Tang Long membalas hormat dengan tepukan keras, lalu melangkah maju dan berteriak ke arah para prajurit wanita: "Saya yakin kalian semua telah melihat kondisi pangkalan ini. Tempat ini tidak layak disebut pangkalan! Kehadiran kalian di sini adalah akibat keterlibatan saya sebagai komandan. Karena saya telah menyinggung atasan di militer, mereka membuang kita semua ke sini. Sungguh saya minta maaf! Kalian semua telah menderita karenanya." Ia lalu membungkukkan badan ke arah para prajurit wanita.
Gerakan Tang Long membuat para prajurit wanita terkejut. Mereka membeku tak tahu harus berbuat apa, hanya bisa terpana menatap Tang Long.
Tang Long yang sudah berdiri tegak melanjutkan teriakannya: "Sebagai komandan kalian, aku tidak akan membiarkan semua orang terus tinggal di tempat kumuh seperti ini! Aku punya kabar buruk, komunikasi dengan Federasi di sini sudah terputus total, kita bisa dibilang telah dikucilkan oleh Federasi! Kalau sudah begini, kita tidak perlu lagi tunduk pada Federasi, kita akan bertindak mandiri! Percayalah padaku, dalam waktu dekat aku akan membangun pangkalan sempurna untuk kalian semua!"
Mendengar perkataan Tang Long, para prajurit wanita itu berdebar-debar. Tidak perlu tunduk pada Federasi? Bertindak mandiri? Apakah komandan kami berniat memberontak? Tapi kekuatan militer kami terlalu sedikit, belum lagi tidak ada kapal perang. Tanpa kapal perang bagaimana bisa meninggalkan tempat ini? Membangun pangkalan baru? Tanpa alat dan bahan, bagaimana mungkin? Meski semua tahu kompi kami memiliki banyak uang, tapi tanpa sarana komunikasi dengan luar, uang sebanyak apapun tidak bisa digunakan untuk memanggil pekerja bangunan.
“Komandan, apa rencana Anda? Di sini kita…” Yuna bertanya dengan khawatir. Bukan karena takut Tang Long memberontak, para prajurit wanita ini memang tidak punya kesan baik terhadap Federasi dan tak pernah menganggap diri sebagai bagian darinya. Yang dikhawatirkan Yuna adalah bagaimana Tang Long bisa mewujudkan janjinya membangun pangkalan sempurna? Tanpa bahan, alat, atau komunikasi, jika gagal memenuhi janji, reputasi komandan akan terpukul sangat berat.
Tang Long memotong ucapan Yuna, sambil tersenyum ia menjentikkan kacamata hitam berbentuk W yang dikenakannya. “Tenang, kacamataku ini punya fungsi komunikasi yang bisa digunakan di tiga wilayah: Galaksi Tanpa Kekacauan, Federasi Wan Luo, dan Kekaisaran Elang Perak. Meski sinyal ke Federasi terblokir, selama jalur ke Galaksi Tanpa Kekacauan masih terbuka tidak masalah. Masih ingat Chen Kang yang menjual kapal perang ke kita? Kalau hubungi dia, pasti bisa dapatkan bahan bangunan pangkalan. Sekalian minta dia kirimkan kapal perang juga.”
"Mendengar ini, para wanita pun tersenyum. Awalnya mereka mengira kacamata hitam sang komandan hanya memiliki fungsi komunikasi biasa. Tak disangka jangkauan sinyalnya begitu luas. Dengan ini, harga ratusan ribu untuk membeli kacamata itu ternyata sangat murah."
Elcy yang tak sabar segera mendekat dan berkata, "Lalu tunggu apa lagi, Komandan? Segera hubungi Chen Kang itu!"
"Oh, baiklah. ...Eh? Nomor berapa ya?" Tang Long menjawab sambil kebingungan mencari nomor. Xing Ling Nomor 2 di dalam kacamata tak tahan melihatnya, lalu membantu memutar nomor Chen Kang.
Chen Kang yang sedang memeriksa intelijen Federasi di meja kerjanya yang mewah menekan tombol sambung di meja saat telepon berdering. Namun dering terus berbunyi membuatnya sadar itu telepon khusus. Ia buru-buru berdiri dan mengeluarkan komunikator dari ikat pinggang. Begitu tersambung, ia langsung bersemangat, "Tuan Tang Long! Selamat siang!"
“Tuan Chen, saya sekarang sudah sampai di pangkalan baru. Kapal perang dan peralatan latihan bisa dikirimkan. Tolong tunggu sebentar, saya akan segera mengirimkan alamatnya kepada Anda.”
