Si Serigala Tua langsung berteriak: "Jangan tembak! Kami menyerah!" Anak buah di sampingnya marah: "Bos, kenapa harus menyerah? Mereka sudah membunuh begitu banyak saudara kita, ayo kita lawan!"
Baru sekarang Si Serigala Tua menyadari bahwa dalam sekejap pemikirannya tadi, lebih dari sepuluh anak buahnya sudah tewas. Meski hatinya hancur, demi yang masih hidup dia menggeram: "Dengan apa kita lawan? Mereka adalah pasukan khusus penyelamat sandera!"
Mendengar ini, anak buah Si Serigala Tua tercengang. Mafia seperti mereka tidak takut pada polisi karena polisi serakah dan penakut; tidak takut pada MP karena MP bisa disuap; yang paling mereka takuti adalah pasukan khusus penyelamat sandera, karena identitas mereka tidak diketahui sehingga tidak bisa disuap, dan begitu menghadapi perlawanan langsung menembak habis-habisan.
Tujuh delapan pria besar tersisa, mengikuti gerakan Si Serigala Tua, melemparkan pistol mereka, merangkul kepala dengan kedua tangan sambil berjongkok, dan berteriak: "Jangan tembak! Kami menyerah!"
Saat Si Serigala Tua berteriak menyerah, sinar laser yang menembus dinding berhenti. Ketika mereka berjongkok, beberapa sosok membungkuk dengan pistol miring, mengenakan helm holografis hitam, seragam tempur hitam, dan sepatu bot anti-listrik ber-sol lunak, masuk diam-diam dengan cepat lalu menempelkan moncong senjata ke kening Si Serigala Tua dan kawan-kawan.
Si Serigala Tua yang kepalanya tertunduk akibat tekanan lubang laras pistol dingin, tiba-tiba mendengar suara sepatu kulit keras berjalan di luar pintu. Matanya mengangkat sedikit penasaran. Pasukan khusus mustahil memakai sepatu keras yang bersuara.
Melihat sosok muda berpakaian rapi berjas yang berdiri di ambang pintu, Si Serigala Tua hanya tertegun sebentar. Sosok itu adalah sekretaris Kepala Dinas Intelijen, setara asisten komandan Korps MP. Wajar jika dia memimpin penyelamatan sandera.
Sekretaris Kepala Dinas Intelijen itu menyapu pandangannya ke sekeliling. Sebelum sempat bicara, seorang prajurit pasukan khusus masuk sambil memberi hormat: "Laporan, Komandan! 8 sandera selamat tanpa cedera. 13 teroris ditembak mati saat operasi. Pasukan khusus nihil korban."
Si Serigala Tua mendengar ucapan prajurit itu, langsung tahu bahwa delapan wanita pengacau yang dijaga itu semua telah dibunuh. Begitu teringat istri dan putrinya juga termasuk di dalamnya, hatinya seolah terkoyak, seluruh tubuhnya seperti kehilangan jiwa terpaku di tempat.
Seorang pria besar yang mendengar kekasihnya tewas tiba-tiba melolong pilu: "Xiao Li! Aku habisi kalian!" Namun baru saja bergerak, langsung ditembak mati oleh prajurit di sampingnya hingga berubah menjadi mayat hangus. Pria besar lain yang panik membela diri: "Kami bukan teroris!" juga langsung ditembak mati tepat setelah berteriak.
Sekretaris Kepala Dinas Intelijen itu seolah tak melihat tragedi di hadapannya. Dengan tenang ia merapikan lengan bajunya, baru kemudian berkata santai: "Tembak habis semuanya."
Begitu ucapannya selesai, beberapa suara lembut menarik pelatuk langsung terdengar. Beberapa pria besar yang tersisa seketika berubah menjadi mayat hangus. Sang Sekretaris mengerutkan kening, mengibaskan tangan di depan hidungnya: "Bau busuk sekali. Mulailah membersihkan TKP." Para prajurit itu segera sibuk bekerja setelah melakukan hormat gerak sempurna.
Sekretaris yang berbalik keluar pintu merapikan dasinya, bertanya pada seorang prajurit di sampingnya: "Apa dasiku sudah lurus?" Prajurit itu memandanginya lalu mengangguk. Senyum tipis mengembang di wajah Sekretaris sambil menepuk bahu prajurit: "Ayo, mari kita pergi membangunkan Putri Salju cantik dengan ciuman."
