Prajurit wanita Kompi SK23 yang melihat Tang Long tiba-tiba berlutut di tanah terkejut, buru-buru mendekat ingin membantu Tang Long bangkit, tanpa tahu bahwa Tang Long sedang mendengarkan penjelasan 2 Xing Ling tentang kebenaran semua peristiwa.
Beberapa prajurit wanita yang peka tiba-tiba mundur selangkah tanpa sadar, karena mereka merasakan aura yang memancar dari Tang Long. Saat mereka hendak berbicara, tiba-tiba menyadari komunikasi internal di armor tempur mereka telah diaktifkan, disusul suara Tang Long yang penuh aura pembunuh: "Aku tahu di mana Li Liwen dan yang lain berada."
"Di mana?" Para prajurit wanita yang sedang berkeliaran di Wuye Gong serentak bertanya dengan intonasi yang sama seketika mendengar kabar dari Tang Long.
"Di tangan Dinas Intelijen." Kalimat singkat Tang Long ini menyimpan niat membunuh yang kuat di balik kesederhanaannya.
"Dinas Intelijen? Tidak mungkin! Bukankah Dinas Intelijen yang mengatakan mereka diculik..." Seorang prajurit wanita yang emosional tiba-tiba membatalkan ucapannya. Semua prajurit tersadar - selama ini mereka mengira Li Liwen diculik mafia hanya karena versi Dinas Intelijen. Tapi siapa yang tahu kebenaran sebenarnya?
“Komandan, mengapa Dinas Intelijen menculik Li Liwen dan yang lain?” Jessy sang komandan mulai bertanya.
Tang Long sambil mendengarkan penjelasan Xing Ling Nomor 2, meneruskan ke bawahan: "Awalnya hanya Korps MP yang memanfaatkan konflik kecil saya dengan Die Wu Hui untuk mencaplok mereka. Kemungkinan Korps MP merasa kurang kuat lalu melibatkan Dinas Intelijen. Dinas Intelijen yang suka konspirasi ini lalu merancang rencana menggunakan nama saya untuk mencaplok semua mafia planet ini sekaligus Korps MP dan Kepolisian. Tentu saja Korps MP tidak tahu ini. Untuk memancing kemarahan saya, mereka merencanakan penculikan terhadap bawahan saya." Perkataan Tang Long segera membuat para prajurit wanita terkejut, tak ada yang menyangka insiden penculikan ternyata bagian dari konspirasi seperti ini.
"Kalau boleh tahu... mengapa Dinas Intelijen dan Korps MP ingin memancing kemarahan Anda?" Jessy yang pertama pulih dari keterkejukan bertanya dengan sedikit bingung.
Tang Long tidak segera menjawab pertanyaan Jessy, karena dia terkejut oleh perkataan Xing Ling No. 2. Xing Ling No. 2 tersenyum menjelaskan: "Tang Long ah, mereka menggunakan nama Tang Long karena ingin menjadikanmu kambing hitam. Di mata jajaran atas Federasi, Tang Long dianggap sebagai bintang sial besar lho."
"Bintang sial? Kenapa aku bisa dianggap bintang sial?" Tang Long sangat bingung. Dia tidak pernah menyakiti siapapun, mengapa citranya di mata pejabat tinggi Federasi menjadi seperti itu?
"Itu karena... Oh, maaf, kakak juga tidak tahu." Xing Ling No. 2 sebenarnya ingin menjelaskan alasan mengapa pejabat Federasi menganggap Tang Long sebagai bintang sial, tetapi menyadari hal itu akan membuat Tang Long tidak senang, akhirnya mengelak dengan berpura-pura tidak tahu.
Tang Long dari kalimat pembuka kakak komputer mendengar bahwa kakak komputer sebenarnya tahu. Awalnya ingin bertanya lebih lanjut, tapi tiba-tiba Tang Long teringat berbagai peristiwa yang dialami sejak mendaftar militer. Meskipun samar-samar mengerti asal-usul julukan 'bintang sial', Tang Long tetap bingung: sejak masuk militer, dirinya tidak hanya tidak pernah menyakiti orang, tetapi juga terus-menerus ditindas. Namun entah bagaimana, dirinya selalu lolos dari bahaya, sementara semua orang yang berinteraksi dengannya justru mengalami ketidakberuntungan. Mungkinkah karena ini dia dianggap sebagai bintang sial?
Tiba-tiba, Tang Long teringat puluhan ribu prajurit yang tewas di dalam kapal perang berpenggerak sendiri. Ia pun menundukkan kepala, menyadari dirinya memang adalah bintang sial.
Xing Ling Nomor 2 melihat ekspresi sedih Tang Long, lalu bertanya: "Tang Long tahu?"
Tang Long menganggukkan kepala perlahan, dengan nada suara pilu berkata: "Aku memang bintang sial. Semua yang berinteraksi denganku akan mengalami ketidakberuntungan."
