Wajah-wajah yang tercantum dalam daftar penuh kepuasan diri, sementara yang tidak tercantum mengeluh dan menghela napas. Adapun mereka yang kapalnya hancur... mereka sudah tidak ada lagi, sehingga tak bisa menunjukkan ekspresi apapun. Sesuai aturan, wilayah feodal para hamba yang tewas otomatis kembali ke tangan kepala keluarga. Namun semua orang memiliki ekspresi yang sama: terkejut oleh prestasi Tang Long yang menghancurkan 16 kapal perang.
Donovan Wen dengan bersemangat mengeluarkan pulpen elektronik, mempertimbangkan sejenak di atas peta lalu menggambar lingkaran. Ia berkata pada Tang Long: "Perwira keluarga Tang Long, selain hadiah yang ditetapkan, Tuan juga akan memberikan penghargaan khusus atas jasa militermu yang luar biasa. Mulai saat ini, tiga kota yaitu Hai Cheng, Ye Cheng, Wen Cheng, beserta 20 juta hektar tanah di atasnya dan seluruh rakyat yang menghuninya, semuanya akan menjadi wilayah kekuasaanmu. Semoga kau terus menunjukkan prestasi gemilang di masa depan!"
Meski tidak terlalu puas dengan luas wilayah 2.000 kilometer persegi ini - mengingat area tersebut bahkan tidak sebesar pangkalan yang telah diperluasnya - Tang Long tetap cepat-cepat bangkit dari kursinya. Untuk menjaga kesan baik, terutama di hadapan Donovan Wen, ia bergegas ke tengah aula dengan ekspresi penuh hormat dan antusiasme. Berlutut di lantai, ia mengucapkan kata-kata syukur yang mengharukan kepada kepala keluarga dengan nada penuh rasa terima kasih.
Tang Nawen sangat puas dengan penampilan Tang Long. Dirinya sendiri melakukan pembagian wilayah feodal dengan sangat cermat kepada semua orang demi menikmati momen-momen seperti ini. Sementara para abdi dalem lainnya, di satu sisi mengagumi banyaknya wilayah feodal yang diperoleh Tang Long, di sisi lain merasa jijik dengan ucapan-ucapan noraknya yang keterlaluan. Dalam hati mereka, Tang Long telah dicap sebagai penjilat yang tak tahu malu.
Tang Long yang telah kembali ke kursinya sudah tidak berminat mendengar berapa hektar tanah yang diberikan kepada orang lain. Dengan bosan, ia memperhatikan Yuna menekan tombol di meja untuk memeriksa situasi wilayah feodalnya. Sebenarnya dia tidak perlu repot melihat, karena Xing Ling Nomor 2 yang mahakuasa sudah lebih dulu memperoleh semua dokumen terkait wilayah kekuasaannya.
2 dengan ceria berkata: "Tang Long, wilayah feodalmu 70% adalah wilayah dataran, 20% daerah perbukitan, dan sisanya 10% wilayah pesisir. Populasi di wilayahmu sekitar 3 juta jiwa, dengan 2 juta terkonsentrasi di 3 kota, sedangkan 1 juta lainnya tersebar di berbagai daerah. Aset yang menjadi milikmu di wilayah ini mencakup 5 peternakan ikan, 12 peternakan hewan ternak, 1 pabrik peleburan, 3 kapal penangkap ikan raksasa, serta sebuah gedung 10 lantai dengan total luas 10.000 meter persegi. Tentu saja, 2.000 kilometer persegi tanah itu semuanya milikmu, bisa dikembangkan sesuka hati. Pendapatan tahunan bruto-mu sekitar 5 miliar Wulai Coin, termasuk berbagai pajak dan pendapatan dari pabrik-pabrik tersebut. Setelah dikurangi gaji pekerja dan personel pemerintah serta dana operasional lainnya, pendapatan bersih tahunanmu hanya sekitar 2 miliar."
