Tang Long awalnya memperhatikan dengan serius proses pemurnian mineral oleh robot, berharap bisa mencuri ilmu. Namun, dia hanya melihat robot memasukkan mineral ke dalam sebuah kotak lalu tidak mengurusnya lagi, malah asyik memencet berbagai tombol pada mesin pemurnian. Setelah mengamati sebentar, minatnya pun hilang. Meski sempat menanyakan prinsip kerjanya, bagaimana mungkin Tang Long bisa memahami rumus-rumus kimia yang dijelaskan? Akhirnya dia memilih tidur di samping.
Setelah bangun, Tang Long melihat robot masih sibuk di depan peralatan. Menyadari proses pemurnian belum selesai, dia menyantap sedikit camilan jamur makanannya, minum beberapa teguk air dari mesin penghasil air tawar yang terus bekerja, lalu mulai berkeliaran tanpa tujuan karena kebosanan.
Secara tidak sengaja, Tang Long melihat proyektor yang sebelumnya dia tendang hingga rusak. Dia mencoba memperbaikinya untuk menonton berita. Robot yang melihat Tang Long bermain-main dengan kabel di tubuhnya kembali bertanya: "Apa ini? Apakah juga butuh listrik?"
“Ini adalah proyektor rekaman, bisa melihat berita dari luar.” Tang Long yang tidak mengangkat kepala menyambungkan kabel, lalu menekan tombol. Gambar muncul kembali di dinding putih.
Robot itu berseru antusias melihat rekaman tersebut: “Ternyata ini benda yang menarik!” Sebenarnya robot sudah mengamati diam-diam sejak Tang Long mulai memperbaiki. Meski tak paham cara kerja alat ini memproyeksikan gambar manusia, proses pembuatannya sudah ia kuasai.
Tang Long terpaku melihat tulisan di layar: “Dalang Rahasia Insiden Pahlawan Terbongkar, Liputan Eksklusif Stasiun TV Swasta Xin Qi”. Dalang apa dari insiden pahlawan ini? Saat layar mulai berubah, Tang Long segera fokus memperhatikan.
Tulisan perlahan memudar, berganti dengan adegan ruang tamu. Di atas layar tertulis: Kalender Kosmos 3433, 15 Juli. Melihat tanggal ini, Tang Long tahu ini kejadian setelah ia dikurung di tambang bawah tanah ini.
Layar kemudian menampilkan seseorang berbaju jas duduk di sofa. Karena wajahnya telah diproses, tidak bisa dikenali siapa. Saat itu, seseorang yang hanya terlihat punggungnya di seberangnya berkata dengan nada menjilat: "Benar, ini kelalaian hamba. Namun Komandan tak perlu khawatir, termasuk kompi tempat Tang Long sebelumnya, semua yang mengetahui rahasia sudah dikurung atau gugur di medan perang. Sedangkan para Letnan Dua yang gagal dalam pelatihan khusus, meski mungkin mereka lupa siapa Tang Long, untuk berjaga-jaga hamba telah memindahkan mereka ke garis depan dan mengisolasi kontak mereka dengan luar. Begitu perang pecah, mereka akan menjadi pasukan terdepan. Sudah tidak ada lagi yang bisa membuktikan Tuan Muda bukanlah Tang Long."
Mendengar ini, Tang Long gemetar hebat. Dua orang di televisi ini ternyata dalang utama yang merampas prestasinya? Meski ingin mengumpat, ia menahan amarah dan menyimak dialog selanjutnya dengan seksama.
Terlihat sosok yang duduk dengan sikap sombong itu mendengar ini, mengeluarkan dengusan dingin, lalu berkata dengan nada dingin: "Semua yang tahu? Hmph, dua pelatih yang melatih mereka, serta personel logistik yang merawat kapal perang selama masa pelatihan—di mana mereka semua? Kau pikir mengurung Tang Long asli dan bawahannya akan berguna?"
Tang Long mengepal erat-erat tinjunya. Sudah lama ia menduga bahwa dirinya dan anak buahnya dikurung bukan untuk menunggu interogasi, melainkan demi tujuan ini. Kini, mendengar bahwa bahkan pelatih dan personel logistik yang pernah melatih mereka akan dibungkam, kebencian yang telah lama menggelegak di hatinya semakin memuncak.
Dulu, ketika orang-orang seperti Letnan Shen Ri dari kompi lamanya menyusahkannya, bisa dikatakan karena ia telah menyinggung mereka sehingga balas dendam mereka wajar. Namun kini, demi memungkinkan putra seorang pejabat tinggi menggantikan jasanya, mereka begitu berani menghina hukum. Ini membuat Tang Long benar-benar merasakan kegelapan militer dan kengerian kekuasaan.
