Para tentara bayaran melihat ekspresi polisi dan tak bisa menahan tawa puas. Sang pemimpin lalu berkomentar: "Bos benar-benar hebat. Apapun alasannya, hanya dengan menyebut namanya saja bisa mengguncang orang sampai seperti ini. Ini membuktikan bos sangat sukses dalam membangun reputasi."
Mendengar perkataan pemimpin, para tentara bayaran menunjukkan tatapan iri. Mereka berpikir: "Jika menyebut nama sendiri bisa membuat orang bereaksi seperti ini, bahkan mati pun layak."
Mendengar tawa tentara bayaran, wajah Direktur Cabang sudah menghijau keunguan. Dia sangat ingin memaki Tang Long habis-habisan, namun melihat ekspresi ketakutan di mata bawahannya, hatinya langsung mengerut. Tak pernah terbayangkan olehnya, polisi yang biasa suka bertindak sewenang-wenang ini ternyata begitu takut pada seorang pemuda yang hanya dikenal dari desas-desus.
Saat Direktur Cabang kebingungan, pemimpin tentara bayaran itu kembali berteriak: "Yang Mulia Direktur, kami percayakan urusan penjagaan ketertiban di sini pada polisi." Setelah berkata demikian, dia membawa anak buahnya kembali menjaga brankas. Dibandingkan dengan wajah pucat para polisi, tentara bayaran lebih tertarik memperhatikan pintu logam brankas yang kokoh.
Mendengar ini, Direktur Cabang menggigit gigi sambil berpikir: "Sialan! Tidak hanya tidak bisa menangkap perampas ini, malah harus jadi penjaga pintu mereka? Sial! Aku memang tidak bisa melawanmu Tang Long, tapi setidaknya bisa menghindar!" Dengan pikiran itu, dia segera bersiap memimpin pasukannya mundur.
Pada saat ini, seorang polisi berlari tergesa-gesa ke sampingnya, berbisik dengan wajah ketakutan: "Direktur, Korps MP mulai menyerang Kepolisian kita! Hampir seluruh cabang di planet ini diserang! Atasan memerintahkan kami kembali untuk membantu!"
Direktur terkejut dan berteriak: "MP menyerang polisi kita? Apa yang sebenarnya terjadi?" Namun begitu kata-katanya terdengar terlalu keras, membuat polisi di sekitarnya mendengar. Para polisi ini menyebarkan berita tersebut, seketika membuat seluruh kepolisian gempar.
Polisi yang melapor memandang direktur dengan kesal. Jika bukan karena takut orang lain tahu, mengapa tadi dia berbisik-bisik? Dengan kebencian di hati, dia segera menjawab keras: "Detail situasi tidak jelas, tapi selain menyerang cabang kita, MP juga menyerang aset-aset Die Wu Hui di berbagai daerah."
"Sudahkah laporan situasi disampaikan ke atas? Apa perintah dari Kepala Kepolisian kita?" Direktur bertanya dengan panik.
“Kami tidak bisa menghubungi Kepala Kepolisian, setiap cabang bertindak sendiri-sendiri.” Polisi yang melapor itu menggelengkan kepala berkata.
“Tidak bisa menghubungi? Meski tidak bisa menghubungi Kepala Kepolisian di dalam konser, bukankah masih bisa menghubungi pak polisi di luar konser?”
Polisi yang melapor itu berkata dengan getir: “Komunikasi sempat terjalin, tapi entah kenapa pak polisi di luar konser justru merespons bahwa mereka telah memisahkan diri dari Kepolisian dan bergabung dengan Dinas Intelijen, lalu memutus kontak dengan kami.”
“Apa?! Bagaimana mungkin? Mengapa Dinas Intelijen dan Korps MP bersatu melawan kami? Bukankah mereka seperti air dan api yang tak bisa bersatu?” Gumam Direktur Cabang dengan wajah pucat.
Polisi yang melapor itu berpikir sejenak lalu berkata: “Pak Direktur, apakah mungkin karena Tang Long ingin menghancurkan Die Wu Hui, maka Korps MP dan Dinas Intelijen membantu melawan kita yang menjadi pendukung Die Wu Hui?”
Direktur Cabang langsung terkejut mendengar ini, akhirnya ia paham mengapa dua korps bisa bersatu melawan Kepolisian, juga mengapa Korps MP masih sempat menyerang Die Wu Hui saat menyerang kantor polisi. Rupanya semua ini demi Bintang Sial Tang Long!