Tang Long mengangguk tanpa kata. Jika dirinya masih seperti dulu saat baru menjadi tentara, mungkin pendapatan tahunan 2 miliar akan membuatnya mati karena gegar otak akibat terlalu bersemangat. Tapi bagi dirinya yang sekarang memiliki dana triliunan di kartu dan setiap pengeluaran dihitung dalam satuan miliar, 20 miliar ini bahkan tidak cukup untuk membangun gudang penyimpanan amunisi. Ah, uang di kartu akan semakin menipis. Hanya uang dari wilayah kekuasaan yang mengalir terus. Rupanya dirinya harus mencari cara untuk memperluas wilayah kekuasaan, terutama meningkatkan pendapatan daerah kekuasaan.
Dengan kepala hampir meleleh karena terus dipaksa berpikir, Tang Long akhirnya menunggu sampai rapat berakhir. Setelah memaksakan diri untuk basa-basi dengan kepala keluarga dan beberapa tetua, dia menerima kartu militernya dan meninggalkan Balai Musyawarah Politik yang megah itu.
Tang Long langsung berlari kembali ke Kapal Meteor. Setelah melapor ke para prajurit wanita tentang situasinya, dia membawa 50 kapal pendarat. Tanpa melalui pelabuhan antariksa, mereka langsung mendarat di daerah pesisir pantai wilayah kekuasaannya.
Tang Long yang turun dari kapal pendarat terdiam terpana melihat beberapa kapal penangkap ikan tradisional yang reyot di tepi pantai, serta beberapa rumah bobok yang jarang-jarang di pesisir. Para prajurit wanita yang sebelumnya ceria menjadi sama terpaku seperti Tang Long setelah turun, karena mereka melihat ratusan nelayan berpakaian compang-camping di kapal-kapal itu sedang menggeretakkan gigi sambil menarik jaring untuk menangkap ikan.
Tang Long menelan ludah dan bertanya dengan bingung pada Yuna di sampingnya: "Apakah aku kembali ke zaman kuno?"
Yuna menggelengkan kepala, menunjuk ke arah kapal penangkap ikan hover berukuran besar dengan perlengkapan canggih yang tidak jauh dari sana: "Sepertinya tidak, bukankah kapal itu sangat modern?"
Tang Long memandang kapal penangkap ikan canggih itu lalu melihat kembali kapal-kapal nelayan yang reyot, bertanya sekali lagi dengan tidak percaya: "Mengapa ada perbedaan yang begitu mencolok antara kedua pihak?"
Yuna belum sempat membalas, beberapa kapal patroli yang memutar musik rock mendekat dengan cepat dari kejauhan. Kapal cepat yang seharusnya bisa melayang ini sengaja terbang tepat di atas permukaan air, ombak besar yang ditimbulkannya membuat kapal-kapal nelayan tua itu oleng. Beberapa orang terjatuh ke air, dan ikan hasil tangkapan setengah jalan mereka kembali terlepas ke dalam air.
Tang Long yang memiliki tatapan tajam terkejut menemukan bahwa para nelayan itu tidak menunjukkan kebencian terhadap kapal patroli, melainkan memandang ikan-ikan yang kembali merdeka di air dengan wajah penuh kepedihan dan kemarahan.
Saat Tang Long bingung mengapa para nelayan memiliki ekspresi seperti itu, beberapa kapal cepat itu melihat 50 kapal pendarat Tang Long. Terlihat jelas kapal-kapal cepat itu berhenti mendadak, lalu mendekat dengan ragu-ragu. Di saat yang sama, Tang Long menyadari para nelayan sudah mulai menangkap ikan lagi. Terhadap kelompok mereka yang sangat mencolok ini, para nelayan sama sekali tidak melirik ke arah sini.