Tang Long memahami semua ini terjadi karena jasa yang ia peroleh terlalu besar. Jika jasa-jasanya dihargai sesuai disiplin militer normal, ia pasti bisa dipromosikan ke pangkat Kolonel atau lebih. Si nak yang merebut prestasinya, dengan dukungan ayahnya yang pejabat tinggi, bahkan mungkin naik pangkat menjadi Mayjen. Dari Letnan Dua langsung melompat ke Mayjen - berapa tingkat pangkat yang diloncati? Sebenarnya prestasi sebesar ini takkan ada yang berani merebut, tapi hanya kapalnya yang selamat dari medan perang. Ditambah komunikasi yang terputus selama perang, tak ada yang tahu siapa peraih jasa tertinggi selain mereka sendiri. Inilah salah satu alasan mereka berani merampas prestasi tersebut.
Dan alasan sebenarnya mereka berani merampas prestasi ini adalah karena seluruh Angkatan Darat Federal telah mereka kendalikan dengan erat. Seperti saat aku baru turun dari pesawat antariksa, langsung diamankan oleh MP ke penjara, lalu semua informasi diblokir, memungkinkan putra pejabat tinggi itu tampil di panggung. Berapa banyak pasang mata yang menyaksikan ini, tapi sama sekali tidak ada yang berani mengoreksi. Ini membuktikan bahwa baik MP, kepala penjara, maupun komandan pangkalan - semua orang ini bersekongkol dengan pejabat tinggi tersebut.
Meskipun kemarahan Tang Long memuncak, ia tetap menahan diri dan terus mengamati. Orang yang hanya terlihat punggungnya itu, setelah mendengar ucapan orang yang duduk, segera membungkuk dan berkata: "Komandan, tenang saja, hamba akan segera menangani hal-hal ini."
"Hmph, baru sekarang ingat untuk mengurusnya, tidakkah agak terlambat? Tidak perlu. Aku sudah menyuruh anak buah menanganinya sejak mengetahui perkembangan situasi. Percayalah, sekarang semuanya sudah selesai." Orang yang duduk itu melambaikan tangan sambil berkata.
Saat itu layar tiba-tiba berubah dan muncul teks. Melihat teks tersebut, Tang Long langsung limbung. Teks yang ditampilkan adalah:
15 Juli 3433 Kalender Kosmos pukul 00:00, Planet Haike di Galaksi Gulongyun terjadi kebakaran di penjara militer Bintara. Sistem pemadam kebakaran gagal berfungsi tanpa alasan. Saat mobil pemadam kebakaran tiba, api telah padam. Sebanyak 956 narapidana (termasuk 14 Bintara yang baru kembali dari medan perang: 4 perempuan dan 10 laki-laki), petugas penjara, dan kepala penjara di penjara Bintara tewas semua. Istri kepala penjara membenarkan bahwa suaminya yang seharusnya libur malam itu mendapat perintah khusus dari atasan untuk berjaga. Setelahnya, MP melakukan pencarian pelaku. Kasus ini diklaim sebagai ulah mata-mata Kekaisaran, namun pelaku telah ditembak mati di tempat.
Kalender Kosmos 3433, 15 Juli pukul 06:00 pagi, di sebuah pangkalan kapal bawah tanah Planet Haike. Sekelompok MP memasuki asrama perwira logistik dengan dalih menjalankan tugas dinas. Ledakan terjadi di lantai 13 yang dihuni 53 personel logistik kapal pendukung. Seluruh penghuni lantai tewas. Investigasi menunjukkan pangkalan ini merupakan pos perawatan logistik kapal perang berpenggerak sendiri. 53 prajurit logistik di lantai 13 sebelumnya merupakan kru perawatan logistik kapal perang berpenggerak sendiri bernomor 521 sebelum konflik perbatasan.
Kalender Kosmos 3433, 15 Juli pukul 16:22 sore. Letnan Kolonel Rinosha dan Mayor Kina yang ditugaskan sebagai pelatih pesawat tempur untuk Resimen Galaksi Gulongyun dari pangkalan pasukan antariksa Haike, tewas dalam ledakan kapal transport yang mengalami kerusakan. Personel yang pernah bertugas bersama dua perwira ini menyatakan pemindahan komandan pasukan tempur utama dari garis depan pada saat genting sebagai tindakan tidak rasional, sekaligus mengonfirmasi bahwa kedua perwira tersebut memang merupakan pelatih kapal perang berpenggerak sendiri.