Elcy membanting pintu ruang komputer terbuka, berkata pada Ling Li yang sedang menoleh: "Cepat! Kepala Intelijen sudah datang. Segera temui Komandan!"
Alih-alih langsung melompat dan berlari keluar seperti yang Elcy bayangkan, Ling Li justru menunjuk ke layar komputer 3D: "Lihatlah ini."
Meskipun Elcy sangat panik, perkataan Ling Li segera memicu rasa ingin tahunya. Dia mendekat dan melihat deretan angka yang memenuhi layar, lalu bertanya heran: "Apa menariknya angka-angka ini?"
Ling Li menekan sebuah tombol, mengarahkan kursor ke baris angka tertentu: "Ini akun pengirim, ini akun penerima. Masih belum terlihat olehmu?"
Baru sekarang Elcy menyadari angka-angka tersebut adalah dokumen bank pengiriman dana. Dengan bingung dia bertanya: "Untuk apa kamu mencari ini? Kenapa semua akun ini mentransfer ke akun yang sama?"
Ling Li menggerakkan mouse sambil menjelaskan: "Bukan satu tapi tiga akun. Aduh, waktu aku mencari dokumen online dan menyusup ke sistem bank, tak kusangka menemukan puluhan ribu akun yang rutin mentransfer uang besar ke tiga akun ini setiap bulan."
Elcy tertegun: "Aku tahu skill teknumu tinggi, tapi tak kusangka kau berani menginvasi Bank Antariksa untuk mencari data!"
"Dengar Elcy malah kaget karena itu, Ling Li menepuk dahinya sambil berkata: "Yang bener aja! Kau nggak kepikiran hal lain apa? Lagipula Bank Antariksa yang operasinya mencakup seluruh alam semesta mana mungkin bisa dibobol semudah itu. Yang aku masuki ini Bank Manlan Xing."
Elcy masih bingung bertanya: "Hal lain apaan sih? Meski cuma nyusup ke Bank Manlan Xing juga udah keren banget. Kalau aku sih, sepuluh ribu tahun juga nggak bakal bisa masuk."
"Makanya jangan main meriam terus pas lagi senggang." Ling Li menggelengkan kepala pasrah: "Yaudah, langsung kasih tau aja deh. Tiga akun ini masing-masing milik Kepolisian, Korps MP, dan Administrasi Imigrasi. Sedangkan puluhan ribu akun tadi adalah milik perusahaan dan perorangan di Manlan Xing. Sekarang ngerti kan?" Matanya melotot ke arah Elcy.
Elcy memiringkan kepala sambil berpikir sejenak lalu berkata: "Maksudmu, anggota mafia di planet ini setiap bulan memberikan uang ke tiga departemen itu, artinya ketiga departemen tersebut punya hubungan erat dengan mafia?"
Ling Li mengangguk serius: "Benar. Seluruh kekuatan resmi planet ini bersekutu dengan kekuatan mafia. Hanya dengan jumlah orang seperti kita mustahil melawan seluruh planet!"
Elcy meski tak terlalu paham, tetap merasakan keseriusan masalah. Ia mengerutkan alis: "Kalau kami ditambah Dinas Intelijen mungkin tidak masalah..." Sebelum selesai bicara, ia sudah membantah sendiri: "Dinas Intelijen juga takut pada mereka. Bisa jadi mereka juga sekutu. Ah, biarlah Komandan yang pusing." Ia langsung menarik lengan Ling Li untuk keluar dari ruang komputer.
Ling Li berteriak: "Tunggu! Biarkan aku mencetak dokumen-dokumen ini dulu!"
Elcy pasrah melepaskan pegangan: "Cepatlah, kita sudah terlambat." Tanpa banyak bicara, Ling Li dengan gesit mentransfer data ke kartu tampilan tiga dimensi.
Mandera dengan ekspresi serius berkata kepada Tang Long: "Tuan Tang Long, menurut laporan intel yang diterima, siang hari ini Die Wu Hui memang mengirim orang untuk menculik 8 wanita muda menggunakan obat bius di xx shopping mall. Menurut sumber, operasi mereka kali ini bersifat terarah."
