Populasi Kota Haicheng yang mencapai lebih dari 300.000 jiwa, ditambah dengan arus konstan manusia dan siluman yang telah menyempurnakan latihan spiritual datang untuk mendengar sutra, membuat kota ini kian padat. Skala awal Haicheng sudah lama tak mampu menampung ledakan penduduk ini.
Seandainya ini terjadi pada walikota biasa, pasti sudah pusing tujuh keliling. Namun bagi Chen Qi si Peramu Energi, urusan remeh seperti ini sama sekali tak layak dipusingkan. Ia hanya membuka Istana Awan Api selebar-lebarnya, mengizinkan seluruh penghuni Haicheng pindah masuk. Meski awalnya Istana Awan Api tak terlalu luas, setelah melalui proses peracikan ulang oleh Chen Qi ditambah puluhan ribu siluman yang siang-malam meramu energi dengan Api Sejati Matahari, kini dimensinya telah membesar hingga hampir menyamai luas Haicheng.
Nyonya Gu Tian yang memegang kendali Istana Awan Api, dengan bantuan sekta Xuanxuan, telah mengelola istana itu dengan tertib rapi. Banjir pengungsi puluhan ribu jiwa pun tetap bisa ditata dengan baik olehnya.
Dengan adanya Istana Awan Api yang menyerap tekanan, berbagai masalah Haicheng teratasi satu per satu.
Meski secara de facto Chen Qi sudah seperti mendirikan negara sendiri, si pencuri kecil ini tetap malas mengurus apapun selain kultivasi. Demi mempercepat pemadatan Elixir Emas-nya, Chen Qi menerapkan sistem manajemen terbuka untuk Haicheng. Meski memaksa orang datang mendengar sutra, begitu mereka 'dimanusiakan', ia membebaskan mereka datang-pergi. Bahkan ada pengikut yang pergi berdagang keluar Haicheng masih enggan melepas kesempatan mendengar sutra.
Nilai intrinsik Kitab Suci Tao Te Ching tidak perlu disebutkan lagi. Hanya teknik api yang tercampur dengan mantra pengendalian di lampiran belakang buku itu saja, bagi kebanyakan orang biasa, sudah merupakan harta tak ternilai. Meski banyak Peramu energi di daratan tengah dan wilayah barat, tidak semua orang punya kesempatan mempelajari beberapa teknik sihir. Dengan menguasai mantra, ada banyak keuntungan. Sebagian besar dari mereka tertarik pada teknik api dalam Fu di belakang Kitab Suci Tao Te Ching.
Setiap hari Chen Qi membagikan ribuan eksemplar Kitab Suci Tao Te Ching, dan setiap hari habis tersebar. Sebagian besar sutra ini diedarkan keluar, dijual dengan harga tinggi oleh pedagang Haicheng kepada konglomerat di wilayah barat, hingga akhirnya banyak yang masuk ke daratan tengah. Lambat laun bahkan Peramu energi dari Tiga Sekte Enam Jalan pun mulai mengumpulkan Kitab Suci Tao Te Ching dan merenungkan prinsip-prinsip di dalamnya.
Tepat ketika Chen Qi fokus pada latihan spiritual untuk menanti breakthrough ke level Elixir Emas, tiba-tiba pada suatu hari, puluhan ribu pasukan siluman dengan bendera berkibar-kibar menyerbu dari kejauhan, membawa aura yang sangat perkasa.
Chen Qi yang sedang bertapa tiba-tiba merasakan kedatangan pasukan siluman sebanyak itu. Ia bergumam geram: "Siluman mana yang berani seperti ini? Jangan kira trikku tidak mematikan untuk menaklukkan mereka!" Si pencuri kecil itu mengendalikan cahaya pelarian, menerjang keluar dari Haicheng, menyongsong pasukan siluman itu sendirian.
Di pasukan siluman besar ini, terdapat puluhan Raja Siluman dari realm Lian Gang. Meskipun tingkat kultivasinya tidak merata, semuanya memancarkan aura perkasa. Dengan membentuk lebih dari seratus formasi besar, ketika melihat Chen Qi mengendalikan cahaya pelarian mendekat, seorang Raja Siluman segera memanfaatkan kekuatan formasi untuk mengevolusi tangan beruang hitam berbulu lebat raksasa yang langsung menghantam Chen Qi dari atas.
Chen Qi menggoyangkan Pola Taiji-nya, mengubahnya menjadi jembatan emas yang menekan ke atas. Namun tangan beruang hitam berbulu lebat ini ternyata licik, di ruang kosong ia menyegel sembilan kali Dharma, menghujam dengan dahsyat. Bentrokan keras antara jembatan emas dan tangan raksasa ini ternyata seimbang. Chen Qi terkejut sembari berpikir dalam hati: "Pasukan siluman ini terlatih dengan baik. Setelah membentuk formasi besar, bahkan aku tak bisa dengan mudah menghancurkannya. Harus lebih berhati-hati. Jangan sampai terperosok di parit yang sama."
