Bintang Went, merupakan salah satu dari dua bintang utama di Galaksi Gulongyun. Bintang utama lainnya adalah planet militer - Haike Xing. Bintang Went dan Haike Xing terpisah ratusan juta tahun cahaya, terletak di pusat galaksi Guyunlong. Ekosistem planet ini identik dengan Haike Xing, namun perbedaan terbesarnya adalah statusnya bukan sebagai bintang militer melainkan planet komersial, sekaligus menjadi lokasi pemerintahan Galaksi Guyunlong.
Meskipun berstatus sebagai bintang pusat galaksi, di planet ini tidak ditempatkan pasukan militer. Yang lebih unik, tidak ada kehadiran MP. Untuk urusan penegakan hukum sehari-hari hanya mengandalkan pasukan Polisi.
Dalam situasi saat ini dimana dinas intelijen Federasi dan Departemen MP menggunakan segala cara untuk ikut campur urusan daerah, kondisi Bintang Went bisa disebut sebagai keajaiban. Meski tak ada yang tahu mengapa planet ini bebas dari pasukan yang ditempatkan dan Korps MP, hal itu tidak menghalangi Kepala Kepolisian planet ini untuk terus bersikap sombong di depan rekan sejawat yang sehari-hari pusing menghadapi intervensi MP.
Arus kerumunan orang di jalanan ramai Planet Wintert tidak berkurang meski terjadi konflik perbatasan di galaksi ini beberapa waktu lalu. Entah karena sifat optimis alami rakyat atau naluri pedagang mereka yang membuat lupa akan kekejaman perang. Intinya, masyarakat planet ini sama sekali tidak menganggap serius kemungkinan pecahnya perang, semua tetap berjuang untuk uang.
Di lantai paling atas sebuah gedung pencakar langit di kawasan ramai dengan mobil terbang berlalu-lalang, terdapat kantor megah yang luas. Di balik meja kerja besar kantor itu duduk seorang pria paruh baya berbaju jas mahal. Sosok berpostur tinggi besar ini memiliki alis hitam tebal, wajah persegi, rambut hitam yang rapi.
Saat itu, pria paruh baya ini sedang menyipitkan matanya, tersenyum lebar sambil berbicara pada hologram 3D di hadapannya: "Tidak masalah, Tuan Mith, barang yang diminta perusahaan Anda akan segera kami kirim. Ah, tidak perlu terlalu sopan. Hubungan antara dua perusahaan kita kan sudah erat. Pembayaran setelah barang terjual pasti tidak masalah. Baik, lain kali kita berburu bersama."
Setelah rekaman lawan bicara menghilang, ekspresi ramah pria paruh baya itu tiba-tiba berubah. Mata yang tadi menyipit kini terbuka lebar, memancarkan sinar penghinaan tajam ke arah tempat gambar tadi menghilang. Ia mengangkat alis tebalnya sambil bergumam dingin: "Berkutat dengan bisnis tanpa modal? Berkali-kali menunda tanggal pembayaran? Kalau bukan karena... pasti sudah kuhabisi... Hmph!"
Tiba-tiba terdengar suara BBB dari bagian tertentu meja kerja. Pria paruh baya itu terkejut sejenak, lalu cepat-cepat melihat sekeliling sebelum menekan sebuah tombol di meja. Begitu tombol ditekan, serangkaian teks kecil langsung muncul melayang di udara.
Pria paruh baya itu dengan cepat membaca teks tersebut. Saat selesai membacanya, wajahnya langsung berubah pucat. Ia menekan tombol di meja dan berkata, "Lina, ada tamu penting yang harus kuterima. Katakan aku tidak ada untuk siapapun yang mencariku, ingat, siapapun!" Suara sekretaris dari pengeras suara mini di meja menjawab, "Baik, Direktur Utama."
Pria paruh baya itu melepas tombol, menepuk dahinya sambil menghela nafas merintih, "Bagaimana ini bisa terjadi?" Setelah mengucapkan itu, ia mengerahkan tenaga untuk menekan tombol lain di meja. Begitu tombol ditekan, empat sinar inframerah langsung menyembul dari sudut langit-langit kantor. Sinar-sinar itu dengan cepat menyapu seluruh ruangan, lalu meja mengeluarkan suara sintetis komputer: "Tidak ada anomali terdeteksi di dalam ruangan." Bersamaan dengan itu, beberapa pelat logam raksasa berwarna putih jatuh dengan cepat menutupi pintu utama kantor dan jendela kaca patri, sepenuhnya memblokir akses keluar masuk.
