"Bajingan-bajingan di militer itu! Berani-beraninya merebut jasaku Tang Long! Tidak boleh! Aku harus membongkar kebohongan mereka!" Tang Long yang menghentakkan kaki langsung berlari keluar dengan marah. Namun ketika sampai di pintu dan melihat kegelapan di luar, langkahnya tiba-tiba terhenti.
“Bagaimana, di luar begitu gelap, dan ini adalah area tambang bawah tanah. Sedikit saja salah langkah bisa masuk ke jalur seperti labirin. Lagipula meski sampai di pintu besi, aku tetap tidak bisa membukanya!” Memikirkan hal ini, Tang Long mulai putus asa. Ia menggelengkan kepala: “Sudahlah, lagipula aku sudah tidak ingin jadi tentara lagi. Biarkan mereka mencaplok jasaku sampai puas.” Begitu kata Tang Long sambil berbalik untuk kembali.
Baru dua langkah berjalan, Tang Long tiba-tiba menengadah dan berteriak panik: “Sial! Mereka memenjarakanku di tempat ini untuk merebut jasaku. Pasti agar aku tidak bisa keluar dan menggagalkan rencana mereka. Kalau begitu, bukankah bawahanku juga mendapat perlakuan sama?” Begitu pikir Tang Long, ia langsung berlari sambil mengumpat menuju ruangan robot.
Kini Tang Long sadar meski dirinya tak ingin jadi tentara, ia harus kabur untuk membongkar konspirasi mereka. Bukan hanya agar dirinya tidak terkungkung di sini seumur hidup, tapi juga demi kebebasan para bawahannya.
Tang Long mengobrak-abrik tumpukan instrumen yang menggunung, berharap menemukan alat penerangan. Meski berhasil menemukan mesin, tapi tidak ada blok energi. Menghubungkan dengan kabel jelas tak bisa meninggalkan ruangan ini!
Saat Tang Long frustasi, suara sintetis logam terdengar: "Apa yang kau lakukan?" Tang Long langsung berseri-seri, melompat ke samping Robot. Sebelum Robot turun dari platform, ia menggenggam tangan Robot: "Cepat bawa aku ke pintu besi, aku harus keluar!"
Tentu saja kekuatan Tang Long tak mungkin bisa mengangkat Robot. Robot membiarkan Tang Long memegang tangannya, sambil melepas kabel dari tubuhnya dengan mudah: "Keluar? Mengapa? Bukankah di sini menyenangkan?"
Tang Long gusar: "Ini bukan soal menyenangkan atau tidak, aku ada urusan penting! Cepat bawa aku ke pintu gerbang!"
"Urusan penting?" Robot mengamati Tang Long dengan mata merahnya, lalu mengangguk: "Baik, aku akan mengantarmu." Ia langsung berjalan menuju pintu.
Tang Long dengan gembira mengikuti robot itu beberapa langkah, namun segera kembali untuk mengambil alat penerangan dan beberapa kawat listrik yang ditemukannya. Sambil mengutak-atik perlengkapan di belakang robot, dia bertanya: "Bolehkah aku meminjam sedikit listrik darimu?"
Robot itu berhenti berjalan dan bertanya heran: "Pinjam listrik? Bagaimana caranya?" Tang Long menyadari robot ini bahkan tidak memahami konsep dasar ini, lalu mulai menjelaskan. Setelah mendengar penjelasan, robot itu dengan penuh minyat menghubungkan kabel alat penerangan ke tubuhnya sendiri. Melihat alat itu menyala, robot itu berkata gembira: "Rupanya aku memiliki kemampuan seperti ini."
Tang Long membalas beberapa patah kata dan mendesak Robot keluar dari ruang pengawas. Baru saat ini Tang Long melihat pemandangan sebenarnya dari tambang bawah tanah ini. Ruang pengawas dibangun di dalam dinding sudut gua besar yang kosong, hampir tidak terlihat jika tidak diperhatikan seksama. Di sekeliling gua terdapat tujuh delapan pintu jalur raksasa, rel tunggal transportasi yang padat menjalar keluar dari setiap jalur, memadati area sekitar ruang pengawas.
Selain melihat beberapa pesawat angkut berkarat teronggok di mulut jalur, Tang Long sama sekali tidak menemukan penanda pintu keluar. Andai tidak ada Robot yang memandu, meski memiliki alat penerangan pun mustahil baginya menemukan jalan menuju pintu besi.
