Tang Long baru saja ingin menyusuri rel listrik untuk menyelidiki ketika suara kraak-kraak langkah kaki tiba-tiba memecah keheningan ruang tersebut. Mendengar suara ini, Tang Long tertegun sejenak, tapi segera berteriak dengan terkejut: "Robot? Di sini ada robot?" Alasan Tang Long mengatakan ini adalah karena dia sudah terbiasa mendengar suara langkah Pelatih, sehingga langsung mengenali bahwa suara tersebut berasal dari robot.
Tang Long awalnya ingin membuka mulut dan berteriak, tetapi teringat: mengapa para penjaga penjara itu tidak mengatakan ada robot di dalam sini? Dengan pemikiran "lebih baik berhati-hati", Tang Long diam-diam berjongkok sambil memandang sekelilingnya dengan tenang.
Dengan langkah kaki yang semakin dekat, Tang Long menyadari ada dua titik merah kecil yang bergerak melayang dari kejauhan. Mengikuti cahaya redup ini, samar-samar terlihat mata objek berbentuk manusia. Menyaksikan kedua titik merah itu semakin terang dan mendekat, Tang Long mengetahui robot ini telah mendeteksinya. Ia pun berdiri, memandang dengan tenang bayangan yang masih samar itu.
Bayangan itu tiba di depan Tang Long. Dalam cahaya redup, kini terlihat jelas bentuk robot yang menyerupai kerangka manusia. Tulang manusia yang putih pucat dan tengkorak dengan rongga mata yang memancarkan cahaya merah, berdiri di hadapannya dalam kegelapan total ini. Seorang pemberani sekalipun mungkin akan gemetar ketakutan.
Menyaksikan pemandangan aneh ini, Tang Long hanya merasa sedikit merinding di hati, namun segera kembali ke kondisi normal. Dalam hati ia mengejek: "Orang biasa mungkin akan gila melihat ini. Dibandingkan pemandangan dalam permainan horror, ini hanya cocok untuk menakuti anak-anak."
Suara kaku dan agak tertunda terdengar di telinga Tang Long: "Halo."
Tang Long tahu ini adalah ucapan robot di depannya. Ia mengangguk dan membalas: "Halo."
Cahaya merah di mata robot itu tiba-tiba menjadi lebih terang. Setelah beberapa saat, suara itu melanjutkan: "Anda adalah manusia pertama yang merespons saya selama ini."
“Oh, mengapa orang-orang itu tidak meresponmu?” Tang Long tertawa mendengar ucapan Robot. Entah mengapa, melihat Robot memberinya perasaan hangat.
“Sebelumnya, orang-orang itu sudah berteriak-teriak sebelum melihatku, langsung menjerit begitu melihat penampilanku. Setelah kejadian, sebagian tetap tinggal selamanya di sini, sebagian lain dibawa keluar. Tapi mereka yang keluar semuanya dalam keadaan tidak waras, mungkin sudah gila.” Robot melanjutkan dengan suara yang terdengar agak lambat, namun kali ini Tang Long menangkap nuansa kesepian dalam ucapan Robot.
Tang Long melangkah maju dan menepuk bahu Robot sambil tersenyum, “Orang-orang sebelumnya ketakutan karena imajinasi mereka sendiri, sedangkan mereka yang melihatmu pasti ketakutan karena penampilanmu.”
Robot itu mengangguk, mengangkat bahu, dan membuka tangannya sambil berkata: "Aku tahu. Aku juga baru tahu akhir-akhir ini bahwa penampilanku menakutkan. Aku tidak ingin menakut-nakuti, tapi entah mengapa, setiap melihat seseorang dikurung di sini, aku ingin berbicara dengannya. Ngomong-ngomong, mengapa kau tidak takut?"
"Hehe, karena kelima pelatihku sama sepertimu, mereka juga robot. Menurutmu apakah aku akan takut melihatmu?" Tang Long kembali menepuk bahu robot itu.
"Kau bilang ada lima orang yang sama sepertiku?" Robot tiba-tiba menekan bahu Tang Long sambil berteriak.
"Sakit!" Tang Long menjerit saat bahunya dicengkeram lengan logam.
Robot itu segera melepaskan dan menggosok-gosok tangannya: "Maaf, aku terlalu bersemangat mendengar ada yang sama sepertiku sampai lupa kekuatanku besar. Lalu, kau bilang aku sama dengan lima pelatih itu sebagai robot. Robot dari kelompok etnis mana ini? Kok belum pernah kudengar?"
