Menghadapi puluhan wartawan, Namuha dengan marah mengangkat tinjunya dan berteriak: "Fitnah! Ini adalah fitnah! Ini pasti pencemaran nama baik!" Setelah berteriak, ekspresi Namuha berubah menjadi penuh kesedihan dan kepedihan: "Sejak saya menjabat, saya selalu bekerja dengan hati-hati seperti menginjak es tipis, bekerja siang malam tanpa kenal lelah. Bukankah semua yang saya lakukan demi rakyat Federasi Wan Luo? Tapi tak disangka... ada yang memfitnah saya! Saya akan menuntut stasiun TV yang menyebarkan berita palsu!" Saat mengatakan ini, suaranya kembali meninggi.
Setelah pertunjukan Namuha selesai, ketika dia baru saja memberi tanda untuk memulai sesi tanya jawab, seorang wartawan segera mengangkat tangan dan bertanya: "Tuan, apakah kabar yang beredar luas tentang penyelidikan jaksa penuntut umum Federasi terhadap Bapak ini benar?"
"Sama sekali tidak benar! Jika jaksa benar melakukan penyelidikan terhadap saya, menurutmu bisakah saya berdiri di sini mengadakan konferensi pers? Semua ini hanya rumor belaka!" Namuha langsung menjawab dengan cepat begitu wartawan selesai berbicara.
“Tuan, ada yang mengajukan gugatan terhadap Anda ke pengadilan, menurut Anda siapakah orang ini?” tanya seorang wartawan lagi.
“Itu harus ditanyakan kepada kalian para pekerja media. Saya sendiri baru tahu ada yang menggugat saya setelah berita ini ditayangkan di TV. Namun saya yakin, orang yang mengada-ada ini pasti lawan politik saya yang berharap merusak reputasi saya! Tapi dia pasti kecewa, orang seperti saya yang berperilaku lurus tak takut fitnahan, tidak akan tumbang oleh rumor semacam ini! Pendukung saya pun pasti tidak percaya omong kosong ini!”
Saat seorang wartawan berdiri untuk mengajukan pertanyaan, tiba-tiba dia menyadari ekspresi Namuha berubah, menatap kosong ke arah pintu ruang konferensi. Hal ini membuatnya lupa bertanya dan ikut menoleh. Ekspresi Namuha dan gerakan wartawan tersebut membuat semua orang memalingkan kepala untuk melihat.
Begitu melihat ke arah itu, semua orang tertegun. Di pintu ruang konferensi muncul empat pria besar berseragam militer. Seorang wartawan yang berpengalaman, melihat lencana di lengan para tentara itu, spontan berteriak: "Penegak hukum pengadilan militer!" Mendengar ini, semua bingung. Mereka tahu penegak hukum ini khusus menangkap pelanggar hukum Angkatan Darat Federal. Tapi di sini tidak ada tentara, untuk apa mereka datang?
Namuha memandang bingung keempat tentara yang mendekatinya. Ia membungkuk dan berbisik pada Sekretaris Zhang: "Ada apa ini? Kenapa petugas pengadilan militer bisa ada di sini? Bukannya kau sudah berkoordinasi dengan Marsekal?"
Sekretaris Zhang menjawab dengan wajah penuh tanda tanya: "Tuan, Marsekal sudah berjanji akan menggunakan pengaruh kekuatan militer untuk mengintervensi ini. Saya juga tidak tahu mengapa orang pengadilan militer bisa muncul di sini."
Setelah mendengar janji Omstead, Namuha merasa lega. Selama orang nomor satu di militer berada di pihaknya, dia tidak perlu takut. Lagipula, dirinya bukan tentara, pengadilan militer tidak berwenang menangkapnya. Mungkin keempat orang ini datang untuk menyampaikan pemberitahuan.
Begitu pikirannya sampai di situ, Namuha segera menyungging senyum ramah menyambut empat petugas penegak hukum yang sudah berdiri di hadapannya. Namun sebelum sempat bertanya maksud kedatangan mereka, petugas di posisi depan sudah mengeluarkan selembar kertas dari saku dengan ekspresi dingin, lalu membacakan: "Berdasarkan investigasi, Namuha diduga melakukan kolusi dengan produsen persenjataan. Selama masa jabatannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan Presiden, dia memaksa militer membeli jenis kapal perang tertentu dan menerima komisi besar. Akibatnya, Personel Militer Federasi Wan Luo menderita korban jiwa massal karena kualitas kapal perang yang buruk. Berdasarkan Pasal 345 Undang-Undang Federal tentang Kejahatan terhadap Personel Militer, kami menahan Anda!"
“Namuha langsung terdiam. Bukan karena peristiwa ini tidak benar, tapi mengapa hal yang sangat rahasia ini bisa diketahui pengadilan militer? Seharusnya hanya diriku dan pengusaha senjata itu yang tahu!”
