Di aula pusat kapal pesiar mewah itu, ratusan bajak laut terkenal dan bawahan mereka memenuhi aula yang bisa menampung ribuan orang ini. Ribuan Nona yang duduk di pangkuan bajak laut, sambil tersenyum membiarkan diri dielus-elus, terus menuangkan anggur ke mulut para bajak laut.
Para bajak laut yang biasanya suka keramaian saat ini tidak mengeluarkan suara, hanya diam-diam menikmati kulit lembut dan anggur manis. Mata mereka juga tidak tertuju pada gadis cantik di pangkuan, melainkan terpaku pada sosok di atas panggung tengah aula.
Ini adalah pria berusia 50-60 tahun dengan potongan rambut tentara yang rapi, postur tubuh tinggi besar, fisik kuat tak kalah pemuda, berwajah persegi khas, mata besar seperti lonceng perunggu. Yang paling mencolok adalah kumis hitam tebalnya yang tajam.
Dengan menggoyangkan kumisnya, dia menggenggam sebotol anggur sambil memperlihatkan gigi putih pucat, berkata dengan suara kasar: "Saudara cuma memimpin Klan Bajak Laut Kamikaze bertahun-tahun tanpa banyak berinteraksi dengan para kakak. Maka aku Li Tao menghukum diri dengan minum satu botol ini!" Kepalanya mendongak menenggak anggur, gluk...gluk...sebotol langsung habis.
Bajak laut memang menyukai orang yang berjiwa besar seperti ini, spontan bersorak sorai.
Li Tao melempar botol minuman, mengusap mulutnya, lalu bersedekap sambil berkata: "Kali ini, saya mengundang para bos untuk hadir. Pertama, agar kita sesama bos bisa mempererat hubungan. Kedua, ada satu bisnis besar yang saya rasa tak bisa ditangani sendirian. Jadi saya ingin berdiskusi dengan para bos, melihat apakah kita bisa bekerja sama meraih kekayaan ini."
Mana ada bajak laut di bawah yang tidak licik? Orang yang berkembangan di jalanan ini mana mungkin tidak tahu Klan Bajak Laut Kamikaze mewakili kekuatan mana? Jadi meski tahu apa yang ingin dikatakan Li Tao, tak ada yang angkat bicara. Semua ingin melihat syarat apa yang akan diajukan Li Tao, dan bagaimana cara menawar.
Tentu saja, Li Tao tidak akan bodoh membiarkan suasana menjadi canggung. Segera, seorang komandan resimen bajak laut yang tak banyak dikenal berdiri dan berteriak: "Bos Li, kau bilang ada kekayaan untuk direbut, kami tentu tertarik. Tapi kau harus jelaskan dulu kekayaan apa ini, dan apa yang harus kami lakukan untuk mendapatkannya!"
Li Tao mengangguk sambil tersenyum dan berkata: "Kakak tak perlu buru-buru. Sebelum membahas soal kekayaan, biar aku jelaskan dulu tugas kita. Federasi sedang mempersiapkan ekspedisi hukuman ke Munen, pasti semua sudah tahu. Dengan penjelasanku ini, pasti Kakak-Kakak sudah bisa menebak. Benar! Misi kita adalah saat Federasi menyerang Munen, kita para bajak laut akan menciptakan kekacauan besar di wilayah Federasi, membuat mereka berhamburan seperti ayam ketakutan!"
Begitu Li Tao selesai bicara, puluhan pemimpin bajak laut langsung berdiri hendak pergi. Li Tao buru-buru berteriak: "Tunggu dulu, Kakak-Kakak! Dengarkan dulu penjelasan saudaramu sampai tuntas!"
Li Tao melihat puluhan pemimpin bajak laut itu berhenti melangkah dan menoleh ke belakang, segera meninggikan suaranya melanjutkan: "Apa yang kalian takuti? Takut dibasmi Federasi atau takut merampok? Kapan kita para bajak laut ini tidak diburu Federasi? Kapan kita berhenti merampok? Bagaimanapun kondisinya sama, mengapa tidak sekalian membangun hubungan baik? Bukan Saudara merendahkan diri, bila pasukan besar Angkatan Darat Federal datang, pasti kita kalah. Tapi apa pekerjaan kita? Masak mau bodoh melawan pasukan besar? Di lingkungan antariksa wilayah masing-masing, saya yakin semua berani bersumpah lebih hafal dari halaman rumah sendiri. Lalu mengapa takut pasukan Federal yang dipindahkan dari galaksi lain? Soal armada lokal itu, hehe, armada yang hampir dibubarkan itu rasanya tak perlu kita khawatirkan kan?"
