Perwira itu mundur sambil bergetar ketakutan: "Karena... karena..." Tiba-tiba wajahnya berubah pucat pasi dan ia berteriak histeris: "Ah! Jangan! Komandan, ampun!" Reaksi ini muncul karena Kam Mucchi telah merebut pistol di pinggang seorang perwira lain dan mengarahkan lubang laras pistol itu ke arahnya.
"Karena APA? Hah? Karena kau menyembunyikan intelijen ini, kami jadi terjepit! Kau pantas mati atau tidak? Jawab!" Kalimat penuh amarah Kam Mucchi ini disambut dengan tarikan pelatuk sebelum perwira itu sempat membela diri. Peluru menghujam tepat di tubuh sang perwira.
Saat Kam Mucchi marah dan membunuh bawahannya dengan pistol, puluhan planet administratif di wilayah Ibu Kota secara patuh mengikuti perintah. Mereka menembakkan ribuan sinar laser raksasa ke arah kapal bajak laut yang bergerak cepat. Tentu saja, karena perbedaan sudut tembak, banyak sinar laser yang ditembakkan dari planet-planet ini ada yang melayang ke ruang angkasa tak berujung, ada yang mengenai planet tak berpenghuni di sekitar mereka. Jika hanya sampai di situ mungkin tak masalah, namun malangnya beberapa planet administratif yang berdekatan justru terkena dampak sapuan sinar laser dari planet "rekan seperjuangan" mereka. Yang paling tragis adalah penduduk di area planet yang terkena sapuan laser ini. Bisa dikatakan mereka sama sekali tidak menyadari dan benar-benar tak bersalah saat menyambut bencana dahsyat ini.
Dengan pengorbanan dan ratusan sinar laser yang meleset, wilayah Ibu Kota masih berhasil menghujani hampir seribu sinar laser ke kapal bajak laut. Namun semua pengorbanan dan upaya dari pangkalan pertahanan udara di planet-planet administratif wilayah Ibu Kota ini sia-sia belaka. Tingkat perlindungan Perisai Perlindungan kapal bajak laut ternyata mencapai level yang sulit dipercaya. Sinar-sinar laser ini hanya berhasil membuat kapal bajak laut bergoyang beberapa kali dan menyimpang dari jalur semula, tanpa efek kerusakan lainnya sama sekali.
Kapal bajak laut yang melaju cepat tidak memberi kesempatan lagi bagi planet-planet di wilayah Ibu Kota untuk melakukan tembakan kedua setelah serangan ini. Mereka sudah tiba di atas Planet Terran, Ibukota Federasi Wan Luo. Di sini telah menunggu dengan rapat armada kapal patroli polisi antariksa dan pesawat tempur MP yang telah dipindahkan dari berbagai wilayah Ibu Kota. Kapal-kecil ini langsung menerjang membabi-buta begitu melihat kapal bajak laut, sambil menembakkan sinar laser lemah dan menabrakkan diri secara bunuh diri ke arah kapal bajak laut.
Di atas kapal bajak laut yang sama sekali tidak rusak, Tang Hu sama sekali tidak menghiraukan lalat-lalat kecil ini. Sambil menatap koordinat geografis Badan Koordinasi Mineral Federasi Wan Luo di Planet Terran yang ditampilkan di layar, dia memberi perintah: "Luncurkan prajurit mecha ke zona target."
"Siap, Pemimpin." Suara robot yang datar dan dingin menggema. Puluhan peluncur torpedo di kapal bajak laut segera terbuka. Saat kapal kecil Federasi mengira bajak laut akan meluncurkan misil dan mulai menghindar secara refleks alami, hampir sepuluh ribu silinder perak melesat dari peluncur torpedo, menghujani suatu area di Planet Terran seperti hujan.
Orang-orang yang menyaksikan pemandangan ini menjerit kaget. Tak ada yang menyangka bajak laut akan menggunakan misil untuk membombardir Ibu Kota Federasi Wan Luo. Namun berbeda dengan yang lain, para perwira di ruang komando pemadaman pemberontakan di ibu kota hanya bisa menatap kosong. Di benak mereka saat itu hanya terngiang dua kata: "Hancur."
Pangkalan pertahanan udara di Planet Terran tidak menyerah. Para perwira di berbagai tingkat dengan wajah panik berteriak kepada penembak di bawah: "Tembakan artileri pertahanan udara tingkat rendah! Jangan biarkan satu peluru pun jatuh ke permukaan Ibu Kota! Jangan biarkan aib yang belum pernah terjadi dalam sejarah Federasi muncul!"
