Semua orang memandang reruntuhan yang melayang itu dengan tatapan kosong, tidak menyangka 2.000 kapal perang musuh bisa dihancurkan dengan cara begitu sederhana. Liu Sihao dan yang lain menatap Tang Long yang duduk tenang di kursi komando dengan pandangan tak percaya, melihat ekspresi dingin yang masih melekat di wajahnya, mereka akhirnya menelan kembali pertanyaan yang hendak diajukan.
Mereka heran, mengapa Komandan sama sekali tidak menunjukkan ekspresi gembira atas kemenangan ini? Tiba-tiba mereka teringat jumlah musuh yang terdeteksi sebelumnya. Dua ribu kapal perang ini hanyalah pasukan perintis musuh. Pasukan utama akan segera menyusul, bagaimana mungkin bisa senang? Maka mereka segera kembali ke posisi masing-masing dengan wajah muram.
Namun saat mempersiapkan pekerjaan, tiba-tiba terdengar rangkaian suara cibir dingin. Saat menoleh, mereka melihat Tang Long dengan mata terpejam menyunggingkan senyum sinis di sudut bibirnya. Suara cibir itu ternyata berasal dari mulut Tang Long.
Saat semua masih tertegun, tiba-tiba Tang Long membuka mulut dan tertawa terbahak-bahak: "Ahahahaha, aku terlalu hebat! Begitu mudah menghancurkan musuh, aku sangat mengagumi diriku sendiri!" Sambil duduk di kursi, ia mengangkat keempat anggota badan dan bergoyang-goyang penuh semangat seperti sedang menari.
Semua orang kehilangan akal sejenak. Setelah beberapa saat, mereka mengusap dahi mereka, mengabaikan Tang Long, lalu berbalik sibuk dengan tugas masing-masing.
Tang Long melompat penuh semangat dan berteriak, "Seluruh dunia, dengarkan perintah! Segera pindah ke posisi yang ditentukan dan bersiap menghadang gelombang musuh berikutnya!" Sambil berteriak, dia menekan tombol di platform komando. Peta galaksi di layar segera menampilkan titik tujuan setiap kapal.
Awak kapal langsung memahami dari titik-titik indikator tersebut: Tang Long memerintahkan semua kapal perang membentuk formasi lingkaran tiga dimensi di sekitar reruntuhan jalur aman. Rencananya jelas - menghadang musuh dari segala arah di titik penghalang ini.
Mary segera mematuhi perintah dan mengemudikan kapal ke lokasi yang ditentukan. Namun baru bergerak sedikit, Chen Yi berteriak panik, "Komandan! Kapal-kapal lain mengirim pesan bersama menolak berpindah dan meminta komunikasi langsung dengan Anda!"
Mendengar ini, semua orang tertegun, sementara Tang Long justru berteriak marah: "Apa yang dilakukan para bodoh itu? Cepat masuk ke posisi, musuh akan segera datang!" Sambil berkata demikian, Tang Long menggerakkan tangannya kesal: "Sambungkan komunikasi, aku ingin lihat mengapa mereka menolak bergerak!"
Layar berubah menampilkan seorang perwira berpangkat Letnan Dua berusia sekitar 30 tahun. Tanpa memberi hormat, dia langsung membentak Tang Long dengan muka memerah: "Apa yang kau lakukan?! Bukannya cuma menakut-nakuti mereka? Kenapa menghancurkan semuanya?! Kau ingin mengorbankan nyawa kita semua?!"
Ekspresi marah Tang Long sudah menghilang. Dia mengangkat bahu dan mengangkat kedua tangan dengan ekspresi tak berdaya: "Aku juga tidak tahu kapal perang Kekaisaran Elang Perak begitu rapuh. Cuma dua torpedo sudah bisa melumpuhkan satu kapal. Tapi bukannya ini bagus? Kita justru mendapat prestasi gemilang."
Letnan Dua itu matanya hampir melotot, ia berteriak marah: "Berdosa besar, bukan berjasa! Negeri kita sudah meninggalkan kita, sekarang di belakang musuh masih ada dua armada yang mendekat. Bisakah kapal perang berpenggerak sendiri kita menahan mereka? Awalnya saat kau mau menyerah, kami semua setuju. Tapi sekarang sudah menghancurkan begitu banyak kapal musuh, bagaimana ini?"
Tang Long tersenyum: "Oh, rupanya kalian tidak hanya tahu negeri telah meninggalkan kita, tapi juga tahu jumlah musuh." Para kapten ini bukan orang bodoh. Saat menemukan koneksi dengan negeri terputus dan mengingat perintah Letnan Jenderal itu, mereka langsung paham situasinya. Tentang jumlah musuh, mereka dapatkan dari komputer saat menyambung dengan kapal Tang Long, makanya cenderung memilih menyerah.