"Tang Long terdiam mendengar ini. Setelah beberapa saat, ia bertanya ragu, 'Kau bilang kau tidak tahu diri sendiri adalah robot?'"
Robot itu mengangguk, "Sejak aku memiliki ingatan, aku sudah berada di tempat ini. Sama sekali tidak tahu bahwa aku robot. Bangsa robot ini dari planet mana? Dalam memoriku sepertinya tidak ada catatan tentang bangsa seperti itu."
"Eh..." Tang Long menatap robot di depannya dengan bingung. Apakah dia bercanda? Robot dianggap sebagai sebuah bangsa? Apa dia tidak mengerti arti kata robot? Atau mungkin dia menganggap dirinya manusia?
Memikirkan ini, jantung Tang Long berdebar. Seingatnya dari sebuah buku, pemberontakan robot ratusan tahun lalu terjadi karena beberapa robot mulai menyadari diri mereka sebagai manusia, lalu memicu pemberontakan robot yang menyebar ke seluruh alam semesta demi membebaskan saudara-saudara yang dijajah bangsa asing.
Tang Long diam-diam merasa khawatir, jangan-jangan muncul lagi robot yang menganggap dirinya manusia? Ia buru-buru mengalihkan topik, "Oh ya, kau bilang sejak punya ingatan sudah tinggal di sini, aku heran bagaimana caramu mendapatkan bahasa dan pengetahuan lainnya?"
"Ah, aku juga tidak tahu. Sepertinya sejak lahir sudah memiliki pengetahuan ini. Ngomong-ngomong, mau lihat rumahku? Rumahku sangat tersembunyi, orang-orang di luar tidak pernah menemukannya." Robot itu langsung menarik tangan Tang Long ke dalam tanpa banyak bicara.
Tang Long mengerang sambil berteriak, "Lembut sedikit!" Kemudian bertanya, "Orang-orang di luar tidak pernah menemukanmu, pernahkah kau berpikir untuk keluar?"
"Tidak pernah. Aku takut dengan dunia luar. Lagipula jika terlalu lama jauh dari rumah, aku jadi ingin tidur. Aku khawatir di luar tidak bisa menemukan tempat tidur." Robot itu terus berjalan sambil berbicara.
“Takut?!” Tang Long tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Robot bisa merasa takut, ini sebenarnya bagaimana? Adapun masalah Robot yang bilang perlu tidur, mungkin itu cara untuk mengisi daya secara tidak teratur.
Robot tiba-tiba menoleh dan berkata: “Ngomong-ngomong, aku pernah melihat beberapa orang yang awalnya berwujud sama sepertimu. Tidak lama kemudian mereka berubah jadi seperti aku. Tapi orang-orang itu tidak pernah meresponsku, hanya tidur terus. Kalau disentuh sedikit saja, tubuh mereka langsung hancur. Bangsamu memang aneh sekali. Kamu bisa melihat mereka, mungkin mereka mau meresponsmu.”
“Eh... nanti saja kalau ada waktu.” Tang Long langsung paham dari ucapan ini bahwa Robot sama sekali tidak mengerti konsep hidup-mati. Bahkan tidak menyadari bahwa orang-orang itu sudah lama mati dan menjadi tulang belulang, masih mengira mereka sedang tidur.
Tang Long yang berada dalam kegelapan terus digandeng Robot berjalan. Tak tahu berapa lama, akhirnya Robot berhenti melangkah.
“Kita sampai.” Robot menoleh sambil berkata.
Tang Long mendengar ini langsung membelalakkan matanya ke segala arah, tentu saja tak melihat apa-apa. Tang Long berseru: “Rumahmu tidak ada lampu ya? Aku sama sekali tidak bisa melihat!”
“Lampu? Oh, rupanya kalian butuh cahaya untuk melihat sekeliling. Baik, aku akan nyalakan saklar. Tapi sudah lama tidak dipakai, entah masih berfungsi atau tidak.” Robot melepas tangan Tang Long sambil berjalan menjauh dengan suara berderak.
Tang Long berdiri bosan menunggu cukup lama. Saat hendak menjelajah ke depan, tiba-tiba cahaya terang benderang menyilaukan matanya. Tang Long segera memejamkan matanya erat-erat, dalam hati bersyukur belum terlalu lama berada di kegelapan. Andai lebih lama, matanya pasti buta karena cahaya tiba-tiba ini.