Polisi yang melapor melihat atasannya masih bengong, tak tahan lagi mengingatkan: "Pak Direktur, harus bagaimana? Kalau tetap di tempat terbuka begini, Korps MP bisa langsung menghabisi kami!"
Direktur Cabang tidak menjawab pertanyaan bawahan, malah balik bertanya: "Menurutmu kalau kita berperang dengan MP, siapa yang lebih kuat?"
Polisi itu melirik sang direktur dengan tatapan bego, lalu menjawab lesu: "Kami polisi, mereka militer. Tidak ada bandingannya."
Kepala Cabang tidak memperhatikan nada bicara bawahan, melainkan menatap sekeliling polisi yang menantikan perintahnya, lalu berkata: "Baru saja kami menerima permintaan Tuan Tang Long agar kepolisian membantunya menjaga ketertiban di sini. Bahkan tanpa permintaan beliau, menjaga ketertiban masyarakat adalah kewajiban kami. Oleh karena itu, segera laksanakan misi ini."
Polisi yang awalnya ketakutan mendengar konflik antara Korps MP dan Dinas Intelijen dengan Kepolisian, awalnya bingung mendengar pernyataan kepala cabang, namun segera berubah menjadi ekspresi kegirangan. Dari dialog dua atasan tadi, mereka paham kedua dinas tersebut berpihak pada Tang Long. Dengan memihak Tang Long, tentu mereka takkan diserang?
Polisi yang melapor melihat rekan-rekannya berjaga penuh semangat di sekitar Wuye Gong, bertanya pada kepala cabang: "Pak Direktur, apakah dalih ini bisa mencegah serangan dari Korps MP?"
Direktur Cabang menghela napas dan berkata, "Coba saja. Kamu sampaikan berita bahwa Sektor 74 menerima permintaan Tang Long untuk menjaga ketertiban di Wuye Gong ke Korps MP, lalu suruh sektor-sektor lain mencoba mengirim pesan penerimaan permintaan Tang Long. Lihat saja apakah MP itu akan menyerang atau tidak."
Kantor Polisi Sektor 53 yang sedang mengalami serangan tembakan meriam yang gencar. Seluruh personel polisi bersembunyi ketakutan di dalam gedung kantor polisi yang rusak parah. Mereka tidak mengerti mengapa MP tiba-tiba menyerang polisi, juga tidak tahu kapan serangan MP akan berhenti. Mereka hanya bisa menunggu dengan pasrah datangnya bencana.
Seorang polisi yang penuh debu berlari cepat menghampiri direktur dan menyerahkan sebuah dokumen. Sang direktur memarahi dengan tak sabar, "Ini waktu yang seperti apa masih membawa barang ini untuk mengganggu?"
Polisi itu buru-buru mengatakan, "Bukan, Direktur. Ini pemberitahuan resmi yang dikeluarkan Sektor 74 untuk publik."
“Pemberitahuan? Apakah ini pemberitahuan penyerahan diri?” Direktur dengan tergesa-gesa mengambil dokumen tersebut. Setelah membuka dan melihatnya, ia berkata dengan ragu: "Ini... Apakah efektif?"
“Tidak peduli efektif atau tidak, sekarang kami hanya bisa mencoba.” ujar polisi itu dengan pasrah.
Direktur tidak berbicara hanya mengangguk berat. Bagaimana mungkin dirinya yang biasa sombong bisa menerima perlindungan dari orang lain? Tapi penolakan berarti kehancuran, sehingga ia terpaksa membuat keputusan yang memalukan.
Asisten Komandan Tan yang telah diam-diam merebut kendali komando seluruh MP dan duduk di markas komando sementara mengendalikan pertempuran, tiba-tiba menerima laporan dari puluhan bawahannya. Dengan ekspresi tidak percaya sambil memegang laporan, Asisten Komandan Tan berteriak: "Tidak mungkin! Tang Long meminta bantuan polisi untuk menjaga ketertiban?! Pasti bohong! Lanjutkan serangan!"
Seorang anggota MP kaki tangan Asisten Komandan Tan segera memberi hormat untuk menyampaikan perintah, namun baru berbalik badan sudah dipanggil kembali oleh Asisten Komandan Tan: "Tunggu! Lebih baik suruh mereka hentikan serangan. Muka Tang Long tetap harus dijaga." Anggota MP yang tahu betul sifat asli Tang Long tentu segera menjalankan perintah baru komandan ini.
