"Jika aku membuktikan Jalan, pasti akan kuhempaskan bintang-bintang dan kustabilkan semesta. Jika aku membuktikan Jalan, pasti kusambungkan langit Tian Huang di atas dan makhluk di bawah, tak berpihak, sebagai suci maupun raja... Jika aku membuktikan Jalan, pasti kujadikan diriku Jalan Suci, merdeka tak terikat apapun... Jika aku membuktikan Jalan, pasti kupimpin semua jasa di penjuru langit, memberi ganjaran pada kebajikan dan hukuman pada kejahatan, membuat hati langit sejernih cermin..."
Dalam sekejap, Chen Qi mengikrarkan sumpah kebajikan besar. Langit dan bumi menurunkan ribuan pertanda baik. Janin kebajikan di bawah tekanan Menara Langit-Bumi Xuanhuang Linglong hanya bergerak beberapa kali, lalu berubah menjadi aliran cahaya samar-samar yang menyatu dengan menara tersebut. Siluman Pelangi Qicai Linglong yang sebelumnya ditaklukkan Chen Qi, di bawah sinar janin kebajikan, berubah menjadi lentera-lentera pelangi berwarna-warni. Pada setiap lentera terpancar nama-nama dengan catatan kebajikan berbeda yang terkait erat dengan Menara Langit-Bumi Xuanhuang Linglong, persis seperti ketika Chen Qi merenungkan moral dan memadatkan energi Xuanhuang dulu, merasakan bintang-bintang Xuanhuang dan janin moral. Hanya saja sekarang ia telah menjadi poros moral utama, di mana hubungan tuan-hamba telah terbalik.
"Tradisi Roh Ilusi, buktikan Jalan dengan menyatukan Dharma! Chen Qi, kini kau telah menjadi penjelmaan kebajikan bawaan, pemimpin kebajikan Alam Semesta Tian Huang, bagian tak terpisahkan dari kosmos ini. Tanggung jawabmu untuk menstabilkan alam semesta ini tak bisa dielakkan. Urusan lainnya tak perlu kusebutkan lagi!"
Guizu Xu Wan menyaksikan Chen Qi memanjat langit dalam satu langkah, menyatukan diri dengan Jalan Suci. Kebajikan tak terhitung dari langit dan bumi berkumpul menjadi satu entitas. Alih-alih iri, wajahnya justru tersungging senyum tipis penuh makna.
Chen Qi merenungi hukum langit, lama baru menggoyangkan tubuh dan kembali berubah menjadi seorang pendeta Tao muda mengenakan jubah Tao hitam-kuning. Ia tersenyum tipis, melemparkan Kapal Kristal Surgawi dan Kuali Dewa Cahaya Waktu sambil memperhatikan Xu Wan, leluhur hantu, menarik kedua pusaka gaib berwujud nyata itu. Dengan tawa "hehe", ia berkata, "Tanpa melangkah keluar, kita takkan pernah tahu. Setelah melangkah... terbentang alam semesta baru. Tanggung jawabku, aku sendiri yang pahami. Yang Mulia tak perlu khawatir untukku. Namun, hamba masih punya satu pertanyaan untuk Yang Mulia."
Xu Wan, leluhur hantu, tersenyum tipis dan berkata, "Katakan!"
Chen Qi menjawab datar, "Hal ini... juga permintaan Tujuh Phoenix kepada Yang Mulia, bukan?"
Xu Wan tertawa terbahak, "Memang tak bisa kusembunyikan. Di alam semesta Tian Huang, apa yang bisa luput dari Sang Tian Huang? Empat Pintu dan Lima Cermin harus dikuasai-Nya sendiri. Jimat Emas Tiga Kaisar dan Panji Naga Lima Kaisar takkan bisa direbut pihak luar. Lima Kebajikan dan Lima Nasib harus dibuktikan oleh makhluk alam semesta-Nya. Adapun posisi Yang murni lainnya, Sang Tian Huang tak peduli siapa yang mencapainya. Selama tak mengganggu kestabilan alam semesta-Nya, biarpun dicuri, dalam puluhan miliar tahun akan lahir Yang murni baru. Di sini, meski ada ahli takdir lain yang bisa jadi pemain catur, Sang Tian Huang adalah pemilik rumah catur. Kalah-menang para pemain tak lagi berpengaruh. Asal alam semesta-Nya stabil, hal lain tak perlu diurusi."
Chen Qi merenung dalam-dalam, seolah mulai memahami banyak hal. Dengan senyum hehe, ia menepuk tangan sekenanya, mengeluarkan energi Xuanhuang yang langsung menerjang seluruh Sabuk Bintang Hancur. Puluhan juta li sabuk bintang itu diluluhlantakkan, sementara siluman dari luar wilayah yang dipelihara di dalamnya - kecuali Siluman Pelangi Qicai Linglong - semuanya dimasukkan ke dalam dunia Yuan Gu Jin Tuo. Adapun Siluman Pelangi Qicai Linglong yang telah terikat erat dengan Menara Langit-Bumi Xuanhuang, tanpa bisa mengontrol diri mereka terbang masuk ke tubuh Chen Qi dan berevolusi menjadi daftar jasa.
