Chen Yu menutup matanya sambil bersandar di kursi dan bergumam, "Ah, jika Kekaisaran mengalami kekacauan internal, maka pasukan besar Federasi yang baru saja berhasil memusnahkan pemberontak bisa langsung bergerak ke bawah. Masalah besar yang telah lama mengganggu Federasi selama seratus tahun ini akan segera terhapus..." Tiba-tiba matanya terbuka lebar: "Berbahaya! Jika Federasi menanti-nanti kekacauan di Kekaisaran, bukankah Kekaisaran juga menunggu kekacauan di Federasi? Saat ini Kekaisaran masih stabil, tapi Federasi sudah mulai kacau. Berbahaya! Ini sangat berbahaya!"
Chen Yu berdiri dan menekan sebuah tombol di meja kerjanya: "Siapkan mobil, aku akan ke Kediaman Marsekal."
Kekaisaran Elang Perak dan Federasi Wan Luo terhubung erat, dan lokasi kedua negara ini di alam semesta termasuk daerah terpencil. Bagi Kekaisaran Elang Perak, satu-satunya cara untuk berkembang ke luar adalah melalui Federasi Wan Luo, sementara bagi Federasi Wan Luo, untuk bisa berkembang dengan tenang ke luar, mereka harus menyelesaikan masalah dengan Kekaisaran Elang Perak. Tidak diketahui berapa tahun yang lalu, ketika wilayah kekuasaan Federasi Wan Luo pertama kali melakukan kontak dengan Kekaisaran Elang Perak, kedua negara sangat gembira, karena sebelumnya mereka mengira seluruh alam semesta hanya ada satu negara, yaitu negara mereka sendiri.
Selanjutnya, hubungan antara kedua negara pertama-tama berupa kontak uji coba, kemudian pergaulan, persahabatan, dan akhirnya memasuki masa bulan madu. Namun masa bulan madu tidak bertahan lama. Pertama-tama, anggota dewan Federasi Wan Luo berteriak menghapus sistem kekaisaran dan mulai mencampuri urusan dalam negeri Kekaisaran Elang Perak. Kemudian perkembangan teknologi lompatan ruang membuat kedua negara tahu masih ada negara tak terhitung jumlahnya di alam semesta, sementara kedua negara mereka berada di wilayah terpencil jauh dari pusat alam semesta. Di mata negara-negara pusat alam semesta, kedua negara ini setara dengan suku terbelakang dari zaman purba.
Bagaimana mungkin dua negara yang sejak lama menganggap diri sebagai pusat dunia bisa menerima fakta seperti ini? Maka kedua negara memutuskan untuk memperluas kekuatan ke wilayah pusat alam semesta, agar mereka juga menjadi negara utama kosmos. Tapi sebelum bertindak, mereka tiba-tiba menyadari mustahil mewujudkan keinginan ini tanpa menyelesaikan masalah dengan tetangga mereka terlebih dahulu.
Yang pertama melakukan serangan adalah Federasi Wan Luo. Mereka memanfaatkan keunggulan geografis untuk memblokir semua komunikasi Kekaisaran Elang Perak dengan pihak luar. Maksud awal Federasi Wan Luo adalah membuat tetangga ini tetap hidup tenang tanpa mengetahui urusan luar, agar tidak mengganggu rencana mereka. Sebenarnya rencana ini mungkin berhasil, namun para anggota dewan kembali mengusulkan untuk memanfaatkan momentum ini menggulingkan sistem kekaisaran, menyelesaikan masalah selamanya melalui pemungutan suara. Akhirnya merekalah yang pertama memulai perang.