Pria paruh baya melihat kantornya telah berubah menjadi ruang tertutup, baru kemudian dengan tenang menekan beberapa tombol berbeda secara berurutan. Setelah selesai menekan, sebuah layar komputer segera muncul di hadapannya. Di layar hanya menampilkan dua kotak panjang, orang yang pernah bermain komputer langsung tahu itu adalah kolom kata sandi.
Pria itu menggunakan keyboard virtual untuk cepat memasukkan angka ke kolom kata sandi, lalu menempatkan telapak tangannya di atas panel berpendar yang baru muncul di meja. Kolom kata sandi di layar pun menghilang pada saat yang sama, digantikan oleh tulisan: "Verifikasi identitas sedang berlangsung..."
Setelah panel berpendar itu berkedip tiga kali, muncul tulisan di layar: "Verifikasi berhasil, masuk ke sistem". Pria paruh baya itu segera melepas tangannya dan mulai mengetik di keyboard virtual.
Layar mulai berubah, menampilkan mahkota emas yang dihiasi permata berkilauan. Setelah mahkota itu terurai dan menghilang, deretan bilah horizontal merah yang rapat muncul di layar.
Pria paruh baya melihat satu-satunya bilah horizontal berwarna hijau di layar, segera menyentuh layar tersebut. Bilah hijau langsung membesar dan melompat ke depan layar, perlahan-lahan terbuka seperti membuka kotak kertas. Setelah kotak hijau terbuka, beberapa teks berwarna emas langsung muncul. Itu adalah teks yang tidak diketahui maknanya oleh orang biasa —— SK23.
Setelah teks emas menghilang, baru saja kubus hitam tiga dimensi muncul, pria paruh baya itu langsung meraihnya dengan kedua tangan. Ekspresinya terlihat seperti ingin mematahkan kubus virtual itu. Pria paruh baya membuka kubus hitam itu dan mendekatkan wajahnya untuk mengamati dengan cermat. Tiba-tiba, pria itu melompat sambil berteriak kasar tanpa peduli sikapnya: "Brengsek! Pelacur-pelacur sialan! Bego-bego ini! Berani-beraninya membunuh tamu!"
Pria paruh baya itu mengumpat sambil duduk kembali untuk melihat data, namun tak lama kemudian dia kembali menggeretakkan giginya: "Gu Ao bajingan ini! Dia bego ya? Kompi SK23 bisa sembarangan memindahkan orang luar masuk? Sialan! Udah mutasi orang, malah mutasi Kapten yang rasa keadilannya over ke sana, bikin masalah begini. Sekarang gimana kau mau beresin kekacauan ini!" Sambil bergumam, dia membuka sebuah program dan bersiap menjalankannya.
Tapi dia tampak ragu-ragu: "Nggak bisa, menghilangkan satu kompi tanpa izin pasti bakal ketahuan." Begitu katanya sambil membuka program komunikasi dan mulai menekan nomor telepon.
Baru beberapa digit dia tekan, tiba-tiba matanya tertarik pada potret tanpa penutup kepala di layar yang ternyata foto Tang Long. Matanya membelalak: "Tang Long?!" Dia terkejut melihat foto itu ada di sini. Setelah terdiam sebentar, dia mematikan sistem komunikasi.
Dengan gelisah, ia bangkit dari kursi sambil melepas dasi, membuka kancing kemeja jasnya, lalu mengeluarkan cerutu dan menyalakannya. Sambil menghisap asap, ia mondar-mandir di ruangan. Entah berapa lama, pria paruh baya itu seakan mengambil keputusan, melemparkan cerutu ke karpet dengan kasar dan menginjaknya keras-keras. Kemudian bergegas kembali ke meja kerjanya, membuka sistem komunikasi, dengan cekatan memasukkan nomor dan menghubungi. Tak lama kemudian, seorang nyonya paruh baya cantik muncul tersenyum di layar - wanita ini tak lain adalah ibu Tang Long.
Ibu Tang Long baru saja tersenyum dan berkata, "Bisa saya tahu siapa yang Anda cari..." ketika tiba-tiba membeku. Pria paruh baya berwajah persegi itu menyunggingkan senyum pahit ke arah Ibu Tang, "Kakak, sudah lama kita tidak bertemu."