Melihat semua orang terlihat termenung setelah mendengar ucapannya, Li Tao segera menambahkan semangat: "Saudara-saudara, aku tidak meminta kalian mengumpulkan kekuatan militer untuk merampok. Kalian tetap beroperasi di wilayah kekuasaan masing-masing, hanya perlu melakukan aksi perampokan besar-besaran secara serempak pada waktu yang disepakati. Jika Federasi mengirim pasukan untuk menumpas, kita akan hadapi dengan taktik gerilya. Coba pikir, apa bedanya dengan sebelumnya? Pondasi dasarnya sama! Jika harus ada perbedaan, hanya soal waktu perampokan yang disinkronkan. Apa susahnya itu?" Ia mengangkat tangan sambil tersenyum.
Para pemimpin bajak laut mulai merenungkan kata-katanya. Jika mengikuti saran Li Tao, memang tidak ada perbedaan berarti. Tapi kalau memang begitu, untuk apa Li Tao bersusah payah mewakili Munen? Bukankah selama ini mereka juga terus-menerus merampok dan bermain kucing-kucingan dengan militer Federasi? Jika semua bajak laut di seluruh Federasi merampok bersamaan sekarang, seharusnya tidak ada masalah besar, bukan?
Saat semua orang sedang berpikir, suara dingin bergema di aula: "Ada manfaat apa?" Mengikuti arah suara, meja di sudut yang hanya diisi lima orang terlihat sangat mencolok. Pasalnya di samping kelima orang ini tidak ada nona pelayan, juga tidak minum-minum, mereka semua duduk diam tanpa gerakan.
Meskipun kelima orang ini berkesan dingin, penampilan mereka sangat keren dan masih muda. Pakaian mereka juga sama kerennya - sepatu bot panjang dari logam di kaki, seragam hitam dari kanvas yang seragam. Pasukan bajak laut lain juga punya seragam resmi, tapi tidak semencolang ini karena di seragam mereka terdapat tanda pangkat bergambar tengkorak. Kalimat tadi keluar dari mulut pemuda berambut hitam sebahu di antara mereka yang tampilannya cantik seperti perempuan yang menyamar jadi laki-laki.
Melalui tampilan layar, Li Tao langsung melihat siapa yang berbicara. Pemuda tampan ini telah menarik perhatian Li Tao sejak menyambut kedatangan para bos. Saat pertama kali melihat lima orang ini, Li Tao sempat terkejut karena gerak-gerik mereka menunjukkan sikap tentara yang standar, bahkan memiliki hierarki kepangkatan yang ketat. Orang lain mungkin mengira tanda pangkat tengkorak mereka sebagai lambang tim, tapi Li Tao langsung mengenalinya sebagai pangkat militer - hanya mengganti bintang dengan tengkorak.
Saat mendengar pemuda tampan itu menyebut nama Tang Hu, dirinya sangat ingin mengeluarkan pistol. Karena nama ini terlalu sensitif, sangat mirip dengan nama tokoh kontroversial itu. Bukankah orang sering menyatukan Long dan Hu? Namun Li Tao menahan impulsnya. Apapun identitas Tang Hu ini, begitu pistol dikeluarkan, rapat ini pasti bubar. Para kepala bajak laut hadir dengan siaga tinggi, sedikit percikan saja bisa memicu kobaran api besar!
Tentu saja, Li Tao segera menyelidiki latar belakang Tang Hu. Hasil investigasi menunjukkan wilayah Resimen Bajak Laut Tengkorak Emas berada di galaksi Gulung Tulang yang tidak memiliki keuntungan. Sungguh luar biasa mereka bisa bertahan di sistem bintang di bawah kontrol militer sambil memiliki puluhan kapal perang.
Li Tao sangat memahami makna perlengkapan kapal perang bagi bajak laut. Umumnya, kekuatan militer bajak laut berasal dari modifikasi kapal kargo menjadi kapal perang. Kecuali dirinya yang menyamar sebagai bajak laut, tidak ada satupun resimen bajak laut yang seluruh kekuatan militernya terdiri dari kapal perang militer. Namun kabarnya di Galaksi Wenmin yang terpencil ada toko khusus yang menjual kapal perang ke bajak laut. Mungkinkah Resimen Bajak Laut Tengkorak ini membelinya dari sana? Jika benar demikian, dana resimen bajak laut ini pasti sangat besar!
Awalnya Li Tao agak curiga apakah Tang Hu ada hubungannya dengan Tang Long. Tapi mengingat perwira kecil seperti Tang Long mustahil memiliki kemampuan sehebat itu. Dari dokumen yang ada, Tang Long hanyalah orang beruntung dengan kepribadian blak-blakan. Menghadapinya bisa diselesaikan dengan mudah. Karena itu Li Tao menyimpulkan Tang Hu dan Tang Long hanya kebetulan marga sama. Sebenarnya, ketertarikan Li Tao pada Tang Hu tidak sebanding dengan ketertarikannya pada beberapa bawahan Tang Hu. Karena orang-orang ini memberi kesan 'bakat yang hebat!' pada Li Tao. Andai bisa merekrut talenta seperti ini, pasti luar biasa!