Perang agresi tidak membuahkan hasil yang baik. Sudah pasti, Federasi Wan Luo mendapat serangan balik besar-besaran dari seluruh lapisan Kekaisaran Elang Perak yang bersatu, hingga akhirnya terpukul mundur. Marah karena hal ini, Kekaisaran Elang Perak segera mengejar kemenangan. Tapi hasilnya sama seperti Federasi Wan Luo. Dua negara yang seharusnya bisa bersekutu dan bersama-sama memasuki pusat alam semesta ini, akhirnya tetap dipandang oleh negara-negara pusat kosmos sebagai dua suku terbelakang yang terus bertarung mati-matian di daerah terpencil.
Kemudian, perang yang meluas ke seluruh semesta meletus, dan pada saat yang sama Era Penggabungan Besar Semesta pun dimulai. Karena kedua negara ini terletak di daerah terpencil, dan di luar wilayah Federasi Wan Luo terdapat Galaksi Tanpa Kekacauan yang sangat besar dan kacau sebagai perisai alami. Dua negara kecil ini tidak ditelan oleh kekuatan lain selama Era Penggabungan Besar Semesta. Namun karena perang antara mereka telah menghabiskan sumber daya yang sangat besar, keduanya melewatkan Era Penggabungan Besar tersebut.
Akhirnya, Bom Lubang Hitam yang mengerikan berhasil diciptakan. Dengan adanya senjata yang mampu menghancurkan seluruh semesta ini, Era Penggabungan Besar pun berakhir. Pada saat ini, kedua negara yang terpaksa menghentikan perang baru menyadari dengan pilu bahwa ratusan negara besar telah terbentuk melalui penggabungan di wilayah pusat semesta, dan sedang mengadakan konferensi perdamaian dengan partisipasi semua negara. Satu-satunya hiburan bagi mereka adalah kenyataan bahwa mereka masih berhak hadir sebagai negara independen dalam konferensi tersebut.
Sejak saat itu, semesta telah melewati ratusan tahun perdamaian dengan mengandalkan deterensi Bom Lubang Hitam.
Kekaisaran Elang Perak, negara kekaisaran. Sebagai negara monarki, pemerintahannya bergantung pada bangsawan. Menurut statistik terbaru, jumlah bangsawan di kekaisaran saat ini mencapai lebih dari 10 juta orang. Meski terdengar mengejutkan, dengan perbandingan populasi kekaisaran, artinya setiap sekitar 50.000 orang memiliki satu bangsawan. Dengan 50.000 orang menghidupi satu bangsawan, hal ini masih bisa diterima oleh rakyat. Oleh karena itu, meskipun sering terjadi pemberontakan budak, kekaisaran tetap mampu menekannya dengan cepat.
Selain Kaisar yang Maha Kuasa, terdapat beberapa pangeran yang tidak mengurus urusan negara dan hanya menikmati hidup; puluhan duke yang dihormati; ribuan marquis yang menguasai pasukan besar; puluhan ribu count yang menjabat sebagai pejabat tinggi pemerintah; ratusan ribu viscount dengan jabatan menengah; jutaan baron di posisi rendah; dan terakhir jutaan lord yang tidak memiliki pekerjaan selain bersantai.
Sebenarnya, tingkat kekuasaan ditentukan berdasarkan tinggi-rendahnya gelar bangsawan. Namun dalam beberapa dekade terakhir, muncul fenomena aneh di Kekaisaran ini. Cukup dengan menyebut "Yang Mulia bagaimana" atau "Duke bagaimana" tanpa menambahkan nama di depan gelar. Baik bangsawan, rakyat biasa, budak, orang tua, anak kecil, bahkan mata-mata asing sekalipun, mereka semua tahu siapa yang dimaksud.
Yang Mulia Yilantes dan Duke Robost adalah contoh orang yang cukup disebut gelarnya saja oleh rakyat Kekaisaran untuk langsung dikenali.
