ini hal biasa. Setelah membunuh kawanan siluman serigala hijau itu, Chen Qi langsung melanjutkan perjalanan tanpa mempedulikan masalah persediaan makanan atau sumber air.
Padang rumput wilayah barat yang luasnya tak kalah dari sembilan provinsi daratan tengah. Setelah tiga hari berjalan dimana Chen Qi sudah membunuh banyak siluman, tetap belum terlihat jejak manusia. Si pencuri kecil ini meski tetap tenang di hati, tak bisa menahan senyum getir. Sebagian besar kekuatannya terkuras berjuang melawan jutaan kilat kecil yang ditanamkan pemuda berbaju putih ke tubuhnya, membuatnya tak bisa mengendalikan cahaya pelarian maupun terbang. Hanya berjalan kaki, entah sampai kapan.
Chen Qi menyepak rumput panjang lalu duduk bersila, menempatkan Teratai Hitam Najis Tertinggi di sampingnya sebagai lapisan pertahanan. Sudah cukup sulit baginya mengerahkan satu alat ritual ini, sementara alat dan kekuatan lain harus difokuskan untuk memindahkan energi listrik dalam tubuh. Untungnya Teratai Hitam Najis ini memang luar biasa, lebih dari cukup untuk perlindungan.
Setelah bermeditasi selama tiga empat shichen, Chen Qi mengerahkan teknik air untuk mengekstrak unsur air melembabkan tenggorokan, seketika kembali segar. Tingkat praktisi sepertinya sudah tak terlalu butuh makanan, cukup sesekali suplai bisa bertahan puluhan hari.
Chen Qi hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba dari desau angin terdengar suara mengaum siluman. Ia tersenyum kecut lalu mengikuti arah suara tersebut. Setelah berjalan sekitar sepuluh li (±5 km), terlihat sebuah bukit tanah rendah. Di atas bukit terdapat delapan-sembilan pria-wanita yang membentuk formasi pertahanan, sementara kaki bukit dikepung ribuan siluman.
"Dilihat dari kekuatan magis yang digunakan, mereka mungkin anggota Shenlang Gong. Tapi mantra-mantranya terlihat biasa saja, kemungkinan bukan murid dalam, paling-paling murid nominal dari berbagai suku besar."
Chen Qi pernah terlibat masalah dengan dua murid perempuan Istana Lingjiu, Li Yan-yan dan Li Yunniang. Ia juga pernah bertarung dengan murid Shenlang Gong, Xing Wuji dan Yueying Xing. Karena itu, ia tidak sepenuhnya buta tentang wilayah barat, bahkan sempat mempelajari beberapa mantra Istana Lingjiu.
