Ketika manajer lobi sedang bingung harus bagaimana, tiba-tiba terdengar suara tawa yang ramah: "Hehe, karena ruangan sudah dipesan lebih dulu oleh pemuda ini, maka serahkan saja padanya. Dia bukan hanya tamu dari Huadu kalian, tetapi juga tamu saya."
Manajer lobi menoleh dan melihat dua pria tua berpenampilan biasa berdiri di belakangnya. Orang yang berbicara adalah pria tua di sebelah kiri yang menyipitkan mata kecilnya dengan senyum lebar di wajah. Tentu saja manajer lobi tahu siapa kedua pria tua ini. Karena mereka sudah berkata demikian, maka urusannya jadi lebih mudah.
Dia hendak berbicara pada Tang Long, tetapi Tang Long sudah melesat melewatinya dan menyelip di antara dua orang tua tersebut. Gerakan ini membuat para pengawal di samping pria tua itu langsung bersiap menerkam. Tentu saja, para pengawal dihentikan oleh pria tua tersebut. Mereka tidak percaya bahwa seseorang yang bisa membuat Kepala Kepolisian membungkuk dan minta maaf akan mencoba membunuh mereka.
Pria tua pertama yang berbicara, dengan lencana Penerbangan Antariksa di kerah bajunya, memandang Tang Long dengan senyum dan bertanya: "Pria tampan, ada yang bisa saya bantu?"
Tang Long mendekatkan telinganya ke arah mereka dan bergumam kesal, "Kenapa Bapak-Bapak tua ini banyak urusan? Aku hampir saja berhasil memeras kamar standar gratis, sekarang setelah Bapak-Bapak bicara seperti itu, semuanya hilang! Menurut Bapak ratusan kamar VIP itu tidak perlu bayar? Mahal sekali tahu!"
Dua Chairman perusahaan besar ini awalnya menunjukkan ekspresi tidak nyaman saat mendengar kalimat pertama Tang Long. Siapa sangka niat baik mereka malah dikeluhkan. Namun setelah mendengar seluruh ucapan Tang Long, kedua orang tua itu tersenyum. Rupanya si kecil ini bersikukuh demi memeras penginapan gratis. Andai mereka diam, hotel pasti akan mengabulkan permintaannya untuk menyelamatkan reputasi mereka.
Pria tua bermuka merah merona, dengan lencana Bank Antariksa di kerah bajunya, berkata sambil tertawa hehe: "Pria tampan, kau sangat menghibur. Lagipula kami para tua-tua ini sudah bosan dengan kamar VIP, ratusan kamar VIP itu akan kami serahkan padamu. Tenang, biaya kamar akan kuhitung semua."
Meski tinggal di kamar gratis terasa nyaman, mana mungkin ada hal baik seperti ini di dunia? Jadi Tang Long menatap curiga pada pria tua bermuka merah itu: "Semua ditanggung? Apakah kakek punya uang sebanyak itu? Hariannya bisa mencapai ratusan juta lho. Lagipula aku tidak kenalmu, mengapa memberi manfaat sebesar ini? Ada konspirasi apa?"
Awalnya semua orang tertawa mendengar Tang Long bertanya apakah pria tua itu punya uang sebanyak itu. Sungguh lucu - bankir mungkin tidak punya uang? Saat mendengar pertanyaan tentang konspirasi, mereka tertawa lagi. Dengan identitasnya yang segitu tinggi, apa lagi yang bisa mereka inginkan darimu?
Seorang pemuda tampan namun bermuka angkuh di samping pria tua berwajah merah yang terus memandangi bawahan Tang Long, mendengar ini langsung mendengus: "Bocah tak tahu diri! Kakekku adalah Chairman Bank Antariksa! Jangan cuma puluhan juta sehari, bahkan puluhan miliar sehari pun bisa kauinap sampai bertemu Sang Pencipta!"
Wajah pria tua berwajah merah langsung berubah mendengar ucapan cucunya. Alasan dia membayar untuk Tang Long tentu ada konspirasi. Tidak hanya karena Kepala Intelijen memberi hormat pada pemuda ini, ratusan gadis cantik pengawal yang terlatih baik di belakangnya saja sudah membuktikan ini bukan orang biasa. Sebagai bankir, tentu perlu menjalin hubungan dengan berbagai kalangan. Kalau bukan untuk ini, masak iya dia sukarela menghamburkan uang?