Ibu Tang menatap lelaki itu dengan tajam beberapa saat sebelum akhirnya menyunggingkan senyum tanpa kehangatan, "Benar, sudah lama. Tampaknya kamu masih belum meninggalkan profesi lamamu ya, Xiao Li? Sampai bisa mendapatkan nomor rumah kami."
Pria paruh baya itu tersenyum canggung, menunduk tanpa berani menatap Ibu Tang: "Apakah Kakak dan keluarga masih baik-baik saja?"
Ibu Tang menjawab dengan nada tak sabar: "Hidup seadanya. Kau kok ada waktu luang? Tidak perlu bekerja untuk majikanmu lagi? Apa kau sudah dibuang seperti anjing?"
Ucapan sarkastik Ibu Tang membuat pria itu menghela napas dalam hati. Wajahnya serius: "Kakak, tolong segera pensiunkan Tang Long dari dinas militer."
Ibu Tang langsung melotot marah: "Berani-beraninya kau mengincar putraku!"
Pria itu buru-buru menjelaskan: "Bukan begitu! Aku meminta Tang Long pensiun karena dia terlibat dalam masalah besar. Jika segera pensiun, aku bisa menunda informasi selama beberapa hari. Kalau tidak, bahkan setelah pensiun pun dia tetap dalam bahaya!"
Ibu Tang melihat ekspresi cemas di wajah pria paruh baya itu, mengerutkan alis dan berkata: "Kalau begitu, apakah Long sudah bermasalah dengan organisasimu?"
Pria paruh baya itu menghela napas lalu mengangguk: "Ya, dan ini bukan masalah biasa. Karena dia memimpin WTS militer untuk menembak mati ratusan perwira yang datang bersenang-senang, bahkan jika Angkatan Darat Federal mau membebaskannya, bosku tidak akan membiarkannya lolos."
Ibu Tang yang awalnya tenang mendengarkan tiba-tiba mengangkat alis, matanya melotot marah: "Sialan! Bos bajinganmu masih mengerjakan urusan terkutuk itu? Mereka pantas mati! Beritahu dia, kalau berani menyentuh sehelai rambut putraku, biar ibu tua ini memotong kontolnya dan memberi makan anjing!"
Pria paruh baya itu tampak sangat familiar dengan ucapan seperti ini, wajahnya sama sekali tidak menunjukkan ekspresi terkejut, malah berdiri di sana dengan wajah penuh keraguan. Saat melihat Ibu Tang hendak pergi, ia buru-buru memanggil dan berkata: "Kakak! Tolong suruh Tang Long pensiun, kalau tidak aku tidak bisa menjamin Tang Long dia......"
Ibu Tang mendengus dingin: "Hmph, Tang Long baru saja dipromosikan menjadi Kapten, sama sekali tidak ada keinginan untuk pensiun. Bahkan jika diberitahu situasi sebenarnya, dia malah akan bersemangat menanti perlawanan terhadap bosmu, apalagi bicara soal pensiun." Tiba-tiba nadanya berubah, ia menghela napas: "Ah, kau telah banyak berubah, bukan lagi Xiao Li yang dulu." Dengan suara tegas ia melanjutkan: "Beri tahu bosmu itu, jangan mengira kontrol diam-diamnya atas sektor keuangan Federasi bisa membuatnya bertindak semena-mena! Kami orang-orang ini juga bukan sembarang lawan!"
Melihat siluet wajah Ibu Tang menghilang, Pria Paruh Baya itu menghela napas dan bergumam pelan, "Ah, Kakak, kalian semua sudah terpisah dari masyarakat. Tidak tahu bahwa dia sejak lama menggunakan kekuatan sektor keuangan untuk menyusup ke dunia militer dan politik."
Pria Paruh Baya itu menggelengkan kepala sambil berkata pada dirinya sendiri, "Tak ada cara lain, harus kukerahkan semua kemampuanku." Setelah mengucapkan itu, dia mematikan komputer, mengangkat lembaran logam, merapikan pakaiannya, lalu keluar dari kantor.
Di daerah pinggiran salah satu wilayah Planet Winter, terdapat sebuah perkebunan luas yang diselubungi logam khusus untuk pembangunan pangkalan militer. Mustahil mengintip interiornya dari udara. Pada dinding logam yang membungkus perkebunan itu, meski hanya terlihat retakan persegi berbagai ukuran, mata yang terlatih akan langsung mengenali bahwa itu adalah peluncur senjata. Jumlahnya menunjukkan kekuatan persenjataan perkebunan ini bahkan melebihi pangkalan militer resmi.