Sementara Namuha berpikir keras, para wartawan sudah mengarahkan kamera mereka dengan ganas. Mereka tahu ini benar-benar berita besar. Namuha yang selama ini vokal membela kepentingan tentara, ternyata berkolusi dengan pengusaha senjata memasok kapal perang palsu dan berkualitas rendah untuk militer!
"Maaf, ikutlah dengan kami." Ketua penegak hukum yang melihat Namuha membeku itu memberi isyarat mata. Dua penegak hukum di belakangnya segera maju, menggenggam erat lengan Namuha dan membawanya pergi.
Baru sadar, Namuha langsung berontak dan berteriak, "Lepaskan aku! Ini fitnah! Kabar burung! Jebakan!" Dia melirik meminta tolong ke pengawal pribadinya, tapi mereka semua pura-pura tidak melihat, ada yang menunduk atau memalingkan muka.
Biasanya pengawal-pengawal ini sangat sombong karena bos mereka adalah Presiden Federasi. Dulu mereka bisa seenaknya memukul polisi yang tidak disukai, bahkan berkelahi dengan MP pun tidak ditahan. Tapi kini di hadapan petugas penegak hukum, mereka hanya bisa bersikap rendah diri. Alasannya sederhana: bermusuhan dengan polisi atau MP hanya berarti berkonflik dengan komandan mereka - bos bisa beri tekanan untuk menyelesaikannya. Tapi petugas penegak hukum mewakili kewibawaan seluruh Angkatan Darat Federal. Berani menghalangi? 100% akan ditembak mati secara memalukan. Sepertinya mereka harus mencari bos baru.
Namuha melihat pengawal pribadinya sama sekali tidak bisa diandalkan, diam-diam mengutuk dalam hati. Tapi sekarang bukan saatnya memikirkan hal itu. Dengan panik, Namuha mengalihkan pandangannya ke Sekretaris Zhang, mengerlingkan mata sekuat tenaga untuk menyuruhnya mencari bantuan Omstead.
Namun tiba-tiba Namuha merasakan seluruh tubuhnya dingin membeku. Ia melihat Sekretaris Zhang justru menunjukkan senyum sinis padanya sebelum berbalik pergi. Apakah peristiwa ini bukan ulah Chen Yu, melainkan hasil rekayasa Sekretaris Zhang yang selama ini dianggap orang kepercayaannya? Tapi untuk apa dia melakukan ini? Tindakan ini sama sekali tidak memberi manfaat baginya. Atau jangan-jangan musuhku membayarnya mahal? Itu mustahil, dana rahasia ku semuanya kupercayakan padanya untuk dikelola, bahkan bunga di bank saja jumlahnya fantastis.
"Sial!" Namuha tahu mengapa Sekretaris Zhang mengkhianatinya, karena dengan begitu dana rahasia itu akan menjadi miliknya! Tidak boleh! Aku tidak bisa membiarkan pengkhianat ini menelan uangku! Namuha membuka mulut, bersiap menjerat Sekretaris Zhang. Tapi saat itu, seorang polisi militer yang menahaninya berbisik di telinga Namuha: "Sekretaris Zhangmu bukan bernama Kaijie Zhang, melainkan Zhang Huhun."
"Zhang Huhun?" Namuha tertegun mendengar nama itu, tapi seketika wajahnya pucat pasi dan mengerang: "Zhang Huhun, putra sulung Zhang Junlong!" Seketika tubuhnya lunglai, tak lagi melawan saat digiring pergi oleh polisi militer.
Di sebuah vila di Ibukota Federasi, Chen Yu yang duduk di sofa dengan kaki disilangkan, bergaya santai menggoyang-goyangkan gelas anggur sambil menonton berita, tersenyum sinis seolah berbicara pada dirinya sendiri: "Manfaatkan kelemahannya untuk menghancurkannya, sebarkan semua dokumen tentang Namuha."
Dari sudut yang tidak terjangkau cahaya proyektor, tiba-tiba muncul sosok bayangan yang membungkuk ke arah punggung Chen Yu dan menjawab: "Baik."
Chen Yu mengecap sedikit anggur dalam gelasnya, lalu mengangkat gelas tersebut ke arah cahaya untuk mengamati warna kemerahan yang cerah.
Bayangan itu tidak pergi, hanya berdiri diam di tempatnya.
Setelah beberapa saat, Chen Yu akhirnya berkata perlahan: "Tahukah siapa yang pertama meloncat?"
"Sekretaris Pertama Namuha." Jawab bayangan itu dengan singkat.
“Oh, Sekretaris Zhang, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali. Tak kusangka pemuda pendiam itu bisa sekejam ini. Sudah ketahui alasan pengkhianatannya? Pasti karena dana rahasia Namuha itu.” Chen Yu tersenyum lalu menyesap anggur kembali.