Tang Long melanjutkan senyumannya: "Bukankah ini bagus? Dengan seribu kapal umpan kita menghancurkan dua ribu kapal reguler musuh, bukankah ini menunjukkan nilai kita? Nanti saat menyerah, perlakuan pada kita akan lebih baik."
Letnan Dua itu menatap Tang Long dan bertanya dengan curiga: "Benarkah? Apakah musuh tidak akan marah karena kehilangan dua ribu kapal perang, lalu menolak menyerah dan menghancurkan kita?"
Tang Long mengibaskan tangan sambil tertawa riang: "Tentu tidak! Sehebat kita, mana mungkin mereka tega menghancurkan kita? Cepat ikuti instruksi ke posisi yang ditentukan, kita harus menyelesaikan langkah terakhir dengan baik."
Letnan Dua itu ragu sejenak, matanya tidak menatap Tang Long, seolah sedang berdiskusi dengan seseorang. Xing Ling menyela: "Tang Long, layarnya dipenuhi gambar kapten kapal dari kapal perang lain. Sepertinya dia adalah perwakilan yang dipilih para kapten."
Tang Long mengangguk tanpa bicara, sambil memberi isyarat pada El Hua untuk mengintai posisi pasukan musuh, dan menunggu jawaban Letnan Dua itu.
Letnan Dua yang sepertinya sedang mendengarkan sesuatu tiba-tiba melompat marah sambil berteriak: "Bajingan, kau benar-benar brengsek, berani-beraninya menipu kami lagi! Apa kau pikir kami bisa menghancurkan dua armada?!" Tang Long menghela nafas dalam hati, rupanya mereka semua sudah tahu rencananya.
Saat Tang Long hendak berbicara, wajah Letnan Dua itu berubah serius. Dengan suara dingin ia mendahului: "Sekarang kami sepakat mencabut wewenang komandanmu. Kami semua Letnan, tidak ada alasan untuk saling memerintah. Jika kau mau menyerang mereka, seranglah sendiri. Kami akan menunggu di sini untuk menyerah."
Tang Long tidak marah, malah menyunggingkan senyum licik: "Hehe, setelah menghancurkan pasukan pendobrak musuh, kalian masih mau menyerah? Begitu musuh muncul, mereka takkan mendengarkan penjelasanmu—langsung menyerang! Dengarkan aku dan kalian bisa selamat, kalau tidak, bersiaplah jadi bahan peluru!"
“Bangsat kau sudah menghitung kami dari awal!” Letnan Dua itu berteriak marah. Saat dia hendak melanjutkan, semua lampu alarm di kapal perang mulai berkedip-kedip disertai suara alarm "wu wu" yang terus-menerus.
El Hua yang terus memantau radar berteriak panik ke Tang Long: "Komandan! Kapal musuh akan muncul di zona 500 dalam 10 menit! Jumlah musuh 18.000+ kapal, termasuk 4 kapal induk, 1.000 kapal tempur, 7.000 kapal penjelajah, 6.000 kapal perusak, 4.000 pesawat angkut. Kemungkinan ada kapal selam! Ini dua armada yang diperkuat! Mereka sudah mendeteksi kita!"
Semua orang membeku. Angka yang mengerikan itu, ditambah semua kapal perang yang levelnya beberapa level lebih tinggi dari kapal perang berpenggerak sendiri. Yang paling menakutkan - musuh sama sekali tidak memiliki kapal patroli yang termasuk level rendah.
Mereka serentak menatap layar. Di layar, selain posisi kapal perang musuh yang ditandai pada peta galaksi, sama sekali tidak terlihat bayangan musuh. Penemuan ini membuat mereka sedikit lega, karena jika kapal musuh bisa terlihat dengan mata telanjang, itu berarti satu tembakan serentak dari musuh akan mengubah kapal-kapal mereka menjadi debu kosmos.
Tang Long segera menekan tombol di platform komando dengan cepat. Di layar langsung muncul gambaran formasi kapal musuh yang bergerak perlahan di jalur aman seperti ular. Tang Long mengangkat kepala dan berteriak: "Kapal perang musuh semuanya berukuran raksasa, tidak cocok untuk manuver di zona kematian ini. Kapal kecil kita masih punya peluang! Cepat! Segera jalankan perintah, menuju titik yang ditunjukkan!"
Rekaman Letnan Dua yang menghilang saat alarm berbunyi, kembali muncul di hadapan Tang Long. Ekspresinya santai, ia berkata sambil tersenyum: "Maaf, kami sudah mengirim sinyal menyerah ke tentara kekaisaran. Sekarang sedang menunggu jawaban dari komandan mereka. Kami tidak mau jadi umpan meriam, lupakan saja niatmu itu. Lebih baik ikut menyerah bersama kami."
