Saat Darren dan Kester bersulang minum (alkohol) untuk menghilangkan ketegangan setelah mengetahui rahasia besar tadi, bunyi telepon mendesak mulai berdering keras.
Kester mengerutkan bibir sambil bergumam pelan lalu menekan tombol penerimaan. Begitu tersambung, suara Komputer pusat Kekaisaran yang sudah sering didengar itu berbunyi: "Mayor Jenderal Kester, Mayor Jenderal Darren, sesuai Pasal 3 Peraturan Darurat, kalian kini telah menjadi Komandan militer tertinggi Kekaisaran Elang Perak. Selamat."
Kester dan Darren langsung membeku mendengar kabar itu. Mereka tentu tahu apa isi Pasal Darurat Ketiga, yang berlaku di medan perang: saat komandan gugur, perwira dengan pangkat militer tertinggi di bawahnya secara otomatis menjadi komandan. Tapi jabatan mereka sekarang bukan sebagai komandan armada tertentu, melainkan komandan militer tertinggi Kekaisaran Elang Perak. Menurut penjelasan ini, berarti semua perwira dengan pangkat Letnan Jenderal ke atas di Kekaisaran telah gugur. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Kejadian seperti apa yang bisa membuat semua perwira berpangkat Letnan Jenderal ke atas gugur secara massal? Apakah istana tempat jenazah disemayamkan diledakkan hingga hancur lebur saat para pejabat sedang melayat, sehingga menyebabkan seluruh jenderal tinggi mati bersamaan?
Kester buru-buru menanyakan detail kejadian kepada Komputer pusat. Jawaban yang diberikan sesuai dengan dugaan Kester: benar-benar terjadi ledakan di istana saat para pejabat sedang melayat. Semua pejabat termasuk Duke dan Yang Mulia telah mengalami vaporisasi. Ketika komputer menyatakan bahwa perwira tertinggi militer di ibukota saat ini adalah seorang Letnan Kolonel, sementara pejabat administratif tertinggi adalah wakil kepala kantor pos, serta mengingatkan keduanya untuk segera tiba di ibukota guna memulihkan ketertiban, hati mereka berdua langsung berdebar kencang.
Keduanya menyadari: begitu kembali ke ibukota, seluruh kota akan berada dalam kendali mereka. Sepanjang perjalanan pulang, mereka bisa menggunakan wewenang sebagai komandan militer tertinggi Kekaisaran untuk mengkonsolidasikan pasukan garnisun di berbagai galaksi. Dengan menguasai ibukota dan memegang kendali pasukan berat, begitu jubah kekaisaran dikenakan, sebuah Dinasti baru akan segera muncul di alam semesta ini!
Saat Darren mendengar komputer menyatakan bahwa dirinya dan Kester sama-sama menjadi Komandan Militer Tertinggi Kekaisaran, jantungnya mulai berdebar kencang. Karena dia menyadari jika Kester tidak ada, dirinya akan menjadi satu-satunya Komandan Militer Tertinggi yang menguasai pasukan berat - seluruh Kekaisaran akan menjadi miliknya asalkan...
Darren terkejut dengan pikiran mengerikan yang tiba-tiba muncul ini, segera mulai menyangkal gagasan tersebut. Tapi seperti bisikan iblis, semakin dia menolak, semakin kuat keinginan untuk melakukannya - seluruh Kekaisaran sedang memanggilnya! Cahaya di mata Darren perlahan menyala. Dengan berpura-pura santai, dia bergerak ke belakang Kester, tangan kanannya perlahan meraih pistol di pinggang.
Kester merasa seluruh tubuhnya menggigil kedinginan, hawa dingin yang menyebar dari jantungnya telah meliputi seluruh tubuh. Semua ini karena dari pantulan gelas anggur, dia melihat tangan Darren yang berdiri di belakangnya telah menempel di gagang pistol. Kester sangat ingin menoleh untuk memastikan apakah penglihatannya salah, tapi naluri bertahan hidup membuatnya tidak bisa bergerak. Dia takut begitu berbalik akan melihat lubang laras pistol yang gelap gulita.
Meski tahu bahwa temannya ini sangat ambisius, dan dirinya sendiri juga memiliki ambisi, ambisi Kester tidak sampai sebesar ini - saat mendengar kesempatan merebut sebuah negara, malah membunuh teman baik yang menjadi penghalang dengan pistol. "Apakah persahabatan kami begitu dangkal sehingga tidak bisa bertahan dari sedikit ujian?" Kester berduka dalam hatinya.