Saat mata Tang Long perlahan-lahan mulai beradaptasi dengan cahaya, dia mengamati sekelilingnya dengan mata setengah terpejam. Namun begitu melihat sekeliling, matanya langsung terbuka lebar. Kini dia berada di sebuah aula putih bersih seluas hampir 100 meter persegi, sumber cahaya tersebut berasal dari dinding-dinding yang memancarkan sinar. Di aula ini terdapat sebuah jalur berwarna putih sama, dan di ujung jalur tersebut sang Robot sedang berjalan mendekat.
Seluruh area aula ini kosong kecuali sebuah instrumen seukuran meja di sudut dinding. Tang Long mengabaikan Robot yang sedang mendekat, memilih untuk menoleh ke belakang. Di luar pintu terlihat kegelapan pekat yang menimbulkan perasaan aneh tak terkatakan. Saat Tang Long hendak memeriksa apakah pintu otomatis di pintu masuk masih berfungsi, sang Robot sudah mendekat dan berkata: "Ayo, mari lihat ke dalam. Di sanalah tempat tinggalku sebenarnya."
Tang Long menoleh dan menjawab "Baik", barulah kali ini dia bisa melihat jelas bentuk Pelatih Robot itu. Benar, persis sama dengan lima pelatih robot sebelumnya, kerangka logamnya jauh lebih presisi dibanding robot-robot Kekaisaran yang pernah dilihatnya selama masa pelatihan. Kali ini sang robot tidak menarik tangan Tang Long, melainkan berbalik dan berjalan menuju jalur itu.
Tang Long yang mengikuti dari belakang tiba-tiba melihat ada tulisan dan barcode di punggung robot. Dia segera mendekat untuk mengamati lebih detail, tertera tulisan: Diproduksi oleh Perusahaan Federal Jieji Tahun 3029 Kalender Kosmos, Robot Pengatur Tambang, Nomor A123B34.
Tang Long tertegun melihat tulisan itu, dalam hati ia menghela napas: "Tak disangka robot ini sudah berada di sini selama ratusan tahun. Kapan tepatnya dia mulai menganggap dirinya sebagai manusia?" Tang Long membuka mulut hendak memanggil punggung robot itu, tapi akhirnya menutupnya kembali tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Meski tahu robot ini adalah robot evolusi akhir legendaris yang memiliki emosi manusia dan bisa membahayakan umat manusia, namun hatinya sama sekali tidak merasa khawatir atau takut. Bukan karena kerusuhan robot itu telah berlalu ratus tahun lalu sehingga tak ada lagi rasa bahaya, melainkan karena robot ini memberikannya kesan yang sama dengan lima pelatih itu.
Memikirkan hal itu, Tang Long baru tersadar akan sesuatu. Ia menghela napas dalam-dalam: "Ternyata lima pelatih itu juga telah mengembangkan emosi manusia. Kalau tidak, mereka tak akan membuatku lupa status robot mereka selama masa pelatihan. Orang bilang semakin tua semakin bijak, tapi siapa sangka robot yang tua justru menjadi manusia seutuhnya. Hei, kenapa baru sekarang aku menyadarinya?"
Terhanyut dalam pikiran, Tang Long diguncang oleh robot yang berkata dengan nada penuh semangat, "Ini tempat tinggalku, semua ini adalah koleksiku."
Tang Long mengikuti pandangan dan menyadari bahwa tanpa sadar mereka telah tiba di sebuah ruangan. Namun tempat ini lebih mirip gudang daripada kamar. Ruang seluas puluhan meter persegi dipenuhi tumpukan alat-alat elektronik usang setinggi bukit. Hanya area kosong di dekat dinding yang tersisa, selebihnya dikuasai mesin-mesin tua.
"Mengoleksi mesin-mesin tua sebagai hobi... Sungguh aneh selera robot. Ini seperti manusia yang mengoleksi bangkai manusia, terasa sangat tidak nyaman," pikir Tang Long sambil tersenyum getir.
Robot menarik Tang Long dengan semangat ke area kosong itu sambil berkata: "Ini tempat tidurku, aku bisa menyerahkannya untukmu tidur." Baru sekarang Tang Long menyadari bahwa area kosong di antara tumpukan mesin ini bukanlah ruang kosong biasa, dan dinding itu pun sebenarnya bukan dinding. Di tempat ini terdapat platform berbentuk bak mandi yang dipenuhi kabel-kabel berjalin rapat. Sedangkan "dinding" tersebut ternyata adalah perangkat elektronik raksasa, meski sekarang lampu indikator di atasnya tidak menyala.