Tang Long berteriak kaget: "Jangan! Tentara kekaisaran tidak akan menerima penyerahan kalian!"
Letnan Dua dan awak kapal Tang Long sama-sama bingung memandangnya. Mengapa tentara kekaisaran tidak mau menerima penyerahan? Lagipula bukannya awalnya kau yang mengajak menyerah? Xing Ling juga bertanya heran: "Tang Long, mengapa kau begitu yakin mereka tidak akan menerima penyerahan?"
Saat menjawab pertanyaan Xing Ling, Tang Long juga berbicara ke layar: "Saya pernah mempelajari formasi armada Federasi dan Kekaisaran. Secara umum, satu armada terdiri dari 1 kapal induk, 100 kapal tempur, 1.000 kapal penjelajah, lebih dari 2.000 kapal perusak berbagai level, 4.000 kapal patroli, serta ribuan pesawat angkut! Meski jumlahnya bisa bervariasi tergantung misi, belum pernah ada armada dengan lebih dari 500 unit kapal tempur. Dari segi kapal tempur saja, dua armada musuh ini setara dengan 10 armada biasa! Menurut kebiasaan Kekaisaran, armada sekuat ini hanya dimiliki pasukan pengawal kekaisaran. Mustahil Kekaisaran mengirim pasukan penjaga ibukota untuk invasi. Lagipula 100 ribu pasukan yang ditempatkan di Galaksi Kestera sama sekali belum bergerak. Bisa dipastikan kedatangan pasukan elit ini bukan untuk invasi - mereka punya misi rahasia! Masak mungkin pasukan seperti ini menerima pasukan yang menyerah?"
Perkataan Tang Long membuat semua orang terdiam. Mereka juga tahu bahwa armada biasa tidak memiliki konfigurasi sekuat ini. Di kekaisaran, hanya pasukan pengawal kekaisaran yang memiliki armada dengan kekuatan seperti ini. Lalu untuk apa pasukan pengawal yang datang dari ribuan tahun cahaya ke sini? Jika dikatakan invasi, tidak mungkin mereka mengerahkan pasukan pengawal yang seharusnya menjaga perbatasan. Lagipula 100.000 pasukan yang ditempatkan di Galaksi Kestera memang belum bergerak. Mungkinkah invasi ke negara musuh hanya mengerahkan dua armada yang diperkuat? Memikirkan bahwa pasukan pengawal datang dengan misi khusus, semua orang merasa deg-degan.
Xing Ling segera bertanya setelah mendengar perkataan Tang Long: "Bagaimana kamu bisa mengetahui dan menganalisis semua ini, Tang Long?" Tang Long tersenyum sambil menggerakkan tenggorokannya tanpa suara: "Semua ini diajarkan oleh para pelatih sintingku. Mereka mengajariku seperti bebek yang dipaksa makan untuk mempelajari cara mengolah dan menganalisis intelijen. Meski tidak menguasai sepenuhnya, hal-hal seperti ini bisa langsung kukenali."
Xing Ling menangkap nada kecongkakan dalam ucapan Tang Long, tak bisa menahan diri untuk mencebik dan bergumam, "Sok pamer." Dia tentu tahu pengetahuan apa yang diajarkan para pelatih kepada Tang Long. Awalnya melihat performa Tang Long, dia mengira pria itu hanya menelan mentah-mentah tanpa memahami esensi. Tapi sekarang tampaknya pengetahuan yang dipelajari itu telah menjadi naluri alami Tang Long.
Wajah Letnan Dua itu berubah pucat. Saat hendak berbicara, tiba-tiba ekspresinya berubah gembira. Ia memandang Tang Long dengan sikap merendahkan, "Kau tak perlu membohongi kami lagi. Pasukan Kekaisaran sudah menerima penyerahan diri kami." Melihat ekspresi terpana Tang Long, ia menyeringai keji, "Maaf, setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk menyerahkan penjahat perang yang menghancurkan 2.000 kapal perang Kekaisaran ini kepada mereka. Hehe, harap maklum, kami butuh oleh-oleh untuk menghadap mereka."
："Komandan, kapal perang berpenggerak sendiri kita mulai mengepung kita, dan semua meriam utama serta meriam sekunder mengarah ke kita!" Mendengar ini semua orang di kapal menatap Tang Long. Mereka tahu begitu Tang Long menolak, tembakan dari pasukan sendiri akan menghujani mereka. Dengan Perisai Perlindungan yang tersisa 20%, pasti hancur seketika! Saat keheningan menyelimuti kabin, Chen Yi menekan earbudnya dan berkata dengan tegang: "Komandan, pasukan Kekaisaran mengirim pesan meminta komunikasi dengan Anda."