“Tidak bisa dilacak, tapi kami menemukan identitas lain Sekretaris Zhang.” Bayangan itu hanya menyampaikan setengah informasi.
Dalam situasi tidak mendesak, Chen Yu justru menyukai cara bawahan tidak langsung memberikan jawaban. Ini melatih kemampuan berpikirnya.
“Oh, tidak bisa menemukan motifnya, dan dia masih memiliki identitas lain. Dengan identitas palsu pun bisa menjadi sekretaris pertama Namuha, tidak hanya menunjukkan kemampuannya yang luar biasa, tapi juga membuktikan ada kekuatan besar di belakangnya. Dia termasuk kekuatan mana?” Chen Yu sudah bisa menebak kira-kira kekuatan apa di baliknya, sekarang tinggal menunggu pembuktian apakah tebakannya benar. Tentu dia tidak akan mengutarakan dugaan pribadinya, jangan-jangan kalau salah malah menyusahkan bawahan dan jadi bahan tertawaan.
“Nama aslinya adalah Zhang Huhun.” Bayangan itu tahu, memberi penjelasan terlalu rinci pada atasan ini akan dianggap pamer, jadi cukup ucapkan kata kunci yang mewakili kekuatannya saja.
Chen Yu yang menjabat sebagai komandan di dua departemen besar: Pertahanan dan Intelijen, segera memahami makna di balik nama Zhang Huhun ini.
Ia membuka mulutnya heran seolah ingin mengatakan sesuatu, namun segera menutupnya kembali. Dengan menenggak habis anggur dalam gelas, ia menghela napas panjang sebelum berujar perlahan: "Selidiki tujuan Zhang Junlong dan Zhang Hu Hun. Dana rahasia kecil Namuha itu takkan menarik perhatian Raja Utara. Pasti ada tujuan besar di balik tindakan mereka." Tangannya melambai memberi isyarat agar orang itu mundur.
Tak terasa berapa lama berlalu, Chen Yu akhirnya mengusap pelipisnya lemas sambil bergumam: "Mengapa justru Zhang Junlong? Secara logika, yang seharusnya menjatuhkan Namuha adalah Omstead. Selama ini Raja Utara ini selalu bersikap rendah hati dan tak ikut campur politik. Tiba-tiba menyuruh putranya membuat kehebohan besar, apa maksud sebenarnya?"
※※※
Di Kediaman Marsekal, Omstead yang duduk di depan meja kerjanya tersenyum memandang dua hologram setengah badan di hadapannya. Di sebelah kiri adalah seorang pria paruh baya mengenakan seragam jenderal bintang empat Federasi, rambut hitamnya yang digelapkan dengan pomade tertata rapi ke belakang. Fitur wajahnya yang biasa-biasa saja menjadi berwibawa berkat sorot mata yang tajam.
Di sebelah kanan berdiri seorang pemuda tampan dengan setelan jas hitam yang ketat, kemeja putih, dan dasi hitam. Senyum tipis yang mengambang di sudut bibirnya memberi kesan agak sombong seolah meremehkan semua orang.
Sang jenderal bintang empat itu mulai berbicara: "Teman lama, urusan putra saya mohon perhatianmu." Mendengar ini, pemuda itu sedikit menundukkan kepalanya.
Omstead tertawa: "Junlong, buat apa kau minta tolong? Selama ini aku selalu menganggap Huhun seperti anakku sendiri. Untuk urusan yang membutuhkan bantuanku, tak perlu kau mengemis seperti ini."
Zhang Junlong mendengar itu, tersenyum mengangguk tidak berkata apa-apa lagi, namun sorot matanya yang tajam menyapu sekilas ke arah pemuda itu. Pemuda itu segera menundukkan kepala lebih dalam, memberikan salam hormat sambil berkata sopan: "Terima kasih Paman, ke depannya mohon bimbingan Paman terus kepada keponakan."
Omstead tersenyum mengangguk dan berkata: "Tak perlu banyak bicara lagi, kalau tidak malah menganggapku orang luar. Huhun, wilayah Namuha sudah kau terima? Ada masalah?"
Zhang Huhun menjawab dengan sangat hormat: "Ya, tidak ada masalah. Selama bertahun-tahun ini, semua urusan pemilihan dan pendekatan dengan konstituen Tuan Namuha selalu saya yang urus. Bisa dikatakan konstituen lebih familiar dengan saya daripada dengan Tuan Namuha sendiri. Setelah insiden Tuan Namuha, konstituen secara sukarela mengusulkan saya menggantikan beliau untuk kampanye."
