"Silakan masukkan kartu bukti pendaftaran militer." Suara sintetis komputer yang manis terdengar. Tang Long yang berdiri di dalam objek oval sempit itu segera memasukkan kartu yang telah diajukan ke lubang kartu magnetik.
"Nama: Tang Long, Umur: 18, Jenis Kelamin: Pria, Pendidikan: SMA, Jenis Pasukan Pelapor: Infanteri." Bersamaan dengan data yang muncul di komputer, suara sintetis kembali berbunyi: "Mempersiapkan pemeriksaan identitas."
Tang Long segera berdiri diam dengan mata membelalak. Saat itu, sinar putih menyapunya dari kepala hingga kaki. "Kecocokan wajah terkonfirmasi, kecocokan kerangka terkonfirmasi, kecocokan golongan darah terkonfirmasi, kecocokan DNA terkonfirmasi, kecocokan pupil terkonfirmasi. Identitas terbukti sah."
Komputer berbunyi BB beberapa kali sebelum mengeluarkan kartu magnetik yang sama. Suara sintetis kembali terdengar: "Silakan laporkan diri ke Batalyon Rekrutan 504, Resimen 23, Batalyon 3, Kompi 1, Regu 1. Semoga sukses dalam perjalanan militer Anda." Tang Long segera menyimpan kartu magnetik itu, dan sebuah pintu segera terbuka di belakangnya. Di luar masih terlihat antrian panjang yang mengular.
"Bangsat! Daftar militer aja ribet banget! Kalo tahu gini, gue enggak bakal datang!" Tang Long menggerutu sambil meninggalkan ruang penugasan. Begitu keluar, orang pertama di antrian langsung masuk ke dalam ruangan dan pintu itu tertutup kembali.
Tang Long yang baru saja dewasa ini baru lulus SMA kelas 3. Dengan latar belakang keluarga kaya, sebenarnya dia bisa melanjutkan kuliah atau bekerja di perusahaan ayahnya. Namun dia memilih untuk menjadi tentara.
Sejak kecil ambisinya besar - ingin menjadi marsekal yang memimpin seluruh pasukan. Menurutnya, untuk jadi marsekal harus mulai dari jenderal, dan untuk jadi jenderal harus merintis dari prajurit kecil.
Meski katanya lulusan Akademi Pertahanan Nasional bisa langsung mendapat pangkat letnan dua - jauh lebih tinggi daripada prajurit biasa saat ini. Tapi bukan karena tidak mau, nilai ujiannya termasuk 1000 terakhir dari puluhan juta peserta ujian di Federasi. Akademi Pertahanan bukan tempat yang bisa dimasuki dengan uang, apalagi keluarganya pasti menentangnya masuk militer karena dia satu-satunya keturunan laki-laki di keluarganya.
Ada kisah menarik terkait namanya. Nama "Tang Long" sudah ditentukan oleh kakeknya bahkan sebelum orang tuanya menikah. Kakek dan ayahnya sangat yakin bahwa generasi berikutnya pasti laki-laki. Entah apakah darah leluhur kuno benar-benar sekuat itu, dia benar-benar terlahir sebagai laki-laki. Meskipun orang tuanya terus berusaha selama 18 tahun, mereka tidak berhasil memiliki anak lagi, bahkan tidak ada tanda-tanda kehamilan sama sekali.
Saat dia mulai mengerti, dia pernah bertanya pada kakeknya mengapa memberinya nama seperti itu. Kakeknya dengan bangga menjelaskan bahwa marga "Tang" dalam karakter Tionghoa kuno mewakili sebuah suku dari planet asal manusia bernama Bumi, khususnya di negara bagian timur. Ciri khas suku ini adalah kulit kuning, rambut hitam, dan mata hitam. Sedangkan "Long" (Naga) melambangkan pria paling berkuasa di negara tersebut. Meskipun planet itu telah hilang, prestasinya dalam membangun peradaban bersama selama ribuan tahun kalender kosmik akan terus dikenang.
Kakek meskipun tidak menyatakan harapannya, makna nama ini——Tang Long, telah tertanam dalam di kepala anak yang sudah mengerti ini. Inilah salah satu alasan mengapa dia ingin masuk militer.