Setelah anggota MP pergi, Asisten Komandan Tan mengeluarkan komunikator dan memasukkan nomor tertentu. Begitu tersambung, ia buru-buru berkata: "Bapak Mandera, Tang Long ternyata meminta bantuan polisi untuk menjaga ketertiban. Mengingat kita tidak ingin menyinggungnya, saya sudah memerintahkan para prajurit menghentikan serangan. Tampaknya pidato yang rencananya akan saya sampaikan ke pasukan tentang polisi yang membantai markas Korps MP perlu diubah."
Meski tidak bisa mendengar respons Mandera, terlihat Asisten Komandan Tan mengangguk sambil berkata: "Ya, saya akan katakan pada pasukan bahwa Die Wu Hui melakukan serangan balasan ke Korps MP dan baru saja membantai markas mereka. Baik, begitu saja." Ucapnya sambil mematikan komunikasi.
Baru beberapa saat Asisten Komandan Tan mulai menyusun pidato baru, seorang prajurit langsung menerobos masuk dan berteriak dengan panik: "Komandan, ada masalah! Kami telah kehilangan kontak dengan puluhan pasukan yang menyerang aset Die Wu Hui di berbagai lokasi! Sebelum kehilangan kontak, mereka melaporkan sedang diserang oleh pasukan misterius!"
"Apa?!" Asisten Komandan Tan melompat ketakutan sambil berteriak: "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Prajurit itu buru-buru menjelaskan: "Kami juga tidak tahu persisnya. Mereka hanya melaporkan munculnya sekelompok prajurit mecha dan personel bersenjata dengan daya tembak yang kuat, lalu langsung menyerang secara membabi buta tanpa peringatan."
Saat Asisten Komandan Tan masih berpikir pasukan misterius itu berasal dari kekuatan mana, seorang prajurit lain berlari masuk dengan panik: "Komandan, Tang Long sedang menyerang kita!"
"Tang Long? Siapa bilang Tang Long menyerang kita?" Asisten Komandan Tan yang masih terpaku pada masalah pasukan misterius itu bertanya dengan refleks alami.
Prajurit itu buru-buru menjelaskan: "Laporan berasal dari pasukan yang menyerang Die Wu Hui. Mereka melaporkan munculnya sekelompok prajurit mecha yang tiba-tiba menyerang. Salah satu prajurit mecha itu sambil menembakkan meriam ke segala arah berteriak 'Aku Tang Long, kembalikan bawahanku!' Komandan, situasi genting! Pasukan itu mengatakan mereka hampir tidak bisa bertahan!"
Asisten Komandan Tan merasa ngeri. Apakah perkataan Tang Long itu ditujukan ke Die Wu Hui atau ke Korps MP? Secara logika, setelah dirinya bergabung dengan Dinas Intelijen, rencana memusnahkan Korps MP sudah dibatalkan. Jangan-jangan Mandera mengkhianati kesepakatan? Tidak mungkin, orang sebijaksana Mandera pasti mempertimbangkan situasi keseluruhan. Mungkin perkataan Tang Long itu ditujukan ke Die Wu Hui?
“Apakah kalian tidak menunjukkan identitas?” Asisten Komandan Tan berteriak marah. Dia sudah tahu Tang Long adalah pasukan misterius yang menyerang MP. Dia mengira Tang Long menyerang karena mengira pasukannya adalah anggota Die Wu Hui. Jika bawahan menunjukkan identitas, pasti tidak akan banyak korban. Karena sakit hati melihat penurunan kekuatan militernya, dia mengamuk.
"Sudah ditunjukkan, tapi mereka mengabaikan." Kata prajurit kedua. Prajurit pertama segera menyela: "Komandan, korban jiwa prajurit sangat parah! Semua pasukan yang diserang sudah dihancurkan! Segera ambil keputusan!"
Mendengar ini, reaksi pertama Asisten Komandan Tan adalah Tang Long tidak menghargai MP muka! Karena pasukannya sudah menunjukkan identitas, kau Tang Long masih menyerang? Ini jelas penghinaan! Dia langsung memukul meja dan menggeram: "Sialan! Kasih muka malah tidak mau muka! Jangan kira aku takut pada bintang sial sepertimu! Serang! Kerahkan semua pasukan untuk menyerang Tang Long! Pastikan menghancurkannya hingga menjadi debu!"
Dua prajurit terkejut mendengar ucapan ini, sementara prajurit yang meminta komandan mengambil keputusan tadi dalam hati terus mengutuk diri sendiri. Dia mengira pernyataannya tentang korban jiwa parah prajurit untuk menggugah komandan menghentikan perang justru memicu kemarahan atasan.