Saat dibawa Robot masuk ke salah satu jalur, terlihat pecahan-pecahan mineral berserakan di sepanjang terowongan, memancarkan kilau hijau kebiruan di bawah sorotan lampu. Meski ingin segera keluar, Tang Long tak kuasa menahan diri untuk mengambil beberapa potong mineral sambil bertanya penasaran: "Ini jenis mineral apa ya?"
Robot itu berkata tanpa menoleh: "Itu adalah mineral SRA, bahan tambahan penting dalam pembuatan pesawat antariksa dan peralatan luar angkasa."
"Inikah mineral SRA?!" Tang Long terkejut memandang benda di tangannya, tak menyangka media yang pernah memicu perang dunia justru berupa benda tak mencolok ini.
Dulu, badan pesawat antariksa yang dibuat tanpa tambahan mineral SRA sama sekali tidak mampu menahan gaya tarik lompatan ruang. Namun di akhir Perang Dunia saat perebutan mineral SRA, ditemukan bahan tambahan yang lebih unggul dan mudah diperoleh, membuat mineral SRA mulai kehilangan kejayaannya. Inilah mungkin alasan tambang ini ditinggalkan.
Saat Tang Long hendak membuang mineral yang tersebar di mana-mana ini, robot tiba-tiba tertawa kecut: "Saat bosan aku pernah meneliti mineral SRA ini. Tahukah kau? Dengan mengandalkan sesuatu di dalam kepalaku, aku menemukan bahwa dengan metode khusus, mineral ini bisa berubah menjadi jenis lain."
"Oh, bisa berubah ya, jadi apa?" Tang Long yang pikirannya sudah melayang keluar menjawab asal.
"Akan berubah menjadi mineral jenis baru yang belum pernah ada, kusebut MMT Mineral!" Robot itu menoleh dengan bersemangat.
"Oh, buat apa mineral MMT ini?" Tang Long masih setengah hati menjawab.
"Bisa menghasilkan energi dahsyat! Dulu pernah kubuat sepotong, membuatku tak perlu tidur lama. Sayang setelah itu bahan bakunya habis." Robot menggerutu melihat Tang Long hanya mengangguk-angguk tak serius, lalu membuang muka kesal.
Tang Long sama sekali tak menyimak. Pikirannya dipenuhi rencana kabur dan membongkar konspirasi militer agar anak buahnya selamat. Ia tak tahu penjara militer tempat mereka ditahan sudah hangus terbakar.
"Sampai." Robot mengucapkan kalimat ini lalu berhenti. Tang Long sudah melihat pintu besi hitam raksasa itu sejak tadi. Setelah menempatkan lampu penerangan dengan baik, ia mulai memeriksa dengan cermat. Hasilnya tentu membuat Tang Long kecewa, pintu besar ini hanya bisa dibuka satu arah seperti brankas.
Robot yang awalnya berdiri di samping menonton keributan, melihat Tang Long yang marah menendang pintu lalu memeluk kakinya sambil merintih kesakitan, tak kuasa berkata: "Percuma, pintu ini sangat tebal. Satu-satunya cara keluar adalah dengan menggali tembok semen itu."
Tang Long mendengar ini lalu menghela napas sambil memandang dinding keras yang dipenuhi lumut. Tiba-tiba matanya berbinar seperti teringat sesuatu. Dengan semangat ia menerjang dan menggenggam tangan Robot sambil berteriak: "Di mana ekskavator tambang?"
Robot tentu langsung memahami maksud Tang Long: "Ada di kedalaman tambang, tapi meskipun tidak berkarat, tidak ada tenaga untuk menghidupkannya."
“Tidak ada energi...” Tang Long seperti disiram air dingin, tanpa energi semua rencana tidak mungkin. Tiba-tiba ia teringat ucapan robot tentang sesuatu yang memiliki energi besar, ia buru-buru bertanya: "Tadi kau bilang bijih SRA bisa diolah menjadi sesuatu berenergi besar, kan?"
Robot mengangguk: "Benar, bijih SRA melalui penyulingan khusus bisa diubah menjadi bijih MMT."
"Bijih MMT ini bisa menghidupkan ekskavator, ya?" Tang Long bertanya dengan gugup.
"Tentu saja." Robot segera meredam semangat Tang Long: "Tapi sekarang tidak ada bahan untuk menyuling MMT."
"Masa tidak ada bahan? Di sini mana-mana ada bijih SRA!"
"Ah, kau pikir ada bijih saja cukup? Meskipun aku punya alat penyulingan, air tawar untuk memisahkan mineral yang paling penting tidak bisa ditemukan di tempat ini."
"Air tawar?!" Tang Long melompat gembira sambil berteriak: "Aku punya mesin pembuat air tawar!" Sambil berkata begitu ia mengeluarkan mesin dari dalam bajunya.