Nomor 2 Xing Ling tidak memahami mengapa Tang Long begitu mempermasalahkan hal-hal ini. Bukankah tokoh utama dalam novel dengan gembira membunuh musuhnya? Tentu saja, Nomor 2 Xing Ling tidak akan menggunakan hal-hal ini untuk menghibur. Dengan mengandalkan dokumen analisis karakter Tang Long yang diperoleh sebelumnya, kemudian melalui pencarian data untuk mencari solusi, akhirnya menyusun skema yang dianggap efektif.
2 menggunakan nada yang lembut bergetar untuk menghibur Tang Long: "Tang Long tidak perlu berkecil hati, mereka yang mengalami kesialan itu adalah orang-orang yang ingin mencelakakanmu. Rekan-rekanmu justru tidak mengalami kemalangan, bahkan sangat berbahagia! Seperti bawahanmu di kapal perang berpenggerak sendiri waktu itu, mereka tidak hanya selamat dari medan perang, tapi juga meraih prestasi gemilang. Sekarang mereka semua sudah menjadi perwira dengan pangkat Letnan Satu ke atas. Harus diketahui, sangat sedikit orang yang bisa menjadi perwira hanya dalam setahun setelah mendaftar militer. Selain itu, anggota Kompi SK23, bukankah mereka juga baru bisa melepaskan diri dari penderitaan dan meraih kemerdekaan setelah bertemu denganmu, bahkan mulai mengejar kebahagiaan?" 2 menambahkan gelombang resonansi pada suaranya yang membuat pendengar merasa perkataannya sangat meyakinkan.
Mata Tang Long berbinar mendengar perkataan Nomor 2 Xing Ling: "Benar! Mereka yang tewas di kapal perang berpenggerak sendiri, ada yang dihancurkan Kekaisaran karena tidak menuruti perintahku, ada yang mati misterius saat menyerangku atas perintah Kekaisaran. Semua yang celaka itu memang ingin mencelakai aku. Tapi rekan-rekanku justru hidup bahagia. Kalau begitu, untuk apa aku memikirkan kebahagiaan para penindas itu? Terima kasih nasihatnya, Sis." Dalam kondisi setengah terhipnotis, Tang Long tidak menanyakan keberadaan bawahan pertamanya.
Sejak peristiwa kapal perang berpenggerak sendiri, bayang-bayang kematian misterius prajurit itu terus menghantui Tang Long. Namun ia tak pernah memedulikan pejabat tinggi yang sial karena terkait dengannya.
Sebelumnya, meski Tang Long telah berulang kali melakukan autosugesti dan penghiburan pada dirinya sendiri, namun karena ia tidak bisa menemukan alasan yang cukup baik untuk membebaskan diri, bayang-bayang itu tak pernah benar-benar hilang. Namun kini, berkat peran Nomor 2 Xing Ling, akhirnya bayangan masa lalu Tang Long sirna sepenuhnya. Hal ini juga mulai membentuk gaya kepemimpinan Tang Long yang penuh perhatian luar biasa pada rekan seperjuangan, namun tak kenal ampun pada musuh.
Nomor 2 Xing Ling tersenyum manis: "Tang Long tak perlu sungkan dengan Kakak. Apapun yang terjadi, Kakak akan selalu berdiri di sisi Tang Long." Nomor 2 Xing Ling mengira perkataannya akan menyentuh hati Tang Long, sayangnya perhatian Tang Long teralihkan oleh Jessy yang kembali mengajukan pertanyaan. Dalam keadaan setengah terhipnotis, Tang Long segera memusatkan perhatiannya pada pembicaraan tersebut, sehingga melewatkan kalimat Nomor 2 Xing Ling. Menyadari usahanya sia-sia, Nomor 2 Xing Ling geram dan menggerutu pada Jessy.
Setelah Tang Long memberitahu para prajurit wanita alasan Dinas Intelijen memakai namanya, mereka segera menghibur dengan ucapan yang mirip perkataan Nomor 2 Xing Ling, membuat Tang Long sangat tersentuh. Nomor 2 Xing Ling sendiri malah cemburu berat, karena saat dia menghibur Tang Long sebelumnya, Tang Long hanya mengucap terima kasih biasa, tidak sampai sedalam rasa haru seperti sekarang.
Jessy bertanya dengan cemas: "Komandan, di mana lokasi Li Liwen sekarang?"
Sebelum Tang Long sempat bertanya ke Nomor 2 Xing Ling, Xing Ling sudah berkata: "Maaf Tang Long, Kakak hanya mengetahui hal-hal tadi dari rekaman komunikasi. Tapi mengenai lokasi penahanan bawahanmu, karena mereka tidak menyebutkan tempat saat berkomunikasi, Kakak tidak bisa mengetahuinya. Apa Kakak memang tidak berguna?" Nomor 2 Xing Ling memandang Tang Long dengan ekspresi sedih.