Pria tua berwajah merah belum sempat memarahi cucunya, Tang Long sudah menyeringai dan berkata, "Siapa yang tidak punya mata? Orang bego pun bisa tahu kalian siapa hanya dengan melihat lencana di kerah kalian. Bahkan jika tidak melihat lencana, manajer lobi tadi sudah bilang akan menyerahkan suite VIP untuk direksi Bank Antariksa dan Penerbangan Antariksa. Saat kalian menawarkan suite VIP, bukankah sudah jelas identitas kalian? Lagipula, kakekmu hanya Chairman Bank Antariksa yang mengurusi pengelolaan, bukan pemilik bank. Apa aku tidak boleh khawatir dia tidak punya cukup uang?"
Pria tua berwajah merah melihat cucunya hendak membalas, segera menghentikannya. Pria tua bermata sipit lalu menengahi sambil tersenyum: "Tenang, temanku ini selain Chairman bank, juga presiden sebuah konglomerat besar milik keluarganya. Jadi jangan khawatir Saudara, meski dia ingkar, masih ada saya yang bisa membayar."
Tang Long mendengar perkataan orang tua bermata sipit itu, segera tersenyum dan berkata: "Terima kasih banyak kepada kedua sesepuh. Jika para sesepuh memberikan hadiah, saya sebagai anak muda tidak berani menolak. Saya tidak akan sungkan. Ah, mari kita ucapkan terima kasih pada kedua sesepuh yang dermawan ini." Nada bicara Tang Long membuat kedua orang tua itu samar-samar merasa seperti menjadi sapi perahan.
Beberapa orang yang kurang awas tidak tahu kepada siapa kalimat terakhir Tang Long ditujukan. Namun ketika melihat ratusan gadis cantik itu berseru mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tersebut, mereka pun tertegun. Awalnya mengira gadis-gadis cantik ini adalah anggota perusahaan model yang sedang menonton keramaian, ternyata semuanya adalah anak buah pemuda itu!
Cucu pria tua berwajah merah yang semula berharap bisa memamerkan uang untuk mendapatkan beberapa gadis cantik sebagai teman bermainnya, wajahnya berubah seketika setelah mengetahui para gadis ini adalah milik Tang Long. Namun dia segera menyunggingkan senyum kembali, tatapan mesumnya tetap menempel pada tubuh para gadis ini. Dalam hatinya, dia yakin tak ada perempuan yang tak bisa dibeli dengan uang - meski gadis-gadis milik si brengsek ini pun, pasti bisa diambil dengan uang. Nanti pasti ekspresi si brengsek ini akan sangat lucu saat melihat gadis-gadisnya berkhianat.
Saat Tang Long hendak mengajak rombongan menginap di Suite VIP, pria tua bermata sipit memanggilnya dengan nada permintaan: "Nak, bisakah kita bernegosiasi? Bisakah kau menyerahkan dua suite kepada kami? Bukan untuk kami, tapi untuk seorang teman penting kami dan pengawalnya."
Tang Long menjawab dengan ringan: "Baik, tidak masalah. Rekan-rekan saya tiba-tiba memutuskan berdua satu kamar, jadi separuh kamar yang tersisa akan saya serahkan pada kalian." Awalnya ingin memberikan satu kamar untuk setiap bawahan, Tang Long mengubah keputusan karena menganggap tidak tepat membiarkan mereka yang belum pernah keluar rumah tinggal sendirian.
Semua yang mendengar tertegun. Mereka mengira pria ini memesan ratusan suite VIP karena membawa banyak orang. Ternyata dia ingin satu kamar per orang? Bukankah itu boros! Satu suite VIP sebenarnya dirancang untuk 4 orang!
Pria tua bermata sipit hanya bisa mengangguk pahit sambil berterima kasih. Ia benar-benar tak memahami sosok di depannya. Jika dikatakan miskin, tapi dia memesan suite VIP untuk setiap pengawalnya. Jika dikatakan kaya, dia malah memeras hotel untuk kamar gratis. Melihat Tang Long yang dikelilingi gadis-gadis cantik, pria tua itu bertekad menyelidiki latar belakang orang ini sampai tuntas.
Karena pengalaman buruk di masa lalu yang tidak ingin diingat, para gadis cantik Kompi SK23 telah mengembangkan kebiasaan merasa tidak nyaman jika tidak mandi secara berkala. Jadi Tang Long terpaksa pergi sendiri ke ruang hiburan hotel, bermain game elektronik sambil menunggu bawahannya.
Tiba-tiba suara sengau yang tidak enak terdengar di telinga Tang Long yang sedang asyik memainkan permainan motor: "Wah, lihat siapa ini, ternyata si nak yang bisa menginap gratis berkat kakekku ya."
