Personel Die Wu Hui yang dikerahkan, setelah semalaman berjaga tanpa tidur, akhirnya berkumpul kembali di Wuye Gong pada pagi hari berikutnya. Saat itu, di ruang rapat tersebut, beberapa anggota tertua yang datang tanpa sarapan terlihat penuh amarah. Alasannya tidak lain karena Lao Liu yang bertugas intelijen membawa kabar invasi geng galaksi lain.
Lao Si yang memiliki bekas luka pisau di wajah membanting meja sambil berteriak: "Sialan! Long Hui apaan? Organisasi kecil yang bahkan belum pernah kudengar berani merebut wilayah kekuasaan? Ketua, biar aku yang bawa orang untuk menghabisi mereka!"
Die Wu yang duduk di posisi utama tidak menghiraukan Lao Si. Setelah merenung sebentar, dia bertanya pada Lao Liu: "Lao Liu, bagaimana kekuatan Long Hui ini? Mengapa mereka datang ke planet kita?"
Lao Liu melihat dokumen di tangannya dan berkata: "Ketua, berdasarkan investigasi, Long Hui adalah kelompok mafia kecil dari Galaksi Gulongyun. Karena Galaksi Gulongyun berada di bawah pengawasan militer, bisnis mafia di sana sulit berkembang sehingga sebagian besar pindah ke galaksi lain. Sifat Long Hui mirip dengan Die Wu Hui kami, fokus utama mereka ada di klub malam. Kali ini mereka datang ke Manlan Xing tidak hanya membawa gadis-gadis cantik mereka, tapi juga dana likuid triliunan, dengan personel tempur sekitar 1.000 orang."
Lao Si dengan wajah tak percaya berkata: "Hanya 1.000 orang berani merebut wilayah kekuasaan?"
Lao Liu menggelengkan kepala melanjutkan: "Seribu personel Long Hui tentu tidak membahayakan kita. Tapi pasukan pendahulu Long Hui sudah menyuap beberapa mafia lokal dengan uang dan wanita. Personel tempur mereka kini mencapai 5.000 orang."
Lao Si langsung melompat sambil menuding Lao Si: "Kau yang bertugas intelijen ini ngapain saja? Urusan mafia luar yang menyusup ke lokal baru sekarang kau ketahui?!"
Lao Liu menundukkan kepala dan membela diri: "Komunikasi mereka sangat rahasia. Jika bukan karena mengerahkan semua personel untuk mengumpulkan intelijen kali ini, kami tidak akan mendapat informasi ini."
Melihat Lao Si hendak berbicara lagi, Die Wu menyela: "Ini juga membuktikan kita terlalu besar kepala. Sampai ada yang berani mengumpulkan kekuatan militer di bawah hidung kita. Lao Liu, mulai sekarang kumpulkan intelijen secara maksimal kapan pun."
Lao Liu segera mengangguk patuh. Dengan ragu ia menambahkan: "Laporan tambahan, Tuan. Selama ini banyak saudara kita yang ditindas tapi tidak ada reaksi. Beberapa aliansi mafia mulai goyah."
Lao Si langsung melompat sambil berteriak: "Tuan! Dari dulu saya sudah bilang harus segera kita hilangkan si bajingan itu! Anda malah suruh tetap siaga. Lihat sekarang sekutu sudah meremehkan kami!"
Die Wu memarahi dengan keras: "Dasar bodoh! Hanya bisa memikirkan kekerasan! Long Hui bersembunyi di Hotel Bunga, kau mau membunuh apa? Jangan lupa semua pejabat dan orang terhormat tinggal di sana! Apa kau ingin membuat seluruh planet ini kolaps? Kalau planet kolaps, kami semua akan makan angin!"
"Ah, apa kita hanya bisa menunggu disembelih mereka?" Lao Si menepuk meja putus asa. Ia juga tahu kalau terjadi baku tembak di depan pejabat, industri pariwisata planet ini akan segera mati. Tanpa tamu yang datang, klub malam kami benar-benar hanya bisa makan angin.
Mata Die Wu memancarkan sinar dingin: "Tentu tidak! Kapan pernah Die Wu Hui membiarkan orang yang mengganggu kami hidup tenang? Tidak bisa menyerang Hotel Bunga, tapi kita bisa menghabisi beberapa geng mafia yang bersekutu dengan Long Hui!"
