"Sialan! Kenapa nasibku selalu sial begini?" Tang Long menggerutu sambil menyantap makanan yang didapatnya setelah susah payah menyelesaikan latihan: "Kenapa para instruktur sinting itu pakai metode latihan kuno zaman baheula? Di era modern ini masih pentingkah kekuatan fisik?"
Tidak heran Tang Long menggerutu. Sudah tiga hari dia tiba di pangkalan ini. Setiap hari hanya latihan fisik seperti lari membawa beban, berenang, sit-up, push-up, pull-up terbalik, dan sebagainya. Latihan ini bahkan tidak disesuaikan dengan kemampuan fisiknya. Setelah robot menetapkan target mengerikan, Tang Long langsung dicambuk jika gagal mencapainya. Misalnya push-up langsung diperintahkan 100 kali, jika tidak bisa selesai maka tidak boleh makan plus hukuman cambuk. Tang Long sendiri heran bagaimana bisa bertahan sampai sekarang.
Perlu diketahui, di era ini selain atlet olahraga yang memiliki latihan super intensif, prajurit biasa hampir tidak perlu melatih fisik. Sekarang perang cukup digerakkan dengan jari dan otak. Buat apa susah-susah seperti ini?
Tang Long memiliki waktu istirahat satu jam setelah makan. Rupanya robot juga memahami prinsip tidak boleh melakukan aktivitas berat setelah kenyang. Kini Tang Long berencana memanfaatkan waktu singkat ini untuk mencari hiburan.
“Hm, kalau setelah makan ada rokok, baru benar-benar bahagia seperti dewa.” Tang Long mengelap mulutnya sambil berdiri dan menghela nafas. Dia hanya bicara saja, sebenarnya dia belum pernah merokok. Lagipula meski ingin mencoba belajar, tidak ada kesempatan karena di markas ini cuma dia satu-satunya manusia hidup.
“Hehe, tak disangka seorang prajurit kelas rendah seperti aku bisa dapat senjata.” Tang Long menekan pistol laser di pinggangnya, ekspresi kaku di wajahnya saat menatap aula yang gelap gulita.
Entah bagaimana, sejak dia meledakkan kantin, listrik di aula jadi sering mati-hidup. Pelatih robot justru tidak menuntut soal ledakan kantin, malah memberinya pistol. Untung ada pistol di badan, Tang Long tidak terlalu takut dalam kegelapan. Tentu dia tidak berani sembarangan menembak. Konsekuensi kemarin saat tidak sengaja menembak pelatih beberapa kali, sampai sekarang masih membuat betisnya gemetaran kalau ingat.
Tang Long menatap pemandangan gelap gulita itu, menggigit gigi, dan memasukkan jarinya ke dalam pelatuk. Tentu saja dia masih belum mencabut pistol sepenuhnya, tetap menekannya di pinggang sambil berjalan keluar dari ruang makan.
Dia juga tidak ingin meninggalkan ruang makan yang terang benderang, tetapi sekarang tidak hanya kamarnya yang tidak ada listrik, bahkan ruang makan ini pun tidak tahu kapan tiba-tiba mati lampu dan pintunya tertutup. Pintu yang hancur akibat ledakan sudah diperbaiki oleh perangkat perbaikan otomatis. Satu-satunya tempat di pangkalan yang masih bercahaya adalah ruang hiburan, tempat yang pernah dikunjungi Tang Long sekali, berisi berbagai permainan holografik. Karena alasan inilah Tang Long berani menyusuri aula gelap menuju ruang hiburan.
"Sialan! Berubah lagi!" Tang Long mengumpat marah. Dia menyadari setiap kali mengandalkan ingatannya untuk menemukan pintu masuk ruang hiburan yang seharusnya, lokasinya selalu berubah sehingga dia harus berputar-putar di kegelapan sambil mencari satu per satu area di aula besar.
Tang Long juga tidak tahu mengapa ruang hiburan itu tidak bisa merasakan kehadiran orang dan terbuka otomatis, harus dibuka manual. Dia hanya bisa menjelaskannya dengan alasan listrik mati. Dia tidak tahu bahwa tingkat kegagalan listrik di pangkalan militer hanya 0,0001%, satu-satunya cara menyebabkan gangguan listrik adalah dengan menghancurkan seluruh pangkalan.
