Chen Qi terbang keluar dari Pagoda Penembus Langit. Mengikuti peta dalam Huà Tiān Pán, tak sampai sejenak ia menemukan 72 Batu Prasasti Makhluk Suci.
Di bawah 72 prasasti ini, ratusan orang sedang berlatih meditasi, masing-masing merenungkan metode pilihan mereka. Kebanyakan berusia sangat muda, bahkan ada bujang berusia delapan-sembilan tahun. Jelas mereka adalah keturunan Peramu energi yang telah terbang ke Istana Raya Matahari Xi Huang. Hanya sedikit yang berusia tua. Usia sebenarnya Chen Qi sekarang baru dua puluh tahunan, penampilannya malah seperti enam belas atau tujuh belas tahun. Di antara kumpulan perenung warisan Makhluk Suci kuno ini, ia justru terlihat sedikit lebih tua.
Chen Qi menginjak cahaya pelarian, dalam seketika telah terbang sekali putaran di antara 72 prasasti makhluk suci. Setelah mendekat, barulah Chen Qi menyadari bahwa di setiap prasasti makhluk suci tersebut, samar-samar terlihat pancaran darah dan Qi. Jelas ada sosok yang menggunakan kekuatan supernatural maha tinggi untuk menyuntikkan darah kehidupan siluman dari luar wilayah yang terkait dengan metode ke dalam setiap prasasti. Dengan mengikuti metode yang tercatat pada prasasti makhluk suci, seseorang bisa menuntun pembuluh darah ini masuk ke tubuh, sehingga mengatasi kesulitan penduduk Dunia Tujuh Phoenix biasa yang tak memiliki darah iblis.
Chen Qi mengelilingi 72 prasasti makhluk suci ini sekali putaran, telah memahami situasi. Ia mengeluarkan Pola Taiji dari titik mudra di kepalanya. Gulungan lukisan ini melayang-layang di antara hutan prasasti makhluk suci, menyalin seluruh mantra dan teknik Jalan yang tercatat di sana.
Bersamaan itu, si pencuri kecil ini juga mengerahkan Taisang Hualong Jue. 24 aliran energi Xuanhuang menjuntai, menyedot sebagian kecil darah kehidupan makhluk suci yang terkandung dalam 72 prasasti tersebut. Tubuh Chen Qi mengandung energi Chaos Yuan Qi tak terhingga. Hanya dengan sedikit pemupukan, darah kehidupan makhluk suci ini bisa dikembangbiakkan tanpa henti.
Pola Taiji telah menampung 72 jenis warisan sejati dewa-iblis. Setiap warisan dewa-iblis memiliki puluhan mantra turunan. Meski beberapa jenis mantra turunan dari berbagai warisan dewa-iblis ada yang tumpang tindih, ditambah dengan ilmu yang sebelumnya dipelajari Chen Qi, membuat jumlah mantra dalam Pola Taiji langsung melampaui 3000 jenis.
Chen Qi tidak bisa melatih warisan sejati dewa-iblis ini sebagai ilmu Tao, namun semua mantra yang diturunkan dari 72 warisan sejati dewa-iblis ini bisa digerakkan dengan tingkat kultivasi Longhu Zongshe Tongyu Wanshou Zhenfa.
Chen Qi memasukkan kembali Pola Taiji ke dalam titik mudra di kepala, hatinya dipenuhi sukacita. Ia tahu setelah pil spiritual terbentuk, untuk membangun dasar Jalan, ia harus banyak berlatih mantra. Mantra-mantra ini berkaitan dengan kekuatan magis di masa depan, karena hanya mantra yang dilatih sejak tahap dasar Jalan yang bisa berkembang seiring peningkatan tingkat kultivasi. Mantra yang dipelajari setelah dasar Jalan terbentuk hanya bisa dilatih sampai level 72, tak mungkin maju lebih jauh.
Dalam hati si bajingan kecil bergumam: "Dengan 3000 mantra yang terkumpul dalam Pola Taiji-ku, jika nanti bisa mencapai semangat sejati, pasti tak ada tandingannya di level yang sama. Siapa bisa menyaingi kekuatan magisku?" Chen Qi merasa bangga, hendak meninggalkan Istana Langit 33 tingkat, tiba-tiba melihat cahaya pelarian menyembur dari bawah menghadangnya.
Pengendali cahaya pelarian itu tampak sangat muda, paling-paling 14-15 tahun. Namun ilmu Taonya sangat mendalam, energi magis elemen air bergelora bak ombak, aliran air hitam bergolak dalam tubuhnya - jelas mempraktikkan Heishui Zhenfa dari 72 warisan sejati dewa-iblis.
Chen Qi penasaran, lalu bertanya: "Boleh tahu mengapa rekan sejalan ini menghadang perjalananku?"