Lao Si langsung berseru penuh semangat: "Benar! Habisi mereka, lihat apa gunanya 1.000 anggota Long Hui itu. Kehilangan dukungan sekutu, entah dia keluar atau kabur, asal dia meninggalkan Hotel Bunga, kami akan segera menghancurkannya! Ini juga bisa memperlihatkan pada sekutu betapa kuatnya Die Wu Hui kita!"
Lao Wu juga berdiri sambil menggesekkan tangannya: "Ketua, saya mohon izin ikut Lao Si menghancurkan geng-geng itu!" Belakangan ini hatinya penuh amarah. Selain anak buah langsungnya tinggal satu, statusnya di geng juga merosot. Bagaimana mungkin dia tidak ambil bagian dalam kesempatan balas dendam ini?
Lao Liu yang melihat semua mata tertuju padanya segera berkata: "Geng XX di Distrik Selatan, Geng XX di Distrik Utara, Geng XX di Distrik Barat. Distrik Selatan punya 2 ribu personel tempur, Utara dan Barat masing-masing 1.500 orang."
"Lao Si dan Lao Wu pimpin 5.000 saudara serang bersama Area Selatan. Setelah selesai, bagi pasukan jadi dua kelompok masing-masing 2.500 orang serang Area Utara dan Barat. Lao Liu urus komunikasi dengan kantor polisi untuk menutup kebocoran informasi, suruh wartawan tutup mulut. Yang lain tetap di posisi dan tenangkan sekutu."
Meski semua kakak segera mematuhi perintah, suasana hati mereka berbeda-beda. Lao Si kecewa tidak bisa monopoli jasa, Lao Li girang bisa balas dendam, sedangkan Lao Liu diam-diam menyunggingkan senyum sinis.
"Gimana saudara? Semua sudah siap di pihakmu? Anak buahku semuanya sudah pada standby. Sekarang tinggal nunggu Tang Long bertindak." Kepala MP bertanya penuh semangat pada gambar hologram virtual Mandera.
Mandera mengangguk: "Sudah kontak dengan Tang Long. Dia tahu Die Wu Hui akan mengirim orang jam 7 malam ini, rencananya akan bergerak tepat waktu itu."
Kepala MP berkata dengan sedikit khawatir: "Di tempat Tang Long semuanya cuma cewek-cewek tak bersenjata. Sudahkah senjata dikirim ke mereka? Jangan sampai nanti korban jiwa di pihaknya terlalu banyak, malah bikin kita kena masalah."
Mandera menggelengkan kepala: "Tang Long bilang dia punya jalur sendiri buat dapetin senjata. Kalau dia sudah ngomong begitu, kita gak perlu ikut campur. Lagian kita cuma pinjam namanya buat operasi ini, kekuatan serangan utama tetap harus mengandalkan kita."
Kepala MP mengangguk-angguk cepat: "Bener! Lebih baik suruh Tang Long ngumpet di belakang. Pokoknya setelah kita menang, kembalikan saja bawahannya. Bagaimana kalau kita serang lebih awal? Apa kita harus nunggu sampai jam 7 malam juga? Masih ada belasan jam lagi nih."
Mandera tertawa: "Jam 7 malam para pejabat terhormat pada nonton konser. Asal kita blokade area sekitar konser, orang-orang di dalam gak bakal tahu apa yang terjadi di luar. Nanti mau jungkir-balikkan planet ini juga gak ada yang sadar, yang penting setelah itu kita kembalikan semuanya seperti semula. Sudah, saya masih ada urusan penting. Nanti malam kita komunikasi lagi." Setelah berkata demikian, dia mematikan komunikasi.
Kepala MP tidak tahu bahwa Mandera di ujung komunikasi sedang tersenyum sinis: "Hehe, serahkan tanggung jawab memicu semua keributan ini kepada Korps MP-mu dan Die Wu Hui." Alih-alih, dia dengan puas menyalakan rokok sambil berkhayal tentang keuntungan yang akan didapatnya nanti. Namun kesenangannya tidak bertahan lama, Asisten Komandan Tan-nya buru-buru masuk berlari sambil berteriak: "Komandan! Seluruh organisasi Si Serigala Tua hilang!"