“Mesin pembuat air tawar?” Robot mengambil benda sebesar telapak tangan itu, langsung paham setelah melihatnya. Ia bertanya: "Berapa banyak air yang bisa dihasilkan ini? Terlalu sedikit tidak akan cukup."
“Satu liter per jam, entah cukup atau tidak?” Tang Long berkata gugup.
“Kau maksud bisa memproduksi air tawar tanpa henti?” Robot bertanya penuh semangat.
“Secara teori memang begitu selama mesin tidak rusak dan energinya cukup. Tapi model ini bertipe energi tetap. Jika semua energi habis, kira-kira bisa menghasilkan 1 ton air tawar.” Tang Long menjawab ragu-ragu. Meski dia paham perusahaan produsen pasti bangkrut jika mesin bisa dipakai terus-menerus, dalam situasi saat ini dia mulai mengutuk perusahaan yang membuat model seperti ini demi menjaga angka penjualan.
Robot berpikir sejenak lalu berkata: “Satu ton... Hmm seharusnya cukup. Ayo, kita kembali untuk mengolah MMT!”
Tang Long dan robot membawa sejumlah besar mineral SRA kembali ke ruang pengawas. Robot itu langsung meletakkan mineral dan menyelami tumpukan peralatan seperti gunung untuk mencari sesuatu, sementara Tang Long duduk bersandar dengan tenang di tumpukan mineral.
Tang Long menuangkan objek seukuran kacang kedelai yang dihasilkan dari mesin pembuat jamur pangan ke mulutnya, mengunyah sambil berpikir: "Ah, sepertinya masih butuh waktu lama untuk keluar. Tapi setelah bebas, bagaimana cara menyelamatkan bawahan saya? Apa harus ke stasiun TV dan bilang saya pahlawan sejati? Bisa-bisa diusir karena dianggap bego, atau malah ketahuan oleh orang-orang militer lalu diburu. Lagi pula, bagaimana kabur dari penjara? Begitu melewati garis peringatan penjara, kalung ini pasti meledakkan kepala saya!" Tang Long mengelus pasrah kalung yang melingkar di lehernya.
Tang Long tiba-tiba bertanya: "Hei, bukankah kau menemukan orang-orang yang terkunci seperti aku berubah jadi sepertimu? Kau tahu di mana mereka? Aku ingin mengunjungi mereka."
Suara Robot terdengar dari dalam ruangan disertai gemerincing: "Jauh dari sini, yang terdekat berada di jalur tengah sekitar dua tiga kilometer."
"Eh, iya, apa kau melihat mereka memakai kalung kaku seperti milikku di leher?" Tang Long berharap bisa meneliti apakah ada cara melepas kalung itu. Kalung di lehernya sendiri bahkan tak bisa dilihat apalagi diteliti, dia harus mencari milik narapidana yang sudah mati di luar.
"Awalnya mereka punya, tapi setelah berubah sepertiku, benda itu diambil oleh orang dari luar." Suara Robot terus terdengar sambil mengobrak-abrik barang.
Mendengar ini, Tang Long hanya bisa menghela napas pasrah. Rupanya dia harus menunggu keluar dari tambang ini dulu sebelum mencari solusi.
Saat itu, Robot membawa sejumlah besar peralatan keluar, sama sekali tidak melihat Tang Long dan langsung mulai merakit. Tang Long yang bersandar di tumpukan bijih terkejut melihat tumpukan barang itu berubah cepat menjadi mesin besar berbentuk aneh di tangan Robot.
Setelah menyelesaikan mesin itu, Robot mendatangi Tang Long dan berkata kesal: "Sudah selesai, masih duduk ngapain? Bantu masukkan bijih ke dalam mesin." Sambil berkata demikian, Robot membungkuk mengambil beberapa bijih dan menuju mesin.
"Oh, baik." Tang Long segera bangkit membantu. Demikianlah Tang Long mulai membantu mengolah mineral MMT di bawah tanah yang tak mengenal siang-malam ini. Ia tidak tahu apa dampak yang akan ditimbulkan oleh mesin pembuat air tawar dan upayanya menyuruh Robot memproduksi mineral MMT untuk kabur ini terhadap masa depan. Tentu saja ia juga tak tahu perubahan apa yang terjadi di luar. Saat ini ia hanya ingat harus membuat mesin penggali bergerak agar bisa melarikan diri.
"Asalkan aku menjadi anggota dewan, aku pasti akan melayani masyarakat..."