Sebenarnya Xing Ling Nomor 2 sedang berbohong, karena di mana pun ada perangkat elektronik, dia bisa mengetahui kejadian di tempat itu. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia tahu urusan Dinas Intelijen dan Korps MP yang didiskusikan? Saat Mandera dan yang lain berdiskusi, mereka berbicara langsung di restoran tanpa menggunakan perangkat elektronik sama sekali. Xing Ling Nomor 2 yang membuat ekspresi sedih itu berpikir dalam hati: "Hmph! Berani membuat Xing Ling tidak nyaman, bahkan Tang Long pun takkan kuberi ampun! Xing Ling sengaja tidak memberitahu, Xing Ling sengaja membiarkan kalian khawatir lebih lama lagi. Lagi pula mereka sedang tidur nyenyak tanpa masalah."
Melihat ekspresi sedih Xing Ling Nomor 2, Tang Long segera merasa tidak nyaman dan menghibur: "Bagaimana mungkin? Sis sangat hebat... Ah, tidak, maksudku Sis adalah yang terhebat di seluruh alam semesta!"
"Benarkah?" Xing Ling Nomor 2 bertanya dengan nada curiga.
"Benar." Tang Long mengangguk cepat.
"Tidak bohong pada kakak?" Xing Ling Nomor 2 bertanya lagi.
"Tidak bohong sama kakak." Tang Long yang mulai pusing segera menjawab. Ia merasakan kakak komputer sekarang ini menjadi sangat merepotkan. Meski kakak komputer sebelumnya juga merepotkan, tapi kesannya seperti wanita dewasa. Sedangkan kakak komputer yang ini rasanya seperti gadis kecil. Jangan-jangan kakak komputer terinfeksi virus sampai jadi begini?
"Kakak senang sekali, biar kakak..." Xing Ling No.2 baru ingin mengubah keputusan dan memberitahu lokasi Li Liwen dan yang lain ditahan. Sayangnya Tang Long yang sudah ketakutan langsung kabur dengan alasan menjawab pertanyaan Jessy, menghindari keusilan Xing Ling No.2. Tindakan Tang Long ini langsung membuat Xing Ling No.2 geram dan memutuskan tidak akan bicara kecuali diminta.
"Jangan khawatir. Meski kita tidak tahu dimana Li Liwen dan kawan-kawan, tapi selama kita tahu mereka di tangan Dinas Intelijen sudah cukup." Mendengar ucapan Tang Long ini, Jessy yang agak bingung bertanya: "Komandan, apa kita akan minta orangnya langsung ke Dinas Intelijen?"
“Tidak, kalau langsung minta orang ke mereka, mereka pasti menyangkal bahkan melakukan pembungkaman agar tidak ada bukti. Bagaimanapun yang kita dapat hanya intelijen, bukan bukti.” Tang Long tertawa.
“Lalu harus bagaimana?” tanya Jessy dengan cemas.
“Ini sederhana. Saat ini di planet ini selain Kepolisian yang berpihak pada Die Wu Hui, kekuatan lain semuanya milik Dinas Intelijen. Kedua pihak ini adalah musuh kita, jadi kita hancurkan semuanya sampai Dinas Intelijen secara sukarela menyerahkan tawanan. Karena menurut rencana mereka, mereka ingin menggunakan tanganku untuk menghancurkan kekuatan lain, baru menyerahkan orang setelah situasi stabil. Sekarang saya balik menghabisi semua pihak, siapapun itu, hehe, percaya mereka akan menyerahkan tawanan untuk menenangkan kami yang sudah mengamuk.” Tang Long tersenyum sinis.
“Tapi kalau begini, planet ini pasti kacau balau! Ini kan Ibu Kota Pariwisata!” Jessy bertanya dengan khawatir.
"Apa hubungannya dengan kita? Lagipula, saat Mandera mendesainku, pasti sudah memikirkan solusinya. Ada yang mau membereskan masalah, kenapa harus sungkan? Biarkan mereka menyaksikan kekuatan bintang sial ini." Tang Long terkekeh licik.
Jessy dan para prajurit wanita mengangguk setuju. Di hati mereka, Komandan Tang Long menempati peringkat pertama, saudari seperjuangan di posisi kedua, baru diri sendiri di urutan ketiga. Dibandingkan semua ini, nyawa orang lain? Tak peduli hidup atau mati.
Jangan menyalahkan mereka yang berpikiran sempit dan egois. Mereka memang tak muluk-muluk. Apa salahnya mengasihi orang yang dicintai? Adapun Xing Ling Nomor 2 yang bersembunyi di tubuh Tang Long, sama sekali tak berkeberatan. Pola pikirnya masih kekanakan. Andai Tang Long jahat, cukup dibujuk sedikit, ia akan dengan riang menghancurkan Federasi.