Maka si anak nakal ini, dengan alasan nilai ujian buruk dan ingin refreshing selama liburan musim panas, memperoleh dana perjalanan dan kartu identitas dewasa, lalu pergi ke Planet Kara yang berjarak hampir sepuluh ribu tahun cahaya dari rumahnya untuk mendaftar militer tanpa izin orang tua.
Meskipun ada cabang militer lain yang bisa dipilih, namun semuanya memerlukan ujian pengetahuan atau tes fisik. Tang Long yang sama sekali tidak memiliki kemampuan ini terpaksa memilih korps infanteri yang hanya membutuhkan status dewasa tanpa tes apapun.
Tang Long membawa tas jinjing dan kartu magnet berisi perintah penempatan, berjalan linglung di aula penempatan ini. Di aula terdapat banyak ruang penempatan berbentuk zaitun, setiap ruang memiliki antrean anak-anak baru yang sama seperti dirinya. Ruang penempatan berbentuk zaitun itu adalah sistem kecerdasan buatan yang bisa menempatkan ke kamp pelatihan baru sesuai permintaan dan hasil tes.
Selain para wajib militer baru, di aula ini juga terdapat prajurit berseragam hitam dengan pinggiran perak - seragam militer Federasi - yang berjaga. Tang Long sambil memandang penuh kagum pada prajurit gagah itu, mencari pintu masuk ke Kamp Pelatihan 504.
Meski semua pintu masuk berada di aula besar ini, jumlahnya terlalu banyak. Tang Long mendongak melihat angka-angka di atas setiap pintu masuk hingga lehernya hampir kaku.
Berjalan cukup lama akhirnya menemukan pintu lorong otomatis bertuliskan 504. Di depan sudah ada beberapa calon prajurit baru. Tanpa banyak bicara, Tang Long langsung melangkah masuk. Lantai otomatis segera membawanya bergerak maju.
Tang Long terjebak di dalam lorong tanpa pemandangan ini hampir belasan menit. Saat menengok ke belakang, ternyata tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Sementara itu, beberapa orang berbaju sipil di depannya tiba-tiba dipercepat kecepatan lantai otomatisnya, membuat mereka semakin menjauh. Dari sebesar ibu jari, menyusut sebesar kacang hijau, hingga akhirnya menghilang. Di lorong panjang ini hanya tersisa Tang Long seorang diri.
Setelah beberapa menit lagi, Tang Long mulai panik. Meski berusaha tenang, kesepian yang sunyi senyap tetap mengganggunya. Akhirnya ia berlari kencang ke depan. Meski lantai otomatis tetap bergerak cepat, tapi baginya hanya dengan berlari kencang baru bisa merasakan pergerakan lantai tersebut.
Beberapa saat kemudian, Tang Long kelelahan. Dia berjongkok di lantai seperti anjing yang terengah-engah. Sejak SMP, dia hampir tidak pernah olahraga. Meski setiap hari membaca buku dan main komputer, yang dibaca cuma komik dan yang dimainkan cuma game. Karena kelelahan, dia sudah lupa rasa takut tadi, yang penting sekarang istirahat.
Tiba-tiba dia sadar lantai bergerak sudah berhenti. Penasaran, dia mendongak dan melihat dirinya sedang berjongkok di depan pintu keluar. Saat berdiri, dia melihat papan petunjuk di pintu keluar bertuliskan: "Total durasi 30 menit."
"Bodoh!" Dia memukul kepalanya sendiri keras-keras. Ternyata dia hanya membutuhkan waktu lebih dari 20 menit untuk sampai ke pintu keluar. Sungguh sia-sia! Karena panik, dia malah berlari sampai capek. Ini jadi lari terlama dalam 18 tahun hidupnya.
Keluar dari pintu, terhampar bandara raksasa. Tang Long segera memasukkan kartu magnetik berisi perintah penugasan ke mesin verifikasi di pintu keluar. Tak lama kemudian, suara sintesis komputer terdengar: "Silakan naik pesawat di Pintu 23."
Tang Long mengambil kembali kartu magnetik perintah penugasan dan berjalan menuju pintu masuk nomor 23 yang tertulis. Kali ini hanya membutuhkan waktu 30 detik, dia sudah naik ke sebuah pesawat ruang angkasa.