Sinar laser berukuran sedang yang tak terhitung jumlahnya menghujam ke langit. Jika malam hari, pemandangan ini pasti sangat indah. Meski sekarang siang bolong, tembakan meriam serentak semacam ini tetap sangat mencolok. Rakyat yang sebelumnya tidak tahu apa-apa tentang invasi bajak laut ke wilayah Ibu Kota akhirnya menyadari ada kejadian besar setelah melihat sinar-sinar laser ini.
Meski hampir sepuluh ribu objek bulat perak itu terkena sinar laser, rudar-rudal berwarna perak tersebut tidak meledak, malah terpental ke segala arah. Saat para perwira pangkalan pertahanan udara heran mengapa rudal jenis baru ini tidak bisa hancur, tiba-tiba rudal-rudal itu berhenti melayang di udara. Melalui layar, terlihat benda silinder berwarna perak itu tiba-tiba terbelah menjadi prajurit-prajurit yang mengenakan jubah logam perak, memakai baju zirah tempur raksasa berwarna perak, membawa senapan laser berantai raksasa, dan mengenakan helm tengkorak emas.
Para prajurit mecha raksasa setinggi 3 meter itu, setelah memancarkan cahaya merah dari rongga mata topeng tengkorak emas mereka, tiba-tiba terlihat kehilangan kemampuan melayang dan terjatuh ke tanah secepat kilat!
Melihat adegan ini, Kam Mucchi langsung panik dan bertanya: "Segera periksa lokasi jatuh mereka di mana!"
Seorang perwira yang telah sibuk di depan komputer segera menjawab: "Area tersebut adalah lokasi Kantor Pusat Koordinasi Mineral Federasi!"
Mendengar kabar ini, Kam Mucchi berkata lega: "Syukurlah itu bukan kawasan perumahan..." Tiba-tiba ia berteriak: "Kerahkan semua personel bersenjata untuk memblokade zona itu! Polisi dan MP semuanya harus..." Ucapannya terhenti saat melihat rekaman langsung dari satelit pelacak.
Di layar terlihat jelas para prajurit mecha raksasa itu dengan cepat dan mudah menghancurkan seluruh bangunan Kantor Koordinasi Mineral yang luas. Setelah mengubah pangkalan tersebut menjadi reruntuhan, mereka segera mulai melempar meja, lemari buku, puing-puing, dan segala benda ke langit - menciptakan hujan puing-puing di zona tersebut, seolah mencari sesuatu.
Tak lama kemudian, seorang prajurit mecha perak yang menjepit balok logam berukuran 1 meter panjang, 0,5 meter lebar, dan 30 sentimeter tebal, dikelilingi oleh hampir sepuluh ribu rekan seperjuangan, melesat ke langit dengan semburan api dari kakinya. Bersamaan itu, muncul beberapa kapal bajak laut yang menerobos masuk ke planet secara paksa dari luar angkasa. Kapal-kapal dengan pintu kabin terbuka lebar itu, setelah menjemput puluhan ribu prajurit mecha perak, segera menyalakan mesin dan melesat keluar atmosfer tanpa jeda.
"Laporan, Komandan! Kelompok bajak laut itu mulai melakukan lompatan ruang dan meninggalkan wilayah Ibu Kota!" teriak perwira pengintaian yang memantau radar dengan penuh semangat kepada Kam Mucchi.
Kam Mucchi mengabaikan laporan tersebut. Alih-alih merespons, ia menunjuk gambar statis saat para prajurit mecha perak itu pergi dan bertanya: "Siapa yang bisa memberitahuku, benda logam apa yang dipegang prajurit mecha itu?"
Perwira-perwira saling pandang tak ada yang berani bicara. Mereka semua tidak tahu apa sebenarnya logam yang dirampas bajak laut di Kantor Mineral itu. Seorang perwira dari departemen komputer mungkin, ragu sejenak sebelum hati-hati berkata: "Komandan, mungkin itu hard disk komputer dari Kantor Mineral."
"Hard disk komputer? Kau bilang bajak laut yang dilengkapi persenjataan lebih canggih dari Angkatan Darat Federal kita, datang ke Ibu Kota hanya untuk merampas hard disk komputer Kantor Mineral? Susah payah membuat keributan besar cuma untuk mencuri hard disk berisi data distribusi mineral Federasi..." Tiba-tiba wajah Kam Mucchi yang semula penuh emosi berubah paham, teriaknya menggema: "Rupanya target mereka adalah peta data distribusi mineral!"