Kepala MP melompat berdiri sambil mengaum: "Hilang? Bagaimana dengan tim pengawas yang dikirim?"
Asisten Komandan Tan menelan ludah: "Mereka... mereka juga hilang."
Kepala MP menghantam meja dengan keras, berdiri dan berjalan beberapa langkah sambil bertanya dengan geram: "Apa yang terjadi? Mengapa mereka bisa hilang? Apakah ini ulangan Tang Long?"
Asisten Komandan Tan menggelengkan kepala dan berkata: "Tidak ada tanda-tanda perkelahian di pangkalan Si Serigala Tua, Tang Long juga tidak pernah meninggalkan hotel... Ah! Benar Komandan, menurut laporan sebelumnya dari tim pengawas Si Serigala Tua, mereka mengatakan anggota Die Wu Hui pernah terlihat berkeliaran di sekitar pangkalan itu. Menurut Anda, mungkinkah Si Serigala Tua membelot ke pihak Die Wu Hui?"
Mendengar bahwa Tang Long bukan yang mengambil orang-orang itu, Kepala MP langsung menghela napas lega: "Syukurlah bukan Tang Long. Hmph, Si Serigala Tua benar-benar dasar bodoh! Awalnya memang ingin membebankan kesalahan ke Die Wu Hui, sekarang malah membawa anak buahnya bergabung dengan mereka. Bego banget! Tapi ini justru menguntungkan kita, bisa membuat Tang Long semakin yakin bahwa Die Wu Hui yang menculik bawahannya."
Sang asisten komandan bertanya dengan sedikit kekhawatiran: "Komandan, kalau Si Serigala Tua benar-benar membelot ke Die Wu Hui, bukankah mereka akan menjadi lebih waspada terhadap kita?"
"Hmph, apa pun kewaspadaan mereka, selama kita tidak mempertimbangkan koneksi di belakangnya, apa kemampuan Die Wu Hui melawan kita? Begitu waktunya tiba, kita bisa menghabisi mereka dalam sekejap!" ujar Kepala MP sambil menghisap rokok.
Asisten Komandan Tan segera menjilat dengan tertawa, "Tentu saja, Die Wu Hui melawan kita sama dengan melawan militer. Mana mungkin mereka bisa melawan." Belum selesai bicara, komunikator di tubuhnya berbunyi. Setelah meminta izin atasan, dia buru-buru menerima komunikasi.
"Ada apa?" Asisten Komandan Tan bersikap sombong di depan orang lain. Namun kesombongannya tidak bertahan lama, "Apa katamu?!" teriaknya panik.
Kepala MP yang awalnya tidak memperhatikan percakapan itu, kini menatap tegang ke arah asistennya. Dia khawatir terjadi perubahan situasi.
Dengan gugup, sang asisten melapor, "Komandan, Die Wu Hui menyerang tiga geng yang selama ini kami kendalikan diam-diam!"
Kepala MP membanting meja sambil berteriak, "Die Wu sundal ini, pikir bisa berbuat semaunya hanya karena dekat dengan pejabat tinggi militer? Sialan, berani merebut wilayahku? Kerahkan pasukan hancurkan mereka!"
Asisten komandan melihat atasannya mengangkat telepon hendak memberi perintah, buru-buru menghalangi, "Komandan, sekarang masih siang bolong! Lagi pula jika menyerang sekarang, bukankah kita mengesampingkan Dinas Intelijen?"
Kepala MP sadar pertempuran terbuka antara MP dengan mafia di siang hari akan berdampak buruk, dan serangan mendahului akan membuat Dinas Intelijen curiga ingin monopoli. Dengan geram ia bertanya, "Apa kita harus diam saja?"
"Tentu tidak bisa diam. Jika tidak memberi bantuan, geng bawah tanah yang kita kendalikan akan kecewa. Tapi pasukan yang sudah dikerahkan juga tidak bisa ditarik untuk bantu, memindahkan satu pasukan berarti kehilangan satu wilayah kekuasaan," asisten komandan buru-buru menjelaskan.