Tang Long tidak menghiraukan perkataan Chen Yi, karena Xing Ling sedang berbicara dengannya: "Tang Long, bagaimana? Sekarang sepertinya kau akan jadi tawanan." Tang Long tersenyum pahit, tampaknya dirinya sudah dikorbankan oleh para Letnan Dua pengecut ini. Rencana awalnya untuk memanfaatkan ukuran besar kapal perang musuh, menyergap mereka di zona kematian penuh puing-puing ini agar reruntuhan membentuk penghalang lebih besar, sehingga bisa bersembunyi jauh, kini hancur berantakan.
Saat sedang frustasi, tiba-tiba Tang Long teringat sesuatu. Matanya berbinar sementara tenggorokannya bergetar saat bicara pada Xing Ling: "Kakak, saat berkumpul tadi, kecepatan kapal perang ini tiba-tiba mencapai 2G, itu ulahmu kan?"
Xing Ling tertawa: "Kenapa? Mau menghukumku?" Tang Long buru-buru tersenyum: "Hehe, mana mungkin, aku hanya ingin kakak membantu sedikit." Setelah bergumam sekian lama, Xing Ling tertawa: "Kau benar-benar nekat. Tapi aku suka, ini cukup seru." Tang Long menggelengkan kepala, berharap reaktor tenaga bisa bertahan sampai waktu yang diharapkan.
Saat itu Chen Yi berteriak lagi: "Komandan, maukah berkomunikasi dengan komandan pasukan Kekaisaran?" Tang Long baru tersadar, melambaikan tangan: "Sambungkan."
Mendengar perkataan Tang Long, semua orang kembali ke posisi masing-masing. Mereka belum pernah melihat pejabat tinggi pasukan Kekaisaran. Entah nanti menyerah atau mati berperang, mereka harus menunjukkan sikap tentara yang baik.
Liu Sihao duduk di kursinya, menyadari kedua kakinya gemetar tak terkendali. Dia tahu ini akibat ketakutan akan nasib tak terduga yang akan datang. Dengan geram, dia mencubit keras pahanya sendiri, merasa malu karena ketakutannya yang berlebihan. Namun saat melihat rekan di sampingnya yang wajahnya pucat dan berkeringat dingin, rasa malunya sedikit berkurang.
Menurut cerita veteran berpengalaman, dalam perang kita takkan merasakan kematian. Semua bisa berakhir dengan satu tembakan, menghancurkan kita menjadi debu kosmik sebelum sempat merasakan ketakutan. Kali ini reaksinya seperti ini karena dua hal: pertama dia adalah rekrutan baru yang belum pernah mengalami perang, kedua mereka sedang terjebak dalam cengkeraman maut. Dalam situasi seperti ini, bahkan veteran yang pernah melalui banyak pertempuran pun pasti akan gemetar seperti dirinya.
“Ah, nasib belasan orang ini semuanya bergantung pada satu kalimat dari Komandan.” Liu Sihao yang berpikir demikian tanpa sadar menoleh ke arah Tang Long, dan menemukan sudut bibir Tang Long menyunggingkan senyum samar. Liu Sihao tertegun, teringat performa Tang Long selama pertempuran ini. Tang Long tidak hanya menunjukkan kemampuan komando improvisasi yang tak tertandingi, tetapi juga tetap tenang dan natural. Bahkan ketika menghadapi ancaman kematian seperti ini, tidak ada sedikit pun kepanasan terlihat darinya. Memberikan kesan yang sama sekali tidak seperti seorang rekrutan baru, apalagi seorang tentara dari sistem bela diri. Kesan yang terpancar justru seperti seorang Jenderal Besar yang pernah memimpin ribuan pasukan dan telah melalui pertempuran hidup-mat.
Dan, bagaimana Komandar bisa mengetahui situasi kapal perang ini dan skandal kotor di dalam negeri? Mengingat ucapan bergumam Tang Long yang didengarnya tak lama sebelumnya, Liu Sihao tak bisa menahan decak kagum: "Ternyata sang Komandan tidak sesederhana penampilannya." Merenungkan hal ini dan nasibnya sendiri, ia menghela napas. Dirinya hanyalah seorang pasukan logistik, mungkinkah meraih sukses di dunia ini? Pada saat ini, suara "B" dari sinyal koneksi yang tersambung menghentikan lamunan Liu Sihao, membuatnya menatap layar.
Di layar terlihat dua perwira muda berpangkat Mayjen yang mengenakan seragam militer Kekaisaran yang rapi. Rambut pirang keemasan mereka yang berkilauan tertiup angin, dipadukan dengan wajah tampan, membuat penampilan mereka begitu anggun dan menawan. Liu Sihao secara tak sadar menoleh ke arah Tang Long, dalam hatinya memperkirakan apakah Tang Long bisa mencapai pangkat Mayjen di usia seperti kedua perwira Kekaisaran ini? Saat menoleh, ia terkejut melihat ekspresi Tang Long yang menunjukkan keheranan. Tang Long spontan berseru, "Kalian berdua!"