Tangan kanan Darren yang sudah menekan gagang pistol juga goyah, jika tidak dia pasti sudah menembak. Saat ini dia masih belum yakin apakah benar-benar ingin melakukan ini, namun saat kembali merasakan seluruh Kekaisaran memanggilnya, dia menggigit bibir dan akhirnya memutuskan apa yang dibutuhkan. Dengan terkendali, dia perlahan namun pasti mulai menarik pistolnya.
Kester yang telah menyaksikan semua ini dari pantulan gelas anggur menutup matanya dengan perasaan menderita. Pada detik ini, dia tak lagi berkhayal tentang persahabatan mereka.
Persis saat Darren hampir berhasil sepenuhnya mengeluarkan pistolnya, suara Komputer pusat Kekaisaran tiba-tiba berbunyi: "Mayor Jenderal Kester, Mayor Jenderal Darren, identitas tiga pangeran telah dikonfirmasi. Sesuai Pasal 12 Hukum Kekaisaran, dalam keadaan darurat para pangeran otomatis menjadi komandan tertinggi administratif militer. Saat ini kami mencabut penunjukan sebelumnya untuk kalian berdua, maaf."
Darren menarik napas berat lalu buru-buru menyarungkan pistol, berbalik badan tanpa berani menatap Kester sambil berkata: "Aku agak lelah, pulang dulu." Kemudian ia meninggalkan ruangan. Dari postur kaku Kester tadi, Darren sudah tahu bahwa niatnya terbongkar. Kepergiannya yang tergesa ini selain karena takut berhadapan muka, juga untuk mencegah Kester balik menyerangnya.
Kester diam seribu bahasa, hanya mengangguk pelan. Tentu saja gerakan ini tidak terlihat oleh Darren yang sudah pergi. Kester tetap berdiri kaku seperti patung di tempatnya, hingga sebuah komunikasi masuk: "Komandan, Mayor Jenderal Darren memimpin Armada ke-3 bergerak menuju bintang militer Nomor 3."
Dengan suara serak, Kester berkata: "Aku mengerti." Saat komunikasi terputus, Kester menuangkan anggur untuk dirinya sendiri, duduk di sofa sambil memegang gelas dengan getir: "Sejak kau pergi, aku tahu kita sudah menjadi musuh. Selamat tinggal temanku." Dia menenggak habis anggurnya dalam sekali teguk.
Beberapa hari kemudian, berita tentang Istana Kekaisaran Elang Perak yang hancur lebur, seluruh pejabat menengah-tinggi kekaisaran tewas dibasmi, ibukota besar hanya dijaga oleh seorang Letnan Kolonel, sistem politik raksasa dijalankan oleh wakil kepala kantor pos, serta tiga pangeran yang mulai berebut tahta menyebar ke Federasi Wan Luo. Mendengar kabar ini, Chen Yu melompat ke meja rapat dengan sikap tidak karuan sambil bersorak, sementara para perwira di garis depan melempar-topi seragam mereka karena akhirnya bisa pulang ke rumah.
Namun, para perwira baru saja bersuka cita sebentar sebelum menerima perintah yang membuat mereka mengumpat dalam hati. Perintah tersebut memerintahkan Angkatan Darat Federal untuk memberikan pukulan berat kepada tentara kekaisaran yang menguasai galaksi Guyunlong, agar mereka mundur kembali ke kekaisaran.
Para anggota dewan pemerintah yang tak pernah mengalami perang, setelah mengetahui kekacauan internal Kekaisaran, segera mengajukan usulan di Parlemen bahwa ini adalah waktu terbaik untuk merebut kembali galaksi Guyunlong. Dengan kondisi Kekaisaran yang sedang kacau, jika pasukan kekaisaran di galaksi Guyunlong mendapat serangan, mereka akan segera mundur dan tak lagi menguasai wilayah Federasi.
Meskipun Chen Yu dan para jenderal militer berulang kali menekankan keunggulan tentara kekaisaran dan kelelahan pasukan Federal yang sudah lama berperang, usulan itu tetap disetujui lagi meski mendapat penentangan. Melihat anggota dewan yang bersorak atas "kemenangan" mereka lagi, Chen Yu menyimpan kebencian dalam hati: Andai ia seorang diktator, tentu ia tak perlu mengirim para prajurit ke medan pertempuran yang sudah jelas tak ada kemungkinan menang - mengirim mereka ke kematian.