Siaran berita berhenti di sini dan beralih ke iklan, dengan pemberitahuan akan penayangan ulang setelah iklan. Namun siaran perdana berdurasi beberapa menit ini telah mengguncang seluruh Federasi.
Saat Tang Long menyaksikan berita ini, seluruh Federasi juga telah menonton program ini karena Televisi Swasta Xinqi membeli slot iklan 5 menit di semua stasiun TV. Dialog pembuka rekaman membuat orang mudah menebak siapa sosok yang sedang duduk itu, sementara sosok lain juga bisa ditebak - siapa pemegang kekuasaan tertinggi di Planet Haike?
Seketika, seluruh rakyat mengumpat marah kepada putra mereka yang bernama Tang Tè. Para prajurit di berbagai daerah, khususnya prajurit di Planet Haike, mengabaikan hambatan MP dan mengepung markas Mayor Jenderal Sos untuk meminta penjelasan. Sayangnya, hasil yang didapat adalah kaburnya Mayor Jenderal Sos. Saat Komando Militer Distrik Bintang Haike mulai kehilangan kendali, Letnan Jenderal Gu Ao secara pribadi datang ke Planet Haike. Selain menyatakan kebersihan dirinya dan akan segera melakukan investigasi menyeluruh, beliau juga mengingatkan para prajurit untuk tidak lupa bahwa ini adalah garis depan dan harus selalu waspada terhadap serangan musuh. Baru setelah ini, para prajurit yang marah kembali ke pasukan mereka.
Sedangkan para calon anggota dewan yang sebelumnya ditekan oleh jubir-jubir militer, segera memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang habis-habisan para pesaing yang sebelumnya jauh meninggalkan mereka. Stasiun TV swasta Xinqi yang sudah mempersiapkan segalanya, setelah melakukan siaran ulang, langsung menayangkan wawancara eksklusif dengan keluarga prajurit yang menerima pemberitahuan kematian tak terduga. Melihat tangisan pilu keluarga yang berteriak "Hukum tegas pelakunya!", simpati masyarakat terhadap militer merosot drastis, sehingga para jubir militer ini langsung ditinggalkan rakyat.
Hanya dalam sekejap, gelombang tuntutan untuk menghukum tentara-tentara tak bermoral menyapu seluruh negeri. Mantan Presiden Namuha yang mendapat informasi ini langsung muncul menyatakan akan membentuk panitia investigasi sementara untuk menyelidiki kasus ini. Dengan citra penegak keadilan, tingkat dukungan Namuha langsung melonjak vertikal. Chen Yu juga memanfaatkan momen ini untuk menyatakan dukungan terhadap mantan presiden.
Di Planet Terran, Ibukota Federasi Wan Luo, sebuah kediaman pribadi. Chen Yu memegang gelas anggur sambil menatap sinis ke layar yang menampilkan wajah Namuha yang sedang berbicara dengan liur bertebaran.
Dengan tampil membela dirinya untuk mencari popularitas, Namuha mengira aku berada di pihaknya. Meski tingkat dukungan Namuha sudah jauh melampauiku, ini sama sekali tidak perlu dikhawatirkan. Masih ada dua minggu menuju pemilihan umum sesungguhnya. Saat tiba waktunya, cukup dengan membongkar bukti yang kukuasai, bukan hanya gagal jadi Presiden, Namuha bahkan mungkin akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara.
Chen Yu menggoyang-goyangkan gelas di tangannya sambil bergumam: "Aneh, siapa yang membuat berita itu? Saluran TV Xinqi mengaku menerima surat anonim—setelah investigasi ini terbukti benar. Tapi mengapa jaringan intelijenku tidak bisa melacak pengirimnya? Jelas ini ulahan Suosi, karena mustahil ada kamera tersembunyi di rumahnya tanpa sepengetahuannya. Tapi untuk apa dia melakukan ini? Bukankah dia tangan kanan Munen?"
Chen Yu tentu saja tahu bahwa Munen telah merampas prestasi Tang Long, tetapi demi karirnya sendiri, dia tidak ingin berseteru dengan Jenderal Besar yang menguasai pasukan besar. Chen Yu juga paham bahwa orang-orang berpenglihatan tajam di militer telah lama mengetahui latar belakang Munen. Siapa sebenarnya Tang Tè, semua orang dalam lingkaran internal sangat memahaminya. Si bajingan itu bahkan tidak bisa menggunakan pistol, mana mungkin bisa memimpin kapal perang meraih kemenangan besar? Lebih masuk akal percaya kucing kecil bisa melahirkan tikus. Namun orang-orang ini juga karena berbagai alasan tidak membongkar kebohongannya. Lagipula, praktik merampas jasa bawahan seperti ini sudah sangat umum di mana-mana. Pasti ini ulah musuh Munen. Tapi sepertinya musuh Munen ini sudah mempersiapkan segalanya sejak lama.