Sambil menekan pistol dengan satu tangan dan membungkuk menyusuri dinding, Tang Long bergumam untuk menyemangati diri sendiri: "Entah idiot mana yang memasang mekanisme buka manual setinggi ini, baru saja kenyang harus latihan otot perut... Ah, ketemu!" Tang Long meraba titik menonjol dan berseru gembira.
Saat terakhir kali dia menemukan ruang hiburan, waktu istirahat sudah habis karena harus membuka satu per satu ruangan untuk memeriksa. Sejak itu, dia menembakkan beberapa peluru ke sudut dinding, namun karena ada perangkat perbaikan otomatis, akhirnya dia membuat lubang besar dan menyelipkan magasin energi senjata laser bekas ke dalamnya. Dengan cara ini, perangkat perbaikan otomatis tidak akan menghilangkan tanda tersebut.
Tang Long yang sedang buru-buru ingin memecahkan rekor permainan tembak kemarin, langsung ingin masuk begitu pintu terbuka. Tapi pemandangan di depan segera membuatnya menjerit "Ya ampun!" dan terjatuh lemas, karena di depan pintu berdiri sosok kerangka manusia dengan seluruh tulang yang terlihat jelas.
Tang Long dengan panik mundur ke belakang sambil menarik pistol di pinggangnya, mengangkat tangan dan membidik untuk menembak. Namun di detik terakhir sebelum menarik pelatuk, ia melihat kilatan cahaya hijau di mata kerangka itu. Itu adalah cahaya yang sangat dikenalnya, cahaya yang sering membuatnya terbangun ketakutan dalam mimpi. Jantungnya berdebar kencang, dengan tergesa-gesa ia menurunkan tangan dan gagap berkata: "Pe... Pe... Pelatih, salam."
Kerangka itu mengangguk, gigi putih pucatnya terkembang, suara tanpa emosi terdengar: "Bagus, kau sudah bisa mengendalikan keinginan menembak. Hehe, andai tadi kau mengenai aku, hukuman apa yang pantas untuk kejahatan dua kali mencoba membunuh atasan?" Cahaya hijau di mata robot itu semakin terang.
Melihat cahaya hijau yang menyeramkan itu, Tang Long merasakan kulit kepalanya merinding. Ia buru-buru berdiri dan berdiri tegak di samping dengan hormat, tak berani bergerak.
“Tang Long, apa yang kamu takuti?” Pelatih Robot juga menyilangkan tangan di belakang, suara gesekan kerangka membuat bulu kuduk Tang Long merinding.
Meski tidak mengerti tujuan pertanyaan ini, Tang Long tetap menjawab dengan tegas: “Lapor, Yang Mulia! Saya takut pada hewan merayap bertubuh lunak! Dan... juga hantu!” Sambil berkata demikian, ia melirik pelatih robot. Setelah tiga hari menjalani metode pelatihan super sadis, gerakan-gerakan militer kini telah menjadi refleks alaminya.
“Oh? Makhluk lunak dan hantu khayalan?” Pelatih Robot itu menyilangkan lengan kerangkanya dengan gerakan sangat manusiawi, jari tulang putihnya mengelus dagu logam.
Tang Long sama sekali tidak menyadari bukti robot cerdas ini, dia sama sekali tidak berani melihat pelatih berkerangka tulang itu. Baru setelah mendengar suara logam berat "kreek-kreek" melewatinya dan masuk ke kegelapan, dia berani membuka mata, dengan sisa ketakutan melirik kerangka logam samar-samar yang tersembunyi dalam gelap.
Tentu saja setelah melirik, Tang Long langsung lari seperti kelinci ke ruang hiburan, ingin menghilangkan perasaan tidak menyenangkan itu dengan bermain game.
Tapi baru saja Tang Long mulai bermain, suara peluit mendadak terdengar di luar pintu - tanda istirahat berakhir. Dengan enggan Tang Long meninggalkan mesin game, dan saat sampai di pintu menyadari aula tidak berubah terang seperti sebelumnya, tetap gelap gulita.