Karena situasi kacau di berbagai daerah saat ini, para bajak laut telah menghalangi komunikasi antara daerah-daerah dengan Ibu Kota. Hal ini membuat Chen Yu yang terlalu bergantung pada sistem intelijen menjadi seperti buta sepenuhnya. Oleh karena itu, Chen Yu saat ini belum menyadari bahwa Zhang Hu Hun berhasil menguasai seluruh Parlemen melalui pidato tentang "Parlemen sebagai kekuatan penggerak Federasi". Di saat yang sama, Chen Yu juga tidak menyadari bahwa pengaruh Parlemen telah mulai menyusup ke tubuh militer secara perlahan.
Ver dan Lai Wei sempat berniat menolak perintah ini setelah menerimanya. Namun Wei Fei membujuk mereka dengan berkata: "Jika kalian menolak menjalankan perintah, militer akan mencopot jabatan kalian dan menggantinya dengan orang yang mau patuh. Dibandingkan orang lain, aku lebih percaya kalian tidak akan membiarkan para prajurit sia-sia."
Karena perkataan Wei Fei inilah, Ver dan Lai Wei akhirnya menjalankan perintah. Armada yang hanya berjumlah 400.000 kapal perang dan penuh bekas luka itu berangkat menuju galaksi Guyunlong, diiringi teriakan para prajurit yang mengutuk leluhur pejabat tinggi militer.
Meskipun sudah ada retakan antara Kester dan Darren, armada kekaisaran dengan total kekuatan 140.000 kapal perang (termasuk 40.000 kapal kelas tinggi) tetap dengan mudah memberikan pelajaran kepada musuh yang nekad ini. Andai saja Angkatan Darat Federal tidak langsung kabur ketika situasi memburuk, dan dua komandan kekaisaran saling berjaga-jaga secara tersirat, sisa aset terakhir Federasi pasti akan hancur di sini.
Baru saja pasukan Federal yang hanya mengalami kerugian kecil kembali, perintah militer untuk menurunkan pangkat Wei Fei menjadi Mayjen serta dan menjadi Brigjen langsung tiba. Prajurit Federasi yang sudah kesal dengan perintah sebelumnya langsung gempar! Kapal-kapal di bawah komando Mu Jiete langsung mengumpat "militer bego" dan kembali ke galaksi Jiemu tanpa ba-bi-bu.
Begitu saja, Angkatan Darat Federal kehilangan lebih dari 30.000 kapal perang terbaik mereka. Para perwira militer yang sebelumnya diam karena khawatir terhadap Wei Fei, membiarkan Parlemen mengacaukan komando, kini menolak patuh. Chen Yu bahkan melompat-lompat sambil mengumpat dalam hati di Parlemen setelah mengetahui kabar kapal perang Mu Jiete kabur ke kampung halaman - padahal itu susah payah dipinjam, eh malah dilepas begitu saja.
Seluruh anggota dewan diam seribu bahasa, karena mereka tidak berani berhadapan dengan Mu Jiete. Anggota dewan dari galaksi Jiemu malah berkata lebih baik pasukan lokal mereka menjauhi bahaya. Anggota dewan dari galaksi lain hanya bisa melotok kesal, tapi tetap tak berani bertindak - solidaritas orang Jiemu memang legendaris. Meski mengganggu beberapa anggota dewan Jiemu mungkin mudah, tapi di belakang mereka ada jutaan penduduk galaksi itu. Sadar diri tidak punya pengaruh sebesar itu, akhirnya mereka memilih mengalah.
Namun peristiwa penurunan pangkat ini belum berakhir. Beberapa Mayjen yang berpengaruh baik di kampung halaman maupun militer, dengan alasan pulang memerangi bajak laut, membawa ribuan kapal perang kembali ke daerah asal mereka untuk mendirikan kekuasaan otonom. Sementara perwira dan prajurit yang tersisa meski masih berada di Armada Gabungan, semua menggunakan berbagai alasan untuk pulang beristirahat. Dalam sekejap, personel Armada Gabungan mengalami kekurangan parah, bahkan tidak bisa mengoperasikan semua kapal perang.
Anggota dewan menyadari masalahnya sudah meluas, namun untuk menjaga muka tetap tidak mencabut perintah penurunan pangkat. Malah, mereka memerintahkan militer untuk memberantas bajak laut sambil mengeluarkan dekrit wajib militer ke wilayah Ibu Kota yang masih dikuasai Federasi. Perintahnya menyatakan semua warga negara Federasi yang berusia 18 tahun wajib mendaftar militer. Mereka yang menolak akan ditangkap dengan tuduhan membahayakan keamanan negara dan dikirim ke pangkalan militer sebagai prajurit layanan!
