Di luar kamar VIP Hotel Bunga, empat pria besar berkacamata hitam berbentuk W berdiri kaku menempel dinding. Orang awam pun akan langsung tahu ini adalah bodyguard kelas utama. Mengapa? Cukup lihat dari kemampuan mereka berdiam berjam-jam seperti patung, sudah jelas betapa pentingnya orang di dalam ruangan itu.
Ruangan ini memang pantas disebut kamar VIP. Begitu masuk pintu, langsung terlihat ruang tamu yang sangat besar. Di tengah lantai ruang tamu terhampar karpet anyaman tangan. Di sekeliling karpet terdapat beberapa sofa kulit elegan dan meja teh kayu merah yang diukir dengan naga dan phoenix di bagian tengah. Di atas meja teh kayu merah tersebut tersusun kotak kue cantik dan satu set peralatan teh yang indah. Langit-langit setinggi 5-6 meter dari lantai digantungi lampu kristal raksasa bertabur kristal. Di sisi ruangan terdapat kabinet anggur klasik yang memajang ratusan botol anggur premium dengan tahun, varietas, dan daerah asal yang berbeda-beda.
Tata ruang ruang tamu ini seolah membawa kita kembali ke zaman kuno, sangat mirip dengan perabotan mewah yang digunakan kalangan elite sebelum manusia memasuki era antariksa. Tentu saja, benda-benda ini bukan berasal dari zaman itu, mengingat tidak ada furnitur yang bisa bertahan selama itu. Namun nilai benda-benda ini sangat fantastis, hanya karpet anyaman tangan itu saja sudah setara dengan total pendapatan 100 keluarga pekerja selama seabad. Sedangkan sofa-sofa kulit asli itu - di era dimana hewan berbulu hampir punah dan semua menggunakan kulit imitasi - satu buah sofanya saja bisa ditukar dengan sebuah pesawat angkut raksasa. Dari sini kita bisa memahami mengapa kamar VIP Hotel Bunga berani mematok tarif semahal itu.
Di samping ruang tamu terdapat beberapa pintu, salah satu kamar yang pintunya terbuka adalah kamar tidur. Saat ini di dalam kamar tersebut, seorang wanita berbaju panjang putih pucat satu potong yang memperlihatkan lekuk tubuh sempurna, dengan rambut emas yang berkibar-kibar, sedang berpose-berpose di depan cermin besar di dinding yang bisa disebut sebagai kristalisasi seni kuno. Wanita berambut pendek tinggi langsing berbaju jas hitam ketat yang berdiri di sampingnya berkata dengan nada kagum: "Nona, penampilan alami dan tidak dibuat-dibuat seperti ini yang paling cantik. Percayalah, siapa pun yang melihat Anda pasti akan terpesona."
Wanita berambut emas, yaitu Xing Ling, menoleh memandangi Wen Na yang berbaju jas, lalu tertawa manis: "Tentu saja, aku pasti bisa memikat seluruh alam semesta."
Melihat penampilan Xing Ling saat ini, Wen Na langsung terpana. Xing Ling yang melihat Wen Na terpesona oleh dirinya, tak bisa menahan tawa. Senyuman Xing Ling segera membuat Wen Na sadar kembali. Dia menggelengkan kepalanya, gembira atas peningkatan kesadaran emosionalnya, sekaligus khawatir terhadap Xing Ling.
Bukan hal lain yang dikhawatirkannya, melainkan urusan industri hiburan. Karena bertanggung jawab atas perusahaan hiburan, dia banyak berinteraksi dengan orang-orang di lingkaran itu. Kegelapan industri hiburan bisa membuat orang yang mengetahuinya langsung berubah ekspresi. Nona yang memasuki dunia hiburan dengan hati penuh harapan, bisa dibayangkan kekecewaannya saat menghadapi realita suram tersebut. Tapi mungkin ini justru akan memberinya pengalaman emosional yang berbeda? Yang penting jaga keamanan Nona, sisanya tak perlu terlalu dikhawatirkan.
Memikirkan ini, Wen Na membuang perasaan khawatirnya ke samping, dan berkata dengan hati-hati: "Nona, kabarnya hotel memberikan satu tiket konser Anda kepada Tang Long." Setelah itu, dia melihat Xing Ling dengan gelisah, khawatir Xing Ling tidak mau memberikan tiket itu kepada Tang Long.