Dia bukan bodoh, sehingga segera mencari cara lain untuk mengubah pikiran Asisten Komandan Tan: "Komandan, benarkah kita akan menyerang Tang Long? Dia punya pasukan bersenjata zirah khusus!"
"Zirah khusus? Kau bilang Tang Long punya pasukan zirah khusus?" Asisten Komandar Tan bertanya tidak percaya. Bukankah Mandera bilang Tang Long menyelesaikan masalah persenjataan sendiri? Bagaimana mungkin dia punya pasukan zirah khusus? Secara logika Tang Long datang sebagai turis, mustahil membawa senjata. Bahkan jika diam-diam membawa senjata, tidak mungkin bisa mendapatkan zirah khusus untuk mempersenjatai pasukan.
"Prajurit" meski dalam hati bergumam, bukankah tadi sudah melapor? Tapi tetap mengangguk mengiyakan. Sedangkan prajurit satunya lagi tentu saja mengangguk dengan gencar.
"Berapa jumlah pasukannya?" Asisten Komandan Tan berusaha menenangkan diri sebelum bertanya. Sikap hati-hatinya ini muncul karena ia sangat memahami kekuatan pasukan zirah khusus. Meski unit semacam ini tidak banyak berpengaruh di medan perang luar angkasa, tapi memainkan peran vital dalam pertempuran darat. 100 prajurit mecha seperti ini cukup untuk melawan beberapa resimen lapis baja.
"Berdasarkan laporan prajurit di lokasi, setidaknya ada lebih dari seratus personel bersenjata seperti itu, disertai hampir sepuluh ribu personel bersenjata pendamping." Prajurit yang berbicara tadi segera menyampaikan intelijen tersebut.
Asisten Komandan Tan segera mengerutkan kening saat mendengar ini. Seratus lebih prajurit mecha seperti itu—bukankah harus memanggil semua MP untuk melawan mereka? Bahkan jika menang, kerugian pasti sangat besar. Tapi melepaskan mereka begitu saja, napas amarah ini tak bisa ditelan. Tidak mungkin membiarkan bawahan mati sia-sia?
Asisten Komandan Tan yang masih bimbang akibat amarah yang tak tertelan, kembali menerima laporan panik dari prajurit yang masuk tergopoh-gopoh: "Komandan, bahaya! Setelah kita menghentikan serangan ke kantor polisi, polisi bersenjata dari berbagai cabang bergerak ke arah Tang Long. Sekarang hampir 100.000 polisi bersenjata berkumpul di sekitar Tang Long, dan mereka sudah mulai bekerja sama dengan Tang Long menyerang kita!"
Para prajurit yang mendengar kabar ini segera menatap Asisten Komandan Tan dengan panik. Asisten Komandan Tan tahu semuanya sudah berakhir. Bahkan jika semua MP dikerahkan sekarang, mereka tidak akan bisa menghancurkan Tang Long yang telah dibantu polisi. Dengan putus asa, dia menghela napas dan memerintahkan: "Sampaikan perintah! Perintahkan semua MP segera mundur ke daerah basis, dan umumkan gencatan senjata ke publik."
Para prajurit yang mendengar akhirnya tidak perlu berperang, segera menjawab dengan lantang: "Mematuhi perintah!"
Asisten Komandan Tan meremas pelipisnya dengan menderita. Dia tidak mengerti, operasi yang seharusnya berjalan mulus sesuai rencana, mengapa terjadi perubahan drastis di penghujung? Menurut rencana, Tang Long hanya akan membawa beberapa senjata sistem militer, berteriak-teriak di wilayah kekuasaan Die Wu Hui untuk pura-pura, lalu tidak ada lagi kaitannya dengan urusan lain.
Tapi entah dari mana dia bisa mendapatkan lebih dari 100 set baju zirah khusus, dan bahkan mampu menemukan begitu banyak orang yang bisa mengoperasikan baju zirah ini. Yang lebih menyebalkan, Tang Long entah bagaimana bisa menjalin hubungan dengan polisi - awalnya membela mereka, lalu membuat polisi membantu menyerang pasukan MP. Benar-benar kacau! Tapi mengingat tujuan perang yang saya lancarkan: pertama merebut kekuasaan, kedua memicu kekacauan dan membebankan kesalahan pada Tang Long. Sekarang kekuasaan sudah direbut, sementara kekacauan memang berasal dari Tang Long. Karena tujuan sudah tercapai, tak perlu dipusingkan lagi.
