Chen Qi mempelajari begitu banyak mantra. Ia juga tahu, mantra-mantra ini mungkin masih berguna di tingkat latihan energi. Namun jika suatu hari ia benar-benar berhasil merampungkan semangat, mengubah energi Yin-Yang menjadi Xiantian, mantra-mantra ini sama sekali tidak akan terpakai dalam pertarungan internal.
Energi Yin-Yang tidak bisa membersihkan apa pun, sama sekali tidak peduli pada mantra lain. Kecuali mantra selevel, atau melatih kekuatan 72 lapis Larangan Disha hingga mencapai tingkat Larangan Tiangang, memadatkan kekuatan hingga level tertentu dan jauh melebihi Chen Qi, baru bisa sedikit menahan. Tapi untuk benar-benar melawan energi Yin-Yang, mungkin harus melatih kekuatan Tiangang hingga 36 lapis kekangan yang sempurna, lalu memadatkannya menjadi Larangan Spiritual Xiantian.
Namun kekuatan level seperti itu, bahkan dewa sejati biasa pun tak mungkin mencapainya, apalagi praktisi level latihan energi.
Chen Qi hanya sesekali iseng meramu Sepuluh Panji Raja Iblis. Panji siluman ini tidak punya kelebihan lain, satu-satunya imbalan adalah bisa membubarkan hun yang dicuri menjadi niat-niat tak terhitung, digunakan untuk membantu kesadaran diri dalam mengendalikan berbagai mantra dan alat ritual.
Meskipun Chen Qi telah mencapai tingkat kultivasi saat ini, dengan ribuan niat yang terpecah, mengendalikan Pola Taiji yang mengandung lebih dari 4.000 mantra penyesalan tetap dirasa kurang memadai. Walau Ye Fashan juga memiliki dasar Jalan, kemampuannya jauh di bawah Chen Qi. Setelah dimurnikan ke dalam Panji Raja Iblis Berkepala Sepuluh, hanya menambah ratusan niat pada panji siluman ini. Meski membantu Chen Qi mengontrol kekuatan Pola Taiji, tetap saja masih belum cukup.
"Jika bisa membunuh lebih banyak siluman dari luar wilayah dan memurnikannya ke Panji Raja Iblis ini, mungkin bisa dijadikan alat ritual bantu."
Setelah mengusir anggota Sekte Qingcheng, Chen Qi tidak buru-buru kembali ke markasnya. Murid-murid Qingcheng takkan mengabaikan perintah pemilik Istana Xi Huang Matahari Agung hanya karena masalah muka. Selama Chen Qi masih hidup, membunuh semua anak buahnya pun tak akan melukainya. Bahkan tanpa mempertimbangkan kemarahan pemilik istana, Chen Qi bisa membalas dengan membunuh murid baru Qingcheng. Mengingat populasi Istana Xi Huang yang sedikit, kepunahan warisan Sekte Qingcheng hampir bisa dipastikan.
Meskipun sebelumnya Chen Qi dan sekte Qingcheng dari Istana Xi Huang Matahari Agung telah berbalik memusuhi, tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil karena saling memiliki rasa takut. Begitu rasa takut ini hilang dari kedua belah pihak, situasi akan berubah menjadi pertarungan saling melukai layaknya "ikan mati jaring robek". Chen Qi tidak menginginkan ini, Qingcheng pun demikian. Jika dalam pertarungan internal kali ini Chen Qi mengalami kekalahan telak, Qingcheng tentu akan dengan senang hati mengambil alih semua kemampuannya. Namun karena Qingcheng yang kalah kali ini, kedua pihak harus kembali ke kondisi gencatan senjata.
Meskipun Chen Qi berhasil mengusir pengepungan Qingcheng kali ini, ia tidak akan melakukan pengejaran lebih lanjut. Pertarungan di antariksa ruang kosong masih bisa ditolerir, namun membunuh secara semena-mena di Istana Xi Huang Matahari Agung berarti harus siap menghadapi kemarahan menyala-nyala sang pemilik istana.
Beberapa orang seperti Ye Fashan bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Karena kesombongannya yang berlebihan, ia justru menabrak 'besi' Chen Qi - tidak hanya kehilangan istana dewanya, tetapi juga tewas dengan ilmu yang lenyap bersama jasadnya. Chen Qi tidak ingin bernasib sama. Ia bersikeras harus melatih kekuatan magisnya hingga tak lagi takut pada pemilik Istana Xi Huang sebelum melakukan tindakan gegabah yang hanya memuaskan nafsu sesaat.
Chen Qi menyimpan Pola Taiji, He Lingbing segera terbang keluar. Kini dia telah menyatukan sepenuhnya istana dewa ini, ditambah karena bahaya tadi, ternyata berhasil menembus level Elixir Emas. Dengan sedikit kegembiraan di hati, dia berkata pada Chen Qi: "Sudah bertahun-tahun berlatih di Istana Xi Huang Matahari Agung, aku agak tak tahan. Bagaimana kalau kita pergi ke Dunia Tujuh Phoenix?"