Memikirkan hal ini, Chen Yu tiba-tiba menggigil, bayangan seseorang muncul di benaknya: "Mungkinkah dia..."
Di Kediaman Marsekal saat ini. Soth dengan sikap hormat berdiri di samping Omstead, menatap layar televisi yang menampilkan demonstrasi di berbagai daerah. Dia berkata pada Omstead: "Marsekal, semuanya sesuai prediksi Anda. Reputasi Munen anjlok drastis, kali ini dia pasti tak bisa bangkit lagi."
Omstead tidak langsung menanggapi. Jarinya menekan tombol untuk beralih ke stasiun TV Galaksi Selatan. Setelah mengamati sejenak, barulah dia berbicara perlahan: "Ini sangat berbahaya."
"Berbahaya?" Soth mengernyitkan kening, tak memahami maksud sang marsekal.
Omstead menunjuk layar: "Lihat! Tiga galaksi di wilayah selatan sama sekali tidak memblow-up berita itu. Kalau pun ada, hanya menyebutkan beberapa kalimat samar. Intelijen melaporkan saat berita itu tayang, industri media di tiga galaksi selatan langsung mengontrol gelombang listrik. Mereka memblokir siaran dari galaksi lain agar tidak sampai ke warga. Bukan hanya media pemerintah, stasiun TV swasta juga ikut melakukannya. Selain itu, para perwira faksi tetap diam seribu bahasa. Menurutmu ini tidak berbahaya?"
"Apa... apa Munen berani memberontak dengan pasukannya?" ujar Soth dengan keringat dingin mengucur, suaranya gemetar.
Omstead tetap berbicara dengan tempo lambat: "Sangat mungkin. Meskipun faksi bukan faksi terkuat, tapi mereka sangat solid. Khususnya di daerah basis - itu bukan hanya tempat kelahiran dan tumbuh kembangnya, tapi juga lokasi dimana dia mulai berkuasa. Semua gubernur planet di galaksi sana adalah orang-orangnya."
"Komandan, cepat perintahkan blokade pelabuhan antariksa! Biarkan saya bawa pasukan MP untuk menangkap Munen. Jika dia lolos dari ibukota, itu seperti melepas harimau ke hutan! Federasi akan terpecah!" desak Soth gugup. Setelah berkata demikian, dia langsung mengangkat telepon untuk memanggil pasukan polisi militer.
“Pshh.” Seberkas sinar laser yang menyilaukan menyambar di dalam ruangan. Di antara alis Soth muncul lubang sebesar jari yang perlahan mengeluarkan darah. Dengan mata terbelalak penuh ketidakpercayaan, Soth menatap kosong ke arah senjata laser yang digenggam Omstead. Dengan suara "plok", tubuh Soth pun ambruk tanpa pernah sempat memejamkan mata.
Omstead berjongkok di depan jasad Soth, memandang tenang wajah terakhir bawahannya itu. Kini terlihat jelas kesedihan dan penderitaan yang tersembunyi di balik sorot matanya. Setelah lama terdiam, dia menghela nafas berat dan berbisik lirih: "Sayang, meskipun kau telah bersumpah setia padaku, objek loyalitas sejatimu tetaplah Federasi Wan Luo ini."
Ia menutup mata Soth dengan tangan, lalu berdiri dan berkata dengan suara dingin: "Buang ke tungku peleburan." Begitu ucapan itu keluar, sebuah dinding di ruangan itu terbuka tanpa suara. Seorang tentara bertopeng gas yang wajahnya tak terlihat bergegas mendekati Soth. Dengan satu tangan, mayat seberat lebih dari 50 kg itu dengan mudah diangkat. Tentara itu diam-diam berbalik dan masuk kembali ke tempat asalnya. Terlihat jelas sarung tangan kulit hitam yang dipakainya, di bawah cahaya lampu, terkadang terlihat kilau logam di pergelangan tangannya.
Saat itu, sebuah pesawat antariksa pribadi sedang lepas landas dari pelabuhan antariksa. Di dalam kabin, dua orang yang mengenakan mantel teks melepas napas lega setelah pesawat lepas landas. Mereka tak lain adalah Munen dan putranya.
Tang Tè bertanya gelisah: "Ayah, bagaimana ini? Apakah kita akan dihadapkan ke pengadilan militer?"