Meski sebenarnya sudah mengetahui alamat pangkalan baru Tang Long, Chen Kang tetap tersenyum sambil berkata: "Baik, begitu menerima alamat, tim transportasi akan segera diberangkatkan." Setelah suara BB dua kali, Chen Kang melihat alamat yang sudah hafal di luar kepala itu di layar komunikatornya.
"Alamat sudah diterima. Karena lokasi Anda sangat terpencil, diperkirakan butuh sekitar 20 hari untuk sampai. Saya akan menghubungi Anda lagi setelah barang tiba." Chen Kang sebenarnya ingin menawarkan diskon besar-besaran untuk kapal perang agar Tang Long membeli ratusan unit. Tapi mengingat pasukan Tang Long hanya 300-an prajurit yang bahkan kesulitan mengoperasikan satu kapal, akhirnya ia hanya mengucapkan kata-kata formal sebelum hendak mematikan komunikator.
"Ah, Tuan Chen, ada beberapa hal lagi yang ingin kuminta bantuanmu." Tang Long buru-buru berkata saat menangkap nada Chen Kang yang ingin mengakhiri percakapan.
"Silakan Anda katakan, apapun itu, saya pasti akan membantu Anda." Chen Kang berkata dengan penuh sukacita. Tidak ada cara lain, tujuan hidup Chen Kang sekarang adalah memperluas kekuatan Tang Long. Jika bukan karena memperhatikan para pengawas yang ada di mana-mana, dia sudah lama membantu Tang Long membentuk puluhan armada untuk menyatukan Galaksi Tanpa Kekacauan. Menurut peraturan organisasi, kecuali atas permintaan agen, orang-orang seperti mereka tidak boleh aktif membantu agen. Karena itu Chen Kang sangat berharap Tang Long mengajukan permintaan.
"Oh, terima kasih sebelumnya. Pangkalan saya ini benar-benar menyedihkan. Saya ingin membangunnya menjadi lebih baik. Saya akan mengirim data pangkalan kepada Anda, tolong bantu lihat apa saja yang dibutuhkan untuk membangun Pangkalan Level 4. Karena komunikasi di sini tidak mudah, tim teknik dan bahan bangunan semuanya saya serahkan pada Anda. Masalah uang bisa dibicarakan, lebih baik sekalian kirim peralatan yang dibutuhkan bersama kapal perang."
“Baik, saya akan segera mempersiapkannya untuk Anda, pasti akan dikirim bersama kapal perang ke tempat Anda. Sampai jumpa.” Chen Kang bahkan tidak melihat-lihat data pangkalan yang dikirim Tang Long. Untuk data ini, bisa dibilang Chen Kang sudah mengetahuinya lebih awal daripada siapapun.
Chen Kang yang meletakkan komunikator mulai merenungkan cara membangun pangkalan level 4 dengan fasilitas lengkap, hampir sempurna, namun tetap murah. Bukan untuk menghemat uangnya sendiri, melainkan uang Tang Long. Karena bantuan untuk agen tidak bisa diberikan gratis, demi menghindari habisnya dana Tang Long secara tiba-tiba, penghematan mutlak diperlukan.
Tang Long yang mematikan komunikasi berkata kepada para prajurit wanita yang memandanginya: "Baik, Chen Kang mengatakan kapal perang, material konstruksi, dan tim teknik akan tiba dalam sekitar 20 hari. Mari kita bertahan selama 20 hari ini." Ia memberi isyarat untuk membubarkan formasi. Kecuali beberapa perwira wanita, para prajurit lainnya setelah memberi hormat segera melanjutkan tugas masing-masing.
Elcy dan Ling Li bergumam pelan, lalu mendekat dan berkata, "Komandan, di sini Anda tidak perlu pakai kacamata hitam kan? Bolehkah kami pinjam kacamata itu untuk diteliti? Siapa tahu pangkalan kami juga bisa menggunakan jangkauan komunikasi yang dimiliki kacamata Anda."
Meski Xing Ling Nomor 2 di dalam kacamata langsung melompat dan berteriak "Jangan!", Tang Long yang membayangkan prospek pangkalan dengan sistem komunikasi akhirnya menghibur Xing Ling Nomor 2 dengan diam-diam sambil menyerahkan kacamatanya ke Elcy.
Begitu menerima kacamata, Elcy langsung memberi hormat gerak bersama Ling Li kepada Tang Long, lalu kabur secepat kilat. Li Wu yang berkacamata itu juga buru-buru memberi hormat sambil berteriak, "Tunggu aku!" sebelum menyusul mereka.
Tang Long yang tidak mengenakan kacamata hitam tidak merasa tidak nyaman, karena saat memakainya, gambar berkualitas tinggi yang ditampilkan kacamata itu terlihat seperti tidak ada penghalang di depan matanya. Namun, Tang Long tetap merasa agak canggung karena menyadari para prajurit wanita yang melintas di sekitarnya mengintipnya dengan samar-samar dan penuh kerahasiaan - sesuatu yang tidak terjadi saat ia memakai kacamata hitam.