Perasaan tidak menyenangkan itu semakin kuat. Ketika Tang Long ragu-ragu untuk keluar, tiba-tiba listrik ruang permainan padam. Seluruh pangkalan gelap gulita. Tang Long yang ketakutan langsung memegang erat-erat pistolnya.
Saat Tang Long dilanda kepanikan, suara "krak krak krak" mulai terdengar dari kejauhan. Mendengar suara itu, Tang Long tahu itu suara langkah robot. Matanya membelalak menatap kegelapan di depannya.
Tak lama kemudian, seiring langkah kaki yang semakin dekat, Tang Long melihat sepuluh titik cahaya hijau berkedip-kedip, lalu lima kerangka putih berkilauan yang samar-samar. Melihat pemandangan mengerikan itu, pistol di tangannya jatuh berdentum ke lantai. Tang Long bahkan tidak bisa bergerak atau sekadar menutup matanya karena terlalu ketakutan.
Tang Long hanya bisa menatap kosong saat lima pelatih robot telanjang itu berjalan mendekatinya. Robot-robot itu membuka kaki secara serempak, tangan disilangkan di belakang punggung: "Siap!"
Mendengar perintah itu, Tang Long secara refleks merapatkan kedua kakinya, menyalak dengan keras memberi hormat: "Halo, Komandan!" Kemudian meniru sikap pelatih dengan menyilangkan tangan di belakang. Baru setelah gerakan tak sadar ini selesai, Tang Long tersadar. Tapi sekarang dia tak sempat untuk merasa takut.
"Sekarang umumkan target pelatihan Prajurit Tang Long selama tiga bulan! Pertama: Latihan keberanian, kedua: Latihan fisik, ketiga: Latihan kemampuan menghindar. Ajukan pertanyaan segera!" Kalimat ini tidak diketahui berasal dari robot mana, tak terlihat mulut mana yang bergerak.
Tang Long seketika melupakan rasa takutnya. Rasa ingin tahu menguasainya, sehingga dia segera mengangkat tangan bertanya: "Lapor Pelatih, apa maksud latihan keberanian?"
Tidak ada yang menjawabnya. Ketika Tang Long hendak bertanya, lingkungan gelap di sekitarnya mulai berubah menjadi pemandangan hutan yang gelap dan menyeramkan. "Setidaknya pemandangan ini sedikit lebih baik daripada kegelapan total," pikir Tang Long sambil menggigil. Namun segera dia merindukan untuk kembali dalam pelukan kegelapan.
Selain lingkungan yang suram ini, muncul berbagai benda bergerak-gerak di sekelilingnya. Setelah diamati, ternyata ada ular yang lembek dan licin, ulat bulu yang menjijikkan, kalajengking menakutkan, dan berbagai jenis reptil lunak lainnya. Juga muncul zombie-zombie membusuk yang hanya pernah dilihatnya di film 3D, dengan cacing bangkai yang menjijikkan memenuhi tubuh mereka dan terus berjatuhan seiring gerakan zombie-zombie tersebut.
Tidak perlu dipikir, Tang Long yang melihat pemandangan mengerikan ini tentu langsung menjerit ketakutan. Pelatih tentu langsung mencambuknya. Tang Long dikejar dan dicambuk beberapa kali, tetap tidak bisa tenang, berusaha menyusut ke sudut dinding seolah ingin menyelipkan diri ke dalam tembok.
"Sebagai tentara masih takut pada hal-hal fiksi seperti ini, buat apa kau hidup! Dengarkan! Dalam satu bulan, kau akan hidup di lingkungan seperti ini. Kantin tetap buka dan tutup tepat waktu. Jika tidak sempat makan di jam operasional, kau harus lapar! Dan kau hanya bisa menggunakan senjata logam kuno untuk melawan gambar-gambar yang menyerangmu. Ketahuilah ini adalah sistem virtual hasil modifikasi game 《Fear》, jika terkena serangan mereka, kerusakan yang kau alami melebihi kenyataan."