El melihat Tang Long dan para prajurit mecha itu diam tak bergerak. Meski tidak tahu apa yang mereka lakukan, ia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Perlahan ia menggeser tubuh mendekati beberapa kartu magnet yang tergeletak di kejauhan. Lao Liu yang melihat El bergerak, buru-buru menyelipkan beberapa batang emas biru ke saku, lalu memandangi tumpukan sekuritas di tangan Tang Long dengan raut serakah. Tapi ia tahu bahaya merebut makanan dari mulut harimau, jadi sambil menelan liur, ia bergerak lambat ke arah peti berisi platinum berkilau di kejauhan.
Tang Long yang telah selesai berdiskusi dengan para prajurit wanita tentu melihat gerakan El dan Lao Liu. Tapi ia tak sempat menghiraukan, terus membalik-balik sekuritas di tangannya. Xing Ling No.2 sebagai program komputer tidak akan berhenti membantu seperti manusia yang suka ngambek. Ia terbiasa menyelesaikan satu persatu urusan. Meski memutuskan tak memberitahu alamat Li Liwen dan kawan-kawan, ia tetap membantu Tang Long memindai nomor sekuritas.
Melihat Tang Long membalik-balik surat berharga, El dan Lao Liu sama-sama berhenti bergerak karena ketakutan. Namun melihat Tang Long tidak bersuara menghentikan mereka, keberanian mereka kembali membesar dan melanjutkan misi masing-masing.
Saat Lao Liu hampir meraih batu platinum, seorang prajurit meka sudah lebih dulu menutup kotak dan mengangkatnya. El yang baru saja memungut kartu magnet, mendengar Tang Long tertawa: "Haha, terima kasih Tuan El sudah membantu memungutnya." Begitu Tang Long berkata, seorang prajurit meka sudah mengacungkan pistol dengan satu tangan sementara tangan satunya terbuka di depan El.
Melihat lubang laras senapan guntur prajurit ini yang secara sengaja atau tidak mengarah ke dirinya, El terpaksa tertawa pahit dan berkata "sama-sama" sebelum dengan enggan menyerahkan kartu magnet ke prajurit tersebut. Meski wajahnya terlihat tenang, dalam hati ia mengumpat: "Sialan Tang Long mati! Untuk apa kau ambil kartu magnet ini? Kau pikir ini kartu bank?!" Tentu saja ia mengira Tang Long hanya penasaran, dan yakin setelah melihat isi kartu magnet itu Tang Long akan membuangnya. Asal dia mengawasi ketat, kartu itu pasti bisa diambil kembali.
Tang Long tentu saja sudah tahu kegunaan kartu-kartu magnet ini dari penjelasan Nomor 2 Xing Ling. Bagi Dinas Intelijen yang ingin menelan Die Wu Hui, benda ini adalah nyawa Dinas Intelijen. Bagaimana mungkin tidak direbut?
Tang Long dengan santai melemparkan surat berharga yang telah dipindai ke seorang prajurit. Setelah menyambungkan walkie-talkie tentara bayaran di luar, dia berkata: "Saudara-saudara tentara bayaran, aku adalah majikan kalian - Tang Long! Di sini ada Emas Biru senilai satu triliun! Asalkan kalian patuh pada perintahku untuk menghilangkan Die Wu Hui, Emas Biru ini menjadi milik kalian!"
El terkejut mendengar Tang Long menyebutkan namanya sendiri. Dia yang sengaja menyembunyikan identitas Tang Long malah terbongkar seketika. Bagaimana bisa? Bukankah sebelumnya Tang Long selalu kooperatif tanpa menyebut namanya? Mengapa tiba-tiba berubah pikiran? Tapi mungkin ini lebih baik. Nantinya lebih banyak orang akan tahu kerusuhan di Manlan Xing adalah ulasan Bintang Sial Tang Long. Hanya khawatir para tentara bayaran akan kabur begitu tahu bos mereka adalah Bintang Sial itu. Inilah alasan awal dia menyembunyikan identitas Tang Long.
Sedangkan Lao Liu membuka mulutnya lebar-lebar memandangi Tang Long. Apa orang ini gila? Berani-barinya memberikan begitu banyak emas biru ke orang lain? Sekadar untuk menyewa tentara bayaran pun tak perlu sebanyak ini! Satu triliun sudah bisa menyewa puluhan juta tentara bayaran. Di luar sana mungkin tidak ada sebanyak itu. Sungguh pemborosan! Benar-benar sesuai pepatah: uang yang bukan hasil jerih payah sendiri tak terasa sayang bila dihamburkan.
Para tentara bayaran di luar yang mendengar nama Tang Long awalnya tertegun, lalu secara spontan membuka mulut dan saling memandangi rekan di samping mereka. Tang Long? Bintang Sial Tang Long ternyata bos mereka?! Ya ampun, bergaul dengannya pasti berakhir sial! Mereka sudah siap kabur. Namun saat Tang Long menyebut "emas biru senilai satu triliun", semua membeku.
