Mendengar ini, Kam Mucchi langsung bangkit penuh semangat dan menatap tajam perwira intelijen itu: "Armada Gabungan Pertama berhasil mengalahkan semua pemberontak di Galaksi Siwen?"
Perwira pengintaian membetulkan: "Komandan, bukan mengalahkan, melainkan menghancurkan. Di Galaksi Siwen sudah tidak ada pasukan pemberontak yang terorganisir." Tentu saja dia tidak berani menyebutkan masih ada sisa pasukan pemberontak yang menarik dua armada gabungan keluar dari Galaksi Siwen. Namun menurut laporan rahasia terbarunya, saat Armada Gabungan Pertama mendekati Planet House (ibukota pemberontak), sisa pasukan ini telah meninggalkan dua armada pengejar dan kembali ke Galaksi Mu Li. Dengan demikian, meski dia menyembunyikan keberadaan satu-satunya pasukan pemberontak yang belum dihancurkan ini, yakin tidak ada yang akan menuntutnya.
Kam Mucchi mengangguk dengan mata berbinar bertanya lagi: "Armada Gabungan Pertama sudah mendekati ibukota pemberontak?"
Perwira pengintaian mengangguk mantap: "Benar! Armada Gabungan Pertama telah memasuki jangkauan pengawasan ibukota pemberontak. Saat ini sedang menghancurkan pangkalan pertahanan udara di planet-planet sekitarnya. Diperkirakan tidak lama lagi ibukota pemberontak akan jatuh!"
"Bagus! Bagus sekali! Hahaha, sungguh luar biasa! Wei Fei memang pantas menjadi elite faksi muda, pantas aku pilih sebagai komandan Armada Pertama, pantas aku alokasikan khusus 10.000 kapal kelas tinggi untuknya! Baik, umumkan ke seluruh pasukan, berikan penghargaan pada Armada Gabungan Pertama, naikkan pangkat Wei Fei menjadi Letnan Jenderal Angkatan Darat Federal! Beri tahu Wei Fei, suruh dia segera merebut ibukota pemberontak dan segera akhiri perang saudara federal ini!" Setelah mengeluarkan perintah-perintah ini, Kam Mucchi langsung merasa lega. Meski satu juta lebih kapal perangnya hancur, tapi ibukota pemberontak hampir jatuh. Asal bisa mendapatkan medali pengakhir perang saudara dan pemersatu Federasi, bahkan jika harus kehilangan jutaan kapal lagi, itu sama sekali bukan masalah!
Kam Mucchi yang tegang sampai kerongkongannya terasa kering menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri. Setelah menggoyangkan gelas anggur itu, ia menempelkan bibirnya ke tepi gelas, bersiap menikmati anggur yang melambangkan kemenangan yang akan datang ini.
Baru saja lidah Kam Mucchi menyentuh sedikit rasa anggur, suara alarm tiba-tiba menggema di ruang komando dengan dering "Wu wu wu!". Sementara Kam Mucchi masih terduduk kaku memegang gelas, bingung dengan situasi yang terjadi, seorang perwira pengintaian berlari panik sambil berteriak: "Komandan, buruk! Kekaisaran Elang Perak... Kekaisaran Elang Perak melakukan invasi! Mereka sudah menguasai galaksi Guyunlong!"
"Brak!" Gelas di tangan Kam Mucchi jatuh menghantam lantai, seketika membentuk genangan merah darah yang menyala-nyala.
Beberapa belas menit sebelumnya, di kapal induk satuan patroli yang sedang berjaga di perbatasan galaksi Guyunlong, Letnan Kolonel yang duduk di kursi komando asyik mengobrol melalui saluran rahasia dengan pacarnya seorang Mayor yang bertugas di pos komunikasi jauh.
Mayor perempuan berkata dengan khawatir: "Berhati-hatilah saat patroli di perbatasan. Menurut intelijen, Kekaisaran Elang Perak memiliki armada patroli perbatasan berjumlah 5.000 pasukan di sana."
Letnan Kolonel berbicara dengan santai: "Tenang saja. Pasukan patroli Kekaisaran Elang Perak itu sama sekali tidak akan melintasi batas, mereka hanya berputar-putar di wilayah kekuasaan mereka sendiri."