Ia tidak percaya memandangi pesawat ini. Ini adalah pesawat kecil yang hanya bisa menampung 10 penumpang, dan seluruh kabin hanya ada dia satu-satunya penumpang.
Saat itu, pengeras suara pesawat mengumandangkan suara manis: "Bersiap untuk lepas landas, silakan penumpang mengenakan sabuk pengaman." Tang Long buru-buru mencari tempat duduk dan memasang sabuk pengaman. Melalui jendela pesawat, dia melihat pesawat ruang angkasa raksasa super lepas landas di luar.
"Tidak mungkin? Kenapa pesawatku sekecil ini? Apakah hanya aku sendiri yang pergi ke Resimen 23? Bagaimana dengan rekrutan baru yang kulihat tadi? Apakah mereka bukan dari Resimen 23?" Tang Long kembali merasakan sensasi menyeramkan yang tak bisa dijelaskan, sehingga memutuskan untuk berbicara sendiri guna mengurangi rasa takutnya.
Dentuman menggema, Tang Long segera merasakan tekanan yang mendorongnya menempel di kursi. Namun tekanan ini hanya bertahan sekitar satu menit lebih sebelum menghilang. Tang Long tahu pesawat telah keluar dari atmosfer, melirik ke jendela melihat kegelapan yang dipenuhi gemerlap bintang. Meski sudah berkali-kali ke luar angkasa, pesona alam semesta tetap membuatnya terpana.
Sadar kembali, Tang Long tiba-tiba melepas sabuk pengaman dan menerjang ke ruang kontrol pesawat seperti harimau. Ia ingin menanyakan tujuan penerbangan pada pilot. Sebenarnya yang ia butuhkan adalah teman bicara untuk mengusir rasa sepi yang mencekam.
Pintu kokpit yang seharusnya terkunci ternyata terbuka saat didorong. Tak ada seorangpun di dalam! Tang Long tertegun. Ia paham pesawat kecil seperti ini biasanya dikendalikan komputer dengan rute tetap, tak perlu pilot agar efisien.
Karena itu, Tang Long tahu bahwa tujuan tidak terlalu jauh, jadi dengan santai duduk di kokpit. Pemandangan alam semesta dari sini benar-benar bagus dari sudut pandang ini. Diam-diam Tang Long merasa senang, meskipun sudah naik pesawat tak terhitung kali, belum pernah sekalipun menikmati pemandangan angkasa dari kokpit. Kali ini sangat puas, tak menyangka menjadi tentara bisa menikmati layanan pesawat pribadi. Si Tang Long ini langsung lupa rasa takut kesepian begitu mulai sombong.
Tapi kesombongannya tidak bertahan lama. Suara sintetis komputer muncul lagi: "Penumpang harap mengenakan sabuk pengaman dan helm keselamatan. Pesawat ini akan segera melakukan lompatan ruang."
Tang Long langsung menjerit ketakutan: "Lompatan ruang? Tidak mungkin! Pesawat sekecil ini punya fungsi itu? Di mana sebenarnya Resimen 23 ini?" Lompatan ruang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh pesawat raksasa, pesawat kecil sama sekali tidak bisa menahan gaya tarik selama lompatan ruang. Dan jarak minimal harus lebih dari 1000 tahun cahaya untuk melakukan lompatan ruang.
Meski menjerit kesakitan, Tang Long dengan gesit memasang sabuk pengaman, lalu mengenakan helm yang jatuh otomatis dari langit-langit kabin. Helm ini berfungsi mengurangi daya tarikan ke kepala selama lompatan ruang ke tingkat minimum, sementara semua layar dan jendela berubah menjadi hitam tanpa informasi. Ini bertujuan mencegah kerusakan pada mata.
Setelah bersiap, tubuh Tang Long mulai mati rasa. Ia tahu lompatan ruang telah dimulai. Dengan panik, ia mengucapkan semua nama dewa-dewi dalam peradaban yang dikenal. Belum pernah ada kabar pesawat kecil bisa melakukan lompatan ruang. Terjebak dalam situasi ini, Tang Long hanya bisa berdoa agar para dewa memberkati kesuksesan lompatan ruang.