“Huh, selama aku kembali ke markas, siapa berani mengirim kami ke pengadilan militer?” Omstead mengeluarkan sebotol minuman, menggigit sumbatnya dengan mulut, lalu meneguk beberapa kali dengan lahap.
Tang Tè masih khawatir bertanya: "Tapi kalau pemerintah federal dan militer sama-sama mengeluarkan surat buronan, apakah orang-orang itu akan menyerahkan kita kembali?"
"Tenang, jika mereka berani memburuku, aku akan memberontak bersama pasukan! Pejabat pemerintah tiga galaksi di selatan semuanya orang kita, perwira militer juga diangkat langsung olehku. Mereka tidak akan mengkhianatiku. Lagipula Federasi sedang bermusuhan dengan Kekaisaran, pemerintah federal pasti tidak berani mengambil risiko kerusuhan internal untuk menyinggungku. Sialan, kampung halaman tetap yang terbaik. Sudah kuduga orang-orang ibukota semuanya pengkhianat! Sōsī bajingan itu berani main licik denganku, aku pasti tidak akan membiarkannya!" Setelah melihat berita itu, Munen langsung bereaksi bahwa Sōsī yang mengkhianatinya.
“Ayah, menurut Anda siapa yang mengatur ulah di balik layar ini? Apakah Sors berani melakukan ini?”
“Sialan, pasti Zhang Junlong, Mu Jiete, atau si Omstead ini! Selain tiga orang ini siapa lagi yang berani melawanku! Kalau ketahuan pasti kubikin dia sengsara!” Munen memaki dengan geram.
Tang Tè tidak menyahut. Dia tahu dirinya sudah aman sehingga pikirannya melayang ke hal lain. Dengan menyesal dia berpikir tentang gadis-gadis mahasiswa yang belum sempat dilihatnya. “Sialan, tadinya ingin merasakan wanita ibukota. Tak disangka belum sempat disentuh, bahkan dilihat pun tidak sudah harus pulang. Planet Terran, aku pasti kembali!” Tang Tè menggerutu dalam hati.
Rakyat Federasi Wan Luo yang sedang ramai tiba-tiba hening, karena Marsekal Angkatan Darat Federal akan menggelar konferensi pers terkait insiden pahlawan. Di saat reputasi militer merosot tajam, Marsekal yang selama ini diam akhirnya angkat bicara. Tak hanya warga yang berkumpul di sekitar TV, mulai dari jenderal bintang empat hingga prajurit di seluruh angkatan bersenjata juga menanti dengan khidmat pidato Marsekal. Wartawan dari seluruh Federasi dan negara-negara tetangga berusaha mati-matian mendapatkan akses ke konferensi pers ini.
Namuha menahan amarah sambil duduk di depan TV. Komite investigasinya belum terbentuk, tapi komandan tertinggi militer sudah muncul berpidato. Bukankah dia seharusnya berada di pihaknya? Mengapa merebut sorotan? Meski kesal Omstead tidak berkonsultasi dengannya, sebagai calon presiden dia tak bisa berbuat banyak. Secara hukum, insiden ini memang ranah militer sehingga wajar jika komandan tertinggi - Marsekal - yang memberikan penjelasan.
Sejenak kemudian, di podium bertuliskan 'militer Federal' muncul wajah tegas dan tubuh tegak Omstead. Setelah berdiri kokoh, matanya menyapu kamera dengan cepat. Tatapan tajam yang menusuk itu membuat warga dan perwira yang menyaksikan berdebar-debar.
Omstead melihat para wartawan yang mengacungkan tangan tinggi-tinggi. Ia menekan udara dengan gerakan tangan sambil berkata tegas, "Sebelum sesi tanya jawab, mari kita mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati prajurit kita yang gagah berani." Mendengar ini, para wartawan segera menurunkan tangan dan menutup mata. Mereka tak ingin menyinggung perasaan warga dan tentara Federasi.
Semua orang mengira ini adalah penghormatan bagi tentara yang menjadi korban. Namun semua tertegun ketika Omstead membuka mata dan berkata: "Prajurit gagah berani ini adalah Komandan Distrik Militer Planet Haike di galaksi Guyunlong — Mayor Jenderal Sos."
Setelah semua orang sadar kembali, mereka langsung berdiskusi dengan ramai. Masyarakat yang menonton televisi di luar langsung mengumpat, sementara para prajurit dan perwira hanya terpaku menatap layar. Prajurit pemberani? Sos adalah orang yang berkolaborasi dengan Munen dan seenaknya menghilangkan nyawa orang. Apakah Marsekal sudah kehilangan akal? Di saat seperti ini malah meminta kita memberikan penghormatan untuk orang seperti itu? Semua orang lupa untuk memikirkan bagaimana Sos tewas.