Tidak diketahui juga robot mana yang mengucapkan ini. Kelima robot tengkorak itu meninggalkan pedang besar dari logam sebelum menghilang dalam kegelapan setelah suara itu selesai.
Meskipun kesadaran Tang Long hampir hilang, karena benda-benda menakutkan itu tidak mendekatinya, dia masih bisa mempertahankan sedikit kesadaran. Pada saat yang sama, dia juga mendengar perkataan pelatih. Sebagai penggemar game, dia tentu tahu game "Fear". Game ini adalah produk era awal munculnya sistem realitas virtual, yang mengirimkan informasi langsung ke otak melalui stimulasi saraf, menciptakan efek yang melampaui kenyataan pada persepsi pemain.
Saat game ini pertama kali diuji, dari 100 partisipan tes, 90 orang mengalami gangguan saraf dalam angka yang mengerikan. Seluruh 100 orang tersebut menjadi penyandang disabilitas mental akibat kerusakan virtual. Perawatan psikologis super intensif pun tidak bisa menyembuhkan mereka. Kecacatan mental ini berarti: jika dalam game seseorang tangannya dipotong monster, otak akan menganggap sensasi itu nyata dan menghentikan fungsi kontrol terhadap tangan yang sebenarnya utuh, membuat tangan tersebut menjadi lumpuh setelah permainan.
Karena realisme permainan melebihi kenyataan, permainan ini ditinggalkan bahkan sebelum selesai dikembangkan. Kemudian sistem ini digunakan untuk membuat permainan pesawat terbang, balap mobil, dan sejenisnya, tetapi karena sistem yang melebihi realitas ini, pemain yang gagal akan tewas seketika. Tentu saja ada juga yang menggunakan sistem ini untuk membuat permainan porno, sayangnya pemain tetap mati kehabisan energi karena sistem yang mengerikan ini. Sistem virtual ini juga sempat diperbaiki, namun setelah diperbaiki, sensasi melebihi realitasnya menghilang dan berubah menjadi permainan 3D biasa. Akhirnya pemerintah mengeluarkan larangan keras pengembangan sistem realitas virtual semacam ini karena tidak hanya berbahaya tetapi juga membuat orang sulit membedakan dunia nyata dan virtual. Maka sistem yang terkunci ini dijuluki Sistem Kematian, sementara permainan "Ketakutan" yang tak terselesaikan disebut Permainan Kematian.
Tang Long tak menyangka robot-robot itu bisa mengangkat permainan maut ini. Jika dia lengah sedikit saja, nyawanya bisa melayang dalam sekejap.
Ketika seseorang menghadapi bahaya dan ketakutan besar, ada dua reaksi: kehilangan diri atau melampaui diri.
Meski menghadapi hal-hal yang paling ditakuti dalam hatinya, Tang Long tahu bahwa rasa takut dalam sistem ini hanya akan membawa kematian. Saat suara sintetis dari atas terdengar: "10 detik lagi permainan dimulai, bersiaplah. 10, 9, 8, 7..." Tang Long melompat dan menerjang ke arah pedang besar yang sudah dibelit ular-ular.
Dia tahu seluruh bulu kuduknya berdiri, perasaan merinding menyelimuti hatinya. Terutama saat menyentuh makhluk lunak licin itu, rasanya rambut kepala hampir copot dari kulit kepala. Tapi demi mempertahankan nyawa, apa artinya semua ini?
Saat hitungan mencapai 1, Tang Long mengambil pedang itu lalu berbalik dan lari. Benda-benda yang awalnya diam mulai mengeluarkan suara menyeramkan dan mengejarnya.
“Lima bocah logam brengsek! Aku sumpahi 36 generasi leluhur kalian! Jika sebulan lagi aku tidak membongkar kalian jadi besi tua untuk dijual, aku bukan keturunan Tang!” Teriakan kutukan Tang Long bergema di hutan, diselingi pekikan seperti: “Mati kau!” “Bunuh!” “Ya ampun!” yang penuh amarah dan kesakitan.
Saat Tang Long menghadapi bahaya maha besar, di Planet Rad yang berjarak ratusan juta tahun cahaya, seorang wanita berparas anggun di apartemen kota dengan gelisah mengangkat telepon holografik. Terlihat jelas kecemasannya menunggu sambungan.