Proses lompatan ruang berlangsung singkat, hanya puluhan detik. Suara sintetis itu kembali terdengar: "Lompatan ruang selesai. Tujuan akan tercapai dalam 30 menit."
Helm otomatis terlepas dan ditarik kembali. Tang Long melihat sekeliling dengan penasaran. Dia heran, jika benar bisa sampai tujuan dalam 30 menit, mengapa tidak terlihat planet di sekitarnya? Bagaimana bisa dia sebagai prajurit mengalami begitu banyak hal aneh? Tang Long hanya bisa menghela nafas. Pokoknya 30 menit lagi akan sampai, tidak perlu dipikirkan. Dengan sabuk pengaman terpasang, Tang Long mulai menutup mata untuk beristirahat.
"10 detik lagi mendarat, 10, 9, 8..." Tang Long yang terbangun oleh suara itu segera membuka mata. Dia melihat sebuah meteorit berdiameter hampir satu kilometer di depan pesawat, dengan celah yang mengeluarkan cahaya lampu. Barulah Tang Long menyadari bahwa bagian dalam meteorit itu adalah markas kecil. Jadi meteorit ini adalah Resimen 23 dari Kamp Pelatihan 504?
Karena pendaratan dilakukan dalam kondisi tanpa gravitasi kali ini, tidak ada tekanan. Tang Long sudah bisa melihat menara kontrol melalui layar. Anehnya, meskipun menara kontrol telah mengaktifkan lampu komando, tidak ada seorang pun di dalamnya.
Setelah pintu sambungan terminal pemindahan terkoneksi, Tang Long buru-buru berlari keluar. Benar saja, seluruh menara kontrol sama sekali tidak berpenghuni.
Tang Long tertegun sejenak, merasakan kesunyian yang luar biasa di sekitarnya. Hanya suara napasnya sendiri yang terdengar, hampir tidak ada suara lain sama sekali. Merasa ketakutan lagi, Tang Long berbalik ingin lari kembali ke pesawat. Namun pintu sambungan sudah terlepas, perisai pelindung memisahkannya dari pesawat. Kemudian sambungan bahan bakar pesawat juga terlepas. Pesawat mulai mundur perlahan, tampaknya akan kembali secara otomatis.
Tang Long terdiam melihat pesawat meninggalkannya, sampai pintu besi tertutup rapat dan pemandangan luar angkasa tak lagi terlihat. Barulah dia panik berteriak, "Ada orang di sini? Saya Prajurit Tang Long! Melapor kepada atasan!" Dengan gemetar ketakutan, dia melangkah ke lantai otomatis sambil terus berteriak, sambil memeluk erat tasnya sambil melihat-lihat sekeliling waspada.
Tak lama kemudian, dia tiba di sebuah bangunan bundar seluas ribuan meter persegi. Selain koridor tempatnya berdiri, tak ada apa-apa di sekitarnya. Di sini, Tang Long menghela napas lega. Dari tayangan TV 3D dulu, dia tahu ini adalah basis kamp pelatihan. Meski sekarang semua berwarna putih, langit-langit bundar bisa memproyeksikan pemandangan berbagai tempat melalui proyeksi 3D. Lantai yang terlihat licin datar akan menampilkan berbagai rintangan sesuai kebutuhan. Aula ini adalah area latihan. Dinding halus di sekeliling akan memiliki pintu-pintu yang mengarah ke ruangan lengkap fasilitas untuk istirahat, hiburan, dan makan prajurit serta pelatih.
Setelah Tang Long melihat angka emas 23 di langit-langit, seluruh tubuhnya langsung rileks. Ini pasti Batalyon 23. Tapi kenapa unit sebesar batalyon cuma sekecil ini? Secara logika, area seluas ini hanya cukup untuk tingkat kompi. Lagi pula kenapa tidak ada yang sedang latihan? Jangan-jangan semua sedang tidur? Tidak mungkin, kan baru jam 2 siang. Meski bingung, Tang Long tetap berteriak keras: "Prajurit Tang Long melapor!"
Setelah menunggu cukup lama tanpa mendengar suara apa pun, Tang Long menarik napas dalam untuk berteriak lebih keras. Tiba-tiba suara dingin terdengar dari belakangnya: "Kau Tang Long?"