Seorang tentara bayaran yang agak lambat mencerna, menggeretakkan jarinya berkali-kali tapi tak kunjung paham berapa satu triliun itu. Akhirnya dia minta bantuan rekan di sampingnya: "Saudara, satu triliun itu berapa sih?"
Tentara bayaran yang ditanya tidak bereaksi sama sekali, karena matanya menatap kosong ke depan, mulutnya sedikit terbuka dengan air liur mengalir deras. Baru setelah beberapa kali didorong keras oleh rekannya, dia sadar kembali. Setelah mendengar jelas pertanyaan rekannya, dia langsung melompat kegirangan sambil berteriak: "Satu triliun itu sama dengan satu triliun! Satu triliun!"
Teriakan keras tentara bayaran ini segera membuat semua tentara bayaran sadar kembali. Hal pertama yang mereka lakukan setelah sadar adalah menampar diri sendiri, lalu menarik rekan di sebelahnya untuk menanyakan apakah pendengaran mereka tidak salah. Melihat gerakan-gerakan tentara bayaran ini, para miliuner yang diikat itu hanya bisa terpana. Mengapa perampok-perampok ini bertingkah begitu aneh? Teriak-teriak "satu triliun" terus, apa mereka sedang membicarakan megahertz radio?
Komandan Resimen tentara bayaran meski sama-sama bersemangat, tidak gila seperti bawahan mereka. Mereka semua mengelilingi Layne, mematikan komunikator sebelum menunjuk satu orang untuk bertanya: "Saudara, seberapa bisa dipercaya perkataan Tang... eh maksudku Bos Besar Tang kita itu?" Komandan yang bertanya ini, melihat ada seorang gemuk yang terikat di dekatnya, langsung menendangnya jauh-jauh.
Layne yang juga mematikan komunikatornya menelan ludah dengan mata berbinar: "100%! Pasti bos menemukan brankas Die Wu Hui!" Meski para Komandan Resimen juga menelan ludah, mereka masih khawatir: "Kenapa bos mau memberikan uang sebanyak itu sebagai bayaran? Itu satu triliun! Apa bos akan menyesal nanti? Kalau dia menyesal, kami sama sekali tidak berani berbuat apa-apa, pasti tidak dapat uang!"
Layne hehe tersenyum: "Tenang, bos itu orang seperti apa? Dengan statusnya mana mungkin dia ingkar janji. Lagipula, satu triliun itu apa? Tidak dengar bos bilang? Satu triliun itu nilai Blue Gold! Apakah brankas Die Wu Hui cuma berisi Blue Gold? Pasti bos dapat puluhan kali lipat dari jumlah itu! Jadi kalau bos makan daging, masa kami tidak kebagian kuahnya? Santai saja!"
Belum selesai Layne bicara, suara Tang Long sudah masuk ke telinga tentara bayaran: "Betul, kalau aku makan daging, anak buahku pasti juga dapat kuah. Semua komandan kelompok tentara bayaran masuk, biar kalian tahu apakah aku bohong atau tidak."
Para tentara bayaran mendengar ini memandangi komandan mereka dengan penuh harap. Para komandan itu gemetar ketakutan karena mereka sudah mematikan komunikator saat berbicara tadi. Bagaimana mungkin Tang Long masih bisa mendengar? Kalau ini kebetulan, mengapa komunikator mereka bisa menyalakan sendiri?
Pada saat itu, seorang prajurit mecha keluar dan melambaikan tangan ke arah para Komandan Resimen sambil berkata, "Ikut aku masuk." Mendengar suara perempuan ini, para Komandan Resimen semakin terkejut. Mereka tidak tahu bahwa prajurit mecha yang tidak bisa melihat wajah ini ternyata perempuan. Namun mengingat kisah Tang Long, mereka pun menjadi lega. Saat ini, selain kompi WTS militer itu, Tang Long sama sekali tidak memiliki prajurit yang bisa digunakan. Tentu saja kata "WTS militer" ini hanya bisa dipikirkan dalam hati, sama sekali tidak berani diucapkan. Siapa tahu apakah Tang Long yang sangat protektif terhadap bawahannya itu akan membunuh mereka jika mendengarnya?
Tang Long yang baru saja berbicara ke luar kemudian menatap El dan Lao Liu yang sedang terpana melihatnya: "Karena kalian sudah memasuki gunung harta, jangan pulang dengan tangan kosong. Ambil Lanjin sebanyak yang kalian bisa bawa, anggap saja sebagai hadiah dariku."
Meski dalam hati El dan Lao Liu mengumpat, "Kalau mau berbuat baik, kenapa tidak kasih beberapa lembar surat berharga atau batu platinum?" Tapi mereka tetap segera menerkam gunungan lankim, berusaha sekuat tenaga mengisi kantong dan baju mereka. Akhirnya merasa masih rugi, mereka malah melepas baju untuk membuat bungkusan.