“Mohon berikan suara berharga Anda kepada saya, saya akan bersujud kepada semua, mohon dukungan Anda.”
“Mari-mari, hadiah kecil ini tidak seberapa, ingatlah saya adalah Anggota Dewan Longte, nanti pilih saya ya.”
“Tidak ada masalah sama sekali! Jika saya terpilih, pasti akan menaikkan gaji semua orang dan menurunkan berbagai tarif pajak, dukunglah Anggota Dewan Mas!”
Saat ini semua stasiun TV di seluruh Federasi Wan Luo menayangkan rekaman seperti ini. Di kota-kota utama setiap planet, orang-orang seperti ini berdiri di atas Mobil Mengambang sambil berteriak-teriak di jalanan. Alasannya tidak lain karena pemilihan umum Federasi Wan Luo telah dimulai.
Di kantor kampanye Presiden Federasi Wan Luo, mantan Presiden Namuha sedang memejamkan mata sambil dibantu makeup artist membersihkan riasan. Di luar, orang-orang sibuk mengumpulkan berbagai data dari berbagai galaksi.
Setelah membersihkan riasan, Namuha menerima kopi dari sekretaris cantiknya, lalu duduk nyaman di sofa sambil menikmati tegukan. Hari ini dia telah mengunjungi puluhan planet untuk menarik suara, benar-benar kelelahan.
Saat itu, Sekretaris Zhang yang masih muda, sekretaris pertama beliau, mendatangi Namuha dan berkata dengan hormat: "Tuan, tingkat dukungan Anda 32%, 6% lebih tinggi dari Chen Yu di posisi kedua."
Namuha mengerutkan kening dan bertanya: "Mengapa Chen Yu bisa mendapatkan dukungan sebanyak ini?"
Sekretaris Zhang membalik lembar data di tangannya dan menjawab: "Dia tidak hanya memiliki hubungan baik dengan kelompok keuangan di berbagai daerah, tapi juga menjalin relasi erat dengan sistem militer. Karena itu dukungan untuknya melonjak drastis."
Namuha mengangguk dan bertanya dengan suara berat: "Bagaimana situasi kandidat yang didukung militer?"
Kali ini Sekretaris Zhang tidak melihat data, langsung menjawab: "Selain Marsekal yang mendukung Tuan, semua faksi di sistem militer memiliki kandidat masing-masing. Namun mereka hanya mencalonkan sebagai anggota dewan, tidak ada yang maju sebagai presiden. Berkat insiden pahlawan sebelumnya dan suara tetap dari tentara beserta keluarga di wilayah faksi mereka, tingkat dukungan para kandidat ini sangat tinggi - bisa dibilang sudah pasti terpilih."
Namuha mendengar ini sambil mengangguk puas: "Masih tahu diri mereka tidak mengirim perwakilan untuk kampanye presiden. Kau harus menyelidiki sumber dana kampanye Chen Yu dan cari kelemahannya. Sekaligus beri isyarat padanya untuk bergabung dalam pemilihan bersamaku. Jika berhasil, aku akan jadikan dia wakil presiden. Kalau tidak, bahkan kursi anggota dewan pun tak akan didapatnya!"
"Baik." Sekretaris Zhang mengangguk hormat lalu mundur.
Namuha menatap persentase dukungan Chen Yu di layar, tersenyum sinis: "Hmph, kalau tidak bergabung dengan faksi ku, kau si pengancam ini akan kubuat tak ada tempat bagimu untuk dikuburkan." Ucapnya sambil meneguk kopi dengan geram.
Di kantor direktur stasiun TV swasta Federasi Wan Luo, seorang pria paruh baya duduk di kursi kerjanya sambil memandangi kartu komputer di atas meja. Ia baru saja membaca isi kartu tersebut dan tahu betapa mengguncangnya berita ini bagi publik. Namun ia sedang bimbang, karena kartu ini dikirim melalui surat anonim sehingga keaslian informasinya diragukan. Seandainya ini berita biasa, meski tahu palsu pun demi rating ia akan menyiarkannya tanpa ragu. Tapi ini menyangkut banyak pejabat tinggi - jika disiarkan, seluruh stasiunnya bisa bangkrut.
Saat pria paruh baya itu sedang bimbang, seorang pria gemuk paruh baya berlari terburu-buru masuk. Tanpa perlu menengok pun sang direktur tahu ini adik iparnya yang menjabat wakil direktur stasiun.
"Kakak ipar, cepat nyalakan TV!" teriak pria gemuk itu. Tanpa menunggu jawaban, dengan kelincahan yang tak sesuai posturnya, ia langsung menekan tombol-tombol di meja kerja sang direktur.