"Untuk apa mereka mencuri peta distribusi mineral? Apa mereka ingin menambang diam-diam? Di era kemakmuran materi ini, mineral yang bisa ditemukan di mana-mana apa istimewanya sampai harus direbut?" Seorang perwira bertanya dengan ekspresi bingung.
"Ini serahkan ke dinas intelijen yang menangani, kita fokus perhatikan situasi pertempuran saja!" Meski Kam Mucchi berkata demikian, dia sadar jika bajak laut yang tersebar di seluruh Federasi mulai tertarik pada sumber mineral Federasi, dampak buruknya akan sangat besar. Belum soal kekurangan persediaan untuk membangun armada, rasa panik rakyat akibat kelangkaan logistik saja sudah cukup membuat moril prajurit militer ambruk! Karena itu, Kam Mucchi memutuskan harus memaksa dinas pers memerintahkan media bawahannya untuk tutup mulut!
Tepat ketika Kam Mucchi hendak menelepon Presiden, dering telepon beberapa perwira pengintaian berbunyi serentak. Dengan gerakan sinkron mereka berteriak ke arah Kam Mucchi: "Komandan! Barusan gerombolan bajak laut itu mengagetkan warga Ibu Kota! Rakyat mengira Federasi kalah perang, pasukan pemberontak sudah menyerbu wilayah Ibu Kota. Sekarang mereka mulai berbondong-bondong menuju pelabuhan antariksa untuk mengungsi, seluruh wilayah Ibu Kota sudah kacau balau!"
"Apa? Siapa yang menyebarkan rumor seperti itu? Segera minta Lembaga Berita klarifikasi bahwa hal seperti ini sama sekali tidak terjadi, pasukan kita sedang melancarkan serangan besar sambil menyanyikan lagu kemenangan! Panggil kembali polisi-polisi sampah itu, suruh mereka mengusir rakyat pulang ke rumah! Pasukan polisi militer segera blokade pelabuhan antariksa, tidak ada seorang pun boleh meninggalkan Ibu Kota tanpa perintah! Selain itu, kirim orang untuk berkomunikasi dengan para pengusaha kaya, pejabat tinggi, dan anggota dewan di wilayah Ibu Kota, minta mereka turun tangan memberikan penjelasan." Kam Mucchi yang berpengalaman dalam menangani kerusuhan dengan cepat mengeluarkan perintah, sementara para perwira yang juga mahir dalam hal-hal seperti ini segera melaksanakan perintah tersebut.
Bagi Kam Mucchi, kekacauan rakyat sama sekali tidak berarti. Dia bisa dengan mudah memikirkan seratus cara untuk meredam kerusuhan. Yang penting adalah bagaimana memulihkan kepercayaan para pejabat dan orang terhormat yang hilang akibat kekacauan rakyat. Jika dia hanya ingin mempertahankan posisi tinggi atau sekadar mencari uang, dengan dukungan organisasi, dia sama sekali tidak perlu peduli pada omong kosong para pejabat itu. Tapi ambisinya adalah menguasai negara ini. Untuk itu, dia harus menjilat para bangsawan itu. Namun begitu menjadi penguasa tertinggi, dia akan pertama kali menghabisi para pejabat omong kosong itu!
Kam Mucchi berpikir sejenak lalu bertanya pada perwira intelijen: "Bagaimana kondisi Pasukan Front Swen? Apakah Pasukan Front Della belum juga merebut puluhan planet administratif terakhir? Perintahkan mereka mempercepat serangan! Kita butuh kemenangan besar untuk mengalihkan perhatian rakyat!"
Pertama-tama dia memberikan senyum menjilat ke arah Kam Mucchi, lalu dengan ekspresi arogan menghubungi garis depan melalui kabel komunikasi. Tiba-tiba wajahnya berubah pucat pasi seolah mendapat pukulan berat. Setelah beberapa saat, dia menelan ludah dengan susah payah dan memutar kepala ke arah Kam Mucchi sambil merintih, "Korps Angkatan Darat Dra mengalami kekalahan total."
Semua perwira yang mendengar ini tertegun memandangi perwira pengintaian itu. Kam Mucchi bergumam seperti orang linglung, "Ini tidak mungkin! Di sana ada lebih dari sejuta kapal perang! Bukankah katanya hampir merebut kembali seluruh galaksi? Bagaimana mungkin bisa kolaps seketika? Mustahil!"