Xing Ling yang sedang bercermin tiba-tiba mengeras seluruh tubuhnya mendengar ini. Dia tidak mengerti mengapa bereaksi seperti ini. Apakah karena membayangkan ekspresi jijik Tang Long saat menolak tiketnya? Tentu saja, Xing Lang segera menyangkal pikiran ini. Saat itu dia memakai kacamata hitam, Tang Long sama sekali tidak tahu identitas aslinya, mana mungkin tidak mau datang? Begitu pikiran ini muncul, postur Xing Ling kembali normal. Perubahan halus ini hanya terjadi dalam sekejap mata, jika tidak diperhatikan dengan saksama, mustahil bisa menangkap gejolak psikologisnya.
Xing Ling berkata dengan suara tenang, "Oh? Bagaimana hotel bisa mendapatkan tiket itu? Bukankah sebagian besar sudah diserap internal oleh dua perusahaan besar? Dan mengapa harus diberikan ke Tang Long?"
Wen Na merasakan lonjakan dalam pola pikirnya saat mendengar ini. Jika dia memiliki tubuh fisik, pasti detak jantungnya sudah semakin cepat. Namun Wen Na tidak akan mengungkapkan yang sebenarnya. Dengan senyum dia menjawab, "Karena dua perusahaan besar ini menikmati layanan tamu VIP di sini, mereka memberikan ratusan tiket ke hotel sebagai ucapan terima kasih. Hotel lalu membagikan tiket-tiket ini ke tamu VIP lainnya. Mereka mungkin menganggap Tang Long sebagai tamu VIP. Kabarnya tiket yang diberikan ke Tang Long itu posisinya yang terbaik, tempat duduk terdekat dengan panggung."
Xing Ling mendengar ini, menahan kegembiraan yang meluap-luap di hatinya, mengeraskan wajah lalu mengangguk sambil berkata "Oh". Tapi segera dia mulai memeriksa emosi ini, menyadari bahwa perasaan ini muncul karena meskipun hatinya sangat menyukai kehadiran Tang Long di konsernya, dia harus berpura-pura tidak terlalu peduli. Merasakan semua ini, Xing Ling merasa sedikit bingung: Mengapa manusia memiliki emosi seperti ini? Jelas-jelas sangat senang, tapi harus bersikap acuh tak acuh. Ah, benar-benar tidak bisa dimengerti.
Xing Ling tidak tahu bahwa dia telah masuk ke dalam kesalahan pemahaman. Meskipun dia mulai menjadi diri sendiri sesuai saran Wen Na, dalam hal mengalami emosi melalui Tang Long, dia masih mengikuti pola perilaku tokoh-tokoh dalam novel cinta yang pernah dibacanya. Dia dengan keliru mengatur reaksinya untuk meniru sikap tokoh utama setiap menghadapi situasi yang sesuai dengan isi novel. Dia salah mengira bahwa dengan cara ini, dia bisa mengalami semua jenis emosi, sehingga mendapatkan pengalaman emosional yang sempurna.
Tanpa mengetahui masalah yang dialami Xing Ling, Wen Na menangkap nada kegembiraan dalam suaranya. Dalam hati, dia merasa puas—rupanya sinetron-sinetron yang ditontonnya cukup berguna. Memang, robot seperti mereka yang minim emosi, sebagian besar pemahaman perasaan diperoleh melalui pembelajaran, bukan pengalaman langsung.
"Nona, sebaiknya kita periksa persiapan tata ruang panggung." Wen Na melihat waktu sudah hampir tiba, segera mengingatkan.
Xing Ling menyandarkan lengannya pada Wen Na. "Baiklah. Setelah memeriksa panggung, kau harus temani aku jalan-jalan ya."
"Jalan-jalan?" Wen Na tersenyum pahit: "Nona, tidakkah Anda perlu menguji fasilitas audio itu? Lagipula sekarang Anda tidak pakai kacamata hitam lagi, kalau pergi jalan-jalan pasti akan dikerubungi orang! Apa Anda sudah lupa pelajaran kemarin?" Wen Na tidak mengerti mengapa nona ini begitu suka jalan-jalan. Berputar-putar di jalan, dari toko ke toko, apa enaknya? Kalau mau beli sesuatu langsung saja dibeli, ngapain buang-buang waktu melihat ke sana kemari?
Xing Ling teringat pengalaman pertamanya datang ke masyarakat manusia dengan tubuh fisik, saat dia heboh pergi jalan-jalan tapi malah dikejar-kejar orang. Perasaan ngeri itu membuatnya menjulurkan lidah, tapi dia tetap menggoyang-goyangkan lengan Wen Na sambil berbicara dengan manja: "Kita bisa pakai kacamata hitam saat jalan-jalan, begitu tidak akan dihalangi orang."
Wen Na dengan canggung berkata: "Tapi Nona, masih banyak urusan konser yang harus kuhandle..." Belum selesai bicara, dia sudah melihat ekspresi memelas dan kecewa yang luar biasa di wajah Xing Ling. Melihat ekspresi itu, Wen Na pun menghela napas dan mengangguk pasrah: "Baiklah, setelah urusan konser selesai, aku akan menemani Nona jalan-jalan."