Chen Qi mengangguk hormat, tak lagi berbasa-basi dengan Gui Zu Xu Wan. Seketika ia meninggalkan Sabuk Bintang Hancur yang telah bersih, langsung melesat keluar dari Lautan Bintang Wutu menuju Laut Bintang Xuantuo. Cahaya pelariannya kini jauh lebih cepat daripada saat datang, mengingat Menara Langit-Bumi Xuanhuang telah mencapai tingkat huan shen, menyatu dengan Jalan Tao. Terutama karena tubuh jasa bawaan-nya membuat tingkat dan kekuatan magisnya melampaui leluhur penyatu Tao biasa beberapa level. Hanya dalam sebulan, Chen Qi telah melintasi empat lautan bintang dan kembali ke Laut Bintang Xuantuo.
Si pencuri kecil ini tak sempat merenungi kekuatan magisnya sendiri. Cukup dengan menjentikkan jari dan sedikit merencanakan, ia langsung mengetahui posisi Sekte Jiuxiao Dongzhen. Kini sekte tersebut telah berhasil meramu formasi bintang mereka, siap terbang ke mana pun kapan saja, sehingga lokasinya tidak tetap.
Kini situasi Laut Bintang Xuantuo sudah berbeda dibanding saat ia pergi. Separuh dari Enam Kekaisaran Besar yang dulu telah tunduk pada Santo Penguasa Hun Tian. Sembilan Sekte Raja telah menyatukan lebih dari sembilan puluh persen peramu energi manusia untuk melawan kekuatan yang dipimpin Santo Penguasa Hun Tian. Persaingan antara ras manusia dengan kelompok pribumi semakin memanas. Justru karena medan perang yang kejam ini, baik manusia, iblis, maupun Tianren, semua mengeluarkan para jenius dan elite mereka. Banyak praktisi yang mengalami pertumbuhan pesat.
Chen Qi kini sudah tidak ingin ikut campur dalam hal-hal ini. Setelah menyatu dengan Jalan, ia mulai memahami samar bahwa persaingan ini mungkin sengaja digerakkan oleh Tian Huang untuk mengasah makhluk hidup berbagai klan di Alam Semesta Tian Huang agar tumbuh lebih cepat. Kestabilan alam semesta yang baru tercipta ini memiliki hubungan erat dengan makhluk-makhluk di dalamnya. Tian Huang tidak segan mempercepat waktu di alam semesta ciptaannya, juga tidak ragu membiarkan makhluk-makhluk ini bersaing untuk melahirkan orang-orang sakti yang lebih unggul.
Alam semesta yang damai dan tenang sama sekali tidak memiliki kekuatan hidup. Seperti pepatah: "Hidup dalam kesulitan, mati dalam kedamaian". Tian Huang tentu tidak akan meniru orang bodoh yang menjadikan alam semesta ciptaannya sebagai tempat memelihara parasit tak berambisi dan tak tahu berkembang.
Bahkan Chen Qi juga mengetahui, posisi keabadian memiliki perbedaan tingkatan. Leluhur yang baru mencapai keabadian dan menguasai dua atau tiga Jalan Yang Murni, dibandingkan dengan leluhur yang menguasai 3000 Jalan Suci dan hanya selangkah menuju Yang murni, perbedaannya bagaikan langit dan bumi. Posisi penciptaan juga serupa: Alam semesta yang mampu berevolusi melalui Empat Pintu dan Lima Cermin, mengontrol 48 Yang murni, 18 keabadian, 72 Yang murni lengkap, serta menyatukan seluruh 3000 Jalan Suci di kosmos, dibandingkan dengan alam semesta baru lahir atau yang telah merosot dimana banyak orang sakti telah pergi menyebabkan berbagai jalan suci kembali ke tahap awal - kekuatan magis keduanya benar-benar bertolak belakang.
Tentu saja setelah mencapai keabadian, bahkan hingga tingkat keberuntungan, hampir tidak perlu lagi bersaing dengan manusia. Segala hal telah sempurna dan cukup dengan diri sendiri, namun bukan berarti tidak ada lagi yang dikejar.
Setiap yang abadi mengejar kelengkapan 3000 Jalan Suci, harus membagi kesadarannya ke alam semesta lain untuk mengumpulkan Jalan-Jalan tersebut, dan melatih hingga mencapai level penyatuan dengan Tao. Setiap keberuntungan juga berusaha mengembangkan alam semesta sepenuhnya hingga mencapai puncak keabadian.
Chen Qi tentu belum sampai membicarakan hal-hal itu sekarang. Namun dia memahami bahwa dengan menguasai kekuatan jasa, dalam memberikan penghargaan dan hukuman pada jasa langit dan bumi, dia tak bisa bertindak sesuka hati, melainkan harus meresapi Jalan Besar Tianxin. Kekuatan jasanya dalam menghukum dan memberi pahala makhluk hidup, semuanya akan menjadi batu pondasi untuk membuktikan Jalan Murni Yang di masa depan. Makanya si pencuri kecil ini tak bisa bertindak sembarangan.