Melihat gambar video muncul di dinding samping meja kerjanya, Direktur stasiun TV mengerutkan alis dan berkata: "Ini stasiun TV mana? Di waktu seperti ini malah menayangkan film perang?"
Pria paruh baya yang gemuk itu buru-buru menjelaskan: "Kak ipar, ini dari Stasiun TV Kekaisaran Kekaisaran Elang Perak! Yang sedang ditayangkan bukan film perang melainkan dokumenter perang perbatasan kemarin!"
"Dokumenter perang perbatasan kemarin? Buat apa aku melihat ini..." Sebelum Direktur menyelesaikan kalimatnya, gambar berikutnya langsung membuatnya terpaku bisu.
Di layar, sang direktur melihat seorang pemuda tampan mengenakan seragam Letnan Dua Federasi. Dengan ekspresi dingin, ia melambaikan tangan memberi perintah: "Semua kapal perang, isi energi meriam utama! Koordinat tembak s34x234z12y45! Tembakkan meriam utama!" Begitu perintah keluar, rekaman beralih ke pemandangan luar angkasa. Dari sudut pandangnya, jelas ini direkam dari kokpit kapal perang berpenggerak sendiri. Sekitar seribu sinar meriam menyambar armada Kekaisaran di kejauhan.
Wakil direktur tentu mengenal adegan ini sebagai rekaman heroik serangan pasukan kita yang pernah ditayangkan nasional. Namun yang mengherankan, sang letnan dua tampan itu bukan Tang Tè! Dengan bingung ia bertanya pada kakak iparnya: "Siapa letnan muda itu? Mengapa dialah yang memberi perintah serangan?"
Direktur stasiun tidak menjawab pertanyaan adik ipar laki-lakinya, melainkan melihat ke kartu komputer di meja sambil berbisik: "Ternyata begini." Ia mengangkat kepala bertanya: "Siapa yang memberitahumu bahwa Kekaisaran akan menayangkan berita ini?"
Wakil direktur menggelengkan kepala: "Ini kabar yang beredar di kalangan industri, mengatakan stasiun TV Kekaisaran akan menyiarkan berita penting. Tapi tidak jelas sumber pastinya."
Mendengar ini, direktur stasiun mengerutkan kening, namun diam seraya menatap rekaman yang terus berjalan di layar.
Layar menampilkan tiga gambar: perwira muda Federasi itu bersama dua perwira berambut pirang berbaju seragam Mayjen Kekaisaran. Kedua jenderal muda Kekaisaran itu kemudian memberi hormat bergiliran: "Saya Mayjen Kester, komandan Armada Ketiga Pengawal Ibukota Kekaisaran Elang Perak." "Saya Mayjen Darren, komandan Armada Keempat Pengawal Ibukota Kekaisaran Elang Perak."
Setelah kedua mayjen itu menyebutkan nama mereka, letnan dua Federasi itu juga memberi hormat dan berkata: "Saya adalah Kapten Kapal Perang Berpenggerak Sendiri nomor 521 Federasi Wan Luo - Letnan Tang Long." Mendengar ini, wakil direktur stasiun TV membeku sejenak, lalu melompat sambil berteriak: "Dialah Tang Long yang sebenarnya?!" Dia bukan orang bodoh, setelah mendengar Tang Long menyebut namanya, dia segera menyadari kebenarannya dan buru-buru berkata kepada kakak iparnya: "Kakak, ini berita besar!"
Direktur stasiun TV mengangguk hendak mengatakan sesuatu ketika rekaman pertempuran antar kapal perang di layar menghilang, digantikan gambar salah satu dari dua mayjen tadi. Dengan wajah datar dia berkata: "Saya adalah Mayjen Kester, salah satu komandan pasukan Kekaisaran dalam konflik perbatasan sebelumnya. Sekarang semua pasti sudah tahu bahwa pahlawan perang yang dipropagandakan Federasi Wan Luo selama ini sebenarnya adalah orang yang berbeda."
Kester mengungkapkan ekspresi sedih dan marah yang tak terkatakan, lalu berkata: "Saya dan rekan sejawat saya sama sekali tidak percaya pada mata dan telinga kami sendiri ketika melihat berita heroik yang dipropagandakan Federasi setelah kembali ke negara kami. Kami tidak menyangka bahwa dalam Federasi yang mengklaim demokrasi, ternyata ada pejabat tinggi tertentu yang begitu tega merampas jasa bawahan, bahkan lebih memalukan lagi mengirim orang lain untuk mencuri prestasi dengan identitas palsu. Meskipun ini adalah urusan domestik Federasi Wan Luo yang bukan ranah kami sebagai orang asing untuk mengomentari. Namun identitas sebagai tentara dan kehormatan militer memaksa kami tidak bisa diam, seluruh tentara di alam semesta pun tidak akan mentolerir adanya oknum militer yang begitu hina dan tak tahu malu! Atas nama korps militer, kami menuntut pencarian pahlawan sejati dan hukuman tegas bagi mereka yang tidak memiliki rasa kehormatan sebagai prajurit!"