Tang Long mengangkat kepala dan melihat cucu pria tua bermuka merah itu. Pria itu kini tampak sok jumawa, menepuk-nepuk tangan indah gadis yang sedang bergandengan dengannya sambil berkata dengan bangga: "Tak perlu kuperkenalkan, kau pasti tahu ini adalah idol penyanyi paling populer, dewi impian semua pria! Tentu saja, sekarang dia pacarku!" Ia lalu memeluk erat pinggang ramping si gadis dengan penuh kelembutan.
Tang Long menganggukkan kepala ke arah wanita yang mulai menunjukkan ekspresi sombong setelah mendengar perkenalan diri, berkata: "Halo." Setelah itu ia kembali fokus pada permainannya.
Idol penyanyi dan anak direktur bank ini terkejut melihat reaksi Tang Long. Dengan nada kesal, si anak bankir berkata: "Hei, ini idol ada di depan matamu! Kenapa tidak bereaksi sedikitpun?!" Ia sengaja membawa sang idol cantik ke sini untuk membuat Tang Long iri, menunjukkan bahwa meski pemuda ini punya ratusan gadis, tak ada yang bisa menandingi pacarnya yang merupakan idola publik. Tapi Tang Long yang sama sekali tidak bereaksi tentu membuatnya kecewa.
"Aku cuma nonton program berita," jawab Tang Long sambil setengah hati. Sebenarnya ia bahkan jarang menyalakan TV. Sejak masuk dinas militer hingga sekarang, total waktu menonton TV-nya tak sampai 24 jam. Mana mungkin ia tahu siapa idol paling populer saat ini?
Mendengar ini, ekspresi kedua orang itu langsung kehilangan cahaya bersinar yang tadi. Mereka seperti sedang menggambarkan nilai dan keindahan permata di depan orang yang tak tahu apa itu permata. Tentu saja hasilnya sama sekali tidak bisa memancing ekspresi iri atau cemburu dari orang ini.
Gadis cantik idola itu mendengus dingin, "Kampungan." Kemudian menempel erat pada bankir muda sambil merajuk, "Sayang, ayo pergi. Jangan pedulikan si kampungan ini." Bankir muda yang sedang kehilangan minat pun terpaksa pergi dengan ekspresi kecewa sambil menggandeng si cantik.
Berpikir tak akan ada lagi yang mengganggu, Tang Long baru bermain beberapa saat sudah dipanggil lagi: "Saudara, ada urusan perlu dibicarakan."
Mengangkat kepala, ia melihat dua pria berkacamata hitam biasa berbaju jas norak, diikuti beberapa pria berotot di belakangnya. Melihat mereka, kesan pertama Tang Long adalah: "Preman." Karena penampilan mereka persis seperti gambaran preman di TV.
“Apa yang ingin dibicarakan preman denganku?” Tang Long yang sudah tertarik segera bertanya, “Ada apa?”
Preman kurus yang berbicara tadi melihat sekeliling ruang bermain yang ramai, mengerutkan kening dan berkata, “Tempat ini terlalu berisik, mari bicara di kafe lantai bawah.”
Tang Long mengangguk, memanggil pelayan untuk menyampaikan kabar ke bawahannya tentang keberadaannya, lalu mengikuti kelompok preman ini ke kafe di lantai bawah. Tang Long sekarang sangat antusias, belum pernah berinteraksi dengan preman, dia merasa seperti sedang melakukan negosiasi dengan geng mafia, sangat bersemangat.
Baru saja duduk dan memesan secangkir kopi, pria kurus itu langsung membuka pembicaraan, “Berapa uang yang kau mau untuk menandatangani kontrak dengan kami?”
“Uang? Kontrak? Apa maksudmu?” Tang Long bingung, apa sebenarnya yang dimaksud para preman ini?
“Jangan berpura-pura. Tamu di sini semuanya orang kaya atau bangsawan, dan mereka semua membawa xiao mi. Mustahil mereka memanggil pelacur. Datanglah ke klub malam kami, di sana banyak sekali orang mudah tertipu. Pasti bisa membuatmu mendapat banyak uang!” Pria kurus itu menyeringai.
Tang Long yang belum langsung menangkap kata "pelacur" masih memandang pria kurus itu dengan tanda tanya. Pria berbadan tegap di samping pria kurus itu, melihat Tang Long masih berpura-pura tidak mengerti, langsung menepuk meja dan menggumam: "Dengar! Mau atau tidak mau, ratusan pelacur di bawahmu akan kami ambil untuk klub malam kami! Cepat tanda tangani kontrak kalau tak mau kami buat malu!"