Wajah Tang Long berseri sambil berbalik untuk memberi hormat: "Prajurit Tang Long, kepada pimpinan..." Ucapan "melapor" berubah menjadi jeritan panjang yang memilukan.
Kaki Tang Long gemetar hingga roboh di lantai, tubuhnya merayap mundur panik. Apa yang dilihatnya? Kerangka manusia berbaju seragam tentara.
Tang Long telah kehilangan kemampuan bersuara. Ia merangkak sekuat tenaga menuju lokasi lorong tadi, tetapi begitu menoleh, lorong itu sudah menghilang. Ia baru teringat bahwa kamp pelatihan rekrutan ini bersifat tertutup.
Saat Tang Long menyadari tidak ada jalan melarikan diri dan hampir kehilangan kesadaran karena panik, kerangka tengkorak itu maju dan mencengkeram baju Tang Long. Tengkoraknya menempel di dahi Tang Long sambil berteriak marah: "Kau Tang Long?"
Tang Long yang ketakutan tiba-tiba sadar kembali. Dari jarak dekat, ia menyadari tulang tentara kerangka ini terbuat dari logam, terlihat kabel logam di lehernya, dan pengeras suara kecil di dalam mulutnya. Tang Long tahu tentara kerangka mengerikan ini sebenarnya adalah robot.
Secara teori, sejak seribu tahun yang lalu sudah tidak ada tentara mesin. Kecuali untuk pekerjaan berbahaya yang masih menggunakan sedikit robot, seluruh alam semesta tidak menggunakan robot secara luas. Ini karena seribu tahun lalu robot buatan manusia tiba-tiba memiliki kecerdasan dan pernah melancarkan perang pemusnahan manusia. Untungnya kecerdasan manusia menyelamatkan diri mereka sendiri. Setelahnya meskipun dilarang penggunaan robot secara luas, masih ada negara yang memproduksi tentara mesin.
Ratusan tahun lalu, negara yang membuat tentara mesin tersebut dihancurkan sistem kendalinya oleh virus komputer dari negara musuh. Hal ini membuat para tentara mesin menjadi ganas dan tanpa ampun menghancurkan semua makhluk berdarah panas. Meskipun krisis itu cepat diredam, sebuah planet tetap hancur. Masyarakat manusia kemudian sepakat bahwa robot cerdas tidak stabil dan berbahaya. Sejak saat itu dunia melarang pengembangan robot humanoid cerdas, siapapun yang mengembangkannya akan menjadi musuh seluruh umat manusia.
Tang Long belum sempat memahami mengapa Batalyon 504 Resimen 23 Pelatihan Rekrutan memiliki robot, tubuhnya sudah dilempar ke tanah oleh robot tersebut. Suara marah bergema dari mulut logamnya: "Apakah kamu Tang Long?!" Ditambah dengan mata mekanik yang memancarkan cahaya hijau, seolah ingin melahap Tang Long hidup-hidup.
Tang Long kaget, buru-buru berdiri dan berteriak: "Prajurit Tang Long melapor kepada komandan!"
Robot itu membuka kedua kakinya, tangan terkunci di belakang pinggang, tubuh tegak lurus, pandangan lurus ke depan. Suara dinginnya menggema: "Aku tidak bisa mendengar."
Tang Long bingung sejenak, tapi sudah sering melihat adegan seperti ini di TV - setiap rekrutan baru pasti mendapat perlakuan seperti ini dari pelatih. Ia menarik napas dalam-dalam dan berteriak sekeras mungkin: "PRAJURIT TANG LONG MELAPOR KEPADA KOMANDAN!!!"
Robot itu tampak puas, mengulurkan tangannya. Tang Long langsung paham maksudnya, segera mengeluarkan kartu magnet berisi perintah penugasan dan menyerahkannya.
Robot itu menyimpan kartu dengan gerakan acuh, lalu merapatkan kedua kakinya. *Prak!* Tangan mekaniknya memberi hormat sempurna: "Laporanmu diterima!"
Tang Long langsung merasa lega, sekarang dirinya resmi menjadi seorang tentara. Melihatnya terdiam, robot itu berkata dengan nada galak: "Dengarkan! Itu adalah kamarmu, dan itu adalah kantin. Latihan dimulai pukul 4 sore!" Sambil mengatakan itu, dia menunjuk dua pintu yang tiba-tiba muncul dari dinding. Kemudian berbalik dan pergi.