Asisten Komandan Tan yang mulai sedikit lega bersandar di kursi sambil menutup mata dan mendesah, "Ah, Mandera dan aku sama-sama meremehkan kekuatan bintang sial bernama Tang Long ini." Saat ini dia sudah tak punya mood untuk menghubungi Mandera, lagipula Mandera pasti akan menerima laporan detail melalui sistem intelijennya.
El sekarang merasa kepalanya sangat sakit, seolah hendak pecah. Penyebab utama rasa sakit di kepalanya adalah orang gila yang membawa senapan guntur dan menembak ke segala arah.
Begitu mengingat kejadian-kejadian yang dilihatnya sepanjang perjalanan ini, otaknya mulai berdenyut-denyut lagi:
Awalnya, El dan Tang Long datang ke salah satu properti Die Wu Hui menggunakan mobil mengambang. Begitu mobil mendarat, Tang Long langsung memimpin prajuritnya menerobos masuk. Hasilnya tentu seperti mengganggu sarang semut, penghuni dalam langsung panik berlarian keluar. Para tentara bayaran itu kemudian melakukan hal yang sama seperti di Wuye Gong - mengikat dan menggeledah orang-orang yang keluar. Sementara Tang Long beserta prajurit baju zirahnya, setelah mengusir semua orang, mengepung tempat itu lalu menghujani dengan ribuan tembakan meriam. Dalam sekejap, aset Die Wu Hui itu berubah menjadi puing-puing.
Tindakan Tang Long menghancurkan gedung itu sebenarnya tidak masalah, selama dia tidak membunuh terlalu banyak orang yang tidak terkait. Bahkan jika dia menghancurkan beberapa gedung lagi, Dinas Intelijen masih bisa menutupinya. Tapi entah karena suka pamer atau apa, orang ini seolah ingin seluruh dunia tahu keberadaannya - sambil memutar musik heavy metal melalui sistem suara di semua prajurit mecha, dia melompat-lompat menuju markas Die Wu Hui berikutnya.
Ya, dia benar-benar melompat seperti kelinci. Entah apa yang dipikirkan desainer baju zirah itu, sampai merancang armor ini bisa melompat setinggi belasan meter dalam gravitasi normal. Ah, terserah dia kalau suka melompat, tapi yang keterlaluan ini sambil melompat dia memelintir pantat dan terus menembakkan pistolnya yang bersuara menggelegar ke langit, seolah energi di senjatanya tak pernah habis.
Dan para prajurit wanita yang juga mengenakan baju zirah itu, mungkin sama seperti Tang Long yang suka pamer, tidak hanya tidak menghentikan tindakan komandan mereka, malah ikut melompat dan menembak. Tentu saja mereka tidak meniru komandan mereka yang sambil melompat sambil menggoyangkan pantat, mungkin mereka juga merasa gerakan itu tidak sopan.
Tak perlu dikatakan lagi, jalanan sepanjang perjalanan menjadi berlubang-lubang akibat lompatan mereka, para warga pun ketakutan berlarian pontang-panting. Akibatnya, semua persiapan mafia dan mata-mata yang kusebar di sekitar markas Die Wu Hui untuk memblokir informasi dan menghalangi wartawan serta pelancong penasaran, menjadi sia-sia. Sialan! Saat itu setidaknya lebih dari seratus ribu kamera merekam aksi Tang Long menggoyangkan pantat. Untuk apa blokir omong kosong, rahasiakan omong kosong, Manlan Xing pasti hancur!
Meski tahu Manlan Xing sudah hancur, apa lagi yang bisa kulakukan? Tentu saja membawa gerombolan tentara bayaran bermata bersinar itu mengejar. Kalau tidak ikut, siapa tahu apa lagi yang akan dilakukan si orang aneh itu.
Benar saja, baru sampai di markas Die Wu Hui, langsung melihat pemandangan yang hampir membuatku pingsan. Si Tang Long ini ternyata membawa gerombolan WTS militer-nya berperang melawan MP! Lebih dari dua ribu MP di luar markas Die Wu Hui ternyata tak berkutik melawan seratus lebih pasukan Tang Long! Sebelum sempat menghentikan mereka, para tentara bayaran itu langsung menerjang seperti anjing galak. Hasilnya, saat aku sampai di depan Tang Long, lebih dari dua ribu MP sudah mengalami kehancuran total.