Tang Long yang mengepal erat tangannya terkejut mendengar ini. Setelah berpikir sejenak, dia bertanya: "Secara terarah? Jadi sejak awal mereka sudah menjadikan kami target? Aku ingat tidak pernah menyinggung anggota Die Wu Hui."
Mandera tersenyum pahit dan menjelaskan: "Mungkin Anda lupa, preman yang Anda pukul di ruang kopi hotel itu adalah anggota Die Wu Hui."
Tang Long menghancurkan set peralatan teh mewah di hadapannya dengan satu pukulan, melompat sambil menggertakkan gigi dan berteriak: "Sialan! Seharusnya waktu itu langsung kubabat habis mereka!" Saat amarahnya hendak meledak, dia melihat para perwira wanita memandangnya dengan bingung, segera meminta maaf dengan sedih: "Maaf, semua ini karena aku tidak bisa menahan diri." Dia menceritakan perkelahian dengan preman itu, namun alasan sebenarnya hanya disinggung sebagai perselisihan mulut.
Sebelum Yuna dan yang lain sempat bicara, Mandera buru-buru berkata: "Tuan Tang Long, jangan menyalahkan diri. Bawahanmu yang cantik jelita ini pasti sudah lama jadi incaran mereka. Meski tidak ada perkelahian, pasti mereka akan hilang juga. Bagi Die Wu Hui, para bawahanmu ini adalah alat penghasil uang besar."
Mendengar kata "alat", para perwira wanita menundukkan kepala karena teringat masa lalu yang menyedihkan. Tang Long yang melihat pemandangan ini segera mengalihkan topik dan bertanya kepada Mandera: "Tuan Mandera, tahukah Anda di mana markas besar Die Wu Hui berada?"
Mandera mengangguk. Tang Long menahan keinginan untuk mengguncang bahu Mandera, menahan perasaan ketergesaan dan berkata: "Bisakah Anda memberitahuku?" Mendengar pertanyaan Tang Long, para perwira wanita juga mengumpulkan perasaan mereka dan menatap Mandera dengan penuh harap.
Mandera menghela napas dan berkata: "Tuan Tang Long, wanita yang diculik tidak akan ditempatkan di markas Die Wu Hui. Mereka akan segera dikirim ke planet lain untuk pemindahan, dan baru akan dikembalikan setelah beberapa bulan."
Tang Long tiba-tiba meraih bahu Mandera dan berkata dengan panik, "Apa?! Mereka sudah dikirim pergi? Ke planet mana?" Perkataan Mandera membuat semua terkejut. Jika sudah dikirim, bukankah semuanya berakhir? Alam semesta begitu luas, bagaimana cara mencarinya? Para perwira wanita menunjukkan ekspresi sedih, berduka untuk saudari mereka yang hilang. Padahal saudari mereka baru saja memperoleh kemerdekaan, kini harus terjebak kembali dalam penderitaan.
Merasa bahunya seperti dijepit penjepit besi, Mandera buru-buru menjelaskan, "Meski kebiasaan mereka memang begitu, tapi kali ini belum sempat mengirim! Karena konser itu, orang-orang dari dua perusahaan besar dan turis yang berdatangan hanya masuk tidak keluar, membuat pelabuhan antariksa penuh sesak! Die Wu Hui takut ketahuan jika pergi sekarang, jadi rencananya baru akan mengirim setelah konser selesai!"
Tang Long mendengar itu segera melepaskan bahu Mandera, berkata dengan lemas: "Maaf, aku terlalu impulsif." Kemudian dia duduk kembali di kursi dengan kelalaian.
Mandera menggosok bahunya dan berkata: "Tidak apa-apa. Menurut laporan intelijen yang diterima, Die Wu Hui berencana mengirim orang melalui pelabuhan antariksa setelah pukul 7 besok malam, yaitu saat konser dimulai. Maaf, informanku di Die Wu Hui levelnya tidak tinggi, jadi hanya bisa mendapatkan info ini, tidak bisa mengetahui lokasi penahanan wanita yang hilang dan titik keberangkatan spesifik."
"Terima kasih, informasi ini sudah cukup." Tang Long mengangguk dengan penuh rasa terima kasih.
Saat itu Yuna bersuara: "Tuan Mandera, bisakah Tuan meminta Korps MP atau Kepolisian untuk memblokir pelabuhan antariksa nanti?"