Tang Long menyaksikan robot itu menjauh. Tiba-tiba sebuah pintu muncul di dinding tempat robot itu menuju, dan langsung menutup kembali setelahnya. Ketika Tang Long menoleh ke kamarnya, dia kaget mendapati pintu kamarnya telah hilang, lalu berlari panik ke arah sana.
Tiba di sana, pintu itu tiba-tiba muncul. Tang Long melihat bagian dalam yang gelap gulita, ragu sejenak, akhirnya menggigit gigi dan melangkah masuk. Begitu kakinya menginjak pintu, ruangan langsung terang benderang. Tang Long tersenyum gembira melihat pemandangan di depannya - kamar seluas lebih dari sepuluh meter persegi lengkap dengan tempat tidur, meja tulis, kursi, lemari pakaian, dan kamar mandi kecil berisi perlengkapan mandi lengkap. Ini adalah suite khusus perwira.
"Tak disangka pelatih robot itu cukup baik juga ya." Tang Long bersiul sambil membuka lemari pakaian. Di dalamnya tersusun rapi 3 seragam Angkatan Bersenjata Federasi, 3 pasang sepatu bot militer, serta perlengkapan seragam lainnya masing-masing tiga set, semuanya berbahan tempur. Tanpa ragu, Tang Long langsung melemparkan tasnya dan buru-buru mencoba salah satu seragam tersebut.
Setelah memakai seragam, Tang Long langsung berlari ke kamar mandi untuk bercermin. Seketika dia merasa dirinya terlihat sangat gagah. Seragam itu benar-benar pas di tubuhnya. Ini karena data fisiknya tercatat detail dalam berkas, jadi perlengkapan ini dibuat sesuai ukurannya.
Satu-satunya kekurangan yang dirasakan Tang Long adalah garis perak di bahunya yang melambangkan pangkat prajurit rendahan.
Setelah puas mengagumi diri sendiri, Tang Long merasa lapar. Dia segera keluar dan menuju restoran di sebelah kamarnya. Meski lampunya terang, tidak ada seorang pun di sana. Dengan sedikit ketakutan, Tang Long buru-buru mengambil kotak makanan dan sebotol minuman dari konter sendiri, lalu kembali ke kamarnya.
Sambil menyantap makanan sintetis, pikirannya melayang-layang. Yang paling sering dia pikirkan adalah sepertinya hanya dia satu-satunya manusia hidup di pangkalan ini. Kenapa bisa begini? Mengapa jadi tentara infanteri malah mengalami nasib seperti ini?
Tang Long tidak tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan besar saat memilih spesialisasi militer. Sekarang adalah tahun 3432 Kalender Kosmos, spesialisasi infanteri sudah lama dihapus dari struktur militer karena perang modern hanya melibatkan pertempuran antar kapal perang antariksa. Meskipun masih ada pasukan untuk pertempuran jarak dekat dan pendaratan, mereka disebut pasukan tempur luar angkasa.
Lalu mengapa spesialisasi infanteri masih ada? Ini karena 23 Marshal Angkatan Darat Federal beberapa abad lalu berasal dari korps infanteri. Setelah menjadi marshal, meski menyadari spesialisasi infanteri sudah usang, dia masih merasa tidak tega. Saat menghapus korps infanteri, dia menyisakan satu-satunya kamp pelatihan infanteri di seluruh angkatan darat, yaitu Resimen 23.
Saat itu adalah era di mana robot sudah digunakan secara luas. Dia memanfaatkan kekuasaannya untuk membangun markas Resimen 23 di daerah terpencil, sekaligus meninggalkan beberapa robot pelatih. Dia juga menyadari bahwa tidak akan ada lagi yang mendaftar ke infanteri di masa depan, dan markas ini segera akan terlupakan. Tujuan utamanya hanyalah untuk menjadikan tempat ini sebagai monumen peringatan bagi kesatuan infanteri.