Remaja itu sorot matanya sangat dingin dan angkuh, tidak memulai pembicaraan terlebih dahulu. Baru setelah mendengar pertanyaan Chen Qi, ia berkata dengan datar: "Kudengar kau adalah Chen Qi yang baru saja terbang ke langit."
Chen Qi menangkap nada tidak bersahabat darinya, tapi tetap menjawab tegas: "Benar, akulah orangnya!"
Remaja itu tersenyum kecut, berkata dengan arogan: "Kebetulan sedang mencarimu, bertemu di sini. Kudengar kau membawa banyak anak buah. Kebetulan keluargaku kekurangan pelayan, antarkan 10.000 orang ke tempatku nanti."
Chen Qi tertawa terbahak, berkata: "Mulut besar sekali! Kau ini makhluk apa berani bersikap semena-mena?" Si pencuri kecil tak hanya membalas ucapan. Lima jarinya mencengkeram, memicu ledakan udara kosong. Tubuhnya luar biasa kuat - bukan hanya peramu energi manusia, bahkan siluman dari luar wilayah pun jarang yang bisa menyaingi. Cengkeraman ini murni menggunakan kekuatan fisik, secepat kilat dipadu Langkah Suci Setiap Langkah Menumbuhkan Teratai. Sebelum remaja itu bereaksi, lehernya sudah tercekik erat. Dengan putaran kuat, "krak!" leher remaja itu patah. Chen Qi membalikkan tangan, mencengkeram kepala mayat itu lalu melemparkannya dengan keras hingga terbenam beberapa kaki ke dalam tanah.
Ini juga masih berkat Istana Dà Rì Xī Huáng yang memang merupakan sebuah pusaka gaib. Meski tanah di dalam istana tidak sekuat di luar, namun tetap sulit dirusak oleh alat ritual biasa. Jika berada di Dunia Tujuh Phoenix, tepukan Chen Qi ini mungkin sudah menjebloskan si brengos yang mulut besar ini langsung ke sungai Yin bawah tanah.
Pemuda itu juga termasuk praktisi yang telah mencapai tingkat latihan tertentu dengan raga fisik yang kokoh. Meski lehernya terkilir, dia tidak bisa mati. Tapi setelah dibanting Chen Qi ke tanah, dia meronta-ronta cukup lama baru bisa melepaskan diri. Memegangi lehernya dengan tangan, dia memencet kuat-kuat hingga terdengar suara krak, mengembalikan kepalanya ke posisi semula, lalu langsung mengumpat keras tak karuan.
Baru tiga kali makiannya meluncur - isinya tak jauh dari "bajingan kecil", "aku menghormatimu", "baru minta beberapa budak saja" dan "berani-beraninya memperlakukan aku seperti ini" - Chen Qi sudah tiga kali berturut-turut mencekik lehernya, memuntirnya tiga kali, membantingnya ke tanah tiga kali, membuat si pemuda ini hanya bisa marah dalam hati tanpa berani bersuara.
Chen Qi sebenarnya tidak berniat langsung menyerang untuk BUNUH. Bagaimanapun, dia belum terlalu familiar dengan aturan Istana Matahari Agung Xi Huang. Melihat si brengsek ini sudah tidak berani lagi menghina setelah dipukulinya, dia mengibaskan lengan jubahnya, menyeringai dingin dengan sorot mata penuh penghinaan. Seberkas pelangi panjang muncul saat dia memutar badan dan pergi. Begitu cahaya pelarian Chen Qi muncul, banyak yang mulai berbisik-bisik: "Bukankah itu Wu Zuxian dari Sekte Qingcheng? Kakeknya katanya salah satu Tujuh Sesepih Qingcheng yang sudah menembus tingkat dasar Jalan, mulai melepaskan diri dari ujian. Meski sudah ratusan tahun umurnya dan tinggal menunggu ajal, tapi tetap termasuk orang pintar terkemuka di istana kami. Apalagi Sekte Qingcheng memang yang terkuat di sini. Si Chen Qi itu berani sekali menyinggung mereka?"
"Wu Zuxian yang tinggi hati pasti akan pulang merengek-rengek. Sosok yang baru saja terbang ke langit ini, katanya diizinkan khusus oleh pemilik istana karena alasan tertentu, belum menembus tingkat dasar Jalan, cuma level pil terbentuk, berani somong seperti itu? Pasti nasibnya sudah ditentukan untuk mati..."
"Dengar-dengar dia membawa 100.000 pengikut. Pantas saja Wu Zuxian menagih darinya."
"Apa? 100.000 pengikut? Nanti kita juga harus minta sebagian. Jangan lihat dia sekarang sok jago, setelah digembleng Sekte Qingcheng pasti jadi penurut seperti cucu. Orang macam dia, sampah masyarakat, berani monopoli banyak orang? Istana Matahari Agung Xi Huang kita sekarang mungkin tak sampai 10.000 penduduk..."