Mandera terdiam sejenak. Meski tidak mengetahui identitas wanita ini, tetapi di seluruh ruangan selain Tang Long, hanya dia yang berbicara, mungkin dia adalah figur nomor dua. Saat Mandera belum sempat menjawab, sebuah suara terdengar dari pintu: "Tidak boleh!"
Mendengar suara itu, semua orang menoleh ke pintu. Mandera melihat Ling Li dan Elcy yang masuk, dalam hati berdecak kagum: "Memang pantas disebut kompi WTS militer, setiap wanita di sini begitu menakjubkan."
"Mengapa?" Tanya Yuna penasaran.
"Karena Kepolisian, Korps MP, Kantor Imigrasi, dan mafia planet ini berkolusi. Ini dokumen buktinya." Ling Li yang memberi hormat kepada Tang Long sambil mengulurkan kartu tersebut padanya.
Tang Long menerimanya dan menekan kartu tersebut, dokumen di dalamnya langsung muncul. Mandera di sebelah hanya perlu melirik dokumen itu untuk tahu isinya, karena data serupa juga ada di tangannya. Ia tak menyangka kompi WTS militer punya ahli komputer sehebat ini, sekaligus merasa lega. Untung dirinya terbiasa menerima uang tunai - jika seperti orang bodoh yang malas pakai transfer dana bank, data dirinya pasti juga ada di kartu ini. Kalau sampai begitu, pastilah Tang Long yang marah akan langsung menghabisinya di tempat!
Tang Long hanya melihat sekilas lalu melemparkan kartu itu ke Yuna di sampingnya. Senyum dingin mengembang di bibirnya saat berkata dengan nada menusuk: "Baiklah, tiga departemen ini bisa mendapat pendapatan puluhan miliar setiap bulan. Hmm, akun bernama Wuye Gong yang memberi paling banyak - lebih dari satu miliar per bulan. Tuan Mandera, saya yakin Wuye Gong ini punya hubungan khusus dengan Die Wu Hui, bukan?"
Dipermainkan oleh senyuman tipis Tang Long hingga bulu kuduknya merinding, Mandera segera mengangguk cepat: "Wuye Gong adalah nama perusahaan yang digunakan Die Wu Hui untuk publik, sekaligus nama klub malam yang berfungsi sebagai markas besar mereka."
Tang Long tiba-tiba berdiri sambil berkata: "Baik, sungguh berterima kasih atas informasi penting yang Tuan Mandera berikan..."
Mendengar nada bicara ini, Mandera segera menyadari itu isyarat perpisahan. Ia buru-buru berdiri memotong pembicaraan Tang Long: "Tuan Tang Long, saya tahu Anda pasti ingin menyelamatkan bawahan Anda, tapi tolong jangan terburu-buru mengambil tindakan! Die Wu Hui memiliki hampir 50.000 anggota, dilengkapi berbagai senjata ringan, kekuatan militernya setara dengan pasukan cadangan lokal!"
Melihat ekspresi terkejut Tang Long dan para perwira wanita di sekelilingnya, Mandera tahu ini saatnya meningkatkan tekanan. Dengan sengaja ia berpura-pura merenung lalu membuat ekspresi seperti sedang mengambil keputusan sulit: "Ketika menghadapi kesulitan, Anda langsung memikirkan Dinas Intelijen kami. Karena Anda begitu menghargai Dinas Intelijen, saya memutuskan akan membantu menyelamatkan bawahan Anda."
Setelah mengatakan ini, Mandera puas melihat Tang Long dan yang lain memandangnya dengan tatapan penuh rasa terima kasih dan keheranan. Dia membersihkan tenggorokannya dan berkata: "Meskipun Dinas Intelijen kami tidak memiliki kekuatan militer, kami bisa membantu Anda menekan Kepolisian dan Korps MP di lingkungan pemerintahan agar tidak membantu Die Wu Hui. Selain itu, kami juga bisa menghubungkan Anda dengan tentara bayaran yang terampil. Asalkan Anda setuju, sebelum pukul 5 besok, saya pasti bisa mendatangkan satu pasukan tentara bayaran. Dengan mengatur waktu yang tepat, saya yakin kita bisa menyelamatkan bawahan Anda."