Setelah kapal cepat merapat, seorang pria muda yang terlihat angkuh namun berusaha merendahkan diri, mengamati Tang Long dan rombongannya. Matanya berbinar sesaat melihat begitu banyak gadis cantik, tapi segera menundukkan pandangan. Dengan hati-hati dia bertanya pada Tang Long: "Mohon maaf, apakah Tuan adalah Yang Mulia Tang Long?"
"Saya." Tang Long maju selangkah sambil menjawab.
“Bawahan pasukan keluarga Peng Wenfeng, tergabung dalam Tim 023 Batalyon Patroli Haicheng, menghadap Tuan!” Pemuda ini segera mengangkat dagu dan memberi hormat setelah mendengar ucapan Tang Long. Para prajurit di kapal patroli yang awalnya mengintip-intip, langsung melompat ke geladak untuk memberi hormat pada Tang Long setelah mendengar kalimat terakhir komandan mereka.
"Tuan?" Tang Long tertegun sejenak, baru tersadar setelah diingatkan Yuna bahwa pejabat di wilayah kekuasaannya adalah para abdi dalemnya. Mengetahui mereka adalah bawahannya, Tang Long menunjuk ke arah perahu nelayan dan bertanya tegas: "Kau dari batalyon patroli, kenapa mengganggu nelayan menangkap ikan?"
Peng Wenfeng terkejut sejenak, lalu membusungkan dada dan berkata: "Bawahan sedang mempertahankan hak Tuan!"
"Hakku? Hak apa?" Tang Long bingung.
“Eh……” Peng Wenfeng melirik Tang Long dengan hati-hati, lalu menunjuk kapal penangkap ikan modern di kejauhan: “Itu kapal penangkap ikan milik Tuan. Untuk mencegah orang rendahan merebut hasil tangkapan Tuan, maka kami...”
Tang Long berteriak marah: “Omong kosong! Aku baru mendapatkan wilayah feodal ini hari ini. Dari caramu bertindak, jelas ini sudah berlangsung lama. Masih bicara soal mencegah perebutan hasil tangkapan – apa di zona ini ada pembedaan nelayan rakyat dan nelayan feodal?”
Peng Wenfeng menelan ludah, lalu berkata dengan berani: “Memang ada pembedaan. Karena pemilik wilayah feodal berhak menguasai semua sumber daya di wilayahnya secara eksklusif. Sejak bergabung dengan Keluarga Tang, kami diajarkan untuk menjaga hak-hak Keluarga Tang, dan hak Tuan adalah hak Keluarga Tang.”
Tang Long terkejut mendengar ini: “Maksudmu penguasa feodal boleh merebut sumber daya dari rakyat?”
Peng Wenfeng memandang Tang Long dengan sedikit keheranan, lalu mengangguk.
Saat itu, Xing Ling Nomor 2 yang telah mengumpulkan kembali data berkata kepada Tang Long: "Baru saja aku menyusup ke komputer utama Keluarga Tang untuk mencari informasi. Sebagian besar sumber daya Bintang Zhongzhou berada di tangan kepala keluarga dan para hamba Keluarga Tang, hanya sedikit yang dimiliki rakyat. Rakyat biasa harus bertahan hidup dengan sumber daya terbatas itu atau bergantung pada Keluarga Tang. Seorang tentara keluarga yang memiliki wilayah kekuasaan di bawah Keluarga Tang tidak hanya memiliki 100 prajurit, tapi juga ratusan hingga ribuan petani penggarap. Di wilayah kekuasaanmu, diperkirakan ada satu juta petani penggarap, sementara dua juta sisanya setengah menganggur."
Tang Long terdiam. Dia sama sekali tidak tahu sistem keluarga Tang ternyata tidak berbeda dengan sistem feodal. Seorang penguasa wilayah tidak hanya bisa memonopoli semua sumber daya di wilayahnya, tapi juga memiliki petani penggarap tak terhitung jumlahnya. Ini masihkah era antariksa? Rasanya seperti kembali ke era pertanian kuno! Untuk apa aku butuh begitu banyak petani penggarap?! Omong kosong! Itu tidak bisa menambah pajak!