Aku segera menegur Tang Long kenapa menyerang MP, apa dia tidak melihat bahwa MP sedang menyerang Die Wu Hui? Tapi dia malah menggunakan alasan "kalau tidak menyerang MP, kita akan dibunuh oleh MP" untuk membungkamku. Sialan, tadi kulihat kau berdiri diam membiarkan MP menembaki, bahkan tidak menghindar! Lagipula kau dengan santai mengarahkan senjata lama sekali baru membalas serangan, mana mungkin senjata laser itu bisa membunuhmu?! Aku masih ingin berdiskusi detail dengannya, tapi sebelum sempat membuka mulut, orang aneh ini sudah berjingkrak-jingkrak melompat menuju markas Die Wu Hui berikutnya.
Dan setelah tiba di markas berikutnya Die Wu Hui, adegan yang sama terulang kembali. Ketika aku bertanya lagi padanya, dia hanya melemparkan kalimat 'tidak suka melihatnya' lalu melompat pergi. Ah, pusing, benar-benar pusing. Apakah dengan memanfaatkan orang aneh ini untuk mencapai tujuan, Komandan justru pada akhirnya mengalami kerugian lebih besar daripada keuntungan? Ah, sepertinya bukan hanya rugi besar, tapi juga seperti memancing api yang membakar modal sendiri. Sekarang akhirnya mengerti mengapa Tang Long disebut bintang sial, dan mengapa dia dibenci oleh para pejabat tinggi itu. Karena Tang Long adalah orang gila, orang super gila yang aneh!
Melihat Tang Long di kejauhan yang sedang menggoyangkan pantat mengikuti irama musik heavy metal sambil menembakkan senapan guntur ke segala arah, El hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah.
Ketika El menghela napas dan hendak menghentikan Tang Long sekali lagi, tiba-tiba menyadari bahwa orang-orang yang menembaki MP tampak bertambah banyak. El menggosok mata dan memandang lebih teliti, lalu ternganga membisu - orang-orang tambahan ini ternyata polisi yang mengenakan seragam polisi! Sebelum El sempat memahami alasan polisi membantu Tang Long, dia kembali menyaksikan pemandangan yang membuatnya terkejut dan tercengang:
Di udara terdapat ribuan polisi udara mengendarai kapal terbang tunggal, seperti lebah yang berkerumun dari segala penjuru. Di darat, konvoi mobil polisi yang meraung-raungkan sirene bergerak seperti barisan semut. Begitu memasuki zona pertempuran, polisi-polisi ini langsung menembaki para MP yang sudah berlarian ke segala arah akibat serangan Tang Long!
El tentu tahu tiga kekuatan resmi saling bermusuhan, tapi tak menyangka polisi berani terang-terangan menyerang MP tanpa takut mati. Apa polisi tidak sadar mereka bukan tandingan MP? Meski El bingung kenapa polisi jadi seberani ini, dia yakin ini ada hubungannya dengan Tang Long!
Saat El berpikir, "Aneh, bagaimana Tang Long bisa menjalin hubungan dengan polisi? Beberapa hari ini tak kulihat dia berbicara dengan orang asing," tiba-tiba dia melihat beberapa perwira polisi berpangkat tinggi turun dari mobil polisi, bertanya sesuatu pada beberapa tentara bayaran.
Begitu melihat tentara bayaran menunjuk ke Tang Long yang tiba-tiba berhenti menembak dan melepas helm sambil menatap para perwira itu, El segera menyadari para perwira ini datang menemui Tang Long. Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari ke Tang Long untuk mendengar percakapan mereka.
El berdiri terengah-engah di samping Tang Long sambil memperhatikan beberapa perwira polisi yang mendekat. Dia mengenali mereka sebagai direktur cabang dari Kepolisian. Awalnya El ingin menyapa, tapi teringat insiden Dinas Intelijen yang menyita Kepala Kepolisian, tangannya segera mencengkeram senjata dengan tegang. Tang Long yang sudah mengawasi El sejak tadi tentu melihat gerak-geriknya. Melihat ekspresi tegang El, Tang Long tersenyum penuh arti.
Para direktur cabang itu awalnya berjalan cepat ke arah Tang Long dengan wajah khawatir. Namun begitu melihat El di samping Tang Long, raut mereka berubah drastis. Tangan mereka spontan meraih pistol di pinggang. Tapi mungkin karena menghormati Tang Long atau El yang bersenjata lengkap, mereka tidak menarik senjata. Dengan tangan tetap di pistol, mereka mendekat penuh kewaspadaan.