Para komandan resimen yang mulai gelisah setelah mengikuti prajurit mecha masuk ke lorong rahasia, langsung terpana melihat gunung lankim biru berkilauan. Namun saat menyaksikan El dan Lao Liu yang sedang mengeroyok lankim dengan gila-gilaan, mereka segera sadar kembali. Meski tahu pasti ini seizin Tang Long, hati mereka tetap perih, dalam hati terus berteriak, "Ambil sedikit! Kalian tidak bisa bawa sebanyak itu! Mau mati tertindih? Serakah banget sih!"
Tidak ada cara lain, para komandan resimen ini sudah menganggap lanjīn ini sebagai milik mereka. Para komandan masih memiliki sikap kepemimpinan untuk menahan diri, karena mereka tahu El dan Lao Liu tidak bisa mengambil banyak. Jika para prajurit mereka masuk dan melihat tingkah El dan Lao Liu, mungkin akan sakit hati sampai menembakkan pistol.
Tang Long yang melihat para komandan resimen terdiam langsung batuk kecil untuk menyadarkan mereka. Melihat Tang Long menatap, para komandan buru-buru memberi hormat tentara bayaran sambil berseru: "Bos!"
"Baik, ini upah untuk kali ini. Maukah kalian menerima tugas dariku?" Tang Long menunjuk tumpukan lanjīn di sekeliling.
Para komandan mengangguk cepat seperti burung patuk: "Mau! Mau! Asal bos perintahkan, meski harus melintasi gunung berapi pun kami takkan mengerutkan alis!"
"Bagus! Panggil beberapa orang untuk jaga tempat ini, sisanya ikut aku menghancurkan Die Wu Hui!" Tang Long langsung berangkat bersama bawahan.
Meski para Komandan Resimen memberi hormat ke arah punggung Tang Long, mereka diam-diam mengamati dua koper yang dibawa prajurit mecha, menduga berapa nilai kedua peti itu. Setelah Tang Long pergi, mereka segera menunjukkan ekspresi palsu sambil berkata pada El dan Lao Liu: "Tuan-tuan, perlukah kami bantu?"
El dan Lao Liu baru mengangkat kepala melihat sekeliling, mendapati belasan pria besar mengintai mereka, sementara Tang Long dan anak buahnya telah menghilang. Gemetar ketakutan, mereka buru-buru menolak bantuan lalu mengangkat bungkusan seberat ratusan jin, lari sekencang-kencangnya.
Layne berucap dengan terkejut: "Luar biasa! Bisa mengangkat barang seberat itu dan lari secepat kilat! Kalian setuju kan..." Saat menengok ke rekan-rekan, ia kembali terpaku karena para Komandan Resimen itu justru menerjang gunung emas seperti El tadi, memasukkan blue crystal ke dalam saku mereka dengan panik.
“Ahem, kalian semua, ini waktunya kapan? Kalau bos marah sampai membatalkan kontrak, kita bahkan tak bisa dapat bulu pantat sekalipun!” Layne batuk-batuk kecil lalu mengingatkan.
Para Komandan Resimen yang sedang memeluk La’kin segera melemparkan logam itu, berlarian sambil berteriak: “Cepat! Buruan pergi!” Layne menggelengkan kepala, orang-orang ini ya. Tentu saja, saat pergi, dia masih melirik sekilas tumpukan La’kin yang memenuhi ruangan.
Saat para Komandan Resimen keluar, mereka sudah merencanakan: pintu brankas ditutup kembali dengan belasan segel tulisan para komandan, lalu setiap resimen memilih separuh pasukan terbaiknya untuk berjaga. Andai bukan karena peringatan Layne untuk mempertahankan tingkat pertempuran, mungkin mereka akan meninggalkan semua pasukan elit. Meski begitu, tentara bayaran yang tetap di posisi menjaga brankas jumlahnya mencapai lebih dari dua ribu orang.
Saat para komandan resimen mengkonfirmasi keberadaan hadiah satu triliun kredit, rencana tentara bayaran untuk memeras para miliuner langsung bubar. Namun para tentara bayaran sama sekali tidak kecewa, bahkan mereka malah berlomba-lomba membuang jam tangan, cincin, dan barang-barang berharga lainnya yang baru saja diambil dari para miliuner ke tanah. Semua ini dilakukan untuk mengosongkan kantong mereka demi menyimpan blue crystal!
El yang masih memikirkan kartu magnet, entah bagaimana caranya menangani blue crystal-nya, berhasil menyusul Tang Long yang sedang naik ke mobil mengambang. Setelah masuk ke kendaraan, El melirik sekeliling dan menyimpulkan bahwa kotak milik Tang Long sudah dikirim kembali ke hotel—memang tidak praktis membawa kotak saat bertempur.