Informasi yang disampaikan mata-mata ke luar adalah seperti ini: "Duke Robost memiliki darah kerajaan, berusia 65 tahun dengan 2 putra dan 6 cucu. Bersikap ramah dan dermawan. Meskipun Duke tidak menjabat posisi pemerintahan, keputusannya dalam kebijakan nasional bisa membuat Perdana Menteri Kekaisaran langsung mengeksekusi tanpa persetujuan Kaisar. Hal ini membuat lawan politiknya diam-diam menjulukinya sebagai Kaisar di Balik Layar. Namun anehnya, Kaisar sama sekali tidak mempermasalahkan Duke yang kekuasaannya jelas melebihi dirinya ini."
Gelar Duke Robost hanya berada di bawah pangeran dan Kaisar. Para pangeran tersebut menurut aturan tidak boleh ikut campur urusan negara. Cukup dengan mengisolasi Kaisar, dia bisa memiliki kekuasaan sebesar itu. Jadi ini bukan hal yang aneh. Namun fakta bahwa Yang Mulia Yilantes yang jabatannya seharusnya hanya sebagai pejabat sipil, ternyata mengendalikan seluruh pasukan kekaisaran, membuat semua mata-mata susah payah mencari tahu alasannya.
"Yang Mulia Yilantes, saat ini berusia 55 tahun, hanya memiliki satu putri tunggal. Memiliki kepribadian dingin dengan gaya tentara yang keras dan disiplin. Meskipun jabatan pemerintahannya hanyalah penasihat politik di istana, namun dengan posisi yang secara resmi tidak terkait militer ini, ia mampu membuat 5 Marsekal Kekaisaran tunduk patuh, puluhan Letnan Jenderal penguasa pasukan hanya menuruti perintah, ribuan perwira tinggi berperilaku penurut. Bisa dikatakan bahkan jika memerintahkan pemberontakan militer, pasukan akan sepenuhnya menaatinya. Namun Kaisar justru bersikap sama seperti terhadap Duke Robost - sama sekali tidak mempedulikan dan membiarkan kebebasan penuh terhadap ancaman Yang Mulia Yilantes yang jauh lebih berbahaya ini."
Saat ini, di taman kediaman Mayor Jenderal pasukan pengawal kekaisaran Darren yang dijuluki "Dua Pilar Kekaisaran" oleh para bangsawan dan Duke, namun menjadi sumber kecemburuan banyak bangsawan muda.
Darren yang mengenakan pakaian bangsawan mewah, setengah berbaring di kursi paviliun taman, mengangkat gelas ke arah Kester yang duduk dengan postur militer rapi dalam seragam Mayor Jenderal Kekaisaran. "Katakan, apa perlu kau tetap memakai seragam Mayor Jenderal bahkan saat datang ke sini hanya karena baru dipromosikan?"
Kester yang ekspresinya datar meneguk anggur sambil menggelengkan kepala. "Aku menerima misi pemberantasan bajak laut, jadi tidak sempat mengganti pakaian."
Matanya langsung berbinar, Darren berteriak: "Pemberantasan bajak laut?! Di mana? Apakah ada bagian untukku?"
Kester memutar-mutar gelas berisi anggur merah seperti rubi di bawah sinar matahari. "Tidak ada bagianmu." Melihat wajah kecewa Darren, ia tersenyum. "Jangan murung. Bukan operasi penumpasan pemberontakan budak, tidak ada gadis cantik untuk kau pilih. Kali ini aku ke Galaksi Muo untuk menghancurkan bajak laut."
Darren menunjukkan senyum bersukacita atas kesulitan orang lain, menenggak anggur sepuasnya lalu berteriak: "Haha, kau celaka! Itu wilayah pangeran ketiga yang jadi saingan cintamu. Kalau ke wilayah pangeran keenam mungkin masih bisa memerangi bajak laut, tapi di wilayah pangeran lainnya - jangan harap bisa membasmi bajak laut! Bisa-bisa malah kau yang dibalas oleh bajak laut kapan saja!" Darren sengaja menekankan kata 'bajak laut' di akhir kalimat.