Pertanyaan pertama mereka saat sampai di depan Tang Long adalah: "Bolehkah kami tahu mengapa Tuan Tang Long menyerang Die Wu Hui?"
Meskipun ini bukan pertanyaan yang paling ingin mereka ajukan, tetapi melihat sekretaris Dinas Intelijen di samping Tang Long, mereka terpaksa bertanya seperti ini. Tentu saja, ini juga pertanyaan yang sangat ingin mereka ketahui, karena jika bukan karena serangan Tang Long terhadap Die Wu Hui, Kepolisian tidak akan mendapat serangan gabungan dari dua kekuatan besar.
Saat mengetahui serangan yang mereka terima adalah akibat ulah Tang Long, para polisi awalnya sangat membenci bintang sial ini. Namun setelah mendapat permintaan Tang Long dari Pos Polisi 74, kebencian itu mulai mereda. Sebab tanpa permintaan Tang Long itu, mereka mungkin sudah binasa di bawah tembakan meriam MP. Terlebih setelah mendengar kabar tentang kelompok prajurit mecha yang menyerang MP - terutama saat mengetahui bahwa prajurit mecha tersebut adalah bawahan Tang Long - kebencian terhadapnya pun sepenuhnya lenyap.
Karena mereka bukan orang bodoh, setelah mengetahui intelijen tentang Tang Long menyerang MP, mereka segera menyadari bahwa bantuan "tulus" dari Dinas Intelijen dan Korps MP kepada Tang Long pasti merupakan sebuah konspirasi. Jika tidak, mustahil kedua lembaga itu bersatu membantu si bintang sial yang semua orang berusaha hindari. Pertempuran antara Tang Long dengan MP sekarang jelas karena Tang Long telah menemukan konspirasi ini. Ini menjelaskan mengapa Tang Long menyerang MP yang sebelumnya membantunya - karena bahkan si bintang sial pun dipercaya tidak mungkin sampai segitua tidak tahu berterima kasih.
Meskipun mereka tidak tahu apa konspirasi ini, polisi yang sudah geram akibat serangan MP segera memutuskan untuk membalas MP dalam kekacauan. Para kepala cabang yang sudah mengetahui sejak diserang MP bahwa Kepala Kepolisian ditahan oleh Dinas Intelijen, tentu bebas bertindak sesuka hati. Setelah berembuk sebentar, beberapa kepala cabang segera datang untuk berdiskusi dengan Tang Long, ingin mengetahui situasi sebenarnya. Namun karena ada petugas Dinas Intelijen di samping Tang Long, mereka terpaksa mengubah topik pembicaraan.
"Oh, beberapa bawahan saya diculik saat sedang berwisata di Manlan Xing. Dinas Intelijen memberitahu bahwa bawahan saya diculik oleh Die Wu Hui, makanya saya menyerang Die Wu Hui." Tang Long berkata sambil tersenyum.
Seorang direktur yang mengetahui seluk-beluk Die Wu Hui segera mengutuk dalam hati: Die Wu Hui bego banget! Berani-berannya macamain tangan ke Tang Long, nggak tau kalau Tang Long itu orang yang sangat protektif terhadap bawahannya? Dasar, kalau mau mati jangan ngerugiin kita dong! Direktur ini juga mengutuk Kepala Kepolisian, andai aja dia nggak berbagi satu celana bersama Die Wu Hui, divisi-divisi kita nggak bakal kena sial sebesar ini karena urusan Die Wu Hui!
"Cuma karena alasan ini?!" Seorang direktur yang mungkin tak pernah mengasihi bawahannya bertanya terkejut. Dia tak percaya hanya demi beberapa anak buah, Tang Long bisa membuat kerusakan sebesar ini. Matanya sendiri melihat semua properti Die Wu Hui yang didatangi Tang Long berubah menjadi puing.
Tang Long mendengus dingin dan berkata dengan tegas: "Ya karena ini! Karena aku pernah janji ke anak buahku: Siapapun yang menyakiti mereka, akan kuhancurkan sampai habis!"
Polisi dan tentara bayaran yang telah menyelesaikan pertempuran dan diam-diam mengelilingi area, gemetar mendengar ucapan Tang Long ini, memandang dengan tatapan kompleks pada si bintang sial yang legendaris ini. Meski tahu Tang Long sangat melindungi anak buahnya, tak disangka sampai sejauh ini. Ah, apakah komandan mereka bisa mencintai bawahan seperti bintang sial ini? Mengingat perbuatan komandan sebelumnya, mereka menggelengkan kepala pelan, tampaknya takdir seperti ini tak akan mereka miliki.