"Hidup! Cepat! Jangan berlama-lama, ayo segera periksa venue konsernya! Semakin cepat selesai, semakin cepat kita bisa jalan-jalan!" teriak Xing Ling bersemangat sambil menyeret Wen Na ke pintu keluar. Wen Na menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut, dalam hati bertanya-tanya siapa yang tadi menghabiskan berjam-jam di depan cermin?
Di wilayah perbatasan Federasi Wan Luo, tepatnya di suatu area di Galaksi Gulongyun, lima buah kapal patroli dari armada lokal sebuah planet sedang berpatroli perlahan di antariksa.
Di kapal induk peleton yang berada di tengah formasi, seorang prajurit pemantau radar setelah melihat radar yang tak bereaksi sama sekali, mengeluh pada rekan di sebelahnya: "Ah, benar-benar tidak tahu apa yang diperbuat pemerintah dan militer. Hanya karena protes rakyat, mereka malah berencana membubarkan semua armada lokal!"
Prajurit itu mengangguk kesal: "Benar juga! Mengatakan armada lokal menyamar sebagai bajak laut untuk menyerang kapal dagang yang seharusnya dilindungi. Untuk menyerang kapal-kapal itu, perlu apa kami menyamar sebagai bajak laut? Sekalipun ada yang berpura-pura jadi bajak laut, tidak bisa kan menghukum semua armada lokal? Ini sama seperti menghukum satu kapal karena kesalahan satu orang!"
Kapten yang duduk di tengah melepas helm holografisnya sambil menghela napas, lalu bergabung dalam percakapan anak buahnya: "Militer sudah lama mengincar wilayah kekuasaan armada lokal kita. Bagaimanapun juga wilayah mereka terpaku di pangkalan militer, tidak seperti kita yang bertugas di planet administratif. Aku yakin aksi protes rakyat pasti didalangi militer di belakang layar, mungkin saja para bajak laut palsu yang ditangkap polisi itu ulah militer juga."
Prajurit kedua meninju Panel kontrolnya dengan geram: "Bangsat! Terus-terusan berkoar pasukan reguler pasukan reguler, tapi saat perang melawan bajak laut cuma bilang itu urusan lokal, tak pernah kirim pasukan reguler untuk menggempur! Ujung-ujungnya yang bertaruh nyawa menjaga keamanan wilayah tetap armada lokal seperti kita!"
Prajurit pertama mengangguk dan berkomentar: "Benar juga. Apa gunanya pasukan reguler mereka? Kalau bukan karena Tang Long yang menyelamatkan situasi dan menghancurkan pasukan pendahulu Kekaisaran waktu itu, mungkin Galaksi Gulongyun sudah jatuh sejak lama jika mengandalkan pasukan reguler itu. Lihat saja insiden WTS militer kemarin, itu membuktikan pasukan reguler lebih hina dari bajak laut! Sialan, aku tidak percaya hanya Galaksi Gulongyun yang punya WTS militer. Mustahil Tang Long langsung menemukannya begitu saja."
Kapten kapal menatap langit gelap sambil menghela nafas: "Lihatlah keadaan Federasi sekarang. Bajak laut merajalela, tiga galaksi di selatan memberontak, pemerintah dan militer korup parah. Masyarakat malah menerapkan sistem level. Putriku lolos ujian masuk sekolah tingkat satu galaksi dengan nilai tinggi, tapi level kata sandiku cuma G. Tidak bisa masuk sekolah tingkat satu yang mensyaratkan level D ke atas. Akhirnya dia harus sekolah di tingkat planet lokal. Karena ini, putriku sampai tidak mau makan berhari-hari."
Prajurit kedua mengangguk dan berkata: "Aku juga pernah mengalami hal seperti itu. Waktu itu aku sudah susah payah menabung untuk mengajak pacar ke hotel mewah, tapi sialan hotel itu bilang levelku terlalu rendah sehingga menolak melayani. Akhirnya pacarku bertengkar hebat denganku, hampir putus karena itu."
Kapten kapal berkata dengan getir: "Sekarang bukan cuma negara yang korup, seluruh masyarakat juga sudah aneh. Pejabat lokal yang dulu menjilat kita, sekarang malah ikut melempar batu saat kita susah dengan masalah bajak laut ini, selalu menyulitkan kita. Militer lebih parah lagi - bukannya mendukung, malah mulai mencaplok kita atau memaksa pensiun, lalu menjual kapal perang ini ke negara lain atau bahkan ke bajak laut. Aku yakin kali ini mereka sengaja membagi kita dalam regu kecil dan mengirim ke sini, pasti ada niat jahat!"