Tentu saja, Tang Long yang sudah terbiasa diperhatikan segera kembali ke kondisi normal. Ia tersenyum pada Yuna: "Kamarku di mana?"
Yuna seakan baru tersadar dari lamunannya dan menjawab: "Oh, kamar Anda ada di sana, Komandan. Izinkan hamba mengantar Anda."
Saat mengikuti Yuna, Tang Long memperhatikan banyak prajurit wanita yang mengenakan pakaian antariksa atau baju zirah khusus sedang bergegas keluar. Dengan bingung ia bertanya: "Apa yang mereka lakukan?"
Yuna tersenyum dan berkata: "Komandan, karena pangkalan kami ini terlalu kecil, bahkan tidak ada tempat untuk beraktivitas. Mereka pergi ke luar pangkalan untuk berlatih. Bagaimanapun juga, berdiam diri di dalam rumah seharian tanpa pekerjaan memang sangat membosankan."
"Oh, begitu rupanya. Suruh semua bertahan 20 hari lagi. Nanti tim konstruksi akan membangun pangkalan, kita semua bisa naik ke kapal perang. Kapal perang tipe X yang dibeli itu memiliki berbagai fasilitas hiburan. Selama menunggu pangkalan baru selesai, kita bisa tinggal di kapal perang." Tang Long mengangguk.
"Nah, Komandan, ini kamar Anda." Yuna menunjuk sebuah rumah petak di depannya.
Tang Long mengintip ke dalam. Ruangan seluas puluhan meter persegi itu berisi sepuluh tempat tidur tunggal. Selain rangka tempat tidur, perlengkapan seperti seprai dan bantal sama sekali tidak ada.
Melihat ekspresi kaget Tang Long, Yuna tertawa: "Ini ulah militer. 40 ruangan dengan 400 tempat tidur, tak satu pun ada kasur. Jadi saudari-saudari kami baru berbaring tidur saat sudah sangat lelah."
Tang Long yang sedang melamun tiba-tiba memukul kepalanya dan berkata, "Sial, aku lupa bawa pakaian ganti."
Yuna tersenyum pahit dan menjelaskan, "Komandan, kami semua juga tidak membawa pakaian ganti, dan..." Dia memerah wajahnya sambil melanjutkan, "Di sini tidak ada kertas sama sekali, untungnya toiletnya cukup canggih, jenis yang otomatis sepenuhnya."
Mendengar ini, Tang Long langsung berkeringat dingin. Tidak ada kertas berarti bahkan tisu toilet pun tidak ada. Lalu setelah buang air besar harus bagaimana... Tapi menurut Yuna, toilet itu mungkin jenis yang bisa membersihkan pantat secara otomatis dan mengeringkannya. Entah Kam Mucchi lupa atau sengaja berbaik hati memasang toilet seperti ini. Jika dia memerintahkan untuk menggali lubang tanah sebagai toilet, bukankah kita semua akan berada dalam situasi yang sangat memalukan?
"Jika kami semua tidak punya pakaian ganti, lalu harus bagaimana?" Tang Long memikirkan masalah mustahilnya tidak mandi dan tidak ganti baju.
“Oh, ini berkat baju zirah khusus itu. Di dalam baju zirah ada sistem pengeringan. Cukup masukkan pakaian yang sudah dicuci, dalam beberapa menit langsung kering.” Yuna tersenyum.
“Kalau... kamar mandi, maksudku kolam pemandian super mewah itu ada di mana?” Tang Long mulai membayangkan sensasi berendam di kolam besar, semakin dipikirkan semakin terasa gatal di sekujur tubuhnya.
“Ke arah sana, Anda lihat, melewati pintu otomatis itu langsung ke area pemandian.” Yuna mengajak Tang Long berjalan menuju pintu otomatis yang tak jauh.
Melihat pintu otomatis itu, Tang Long mulai membuka kerah bajunya sambil bergegas ke pintu. Yuna yang melihat gerakan Tang Long ingin mengatakan sesuatu, tapi ditepuk pundaknya oleh Sherry yang diam-diam mengikuti. Saat menoleh dan melihat senyum aneh Sherry, Yuna teringat sesuatu lalu ikut tersenyum tanpa berkata-kata.
Kancing seragam militer sudah dibuka, Tang Long dengan wajah berseri-seri memasuki pintu besar yang mengeluarkan uap air. Yuna dan yang lain yang mengikuti langsung menabrak Tang Long yang terdiam di pintu. Mengapa Tang Long diam di situ? Karena ia melihat puluhan tubuh seputih giok di kolam renang seluas ribuan meter persegi. Tak perlu dikatakan, ini adalah puluhan prajurit wanita yang sedang berendam.