Omstead mendengar Zhang Hu Hun masih menyebut Namuha sebagai Tuan, tak urung ia memandangnya dengan seksama. Omstead tahu bahwa alasan Zhang Hu Hun tidak mengubah sebutan bukan karena kebiasaan, tetapi tidak tahu apakah itu karena mengagumi Namuha atau sekadar menjaga kesopanan. Jika alasannya yang terakhir, maka pemuda ini sangat dalam, bisa tetap sopan di depan orang sendiri terhadap target yang telah difitnahnya.
"Sayangnya kau tidak bisa mencalonkan diri bersama Chen Yu. Namuha dan Chen Yu adalah lawan, pemilih yang dulunya mendukung Namuha pasti tidak akan setuju kerjasamamu dengan Chen Yu. Kalau tidak, kau sudah memenuhi syarat menjadi Wakil Presiden." Omstead tertawa: "Tapi jangan kecewa, dengan dukungan anggota dewan dari pihakku dan ayahmu, posisi Ketua DPR masih bisa kau raih."
Saat Omstead mengatakan hal ini, dia diam-diam memperhatikan ekspresi kedua ayah dan anak ini. Meskipun wajah mereka tersenyum tipis, ada nuansa rasa percaya diri yang tenang dalam raut wajah mereka. Melihat pemandangan ini, Omstead tidak bisa tidak merasakan degupan jantungnya berdetak kencang. Tampaknya anggota dewan yang didukung faksi Long (Naga) pasti telah menguasai mayoritas kursi dewan, kalau tidak mereka tidak akan menunjukkan ekspresi seperti ini.
"Hmm, sungguh disayangkan. Karena insiden klaim palsu jasa sebelumnya, anggota dewan yang didukung secara terbuka oleh militer semuanya jatuh. Meskipun aku selalu diam-diam mendukung jubirku, jumlahnya tidak banyak. Dari penampilan mereka, pasti ada banyak sekali orang yang diam-diam didukung faksi Long (Naga) melebihi jumlahku."
Saat Omstead sedang berpikir, Zhang Junlong berbicara: "Chen Yu sekarang berada di posisi pertama dalam perolehan suara, kursi Presiden sudah pasti diraihnya. Sebagai orang nomor satu di Federasi yang memiliki kendali atas pertahanan dan intelijen, dia pasti tidak akan membiarkan orang dari sistem militer kami hidup tenang. Agar Dewan Perwakilan bisa membatasi geraknya, saya pikir kita harus terbuka. Ini daftar kandidat anggota dewan yang didukung faksi saya, 70% di antaranya sudah berhasil memenangkan pemilihan."
Bersamaan dengan perkataan Zhang Junlong, sebuah layar mini muncul di hadapan Omstead yang menampilkan nama-nama bergulir perlahan. Omstead menekan keyboard sensor elektronik inframerah di meja, langsung mengetahui bahwa daftar ini berisi tujuh ribu nama, dengan lebih dari lima ribu di antaranya sudah memiliki kualifikasi sebagai anggota dewan. Dari dua puluh ribu kursi dewan, lima ribu lebih sudah diketahui siapa yang mengantarkan mereka duduk di sana. Apakah angka lima ribu lebih ini akurat? Sepertinya jauh lebih sedikit dari jumlah sebenarnya.
Omstead mengangkat kepala sambil tersenyum: "Meskipun saya tidak punya faksi, tapi yang bisa dianggap teman ada ribuan orang yang berhasil dalam kampanye. Saya akan mengirim daftar nama mereka padamu." Sambil berkata demikian, ia menekan beberapa tombol.
Rekaman Zhang Junlong terlihat sedang menunduk memeriksa sesuatu, lama kemudian ia mengangkat kepala dan melirik putra mereka secara sekilas, lalu tertawa: "Tak kusangka kau punya begitu banyak teman yang sukses dalam pemilihan. Biarkan Hu Hun mengunjungi mereka?"
"Tentu diperlukan, bagaimana lagi kita bisa mengimbangi Chen Yu? Saya akan memperkenalkan Hu Hun pada mereka." Omstead menjawab dengan senyum.
Zhang Hu Hun menerima daftar anggota dewan yang didukung Omstead dari ayahnya. Melihat angka 3.000 orang di sana, dadanya berdebar. Ditambah 2.000 orang yang disembunyikan di pihak mereka, total menguasai lebih dari separuh kursi parlemen - 52% dari 20.000 kursi. Jangan remehkan 2% ini, ini benar-benar kekuatan yang bisa mengendalikan Federasi!
Saat kedua ayah dan anak itu saling mengirim dokumen, Omstead mulai mengetik di keyboard dan berkata kepada Zhang Huhun: "Surat pengantar sudah kukirim ke mereka, kau bisa berkomunikasi kapan saja."