Awalnya dia ingin memerintahkan orang untuk merebut kotak di Hotel Bunga, tetapi memikirkan bahwa tindakan ini pasti akan membuat Tang Long curiga. Jika Tang Long membawa api ke Dinas Intelijen, bahkan Presiden pun mungkin tidak bisa mencegah kehancuran dinas tersebut. Memikirkan ini, El segera menghilangkan niatnya dan memutuskan untuk menunggu diam-diam agar tidak memancing bintang sial ini.
Tang Long melihat El gelisah bergerak-gerak, tentu tahu alasan di baliknya tapi tidak mengungkapkannya. Setelah memberi tahu bawahan tentang lokasi klub malam terdekat milik Die Wu Hui, dia segera memerintahkan keberangkatan.
Para orang kaya yang terikat di lantai akhirnya diselamatkan oleh polisi yang sejak tadi menjauh. Mereka memaki polisi sebagai sampah sambil merapikan pakaian. Dengan pujian polisi dan perhatian tulus para nona Wuye Gong yang diselamatkan, amarah mereka sedikit mereda. Namun begitu teringat pengalaman mereka, mereka segera meluapkan kemarahan pada para perampok.
Seorang pria gemuk berkepala besar yang ditendang pemimpin tentara bayaran sambil menggosok kakinya berteriak: "Tuan-tuan! Aku dengar dari pemimpin perampok kalau bos mereka bernama Tang Long! Mari kita bersatu menggebuki bajingan bernama Tang Long ini!"
Mendengar ucapannya, para konglomerat lain serentak menggeretakkan gigi menyetujui, bersikeras harus menghabisi si brengsek bernama Tang Long ini! Memang, mereka yang biasanya berada di posisi tinggi, bagaimana mungkin pernah kehilangan muka sebesar ini, mengalami penghinaan seperti ini? Tidak mungkin tidak melakukan pembalasan!
Namun seorang konglomerat yang berpengalaman tiba-tiba berteriak kencang: "Tang Long? Kau bilang bos para perampok itu adalah Tang Long?"
Konglomerat gemuk yang pertama berteriak mengangguk berkata: "Iya, bos para perampok itu memang Tang Long. Kenapa? Kau kenal dia?" Sambil berkata demikian, dia dan beberapa konglomerat bodoh dengan mata penuh ancaman mulai mengerumuni, bersiap memberikan pelajaran jika konglomerat ini mengaku kenal. Tapi para konglomerat bodoh ini segera menyadari, saat ini sekitar mereka sama sekali tidak ada suara, sunyi yang mencekam.
Saat mereka masih heran mengapa suasana tiba-tiba menjadi sunyi, mereka kaget melihat wajah para orang kaya di sekitarnya berubah pucat. Beberapa orang kaya mulai gemetaran di kedua kaki, lebih banyak lagi yang mengeluarkan sapu tangan dan terus-menerus mengusap kening. Sementara para Nona Wuye Gong yang awalnya terlihat sedih dan merengek di samping orang kaya untuk mendapatkan uang santunan, kini justru tersenyum manis dengan mata berbinar. Para orang kaya bodoh itu terpana - mereka sudah melempar begitu banyak uang tapi tak pernah melihat senyum tulus seperti ini sebelumnya.
Konglomerat berpipi tembam yang merasa bingung ini baru saja ingin bertanya ada apa, tiba-tiba menyadari para polisi yang selama ini menjilat di sekeliling mereka justru kabur bagai kelinci yang menjepit ekornya. Belum lagi para polisi pergi, beberapa konglomerat sudah berujar: "Aduh, bagaimanapun juga kami tidak ada hancur, sudahlah." sambil mundur. Yang lebih melebihi batas kewajaran, sebagian besar konglomerat malah berbalik dan lari tanpa sepatah kata. Bahkan mereka lari seolah-olah ada benda menyeramkan yang mengejar dari belakang.
Konglomerat gemuk dan saudara-saudara bodohnya tercengang melihat orang-orang di sekitar mereka berlarian menghilang. Baru setelah gadis-gadis cantik di samping mereka pergi, mereka menyadari ada yang tidak beres. Meski tak mengerti apa yang terjadi, para konglomerat bodoh itu mulai ingin mengurungkan niat. Tapi, deruan sirene polisi yang tiba-tiba mendekat membuat mereka menegakkan punggung tetap di tempat. Dengan dukungan polisi, apa lagi yang perlu ditakuti?
"Puluhan truk polisi bersenjata yang baru datang setelah mendengar para perampas mundur, langsung mengarahkan pistol mereka ke orang-orang kaya bodoh itu sambil berteriak gagah: 'Angkat tangan! Kalian para perampas terkutuk!'"
Orang-orang kaya bodoh yang mengangkat tangan tinggi-tinggi langsung ribut berteriak:
"Aku Chairman konglomerat XX!"