Seorang wartawan langsung berdiri dengan marah dan berkata, "Yang Mulia Marsekal, pantaskah Mayor Jenderal Sos disebut pemberani? Pantaskah ia menerima penghormatan kita?"
Omstead mengangguk dan berkata kata demi kata, "Dia pantas!" Begitu kata-katanya meluncur, suasana langsung gempar. Wartawan-wartawan yang cerdik sudah menyiapkan headline untuk berita mereka nanti.
Wartawan yang mengajukan pertanyaan tadi ingin bertanya lagi, tapi tiba-tiba menyadari beberapa tentara telah berdiri di belakang Marsekal, termasuk dua perwira wanita cantik. Adegan ini membuatnya lupa untuk melanjutkan pertanyaannya.
Omstead menatap kamera dan berkata, "Mungkin kalian bertanya mengapa saya menyebut Mayor Jenderal Sos sebagai perwira yang gagah berani. Jawabannya ada pada para tentara ini. Tolong perkenalkan diri kalian." Setelah mengucapkan itu, Omstead bergeser ke samping sehingga para perwira tersebut terlihat jelas di depan kamera.
Seorang kolonel paruh baya di barisan depan melangkah maju dan memberi hormat ke kamera: "Kepala Penjara Militer Bintara Planet Haike - Kolonel Kara!" Setelahnya, perwira wanita cantik di sampingnya maju dan berhormat: "Komandan Skuadron Udara Pertama Planet Haike - Letnan Kolonel Rinosha."
Setelah mereka mundur, orang-orang di belakang maju secara berurutan: "Komandan Peleton Skuadron Udara Pertama Planet Haike - Mayor Kina." "Komandan Tim Logistik ke-34 Pangkalan Logistik Planet Haike - Sersan Senior Wright." "Penembak torpedo Kapal Perang Berpenggerak Sendiri nomor 521 - Sersan Liu Sihao."
Nama-nama ini beberapa hari lalu hampir tidak dikenal siapa pun, namun sekarang hampir semua orang pernah mendengarnya. Setelah mendengar ini, semua orang tertegun memandangi orang di layar, bukankah mereka seharusnya sudah mati? Mengapa masih bertahan?
Saat itu Omstead kembali ke podium dan berkata dengan tenang, "Setelah menonton berita beberapa hari lalu, saya yakin semua sudah tahu siapa mereka. Saya bisa memberitahu bahwa kecelakaan yang ditampilkan di akhir berita memang terjadi, namun berbeda dengan laporan. Tidak ada satu pun korban jiwa dalam tiga insiden tersebut."
Hadirin di bawah panggung membeku. Mendengar ini, keluarga yang awalnya berduka langsung bersorak gembira. Wartawan pertama yang bereaksi masih orang yang bertanya awal tadi: "Marsekal, apakah kebertahanan orang-orang ini semata-mata berkat jasa Mayor Jenderal Sos?"
Omstead mengangguk: "Ya, berita yang dilihat semua orang juga direkam oleh Mayor Jenderal Sos. Sayangnya Mayor Jenderal Sos hanya sempat menyerahkan orang-orang yang diselamatkan kepada saya sebelum akhirnya..." Di sini Omstead menutup matanya dan menggelengkan kepala dengan sedih.
Rakyat dan prajurit yang melihat ini segera memaki-maki lagi, tapi kali ini bukan memaki marsekal. Meski tidak mengatakannya langsung, semua paham bahwa Sos tewas dibunuh oleh Munen.
Reaksi wartawan berbeda dengan rakyat biasa. Untuk hal yang sudah jelas hasilnya, mereka tidak terlalu peduli. Mereka mengejar berita yang lebih penting. Seorang wartawan berdiri menyatakan kekaguman pada Sos lalu bertanya: "Mengapa Mayor Jenderal Sos tidak melaporkan orang itu sejak awal tahu, malah bertindak diam-diam? Oh maaf, mohon maafkan penggunaan kata ini."
Omstead tidak menjawab langsung: "Jika kau adalah orang itu, apakah kau akan mewaspadai Mayor Jenderal Sos?"
“Bahkan jika orang itu lebih tinggi pangkatnya darinya, Mayor Jenderal Sos tidak termasuk dalam wilayah pertahanannya dan tidak perlu mematuhi perintahnya, mengapa...” Belum selesai bicara, sang wartawan langsung dipotong oleh Omstead.