Kester dan Darren sempat mengira pendengaran mereka bermasalah saat menerima kabar bahwa pasukan pelopor dihancurkan tanpa sempat menembakkan satu peluru pun. Setelah memverifikasi tiga kali bahwa seluruh pasukan benar-benar musnah, wajah mereka pucat membeku. Bagaimana mungkin seribu kapal perang berpenggerak sendiri itu bisa memusnahkan seluruh armada? Padahal menurut perhitungan, satu kapal patroli saja bisa menghancurkan sepuluh kapal jenis itu!
Mereka meneliti informasi yang dikirimkan oleh kapal-kapal perang itu sebelum mati, semakin terkejut karena setelah melompat keluar mereka sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan kapal mengalami distorsi ruang angkasa. Melalui pemindaian energi, ditemukan bahwa pada saat yang sama ketika mereka melompat keluar, pihak lawan meledakkan sebutir torpedo di titik lompatan. Torpedo inilah yang menyebabkan distorsi pada kapal perang. Dalam keterkejutan, mereka segera menyimpan data ini ke komputer dan mengirimkannya kembali ke negeri. Mereka sama sekali tidak menyangka metode seperti ini bisa digunakan untuk menghalangi lompatan kapal perang. Jika ke depannya selalu begini, bagaimana caranya Perang ini bisa dilanjutkan? Oleh karena itu mereka memutuskan untuk memberikan data ini ke lembaga penelitian kapal perang Kekaisaran. Sekaligus, rasa penasaran mereka terhadap komandan Federal yang memimpin pertempuran ini semakin membara, karena belum pernah ada orang yang menggunakan metode serangan seperti ini. Bagaimana komandan Federal itu bisa menemukan cara seperti ini?
Mereka tentu tidak bodoh untuk melakukan lompatan lagi. Selain musuh mungkin menggunakan taktik yang sama, reruntuhan ledakan sebelumnya juga menghalangi lompatan. Mereka terpaksa memerintahkan seluruh armada masuk ke jalur aman dan melanjutkan dengan kecepatan biasa. Awalnya mengira musuh sudah kabur jauh selama periode ini, tapi tak disangka mereka tetap bertahan di sana dan mengirimkan pesan menyerah. Fenomena aneh juga terlihat: semua kapal perang berpenggerak sendiri mengarahkan senjata ke salah satu kapal sejenis. Melalui komunikasi, diketahui bahwa yang disandera anak buahnya sendiri ternyata adalah komandan armada tersebut.
Setelah menyetujui penyerahan musuh, mereka meminta bertemu komandan lawan. Saat layar menampilkan seorang letnan dua yang sangat muda, mereka terpaku. Siapa sangka komandan yang membuat mereka kagum ternyata adalah perwira muda berpangkat rendah seperti ini. Sebelum sempat berkata apapun, ucapan letnan muda ini langsung membuat mereka terkejut.
Kester dan Darren saling memandang. Mereka tidak menyangka lawan ternyata mengenali mereka, padahal jelas-jelas mereka belum pernah melihatnya. Lagipula mereka berdua bukanlah tokoh terkenal di Kekaisaran, sama sekali belum pernah muncul di media. Selain orang-orang terdekat, tidak ada yang mengenal mereka. Lalu dari mana Letnan Dua ini pernah melihat mereka?
Dengan sedikit terkejut Darren bertanya, "Letnan, apakah kau pernah bertemu kami sebelumnya?"
Tang Long segera menggelengkan kepala, "Oh, saya sama sekali belum pernah bertemu Yang Mulia Mayjen berdua. Saat melihat penampilan Tuan-tuan, saya merasa sangat mirip dengan dua teman saya. Jadi sempat terkecoh mengira Tuan-tuan adalah mereka." Tang Long tidak sebodoh itu untuk mengakui pernah bertemu mereka, karena jika ditanya lebih lanjut akan merepotkan. Bagaimana menjelaskan bahwa dirinya pernah bertempur bersama robot-robot pasukan Kekaisaran? Apakah harus bilang bahwa pelatihnya berteman dengan mereka dan meminta bantuan melatih dirinya?
Kester mengusap wajahnya sendiri, bergumam curiga: \"Ada orang yang mirip denganku? Tidak mungkin kan? Aku ini pria tampan langka di Kekaisaran, tidak mungkin ada yang setampan aku.\" Darren melihat sifat narsis rekannya ini malah ditunjukkan di depan musuh, buru-buru batuk kecil sebagai peringatan.