Komunikasi dengan ribuan orang seperti ini biasanya dilakukan melalui proyeksi holografik, seperti yang dilakukan Omstead dan kawan-kawan. Bagaimana mungkin ada yang punya energi untuk bertemu langsung satu per satu dengan ribuan orang? Tapi untuk urusan rahasia tingkat tinggi atau membangun kedekatan, pertemuan tatap muka tetap diperlukan.
Zhang Junlong mengangguk ke arah Zhang Huhun: "Lihat, betapa perhatiannya pamanmu. Baru saja selesai bicara langsung mengirim surat pengantar. Segeralah berkomunikasi dengan para anggota dewan itu!"
Zhang Huhun tahu ayahnya ingin membicarakan sesuatu dengan Omstead yang mungkin akan menimbulkan ketidaksepahaman. Takut terkena imbas kemarahan, ia segera berterima kasih pada Omstead lalu memutuskan sambungan komunikatornya.
“Marsekal, saat ini perbatasan sudah tidak ada konflik lagi. Kapal kelas tinggi di bawah yurisdiksi distrik militer hamba ini tidak tahu kapan bisa kembali ke markas? Tentu saja, sebagai komandan distrik militer, hamba tidak berkeberatan. Kita semua adalah Personel Militer Federasi, kapal-kapal itu milik Federasi. Penempatannya di mana pun terserah keputusan Federasi. Tapi para prajurit asli utara di bawah komando hamba terus mengeluh, bilang selama masa perang mereka tidak berani protes, tapi sekarang tidak ada perang lagi. Semua kapal kelas tinggi Federasi terkonsentrasi di satu planet, penuh sesak sampai tidak bisa bernapas. Kapan mereka bisa pulang? Karena omongan ini sudah membuat telinga hamba kapalan, maka hamba datang bertanya pada Marsekal.” Zhang Junlong menyelesaikan ucapannya dengan tatapan tajam ke arah Omstead.
Saat Zhang Junlong menyuruh putranya pergi terlebih dahulu, Omstead sudah tahu apa yang akan dibahas. Meskipun di bawah komando Zhang Junlong masih ada 150.000 kapal perang, sayangnya ini semua adalah kapal kelas menengah-bawah berbagai model dan pesawat angkut dengan tingkat pertempuran hanya tersisa kurang dari 60% dari aslinya. Tentu saja dia sangat khawatir dengan nasib kapal kelas tinggi tersebut.
Setelah konflik perbatasan berakhir, sudah puluhan hingga ratusan perwira yang mendatangiku mengusulkan pemindahan kembali kapal kelas tinggi ke markas asal. Alasan mereka beragam - ada yang bilang pertahanan perbatasan melemah, ada yang mengeluh penanganan perompak antariksa kurang maksimal. Padahal intinya mereka hanya ingin mempertahankan kekuatan pribadi. Tampaknya Federasi mulai menunjukkan gejala pemecahan kekuasaan oleh pemimpin militer regional. Memikirkan ini, Omstead tersenyum kecut dalam hati - sebab besarnya kekuasaan yang dimiliki berbagai Distrik Militer ini justru merupakan buah karyanya selama puluhan tahun terakhir.
"Pikiran-pikiran ini tentu saja melintas sekejap dalam benak. Omstead mengangguk segera setelah Zhang Junlong selesai berbicara, "Aku。Sebenarnya setelah konflik berakhir dan tidak ada tanda-tanda invasi lanjutan dari Kekaisaran, kami sudah mempersiapkan pemindahan kapal kelas tinggi kembali ke markas asal selama masa pemilihan. Namun, tak disangka selama periode ini terjadi peristiwa perampasan jasa oleh Munen. Meskipun surat penangkapan telah dikeluarkan, pihak Selatan sama sekali tidak menghiraukan, malahan mengusir personel penangkap yang dikirim di berbagai pelabuhan antariksa planet-planet."
"Yang Mulia maksudkan faksi akan memberontak? Bagaimana mungkin 100.000 kapal kelas menengah-bawah miliknya bisa menjadi lawan ratusan ribu kapal Federasi? Tenang saja, tanpa perlu bantuan distrik militer lain, asalkan Yang Mulia memulangkan kapal kelas tinggi Distrik Militer Utara, hamba berani membuat perintah militer untuk segera menangkap Munen dan putranya!" Zhang Junlon melanjutkan tatapannya yang tajam pada Omstead setelah selesai berbicara.
Omstead menghela napas dan berkata, "Ah, aku tentu tahu bahwa Distrik Militer Utaramu saja sudah cukup untuk menghancurkan Munen. Tapi di Planet Haike, faksi memiliki 3.000 unit kapal kelas tinggi. Jika kita memindahkan kapal-kapal Distrik Militer Utara yang memiliki keunggulan penuh ini, begitu mereka bersekongkol dengan Kekaisaran, garis pertahanan Federasi akan langsung runtuh. Bahkan jika tidak berkhianat, hanya dengan slogan 'hentikan perang saudara' untuk menyita kapal lain, perbatasan akan langsung kacau balau."