Bukan hanya ada orang yang berendam di sini, para prajurit wanita yang awalnya hanya menampakkan bahu dari permukaan air ini, saat melihat Tang Long masuk, tidak hanya tidak berteriak kaget, juga tidak menutupi bagian vital, malah berdiri tegak menampakkan tubuh telanjang mereka di udara, sambil mengangkat dagu dan membusungkan dada memberi hormat kepada Tang Long: "Komandan baik!"
Terdiam oleh sapaan "Komandan baik", Tang Long berbalik sambil bergumam kacau "Maaf-maaf" dengan muka merah padam, lalu lari terbirit-birit. Puluhan prajurit wanita itu hanya bisa termangu-mangu dengan wajah penuh kebingungan. Melihat reaksi Tang Long, Yuna dan yang lain tertawa terkekeh, lalu melambaikan tangan ke arah para prajurit: "Komandan malu. Kalian lanjutkan mandinya." Begitu berkata, mereka berbalik mengejar Tang Long.
Mendengar itu, para prajurit wanita saling pandang sejenak sebelum akhirnya geli-geliut sambil tertawa riang mengguncangkan tubuh mereka.
Bersembunyi di ruangannya, Tang Lung jongkok sambil terengah-engah. Di sela napasnya, ia merintih kesakitan: "Wu wu... Aku kok bisa lupa ini batalyon putri! Hampir setiap saat ada yang mandi. Kapan giliranku bisa nyemplung di kolam itu? Wu wu... Pengen banget berendam di kolam besar itu."
“Komandan… Komandan…” Mendengar panggilan dari luar pintu, Tang Long buru-buru bangun sambil menepuk-nepuk pipinya, lalu merapikan pakaian seraya menjawab: “Ada apa?”
Yuna yang melihat Tang Long yang wajahnya memerah tersenyum kecut, lalu berpura-pura tidak terjadi apa-apa bertanya: “Komandan, bukankah Bapak ingin mandi? Kenapa tiba-tiba kabur? Apa merasa terlalu luas? Tenang kami akan menemani Bapak mandi, pasti tidak akan merasa sepi. Biar saya gosok punggung Bapak ya?”
Tang Long yang telinganya hampir terbakar langsung menggelengkan kepala dan mengibaskan tangan: “Tidak perlu, tidak perlu! Aku suka kesepian, aku lebih suka mandi sendirian.”
Melihat ekspresi Tang Long yang sangat gugup, Yuna dan yang lain tiba-tiba tampak tertarik, terus mendesak ingin mandi bersama Tang Long. Mereka beralasan ingin mempererat hubungan, atau melayani komandan adalah kewajiban. Intinya, semua kalimat yang bisa membuat Tang Long tersipu sengaja mereka ucapkan. Tang Long bingung bagaimana menjawab, akhirnya mengirimkan tatapan meminta pertolongan ke Sherry yang diam, berharap dia bisa membantu.
Sherry yang sejak tadi diam sambil tersenyum memandangi Tang Long, melihat tatapan minta tolong itu tiba-tiba bersuara: "Cukup, jangan buat komandan tidak nyaman." Para wanita ini langsung diam dan heran memandangi Sherry, sementara Tang Long menunjukkan ekspresi berterima kasih. Namun ucapan Sherry berikutnya membuat mulut Tang Long menganga.
"Sherry" melihat semua orang menatapnya dan tersenyum: "Komandan masih muda, tinggal sendirian di ruangan sebesar ini pasti takut. Untuk melindungi Komandan, bukankah kita sebagai bawahan harus pindah ke sini dan tinggal bersama Komandan?"
Mendengar ini, mulut Tang Long terbuka lebar tak bisa menutup. Para perwira wanita setelah tertegun sejenak langsung bertepuk tangan riuh: "Komandan baru 19 tahun, baru saja dewasa. Malam hari pasti takut gelap. Sebagai bawahan, aku memutuskan berbagi ranjang dengan Komandan agar tidak takut." "Komandan, apakah kau masih ngompol? Perlukah hamba membangunkanmu ke toilet?" "Komandan, apakah masih menyusu? Meski hamba tidak punya ASI, tapi bisa membuatmu berimajinasi."
Tang Long mendengar kata-kata yang membuatnya tersipu malu sampai ingin menyelamatkan diri ke dalam tanah, dalam hatinya mulai meragukan apakah memiliki bawahan seperti ini merupakan hasil dari perbuatan jahat kehidupan lampaunya, sehingga harus mengalami hal seperti ini?