Tidak lama sebelumnya, Pasukan Depan Dra yang berjumlah sangat besar seperti anjing pemburu yang menemukan kelinci, menerjang dengan nekat ke puluhan planet terakhir. Meskipun radar mereka menunjukkan puluhan kelompok bajak laut muncul di belakang dan menjarah planet-planet yang telah mereka taklukkan, tak satu pun yang menghiraukan, karena dibandingkan dengan memulihkan seluruh galaksi, masalah bajak laut itu sama sekali tidak berarti.
Ketika mereka menerima perintah Kam Mucchi untuk menarik Armada Gabungan ke-10 kembali bertahan, kecuali para perwira Armada Gabungan ke-10 yang bermuram durja, para perwira armada gabungan lainnya bersorak gembira sambil bertepuk tangan mengantarkan kepergian.
"Armada Gabungan ke-10 yang melihat prestasi terbesar luput dari mereka, bergerak kembali dengan penuh kekesalan. Sebenarnya mereka bisa langsung melakukan lompatan ruang ke perbatasan galaksi, namun untuk memberantas bajak laut yang tiba-tiba muncul di galaksi ini, para komandan Armada Gabungan ke-10 membagi 210.000 pasukan menjadi 420 satuan tempur. Mereka menyebar ke berbagai lokasi sambil terus bergerak menuju wilayah Ibu Kota sembari mencari jejak bajak laut.
"Brengsek! Akhirnya ketemu juga kalian tikus-tikus! Habiskan mereka!" teriak seorang komandan satuan tempur yang matanya menyala melihat puluhan kapal bajak laut bergambar tengkorak sedang menembakkan sinar laser ke sebuah planet. Tangannya mengayun dengan garang memberi perintah tembak.
Sebenarnya komandan Armada Gabungan ke-10 memerintahkan setiap detasemen kecil untuk segera melaporkan jejak bajak laut ke pasukan sekutu terdekat begitu ditemukan, guna memusatkan kekuatan superior dan menghancurkan mereka total. Tapi akankah komandan detasemen yang memimpin 500 kapal perang membagikan informasi tentang 50 kapal bajak laut di hadapannya ke pasukan lain? Tentu tidak! Makan sendiri baru bisa gemuk!
Apalagi para prajurit yang terpaksa kembali ke wilayah Ibu Kota karena perintah, kesal tanpa tempat meluapkan emosi. Mereka malah mengeluh jumlah bajak laut terlalu sedikit. Begitu melihat target, langsung bersorak dan menerjang dengan kecepatan penuh.
"Awalnya sebentar lagi bisa memperoleh jasa besar, tapi gara-gara kalian tikus-tikus ini aku harus melepas kesempatan itu! Jika tidak menghajar kalian sampai jadi bebek panggang, aku ganti marga ikut kalian!" teriak seorang awak pesawat Angkatan Darat Federal. Ucapan ini yang disiarkan melalui sistem komunikasi langsung memicu resonansi para awak pesawat lainnya. Mereka segera memaki-maki sambil mengarahkan kapal perang ke gerombolan bajak laut.
Bajak laut yang sedang mengganggu planet administratif segera menyadari Armada Federasi yang marah besar mengejar mereka. Mesin segera dinyalakan untuk kabur. Tapi para awak kapal perang Federasi tidak mungkin membiarkan mereka lolos begitu saja. Kapal-kapal tempur itu membuntuti pantat bajak laut dengan ketat. Sementara operator meriam, tanpa menunggu perintah komandan atau peduli apakah tembakan bisa mengenai target, terus menekan tombol tembak. Lagi pula sistem komputer akan otomatis mengarahkan senjata.
Komandan satuan meski agak kesal dengan bawahan yang tidak patuh ini, tapi yang lebih membuatnya marah adalah kecepatan puluhan kapal bajak laut ini hanya sedikit lebih cepat dari kapal perangnya. Hanya selisih sedikit ini, armadanya sama sekali tidak bisa mengejar!
"Cepat! Buka mesin maksimal, meski suhu reaktor tenaga melebihi batas tetap percepat kecepatan!" Menyadari kapal bajak laut lebih canggih dari armadanya, komandan satuan terpaksa memberi perintah sambil mengutuk dalam hati kapal perang usang yang dikendarainya.
Bajak laut juga bukan tipe yang mudah ditaklukkan. Setidaknya, mereka lebih familiar dengan jalur antariksa di sekitar ini dibanding Angkatan Darat Federal. Terbukti, setelah menyeret satuan Federal ini berputar-putar lama, tetap tidak tertangkap. Bahkan dengan sangat lancang, para bajak laut mengirim komunikasi ke satuan Federal, menggunakan berbagai bahasa verbal dan bahasa tubuh yang vulgar untuk "menyapa" keluarga komandan satuan.