Adapun para prajurit wanita Kompi SK23, sejak tadi tubuh mereka bergetar halus karena terharu, melepas helm sembari menyeka air mata diam-diam. Tentu saja air mata itu mengalir karena kebahagiaan memiliki seseorang yang mengasihi mereka. Buktinya, mereka cepat pulih dan kembali berjaga penuh konsentrasi di sekitar Tang Long?
Seorang kepala divisi lain tidak terkejut dengan alasan yang diberikan Tang Long. Setelah Tang Long selesai berbicara, dia segera bertanya: "Apakah maksud Anda, Anda menyerang Die Wu Hui karena Dinas Intelijen mengatakan bawahan Anda diculik oleh mereka?"
"Ya, betul seperti itu." Tang Long menjawab sambil melirik El dengan senyuman.
El merasa jantungnya berdegum kencang saat melihat senyuman Tang Long, karena ia merasa senyuman itu seolah menyiratkan sesuatu.
Beberapa kepala divisi yang cerdik segera menangkap sesuatu dari ucapan Tang Long, mereka pun melirik ke arah El. Kepala divisi yang bertanya tadi kembali bersuara: "Mengapa Anda menyerang MP?"
"MP? Oh, maksudmu orang-orang yang berebut menyerang Die Wu Hui denganku tadi. Hehe, berani-berainya mereka merebut target seranganku, jadi tentu harus diberikan pelajaran. Benar bukan, Tuan El?" Tang Long berkata sambil menyipitkan matanya ke arah El di sampingnya.
El, yang perasaan tidak nyamannya sudah semakin kuat, menjadi semakin tidak nyaman karena pandangan Tang Long, lalu segera mengangguk cepat setelah mendengar perkataan Tang Long sambil berkata, "Ya, ya."
Bahkan si bego pun mulai melihat ada yang tidak beres antara Tang Long dan El. Para Direktur yang menyadari hal ini saling memandang lalu mengangguk perlahan. Seorang Direktur berkata, "Untuk menghargai bantuan Tuan Tang Long, seluruh polisi di semua cabang Manlan Xing bersedia membantu Anda menyelamatkan bawahan Anda. Seluruh pasukan polisi akan mengikuti perintah Anda selama operasi ini." Ia dan para Direktur lain kemudian memberi hormat kepada Tang Long. Saat memberi hormat, mereka juga melirik El secara diam-diam.
Mendengar kalimat pembukaan dari direktur, Tang Long langsung kebingungan. Kapan dia pernah membantu polisi? Awalnya ingin menanyakan lebih detail, tapi setelah mendengar bahwa polisi Manlan Xing bersedia mengikuti komandonya, dia berpikir: "Bodoh kalau enggak ambil kesempatan ini!" Jadi Tang Long memutuskan tidak bertanya dan membalas dengan hormat militer standar sambil mengucapkan kata-kata terima kasih.
El memandang Tang Long dengan wajah penuh keheranan setelah mendengar pernyataan direktur polisi. Sama sekali tidak bisa dipahaminya bagaimana caranya Tang Long bisa membuat seluruh polisi Manlan Xing patuh padanya. Jangan-jangan selama ini Tang Long menyembunyikan kemampuan? Pikirannya yang kacau membuatnya tidak menyadari ekspresi direktur polisi.
Dia tidak tahu, dan sebagian besar orang juga tidak tahu. Hanya karena candaan seorang tentara bayaran, ditambah tindakan Kantor Polisi 74 yang menggunakan candaan itu untuk menghindari bencana, seluruh kepolisian Manlan Xing akhirnya berpihak pada Tang Long.
“Benar, para pemimpin Die Wu Hui dan kader tinggi mereka telah melarikan diri. Jika kita bisa menangkap mereka, pasti akan mengetahui keberadaan bawahan saya. Kabarnya mereka mencari seorang Letnan Jenderal, entah di mana lokasi Letnan Jenderal ini?” Tang Long tersenyum sambil bertanya kepada para direktur.
Para direktur langsung merasa tidak nyaman mendengar ini. Pemimpin Die Wu Hui mencari Letnan Jenderal Zhong Tao? Bukankah ini berarti harus berhadapan dengan pejabat tinggi militer? Hanya MP Kelas B saja sudah membuat kepala mereka babak belur, apalagi pasukan reguler. Masih trauma, mereka segera mulai mempersiapkan alasan untuk mundur.