Pikiran-pikiran ini melintas sekejap di benak Li Tao. Ia sudah menganggukkan kepala kepada pemuda berambut hitam sepanjang bahu yang mirip perempuan menyamar sebagai pria: "Bos Tang Hu berminat? Imbalan kali ini sangat besar. Jika Munen berhasil menyatukan Federasi, setiap regu bajak laut yang ikut bisa memilih satu planet berperadaban. Jika dia bertahan dari serangan Federasi, setiap peserta bisa mendapat satu planet berperadaban di tiga galaksi selatan. Artinya, semua tim yang ikut - menang atau kalah - akan mendapatkan satu planet berperadaban yang sepenuhnya dikuasai kalian!"
Perkataan Li Tao langsung menimbulkan kegaduhan. Sebuah planet berperadaban di bawah kendali sendiri! Artinya kontrol penuh atas pemerintahan dan militer planet itu, pajak masuk ke saku mereka, dan semua gadis cantik di planet itu otomatis menjadi milik mereka. Mereka akan menjadi Kaisar lokal!
Melihat para bajak laut mulai mengiler, Li Tao tersenyum sinis. Namun senyumnya baru merekah, sebuah suara tiba-tiba membuatnya menyunggingkan senyum pahit.
Masih Tang Hu yang sama berkata, "Maaf, aku bisa ikut serta, tapi aku tidak mau planet berperadaban. Lebih baik dapatkan uang tunai atau persediaan strategis. Pasalnya, resimen bajak lautku sudah punya pangkalan."
Saat itu, seorang komandan wanita bajak laut yang duduk di meja dekat Tang Hu menyandar ke depan dan menasihati dengan baik, "Ngapain minta uang? Kalau punya planet berperadaban, masa takut nggak ada duit? Dibandingkan uang sekali pakai, itu baru kekayaan yang abadi!" Komandan wanita cantik ini adalah pemilik kapal gelap yang baru saja merampok Manajer Konglomerat Xinghai, lalu dirampok Bajak Laut Heilong, akhirnya kabur ke Galaksi Wenmin.
Tang Hu tahu orang luar tidak tahu latar belakangnya, jadi wajar jika ada pemikiran seperti itu. Dengan senyum ke arah gadis cantik bajak laut itu, dia berkata: "Terima kasih atas peringatannya, tapi kami benar-benar tidak menginginkan planet berperadaban." Para robot Tang Hu sama sekali tidak ingin memiliki planet berperadaban sebagai beban saat ini. Daripada memberinya planet berperadaban, lebih baik berikan planet mineral. Tapi planet mineral pun tidak perlu diberi oleh siapa-siapa, jika mereka mau, tinggal merebut saja. Selain itu, otak elektronik Tang Hu secara intuitif merasa pemberian planet berperadaban oleh Munen ke bajak laut pasti punya niat buruk, tapi demi membuat Federasi semakin kacau, Tang Hu tidak mengungkapkannya.
Gadis cantik bajak laut itu melihat senyum Tang Hu, mengira dia telah berubah pikiran. Tapi ternyata Tang Hu tetap pada pendiriannya. Awalnya masih ingin menasihati, tapi melihat sikapnya yang tegas, akhirnya hanya bisa menghela napas dan kembali ke kursinya.
Bawahan gadis bajak laut itu melihat ekspresi bos mereka, tak bisa menahan tawa kecil: "Kakak mulai jatuh cinta."
“Kakak jangan hiraukan si banci ini, orang bego kayak gini mana ada gunanya!” seorang bajak laut berkata dengan geram.
“Wah, cemburu ya?”
“Ti...tidak! Aku cuma tidak mau kakak suka sama orang bego!” wajah bajak laut itu memerah sambil membela diri.
“Diam!” gadis cantik bajak laut bersuara: “Kalian ini bego semua! Lihatlah penampilan kelompok mereka, masa iya mereka tidak bisa membedakan mana yang lebih penting antara uang dan bintang berperadaban?”
Mendengar ini, para bajak laut memperhatikan lima orang kelompok Tang Hu. Dengan raut wajah dingin dan sikap penuh keyakinan, bahkan orang bego pun tidak percaya mereka sampai tidak bisa membedakan ini. Memikirkan hal itu, para bajak laut menggelengkan kepala.
Seorang bajak laut berbisik kepada bajak laut cantik itu, "Kakak, apa mereka mengira Munen akan ingkar janji setelah berhasil?" Bajak laut cantik itu mencibir, "Kalau tidak berpikir begitu sungguh bego, tapi kalau Munen ingin memanfaatkan kekuatan kita, pasti akan memperhatikan hal ini. Diamlah, lihat apa yang akan dikatakan Li Tao selanjutnya."