Kester menghela napas pasrah: "Memang begitulah. Selain pangeran keenam yang masih lumayan baik, para pangeran lainnya memandangku seperti musuh bebuyutan."
“Hehe, siapa suruh Putri Bangsawan suka nempel terus sama kau. Keempat pangeran semua anggap kau sebagai saingan cinta. Tapi kalau Pangeran Keenam nggak ngejar dia di periode ini, mungkin Pangeran Keenam bisa sukses memetik bunga. Soal tiga pangeran lainnya, karakternya jahat, kejam, jangankan Putri Bangsawan, cewek biasa juga nggak mau sama mereka. Lagian wajar juga Putri Bangsawan jarang merespon Pangeran Keenam. Meskipun Pangeran Keenam karakternya gimana, dia dan saudara-saudaranya yang ngejar Putri Bangsawan, bukan karena orangnya Putri Bangsawan, tapi karena pengaruh Yang Mulia di militer. Menurutmu Putri Bangsawan mungkin mau sama pangeran kayak gitu?” Darren sampai di sini tiba-tiba ingat sesuatu: “Eh, Yang Mulia pasti nggak mungkin ngirim kau ke tempat bahaya tanpa persiapan apa-apa kan?”
Saat itu senyum Kester berubah pahit. Dia menunduk melihat gelas anggur, berbisik pelan: “Putri Bangsawan... ikut juga.”
Darren membelalakkan matanya ke arah Kester, tak lama kemudian langsung tertawa terbahak-bahak: "Hahaha, sepertinya perjalananmu akan penuh penderitaan. Tapi lebih baik menderita daripada dihabisi bajak laut. Nanti bahkan Pangeran Keenam pun mungkin akan menganggapmu musuh!"
Mendengar ini, Kester hanya bisa menggelengkan kepala tanpa sepatah kata.
Setelah tertawa beberapa saat, Darren mengubah topik pembicaraan: "Kau beruntung. Sejak kembali dari perbatasan Federasi terakhir kali, aku sama sekali tidak mendapat misi. Tulang-tulangku hampir keropos!"
Kester melotot ke arah Darren dan berkata kesal: "Berani kau bilang! Awalnya Yang Mulia ingin kau yang berakting waktu itu, tapi kau keras kepala menolak. Akhirnya aku yang harus berpura-pura jadi tentara penegak keadilan!"
“Hehe, aktingmu waktu itu keren banget. Kalau aku nggak tau yang sebenernya, pasti bakal tersentuh sama ucapanmu. Eh ngomong-ngomong, tau nggak kenapa Duke dan Yang Mulia memutuskan buat nyelamatin Tang Long dari Federasi itu? Kan kalo kita ngancurin satu bakat Federasi, peluang menang Kekaisaran kita tambah gede lho.” Darren tersenyum-senyum memandang Kester.
Kester mencibir: “Lu anggap gue bego ya? Walaupun awalnya nggak ngerti, setelah kejadian Tang Long di Federasi yang bikin rakyat mulai nggak percaya sama Pemerintah Federal dan militer, sampe Presiden Federasi sama jenderal bintang empat itu lengser, bahkan sekarang jenderal itu udah misahin 3 galaksi Federasi – bego juga pasti tau kalo keputusan kedua atasan kita ini malah nambahin peluang menang kita. Ini nunjukin betapa visionernya kedua atasan kita.” Di akhir ucapan, Kester tak bisa menahan decak kagum.
Darrens juga berkomentar dengan perasaan haru: "Ya, dulu bahkan jika aku dipukul sampai mati, aku tidak akan menyangka perkembangan akan seperti ini. Tapi ini membuktikan ada orang kita di antara Pejabat Tinggi Federasi, hanya saja tidak tahu siapa orangnya ya?"
"Hehe, orang ini akan menjadi kunci penting saat kita melancarkan serangan total ke Federasi. Masalah ini sangat krusial, mungkin hanya kedua atasan kita di seluruh Kekaisaran yang mengetahuinya." Kester melihat jam tangannya lalu berdiri: "Baiklah, aku harus berangkat."