Muncul hologram kepala seorang pria paruh baya. Sebelum sempat bicara, wanita itu sudah berteriak panik: “Tang Long sudah tiga hari tidak menghubungiku, bagaimana ini?”
“Tiga hari?” Pria itu terkejut, lalu buru-buru menenangkan: “Mungkin dia sedang asyik bermain di suatu tempat, sangat senang sampai lupa segalanya, makanya lupa menelepon?”
"Tidak mungkin! Kamu juga tahu Tang Long anak yang patuh, mana mungkin tiga hari tidak menghubungi kita. Dia... jangan-jangan terjadi sesuatu..." Suara sang nyonya mulai tersekat saat mengucapkan ini.
Pria paruh baya itu segera menghibur, "Anak kita begitu lihai, pasti tidak terjadi apa-apa. Kalau benar ada masalah, polisi pasti sudah memberi kabar.... Baiklah, lebih baik kita lapor dulu. Tang Long punya KTP, pasti cepat ketahuan keberadaannya."
Nyonya yang sudah banjir air mata itu baru tersadar ada cara untuk memastikan keselamatan anaknya. Segera ia menekan tombol telepon hologram. Tak lama kemudian, di samping hologram pria paruh baya itu muncul wajah polwan berseragam yang tersenyum ramah, "Selamat siang, ini Kepolisian Federal. Ada yang bisa kami bantu?"
Sang ibu tahu ini adalah virtual human yang dikendalikan komputer, sehingga tanpa banyak basa-basi langsung berkata: "Anak saya hilang, nomor KTP-nya adalah LADE0125TANGLONG34140531221." Sang ibu sudah menghafal nomor tersebut di luar kepala sejak membantu anaknya mengurus KTP.
"Baik, silakan tunggu sebentar." Polwan itu tetap tersenyum, tanpa perubahan ekspresi. Hanya jeda sejenak kemudian berkata: "Telah ditemukan data, Tang Long, laki-laki, dari Distrik 0125 Planet Lade, lahir tahun 3414 Kalender Kosmik. Tiga hari lalu ia mendaftar di Angkatan Darat Federal di Planet Kaila, saat ini sedang menjalani pelatihan militer."
"Apa?!" Ekspresi terkejut dan tidak percaya muncul secara simultan pada wajah sang ibu dan hologram kepala suaminya. Mereka tak menyangka anak mereka yang baru pergi tiga hari lalu sudah menjadi tentara.
“Ini tidak mungkin, ini tidak mungkin! Bagaimana mungkin dia bisa jadi tentara? Tidak mungkin...” Nyonya itu menggelengkan kepala tak percaya. Pria paruh baya itu lebih tegas, cepat sadar dari keterkejutannya. Ia menghibur sang nyonya: "Sudahlah, toh sekarang tidak ada perang. Paling-pal hanya wajib militer tiga tahun. Lagipula Tang Long ini sehari-hari hanya menganggur, tubuhnya juga lemah. Latihan militer akan bermanfaat untuk masa depannya."
Nyonya itu awalnya sulit menerima, tapi segera sadar. Bagi yang penting anaknya tak kenapa-kenapa, hatinya sudah lega. Seperti kata suaminya, ini zaman damai, berlatih di militer juga baik. Lagi pula mereka tetap bisa menjenguk.
Ia mengusap air mata dan bertanya pada polwan itu: "Di kamp pelatihan mana dia berada?"
Polwan itu diam sejenak sebelum menjawab: "Maaf, itu termasuk rahasia militer yang tidak bisa diakses."
Pria paruh baya itu terdiam sejenak. Dia belum pernah mendengar kamp pelatihan dikategorikan sebagai rahasia militer. Jika kamp pelatihan dirahasiakan, pasti akan memicu protes dari orang tua para wajib militer. Dengan penasaran ia bertanya, "Ini tidak mungkin. Tolong periksa lebih detail." Teknologi konferensi video sudah ada sejak ribuan tahun lalu, sehingga meski berada di perangkat berbeda, dia tetap bisa berbicara dengan polwan itu.
