Dengan wajah kaku, Tang Long yang berada di bawah sorotan mata membara Ling Li akhirnya melihat bangunan putih yang berdiri di dataran. Bangunan ini hanya berukuran sekitar 1 li (500 meter) panjang dan lebarnya. Meskipun tergolong besar untuk sebuah bangunan biasa, ukurannya justru terlihat sangat kecil untuk sebuah kamp kompi yang memiliki ratusan pesawat tempur antariksa.
Seiring jarak yang semakin dekat, struktur kamp mulai terlihat jelas. Di bagian depan terdapat pintu besar yang lebar. Meskipun tidak ada pos penjagaan di kedua sisi pintu, terdapat dua meriam antipesawat yang dipasang di bagian atas. Pada dinding putih di kedua sisi pintu, terlihat samar tiga baris jendela bertingkat - atas, tengah, dan bawah - dengan puluhan jendela di setiap barisnya. Di bawah sorotan cahaya, sesekali terpantul kilau khas logam dari balik jendela-jendela tersebut.
Melihat ini, Tang Long merasa agak aneh. Kamp ini tidak hanya dilengkapi meriam pertahanan udara, tapi juga senjata utama darat. Untuk apa ini? Mengapa kamp kecil seperti ini dipasang senjata-senjata semacam itu? Belum lagi lokasinya di belakang garis yang mustahil mendapat serangan musuh. Kalaupun ada serangan, apa gunanya senjata kecil-kecil ini?
Tang Long hendak bertanya pada Ling Li di sampingnya tentang alasannya. Ketika menoleh, tiba-tiba ia melihat Ling Li menunjukkan senyum aneh padanya, sambil mengencangkan sabuk pengaman dan menempelkan tubuhnya erat-erat ke kursi.
Mobil tinggal satu kilometer lagi menuju kamp. Sebelum sempat membuka mulut, Tang Long tiba-tiba melihat bayangan hitam muncul di atas kamp. Penasaran, ia menekan tombol di konsol untuk memperbesar rekaman itu. Melihat gambar tersebut, Tang Long tertegun - ternyata itu adalah Pesawat Tempur Antariksa Tipe Y yang menjadi standar konfigurasi Angkatan Darat Federal.
"Apakah itu pesawat tempur kamp?" Tang Long bertanya pada Ling Li. Ling Li menatap Tang Long dengan malu-malu, lalu menundukkan kepala tanpa bersuara. Tang Long memandang Ling Li dengan bingung, karena Ling Li telah menundukkan kepala ke lututnya dan menutupi kepala dengan kedua tangan, gerakan yang sama dengan tindakan pencegahan tabrakan.
Tang Long ingin berkata sesuatu, namun suara ledakan keras membuatnya menutup mulutnya. Secara refleks alami, dia langsung menginjak rem. Melihat ke arah sumber suara, Tang Long melihat lubang besar yang menganga di hamparan rumput hijau belakang mobil, asap putih tebal mengepul dari lubang hitam itu.
“3F sinar laser!” Tang Long teringat istilah ini. Saat menerima pelatihan militer, Pelatih Robot pernah melatihnya mengidentifikasi jenis senjata berdasarkan cahaya dan reruntuhan. 3F sinar laser adalah senjata khusus Angkatan Darat Federal untuk menghadapi pasukan darat. Dengan 3 tembakan saja, senjata ini mampu menghancurkan kendaraan tempur darat yang digunakan untuk pendaratan.
Tiba-tiba kilatan cahaya menyilaukan muncul di depan mata. Tanpa pikir panjang, Tang Long menginjak pedal gas sambil memutar kemudi dengan kasar. Dentuman keras kembali menggema. Bagian belakang mobil mengambang terkena tembakan laser, berguling beberapa kali di udara, namun secara ajaib berhenti dalam posisi horizontal.
Di atap kamp yang jauh, siluet ramping berseragam Angkatan Darat Federal yang sedang berjongkok tiba-tiba berdiri. Ia melemparkan tabung sinar laser genggam yang masih mengepulkan asap, menjentikkan jari sambil bergumam kesal: "Gagal!" sebelum menghilang dari atap.
"Tidak ada alasan dibom tiba-tiba!" Tang Long yang kepalanya masih pusing tidak bisa lagi menjaga ekspresi dinginnya. Ia menggigit gigi sambil melotot ke Ling Li yang tak mengalami apa-apa, berteriak: "Sialan! Letnan Dua! Apa yang sebenarnya terjadi? Tadi itu senjata laser FG portabel, salah satu senjata khusus pasukan pendarat! Kenapa bisa muncul di kamp kompi penerbangan ini?"
Letnan Dua Ling Li menunjukkan ekspresi terkejut saat mendengar Tang Long langsung menyebut nama senjata tersebut. Namun dia cepat menutup mulut kecilnya dengan satu tangan, sambil menunjuk Tang Long dengan tangan lainnya berteriak: "Kau... Anda mengumpat!"
"Umpat kepalamu! Sialan! Apa ini pemberontakan militer?" Tang Long yang menggigit gigi sambil bertanya terus memutar kemudi dengan kasar, menghindari tembakan laser dari senjata utama yang muncul dari dinding kamp.
Mendengar kata pemberontakan militer, Ling Li langsung geleng-geleng kepala menyangkal: "Bukan, ini bukan pemberontakan militer."
“Sialan! Pesawat tempur sampai menyerang aku! Kalau bukan pemberontakan lalu apa? Cepat kasih tahu ini bagaimana, kalau nggak aku tembak kau!” Tang Long nyaris tertembak beberapa sinar laser dari pesawat tempur, membentak Ling Li dengan garang. Sejak tadi dia sudah curiga dengan tingkah Ling Li yang aneh, alasan menganggap Ling Li tahu situasi sebenarnya mungkin karena intuisi Tang Long yang mengaitkannya dengan Ling Li. Mungkin orang yang berpikiran sederhana memang punya intuisi paling tajam.