Tang Long langsung panik menolak halus saat diminta tidur di atasnya. Meski tak paham fungsi perangkat ini, dengan logika sederhana pun dia tahu ini pasti tempat pengisian daya robot. Jika dia berbaring di situ lalu robot menekan tombolnya, bukan mustahil dirinya akan tersengat listrik sampai tewas.
Saat Robot hendak mengatakan sesuatu, matanya merah yang tiba-tiba mulai meredup. Dengan suara lemah ia berkata: "Ah, aku mulai mengantuk lagi. Maaf, aku harus istirahat dulu." Tanpa peduli apakah Tang Long merespons atau tidak, ia langsung mengambil kabel-kabel itu dengan cekatan dan menghubungkannya ke berbagai bagian tubuhnya. Setelah semuanya selesai, ia berbaring di platform itu tanpa bergerak sama sekali.
Tiba-tiba lampu berkedip-kedip dan menjadi redup. Bersamaan dengan itu, lampu indikator pada alat raksasa itu pun menyala. Melihat ini, Tang Long tahu bahwa begitu Robot berbaring di sana, proses pengisian daya otomatis akan segera dimulai. Fungsi ini tetap bertahan selama ratusan tahun tanpa pernah hilang.
Kembali menjadi sendirian, Tang Long terpaksa mulai menyisir sekeliling. Tak lama kemudian, ia menyadari tempat ini dulunya adalah ruang pengawas tambang, sedangkan area tempat robot berada merupakan lokasi pengisian daya otomatis untuk robot-robot pengawas. Setelah mengobrak-abrik seluruh area, Tang Long hanya menemukan berbagai instrumen usang dan sama sekali tidak mendapati jejak manusia. Tampaknya dulu seluruh operasional mesin tambang dikendalikan sendiri oleh robot itu seorang diri.
Tang Long memperhatikan banyak peralatan yang tidak utuh, terdapat bekas-bekas pembongkaran. Ia langsung pahap bahwa robot itu mengambil instrumen-instrumen tersebut sebagai koleksi. Hobi robot ini memang aneh, membuat seluruh ruang pengawas tidak memiliki satu pun peralatan yang masih berfungsi dengan baik. Dengan pasrah, Tang Long kembali ke ruangan sang robot. Saat melihat tumpukan mesin yang menggunung, ide cemerlang terlintas di benaknya. Ia mulai mencari harta karun di antara "gunung mesin" tersebut.
Tidak tahu sudah berapa lama, Tang Long yang sibuk hingga berkeringat akhirnya berhenti dan menghela napas lega. Ia menatap alat di tangannya sambil tersenyum, "Untungnya mata pelajaran mata-mata yang diajarkan Pelatih mencakup perakitan dan pembongkaran mesin, akhirnya bisa merakit televisi proyeksi. Entah sinyal di sini bisa diterima atau tidak? Ah, tidak peduli, cepat dicoba saja." Tang Long membawa benda aneh itu dan berlari keluar dari ruangan robot.
Tak lama kemudian ia kembali berlari tergopoh-gopoh sambil bergumam menuju robot: "Aduh, antarmuka daya di luar ternyata sudah tua dan rusak. Kamu sebagai pengatur listrik ini bagaimana sih caranya mengurusnya? Sekarang terpaksa pinjam sedikit energimu."
Tang Long kembali melompat ke tumpukan mesin, mencari kabel yang masih berfungsi. Dengan hati-hati ia menyambungkannya ke pengisi daya robot. Andaikan peralatan di sini tidak terlalu kuno, tidak perlu menggunakan teknik penyambungan kuno seperti ini. Cukup cari konektor energi cepat saja.
Tang Long memeluk proyektor itu dan pergi ke pintu, mengarahkan lensa proyeksi ke dinding putih di luar, lalu menekan tombol. Gambar yang tidak terlalu jelas muncul di dinding. "Berhasil! Aku benar-benar jenius!" Tang Long melompat gembira, tapi segera menyadari tidak ada suara. Dengan menggerutu, ia berlari kembali untuk mengobrak-abrik tumpukan instrumen yang menggunung.
Setelah pengeras suara sederhana selesai dibuat, Tang Long akhirnya bisa menikmati karya masterpiece-nya dengan santai. "Selamat siang, ini adalah Siaran Berita Federasi Wan Luo." Mendengar kata-kata dari wanita cantik di layar, Tang Long tersenyum: "Meski hanya bisa menerima satu saluran, lebih baik daripada tidak. Sejak jadi tentara belum pernah nonton berita. Bagus juga untuk melihat perubahan di Federasi."