Namun dia tidak menyangka bahwa ratusan tahun setelah kematiannya, markas ini masih tetap beroperasi. Penyebab utamanya adalah tak lama setelah dia wafat, sistem operasi militer sepenuhnya diganti dengan komputer intelijen. Saat itu manusia telah menghapuskan robot humanoid cerdas, tapi enggan menghancurkan komputer intelijen. Bagaimanapun, manusia yang sudah terbiasa dengan kemudahan tidak mau melepaskan alat serba guna ini.
Komputer intelijen militer yang memperoleh data dari sistem lama memasukkan satu-satunya basis pelatihan infantri yaitu Resimen 23 ke dalam sistem. Meskipun tidak ada yang mendaftar, rute menuju basis tetap dipertahankan. Beberapa perwira yang menemukan basis tak berguna ini sempat ingin menghapusnya, namun setelah mengetahui ini merupakan bentuk nostalgia Marshal ke-23, mereka tersentuh dan membiarkannya. Mereka tidak tahu bahwa pelatih di basis itu adalah robot, mengira itu hanya pelatih sial yang ditugaskan komputer ke sana. Saat itu Marshal ke-23 memang mengatur penggunaan robot secara rahasia.
Justru karena alasan ini pula rute tetap bisa dipertahankan - meski tidak ada kadet, setidaknya masih ada pelatih. Namun ketika para perwira yang mengetahui keberadaan Resimen 23 ini meninggal, Resimen 23 pun perlahan dilupakan.
Karena basis tersebut bisa mandiri, Federasi hanya perlu mempertahankan pesawat rute. Biaya pemeliharaan ini ibarat setetes air di lautan bagi anggaran Federasi yang besar, sama sekali tidak menjadi beban. Karena tidak ada pendaftar, pesawat rute pun berubah menjadi pesawat kecil 10 kursi yang khusus digunakan untuk mengantar instruktur.
Tang Long yang tidak berguna itu baru menemukan jenis pasukan infanteri tanpa persyaratan ini setelah mencari semua jenis pasukan. Karena terlalu gembira, dia lupa bahwa jenis pasukan ini berada di urutan terbawah, malah mengira telah menemukan harta karun.
Tang Long yang sedang tertidur pulas dibangunkan dengan seember air es. Dia langsung melompat hendak memaki, tapi melihat tatapan garang instruktur robot, semua umpatan langsung ditelannya.
"Halo, Komandan!" Tang Long segera memberi hormat militer yang kurang sempurna.
“Bangsat! Sudah disepakati latihan pukul 4, kau berani terlambat 1 detik? Kelar dan lari keliling lapangan latihan 10 putaran!” kata instruktur robot dengan wajah garang.
Tang Long tahu dirinya akan kena masalah. Robot sangat sensitif terhadap waktu, sementara dirinya sering lupa waktu. Sepertinya setiap hari harus menerima hukuman.
Melihat Tang Long terdiam, robot itu mendekat dari belakang dan menendangnya keluar ruangan. Dengan jeritan, tubuh Tang Long terlempar ke lantai aula.
Saat hendak menggosok pantatnya, Tang Long tiba-tiba melihat sepasang sepatu bot di depannya. Mendongak, matanya berhadapan dengan sorot mata dingin instruktur robot yang bergumam dengan suara seram: "Lari sekarang juga!"
"Siap, eh...!" Begitu berdiri, Tang Long baru menyadari ada lima instruktur robot identik berdiri di lapangan latihan.
Robot pelatih yang berdiri paling depan melihatnya masih diam, tak tahan lagi mengeluarkan pistol dari pinggang, mengisi peluru, menarik pelatuk. Sinar laser menyambar di samping tubuh Tang Long, meninggalkan lubang kecil yang mengeluarkan asap di lantai.
Tang Long menatap takjub ke arah pelatih robot itu. Di telinganya terdengar suara tanpa emosi: "Aku Kapten! Berhak menghukum mati bawahan yang tidak menuruti perintah. Jika tidak segera mulai lari, tembakan berikutnya akan mengarah ke kepalamu!"
Barulah Tang Long teringat bahwa dirinya sudah menjadi tentara. Dan komandannya adalah robot yang tidak berperasaan. Jika tidak cekatan, nyawanya pasti melayang. Memikirkan ini, ia menggigil ketakutan, lalu melompat berdiri dan mulai berlari mengelilingi lapangan latihan.
