“Tian Huang pasti ingin mempercepat penguatan alam semesta ini, sampai rela memberiku banyak imbalan... Tampaknya Dao Zu Jiao Fei yang mengambil jalan suci 72 iblis leluhur telah membuat Tian Huang sangat resah!”
Hati Dao Chen Qi jernih, hampir seketika memahami banyak hal.
Meski Tian Huang telah menyelesaikan evolusi Empat Pintu dan Lima Cermin, mulai memperkuat alam semesta dan mengusir sampah-sampah yang datang merampok, namun sebelumnya terlalu banyak campur tangan dari para abadi alam semesta lain yang diam-diam menguasai banyak jalan suci. Jika semua jalan suci ini dicabut sekaligus, meski alam semesta Tian Huang diperkuat oleh Empat Pintu dan Lima Cermin, tetap akan mengalami gejolak pikiran. Maka Tian Huang rela turun tangan langsung, memastikan para calon penyatu Jalan segera mencapai penyatuan, agar alam semesta ciptaannya makin kokoh.
Meski si pencuri kecil dalam pertempuran ini kehilangan hampir 90% kekuatan pusaka gaib dan pasukan Buddha yang dipelihara di dunia Jin Tuo kuno, kemampuannya justru meningkat. Terutama kemampuan kalkulasi Pola Taiji-nya, karena telah mencapai penyatuan semangat dengan Tao, kekuatan magisnya makin jernih dan pandangan akan masa depan makin jelas.
"Selanjutnya, mungkin Jimat Emas Tiga Kaisar akan diramu oleh seseorang. Jimat Emas Tian Huang, Jimat Perak Di Huang, maupun Segel Unggu Ren Huang—entah siapa yang memancingnya—seharusnya terlahir sebagai tubuh Yang murni, namun malah memilih bereinkarnasi sebelum larangan spiritual Xiantian sempurna, berusaha melepaskan batasan wujud pusaka Yang murni. Kutebak senior yang membantuku mengembangkan permainan naga-phoenix itu adalah Legenda Asura Naga Raja yang ditekan Tian Huang selama satu generasi, namun masih berhasil membawanya dari alam semesta awal. Senior ini mungkin segera meraih Jalan Suci Tiga Jimat Kaisar, menyatukannya dengan ilmu Tao-nya sendiri untuk mencapai keabadian... Tunggu, kekuatan yang ditunjukkannya sudah setara dewa. Mungkin hanya Jimat Emas Tian Huang yang belum diramunya, sementara roh aslinya masih nekad bereinkarnasi demi menguasai ilmu Tao."
Meski Chen Qi juga terjebak dalam permainan, setidaknya ia sudah melompati setengah papan catur dan mulai mengambil langkah. Dengan bocoran rahasia dari orang yang mengamati permainan, akhirnya ia berhasil menangkap inti persoalan.
"Setelah dapat banyak keuntungan dari Tian Huang, aku harus sepenuh hati dengan garis keturunan Tian Huang. Para dewa baru ini takkan membiarkanku lolos. Alam Semesta Tian Huang tetaplah ciptaannya. Mustahil aku melawan Tian Huang. Aku bukan leluhur yang membuat alam semesta sendiri—mereka bisa mundur ke alam semesta masing-masing jika kalah, tanpa khawatir dikejar-kejar Tian Huang."
Chen Qi mengarahkan tangannya, Formasi Naga-Phoenix segera memancarkan aliran nasib mistis yang menyatu ke dalam dunia Jin Tuo kuno, terkonsentrasi pada tubuh He Lingbing. He Lingbing yang sejak awal telah melatih berkah Xiantian dengan perlindungan Fu De, kini mendapatkan tambahan saluran nasib. Kekuatan magis dalam tubuhnya seketika seolah-olah sudut telah hancur, bergelora bagai air bah dan berubah menjadi energi ungu yang menembus langit, hanya dalam sekejap telah menembus lapisan pertama dunia Jin Tuo kuno dan naik ke dunia lapis kedua.
Chen Qi tertawa hehe, hati dipenuhi sukacita. Ia menurunkan tubuh fisiknya dan memasuki dunia Jin Tuo kuno untuk bertemu sang istri. Sambil itu, tak lupa ia mengaktifkan pusaka ini untuk melompati ruang kosong, langsung menuju markas terakhirnya - tempat latihan Sekte Jiuxiao Dongzhen.
Sekte Jiuxiao Dongzhen setelah beberapa kali ekspansi, kini tak kalah dengan tempat latihan Bai Shenxiao. Di bawah pimpinan Gu Guiling, formasi diagram Hunyuan Xiantian Yiqi semakin terasah pengendaliannya, disertai peningkatan kekuatan sembilan prasasti Wuji Xiantian. Namun jalan suci dari sembilan prasasti ini telah dihisap kekuatannya, hanya bisa dimatangkan hingga puncak wujud nyata - rahasia yang hanya diketahui Chen Qi semata.