Saat He Lingbing keluar dari Dunia Istana Langit, dia tahu tak mungkin kembali lagi. Terutama setelah meramu Elixir Emas kali ini, kekuatan magisnya semakin meningkat, membuatnya mustahil pulang ke kampung halaman. Jika dia kembali ke Dunia Istana Langit, takkan bisa keluar lagi. Karena itu dia ingin mengunjungi Dunia Tujuh Phoenix sekadar untuk menghibur diri.
Meski He Lingbing seorang praktisi Tao, setelah mengikuti Chen Qi, dia terpaksa meninggalkan kampung halaman dan tak bisa kembali ke tanah air tercinta. Mustahil tak ada secercah kekecewaan dalam hatinya.
Sebelumnya He Lingbing selalu sibuk dengan latihan tertutup dan mendalami ilmu Tao, sehingga bisa mengalihkan sebagian beban pikiran. Tapi kini setelah mencapai level Elixir Emas, meski perjalanan kultivasinya ke depan belum tentu mulus, setidaknya dia bisa sedikit bernafas lega dan ingin mengalihkan pikirannya.
Chen Qi tentu saja langsung setuju, namun dalam hati ia merenung sebentar, berpikir: "Aku di Dunia Tujuh Phoenix sudah tidak punya sanak saudara atau kenalan lagi, tapi masih ada beberapa musuh. Lebih baik aku berganti rupa dan 'dimanusiakan' mereka ke dalam garis perguruan untuk memperkuat kemampuan." Karena sedang bersemangat, ia segera berganti wujud menjadi pria kurus tinggi, menggoyangkan Panji Raja Iblis Sepuluh Kepala hingga berubah menjadi kanopi megah yang melayang di atas kepalanya. Ia duduk bersila di atas ilusi bunga teratai tulang belulang yang terlihat sangat angker.
He Lingbing yang melihat tingkah Chen Qi juga merenung sejenak, lalu tersenyum tipis: "Kalau suamiku mau menyembunyikan identitas, biar aku ikut bermain-main juga."
He Lingbing menunjuk istana dewanya yang melindungi tubuh, mengubahnya menjadi lingkaran cahaya pusaka lima warna yang membentuk halo gemerlap di sekelilingnya. Dengan santai ia memegang pedang terbang, mengurai rambutnya dan mengubah sedikit wajah cantiknya hingga penampilannya benar-benar berubah.
Chen Qi tertawa terbahak-bahak: "Kalau kamu mau jalan-jalan ke Dunia Tujuh Phoenix, harus ada alasan untuk bermain. Aku sudah memindahkan sekte Qingcheng ke sana dan mendirikan sekte baru. Bagaimana kalau kamu juga menaklukkan sebuah sekte dan melatih beberapa murid? Sekarang aku sudah tidak punya kenalan di sana, tapi masih ada yang mau balas dendam. Pilihlah satu sekte untuk kamu provokasi!"
He Lingbing berpikir sejenak, tiba-tiba tersenyum memikat: "Yang Tuan bicara memang benar. Aku akan menerima beberapa murid, melatih mereka di waktu senggang tentu ada banyak manfaatnya. Tapi aku tak ingin seperti Tuan yang menerima begitu banyak murid perempuan cantik, niatmu jelas tidak baik. Aku ingin serius membangun sebuah aliran, harus berfokus pada wanita. Kalau tidak, buat apa aku mendirikan sekte seperti Qingcheng yang penuh daoshi?"
Chen Qi tersenyum kecut, setelah berpikir berkata: "Kalau Istri punya selera tinggi seperti ini, menurutku Wangqing Dao dan Mieqing Dao keduanya cukup baik. Bagaimana kalau Istri menaklukkan kedua sekte itu lalu menggabungkannya menjadi satu, lalu menjadi pemimpin aliran sendiri?"
He Lingbing juga tahu trik Mieqing Dao dan Wangqing Dao, merasa perkataan Chen Qi cukup masuk akal, lalu menyetujui dengan senang hati. Mereka berdua mengendalikan cahaya pelarian masing-masing, dalam sekejap sudah terbang mendekati luar Dunia Tujuh Phoenix. Chen Qi hendak membelah sembilan lapisan atmosfer Tiangang untuk masuk paksa ke Dunia Tujuh Phoenix, tiba-tiba melihat sebuah cahaya pelarian menerobos atmosfer Tian-gang sambil kabur, diikuti puluhan cahaya pelarian yang mengejar ketat.
Cahaya pelarian di depan itu tidak dikenali Chen Qi, tapi puluhan cahaya pengejar di belakangnya berwarna hijau zamrud, ternyata adalah kekuatan magis Kutukan Api Netherworld.
"Rupanya orang-orang ini lagi!"