Li Tao segera tahu para bajak laut mulai curiga ketika melihat pemimpin mereka berbisik-bisik. Tapi dia tidak panik karena sudah mengantisipasi hal ini. Dengan cepat dia berseru, "Tenang saja! Munen akan menandatangani kontrak dengan semua resimen bajak laut yang ikut. Jika melanggar, kita bisa menghancurkannya! Yang tidak mau ikut boleh pergi, tapi jangan bocorkan informasi ini. Siapa yang bocorin berarti musuh semua resimen bajak laut!" Tangannya membuat gerakan mengundang untuk pergi.
Mendengar ini, para bajak laut tidak ada yang pergi. Karena sudah ada jaminan kontrak, apa lagi yang perlu ditakutkan? Mereka pun mulai tenang dan berdiskusi tentang kapan kontrak akan ditandatangani.
Saat itu, seorang pria besar di samping Tang Hu berbisik bertanya, "Pemimpin, apa yang harus kita lakukan? Masih mau tandatangani kontrak dengannya?"
Tang Hu tersenyum: "Mengapa tidak? Yang kita tunggu adalah kekacauan di Federasi. Kesempatan bagus ini tentu harus kita dukung. Soal planet peradaban itu, kita belum bisa mengambilnya sekarang. Untuk sementara, kemampuan kita belum cukup untuk menguasai populasi manusia di sebuah planet." Empat pria besar itu menatap kerumunan manusia yang sedang riuh rendah, senyum tipis mengembang di wajah mereka.
Brek! Mobil tua itu bergoyang beberapa kali sebelum akhirnya berhenti. Tang Long menatap kosong bangunan lima lantai yang reyot di hadapannya. Meski saat mobil melaju ke pinggiran kota, dia sudah tahu perusahaan Ayah tak seberapa, tapi tak menyangka bisa serusak ini! Dalam radius beberapa kilometer, selain tembok tua sepanjang ratusan meter, hanya ada bangunan lapuk di dalam kompleks ini. Sama sekali tidak terlihat bangunan lain.
Turun dari mobil, Tang Long terpaku memandang papan nama di pintu gerbang yang bertuliskan "Markas Besar Penyatuan Alam Semesta". Tulisan itu membuatnya lupa diri. Setelah beberapa saat, dengan gagap dia bertanya pada ayahnya: "Ayah... ini perusahaan? Jangan-jangan Ayah ikut partai politik?"
“Partai politik?” Ayah Tang yang sedang berjalan menuju pintu besar tiba-tiba menunjukkan ekspresi curiga. Tiba-tiba ia seperti teringat sesuatu, buru-buru lari ke pintu masuk dan melihat papan nama. Begitu melihat, ia langsung melompat sambil berteriak: "Si gemuk! Kenapa nama perusahaan diganti jadi begini!" Begitu berkata, ia langsung berlari masuk ke gedung.
Tang Long yang bingung memandang ibunya yang sedang mengemil snack di sampingnya. Ibu Tang melirik papan nama sambil berjalan masuk dan menjelaskan: "Kepala bagian urusan dalam perusahaan ayahmu memang suka sekali mengganti nama perusahaan."
Mulut Tang Long terbuka lebar tak bisa menutup. Bagaimana mungkin ada kepala bagian seperti ini? Mengganti nama perusahaan tidak hanya membutuhkan biaya besar, tapi juga menyebabkan kehilangan sebagian besar jenis bisnis setiap kali berganti nama. Kenapa Ayah tidak memecat kepala bagian itu? Dengan kebingungan yang belum terpecahkan, Tang Long mengikuti ibunya masuk ke gedung.
Gedung ini tidak jauh berbeda dengan perusahaan lain, begitu masuk langsung terlihat sebuah aula. Tapi aula ini terlalu... bukan masalah kurang luas, melainkan di ruang seluas hampir seribu meter persegi ini justru dipenuhi berbagai mesin logam tua yang rusak, atau bisa disebut limbah logam. Di tengah tumpukan logam itu terdapat meja besar bertuliskan papan nama resepsionis.
Resepsionis yang seharusnya dijabat perempuan muda malah diisi pria besar setinggi 2 meter lebih berjanggut tebal, bertubuh kekar, menggigit cerutu sambil main dumbbell. Pria ini melihat Ibu Tang langsung tersenyum lebar: "Kakak, ada waktu main ke sini? Wah! Ini pasti putra kita ya?"
Ibu Tang menganggukkan dagunya ke arah pria besar itu sambil berkata pada Tang Long: "Dia bernama Biao Han."
Kepala Tang Long berdengung seketika. Benar-benar ada orang yang bernama Garang? Tapi dia buru-buru membungkuk hormat, "Halo Paman Garang, saya Tang Long." Saat ini, Tang Long akhirnya tersadar bahwa orang tuanya menyimpan rahasia gelap. Paman Garang ini memanggil ibunya "kakak"? Dan paman ini jelas bukan orang biasa. Meski belum lama berkecimpung di militer, Tang Long langsung bisa memastikan bahwa Paman Garang pasti pernah menjadi tentara, apalagi tentara dengan teknik bela diri tingkat tinggi.