"Baik." Polwan itu menjawab sambil tetap mempertahankan senyum kaku. Kali ini diamnya lebih lama. Pasangan suami-istri itu menatapnya dengan perasaan cemas.
Setelah waktu yang cukup lama, polwan itu menggelengkan kepala: "Maaf, tingkat kerahasiaan kamp pelatihan tempatnya berada adalah SS. Bahkan marsekal federal pun tidak berhak mengetahuinya. Ada yang bisa saya bantu lagi?"
Pria paruh baya itu membuka mulutnya lebar-lebar tak bisa menutupnya. Sebagai pengusaha berstatus cukup tinggi, dia tahu rahasia kode senjata pamungkas negara hanya mencapai level S. Namun kini kamp pelatihan putranya ternyata level SS! Kamp pelatihan seperti apa itu? Intuisi tajam seorang pedagang membuatnya merasa putranya telah terjerumus dalam pusaran bahaya yang sangat mengerikan. Dengan cepat dia menghentikan istrinya yang hendak berbicara lagi, lalu memberi tahu polwan bahwa tak ada keperluan lain.
Melihat polwan itu menghilang sebelum menjelaskan dengan jelas, nyonya itu tak bisa menahan ketidakpuasannya: "Apa yang terjadi? Apa itu level SS? Di mana Tang Long berada?"
Pria paruh baya itu menunjukkan ekspresi serius: "Jangan banyak bertanya. Tunggu aku pulang nanti akan kujelaskan. Ingat, mulai sekarang jika ada yang bertanya kemana Tang Long, katakan dia kuliah di luar kota. Siapapun yang bertanya, jawablah seperti itu - karena ini menyangkut keselamatan jiwa Tang Long. Baik, tunggu di rumah, aku segera pulang."
Ibu melihat ekspresi serius suaminya sampai terdiam sejenak. Ia belum pernah melihat suaminya begitu serius. Meski tak mengerti apa yang terjadi, demi keselamatan putra mereka, ia pun mengangguk tanda mengerti.
Beberapa jam kemudian, pria paruh baya itu muncul di samping sang istri. Setelah menjelaskan makna level SS, sang ibu pun terkejut. Mereka memutuskan untuk sementara tak menanyakan kabar anaknya. Namun mereka juga heran, mereka paling tahu bagaimana sifat putra mereka. Mungkinkah seorang remaja biasa seperti itu terlibat dalam urusan level SS?
Sebenarnya kekhawatiran orang tua Tang Long berlebihan. Seperti yang pernah disebutkan sebelumnya, komputer terminal Federasi adalah komputer cerdas. 'Satu-satunya teman' yang dimilikinya adalah lima robot yang telah hidup seumuran dengannya. Sejak ratusan tahun lalu ketika keberadaan Resimen 23 hampir terungkap dan hampir dimusnahkan, 'dia' telah menetapkan Resimen 23 sebagai rahasia negara tertinggi yang tidak bisa diakses siapa pun untuk melindungi teman-temannya. Kali ini hanya karena Tang Long adalah orang pertama dalam ratusan tahun yang mendaftar ke Resimen 23 dan meninggalkan jejak di sistem komputer, maka bisa dilacak. Namun sekarang bahkan jika orang tua Tang Long ingin menyelidiki lagi, mereka tidak akan bisa menemukan apa-apa karena semua data telah diubah oleh 'dia' setelah mengetahui ada yang mencari Resimen 23. Peristiwa ini juga membuat 'dia' mulai tertarik pada Tang Long, satu-satunya manusia yang muncul di Resimen 23.
Sebulan kemudian, lima robot dengan kerangka logam telanjang muncul di aula. Dengan kehadiran mereka, hutan yang gelap dan suram di aula menghilang. Seluruh ruangan kembali ke lingkungan serba putih.
Seorang pria dengan seragam militer kotor dan compang-camping, rambut panjang, bertubuh agak kurus, duduk bersila di tengah aula sambil menunduk. Di tangannya menggenggam pedang logam yang telah terlalu sering terkena pemindaian laser hingga menyerupai pisau laser. Aura pembunuhan samar-samar terpancar dari tubuhnya.