Wilayah kekuasaan dan rakyat seperti ini bisa menghasilkan berapa banyak uang kertas untukku? Uang bangsawan sebanyak apapun tetap terbatas, kalau rakyat tidak sejahtera bagaimana pajak bisa meningkat? Jika bangsawan masih memonopoli sumber daya, pajak setahun nanti mungkin bahkan tidak cukup untuk membeli kapal perang kelas terendah. Tidak boleh! Aku harus mengubah semua ini, minimal pajak sebulan harus bisa membeli satu kapal perang kelas Meteor! Lagipula aku bukan mau jadi bangsawan, yang aku mau adalah planet ini! Kalau rakyat tidak makmur, mana mungkin mereka mendukungku?
Untuk memastikan pajak wilayah kekuasaannya bisa membeli kapal perang, sekaligus mendapatkan dukungan rakyat, Tang Long pun mengambil keputusan. Setelah merenungkan sejenak, matanya berbinar-binar saat memberi perintah kepada Peng Wenfeng: "Segera sampaikan perintahku kepada semua hamba dan prajurit di wilayah kekuasaanku. Perintahkan mereka untuk segera berkumpul di balai kota Kota Haicheng!" Tanpa menunggu jawaban Peng Wenfeng, ia langsung naik ke kapal pendarat. Para prajurit wanitanya yang mendengar ini segera menyadari Tang Long sedang merencanakan sesuatu yang besar, dan buru-buru menyusul naik. Tak lama kemudian, 50 kapal pendarat melesat keluar dari atmosfer di bawah tatapan bingung Peng Wenfeng.
"Komandan, menurut Anda mengapa Paduka pergi ke luar angkasa padahal ingin mengumpulkan hamba dan pasukan di wilayah kekuasaannya?" tanya seorang prajurit yang masih menatap ke arah kapal pendarat yang menjauh dengan penuh keheranan.
"Dia pergi untuk mengoperasikan kapal perang!" Peng Wenfeng gemetar mengingat sorot mata dingin yang terpancar dari Tang Long saat pergi.
"Mengendarai kapal perang? Untuk apa dia mengendarai kapal perang? Jangan-jangan mau menghilangkan kami? Kami tidak pernah bersalah padanya." Prajurit itu bertanya dengan kaget.
Peng Wenfeng menggelengkan kepala: "Kemungkinan besar bukan untuk menghilangkan kita, lagipula dia baru saja jadi penguasa wilayah. Tapi mengendarai kapal perang untuk demonstrasi kekuatan sangat memungkinkan. Sudah, yang tidak mau mati cepatan pergi beritahu semua pejabat dan prajurit berkumpul di Kota Haicheng! Hantu tahu apakah tuan muda itu doyan membunuh, jaman sekarang orang aneh-aneh banyak, jangan cari masalah sendiri!" Begitu bicara, dia langsung masuk ke speedboat. Para prajurit saling pandang, lalu buru-buru naik. Tak lama kemudian, beberapa speedboat itu melesat pergi.
Di dalam dan luar balai kota pusat Haicheng dipenuhi oleh kerumunan orang. Di dalam balai kota berkumpul semua ajang (bangsawan bawahan) yang memiliki pangkat di atas prajurit keluarga (), sedangkan di luar adalah pasukan bersenjata di bawah kendali para ajang tersebut. Para prajurit masih bisa berbaris rapi dengan diam di alun-alun depan pintu masuk balai kota, sementara ajang berpangkat di atas prajurit keluarga mondar-mandir di dalam balai kota saling bertukar informasi. Namun para ajang ini terlihat jelas terbagi menjadi 3 kelompok.