Paman Garang memicingkan mata mengamati Tang Long, lalu tertawa, "Hehe, kabarnya akhir-akhir ini kau cukup membuat kehebohan. Pantas disebut putra kita, memang ada darah keturunan!"
Tang Long terdiam mendengar perkataan itu. Apa maksudnya ini? Dia selalu merasa sifatnya berbeda dengan orangtuanya. Kadang suka bertindak gegabah, kadang suka melakukan taktik kotor, sama sekali tidak punya sifat tenang dan lembut seperti orangtuanya. Rupanya omongan orang ini cuma basa-basi.
Ibu Tang tidak menghiraukan Paman Biaohan, tetap sambil mengunyah camilan berjalan menuju dalam. Melihat tangga beton, Tang Long kembali mengeluhkan kumuhnya tempat ini. Bahkan lift otomatis pun tidak ada. Jelas perusahaan ini tidak punya petugas kebersihan, karena kedua sisi tangga sudah ditumbuhi lumut.
Baru sampai di lantai dua, suara Ayah Tang yang kesal dan serak langsung terdengar: "Si Gendut Mati! Kemarin aku masih puji kau sudah mulai berkembang, kenapa sekarang malah bikin Markas Besar Penyatuan Universal Semesta? Apa kau mau ikut pemilihan umum?!"
Suara seorang pria paruh baya yang agak jumawa juga terdengar: "Bos, alasan Bapak memuji saya kemarin kan karena nama perusahaan sebelumnya adalah Kekaisaran Tang. Kali ini Bapak begitu emosi, mungkin karena nama itu diganti ya?"
"Ng...nggak ada itu! Jangan alihkan topik! Kamu membuat nama perusahaan yang sarat muatan politik seperti ini, apa maksudmu? Bagaimana mungkin kantor registrasi Departemen Perindustrian menyetujui pergantian nama ini?" Suara Ayah Tang kembali bergema.
Tang Long menggelengkan kepala. Tidak heran perusahaan ayahnya terlihat kumuh. Melihat kualitas perusahaan dari atas sampai bawah ini, bangkrut pun sudah merupakan keajaiban.
Suara tadi segera menyambung, namun kali ini bernada lebih menjilat: "Hehe, lempar sekarung uang saja, nama apa pun bisa diubah. Bos, sekarang Federasi mulai kacau. Bagaimana kalau kita berhenti menjalankan perusahaan sampah ini dan beralih ke politik? Katanya main politik lebih mudah dapat uang lho."
“Dasar brengsek! Dari dulu aku tahu kau punya niat jahat! Main politik? Tukang sampah pun lebih mampu berpolitik daripada kau! Dasar boros, kau sudah menghamburkan uang perusahaan lagi, tak becus kerja, cuma bisa buang-buang uang rakyat! Aku akan memberimu hukuman! Hukuman... hukumanmu satu minggu dilarang makan lemak babi!”
Tang Long hampir terjatuh karena kaget. Awalnya dikira Ayahnya akan marah besar, tapi ternyata hukumannya seperti main-main. Namun respon sang direktur justru menunjukkan hukuman ini sangat berat, terbukti dari nada merengeknya: "Janganlah bos! Hamba janji tidak akan mengulangi lagi, tolong jangan larang hamba makan lemak babi! Sehari saja tidak makan, hamba sudah tidak bisa tidur! Oh bos yang bijaksana, kasihanilah hamba yang hina ini. Bagaimana? Hamba mohon dengan sangat!"
Tang Long masuk ke kantor di lantai dua dan melihat seorang pria gemuk bermuka penuh daging berlutut di depan Ayah, mencengkeram jas Ayah sambil merengek-rengek dengan ingus dan air mata. Sementara itu, beberapa orang lain di dalam kantor sibuk dengan aktivitas masing-masing: ada yang merias wajah, bercermin, bermain permainan komputer, mengobrol, membaca koran, atau menelepon. Intinya, tidak ada satu pun yang memperhatikan drama yang dimainkan si gemuk dan Ayah Tang.
Namun setelah Tang Long dan Ibu Tang masuk, semua orang termasuk si gemuk langsung berdiri dan berseru, "Kakak." Kemudian semua mata tertuju pada Tang Long. Beberapa wanita paruh baya yang masih cantik itu dengan girang mendekat, mengelilingi Tang Long sambil tak henti-hentinya meraba dan mencubit-cubit tubuhnya sambil berseru, "Ini putra kita! Lucu sekali! Mirip banget sama Bos ya!"
"Imut banget? Aku ini anak umur tiga tahun ya? Kenapa mereka semua manggil [] dan []? Jangan-jangan orangtuaku ini pemimpin organisasi kriminal?" Tang Long menghindari tangan-tangan nakal para wanita paruh baya yang sedang menggoda, sambil terus berpikir tak karuan.