Wajah Ling Li langsung memucat, kedua matanya memerah. Air mata segera mengalir dari rongga matanya. Dengan suara tersedu-sedu dia hanya bisa berkata, "Komandan... kau..." lalu menutupi wajahnya sambil menangis histeris.
Jika ada yang ditakuti Tang Long, itu adalah air mata wanita. Melihat Ling Li menangis seperti itu, Tang Long terpaksa menghindari serangan pesawat tempur dan senjata utama dari kamp sembari meminta maaf dengan lembut: "Baiklah, ini salahku, aku minta maaf, jangan menangis lagi." Bukannya berhenti, tangisan Ling Li malah semakin keras setelah Tang Long berkata begitu.
Bagian belakang Mobil Mengambang kembali terkena ledakan. Andai bukan karena sistem keamanan dalam mobil yang baik, pasti kepala Tang Long sudah pecah. Meski demikian, Tang Long merasa sangat pusing sampai hampir muntah. Mendengar Ling Li masih bisa menangis histeris dalam situasi seperti ini, Tang Long marah dan berteriak: "Ngapain nangis?! Sialan, kalau tidak cari akal kita semua akan mati bersama!"
Ling Li terisak beberapa kali, akhirnya berhenti menangis. Dengan mata merah bengkak, ia memandang Tang Long dengan sedih, lalu menekan tombol di konsol. Sebuah titik kuning menyala di kaca depan mobil. Bersamaan itu, sebuah pintu jalur muncul dari tanah. Tang Long yang melihat ini langsung bertanya heran: "Apa yang terjadi?"
"Ini pintu masuk jalur bawah tanah yang bisa langsung menuju ke kamp." Ling Li menyeka air mata di sudut matanya sambil berkata.
Saat Tang Long masih ragu, serangan gencar tiba-tiba datang lagi. Ling Li berteriak ketakutan dan memeluk kepala. Tang Long pun menggigit gigi, memutar tajam dan masuk ke terowongan itu. Begitu Mobil Mengambang masuk, terowongan yang muncul itu segera turun ke bawah. Pesawat tempur yang berputar-putar di langit pun berbalik arah dan pergi. Medan yang hanya menyisakan lubang-lubang itu kembali sunyi seakan tidak percaya pernah terjadi penembakan hebat di sini.
Tang Long tiba-tiba merasa penglihatannya gelap total, tak bisa melihat apapun. Ia buru-buru menyalakan lampu mobil, namun saat menekan tombol lampu, tidak ada cahaya yang muncul. Baru saja ingin bertanya apakah lampunya rusak, mobil tiba-tiba berhenti sendiri. Saat Tang Long masih bingung, terdengar suara tawa manis diikuti bunyi pintu mobil yang terbuka dan tertutup.
"Letnan Dua! Letnan Dua!" Tidak ada jawaban. Tanggannya meraba-raba tapi hanya menemui kekosongan. Akhirnya Tang Long yakin semua ini berhubungan dengan Letnan Dua bernama Ling Li itu. "Sialan! Bikin hantu apa ini?" Tang Long turun dari mobil dan menendangnya kesal. Ia membuka mata melihat sekeliling, sayangnya tetap tak bisa melihat apapun.
Saat Tang Long bingung menentukan arah, tiba-tiba sekelilingnya terang benderang. Setelah matanya beradaptasi dengan cahaya, ia terkejut menemukan dirinya berada di sebuah hall besar. Melihat ke bawah, ternyata ada sabuk konveyor di kakinya. Tak heran ia bisa tiba di sini tanpa sadar.
Tang Long dengan hati-hati melihat sekelilingnya. Ini adalah sebuah aula bundar berwarna putih bersih, dengan desain yang sama seperti aula kamp pelatihan Resimen 23. Baru saja Tang Long selesai memandang sekeliling, tiba-tiba beberapa pintu muncul di dinding, lalu keluar seseorang setinggi lebih dari 2 meter yang seluruh tubuhnya terbungkus baju zirah logam perak.
Melihat baju zirah perak yang menutupi seluruh tubuh tanpa menyisakan celah sedikit pun, Tang Long berteriak dalam hati: "Baju Zirah Berat Khusus!" Dia sangat paham bahwa baju zirah berat ini adalah salah satu perlengkapan pasukan khusus. Selain memiliki fungsi pakaian antariksa, juga tahan terhadap cairan korosif, dan mampu menahan suhu ribuan derajat. Yang paling hebat adalah kemampuannya menahan serangan senjata berdaya ledak setara laser genggam ke bawah, sementara pisau laser sama sekali tidak mempan terhadap zirah ini. Biaya pembuatan satu set baju zirah ini setara dengan sepuluh tank darat.
Tang Long memandangi para pasukan khusus ini dengan ekspresi dingin di luar, tapi dalam hatinya mengumpat: "Sialan! Sebenarnya Kompi SK23 ini unit seperti apa? Tidak hanya memiliki senjata laser genggam, bahkan armor pasukan khusus seperti ini pun ada!" Mengapa Tang Long yakin mereka adalah anggota Kompi SK23? Karena di bagian dada kanan armor mereka tercetak jelas tulisan "Kompi SK23".
Pasukan berat bersenjata seperti ini bukan hanya satu orang. Secara berurutan, lebih dari dua puluh orang keluar dari pintu otomatis dan mengepung Tang Long. Namun mereka semua diam, tentu saja Tang Long juga tidak bersuara. Mereka hanya berdiri dalam keheningan. Tang Long bukanlah orang bego, meski membawa senjata laser genggam sekalipun, mustahil baginya melawan mereka.