Begitu perintah ini keluar, Chen Yu yang sudah tidak tahan lagi, sekaligus untuk mencegah rakyat mengira perintah ini berasal darinya, langsung melepas jubah dan ogah melanjutkan, pulang ke rumah untuk mengurus konspirasi. Parlemen justru senang Chen Yu tidak melanjutkan tugas. Mereka tidak melakukan pemakzulan karena sekali memakzulkan harus memilih presiden baru - mana mungkin bisa seenaknya menggunakan kekuasaan presiden seperti sekarang? Jadi mereka hanya menggunakan alasan presiden cuti sakit, lalu menyedot seluruh kekuasaan presiden ke tangan parlemen.
Saat Parlemen benar-benar menguasai kekuasaan presiden, barulah mereka sadar betapa buruknya kondisi Federasi saat ini. Federasi Wan Luo yang megah kini tidak bisa mengeluarkan perintah administratif di luar wilayah Ibu Kota. Yang bisa dikontrol hanya ratusan planet administratif di dalam wilayah Ibu Kota. Dari 11 galaksi, satu sudah direbut Kekaisaran, tiga menjadi Federasi Reith yang merdeka, 2 lagi dikuasai Zhang Junlong dan Mu Jiete. Lalu bagaimana dengan lima galaksi sisanya?
Menyadari masih ada 5 galaksi yang bisa mereka kuasai, para anggota dewan segera bersemangat dan mulai mempersiapkan pemindahan pasukan untuk menghancurkan bajak laut yang bersarang di galaksi-galaksi ini. Namun setelah investigasi intelijen, mereka panik menemukan bahwa Galaksi Shenlai telah dikuasai oleh kekuatan misterius yang mendirikan Kekaisaran Shenlai. Sementara Galaksi Wenmin yang sejak zaman dahulu merupakan galaksi miskin dan kacau, kini setelah kehilangan kendali Federasi, telah menjadi sarang bajak laut. Bagaimana dengan galaksi Empat Bintang dan Galaksi Zola? Ternyata dipenuhi berbagai kekuatan lokal, kekuatan perusahaan, serta sisa-sisa Korps Federal. Di sini setiap kekuatan menguasai beberapa planet administratif, telah membagi kedua galaksi ini menjadi ratusan zona kekuatan besar-kecil. Yang dimaksud "Korps Federal" di sini adalah para tentara yang seperti beberapa waktu lalu - membawa pasukan dengan dalih memerangi bajak laut, tapi justru pulang ke kampung halaman untuk mengklaim wilayah sebagai kerajaan mereka.
Setelah melihat ke sana kemari, para anggota dewan akhirnya menyadari dengan putus asa bahwa mereka hanya tersisa galaksi Wute yang bisa diincar. Meski antusiasme mereka telah meredup, mereka masih bisa merencanakan strategi dengan semangat meniru perwira staf. Namun tak lama setelah perencanaan dimulai, sebuah kabar membuat mereka sepenuhnya kehilangan minat untuk melanjutkan konspirasi.
Kabar tersebut adalah kemunculan Kam Mucchi di galaksi Wute. Dengan 40.000 kapal perang kelas tinggi sebagai kekuatan militer dan seluruh Gubernur Planet di galaksi Wute sebagai strategi politik, ia mendeklarasikan berdirinya Republik Wute. Zhang Junlong yang mengetahui kabar ini memaki Kam Mucchi sebagai "tidak tahu malu dan licik", menuduhnya mencuri semua kapal kelas tinggi Federasi. Tentu saja, setelah mengumpat, Zhang Junlong tak lagi mempedulikan tetangga barunya ini. Ia justru fokus menjalankan rencananya sendiri, menyadari dirinya telah tertinggal dari dua mantan rekan sejawatnya: Munen dan Kam Mucchi.
Munen sama sekali tidak menghiraukan situasi di luar, fokus pada pembangunan dan produksi dalam negeri. Sedangkan Tang Tè yang telah meloncat ke pangkat Mayor Jenderal, setiap hari terus merengek pada ayahnya menanyakan kapan akan naik tahta. Setelah beberapa kali dijelaskan bahwa waktu yang tepat belum tiba namun tidak mempan, Munen akhirnya mengirim Tang Tè untuk patroli perbatasan guna mencegah bajak laut melintas. Merasakan cepatnya promosi di militer, Tang Tè pun segera berangkat dengan gembira menjadi petugas patroli perbatasan.