Zhang Junlong berkata dengan santai, "Yang Mulia bisa mengganti komandan kapal-kapal itu. Atau untuk keamanan, ganti semua personel selatan sekalian. Bukankah ini hanya masalah perintah saja?"
Omstead membuka tangannya dengan putus asa, "Sulit! Apakah mereka tidak tahu alasan kita melakukan ini? Ini justru akan membuat mereka memberontak lebih awal! Bahkan jika mereka tidak memberontak, mereka bisa beralasan hanya patuh pada perintah atasan langsung. Perintahku sebagai Marsekal tidak akan efektif!"
Alis Zhang Junlong sedikit terangkat. Ia sudah mengerti maksud di balik ucapan Omstead. Rupanya, sang marsekal berharap dekret yang memberikan wewenang untuk memerintahkan seluruh tentara dapat segera disahkan.
Sejak pertama kali mendengar proposal dekret tersebut, Zhang Junlong langsung menyadari bahwa ini adalah senjata pamungkas untuk mengontrol para komandan distrik militer seperti dirinya. Dengan dekret itu, marsekal berhak menempatkan orang kepercayaannya di posisi-posisi vital setiap distrik militer, sekaligus memindahkan anak buah para komandan ke tempat lain. Secara objektif, ini menguntungkan Angkatan Darat Federal. Namun bagi para komandan distrik seperti dirinya, jelas merugikan. Awalnya, ia berencana menunda implementasi dekret ini setelah putranya menguasai Dewan Perwakilan. Tapi kini, Omstead jelas-jelas menawarkan transaksi: kapal kelas tinggi Distrik Militer Utara ditukar dengan persetujuan dekret ini.
"Untuk mencegah kemungkinan terburuk, kita bisa mengambil inisiatif lebih dulu. Di planet Haike, kapal kelas tinggi di luar faksi setidaknya berjumlah puluhan ribu. Armada ini bisa menghancurkan total kapal faksi. Asalkan Anda perintahkan, hamba bersedia memimpin langsung operasi ini." Zhang Junlong menimbang-nimbang dan merasa ini tidak sepadan, lebih memilih kehilangan beberapa kapal kelas tinggi daripada membiarkan undang-undang itu disahkan.
"Ini mustahil. Dengan alasan apa kita menghancurkan mereka? Apakah dengan alasan mencegah pemberontakan mereka di masa depan? Ini sama sekali tidak bisa diterapkan." Omstead menggelengkan kepala dengan cepat sambil berkata.
Zhang Junlong diam-diam menatap Omstead. Setelah lama, barulah dia bersuara: "Hamba mengerti. Kalau begitu, mari kita bahas topik pemindahan kapal kelas tinggi kembali ke distrik militer setelah Yang Mulia memindahkan orang-orang itu. Ah, ya. Munen pernah menghubungi kami para jenderal bintang empat. Dia mengaku difitnah, namun hamba tidak tahu apakah perkataannya bisa dipercaya. Baiklah, sampai jumpa di komunikasi berikutnya." Setelah berkata demikian, dia melirik Omstead dengan penuh makna sebelum memutuskan komunikasi.
Omstead memandang ruang kantor yang kosong, senyum tipis mengembang di sudut bibirnya. Bergumam dengan kalimat yang membingungkan: "Sepertinya kita membutuhkan perang yang sesungguhnya."
Tang Long akhirnya tiba di depan kantor komandan Distrik Militer Galaksi Gulongyun setelah menempuh perjalanan dengan mobil mengambang dan pesawat angkut selama beberapa jam. MP yang mengantar Tang Long hingga ke pintu langsung pergi begitu saja.
“Lapor!” Tang Long menghadap pintu tertutup sambil memberikan hormat dan berteriak. Saat itu, detektor di kedua sisi pintu memancarkan dua sinar lemah yang memindai Tang Long, kemudian terdengar suara "B", dan pintu pun terbuka secara otomatis.
"Sial, harus diperiksa dulu baru dibuka. Apa mungkin ada pembunuh yang mau menyerang?" gumam Tang Long dalam hati yang tadinya mengira pintu akan langsung terbuka saat dia berdiri di depan. Dia menggerutu tentang hal ini terutama karena nanti setelah masuk harus memberi hormat lagi.
Begitu masuk, pandangan pertama Tang Long tertuju pada pria paruh baya berdiri di depan meja besar. Dia mengenali orang ini - dialah yang memberikan perintah untuk bertahan mati-matian melawan pasukan musuh. Tiga butir bintang emas yang berkilauan itu benar-benar membuat orang merasa jijik. Meski pikirannya berkecamuk, Tang Long tetap menunjukkan ekspresi datar sambil memberikan hormat militer sempurna dan berkata sopan: "Komandan baik!"