Mayor perempuan bertanya dengan bingung: "Bagaimana kau bisa begitu yakin? Bukankah sebelumnya ada armada Kekaisaran Elang Perak yang melakukan invasi? Beranikah kau menjamin mereka tidak akan menyerang lagi kali ini?"
"Hehe, Kementerian Luar Negeri sudah menjelaskan bukan? Yang melakukan invasi terakhir kali adalah salah satu dari tujuh pasukan pengawal kekaisaran mereka, dengan komandan dari kalangan bangsawan dan pejabat tinggi. Tentu saja mereka berani masuk sembarangan. Sedangkan pasukan patroli Kekaisaran Elang Perak yang berhadapan dengan kita ini, mana ada keberanian seperti para bangsawan itu? Kalau mereka berani melintas, pasti langsung dihukum mati!" kata Letnan Kolonel dengan penuh kesombongan.
“Lebih baik tetap waspada. Negeri sedang dilanda perang saudara, ditambah lagi bajak laut merajalela. Jika musuh kuat dari luar ikut menginvasi Federasi kita, benar-benar tamatlah.” Mayor perempuan itu menghela napas.
“Baiklah, aku akan berhati-hati. Ah, sejujurnya aku tak mengerti maksud atasan. Untuk apa memindahkan pasukan utara seperti kami ke wilayah timur? Bertugas di sini tanpa batas waktu yang jelas, sungguh sangat merindukan rumah.” Letnan Kolonel itu mengeluh.
“Bukankah atasan bilang kami akan dipindahkan kembali begitu perang saudara mereda? Bagaimana bisa disebut tidak ada batas waktu?” Mayor itu bertanya bingung.
“Hei, siapa atasan langsung kita? Raja Utara! Kau pikir dia akan melepaskan galaksi Guyunlong yang sudah dikuasainya sekarang?” Letnan Kolonel itu balik bertanya.
Mayor mengerutkan alis: “Mengapa bicara seburuk itu? Seolah-olah Federasi kita seperti pecahan kekuasaan warlord saja.”
Letnan Kolonel menyeringai dan berkata: "Memang begitu. Aku beritahu, Federasi kita..." Tiba-tiba Letnan Kolonel menengok ke kejauhan dengan gugup: "Sepertinya ada situasi. Nanti aku..." Ucapan Letnan Kolonel terpotong saat rekaman tiba-tiba terputus, membuat Mayor panik memanggil-manggil tanpa henti.
Tak lama kemudian, Mayor segera tahu alasan rekaman terputus - seluruh armada patroli perbatasan Federasi telah dihancurkan oleh Kekaisaran Elang Perak. Kekaisaran itu memanfaatkan momentum perang saudara dan serangan bajak laut di Federasi Wan Luo untuk melancarkan invasi mendadak tanpa deklarasi perang.
Pasukan pengawal kekaisaran pimpinan Darren dan Kester dari Armada Ketiga dan Keempat, mengikuti pasukan utama dari belakang dengan santai-santai sambil memasuki wilayah Federasi.
"Kester yang meninggalkan posisinya dan pergi minum di kapal induk Darren, melihat bangkai kapal perang Federal yang hancur, tertawa: "Angkatan Darat Federal benar-benar bodoh. Menemukan invasi kami, tidak kabur malah mengirim peringatan listrik, hehe, akhirnya berakhir seperti ini."
Darren tidak peduli: "Mereka memang seperti itu. Bukan karena misi sebelumnya, hanya kita berdua saja sudah bisa menelan galaksi Guyunlong ini."
"Hehe, ngomong-ngomong, militer kekaisaran harusnya memberi medali lagi. Tanpa dokumen yang kita bawa, bagaimana mungkin menghancurkan pos pengawasan di perbatasan tanpa suara?" kata Kester sambil tertawa.
"Jangan berharap. Bukankah kita sudah naik satu tingkat dan jadi viscount? Masih mau apa lagi?" Darren juga tersenyum.
Kester meneguk anggur lalu berkata dengan acuh tak acuh: "Aku bilang, kedua pria tua itu sudah sepuh, kok masih mau jadi Komandan Utama dan Wakil? Apa mereka nggak percaya sama kita?"