Darrens juga berdiri, mengangkat gelas ke arah Kester: "Semoga kemenangan menyertaimu." Kemudian berbisik pelan: "Yang Mulia sudah beberapa hari tidak bisa menghadiri sidang, Kekaisaran sedang dalam tanda-tanda badai. Jaga diri."
Kester yang sudah memegang gelasnya mengangguk tanpa bicara, mengucapkan terima kasih, bersulang, meneguk habis isi gelas, lalu memberi Hormat gerak sebelum berbalik pergi.
Darrens memandang punggung Kester yang menjauh sambil menghela napas panjang. Tanpa bicara, ia menengadahkan kepala dan meneguk habis minumannya.
Larut malam, istana Kekaisaran Elang Perak sunyi sepi. Kaisar Atlst XIII yang selama ini tidak menghadiri sidang karena sakit, duduk tegak di ranjang kekaisaran di Area Harem. Wajah pucatnya memancarkan aura mengerikan. Seluruh ruangan hening, hanya terdengar suara napas tersengal-sengal sang Kaisar yang sesekali tak terkendali.
Mata yang terbenam dalam di rongga mata itu sama sekali tak sesuai dengan penampilannya yang lemah, memancarkan sinar dingin yang menggetarkan. Yang menerima tatapan itu adalah seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun berlutut di depan ranjang, mengenakan pakaian mewah keluarga kerajaan dengan wajah tampan.
Dengan suara terengah-engah, Atlst berkata: "Putra Keenam, tahukah kau mengapa ayah tidak menetapkan putra mahkota, membiarkan kalian saudara saling membunuh?"
Pangeran keenam yang sibuk bersujud berulang kali sambil bergetar ketakutan berkata: "Hamba tidak tahu, mohon Ayahanda Kaisar menjelaskan." Dia tidak menyangka panggilan rahasia Ayahanda di tengah malam ternyata membahas hal ini, membuat dirinya harapan sia-sia. Namun mengenai alasan tidak menetapkan putra mahkota, dia benar-benar ingin mengetahuinya.
"Ah, bukan hamba tidak ingin menetapkan putra mahkota, melainkan tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya." Kaisar Kekaisaran menghela napas dalam-dalam dan berkata.
“Tidak ada kemampuan?!” Pangeran keenam segera memahami makna ucapan kaisar. Hanya ada dua orang di Kekaisaran yang bisa membuat Kaisar tertinggi nan suci mengucapkan perkataan seperti ini.
“Ayahanda, apakah Yang Mulia merujuk pada kedua...” Pangeran keenam bertanya dengan hati-hati.
Kaisar mengangguk: “Benar. Ingatlah, Putra Keenam, selama mereka masih ada satu hari, Kekaisaran ini bukanlah milik kami.”
Pangeran keenam tidak bersuara, hanya terlihat matanya yang tertunduk memancarkan sinar dingin.
Setelah Pangeran Keenam pergi, Kaisar menggoyangkan lonceng di tangannya. Suara tua yang terdengar seperti dipaksakan tiba-tiba bergema di dalam ruangan: "Hamba hadir."
"Panggil Pangeran Kelima menghadap." Kaisar berkata dengan susah payah. Setelah pemilik suara tua itu pergi, Kaisar menatap lukisan sembilan naga di langit-langit, wajahnya terdistorsi penuh kebencian, menggertakkan giginya: "Dulu aku takut padamu, tapi aku yang hampir mati ini tidak akan takut lagi! Aku tidak akan membiarkanmu merampas warisan anak cucuku! Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkannya!"
Raungan parau penuh dendam ini membuat Yang Mulia Kaisar dari Kekaisaran Elang Perak terlihat begitu mengerikan, namun di balik ekspresi mengerikan itu tersembunyi rasa malu yang tak terkatakan.