Sebenarnya saat ini Mandera juga merasa sedikit bingung, karena Tang Long sudah tahu Korps MP bersekutu dengan Die Wu Hui. Bukan berarti tidak boleh memberitahu Tang Long, hanya saja jika dia mengetahuinya terlalu dini, ini akan membuat Mandera kesulitan menjelaskan insiden Korps MP yang akan menyerang Die Wu Hui nanti. Ha, sepertinya dirinya belum sepenuhnya menguasai situasi. Tapi mungkin ini lebih baik, saat memfitnah Korps MP, Tang Long akan lebih mudah percaya. Memikirkan ini, Mandera tiba-tiba menemukan alasan untuk menjelaskan kenapa Korps MP akan berperang melawan Die Wu Hui.
Yuna melirik Tang Long yang tampak sedang berpikir. Untuk menghindari keheningan yang canggung, Yuna berkata: "Tuan Mandera, terima kasih atas bantuannya. Dengan bantuan tentara bayaran, kami pasti bisa menyelamatkan rekan seperjuangan. Tapi kami semua adalah tentara, kami ingin berpartisipasi langsung dalam operasi penyelamatan. Bisakah Tuan menyediakan senjata? Tenang saja, kami semua tentara terlatih yang kompeten, tidak akan membebani tentara bayaran."
Mandera yang tadinya sudah lega kembali dihadapkan pada dilema. Awalnya dia ingin memanfaatkan pihak lain untuk menyuplai senjata ke Tang Long, tapi sekarang justru dia yang diminta menyediakan? Jika nanti investigasi mengungkap bahwa dialah yang menyuplai senjata, militer yang sejak lama tidak menyukai sistem intelijen pasti akan menyerang. Bagaimana jika dia dipindahkan? Bukankah semua keuntungan yang susah payah dia peroleh akan jatuh ke tangan orang lain? Tapi bagaimana cara menolak permintaan ini?
Tang Long yang sedang merenungkan sesuatu tiba-tiba berkata kepada Mandera yang tampak bingung: "Tuan Mandera tidak perlu khawatir. Aku punya cara untuk mendapatkan senjata. Bantu kami menyewa tentara bayaran dan kumpulkan intelijen saja."
Mandera terkejut sebentar. Meski tidak tahu bagaimana Tang Long bisa mendapatkan senjata, ini justru membebaskannya dari dilema. Dengan cepat dia menyetujui. Setelah membahas beberapa detail, mereka mengantarkan Mandera keluar pintu besar.
Begitu orang luar pergi, Elcy yang penasaran langsung bertanya pada Tang Long: "Komandan, apa cara yang kau punya untuk mendapatkan senjata?"
Tang Long tidak menjawab, malah balik bertanya pada Yuna: "Yuna, berapa banyak personel di kompi kita yang bisa mengoperasikan perlengkapan pasukan khusus?"
Tubuh Yuna sedikit gemetar. Celaka, dia sama sekali tidak tahu berapa jumlah personel yang memenuhi syarat. Ah, kenapa dulu tidak pernah mengecek data ini? Sekarang jadi tidak bisa menjawab. Nanti harus segera investigasi seluruh kondisi kompi dan menghafalnya, mana bisa jadi kakak kalau tidak menguasai informasi.
Meski begitu, Yuna paham prioritas. Segera menjawab: "Maaf Komandan, detailnya harus ditanyakan ke Letnan Dua Jessy."
Sebelum Tang Long menyahut, Jessy langsung memberi hormat gerak: "Laporan, Komandan! Termasuk pasukan khusus, total personel kompi yang mampu mengoperasikan peralatan khusus saat ini berjumlah 135 orang."
Elcy yang tidak mendapat jawapan terus bertanya lagi: "Komandan, Anda belum mengatakan cara mendapatkan senjata? Dan mengapa Anda perlu tahu jumlah personel yang bisa menggunakan perlengkapan khusus?"
Tang Long benar-benar tidak tahu harus berbuat apa dengan bawahan yang terkadang pemalu, terkadang dingin, dan terkadang manja ini. Mengapa wanita ini tidak seperti Ling Li yang setelah sifat palsu pemalunya terbongkar, tetap mempertahankan karakter dingin yang asli? Dengan bingung, Tang Long hanya bisa menjawab sambil tersenyum pahit: "Aku berencana memanggil pedagang senjata untuk mengirimkan senjata."