Meski dalam hati Tang Long bergumam 'narsisis', tapi wajahnya dipenuhi senyum licik: \"Tentu saja, kesejantanan Yang Mulia tak tertandingi. Bukan hanya di Kekaisaran Elang Perak, bahkan di seluruh alam semesta pun tak ada yang melebihi Yang Mulia.\" Liu Sihao dan bawahan Tang Long lainnya entah kenapa, saat mendengar ucapan ini, jantung mereka berdebar kencang. Meski tak tahu alasan pastinya, mereka merasakan sang komandan sedang menyusun siasat licik lagi.
Kester pertama kali menunjukkan senyum puas, lalu segera menegakkan ekspresi dan memberi hormat militer: "Saya Mayjen Kester, Komandan Armada Ketiga Pengawal Ibukota Kekaisaran Elang Perak." Darren juga mengikuti dengan hormat: "Saya Mayjen Darren, Komandan Armada Keempat Pengawal Ibukota Kekaisaran Elang Perak." Mereka tidak percaya perkataan Tang Long. Letnan ini pasti pernah melihat mereka di suatu tempat, tapi sekarang bukan saatnya bertanya. Lebih baik merekrutnya dulu baru interogasi nanti.
Tang Long tersenyum tipis, wajahnya kembali ke ekspresi dinginnya. Dengan gerakan sempurna, dia memberi hormat militer sambil berseru lantang: "Saya Letnan Tang Long, Kapten Kapal Perang Berpenggerak Sendiri nomor 521 dari Federasi Wan Luo!"
Tang Long melihat alis Darren berkerut, tahu apa yang dipikirkannya. Ia tersenyum dan berkata, "Letnan ini adalah hasil promosi setelah 90% kapal perang kami dihancurkan oleh sinar laser dingin kalian. Letnan Jenderal Distrik Militer langsung mempromosikan semua personel di ribuan kapal perang berpenggerak sendiri yang tersisa, naik pangkat satu tingkat."
Kester tertawa, "Haha, taktik khas untuk mengorbankan kalian. Letnan Tang Long, sekarang kalian sudah dikhianati oleh sesama prajurit sendiri. Jangan heran bagaimana aku tahu - secara logika, ketika atasan memberi perintah kenaikan pangkat sebelum perang, itu tanda mereka siap meninggalkan kalian. Pasukanku segera tiba. Bagi kalian, bertempur atau melarikan diri sama-sama bukan pilihan baik. Jadi, apa jawabanmu sekarang?" Setelah menerima sinyal menyerah dari Angkatan Darat Federal dan melihat Tang Long diancam oleh pasukannya sendiri, Kester tahu Tang Long menolak menyerah. Sejujurnya ia cukup menyukai pemuda ini, ditambah masih ada pertanyaan yang mengganjal, makanya ia melakukan persuasi ini.
Liu Sihao dan yang lainnya yang duduk di posisi mereka menatap Tang Long dengan tegang. Mereka sendiri tidak tahu jawaban seperti apa yang mereka harapkan dari Tang Long. Meski baru menjadi tentara sebentar, mereka memiliki rasa antipati yang tak jelas terhadap penyerahan diri. Tapi jika tidak menyerah, nyawa mereka semua akan terkubur di sini. Dalam kebingungan, tanpa disadari mereka telah memutuskan untuk mempercayakan nasib mereka ke tangan Tang Long, siap menghadapi takdir yang berbeda sesuai perintahnya.
Saat itu, suara Xing Ling terdengar di telinga Tang Long: "Persiapan OK, jarak kapal musuh sekarang 200 zong." Mendengar ini, senyum misterius mengembang di bibir Tang Long. Dengan cepat ia memunggungi Kester dan Darren. Sebelum kedua orang itu menyadari apa yang terjadi, Tang Long menepuk pantatnya yang terangkat dengan telapak tangan, sambil menoleh dan membentak: "Makanlah kentut busukku! Mau aku menyerah? Nih!" Sambil berbalik, ia menunjukkan jari tengahnya yang terkepal ke arah Kester dan Darren.
Saat semua masih terdiam tak bereaksi, Tang Long tiba-tiba duduk di kursi komando. Sabuk pengaman di seluruh kapal langsung melompat otomatis mengikat semua orang. Kemudian Tang Long mengangkat tangan dan berteriak: "Larilah!" Kapal perang seketika mengaum keras. Dari perspektif kosmik, kapal perang Tang Long yang terkepung ini tiba-tiba menyemburkan api dahsyat dari bagian belakangnya. Kapal perang melesat dengan kecepatan yang tak terbayangkan, "Syuut!" menembus jaring kepungan, menyelusup ke zona kematian penuh puing-puing, lalu melesat jauh meninggalkan lokasi.