Darren tersenyum: "Emangnya? Kau mau jadi Komandan Utama? Jangan ngayal deh. Kali ini kita kerahkan 22 armada, total kekuatan 220 ribu. Jenderal bintang tiga aja ada 10 lebih. Yang punya gelar bangsawan juga seabrek. Kita cuma jenderal bintang dua, gelarnya juga rendah. Pondasi dasar nggak mungkin jadi Komandan Utama. Selain kedua atasan kita, cuma Yang Mulia Kaisar yang bisa pimpin armada sebesar ini. Siapa pun lain pasti nggak bakal diterima."
Kester menyeringai bergumam pelan, lalu menengok ke sekeliling: "Putri Bangsawan mana? Nggak dibawa ya?"
Darren menggelengkan kepala dengan wajah masam: "Aku berani apa bawa nona itu. Aku titipkan dia di perkebunanku."
Kester mengangguk sambil menatap gelas anggurnya: "Hmm, itu yang terbaik. Jika dia kembali ke kediaman Yang Mulia, aku khawatir dia akan mengalami celaka. Ngomong-ngomong, seberapa aman perkebunanmu? Apakah sistem pengamanannya memadai?"
Darren menuangkan anggur untuk dirinya sendiri: "Perkebunanku berada di luar wilayah ibukota, tidak banyak yang tahu. Penjaganya semuanya robot."
Ekspresi Kester tertegun sejenak mendengar ini, namun segera tersadar. Masyarakat umum mungkin tidak tahu, tapi kalangan internal Kekaisaran memahami bahwa penggunaan robot bukanlah hal baru. Awalnya robot diciptakan khusus untuk menguji senjata baru. Seiring waktu, para perwira yang terlibat dalam pengujian - terutama yang kondisi finansialnya pas-pasan - diam-diam membawa beberapa robot untuk menjaga perkebunan mereka. Tindakan ini dilakukan untuk menghemat biaya perekrutan penjaga manusia, mengingat gaji tahunan satu penjaga biasa bisa membeli beberapa robot bersenjata.
Bicara soal ini, mungkin terasa aneh, mengingat Kekaisaran memiliki jumlah budak yang sangat besar, bukankah harga membeli budak seharusnya tidak mahal? Tentu saja tidak mahal, beberapa budak bisa dibeli dengan 100 Koin Kekaisaran. Tapi perlu diperhatikan, ini bukan tentang mencari tenaga kerja murah, melainkan mencari penjaga. Setiap perwira Kekaisaran sedikit banyak pernah membunuh budak, beranikah mereka mempercayakan keamanannya pada budak? Tidak takutkah tenggorokan mereka diiris budak saat tertidur lelap? Maka Robot yang penurut, kuat dalam pertempuran, sekaligus setia, menjadi pilihan terbaik para perwira junior dalam memilih penjaga.
Hanya karena Robot murah, layanan 24 jam, dan kesetiaan tanpa syarat, dimulai dari seorang perwira junior, perlahan hampir semua perwira junior memiliki beberapa Robot penjaga. Kemudian berkat loyalitas Robot, perwira menengah dan senior juga mulai menempatkan Robot penjaga di kamar tidur mereka. Tentu, karena Robot merepresentasikan periode mengerikan di masa lalu, selain perwira militer, seluruh Kekaisaran tidak mengetahui keberadaan Robot.
Darren melihat senyum Kester, ikut tertawa: "Apa? Heran aku pakai Robot? Aku tak punya uang."
Kester menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Bukan, mana mungkin aku heran. Bahkan Kaisar kami pun memakai Robot. Hehe, jujur saja, aku juga menyimpan beberapa Robot di rumah."
“Kaisar juga menggunakan Robot? Lalu para pengawalnya cuma pajangan?” Darren bertanya dengan alis berkedut dan nada terkejut. Dia tidak meragukan perkataan temannya, karena tahu bahwa temannya yang pandai bersilat lidah dan selalu ramah ini punya banyak koneksi di kalangan elite Kekaisaran, sehingga sering mendapat informasi-informasi rahasia.