2 yang bersembunyi di dalam Mobil Mengambang Ayah Tang, sedang mondar-mandir di sistem komputer kendaraan. Sistem ini benar-benar terisolasi - tidak ada satupun antarmuka yang terhubung ke gedung perusahaan di depannya. Artinya sistem listrik dan komputer perusahaan ini sepenuhnya terpisah dari jaringan luar.
"Kenapa bisa begini? Punya pembangkit listrik sendiri masih masuk akal, tapi sistem komputer tidak terhubung sama sekali dengan luar?" 2 yang kebingungan segera mulai mencari dokumen-dokumen Ayah Tang dan Ibu Tang di database.
"Tang Zhong, laki-laki, 45 tahun, bos Perusahaan Induk Penyatuan Semesta, lingkup bisnis daur ulang limbah logam, nomor KTP 3388XXXX. Liu Fei, perempuan, 43 tahun, ibu rumah tangga, nomor KTP 3390XXXX... Aneh, kenapa dokumennya bisa sesederhana ini? Bahkan data pendidikan sebelumnya juga sangat minim, hanya mencatat tahun kelulusan dan tempat... Lho? Nama perusahaan ini dalam 20 tahun terakhir telah berganti lebih dari 6000 kali! Bukankah itu berarti berganti lebih dari sekali sehari? Ada yang aneh! Mari lihat nama awal perusahaan ini." Xing Ling Nomor 2 yang semakin penasaran mulai membongkar arsip dengan giat.
"Apa?! 20 tahun lalu Kantor Administrasi Perindustrian dan Perdagangan pernah diserang penjahat tak dikenal, data arsip 20 tahun lalu hancur? Hmph! Selama pernah ada di jaringan, Xing Ling tidak percaya tidak bisa menemukan dokumennya!" Menyadari fungsi komputer mobil tidak memadai, Xing Ling Nomor 2 kembali ke Basis Bintang Nol dan mulai melakukan pencarian menyeluruh.
Tidak lama kemudian, di arsip cadangan pusat Administrasi Perdagangan dan Industri, Xing Ling Nomor 2 akhirnya menemukan dokumen pendaftaran perusahaan 20 tahun yang lalu: "Pada tahun 3413 Kalender Kosmos, Tang Zhong mendaftarkan perusahaan dengan bisnis utama daur ulang limbah logam di Kantor Administrasi Perdagangan Planet Lade, modal pendirian 1 juta yuan, dengan nama Stasiun Daur Ulang Scorpion-Leopard. Esok harinya diubah menjadi Stasiun Daur Ulang Logam Tang-Liu, hari ketiga berganti nama menjadi Stasiun Daur Ulang Mesin Tang. Sejak itu nama diubah sekali sehari, total biaya pergantian nama hingga saat ini mencapai miliaran yuan. Pada 31 Mei 3414 berganti nama menjadi Grup Mesin Tang Long, nama ini bertahan hingga tahun berikutnya baru diubah. Di tahun yang sama, Kantor Administrasi Perdagangan Planet Lade diserang orang tak dikenal, semua data perusahaan dihancurkan. Setelah itu, perusahaan ini kembali melanjutkan kebiasaan mengganti nama sekali sehari."
Xing Ling Nomor 2 melihat dokumen-dokumen ini dengan sedikit kebingungan. Meski merasa ini mungkin terkait keluarga Tang Long, tapi tidak mengerti tujuan di balik gerakan besar-besaran mereka. Sambil berpikir, Xing Ling Nomor 2 tak sengaja bergumam: "Aneh, mereka lebih memilih menghabiskan dana besar untuk ganti nama perusahaan daripada mengembangkan bisnis. Setiap tahun laporan keuangan selalu defisit, hampir saja dinyatakan bangkrut oleh kantor pajak. Sepertinya mereka ingin merahasiakan nama 'Stasiun Daur Ulang Scorpion Leopard' ini. Apakah nama itu benar-benar perlu dijaga kerahasiaannya sampai segitu?"
Tanpa pikir panjang, Xing Ling Nomor 2 langsung memasukkan kata 'Stasiun Daur Ulang Scorpion Leopard' ke kolom pencarian. Setelah menekan tombol pencarian, hasil yang muncul justru data perusahaan yang sama tadi. Tidak menyerah, Xing Ling Nomor 2 mencoba memisahkan kata 'Scorpion' dan 'Leopard' dalam pencarian. Kali ini layar langsung dipenuhi deretan data yang sangat padat, meski sebagian besar tidak ada hubungannya dengan perusahaan tersebut.