“Peraturan militer Federal menyatakan, jenderal bintang empat berwenang memberikan perintah kepada personel militer Federal manapun, dan dapat memberikan hukuman bagi yang melanggar perintah militer.” Kalimat singkat Omstead ini mengungkap betapa luasnya kewenangan jenderal bintang empat.
Tiba-tiba seorang wartawan berdiri dan berkata: “Maaf, Yang Mulia Marsekal, izinkan saya menyela. Saya wartawan dari Republik Reis. Menurut saya sistem militer negara Anda bermasalah.” Pernyataan ini membuat semua orang terkejut, para wartawan di tempat tahu ini adalah bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
Wartawan asing ini tanpa menunggu persetujuan Omstead, langsung melanjutkan pembicaraannya: "Sistem militer negara kami pada dasarnya sama dengan negara Anda, namun perwira di setiap wilayah komando hanya dapat memberikan perintah kepada tentara di bawah komandonya. Mereka tidak berwenang memerintahkan tentara dari wilayah komando lain. Yang memiliki hak untuk memberi perintah kepada semua tentara hanyalah pimpinan tertinggi militer - Presiden dan Marsekal. Secara prinsip, di negara Anda yang bisa memberi perintah kepada semua tentara seharusnya hanya Yang Mulia Marsekal sebagai salah satu pimpinan tertinggi militer. Tentu saja, saya tidak meminta negara Anda untuk mengikuti sistem kami. Hanya jika negara Anda bisa mengurangi kewenangan perwira di setiap wilayah komando, kejadian seperti sekarang ini tidak akan terulang. Mohon maaf atas ucapan saya, saya tidak berniat mencampuri urusan dalam negeri Anda, hanya merasa tidak bisa menahan diri untuk tidak mengungkapkannya." Setelah mengucapkan itu, ia membungkuk dan duduk.
Pernyataan wartawan asing tersebut disiarkan secara utuh oleh kamera ke seluruh Federasi Wan Luo. Barulah rakyat dan prajurit biasa tersadar, bahwa insiden ini terjadi karena kekuasaan jenderal bintang empat yang hanya berada satu tingkat di bawah marsekal terlalu besar! Sementara para perwira tinggi yang cerdik segera menyadari bahwa gempa besar akan terjadi di dunia militer.
Omstead tetap diam. Sebagai marsekal federal, mana mungkin ia menyetujui pertanyaan tentang sistem militer federasi yang diajukan orang asing? Jangankan menyetujui, berkomentar pun tidak boleh, agar tidak dianggap membahas urusan dalam negeri dengan pihak asing.
Seorang wartawan berdiri dan berseru lantang: "Saya warga negara sah Federasi Wan Luo yang memiliki hak pilih! Saya menuntut agar peraturan militer yang mengizinkan jenderal bintang empat memberi perintah ke personel militer manapun diubah! Kecuali komandan tertinggi Angkatan Darat Federal, tidak boleh ada yang boleh memberi perintah lintas wilayah!" Rakyat yang menyaksikan siaran langsung ini segera berseru-seru, semua mendukung pernyataan wartawan tersebut. Mereka tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi.
Warga negara tentu saja berhak mengatakan hal tersebut, jadi Omstead tersenyum dan berkata: "Maaf, ini adalah masalah yang harus didiskusikan oleh pemerintah, militer tidak boleh terlibat dalam politik."
Wartawan itu juga cepat-cepat mengangguk dan berkata: "Maaf, saya tadi terlalu emosional. Saya akan mengusulkan hal ini kepada anggota dewan di daerah pemilihan saya." Para kandidat anggota dewan yang sedang berhenti kampanye dan menonton televisi, tahu bahwa perkataan wartawan ini mewakili suara rakyat, dan tentu memahami bagaimana cara menarik suara di pemilu mendatang.
Wartawan itu tidak duduk kembali, malah melanjutkan pertanyaan: "Yang Mulia Marsekal, sekarang sudah ada bukti dan saksi, bagaimana Yang Mulia akan menangani orang tersebut? Menurut disiplin militer, bukankah ini termasuk dalam wewenang Marsekal yang bisa ditindaklanjuti segera?"
Perwira yang familiar dengan dalang mendengar pertanyaan jurnalis itu, tak bisa menahan gelengan kepala penuh kepahitan. Disiplin militer memang mengatur bahwa komandan tertinggi berwenang menangani semua perwira termasuk jenderal bintang empat jika bukti kuat ada. Tapi ketika faksi-faksi muncul di militer, apalagi setelah pejabat pemerintah dan konglomerat bergabung, seorang jenderal bintang empat yang menjadi otak faksi - bukan lagi urusan yang bisa diselesaikan marsekal sendirian. Orang luar tidak tahu itu wajar, tapi sebagai jurnalis profesional, apakah tidak memahami hal mendasar ini? Mengajukan pertanyaan ini dalam siaran langsung, bukankah sedang mempersulit posisi marsekal?