"Aku pengacara besar XX!"
"Aku anggota dewan XX!"
"Aku..."
Setelah menyebutkan gelar masing-masing, mereka kompak berteriak bersama: "Kami bukan perampas! Kami korban!"
Mungkin karena reputasi para orang kaya ini terkenal, mungkin karena tampang babi mereka tidak mirip perampas. Apapun alasannya, polisi bersenjata akhirnya menurunkan senjata setelah mendengar teriakan para orang kaya.
Seorang perwira polisi berpangkat Direktur, dengan perut buncit berjalan keluar dari barisan polisi. Ia melirik tajam ke arah para orang kaya terlebih dahulu, lalu berteriak: "Mana perampasnya? Lari ke mana?!"
Para orang kaya belum sempat menjawab, suara lantang tiba-tiba bergema dari Wuye Gong: "Polisi brengsek! Perkumpulan Kupu-Kupu sudah menyinggung bos kami. Bos kami sedang mencari masalah dengan mereka! Kalau tahu diri jangan ikut campur!" Pandangan orang kaya dan polisi langsung tertuju ke arah pintu besar Wuye Gong.
Tampak jelas di pintu puluhan pria bertubuh besar berbaju hitam yang sembarangan memegang senjata sambil tertawa hehe. Jelas salah satu dari merekalah yang berbicara tadi. Para orang kaya langsung gemetar dan bersembunyi di belakang polisi. Sementara polisi lebih dulu berlindung di balik mobil polisi, baru kemudian mengangkat pistol dan mengarahkan senjata ke para pria besar itu.
Para tentara bayaran ini ditempatkan di pintu masuk untuk memantau situasi luar guna mencegah polisi datang. Melihat para taipan yang langsung kabur tanpa berani buang angin setelah mendengar nama Tang Long, mereka jadi semakin bersemangat. Mereka berencana menggunakan nama Tang Long untuk menakuti polisi. Bagaimanapun, meski gagal menakut-nakuti, dua ribu personel mereka seharusnya bisa menghadapinya. MenyaksiKan reaksi polisi, para tentara bayaran tahu nama Tang Long memang efektif, sehingga mereka tertawa terbahak-bahak dengan penuh kemenangan.
Wajah Direktur Cabang itu menghijau karena marah, hampir saja memerintahkan untuk menembak. Tapi sebagai orang yang pandai melihat situasi, dia tahu kelancangan para pria besar pasti ada kekuatan besar di belakangnya. Karena itu dia memutuskan untuk klarifikasi dulu sebelum mengambil keputusan.
Dia keluar dari belakang mobil polisi, merapikan topi polisinya lalu berteriak ke tentara bayaran: "Aku direktur Divisi 74. Wuye Gong adalah klub malam yang beroperasi legal. Meski ada perselisihan, harus diselesaikan melalui jalur hukum, bukan dengan kekerasan! Ini jelas ilegal!" Setelah mengucapkan pidato resmi, barulah dia bertanya yang utama: "Siapa bos kalian?"
Seorang tentara bayaran yang mirip pemimpin awalnya bersungut-sungut dengan senyum sinis: "Ilegal? Hmm, polisi berani menyebut kata 'ilegal'!" Kemudian berteriak keras: "Tang Long! Bos kami namanya Tang Long! Dengar jelas! Tang Long lah bos kami!"
“Tang Long?” Direktur cabang awalnya bergumam bingung, tetapi segera wajahnya dipenuhi keterkejakan saat berteriak, “Bintang Sial Tang...” Meski kata "Long" terakhir berhasil ditahan oleh tangannya yang menutupi mulut, separuh kalimatnya sudah membuat polisi lain tahu target siapa. Seketika, para polisi yang sebelumnya tegang dan diam mulai berbisik-bisik, bahkan tak terkendali mundur selangkah.
Baru saat ini, para taipan bodoh itu memahami dari bisikan polisi tentang siapa Tang Long sebenarnya. Astaga! Tak disangka bos para perampok itu ternyata Bintang Sial Tang Long - sosok yang setelah melakukan segudang skandal seperti menewaskan puluhan ribu prajurit, menjebloskan mantan Presiden ke penjara, memaksa jenderal bintang empat membelot, menembak mati ratusan perwira Angkatan Darat Federal, hingga nyaris membuat Angkatan Darat Federal bubar... tetap bisa hidup bahagia!
Orang-orang kaya yang bodoh akhirnya tidak bodoh lagi, menarik leher mereka dan kabur dengan gesit. Tidak ada cara lain, bintang sial itu bahkan berani membahayakan para pejabat tinggi, apalagi orang-orang seperti mereka yang hanya punya uang? Tidak kabur berarti mencari mati?
Jika Tang Long melihat perilaku orang-orang ini, pasti akan menggelengkan kepala dengan getir sambil berkata: "Ah, rumor negatif semakin menjadi-jadi."