Sekarang mari jelaskan sistem keluarga Tang. Ajang keluarga Tang terbagi menjadi ajang langsung milik kepala keluarga dan ajang luar. Hanya ajang langsung kepala keluarga yang bisa menghadiri rapat di Balai Musyawarah, sehingga ajang dengan level terendah seperti prajurit keluarga () baru muncul dalam rapat. Ajang dengan level di atas kepala regu () baru bisa memiliki ajang langsung mereka sendiri, seperti yang duduk di sebelah mereka dalam balai rapat merupakan ajang langsung bawahan mereka.
Secara umum, seorang perwira Jiaqu () dapat memiliki maksimal 2 Jia Ding () dan 10 Jia Bing (). Sedangkan perwira Jia Bu () dapat memiliki maksimal 2 Jiaqu, 10 Jia Ding, dan 50 Jia Bing. Tentu saja, jika tidak mampu membiayai, mereka bisa tidak memiliki satupun bawahan, namun dipercayai tidak ada yang akan melakukan hal demikian karena jumlah pengikut mencerminkan kekuatan seseorang. Adapun perwira Jia Jiang () ke atas, selama mampu membiayai, mereka dapat memiliki pengikut tak terbatas. Biasanya kepala keluarga tidak mengurus hal ini karena semua biaya ditanggung sendiri oleh para penguasa bawahan tersebut dari saku mereka.
Mengapa Tang Long memiliki begitu banyak pengikut? Alasan utamanya adalah tiga kota yang dikuasainya sebelumnya memiliki penguasa yang tewas dalam perang. Para pengikut yang selamat menjadi hamba tak bertuan dan terpaksa tetap tinggal di wilayah kekuasaan lamanya. Ketika kepala keluarga menyerahkan ketiga kota ini kepada Tang Long, secara otomatis mereka menjadi pengikut langsung Tang Long.
“Kalian bilang, Tuan baru kita mengumpulkan kita saja sudah cukup, mengapa harus mengumpulkan semua prajurit juga? Jangan-jangan dia ingin merekrut pasukan kita ke pasukan langsungnya?” Seorang pria paruh baya gemuk dalam salah satu kelompok mengelus janggutnya sambil bertanya pada orang di sampingnya.
Mendengar ini, para abdi dari ketiga kelompok serentak berteriak panik: "Tidak mungkin? Bagaimana mungkin Tuan berbuat seperti itu?"
Seorang pria paruh baya berwajah kurus dengan dagu runcing menggelengkan kepala: "Sulit dikatakan. Ingat, pasukan langsung Tuan sebelumnya sudah gugur bersama Tuan lama. Sekarang Tuan baru sama sekali tidak punya pasukan langsung. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan dimintai pasukan?"
Seorang pria paruh baya berpenampilan biasa bertanya bingung: "Wilayah kekuasaan Tuan baru kan tiga kota. Apakah dua kota lainnya tidak punya pasukan pertahanan kota yang tersisa?"
Para abdi dari dua kelompok lain menghela napas serentak: "Di tempat kami, pasukan langsung Tuan lama juga sudah gugur bersamanya. Selain beberapa kapal patroli, tidak ada sisa pasukan langsung sama sekali."
Si gemuk melihat sekeliling lalu berbisik, "Bagaimana kalau kita melakukan protes bersama? Prajurit kita kan sudah kita latih dengan menginvestasikan banyak modal. Jika langsung diambil oleh junjungan, bukankah itu..." Melihat raut wajah ragu dari yang lain, dia melanjutkan, "Yang junjungan butuhkan sebenarnya adalah membentuk pasukan langsung di bawahnya. Asal kita bantu junjungan menyelesaikan misi ini, saya yakin junjungan yang baru datang ini takkan mempersulit kita. Lagipula junjungan masih membutuhkan kita untuk menguasai zona ini." Mendengar ini, para dayang pun mengangguk setuju. Asal prajurit mereka tidak diambil, hal lain bisa diatur.