Bagaimana mungkin komandan satuan yang muda dan berapi-api ini bisa menelan penghinaan seperti ini? Dia segera melompat sambil mengumpat dalam hati dan memerintahkan: "Kejar! Kejar sampai ke ujung alam semesta! Aku akan menggantung mereka dengan tanganku sendiri!"
Namun ketika bajak laut mengarahkan satuan ke dekat planet sampah, komandan yang sedang berkobar-kobar amarahnya tiba-tiba gemetar seolah disiram air dingin. Karena dari belakang satuan mereka, planet sampah itu tiba-tiba memunculkan ribuan kapal perang pemberontak bermerek militer.
Meskipun level kapal perang hanya berbeda tipis, selain perbedaan mobilitas, kemampuan tempur kapal hampir setara. Tapi jumlah musuh benar-benar terlalu banyak. Rasio kekuatan satuan dengan musuh lebih dari 1:6, ditambah serangan mendadak dari belakang. Hampir seketika, satuan berjumlah 500 pasukan ini berubah menjadi sampah antariksa setelah beberapa kali tembakan serentak pemberontak, bahkan tanpa sempat mengirim sinyal darurat.
Pemberontak yang memiliki keunggulan mutlak tentu tidak melewatkan satuan-satuan kecil lain yang sedang berkeliaran mencari bajak laut. Mereka mulai menyerang satuan-satuan kecil di sekitarnya. Tentu saja, adegan seperti tadi tidak hanya terjadi di satu lokasi ini. Hampir semua satuan kecil yang berhasil melacak jejak bajak laut dan terus memburunya tanpa henti, mengalami pukulan menghancurkan yang sama di sekitar planet sampah.
Para komandan Armada Gabungan ke-10 yang menerima laporan satuan tempur mereka diserang musuh segera memerintahkan pengumpulan pasukan. Mereka juga mengirim sinyal darurat ke empat armada gabungan di depan. Ketika Armada Gabungan ke-10 yang bergetar ketakutan ini akhirnya berkumpul, para komandan baru menyadari armada mereka yang semula berjumlah 210.000 pasukan kini hanya tersisa 70.000-an kapal perang. Di tengah kepedihan hati, mereka juga melihat kapal-kapal perang pemberontak yang menyerang satuan-satuan kecil mulai berkonsolidasi. Pasukan musuh yang terkumpul mencapai 200.000 kapal kini bergerak maju ke arah mereka.
Meskipun komandan Armada Gabungan ke-10 sangat ingin melawan pemberontak habis-habisan, namun mengingat kekuatan militer mereka yang terbatas tidak mampu menahan serangan pemberontak, sekaligus untuk mencegah pasukan pendahulu jatuh ke dalam jebakan seperti mereka, mereka segera berbalik arah dan bergabung dengan empat armada gabungan yang sedang bersiap menyatukan galaksi.
Empat armada gabungan itu segera memperlambat kecepatan setelah menerima kabar dari belakang. Mereka juga telah mengetahui taktik pemberontak yang bersembunyi di dalam planet sampah untuk menyergap. Karena tidak dapat mendeteksi keberadaan kapal perang di sekitar planet sampah, demi menghindari risiko, mereka memutuskan untuk menghancurkan semua planet sampah tersebut menjadi bola api. Setelah menangini situasi ini, mereka mulai menyusun formasi pertempuran berbentuk W. Dengan cepat, mereka menggerakkan formasi ini siap menyambut Armada Gabungan ke-10 yang sudah porak-poranda, sembari maju menghadapi 200.000 musuh tersebut.
Pasukan Depan Dra dengan 4 Armada Gabungan segera menyambut Armada Gabungan ke-10 yang mundur kocar-kacir, sekaligus menghadapi 200.000 pasukan musuh yang mengejar dari belakang.
Dengan formasi W yang terdiri dari lebih 800.000 kapal perang, Pasukan Depan Dra mencegah 70.000 sekutu mengacaukan barisan. Atas perintah komandan, formasi W diubah menjadi dua formasi V. Mereka mengirim perintah listrik ke Armada Gabungan ke-10 untuk melewati celah tengah, lalu melakukan manuver flanking dari sayap untuk memotong jalan mundur pemberontak.
Komandan Armada Gabungan ke-10 yang menerima perintah segera menyetujui kesempatan membersihkan aib ini. Ia memimpin armada dengan kecepatan penuh melewati celah formasi.