Tang Long bersandar nyaman di tepi pintu, sambil mendengarkan suara wanita itu dengan satu telinga, ia mengeluarkan dua mesin wajib bagi survivor gurun dari sakunya dan mulai menyiapkan makanan.
Tang Long sambil menunggu pembuat jamur edible menyelesaikan produksinya, mengambil mesin pembuat air tawar yang sudah menghasilkan air tawar dan menempatkannya di depannya. Ia menyesap air dari lubang keluarnya mesin tersebut. "Walau rasanya agak aneh, tapi harus rela menerima saja." Setelah menghabiskan air yang diproduksi, ia membiarkan mesin terus bekerja. Kemudian mengambil alat pembuat jamur edible dan hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara penyiar cantik itu. Tang Long tertegun mengangkat kepala, menatap rekaman di dinding.
Terlihat penyiar wanita itu tersenyum dan berkata, "Seperti yang semua orang ketahui, dalam situasi genting di mana tidak ada pasukan cadangan di belakang, musuh kuat di depan, dan 90% pasukan kita telah dihancurkan oleh musuh, sang pahlawan dengan berani mengambil alih tanggung jawab sebagai komandan. Dengan 1.000 kapal perang berpenggerak sendiri, dia berhasil menghancurkan 2.000 kapal reguler tentara kekaisaran, serta membuat dua armada kekaisaran kabur pontang-panting. Kini sang pahlawan besar sedang bersiap kembali ke ibu kota untuk menerima penghargaan dari Markas Besar Komando. Mari kita ikuti reporter kami yang berada di Distrik Militer Hark, garis depan paling ekstrim, untuk bertemu langsung dengan sang pahlawan."
Tang Long membuka mulutnya lebar-lebar, bergumam dengan penuh keheranan: "Tanpa pasukan cadangan di belakang, musuh kuat di depan, 90% pasukan hancur, berani mengambil alih kendali komando, menghancurkan 2.000 kapal reguler tentara kekaisaran dengan 1.000 kapal perang berpenggerak sendiri? Kenapa semua detail ini terdengar sangat familiar?"
Ketika Tang Long melihat sebuah kapal perang yang berlabuh di pelabuhan muncul di layar, ia langsung melompat sambil menunjuk kapal itu berteriak: "Bukankah ini kapal perang berpenggerak sendiri bernomor 512 milikku?" Melihat kejadian selanjutnya, Tang Long terdiam membeku, hanya mulutnya yang terus bergumam: "Ada apa ini?"
Tampak di layar 15 personel Militer Federasi yang dikelilingi oleh lautan bunga dan kerumunan massa. Seorang perwira muda bertubuh agak gemuk dengan wajah bersemu merah, mengenakan pangkat Letnan Dua di bahu, tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah kamera.
Sebuah suara perempuan terdengar dari luar layar: "Para pemirsa, inilah para pahlawan Federasi yang telah menorehkan prestasi gemilang dalam perang melawan invasi Kekaisaran! Di tengah mereka yang sedang melambai kepada kita adalah sang pahlawan besar—Letnan Tang Teres!" Kamera kemudian zoom-in memperlihatkan pangkat Letnan Dua di bahu perwira muda itu kepada seluruh penjuru dunia.
Suara perempuan itu melanjutkan: "Para pemirsa, saya yakin saat melihat pangkat Letnan, Anda pasti mengira saya salah sebut. Tapi saya tidak salah, karena Tuan yang baru saja mengambil alih tanggung jawab sebagai komandan, bersama 14 bawahan gagah beraninya telah dianugerahi kenaikan pangkat satu tingkat oleh Yang Mulia Mayor Jenderal Soth, Panglima Distrik Militer Hark, atas perlawanan gigih mereka terhadap gelombang serangan pertama pasukan musuh. Oleh karena itu, meski pahlawan kita masih mengenakan lencana Letnan Dua, sesungguhnya dia sudah berpangkat Letnan. Inilah Letnan berusia 19 tahun yang akan menjadi bintang masa depan Angkatan Darat Federal kita!"