Di luar tempat latihan Sekte Jiuxiao Dongzhen, Chen Qi memperlihatkan gerakan tubuhnya. Saat suara teriakannya yang mantap bergema, Jin Shanshan segera menjadi yang pertama menyambut. Chen Qi memberikan beberapa instruksi singkat, lalu menyuruh Jin Shanshan mengatur populasi yang dibawanya dari dunia Jin Tuo kuno, sekaligus memperkenalkan para muridnya satu sama lain.
Di antara murid-murid Chen Qi, Lu Hongying dan Rongrong memiliki bakat paling lemah dengan tingkat kultivasi yang kurang memuaskan. Saudari Sima Ziyan dan Sima Qingyan yang memperoleh dua pedang terbang dari Qingcheng terlihat sedikit lebih baik. Adapun Wu Xin dan Chen Xiaoshan sudah bisa dianggap berbakat, terutama Chen Xiaoshan yang menerima warisan Enam Teknik Petir Xiantian dan 36 Mantra Petir Rahasia Lei Fu Sembilan Langit dari Chen Qi. Ia telah mengubah 365 titik akupuntur dalam tubuhnya menjadi Kolam Petir Wanhua, menjadikannya kandidat terkuat untuk naik ke tingkat semangat. Namun semua murid ini memiliki sedikit kesombongan, mengingat kekuatan magis Chen Qi yang luar biasa.
Namun ketika Chen Qi memperkenalkan Jin Shanshan - adik seperguruan yang seluruh tubuhnya memancarkan aura "Aku memang istimewa sejak lahir" - semua kesombongan itu langsung lenyap. Apalagi setelah Jin Shanshan tahu bahwa mereka adalah seniornya, ia menjadi sangat bersemangat. Ia mengeluarkan koleksi pedang terbang terbaiknya dan membagikan satu pedang kepada setiap shixiong dan shijie sebagai hadiah perkenalan.
Orang lain tidak perlu disebut, hanya Sima Ziyan dan Sima Qingyan yang melihat adik seperguruan mereka memberikan pedang terbang secara sembarangan. Pedang ini jauh lebih bagus daripada dua pedang warisan Sekte Qingcheng yang dulu mereka anggap sebagai harta karun dan sarana mencapai Jalan Suci, membuat hati mereka panas menyala.
Beberapa murid ini berpikir dalam hati: "Standar penerimaan murid Shifu semakin tinggi. Jika kami tidak berusaha keras, kami mungkin tidak pantas disebut shixiong dan shijie di masa depan."
Chen Qi tidak menghiraukan para muridnya, hanya melambaikan tangan raksasa untuk memerintahkan mereka menetap di Sekte Jiuxiao Dongzhen. Para sesepih Qingcheng dan anggota Tujuh Roh Qingcheng asli menjadi sangat akrab setelah bertemu Gu Guiling, bahkan lebih senang daripada saat bertemu Chen Qi.
Di tempat latihan Sekte Jiuxiao Dongzhen yang telah meramu banyak bintang, menampung populasi satu benua hanyalah hal sepele. Setelah menempatkan pengikutnya, Chen Qi memilih sebuah bintang untuk menempatkan keluarganya.
Awalnya Chen Qi memiliki tiga selir: He Lingbing, Wan Fang, dan Xun Yuzao si rubah kecil. Kemudian Nyonya Gu Tian secara sukarela masuk ke keluarganya, total menjadi empat. Ditambah pelayan rumah tangga, keadaan rumah tangganya cukup besar.
Si pencuri kecil tahu tak lama lagi akan terjadi perubahan di Alam Semesta Tian Huang, Jalan Yang Murni segera terbuka. Saat itu tiba, ia pasti akan menghadapi serangan dari Tujuh Santo bangsa Iblis. Maka setelah kembali ke Sekte Jiuxiao Dongzhen, ia segera bertapa untuk meningkatkan kekuatan magisnya ke tingkat yang lebih tinggi. Terutama He Lingbing yang baru mencapai terobosan semangat, ia pun menyuruh istrinya berlatih bersamanya. Sambil merenung, ia juga bertekad meramu pusaka gaib baru untuk He Lingbing.
Istana Xi Huang Matahari Agung yang dikuasai He Lingbing telah hancur. Zirah Dewa dan pedang terbang miliknya sebelumnya juga bukan barang luar biasa. Kekayaan pribadi Chen Qi kini tak lagi melimpah, beberapa pusaka gaib pun tak bisa diberikan. Setelah merenung, ia memutuskan untuk memprioritaskan pelatihan pasukan ritual Tao terlebih dahulu.