Setelah pertunjukan penuh ekspresi dari Kester, komentator Kekaisaran segera muncul dan mulai mengkritik habis-habisan korupsi di jajaran tinggi militer Pemerintah Federal Wan Luo. Secara bersamaan, juru bicara Wan Luo Federal juga langsung muncul menyangkal peristiwa ini dan mencaci maki niat buruk Kekaisaran.
Stasiun televisi swasta Federasi yang sebelumnya menayangkan pesan kampanye segera melakukan siaran penuh 24 jam atas berita dari Kekaisaran. Secara instan, kampanye di Federasi Wan Luo terhenti mendadak, semua orang membahas validitas berita ini. Tang Tè juga dengan marah menyampaikan pidato di televisi pemerintah, mengatakan bahwa Kekaisaran berani menyebarkan kebohongan absurd untuk mengacaukan politik Federasi, dan bahwa dirinya beserta keluarga prajurit Federal yang gugur tidak akan memaafkan orang seperti ini. Kemudian muncul pakar palsu Federasi yang menyatakan bahwa rekaman sebelumnya adalah hasil manipulasi efek khusus Kekaisaran dan sepenuhnya palsu.
Setelah mengetahui bahwa dunia pers Federasi telah kacau hanya dalam sekejap, direktur stasiun terus mondar-mandir di ruang kerjanya. Adik iparnya tidak mengerti alasan kemarahan sang kakak ipar, juga tidak paham mengapa dia melarang stasiun mereka ikut meliput berita ini. Bagaimanapun, bahkan jika berita ini palsu, mereka tetap bisa meraup keuntungan dari biaya informasi - mengapa melewatkan kesempatan seperti ini?
Direktur stasiun tiba-tiba berhenti melangkah, meraih kartu di meja lalu berkata dengan penuh amarah: "Lakukan komunikasi dengan semua stasiun TV yang kita kenal, beli slot waktu 5 menit yang sama di semua stasiun TV dengan harga berapapun!"
"Apa? Slot waktu 5 menit serentak di semua stasiun TV? Kak, biayanya pasti angka yang fantastis!" seru adik ipar dengan wajah terkejut.
“Bahkan dengan meminjam uang rentenir, kita harus membeli slot waktu itu, cepat pergi!” Direktur Stasiun menggeretak dengan gigi gemeretak. Melihat adik iparnya yang kaget hendak berlari keluar, ia segera memanggil: “Gunakan 5 menit yang dibeli itu seluruhnya untuk menampilkan teks ini.” Sambil berkata, ia mencoret beberapa karakter dan menyerahkan ke adik iparnya. Wakil Direktur yang awalnya bingung dengan keputusan menghabiskan dana besar hanya untuk menayangkan teks, langsung bersinar matanya setelah membaca tulisan tersebut sambil melirik kartu komputer di meja sang kakak.
“Oh ya, sekalian beri tahu korporasi super, jika ingin pasang iklan harus segera menghubungiku! Nanti bahkan 1 detik pun tak akan ada slot iklan tersisa! Cepat kerjakan!” Direktur Stasiun melambaikan tangan melihat adik iparnya masih terdiam di pintu.
“Siap, aku segera urus!” Wakil Direktur akhirnya paham kakak iparnya memegang materi yang bisa mengumpulkan banyak uang, buru-buru melompat dan berlari keluar.
“Sendirian di dalam ruangan, Direktur Stasiun TV itu melihat kartu di tangannya sambil tertawa puas: "Sepertinya status Stasiun TV Federasi Pertama akan segera menjadi milikku."”
“Di Planet Ibukota Federasi Wan Luo, kediaman luas Jenderal Besar Munen sepi tanpa aktivitas, hanya ruang tamu di lantai satu yang menyala. Kediaman ini merupakan rumah sementara Munen di ibu kota, sementara kediaman aslinya berada di galaksi yang berada di bawah yurisdiksinya.”