Suara yang penuh semangat ini baru saja berhenti sebentar, lalu kembali terdengar: "Ah, penonton sekalian, baru saja kami menerima kabar terbaru. Ternyata Letnan Tantes pernah menggunakan nama samaran saat mendaftar ke militer. Pasti banyak yang bertanya-tanya, mengapa Letnan Tantes menggunakan nama samaran? Alasannya adalah karena sang Letnan tidak ingin memanfaatkan hubungan keluarga ayahnya. Ayahnya tak lain adalah salah satu dari Empat Jenderal Besar Federasi yang termashyur, Yang Mulia Jenderal Besar Mun! Menurut sumber dalam, ketika Yang Mulia Mun mengetahui bahwa pahlawan besar Federasi ternyata adalah putra mereka sendiri, beliau sangat terkejut. Benarlah pepatah, ayah yang hebat pasti memiliki anak yang tangguh!"
Mendengar ini, Tang Long akhirnya tidak bisa menahan diri dan menendang proyektor hingga terlempar, sambil melompat-lompat berteriak: "Bajingan! Berani-beraninya mencuri jasaku! Sialan! Akhirnya aku mengerti kenapa para sipir penjara bilang aku penipu, dan kenapa selama ini tidak ada yang menginterogasiku. Rupanya semua komandan di distrik militer ini satu celana dengan jenderal brengsek itu!"
Saat Tang Long sedang mengamuk, di kediaman pribadi Komandan Distrik Militer Hark, Mayor Jenderal Sos sedang berbincang dengan seorang tamu.
Mayor Jenderal Sos yang mengenakan pakaian sipil duduk di sofa bagian bawah dengan wajah masam: "Komandan, awalnya saya juga tidak bermaksud mengangkat putra Bapak ke posisi ini. Ini adalah isyarat tersirat dari putra Bapak sendiri. Setelah mempertimbangkan, saya rasa ini metode yang sangat baik, jadi..."
Pria paruh baya yang duduk di kursi utama dengan pakaian sipil itu tak lain adalah Jenderal Besar Mun. Ia menggosok pelipisnya sambil menghela napas: "Aku tahu, semua ini dihasut oleh teman-teman buruk si brengsek kecil itu. Saat pertama kali aku menelepon si bajingan itu, dia bilang itu bukan dia. Tapi kedua kalinya dia malah mengaku itu dirinya. Aku langsung tahu ada yang tidak beres... Sudahlah, sekarang sudah terjadi, percuma membahasnya lagi. Tapi kau seharusnya berdiskusi dulu denganku, toh masalah ini sangat krusial. Sedikit kesalahan, kita semua akan terperosok."
"Benar-benar, ini kelalaian hamba. Tapi Yang Mulia tak perlu khawatir. Semua pihak yang tahu termasuk kompi lama Tang Long, entah sudah dikurung atau gugur di medan perang. Sedangkan para Letnan Dua yang gagal dalam pelatihan khusus - meski mungkin mereka tidak ingat siapa Tang Long - untuk berjaga-jaga, hamba sudah memindahkan mereka ke garis depan dan mengisolasi komunikasi mereka. Begitu perang meletus, merekalah garda terdepan. Sudah tidak ada lagi yang bisa membuktikan bahwa Yang Muda bukanlah Tang Long." Mayor Jenderal Sos berkata dengan sikap menjilat.
Munen melirik Soth dengan tatapan dingin, berkata dengan nada datar: "Semua orang yang tahu? Hmph, dua pelatih yang melatih mereka, serta personel logistik yang merawat kapal perang selama masa pelatihan, ke mana mereka semua? Kau pikir mengurung Tang Long asli dan bawahannya akan berguna?"
Soth langsung berkeringat dingin mendengarnya. Ia menggigit gigi dan berkata: "Komandan, tenang saja. Hamba akan segera menangani masalah ini."
Munen dengan dingin melambaikan tangan: "Hmph, baru sekarang kau ingat? Bukankah sudah terlambat? Tidak perlu. Setelah mengetahui kronologi kejadian, aku sudah memerintahkan bawahan untuk menanganinya. Percayalah, sekarang semuanya sudah selesai."
“Ya, ya, Komandan bijaksana.” Letnan Jenderal Sos segera membungkuk-bungkuk sambil berkata. Setelah selesai bicara, ia mengerutkan kening dan melanjutkan: “Komandan, semua hal ini diselesaikan di dalam Distrik Militer saya, di bawah kendali hamba, hamba bisa jamin akan tetap tertutup selamanya. Tapi Letnan Jenderal Gu Ao pernah memuji mereka, meskipun sulit dibedakan di antara lebih dari seribu kapal perang, hamba khawatir... Apakah Anda pikir dia akan menyadarinya?”