Prajurit yang bertugas di radar berkata heran: "Niat jahat bagaimana? Di sekitar sini kan tidak ada kabar tentang bajak laut?" Prajurit kedua menyela: "Iya, ini kan area pengawasan perang, mana mungkin bajak laut nekat datang ke sini cari mati?"
Kapten kapal menggelengkan kepala dan berkata: "Apakah kalian tidak mendengar rumor? Meskipun tidak ditemukan jejak bajak laut di sini, tapi di sekitar wilayah ini sudah ada 5 kapal perang yang hilang."
Mendengar ini, prajurit operator radar buru-buru melihat radar, setelah memastikan tidak ada aktivitas, ia bertanya gugup: "Komandan, rumor apa sebenarnya? Ada kapal perang yang hilang? Di sekitar sini selain beberapa planet sampah, hanya ada bintang militer dan planet administratif, tidak ada lubang hitam sama sekali."
Kapten kapal menatap gugusan bintang di luar: "Belum lama ini militer belum menerima armada lokal, sudah mulai mengirim kapal perang berpatroli di sini. Sayangnya kapal-kapal patroli ini tiba-tiba menghilang tanpa jejak, investigasi pun tidak membuahkan hasil. Karena itu militer sengaja mengirim kami sebagai umpan, di belakang kami ada lebih dari seratus kapal perang yang mengikuti."
"Hah? Di belakang kami ada lebih dari seratus kapal perang? Kenapa radar tidak mendeteksi mereka?" Prajurit radar mengetuk-ngetuk radar dengan bingung.
“Mereka mematikan tenaga dan berhenti di sana, jadi kau tak bisa mendeteksinya dengan radar energi panas.” Kapten kapal berkata.
Prajurit radar segera mengubah radar ke sistem deteksi logam. Seketika bunyi alarm BB berkumandang. Prajurit lain terkejut dan semua menatap tegang ke arahnya. Prajurit radar itu malu-malu menjelaskan: "Tenang, aku cuma ingin melihat posisi kapal perang itu, jadi mengaktifkan sistem deteksi logam. Hehe, lihat, semua kapal itu mengikuti dari belakang."
Semua melihat rekaman radar yang diproyeksikan ke layar. Sekitar seratus titik cahaya terlihat di bagian bawah layar. Mengingat penjelasan kapten, mereka pun mulai tenang.
Saat prajurit radar hendak mengembalikan sistem radar ke mode deteksi panas, sang kapten tiba-tiba menunjuk layar: "Titik-titik kecil di sekitar kapal kita ini apa?"
Awak radar menengadah dan melihat sekeliling kapal patroli mereka terdapat banyak titik kecil yang berkilauan. Dengan gerakan gesit, ia menekan keyboard di hadapannya. Setelah melihat data yang terhitung, awak radar tersenyum: "Itu hanyalah meteor logam kecil atau limbah logam. Tidak berpengaruh pada Perisai Perlindungan armada kita. Aliran udara dari pergerakan maju armada akan membuatnya berhamburan."
Kapten kapal merasa lega dan berkata: "Lanjutkan pemindaian sekitar, jika menemukan sesuatu yang mencurigakan segera laporkan ke kapal perang di belakang. Ingat berhati-hati, meskipun kita sebagai umpan, tapi jangan sampai dimakan ikan."
"Mematuhi perintah!" Awak radar yang sibuk segera mengangguk, sambil mengubah radar ke mode deteksi energi panas.
Dari perspektif luar angkasa, terlihat meteor logam yang disebut awak radar itu mengelilingi kapal patroli. Tiba-tiba, meteor-meteor itu pecah berkeping-keping, mengeluarkan objek-objek berbentuk manusia satu per satu. Dalam kegelapan alam semesta yang pekat, terlihat setiap objek antropomorfik ini memiliki sepasang mata yang memancarkan cahaya merah.
Begitu keluar dari meteor, benda-benda humanoid ini langsung menerjang lima kapal patroli yang berada di dekatnya. Saat mendekati Perisai Perlindungan kapal patroli, kilatan cahaya muncul dari tangan mereka membuat perisai retak membuka celah. Meski perisai segera menutup kembali, benda-benda humanoid ini sudah menempel di badan kapal patroli.
Radar di dalam kapal patroli mulai berbunyi BBB ketika benda-benda humanoid muncul. Prajurit radar belum sempat bereaksi, komputer di dalam kapal sudah berteriak histeris: "Alarm! Alarm! Perisai Perlindungan diserang objek tak dikenal!"