Ia berseru kencang: "Raja Siluman dari jalur mana yang berani mengganggu Mo Haicheng-ku? Jika segera mundur, aku bisa pura-pura tak melihat. Tapi jika nekat bertarung, aku pun tak akan segan!"
Raja Siluman yang baru saja menyerang itu adalah siluman beruang hitam yang berevolusi. Dengan suara menggelegar ia berteriak: "Aku adalah Dawang Wuchang dari Gunung Wuchang! Setiap hari kau membacakan sutra di Kota Mohai, anak buahku diam-diam datang mendengarkan. Mereka boleh saja menyelinap dengar, tapi yang membuatku murka adalah setelah kembali dari sini, mereka tak mau pulang lagi! Jika ini terus berlanjut, dalam 3,5 atau 7 bulan, semua siluman di Gunung Wuchang akan berpihak padamu! Kalau pintar, segeralah kemas barangmu dan minggat kembali ke kuil latihanmu! Tinggalkan seluruh penduduk kota ini! 100 ribu jiwa ini bisa kujadikan bahan pakan selama beberapa tahun dengan cara digoreng atau direbus!"
Chen Qi tertawa hehe sambil memaki: "Siluman kampungan macam apa yang berani menakuti manusia? Anak buahmu yang kabur ke sini itu datang atas kemauan sendiri, bukan kusuruh! Kalau sudah datang, jangan harap pergi! Ikutlah pasukan siluman ini untuk kudimanusiakan!"
Siluman beruang itu mengaum keras. Dari barisan pasukannya tiba-tiba terbang bendera besar yang diselubungi kabut mistis. Seketika terpisahlah puluhan ribu pasukan siluman dari Chen Qi. Meski ia mencoba melantunkan mantra, suaranya tak sampai ke telinga anak buahnya yang kecil. Tak perlu lagi khawatir akan didimanusiakan.
Si pencuri kecil melihat para siluman ini juga datang dengan persiapan, dalam hati menyeringai dingin sambil berpikir: "Dengan trik-trik seperti ini, mana mungkin mereka bisa mengalahkanku Sang Kepala Keluarga Chen. Meski jumlah siluman ini banyak, ada puluhan yang sedikit lebih kuat, tapi mana bisa menyaingi iblis langit dari luar wilayah yang berkelompok dan kejam tak terkira? Baiklah, takkan kubunuh semuanya. Lebih baik kumanusiakan mereka ke Kota Mo Hai untuk membacakan mantra bagiku."
Chen Qi tahu bahwa mantra bacaannya akan dihalangi oleh kekuatan bendera besar itu, maka tak ingin membuang energi. Ia langsung melepaskan 365 anak panah api. Kekuatan Chen Qi yang kian meningkat membuat mantra Panah Bulu Api ini menjadi jauh lebih mematikan. 365 anak panah api itu melesat bagai hujan meteor, menghujam secepat kilat.
Siluman beruang itu meneriakkan perintah saat Chen Qi menyerang. Puluhan Raja Siluman segera mengendalikan kekuatan magis mereka, masing-masing mengubah cakar beruang, cakar harimau, cakar monyet, cakar elang, cakar burung... untuk menghadapi serangan Panah Api Chen Qi. Dengan dukungan energi puluhan ribu pasukan siluman, mantra-mantra para Raja Siluman ini menjadi ratusan kali lebih dahsyat.
Chen Qi dengan kekuatan magis seorang diri menghadapi puluhan Raja Siluman dan puluhan ribu pasukan siluman, bagaimanapun ini adalah tindakan yang tidak bijaksana. Si pencuri kecil melepaskan Panah Bulu Api hanya untuk memperkuat momentum dan mencari peluang melawan musuh, bukan untuk bertindak gegabah. Melihat para Raja Siluman mengeluarkan jurus andalan mereka, si pencuri kecil tertawa terbahak-bahak lalu menarik kembali 365 Panah Bulu Api, beralih menggunakan Pola Taiji untuk menghadapi mereka.
Pola Taiji mengembang di udara, bertabrakan dengan mantra para Raja Siluman. Di bawah energi Yin-Yang, sekuat apapun mantra tersebut yang terbentuk dari energi siluman, semuanya hancur berantakan. Berbagai energi siluman ditelan dan dihisap oleh Pola Taiji, diubah menjadi Chaos Yuan Qi lalu diserap ke berbagai bagian diagram tersebut.
Chen Qi dengan satu gerakan telah menghancurkan mantra para Raja Siluman, menunjukkan momentum yang menggentarkan. Hal ini membuat para Raja Siluman yang datang menyerbu itu gemetar ketakutan, semua memandang ke arah Raja Siluman Tak Berbentuk.