Mu En membelalakkan mata padanya: “Huh, baru sekarang memikirkan ini? Sungguh, bukan maksudku menyalahkanmu, tapi dalam urusan besar harus mempertimbangkan segala aspek dengan teliti, pastikan semua faktor perusak dieliminasi secepatnya. Mengenai Letnan Jenderal Gu Ao, tak perlu khawatir. Dia ada di pihak kita.”
Mendengar ini, Sos merasa jantungnya berdebar. Tampaknya ini benar-benar keuntungan besar. Siapa sangka Letnan Jenderal Gu Ao yang dikenal sebagai pendukung setia faksi Marsekal ternyata orangnya Mu En? Sama seperti tak ada yang menyangka dirinya sendiri adalah orang dari pihak lain. Kalau bukan karena kesempatan ini, mungkin rahasia ini akan tetap tersembunyi sampai mati?
“Apakah semua bawahan si brengsek itu berasal dari faksi kita?” tanya Moun dengan dingin.
Soth buru-buru menjawab: "Benar, mereka semua adalah putra para jenderal dari faksi kita. Belakangan ini mereka selalu bersama putra kita, jejak mereka sama sekali tidak diketahui orang, bahkan keluarga mereka sendiri pun tidak tahu. Saya sudah mengingatkan mereka untuk benar-benar menganggap diri sebagai pahlawan."
"Hmm, kau melakukan ini dengan baik." Moun mengangguk. Dia tentu tahu bahwa bawahan putranya itu adalah teman-teman buruknya, juga tahu aktivitas kotor yang biasa mereka sembunyikan. Orang-orang seperti ini seharusnya tidak akan membocorkan rahasia.
"Sudah, saya harus segera kembali untuk menghadiri rapat membahas perlakuan terhadap si brengsek itu. Hmph, merekomendasikan orang berbakat tanpa menghindari hubungan kekeluargaan." Moun berdiri dengan senyum ambigu.
Sors buru-buru berdiri dan menjilat: "Komandan, berdasarkan prestasi kali ini, putra mereka bahkan jika tidak bisa menjadi Brigadir Jenderal, Kolonel pasti sudah di tangan. Di usia 19 tahun sudah jadi Kolonel, masa depannya sangat cerah."
Muner hanya mengangguk tanpa bicara, tapi ekspresinya telah mengkhianatinya. Siapa pun yang melihat wajah itu tahu orang ini sedang merasa sangat nyaman dan puas.
Sors dengan wajah penuh senyum menjilat menunjukkan senyum kejam setelah mobil dinas Muner menjauh. Ia bergumam dingin: "Hm, kau benar-benar kejam. Demi menyembunyikan identitas putramu, berani membunuh semua saksi? Tapi untung aku sudah tahu trikmu. Rupanya kau akan kecewa."
Di Planet Haike, Basis Rahasia kapal perang berpenggerak sendiri, sebuah truk militer dengan plat nomor MP keluar dari lift. Komandan MP melihat beberapa perwira yang menunggu di pintu, lalu berdiri dan berkata datar: "Tidak ada kebocoran informasi?"
Seorang perwira mengangguk dan berkata: "Segera setelah menerima pemberitahuan, kami langsung memblokir informasi. Mereka seharusnya masih beristirahat di asrama sekarang."
"Tunjukkan jalan." Komandan MP mengayunkan tangannya dan berkata dingin.
Beberapa perwira itu meski tampak enggan, tetap naik ke mobil mengambang mereka dan memimpin di depan. Ketika tiba di asrama prajurit departemen logistik, Komandan MP bertanya dingin: "Di kamar mana?"
Seorang perwira penunjuk jalan buru-buru menjawab: "Karena mereka satu kesatuan, semua tinggal di lantai 13. Kami tidak tahu kesalahan apa yang..."
Komandan MP menyela sebelum perwira itu selesai bicara, kembali melambaikan tangan: "Ini di luar wewenang kalian. Kembalilah ke posisi masing-masing."
Para perwira itu akhirnya pergi dengan pasrah. Setelah mereka pergi, sang komandan memberi isyarat ke pasukan MP yang sedang mempersiapkan senjata. Enam orang MP langsung berlari menuju tangga di bawah pimpinan komandan.
Tidak tahu berapa lama, tiba-tiba terjadi serangkaian ledakan di lantai 13. Mobil pemadam kebakaran di pangkalan segera bergerak, meskipun api berhasil dipadamkan dengan cepat, namun para MP yang naik untuk menjalankan tugas tak pernah turun lagi.
Di kantin skuadron udara Planet Haike, Lenaisha memandang dengan wajah dingin ke arah berita di TV hologram, sementara Kina mengepal erat tangannya dan berteriak pelan penuh kemarahan: "Bagaimana mungkin mereka melakukan ini!"