“Suara tamparan 'pek' membelah keheningan malam, disusul teriakan marah dari ruang tamu: "Kau anak durhaka! Selalu bertindak sendiri tanpa konsultasi, lihat sekarang malah jadi masalah! Kau ingin membuat ayah mati kesal ya?" Di ruang tamu terlihat Munen yang mengenakan pakaian santai sedang menunjuk marah ke seorang remaja gemuk yang menutupi satu pipinya dengan tangan, berdiri dengan wajah penuh kekesalan.”
“"Ayah, itu cuma rumor yang disebarkan pihak Kekaisaran kok. Orang-orang di negeri kita pasti tidak akan percaya," kata Tang Tè dengan wajah memelas.”
“Hah, untung ini berita dari negara musuh, dan selain rekaman itu tidak ada bukti lain. Kalau tidak, kau dan aku pasti celaka besar! Ingat, kau harus bersikeras bahwa ini adalah efek spesial buatan negara musuh untuk merusak reputasi Federasi! Pastikan saudara-saudaramu bertahan, jangan keluar rumah, apalagi minum-minum di luar, atau kita semua hancur!” Munen berjalan ke sofa dan duduk sambil mengambil gelas anggur.
Tang Tè buru-buru mendekat untuk menuangkan anggur. Melihat putranya yang ketakutan, Munen mengambil gelas itu, menepuk bahu putranya dan berkata: "Jangan terlalu khawatir. Sebagai ayah, aku sudah memperkirakan hal seperti ini akan terjadi. Semua orang yang tahu rahasia sudah kuhabisi. Sekarang bahkan jika ada yang curiga, tidak akan menemukan bukti. Tenang saja bersiaplah menjadi Kolonel."
Wajah Tang Tè langsung berseri-seri penuh keheranan: "Kolonel?! Terima kasih, Ayah!"
Munen juga menunjukkan senyuman: "Bocah nakal, kolonel kecil macam apa yang bisa membuatmu seniuk gini." Setelah meneguk anggur, wajahnya berubah serius: "Ibukota bukan wilayah kekuasaan kita. Jangan bertindak sembarangan selama di sini, tempat ini penuh naga dan ular berkeliaran. Tidak seperti di wilayah kita yang bisa menekan segalanya."
Tang Tè segera tersenyum: "Aku mana mungkin berbuat neko-neko."
"Hmph, jangan kira aku tak tahu kelakuan kotor kalian bocah-bocah. Prajurit wanita di militer masih bisa diurus, tapi wanita luar jangan kau sentuh—terutama di sini. Bahkan prajurit wanita militer pun jauhi. Di sini ada yang lebih berkuasa dariku, tiga orang setara pangkatku. Siapa tahu kau kebetulan menyentuh wanita mereka."
"Ayah, apakah setelah Ayah jadi pemimpin tertinggi, aku boleh..." Tang Tè menyeringai nakal.
"Bahkan jika aku menjadi pemimpin tertinggi, kau tetap tidak boleh bertindak sembarangan. Apa kau ingin dikhianati semua orang? Nak, sekarang kau harus mulai belajar keras cara menggunakan taktik, memahami keseimbangan antara hadiah dan hukuman. Kalau tidak, bagaimana kau bisa menguasai militerku nanti?" Munen meneguk anggur sambil memandangi putra mereka yang masih bingung, "Kau juga tahu, meski secara lahiriah militer terlihat dikontrol seragam oleh Pemerintah Federal, tapi sebenarnya karena berbagai alasan, kekuatan militer terkontrol di tangan berbagai faksi yang terdiri dari konglomerat, pejabat, dan perwira. Karena yang mengontrol kekuatan bersenjata lebih penting, biasanya perwira menjadi pemimpin faksi."
Tang Tè mengangguk sambil tersenyum: "Aku tahu ini. Ayah adalah pemimpin Faksi . Aku juga tahu meski Angkatan Darat Federal memiliki banyak faksi, yang utama hanya tiga: Faksi kita, Faksi Jete yang dipimpin Jenderal Besar Mujeerte, dan Faksi Junlong yang dipimpin Jenderal Besar Zhang Junlong."
“Jika bahkan ini saja tidak kau ketahui, lebih baik kau jangan berkembang di militer lagi. Jelaskan pada aku kekuatan masing-masing faksi.” Kata Munen tanpa menatap putranya.
“Ehm… Biar aku mulai dari faksi dulu.” Tang Tè ragu sejenak lalu melanjutkan: “Faksi, wilayah kekuasaan utama berada di selatan, tepatnya di daerah yang Bapak jaga. Cakupan wilayah mencakup 3 galaksi, populasi 600 miliar, lebih dari 100.000 kapal perang berbagai jenis, dengan personel militer sekitar 200 juta.”