Liu Sihao dan yang lain yang tertekan oleh tekanan kuat hanya bisa tersenyum getir sambil menatap dua Mayjen yang urat darahnya menonjol di layar. Sementara itu, Mary dengan susah payah memeriksa sistem pengemudian, tentu saja hasilnya adalah dia telah kehilangan kendali. Meski hatinya bergumam, karena sebelumnya pernah mengalami situasi serupa, dia tidak panik seperti sebelumnya. Sekarang bahkan orang bodoh pun tahu bahwa kejadian aneh di kapal perang selama ini berkaitan dengan sang Komandan.
Tang Long menatap dua Mayjen di layar sambil terkekeh: "Hehe, tidak perlu marah-marah seperti itu. Kalian bukan armada biasa tapi pasukan pengawal ibukota. Seandainya kalian armada biasa, aku sudah lama menyerah. Sekarang kupikir lebih baik kembali menghadapi hukuman pengadilan militer daripada menyerah pada kalian." Setelah berkata demikian, dia melambaikan tangan menyuruh Xing Ling mematikan layar.
Kedua orang di kapal induk kekaisaran ini, mendengar perkataan itu, wajah mereka langsung berubah. Meskipun hanya rekaman virtual, mereka bisa melihat ketakutan yang terpancar dari mata satu sama lain. "Apakah orang ini tahu tujuan kita yang sebenarnya?! Jangan biarkan dia lolos!" Pikiran yang sama muncul di benak mereka. Serentak mereka memberi perintah: "Semua kapal percepat laju! Perintahkan kapal perang berpenggerak sendiri yang sudah menyerah untuk mengejar Tang Long, pastikan untuk menenggelamkannya!"
Para kapten kapal perang berpenggerak sendiri yang telah menyerah menerima perintah ini. Lebih dari 200 kapten segera memerintahkan pengejaran. Kapal-kapal lainnya sama sekali tidak bergerak, mungkin para kaptennya enggan mengejar rekan sendiri?
Mereka yang tidak mendengar percakapan Tang Long dengan para Mayjen itu, meski tidak tahu alasan kedua perwira tinggi itu menggeram memerintahkan penenggelaman Tang Long, menyadari ini adalah kesempatan untuk membuktikan nilai mereka setelah menyerah. Selain itu, jika Tang Long kembali dan membuat pernyataan sembarangan, mereka bisa dituduh berbagai kejahatan oleh Federasi yang akan disiarkan ke seluruh galaksi.
Jadi mereka segera mengejar Tang Long dengan kecepatan penuh. Karena kapal perang berpenggerak sendiri ini berukuran kecil, reruntuka zona kematian tidak menjadi hambatan besar bagi mereka. Namun kecepatan Tang Long terlalu tinggi, sehingga mereka hanya bisa menembak dari jarak jauh.
Lan Wen Te yang bertanggung jawab atas sistem tenaga sudah berteriak: "Output reaktor mencapai 200%, nozzle jet hanya bisa bertahan 2 menit lagi sebelum meleleh!" Sementara asisten komandan Gina, setelah badan kapal bergoyang beberapa kali, berteriak: "Mengalami serangan, tapi karena kecepatan kita terlalu tinggi, tidak ada kerusakan!"
Tang Long melepas sabuk pengaman, berjalan limbung mendekati Mary dan berkata: "Mary, kita tukar tempat duduk." Mary yang mendengar ini terkejut, maksud Komandan adalah menyuruhnya mengemudikan kapal perang? Dirinya sendiri butuh latihan berbulan-bulan baru bisa mengemudikan kapal perang, bagaimana mungkin Komandan bisa? Meski ragu, melihat tatapan Tang Long, ia mengangguk dan melepas sabuk pengaman dengan susah payah, lalu pindah ke kursi komando Tang Long.
Xing Ling berkata sambil tersenyum: "Kenapa? Tangan gatal? Kau bisa mengemudikan kapal perang?" Tang Long tertawa: "Sudah lama tidak main, kurasa mengemudikan kapal perang mirip dengan pesawat tempur."
Xing Ling menepuk dahinya sambil tertawa: "Waduh, bagaimana mungkin kapal perang dan pesawat tempur bisa mirip? Tapi prinsip kapal perang berpenggerak sendiri memang dikembangkan dari sistem kemudi pesawat tempur, karena hanya sistem itu yang cocok untuk kapal sekecil ini. Aku akan ubah beberapa program untuk mengubah kapal ini menjadi pesawat tempur."
"Haha, terima kasih kakak! Kau benar-benar serba bisa." Tang Long mengambil helm holografis dan mengenakannya sambil tertawa.
“Hmph, kau tidak berpikir siapa aku, ini tentu hal kecil. Tapi Tang Long, aku beritahu ya, mulai sekarang aku hanya akan membantumu saat kau dalam bahaya nyawa, jangan mengandalkanku untuk segala hal. Ini tidak baik untuk perkembanganmu.” Gadis komputer virtual yang awalnya menampilkan ekspresi sombong dengan bibir mencibir di helm Tang Long, perlahan berubah serius dengan raut sedih di akhir kalimatnya.