Namun siapa lagi Xing Ling Nomor 2 ini, dengan cepat menemukan satu dokumen yang terasa relevan dari miliaran data. Saat Xing Ling Nomor 2 memindahkan satu-satunya dokumen ini, ia langsung terkejut dan tercengang. Setelah beberapa lama, Xing Ling Nomor 2 baru menghela napas dan bergumam: "Pantas saja..." Sambil berkata demikian, dokumen ini langsung dihapus permanen dari jaringan.
Melalui perkenalan dari Lao Ma（）, Tang Long mengenal semua karyawan di perusahaan Ayahnya. Nama si gemuk itu memang dipanggil "Pangzi"（）, pria ini selalu tersenyum sepanjang hari dan terlihat mudah bergaul. Tiga wanita paruh baya yang cantik itu memiliki ciri khas masing-masing: Yang paling menggoda disebut "Yaoji"（）, Tang Long merasa aneh dengan wanita ini, seolah ia ingin menelannya bulat-bulat. Wanita dengan tatapan menggoda itu bernama "Huli"（）, tatapannya bisa membuat jantung berdebar tak terkendali. Sedangkan wanita terakhir yang memancarkan aura elegan disebut "Meigui"（）, kehadirannya memberi kesan suci layaknya dewi.
Pria paruh baya yang tinggi kurus itu bernama Bambu, meski terlihat lemah namun terasa kekuatan besar tersembunyi dalam tubuhnya. Pria pendek paruh baya itu bernama Ranjau, meski berwajah ramah namun menyimpan bahaya. Seorang pria berkacamata bernama Kacamata, matanya yang sedikit menyipit sesekali memantulkan sinar dingin. Pria berpostur kekar dengan wajah bersahabat itu bernama Blok, otot-ototnya penuh kesan eksplosif. Sedangkan pria terakhir yang biasa-biasa saja tanpa ciri khas bernama Orang Biasa, benar-benar orang biasa yang sama sekali tidak terasa istimewa, yakin bersembunyi di kerumunan tak ada yang akan memperhatikan.
Awal mendengar mereka menggunakan nama panggilan sebagai nama asli, Tang Long hampir tertawa. Namun setelah merasakan aura samar yang terpancar dari orang-orang ini, Tang Long menyunggingkan senyum pahit karena menyadari mereka semua adalah mantan tentara!
Tangan Bambu memiliki kapalan akibat bertahun-tahun memegang pistol. Bahu kanan Bongkahan lebih tebal dari kiri, ciri khas dari bertahun-tahun memanggul beban berat, mungkin hasil menggotong meriam laser infanteri berat. Pada kedipan mata pria berkacamata yang kalem itu, selalu terlihat kilatan tajam di matanya. Bahkan mungkin semut di tanah pun tak luput dari perhatiannya, menandakan ia seorang penembak runduk ulung. Pergelangan tangan Mawar meninggalkan bekas sarung tangan dan tubuhnya menyemburkan bau obat-obatan samar, mengindikasikan profesi sebagai dokter. Sifat lainnya bisa ditebak dari nama panggilan mereka. Setelah menyadari hal ini, Tang Long menghela napas dalam hati. Ia sudah menduga orang tua dan mereka dulunya mungkin rekan seperjuangan yang pernah bertugas bersama, bahkan kemungkinan besar berasal dari kelompok tentara bayaran yang sama.
Tang Long tidak menanyakan mengapa orangtuanya tidak memberitahukan hal sebenarnya. Bagaimanapun, baik orangtuanya sebagai tentara maupun tentara bayaran tetaplah orangtuanya. Mengapa harus mempermasalahkan pekerjaan mereka dulu? Jika mereka khawatir pembunuhan masa lalu akan membuatku jijik, maka itu kekhawatiran yang berlebihan. Karena tanganku sendiri juga telah berlumuran darah.
Tang Long tersenyum lalu bertanya pada si Gemuk: "Paman Gemuk, kalian semua punya julukan. Lalu apa julukan Ayah dan Ibuku dulu?" Orang-orang yang sejak awal diam-diam memperhatikan Tang Long setelah perkenalan Ibu Tang, terkejut mendengar pertanyaan ini. Namun segera mereka saling berpandangan dan tertawa.
Si Gemuk tertawa hehe sambil berkata: "Julukan bos kami sangat keren loh, namanya Kalajengking Beracun. Sedangkan julukan kakak lebih mantap lagi, namanya Macan Kumbang Liar!"
“Kalajengking Beracun？Macan Kumbang Liar？”Tang Long merasa kedua nama ini agak familiar, sepertinya pernah mendengarnya di suatu tempat. Tapi dia tidak memperhatikan hal itu, malah lebih penasaran bagaimana ibunya bisa mendapat julukan Macan Kumbang Liar.
“Ibu, kau ternyata dijuluki Macan Kumbang Liar? Apakah jati diri ibu sebenarnya sangat ganas? Dan ayah, julukanmu Kalajengking Beracun, pastilah kau sangat licik sampai mendapat julukan ini? Astaga! Orangtuaku ternyata telah membohongiku selama 19 tahun! Hu hu hu...” Tang Long memeluk kepalanya sambil berjongkok di tanah dan menangis tersedu-sedu.