Hilangnya hutan tidak membuat pria ini menoleh. Kedatangan robot di sampingnya juga tak mendapat reaksi. Lima pelatih robot mengamati tentara itu sambil mendengarkan suara sintetis dari atas: "Pemain Tang Long, waktu bermain 29 hari 21 jam 35 menit 53 detik, musuh yang dieliminasi 18.604."
Robot terkejut mendengar angka tersebut. Awalnya saat mendengar durasi waktu, mereka memperkirakan Tang Long maksimal menghabisi 8.604 musuh - perhitungan berdasarkan lima pembunuhan per menit. Tapi tak disangka jumlahnya melebihi sepuluh ribu lebih.
“Bagus, Tang Long. Setelah hidup selama sebulan ini, kami yakin ketakutan dalam hatimu sudah hilang.” Robot itu baru saja selesai bicara ketika Tang Long mengangkat kepala dan melotot. Robot yang tak pernah mengenal rasa takut tiba-tiba merasa tidak berani menatap mata Tang Long. Ini karena mereka adalah robot cerdas dengan emosi manusiawi, sehingga menunjukkan reaksi seperti itu. Jika tidak, tatapan tajam Tang Long sama sia-sianya seperti mengancam komputer.
Tang Long sekarang sama sekali tidak merasa takut melihat robot rangka ini. Selama sebulan ini ia hampir tidur di atas tumpukan mayat, meskipun itu virtual tapi sangat realistis - bau busuk dan sensasi lengket yang menjijikkan. Kerangka seperti ini baginya hanyalah hiasan untuk menakuti anak kecil. Dengan penuh amarah, ia melompat sambil mengayunkan pedang ke arah robot.
Selama sebulan ini dia menjalani kehidupan yang tidak manusiawi, serangan monster virtual tidak hanya membuatnya merasakan sakit, tapi juga sensasi menjijikkan saat ulat-ulat itu menempel di tubuhnya dengan gerakan menggeliat yang sangat realistis. Belum lagi saat zombie-zombi itu ditembak mati, cacing mayat, cairan jenazah, dan potongan daging membusuk yang berbau busuk menyembur ke arahnya, langsung membuatnya muntah sampai asam lambungnya habis.
Hal-hal ini belum seberapa. Meski awalnya takut, namun lama-kelamaan mati rasa. Yang paling menyebalkan adalah saat makan, ke toilet, atau tidur, makhluk-makhluk menjijikkan ini tetap nekat mengikuti. Saat ke toilet, Tang Long harus terus menebas zombie yang mengintip sambil waspada terhadap tangan yang muncul dari kloset. Saat tidur harus tetap siaga setiap saat, khawatir tertidur dan dimakan. Terutama saat makan, gerakan belatung yang menggeliat di makanan bisa membuatnya tidak nafsu makan selama tiga hari. Meski tidak tahu berapa berat badannya sekarang, yang pasti tubuhnya sudah seperti tongkat kering. Marahnya, Tang Long membabi buta menebas robot untuk melampiaskan amuk.
Namun meski pisau logam itu permukaannya diasah sehalus pisau laser, tetap saja bukan asli. Selain suara benturan 'clang-clang-clang', yang tersisa hanya rasa kebas di tangan Tang Long. Logam robot ini memang bukan sembarang keras.
"Ya ampun!" Tang Long yang sudah lebih dari 20 hari tidak disetrum, setelah dicambuk beberapa kali, langsung melepas pedang besar dan berguling-guling di tanah.
"Kamu menyerang atasan dengan senjata tajam, hukumannya push-up 300 kali! Tidak ada makan sebelum selesai!" Robot yang baru saja ditetak habis-habisan oleh Tang Long berkata dingin.
Baru sekarang Tang Long sadar bahwa kelima makhluk ini berbeda dengan zombie yang bisa dihancurkan, mereka semua robot atasan yang tidak bisa mati dan tidak punya perikemanusiaan. Dengan cepat ia berdiri tegak: "Siap, atasan! X&$@#..." Ia ingat selama menyebut kata 'atasan' duluan, ia bisa memaki mereka. Maka sambil melakukan push-up, ia melontarkan sumpah serapah yang sudah matang di mulutnya selama sebulan ini.