Letnan Jenderal Gu Ao dengan santai melambaikan tangan sebagai balasan hormat, lalu berkata sambil tersenyum: "Sudah bekerja keras, pahlawan Federasi kita. Mari, kita bicara sambil duduk." Ia menunjuk sofa di sudut ruangan.
"Terima kasih." Tang Long tetap menjaga ekspresi dinginnya, kedua tangan diletakkan di lutut dengan tulang punggungnya tegak lurus di tepi sofa. Ia terus mendengarkan perkataan komandan tanpa jeda. Hanya ketika prajurit wanita muda yang cantik mengantar teh merah, ia sedikit mengangguk mengucapkan terima kasih.
Tentu saja Tang Long menyadari pandangan sembunyi-sembunyi sang prajurit wanita terhadap dirinya. Tapi alih-alih memikirkan hal lain, malah bergumam dalam hati: "Jangan-jangan prajurit ini pernah berhubungan intim dengan sang letnan jenderal? Kalau iya, bagaimana cara mengumpulkan buktinya?" Rupanya kini apapun yang dilihatnya langsung dipikirkan cara memanfaatkannya. Letnan Jenderal Gu Ao yang sedang asyik berpidato panjang lebar tak menyadari, bawahan di hadapannya ini sedang merancang skema untuk menghancurkan reputasinya.
“Peristiwa itu terutama dilakukan oleh Munen dan Mayor Jenderal Sos. Kemudian, di bawah pencerahan hati nurani Mayor Jenderal Sos, di bawah keadilan dan ketidakberpihakan saya sendiri, serta investigasi langsung Marsekal, akhirnya kau bisa melihat cahaya kembali...” Tang Long mendengar Letnan Jenderal Gu Ao terus berbicara, intinya tanpa Mayor Jenderal Sos dan Marsekal—terutama tanpa bantuan dan keadilan Letnan Jenderal sepertinya—seorang letnan seperti dirinya mustahil bisa membalikkan keadaan.
Dalam hati Tang Long mengejek dingin. Jangan mengira dirinya yang sudah lama dikurung tidak tahu situasi luar. Hal pertama yang dilakukannya setelah bebas adalah mencari berita arsip. Dalam seluruh peristiwa, Soth telah melindungi orang-orang yang dikenalnya dan membongkar Munen, sementara Marsekal telah menggulingkan Munen. Tapi Letnan Jenderal ini sama sekali tidak berbuat apa-apa. Mengapa kalimat pujian untuk dirinya sendiri diulang-ulang sampai berkali-kali?
“Maaf Komandan, tidak tahu bagaimana kabar rekan seperjuangan di dalam kapal pendukung hamba sekarang?” Tang Long akhirnya mendapat kesempatan saat Letnan Jenderal Gu Ao minum teh untuk melembabkan mulutnya, segera bertanya.
"Oh, mereka? Berbicara tentang mereka, inilah alasan mengapa saya harus bertemu denganmu." Gu Ao meletakkan cangkir teh sambil menatap Tang Long. Melihat ekspresi Tang Long yang tetap tak berubah, barulah perlahan berkata: "Kau pasti bisa membayangkan betapa peristiwa ini telah menghantam reputasi militer kita. Jumlah pendaftar wajib militer tahun ini saja turun 50% dibanding tahun lalu, sementara yang mengajukan pensiun meningkat 200%. Dari sini bisa dilihat betapa seriusnya situasi ini."
Tang Long tentu tahu dampak besar peristiwa itu terhadap reputasi militer. Saat mendengar berita itu, hatinya langsung merasakan betapa gelapnya dunia militer. Rakyat yang mengetahui kebenaran pasti merasakan hal sama. Dengan perasaan seperti itu, siapa yang masih mau bertahan di militer?
Melihat Tang Long mengangguk, Letnan Jenderal Gu Ao melanjutkan: "Jadi untuk menstabilkan moral pasukan, Markas Besar Komando berharap kalian tidak membicarakan peristiwa ini. Sedangkan untuk rakyat biasa, mereka mudah lupa. Kami yakin tidak lama lagi mereka akan melupakan ini, dan saat itu wibawa militer kita akan pulih kembali. Sebagai seorang tentara, kami yakin Anda akan setuju."
Tang Long tertegun mendengar ini, dalam hatinya bergumam: "Ancaman? Bisakah hal ini digunakan untuk menjeratnya?" Tentu saja segera ia menyangkal pemikiran itu. Ia sendiri juga tidak ingin terus-menerus jadi bahan gunjingan, apalagi ini adalah keputusan seluruh pimpinan tinggi militer. Ia tidak bodoh sampai mau melawan semua pejabat tinggi.