Pria kurus itu segera mengambil kesempatan mengeluarkan dokumen dan menyodorkannya.
Tang Long menolak dokumen itu, menahan amarah dan bertanya dingin: "Kenapa kalian mengira anak buahku adalah nona-nona?"
Si Bertubuh Kekar menyeringai berkata: "Kenapa berpikir begitu? Semua bawahanmu itu pelacur yang sudah melayani tamu sampai rusak, langsung ketahuan dari lihat saja." Niat asli si kekar adalah menekan harga kontrak, tapi dia tidak sadar terus menyebut "pelacur" berulang kali telah melanggar janji Tang Long kepada bawahannya.
Tang Long refleks meraih pinggangnya, saat menyentuh laras senjata alam semesta yang dingin, hatinya langsung bergetar. Setelah menarik napas, dia tersenyum pada preman yang memperhatikannya, tapi kata yang keluar dari balik senyum itu adalah: "Pergi!"
Preman yang awalnya melihat senyum Tang Long dan mengira bisnis bisa berjalan, tertegun oleh kata "pergi". Setelah beberapa saat baru sadar, si kekar pertama berdiri sambil menunjuk Tang Long dan berteriak: "Kau sialan jangan mau diberi muka tapi tak tahu malu, gerombolan pelacur..." Bahkan kata "perempuan" dari "pelacur" belum sempat diucapkan, tangannya Tang Long sudah menghantam hingga semua giginya rontok.
Tang Long tidak akan membiarkan tamu-tamu di sekitar yang sudah berteriak kaget itu mengetahui bahwa ratusan gadis cantik ini adalah pelacur. Alasan dia membeli kacamata hitam untuk menutupi wajahnya, meski dikatakan agar tidak dikenali orang dan menghindari gangguan, alasan sebenarnya lebih pada menyembunyikan identitas mereka. Karena siapapun yang mengetahui identitasnya, begitu melihat ratusan gadis cantik di sekitarnya, akan segera tahu status sebenarnya para gadis itu.
Karena itu Tang Long sama sekali tidak menahan serangan, target serangannya selalu mulut para preman ini - dia tidak akan membiarkan mereka mengucapkan kalimat itu. Preman yang hanya mengandalkan tenaga fisik, mana bisa menandingi Tang Long yang telah menjalani latihan keterampilan bertarung ketat? Hanya beberapa saat, semua preman itu sudah berguling-guling di tanah sambil memegangi mulut mereka yang ompong.
Para tamu yang sudah berhenti berteriak histeris, tertegun melihat seorang remaja yang mengalahkan beberapa orang. Mereka sama sekali tidak percaya bahwa tubuh kurus seperti itu ternyata menyimpan kekuatan hebat. Saat semua masih terdiam, puluhan pria besar berpakaian berbagai macam seragam datang dengan marah besar menyerbu Tang Long.
Tang Long mengerutkan kening, tidak menyangka lawan masih memiliki banyak orang, dan sepertinya semuanya mantan tentara. Meski tahu pertarungan selanjutnya akan sulit, dia tetap mengambil sikap siap bertarung. Para tamu wanita kembali menutup mulut sambil berteriak histeris.
Tapi yang mengejutkan, para pria besar itu justru menerjang para preman yang terbaring di lantai. Mereka langsung memberikan pukulan keras untuk melumpuhkan para preman, lalu mengangkatnya berdua-dua. Begitu orang-orang ini pergi, puluhan pelayan segera masuk. Para pelayan ini menenangkan tamu sambil merapikan kursi dan meja yang berantakan akibat perkelahian.
Saat Tang Long sudah sadar kembali, semuanya telah kembali seperti semula. Tang Long tak bisa tidak menjilat bibirnya sambil berpikir: "Luar biasa Hotel Bunga ini, begitu cepat menangani masalah. Tapi kenapa tidak menanyai tamu mengapa berkelahi?" Sambil menggelengkan kepala bingung, Tang Long bersiap mencari bawahannya ketika suara manis menggugah telinga terdengar.
"Hei, kau mengotori bajuku. Mau pergi begitu saja tanpa permintaan maaf?" Meski bermakna teguran, warna suara ini membuat Tang Long langsung berbalik badan untuk memeriksa.
Sekilas pandang membuat Tang Long tertegun. Perempuan yang berbicara padanya ini ternyata juga mengenakan kacamata hitam tipe W sama seperti dirinya. Perempuan berambut pirang panjang yang mengenakan jaket kulit hitam, rok pendek kulit, dan sepatu bot kulit panjang ini sedang menunjukkan noda kopi di bajunya dengan tangan putih bak giok yang ramping.