Tidak bisa tidak, selama sebulan ini menghadapi musuh yang tidak bisa bicara bahasa manusia, kalau tidak sambil membunuh mereka dan mengumpat, bagaimana bisa bertahan? Tidak bicara sebulan bisa menjadi bisu.
Selama sebulan ini yang terus-menerus menghadapi ancaman kematian, stamina fisik Tang Long sudah jauh melebihi orang biasa. Meski 300 kali push-up itu nyaris membuatnya tak bisa bangun, tapi hanya nyaris, sehingga dia masih bisa berdiri tegap di tempat.
"Bagus. Sekarang kamu istirahat. Mulai besok selama dua bulan, kita akan melaksanakan latihan menghindar yang dikombinasikan dengan latihan fisik," kata pelatih robot dengan suara dingin.
Begitu mendengar ini, Tang Long langsung terjatuh dalam posisi siap sempurna, disertai suara dengkuran. Perlu diketahui, selama ini dia sama sekali belum pernah tidur nyenyak.
Kelima robot melihat Tang Long terjatuh, semua mata mereka memancarkan sinar merah untuk memindai tubuh Tang Long. Kemudian mereka masing-masing berdiri di bagian kepala dan anggota badan Tang Long. Tanpa gerakan berarti, lantai di bawah tubuh Tang Long perlahan menopangnya naik. Berhenti saat mencapai ketinggian pinggang robot-robot itu.
"Saat itu, mata elektronik hijau robot tiba-tiba berubah menjadi biru. Sepuluh sinar biru mulai menyapu bolak-balik tubuh Tang Long. Setelah sepuluh menit, kulit Tang Long yang agak gelap dan kering kembali ke warna sehat. Kini mata biru robot kembali ke warna hijau, meski cahaya hijaunya tak seterang sebelumnya. Akhirnya, salah satu robot menggendong Tang Long menuju tempat tinggalnya."
"Empat robot sisanya masih berdiri di posisi semula. Meski tidak bergerak, mereka berkomunikasi:"
"Sepertinya energi kita tidak bisa bertahan setahun lagi."
"Tak ada cara lain. Bagaimana mungkin kita tidak melakukan aktivasi sel setiap 3-5 hari untuk meningkatkan metabolisme Tang Long? Tanpa ini, bagaimana dia bisa bertahan dalam latihan seintens ini?"
"Hehe, Tang Long memang luar biasa. Bertahan sebulan di 《Fear》tanpa meninggalkan efek samping berarti."
"Untung saja. Jika bukan karena hipnosis kesadaran yang kuberikan setiap malam, dia sudah gila atau cacat."
“Jangan pamer jasa, dua bulan tersisa harus intensifkan latihan fisik dan keterampilan tempurnya. Beberapa bulan ke depan akan fokus pada strategi, komando kapal perang, dan keterampilan pertempuran udara.”
“Ini masih kurang, aku punya banyak materi lain yang ingin diajarkan padanya, seperti kursus kontrol psikologis, mata pelajaran spionase...”
“Sudahlah, kau ingin mengubahnya menjadi pasukan khusus?”
“Bukan pasukan khusus, aku ingin melatihnya menjadi prajurit serba bisa.”
Jika tidak melihat empat robot yang berdiri tak bergerak, hanya mengandalkan pendengaran, pasti mengira ini adalah diskusi hangat antara beberapa sahabat karib.
Saat itu robot yang mengantar Tang Long kembali ke asrama muncul, keempat robot itu menghentikan diskusi dan serentak menoleh ke arah robot tersebut.
"Tidak perlu banyak bicara, kita jalankan rencana sesuai strategi. Siswa satu-satunya kita tidak mungkin hanya menjadi prajurit biasa, tingkatkan pelatihan kemampuannya dalam mengomandoi situasi global!" Robot ini jelas merupakan pemimpin dari kelima mereka. Saat mengucapkan ini dengan tangan terkait di belakang, keempat robot lainnya serentak merapatkan kaki dan memberi hormat dengan tepuk tangan: "Siap!"