“Faksi Jete memiliki wilayah pengaruh utama di sekitar markas Marsekal Jete di wilayah barat, mencakup 2 galaksi, populasi sekitar 400 miliar, lebih dari 50.000 kapal perang, dan pasukan sekitar 100 juta. Sedangkan faksi Junlong yang dipimpin Marsekal Zhang Junlong di utara merupakan faksi terbesar di antara tiga besar, mengontrol 4 galaksi dengan populasi 900 miliar, 150.000 kapal perang, dan pasukan mencapai 300 juta. Sisanya adalah 2 galaksi di timur yang dikuasai faksi-faksi lain, terletak di jantung Federasi ini memiliki populasi lebih dari satu triliun, dengan 200.000 kapal perang pasukan penjaga dan 400 juta personel. Jika faksi-faksi ini bersatu, gelar faksi nomor satu Federasi akan menjadi milik mereka.”
Saat mengucapkan ini, Tang Tè melirik dengan hati-hati ke arah Munen dan bertanya: "Ayah, aku merasa aneh. Secara teori faksi terbesar seharusnya Marsekal yang mengontrol anggaran militer, tapi tidak pernah kudengar dia punya bawahan dekat. Bahkan ketika Jenderal Besar Kam Mucchi yang dia promosikan sendiri membentuk faksi pribadi, dia tidak peduli. Apa yang dipikirkan Marsekal itu sebenarnya?"
"Bisa memikirkan hal ini sudah sangat berharga. Meskipun perseteruanku dengannya diketahui umum, anggaran militermu di sini tidak pernah kekurangan. Tapi dia juga tidak pernah mencoba berbaik-baik, benar-benar tidak bisa dimengerti." Munen menghela nafas.
"Hmm, kalau begitu apakah Marsekal itu tentara yang jujur?" Tang Tè bertanya heran.
"Hmph, tentara jujur? Putraku, di Federasi ini, tentara jujur tidak mungkin bisa naik pangkat, apalagi menduduki posisi tertinggi di militer - Marsekal. Dia bukan orang sembarangan, pasti memiliki faksi sendiri. Kucurigai faksi Marsekal yang disembunyikannya begitu kuat sampai sulit dipercaya. Selama bertahun-tahun tidak ada yang bisa menemukan noda padanya, ini sangat luar biasa. Satu-satunya noda adalah perintah Presiden untuk menghancurkan pesawat sipil waktu itu, tapi justru kuduga ini akan dimanfaatkannya."
"Kalau begitu, bukankah Marsekal itu orang yang sangat berbahaya? Lalu mengapa Anda masih terus-menerus menentangnya?" Tang Tè merasakan getar jam tangan komunikator di pergelangan tangannya, bertanya sambil melirik ke layar.
Munen menenggak habis anggurnya sambil tertawa: "Kau tidak paham. Aku sedang mengujinya, memancingnya menampakkan wajah asli. Untuk merebut posisinya, mana mungkin tidak menyelidiki latar belakangnya? Sayangnya sampai sekarang belum juga ketahuan."
Melihat putranya asyik menatap layar komunikator jam tangan, Munen menggelengkan kepala lalu menuangkan anggur ke gelasnya: "Intrik-intrik seperti ini akan kaupelajari perlahan nanti. Nyalakan televisi, lihat ada berita apa."
"Oh." Tang Tè asal mengambil remot kontrol dan menekan tombol. Rekaman visual muncul di dinding depan. Setelah meletakkan remot kontrol, ia kembali memeriksa informasi di jam tangannya: "Ayah, aku mau keluar menghirup udara segar."
“Hm, apakah kawan-kawanmu itu menghubungimu lagi? Ingat perkataanku tadi, jangan sampai menyentuh orang yang tidak boleh disentuh.” Munen tentu tahu kegiatan apa yang biasa dilakukan putranya dan kawan-kawannya saat berkumpul.
"Tidak, tidak. Mereka semua paham aturan ini, pasti tidak akan sembarangan." Tang Tè berkata dengan sangat gembira mendengar ayahnya menyetujui. Teman-temannya itu orang yang paham situasi, mana mungkin mengganggu wanita yang tidak bisa mereka lawan. Pesan yang masuk mengatakan ada beberapa cewek-cewek pelajar yang dikenalnya di klub dansa, tanpa latar belakang mencolok. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan.
Saat Tang Tè hendak pergi, terdengar suara gelas jatuh ke lantai. Ia menoleh dan melihat ayahnya terpaku menatap layar di dinding. Penasaran, ia pun ikut melihat. Pandangan itu membuatnya membeku di tempat.