Saat itu, sebuah mobil mengambang berhenti di depan pintu besar perkebunan. Perkebunan yang awalnya sunyi seketika menunjukkan aktivitas. Retakan di dinding sekitar pintu terbuka terlebih dahulu, memperlihatkan puluhan senjata utama laser. Senjata-senjata tersebut secara otomatis menyesuaikan dan mengarah ke mobil mengambang itu. Kemudian dari celah yang terbuka di pintu besar, muncul sebuah perangkat mengambang berbentuk piringan sebesar bola kaki.
Perangkat mengambang dengan beberapa mata elektronik di bagian depannya ini mendekati mobil mengambang. Pertama-tama memancarkan cahaya merah untuk memindai mobil tersebut bolak-balik. Setelah mengeluarkan suara BB beberapa kali, barulah menggunakan suara elektronik berkata: "Ini adalah properti pribadi, silakan tunjukkan identitas Anda."
Pintu mobil terbuka, seorang pria bertubuh tinggi keluar. Dia adalah pria paruh baya yang disebut Ibu Tang sebagai Xiao Li sebelumnya. Xiao Li tidak banyak bicara, hanya berdiri di pintu mobil sambil menatap perangkat mengambang tersebut.
Setelah melihat Xiao Li, alat pengapung tersebut segera memancarkan sinar inframerah dari mata elektroniknya, menyapu tubuh Xiao Li dari kepala hingga kaki. Kemudian alat pengapung itu mengumumkan: "Verifikasi selesai, selamat datang Manajer Jenderal Li Jie Hao." Bersamaan dengan pengumuman tersebut, senjata laser yang sebelumnya mengarah ke mobil mengambang beralih target, mengarahkan lubang meriamnya ke belakang mobil. Pintu logam besar yang terkunci pun terbuka tanpa suara.
Li Jie Hao langsung masuk ke mobil mengambang setelah mendengar ucapan selamat datang dari alat pengapung. Begitu pintu terbuka, ia memasuki perkebunan. Dengan masuknya mobil mengambang ini, terungkaplah kondisi internal perkebunan. Pemandangan ini akan membuat siapapun yang belum pernah berkunjung tertegun—bangunan di dalam perkebunan sama sekali tidak memiliki kesan modern, malah seolah membawa orang kembali ke zaman purba.
Li Jiehao melihat pemandangan di sekelilingnya, tidak bisa menahan diri untuk menggelengkan kepala. Dia tahu hanya untuk membeli desain bangunan-bangunan ini saja sudah menghabiskan tidak kurang dari milyaran yuan Federasi. Konon bangunan berlantai tunggal ini adalah gaya arsitektur dari periode Kekaisaran Tang di planet bernama Bumi, yang berasal dari puluhan ribu tahun yang lalu. Dan entah apa yang dipikirkan bos, selain bangunan-bangunan ini terbuat dari kayu, lantainya juga disusun dari batu-batu persegi, sama sekali tidak memiliki fungsi lantai otomatis.
Meskipun bangunan-bangunan ini indah dipandang, tapi bagaimanapun juga, struktur bangunan ini tidak akan mampu menahan satu serangan sinar laser. Begitu penghalang logam luar di perkebunan ini ditembus, bagian dalamnya akan menjadi santapan empuk musuh tanpa perlawanan sama sekali.
Mobil Mengambang Li Jiehao berhenti di depan sebuah bangunan besar yang memiliki puluhan anak tangga batu, dua patung singa batu raksasa di sisi pintu gerbang, dan papan nama bertuliskan karakter emas di atas pintu. Arkeolog yang familiar dengan tulisan kuno akan mengenali ini sebagai gaya kaligrafi peradaban Bumi dari periode Dinasti Tang ribuan tahun silam. Tulisan tersebut berbunyi: Kediaman Jenderal.
Ia melihat beberapa perempuan berbaju transparan dari sutra putih bergegas keluar pintu dan berjajar di sisi tangga batu. Senyum tipis mengembang. Meski kurang puas dengan fasilitas hidup di sini, ia sangat menyukai pakaian tradisional ini. Tidakkah mereka terlihat mempesona dengan busana seperti ini? Rupanya investasi bos ratusan juta untuk membuat busana Tang tidak sia-sia.
Li Jiehao turun dari mobil. Para wanita cantik berbaju Tang itu setengah berjongkok serempak bersuara lembut: "Selamat datang kembali, Jenderal."