Letnan Jenderal Gu Ao yang melihat Tang Lung menunduk diam, mengira ia tidak bersedia, segera menambahkan: "Semua rekan seperjuanganmu sudah menyetujui. Sebagai kompensasi, kami akan memenuhi satu permintaan yang masuk akal untuk masing-masing kalian."
"Bisa memenuhi satu permintaan yang masuk akal untuk setiap orang kami?" Tang Long bertanya balik dengan terkejut. Baginya, permintaan untuk tidak menyebut-nyebut peristiwa itu sebenarnya hal yang sangat sederhana, mengapa pimpinan militer sampai memberikan janji seperti ini?
"Ya, selama itu masuk akal, permintaan apapun bisa." Gu Ao tersenyum melihat ekspresi Tang Long. Meski dirinya sendiri tidak mengerti mengapa pimpinan militer begitu memperhatikan perwira rendah ini, yang penting tugasnya selesai dan catatan prestasinya bertambah.
"Komandan, bolehkah saya bertanya, bisakah saya tahu permintaan apa yang diajukan rekan-rekan seperjuangan saya?" suara Tang Long terdengar agak mendesak.
"Hmm, anak ini rupanya ingin membandingkan dulu baru memutuskan." Pikir Gu Ao dalam hati, namun segera menjawab: "Mereka? Semuanya meminta untuk melanjutkan studi di Sekolah Bintara."
"Sekolah Bintara?" Tang Long tampak bingung. Mereka kan sudah berpangkat bintara, untuk apa lagi masuk sekolah bintara?
Gu Ao melihat ekspresi Tang Long langsung tahu dia salah paham: “Haha, Akademi Bintara adalah tempat bagi perwira yang tidak lulus dari Akademi Pertahanan Nasional untuk melanjutkan pendidikan. Tentu itu juga jalan tercepat bagi bintara untuk dipromosikan jadi perwira junior. Tidak sembarang orang bisa masuk. Setelah lulus, minimal pangkat mereka akan naik menjadi Letnan Dua.”
Tang Long tentu paham isyarat Gu Ao agar dia meminta ini. Tapi pertama, dia tidak suka belajar. Kedua, dia sudah menjadi Letnan. Masuk sana tidak ada manfaatnya.
Gu Ao memperhatikan alis Tang Long berkerut dan diam seribu bahasa. Dia tahu Tang Long tidak tertarik. Lalu membuka mulut lagi: “Ayo, katakan. Permintaanmu apa?”
“Hmm... Apakah hamba bisa menjadi komandan kapal perang?” Meski raut wajah Tang Long tetap dingin, tatapannya memancarkan sinar yang berapi-api.
Gu Ao merasa jantungnya berdebar kencang, cahaya itu pernah ia lihat sebelumnya. Setiap kali bercermin, ia bisa melihatnya. Dia sangat paham bahwa itu adalah cahaya yang menunjukkan hasrat akan sesuatu—tatapan yang menunjukkan keinginan untuk naik pangkat.
Gu Ao mengerutkan kening. Ia tidak suka melihat tatapan yang sama seperti miliknya di mata orang lain. Ia mengambil cangkir teh dan meneguk seteguk sebelum berkata, "Meskipun berdasarkan jasamu terakhir kamu bisa dipromosikan menjadi Mayjen, tapi tidak bisa dipungkiri, kamu telah melanggar perintahku—bertahan mati-matian!" Saat mengucapkan ini, tatapan Gu Ao memancarkan cahaya dingin.
Tang Long segera menundukkan kepala dengan rasa bersalah, tapi dalam hati ia mendengus dingin, "Sialan, bertahan mati-matian? Dasar bajingan! 10.000 kapal perang berpenggerak sendiri bahkan belum melihat bayangan musuh sudah hancur 90%. Kalau bukan karena aku memanfaatkan psikologi musuh yang mengira kami akan kabur dan meremehkan kami untuk melakukan serangan balik, lalu mulai melarikan diri sebelum mereka bereaksi, aku sudah jadi debu kosmos sekarang!"
"，："Melanggar perintah operasi" dalam kasusmu telah menjadi lebih ringan setelah menjalani masa penahanan. Namun mengingat jasamu yang sangat besar, dengan persetujuan militer, diputuskan untuk mempromosikanmu menjadi Kapten. Pelanggaran perintah militer ini tidak akan dicatat di arsipmu. Apakah kau keberatan dengan keputusan ini?"
"Tidak ada! Terima kasih atas bimbingan Komandan!" Tang Long berdiri tegak memberi hormat dengan tegas. Meski di dalam hatinya sudah berbunga-bunga, ekspresi dinginnya tetap terjaga. Bagaimana mungkin dia keberatan? Awalnya dia hanya berharap tidak dihukum atau diturunkan pangkat, tapi malah naik satu tingkat. Kapten berusia 19 tahun - memikirkannya saja sudah membuatnya tersenyum dalam tidur.