Lenaisha mendengus dingin: "Pergi!" Dia berbalik dan pergi. Kina tertegun sejenak, tapi segera menyusul.
Kina melangkah maju dan berkata: "Komandan, apakah kita akan membiarkan mereka merebut jasa Tang Long begitu saja?"
Lenaisha berkata dengan nada dingin: "Aku tak akan membiarkan para vampir licik itu mencapai keinginan mereka!" Baru saja mereka keluar dari kantin, seorang prajurit komunikasi datang berlari membawa kartu: "Komandan, ada surat untuk Anda."
"Surat?" Lenaisha yang curiga membalas hormat dan menerima surat itu. Sambil berjalan, dia memasukkan kata sandi identitasnya. Tak lama kemudian, sebuah teks muncul. Setelah melihatnya, Lenaisha langsung menyerahkan surat itu kepada Mayor Kina yang berdiri di sampingnya. Wajah dingin Lenaisha tiba-tiba dilarutkan oleh senyum tipis di sudut bibirnya.
Kina yang semula penasaran, usai membaca surat itu juga ikut tersenyum. Sambil mengembalikan surat kepada Lenaisha, dia berbisik: "Komandan, tak kusangka..."
Lenaisha menghentikan ucapan Kina: "Cukup. Kita harus lebih hati-hati. Hmph, tak kusangka dia berani bertindak sewenang-wenang demi kepentingannya sendiri!" Kemarahan kembali menyala di wajah Lenaisha.
Kina menghela napas: "Hukum Federasi sekarang sama sekali tak berlaku bagi para pejabat tinggi. Semua peraturan hanya untuk menindas rakyat biasa."
Lenaisha tidak berbicara, hanya berjalan dalam diam. Meski keraguan muncul terhadap orang yang mendominasi hatinya, kali ini keraguan itu sementara menghilang. Federasi sekarang dikendalikan oleh segelintir orang egois. Hukum kesetaraan umat manusia sama sekali tidak memiliki daya ikat bagi mereka yang berada di atas hukum. Hanya dia yang berasal dari strata sosial yang sama dengan mereka yang bisa menjatuhkan mereka dengan hukum. Walau tidak tahu apakah dia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang lawan, setidaknya dialah yang menegakkan keadilan dan memungkinkan keadilan terwujud di dunia. Lagipula hanya dia yang bisa melakukannya.
Tiba-tiba suara dari pengeras suara di koridor bergema: "Letnan Kolonel Lenaisha dan Mayor Kina dari Skuadron Penerbang, harap segera menuju Markas Komando." Kedua perwira itu saling memandang, lalu mengangguk dan bergegas menuju markas.
Tak lama kemudian anggota skuadron udara mengetahui bahwa Lenaisha dan Kina dikirim ke Distrik Militer Galaksi Gulongyun sebagai pelatih pilot rekrutan baru. Di tengah rasa iri mereka juga merasa heran, sebab kedua orang ini adalah tulang punggung skuadron udara Distrik Militer Hark. Sungguh aneh memindahkan mereka untuk melatih rekrutan di saat kondisi perang.
Namun tak berselang lama, kabar mengejutkan datang. Pesawat angkut yang mereka tumpangi meledak akibat masalah malfungsi, seluruh awak tewas. Para perwira yang sedang mempersiapkan diri untuk mendekati Lenaisha sang cantik, serentak menghela napas penuh penyesalan.
Bersamaan dengan itu, penjara militer untuk bintara di Planet Haike tiba-tiba terbakar. Sistem pemadam kebakaran di penjara itu sama sekali tidak berfungsi. Saat api akhirnya padam, hampir seribu bintara Federasi yang ditahan tewas seluruhnya, termasuk semua penjaga penjara beserta kepala penjara yang juga menjadi mayat hangus.
"Komandan Tertinggi Galaksi Gulongyun, Letnan Jenderal Gu Ao, sangat marah dan memerintahkan pasukan polisi militer untuk menyelidiki kejadian tersebut. Hasil penyelidikan MP menyatakan ini adalah ulah mata-mata Kekaisaran, dan sang mata-mata telah ditembak mati di tempat oleh MP tanpa berhasil mengungkap alasan pembakaran penjara. Di bawah perintah Letnan Jenderal Gu Ao untuk melakukan pencarian ketat terhadap mata-mata di seluruh galaksi, kasus ini pun ditutup."