Para perwira tinggi awalnya mengira Marsekal akan mencari-cari alasan untuk menghindar. Namun Omstead, setelah mendengar perkataan wartawan itu, dengan wajah dingin menyapu pandangannya ke seluruh hadirin dan mengangguk, "Munen, selaku jenderal bintang empat, telah menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, merampas prestasi prajurit, serta mengirim kerabatnya sebagai pengganti. Lebih lanjut, demi mencegah keterbongkaran kasus ini, ia melakukan pembunuhan untuk menutupi jejak. Perbuatannya telah merusak reputasi personel militer Federasi secara serius, tidak hanya melanggar hukum militer tapi juga Konstitusi Federasi! Kini, dengan identitasku sebagai Marsekal Angkatan Darat Federasi Wan Luo, aku umumkan hukuman untuk Jenderal Bintang Empat Munen: Mencabut seluruh jabatan militernya, mencabut kualifikasi sebagai tentara. Segera tangkap dan serahkan ke Pengadilan Tertinggi Federasi untuk diadili!" Setelah menyelesaikan pernyataannya, Omstead memberikan hormat militer dan segera meninggalkan ruangan.
Mendengar pernyataan Marsekal, para wartawan tertegun sejenak sebelum bertepuk tangan mengantar kepergian Omstead. Wartawan senior hanya bisa tersenyum getir, sementara wartawan dari galaksi selatan menyeringai dingin. Kabar pelarian Munen ke selatan telah menjadi rahasia umum di kalangan internal. Mereka yang paham situasi sebenarnya sangat menyadari - meski status militernya dicabut, kendali atas 100.000 unit kapal perang di wilayah selatan masih melekat erat di tangannya. Siapa yang sanggup menangkap dan membawanya kembali ke ibukota untuk diadili? Belum lagi masalah pasukan, MP, polisi, maupun agen rahasia di selatan yang jelas tak akan mematuhi perintah penangkapan. Sebaliknya, orang-orang yang patuh pada perintah Munen untuk siaga di berbagai galaksi justru bertebaran.
Federasi Wan Luo Selatan, Galaksi Mu Li, Planet House - Ibukota Galaksi.
"Sialan! Bajingan ini, berani mencabut jabatan dan status tentaraku? Aku justru menunggu kau datang menangkap!" Munen yang sedang minum anggur melemparkan botol ke arah rekaman Omstead. Satu-satunya proyektor di galaksi selatan yang belum diblokir sinyal TV Ibukota Federasi pun rusak total.
"Ayah, Omstead benar-benar mengeluarkan surat buronan untuk kita, bagaimana ini?" Tang Tè bertanya gemetar. Saat di pesawat pelarian, nasihat ayahnya membuatnya tak khawatir. Tapi setelah kembali, ia sadar faksi mereka hanya punya 100 ribu kapal perang, sisa 400 ribu kapal Federasi jelas tidak seimbang.
Mengenai persoalan Federasi dan Kekaisaran yang bermusuhan, sebenarnya Kekaisaran hanya terlibat konflik perbatasan sekali lalu tak pernah datang lagi. Semua kapal kelas tinggi dari berbagai faksi termasuk faksi kami sendiri terkonsentrasi di Planet Haike, yang telah dikontrol ketat oleh Federasi setelah kematian Sos. Bahkan jika Sos masih hidup, situasinya mungkin tetap sama. Kekuatan tempur sebesar ini cukup untuk menghadapi invasi 10.000 kapal perang Kekaisaran. Bagaimana mungkin 10.000 kapal perang kami bisa menahan 40.000 kapal perang Federasi yang bisa dipindahkan kapan saja? Semakin Tang Tè memikirkannya, semakin panik dia. Ketahui benar-benar diumumkan sebagai buronan, kepanikannya mulai tak terbendung.
Munen mendengar ini langsung berteriak marah pada putranya: "Panik apaan! Kalau bukan kau, mana mungkin ada segudang masalah! Diam dan berdiri tegak!" Tang Tè gemetar ketakutan melihat wajah ayahnya, langsung menutup mulut dan berdiri kaku seperti patung.
Munen berjalan mondar-mandir sambil mengumpat: "Sialan! Omstead kau bajingan, ternyata Soth adalah orangmu. Kau memang berbahaya, sudah mengatur semuanya sejak awal, membuatku sengaja terjebak."
Tang Tè terkejut: "Apa? Anda bilang semua ini ulah Omstead?"