Saat itu, dari kelompok bangsawan bawahan Kota Hai Cheng, suara muda menggema di seluruh aula sidang: "Tuan-tuan sekalian, sepertinya kita semua lupa. Meski secara nominal kita adalah bangsawan bawahan langsung Tuan Muda baru, sebenarnya beliau sama sekali tidak mengenal kita. Jangan lupa peraturan keluarga menyatakan Tuan Muda bisa memecat bangsawan bawahannya. Jika kita semua dipecat, tanah apanase, pasukan, harta benda, dan lain-lain akan lenyap seketika." Yang berbicara adalah Pang Wenfeng dari regu patroli itu.
Meski para bangsawan bawahan ini memiliki wilayah kekuasaan sendiri, itu bukan anugerah Kepala Keluarga Tang, melainkan pemberian tuan mereka sebelumnya. Oleh karena itu Tang Long sebagai tuan baru mereka berhak mencabut kembali tanah apanase tersebut.
Hati semua bangsawan bawahan berdebar. Benar juga! Masa depan mereka sendiri masih suram, tapi malah merencanakan cara untuk memanipulasi tuan yang menguasai hidup mereka? Bukankah ini bunuh diri?
Si gemuk yang melihat para bangsawan bawahan mulai merenung, berusaha membela diri: "Memecat kita? Kalau kita dipecat, bagaimana Tuan Muda bisa mengelola wilayah ini?"
Peng Wenfeng menyeringai dingin: "Apa kalian tidak membaca laporan resmi? Tuanku mendapatkan wilayah feodal ini setelah menghancurkan 16 kapal musuh. Konon kapal perang Tuanku memiliki panjang 2.650 meter, lebar 1.780 meter, ketebalan 1.180 meter, dilengkapi 3.000 meriam. Dengan kapal sebesar ini, mana mungkin kekurangan abdi dalem? Bahkan tanpa menggunakan prajurit dari kapal, pasti banyak warga di tiga kota ini yang rela menjadi abdi dalem Tuanku. Mengapa khawatir tak ada yang mengelola wilayah feodal?"
Semua abdi dalem terdiam mendengar ini. Semua tahu kapal sebesar ini tidak hanya langka di keluarga Tang, tapi mungkin seluruh Galaksi Tanpa Kekacauan pun hanya punya beberapa. Dengan kekuatan militer seperti ini, prestasi Tuanku di masa depan pasti semakin gemilang, hadiah feodalnya juga akan semakin besar. Jika keluarga Tang berhasil menduduki planet lain, bisa jadi wilayah feodal Tuanku nanti akan berupa satu planet utuh.
Para abdi dalem yang hanya mementingkan kepentingan pribadi segera berubah niat, memutuskan bahwa jika Tuanku mengusulkan pembentukan pasukan langsung di bawah komando, mereka akan menyerahkan semua prajurit di bawah komando mereka untuk memberi kesan baik pada Tuanku. Dengan demikian, saat Tuanku melakukan penunjukan wilayah nanti, pasti akan mengutamakan mereka pertama kali!
Saat para abdi dalem mulai mempertimbangkan cara memberikan kesan baik pada Tang Long, tiba-tiba mereka menyadari sekeliling menjadi gelap. Prajurit-prajurit yang awalnya tenang di luar mulai resah. Tanpa memahami situasi, mereka segera berlari keluar dari balai kota. Mengangkat kepala melihat langit, semua membeku kaget - sebuah kapal perang raksasa sedang melayang di atas balai kota, dengan ratusan tabung meriam di bagian bawahnya yang bergerak tak beraturan ke segala arah.
Setelah menerima laporan bahwa Tang Long mengarahkan kapal perangnya masuk ke wilayah kekuasaan, Donavan tertegun sejenak. Setelah berpikir sejenak, ia tersenyum bergumam, "Masih terlalu hijau, sampai harus menggunakan kekuatan militer untuk mengintimidasi abdi dalemnya sendiri." Ia lalu melambaikan tangan menyuruh pejabat pertahanan mundur, tak mau mengurus hal ini lebih lanjut.