Awalnya melihat Tang Long begitu tenang, semua orang mulai tersenyum. Sementara Tang Zhong dan Liu Fei hanya bisa menatapnya dengan canggung. Tapi ketika Tang Long tiba-tiba menangis, semua terkejut dan berkerumun mengelilinginya dengan cemas. Terutama Tang Zhong yang terus menggerakkan tangan gelisah, ingin berbicara tapi tak tahu harus berkata apa.
Tiba-tiba, Tang Long mengangkat kepala dengan licik, tidak ada bekas air mata di wajahnya: "Aku minta ganti rugi! Tambahkan uang sakuku!" Melihat tingkah Tang Long, semua orang terkejut sejenak, tapi segera tertawa terbahak-bahak, serentak berteriak: "Pintar juga! Pantas jadi putra kita!"
Sementara itu Tang Zhong dan Liu Fei tanpa ampun menghantam kepala Tang Long beberapa kali, membuatnya lari terbirit-birit. Setelah keributan beberapa lama, Ibu Tang sambil menahan air mata membelai kepala Tang Long: "Putra kami, bukan orangtua tak mau memberitahu, juga bukan sengaja menyembunyikan. Awalnya kami ingin kamu hidup biasa saja, tak menyangka kamu malah jadi tentara. Sekini Ibu akan ceritakan..."
Ayah Tang memotong pembicaraan Ibu Tang dan berkata: "Sudah, jangan bertele-tele. Intinya Tang Long ingat baik-baik, jangan coba-coba menyelidiki nama julukan aku dan ibumu. Kalau sampai orang tahu kau adalah putraku, bakal banyak orang-orang bermasalah yang mencari celah mengganggumu. Tunggu sampai kau cukup kuat untuk tak takut siapa pun, dan jika saat itu kau masih ingin tahu masa lalu orangtuamu, kami akan memberitahunya. Untuk sementara, lupakan saja hal ini."
Mendengar perkataan Ayah Tang, semua orang tertegun memandangnya dengan ekspresi kebingungan di wajah, sementara Ibu Tang memandangi Tang Zhong dengan sorot mata penuh kemarahan. Tang Zhong tentu paham alasan di balik ekspresi sang istri, karena semalam dirinya sudah menyetujui rencana istri untuk mengungkapkan kebenaran pada Tang Long. Perubahan sikap dadanya inilah yang memicu reaksi tersebut.
Tang Long melihat ekspresi wajah ibunya, cepat-cepat mengalihkan topik sambil tertawa: "Ayah, perusahaan Ayah ini bergerak di bidang apa?" Meski Tang Long tidak tahu masalah apa yang terjadi antara orangtuanya, ia mengerti ayahnya pasti punya alasan sendiri untuk tidak memberitahu.
"Oh, perusahaan kami bergerak di bidang daur ulang limbah logam. Biar Paman Si Gemuk mengajakmu berkeliling." Tang Zhong memberi kode pada Si Gemuk yang langsung memahami, segera menarik Tang Long ke luar sambil berkata: "Jangan remehkan bisnis daur ulang logam kami! Kami bisa memodifikasi mesin-mesin yang sudah hancur/meledak lalu menjualnya kembali seperti baru, ini bisnis untung besar. Ayo, Paman akan perkenalkan jenis bisnis kami. Perusahaan ini nanti akan menjadi milikmu, jadi harus paham betul." Tentu Tang Long bukan dasar bodoh, ia tahu ayahnya ingin berbicara privat dengan ibu, jadi ikut bermain peran dengan mengobrol bersama Si Gemuk.
"Tang! Apa maksudmu ini? Semua yang dikatakan di rumah cuma omong kosong? Kenapa tidak memberitahu Tang Long?" Begitu Tang Long pergi, Liu Fei langsung marah besar.
"Aduh, istriku, tidakkah kau lihat lampu darurat itu menyala?" Tang Zhong menunjuk ke komputer di salah satu meja kantor dengan wajah pasrah.
Semua orang langsung menoleh dan melihat lampu merah di komputer itu berkedip-kedip. Liu Fei berkata dengan terkejut, "Apa... orang itu datang?" Begitu menyebut "orang itu", wajah semua orang menjadi serius. Bahkan beberapa nyonya cantik yang awalnya tersenyum, kini menunjukkan ekspresi kontemplatif.
Tang Zhong mengangguk, "100% pasti orang itu datang. Bukankah alat ini sengaja dipasang untuknya? Makanya aku tidak izinkanmu memberitahu Tang Long sekarang, agar dia tidak khawatir. Sudah, besok suruh Tang Long kembali ke militer."
Liu Fei ragu-ragu sejenak, akhirnya menghela napas dan mengangguk pasrah.