Kester tertawa, “Hei, masa tak paham? Karena Kaisar sudah tidak percaya pada militer yang dikuasai Yang Mulia, juga tak percaya pengawal yang dikontrol Duke. Di sekelilingnya tak ada yang bisa dipercaya, kalau bukan Robot yang jadi pengawal, lalu siapa lagi? Kudengar begitu Armada kita keluar dari wilayah ibukota Kekaisaran, Kaisar langsung mengganti besar-besaran para Komandan di berbagai departemen, bahkan mengirim mata-mata di sekitar kediaman Duke dan Yang Mulia.”
“Kau tidak memberitahu kedua atasan kita?” Darren berbisik pelan.
“Lapor apa? Jika mereka sampai tak tahu hal ini, berarti mereka terlalu...” Kester menghentikan ucapannya di tengah jalan, lalu meneguk anggur perlahan.
Darren tentu tahu apa yang tidak diselesaikan oleh Kester, tetap diam-diam meneguk anggurnya.
Setelah lama, Kester yang baru mengisi gelasnya kembali menghela nafas: "Sebenarnya tak perlu terlalu khawatir. Selama kedua atasan kita tetap menguasai sepertiga kekuatan militer Kekaisaran, dan tidak nekat kembali ke ibukota sendirian, bahkan Kaisar pun takkan berani bertindak terhadap mereka."
Darren tidak bersuara, hanya mengangguk pelan.
50.000 kapal perang yang berjaga di galaksi Guyunlong, begitu mendeteksi invasi Kekaisaran, segera melapor ke Zhang Junlong alih-alih ke militer Federal.
Zhang Junlong mendengar kabar ini tanpa menunjukkan ekspresi panik, hanya bertanya datar: "Invasi Kekaisaran? Berapa kekuatan militernya?"
"Ada 220.000 kapal perang, dengan 140.000 di antaranya adalah kapal perang kelas menengah, dan 80.000 kapal kelas tinggi. Selain itu, di barisan belakang terdapat dua armada masing-masing terdiri dari 20.000 kapal kelas tinggi. Berdasarkan nomor identifikasi, salah satunya adalah armada yang melakukan invasi ke negara kita sebelumnya. Mohon instruksi Komandan!" Seorang Letnan Jenderal melapor dengan wajah tanpa ekspresi.
Wajar saja wajahnya tampak muram. 50.000 kapal perang miliknya semuanya kelas menengah, tidak hanya kalah jumlah jauh dari musuh, tetapi juga levelnya lebih rendah. Hanya memikirkan keberadaan dua armada musuh yang seluruhnya terdiri dari kapal kelas tinggi saja sudah membuat bulu kuduk merinding.
Zhang Junlong terdiam sejenak, lalu mengangguk dan berkata: "Tarik semua pasukan kembali ke utara. Kam Mucchi si brengsek itu jelas-jelas berjanji akan mengembalikan kapal kelas tinggi asalku jika aku mengirim pasukan untuk menjaga galaksi Guyunlong. Tapi selain memberikan 10.000 kapal kelas tinggi ke Pasukan Sven, 50.000 kapal kelas tinggi lain yang dikumpulkan dari seluruh Federasi menghilang begitu saja. Kita akan kembali dan menyerahkan garis pertahanan kepada Kam Mucchi. Biarlah dia melawan Kekaisaran dengan kapal-kapal kelas tinggi yang disembunyikannya itu."
Sang letnan jenderal tertegun mendengar ini. Ia tak menyangka komandan akan memerintahkan penarikan pasukan, yang berarti menyerahkan galaksi Guyunlong begitu saja. Namun kebiasaan patuh selama bertahun-tahun membuatnya segera mematuhi perintah. Tentu saja, dalam batinnya ia juga enggan bertempur dalam pertempuran yang sudah pasti kalah ini. Seandainya dia komandan tertinggi, pasti langkah pertama yang diambil adalah mundur. Sekarang dengan adanya perintah resmi dari atasan untuk mundur, itu solusi terbaik - segala tanggung jawab tidak akan jatuh di pundaknya.
Maka tentara kekaisaran yang menginvasi hanya menghancurkan ratusan kapal patroli Federasi, lalu menelan seluruh galaksi Guyunlong ke dalam perut mereka tanpa kesulitan.