Tang Long tertawa: "Hehe, sebelum kau sebut, aku sudah mau mengatakannya. Kalau aku terus bergantung padamu, aku tidak akan bisa berkembang. Sekarang kita buat kesepakatan: kau hanya membantuku saat aku meminta tolong, ya? Karena aku sadar tidak ada hal yang bisa menghentikanmu. Kalau begini terus, aku akan kehilangan arah saat terpisah darimu."
Xing Ling tersenyum getir. Dia tahu setelah Tang Long mengatakan ini, ke depannya dia akan jarang meminta bantuannya. Mengikuti karakter Tang Long, mungkin bahkan tidak akan pernah sama sekali. Dia hanya bisa mengangguk tanpa kata, menyadari keberadaannya bagi Tang Long seperti alat bantu jalan anak kecil - selama tidak dilepas, si anak takkan pernah belajar berjalan sendiri.
Melihat ekspresi kesepian Xing Ling, Tang Long tersenyum menghibur: "Kakak, tenang saja. Aku tidak akan mengabaikanmu. Kita masih bisa mengobrol seperti biasa dan jalan-jalan di jaringan virtual kok."
Xing Ling mengangguk sambil tersenyum: "Baiklah. Setelah ini selesai, kau harus temani aku jalan-jalan dengan baik. Kau sudah beberapa kali cari alasan, kali ini jangan berkhianat lagi ya."
Tang Long tertawa: "Tenang, kali ini aku tidak akan ingkar janji. Baik, sekarang kembalikan kecepatan ke kondisi normal! Hubungkan sistem radar senjata ke sistem pengemudi!" Teriak Tang Long di bagian akhir kalimatnya.
Asisten komandan Gina tertegun sejenak, namun segera memindahkan sistem radar senjata ke sistem kemudi. Petugas meriam sekunder dan radar memandang Tang Long dengan bingung, tak mengerti rencananya. Tiba-tiba kecepatan kapal berkurang, tubuh semua orang terdorong ke depan - mereka tahu kapal telah kembali ke kondisi normal.
200 kapten kapal yang semakin tertinggal melihat kecepatan Tang Long mencapai 2G, segera berteriak: "Percepat! Jangan takut reaktor tenaga mencapai batas! Kapal itu sudah melebihi 200% tapi tak apa-apa. Mungkin ini kemampuan tersembunyi kapal perang berpenggerak sendiri. Kerahkan semua tenaga!"
Mendengar perintah komandan dan menyaksikan kecepatan Tang Long, prajurit pengawas reaktor tenaga yakin demikian. Mustahil kapal Tang Long bisa mencapai kecepatan itu sementara kapal mereka tidak. Bukankah sama-sama kapal perang berpenggerak sendiri? Tanpa ragu mereka memaksimalkan output energi hingga batas tertinggi. Melihat angka yang melonjak drastis, hati mereka justru dipenuhi kegembiraan.
Saat itu para kapten mendengar laporan operator radar bahwa kecepatan Tang Long melambat, wajah mereka berseri-seri. Mereka berseru keras: "Semuanya! Kehormatan ada di depan mata, percepat laju! Tembakkan meriam sekunder, simpan energi untuk meriam utama! Kitalah yang pertama akan menghancurkan Tang Long!"
Seketika, hampir seribu sinar laser meriam sekunder menghujam ke arah Tang Long. Tang Long melirik data yang ditampilkan di helmnya, mendengus dingin: "Bodoh! Jarak tembak efektif saja belum tercapai sudah main tembak. Aku berdiri di sini kau tembak pun, badanku tetap utuh!" Sambil menggerutu, Tang Long menggerakkan kontrol dengan lihai. Badan kapal bergerak dengan lancar sekaligus berbahaya, menyelip di celah sempit antara dua puing besar kapal perang. Adegan menegangkan di layar ini membuat para bawahan yang duduk di kursi menjerit histeris.
Melintasi reruntuhan, Tang Long mendengar teriakan terkejut para bawahannya. Dengan sombong dia berteriak, "Jangan khawatir! Komandan kalian dulu adalah ahli pesawat tempur tak terkalahkan di dunia. Ini cuma permainan kecil. Fokus saja menikmati pertunjukan spektakulerku!"
Mendengar ini, semua orang menatap Tang Long dengan bengong. Dalam hati mereka bergumul, "Ahli pesawat tempur? Bos, ini kan kapal perang!" Sebelum sempat bereaksi, reruntuhan besar berbentuk tajam yang mendekat di layar membuat mereka menutup mata ketakutan.