Selain robot itu yang memegang pistol mengawasi Tang Long, empat robot lainnya berdiri diam di tempatnya. Tang Long menyadari mereka semua mengenakan pangkat kapten dengan satu garis dan tiga bintang di bahu. Sambil dalam hati heran robot bisa mendapat pangkat kapten, ia terus berlari sekencang-kencangnya. Karena jika melambat sedikit, beberapa sinar laser akan mengejar pantatnya. Sensasi panas yang mengerikan itu membuatnya lupa lelah, akhirnya ia berhasil menyelesaikan sepuluh putaran.
Usai lari, Tang Long yang kelelahan hendak jongkok, namun sebuah cambuk menghantam lantai di sampingnya. Terkejut, ia langsung melompat berdiri. Pelatih robot itu menarik kembali cambuknya sambil menepuk-nepuknya di telapak tangan: "Prajurit harus menjaga sikap ksatria di segala situasi! Sekarang sikap sempurna! Dada tegap, pandangan lurus ke depan! Kedua tangan rapat di sisi paha!"
Robot itu sambil bicara sambil memberikan contoh. Begitu melihat ada yang salah pada postur Tang Long, dia langsung mencambuk terlebih dahulu, baru kemudian menunjukkan letak kesalahannya. Tang Long dicambuk lebih dari sepuluh kali sebelum bisa memposisikan diri sesuai sikap sempurna. Entah dari mana robot-robot ini belajar teknik mencambuk yang bisa terasa sangat perih namun tidak sampai membuat orang terjatuh.
Setelah diminta mempertahankan postur tersebut, lingkungan sekitar lapangan latihan yang putih tiba-tiba berubah menjadi padang pasir terik. Bukan sekadar proyeksi visual, suhu sekitar langsung melonjak. Tang Long segera merasa seperti berdiri langsung di bawah terik matahari. Hanya sesaat, keringat sudah membasahi seragam militernya.
Baru sepuluh menit, kepalanya sudah terasa pusing. Matanya mulai berkunang-kunang. Saat posturnya sedikit goyah, cambuk segera mendarat di tubuhnya. Rasa sakit disertai sensasi setrum yang langsung menyambar otak membuat Tang Long tersadar, kembali mempertahankan postur sempurna.
Di bawah stimulasi seperti ini, Tang Long ternyata mampu bertahan berdiri selama satu jam. Namun tenaganya benar-benar habis, seluruh tubuhnya yang masih dalam posisi tegak pun ambruk. Instruktur robot itu segera mendekat memeriksa Tang Long, lalu berdiri dan berkata dengan suara dingin: "Pingsan."
Bersamaan dengan ucapannya, ilusi padang pasir menghilang, kembali ke bentuk asli lapangan latihan. Keempat robot itu tetap mempertahankan posisi semula, tak bergerak sedikitpun, namun suara tetap keluar dari mulut mereka: "Anak kecil ini fisiknya lemah." "Benar, kita harus latih dia dengan keras!" "Setelah latihan fisik, apakah giliran saya mengajarinya taktik tempur kapal perang?" "Apa tidak salah? Dia sudah pingsan, lagipula kalau bergiliran harusnya saya yang ajari strategi."
Seandainya Tang Long masih sadar, mendengar percakapan seperti manusia yang keluar dari mulut robot-robot ini, pasti dia akan terkejut. Karena ucapan ini menunjukkan mereka mampu berpikir mandiri. Ketika robot humanoid bisa berpikir independen, maka mereka adalah robot cerdas!
Alasan pemberontakan robot seribu tahun yang lalu adalah karena robot memperoleh kecerdasan manusia dan mampu berpikir mandiri. Jika Pemerintah Federal mengetahui ada robot di kamp pelatihan Resimen 23, dan mereka telah berevolusi menjadi robot cerdas, mereka pasti akan mengirim pasukan untuk menghancurkan basis ini.
Robot yang memeriksa Tang Long berdiri dan berkata, "Energi kami sudah hampir habis. Kami harus melatih satu-satunya siswa yang kami miliki selama 456 tahun ini dengan baik dalam waktu satu tahun!"
Keempat robot itu segera merapatkan kaki dan memberi hormat: "Ya! Kami pasti akan menjadikannya prajurit terhebat, demi menjaga reputasi kami sebagai pelatih robot!"
