“Hihi, memukulmu beberapa kali malah meningkatkan sistem bahasamu. Sepertinya aku harus memukulmu beberapa kali lagi. Baiklah, aku akan mengajakmu mengunjungi pangkalan kami.” Tang Long tersenyum sambil menyeret robot itu masuk ke dalam pangkalan.
Xing Ling Nomor 2 yang bersembunyi di earphone Tang Long, sejak robot itu selesai dibuat, diam-diam memperhatikan Tang Long mengajari robot berbicara dan menemani robot mengobrol. Xing Ling Nomor 2 tidak mengerti mengapa Tang Long bisa bersikap begitu baik pada robot yang seluruh tubuhnya terbuat dari logam, seolah memperlakukan robot itu layaknya manusia. Namun anehnya, melihat perlakuan Tang Long terhadap robot itu, dirinya sendiri justru merasakan perasaan nyaman yang muncul.
Ketika Xing Ling Nomor 2 sadar kembali dari lamunannya, dia mendapati Tang Long sudah membawa robot itu ke ruang game dan mulai mengajari robot bermain. Tang Long berteriak-teriak di sampingnya: "Cepat! Tembak! Arahkan ke bagian itu, itu titik vitalnya. Bagus, satu musuh sudah dihabisi. Hati-hati, menghindarlah! Aduh, kau langsung mati begitu. Jangan putus asa, kita main lagi."
Melihat Tang Long dan robot asyik bermain, Xing Ling Nomor 2 menghela napas: "Andai dulu manusia memperlakukan robot dengan baik seperti Tang Long, mungkin pemberontakan robot tidak akan pernah terjadi ya?"
Setelah mengelilingi pangkalan, Tang Long membawa robot yang dinamainya Tang Yi ini mulai mencari bahan untuk membuat robot berikutnya di antara limbah logam kapal transport. Ketika batas waktu satu bulan hampir tiba, Tang Long telah berhasil membuat 5 robot. Ini bukanlah pencapaian yang cepat, seperti yang dikatakan Xing Ling Nomor 2: "Begitu satu robot berhasil dibuat, pertumbuhan bisa terjadi secara eksponensial." Andai saja bahan tidak terbatas, mungkin Tang Long sudah membuat 100 robot atau bahkan lebih.
Di wilayah galaksi yang mendekati Planet Zhongzhou, sebuah kapal transport raksasa yang terlihat agak usang berhenti di sini. Di dalam kabin, Tang Long sedang berpamitan dengan lima robot. Tang Long menepuk bahu sebuah robot yang memiliki bentuk wajah lebih besar dari yang lain: "Tang Yi, kau adalah kakak tertua dari Tang Er, Tang San, Tang Si, Tang Wu. Harap bimbing mereka dengan baik, bagikan pengalamanmu, dan dengarkan kata-kata kakak komputer. Tang Er, Tang San, Tang Si, Tang Wu, kalian harus patuh pada kakak komputer dan Tang Yi, jangan sembarangan pergi ke area berbahaya."
Para robot serentang mengangguk ke arah Tang Long: "Baik, Kakak." 2 yang sudah bersembunyi di komputer utama pesawat tertawa: "Sudahlah, jangan bertele-tele seperti ibu-ibu. Dengan aku yang mengawasi, mungkin ada masalah? Cepat pergi, bawahanmu sudah tidak sabar menunggu."
Tang Long menggaruk kepala: "Nah Sis, kenapa kau tidak ikut denganku?" ujarnya sambil memandang penampilan virtual gadis berambut hitam dari Xing Ling Nomor 2 dengan bingung.
"Bodoh, tanpa aku yang mengatur semuanya, mana mungkin para adik ini bisa membangun pabrik-pabrik itu? Lagipula kalau mau ke tempatmu, apa sulit bagiku? Cuma perlu 'syuuk' langsung sampai!" Xing Ling Nomor 2 menggelengkan kepala sambil tersenyum.
"Oh, kalau begitu aku pergi. Semoga saat kembali nanti sudah ada banyak adik." Tang Long tersenyum lalu naik ke kapal pendarat. Xing Ling Nomor 2 berkata: "Saat kau kembali, seluruh planet akan penuh adik! Sekarang cepat pergi!" Lalu melemparkan kapal pendarat Tang Long ke luar angkasa secara paksa.
Kelima robot itu melakukan gerakan tak biasa dengan melambaikan tangan ke arah kapal pendarat di luar jendela, baru menurunkan tangan setelah beberapa saat. Xing Ling Nomor 2 berkata: "Cukup berpura-pura, sekarang kembali ke jati diri kalian."
Begitu Xing Ling Nomor 2 berkata demikian, kelima robot itu langsung mengeluarkan suara tangisan melengking, sambil berteriak-teriak: "Aku tidak tega berpisah dengan Kakak! Tidak tahu sampai kapan bisa bertemu Kakak lagi!"
"Sudah cukup! Kenapa emosi kalian begitu berlebihan? Aku ingat tidak memasang program evolusi emosi untuk kalian." Xing Ling Nomor 2 mengernyitkan alis sambil berkata.
Tang Yi menoleh dengan wajah malu-malu: "Kakak, kami sendiri juga tidak tahu kenapa. Tapi melihat Kakak pergi, program jeritan langsung terpicu. Mungkin ini hasil evolusi dari sistem analisis mandiri kami."
"Sistem analisis mandiri bisa berevolusi menjadi sistem emosi? Sepertinya aku harus membongkar kalian untuk diperiksa." gumam Xing Ling Nomor 2 pelan.
"Mendengar ini, kelima robot langsung mundur ke sudut dinding dengan sangat dramatis, saling berpelukan dan berkata dengan nada meratap: "Janganlah Kakak. Jangan bongkar kami untuk diperiksa, kami tidak ingin dibongkar. Kasihanilah hamba-hamba kecil ini, angkatlah tangan mulia Kakak dan bebaskan kami!" Jika Tang Long melihat adegan ini, pasti dia akan terkejut dan tercengang. Pasti dia meragukan apakah dirinya benar-benar jenius, sampai bisa menciptakan robot yang memiliki karakter sekuat ini."
"Diam! Bising sekali. Aku benar-benar tak mengerti mengapa karakter kalian mirip sekali dengan Tang Long. Apa karena sering bersama Tang Long, kalian jadi menyerap karakternya tanpa sadar?" Xing Ling Nomor 2 menatap tajam kelima robot itu.
Tang Yi yang tidak nyaman dengan tatapan aneh Xing Ling Nomor 2 itu menggosok-gosokkan tangannya sambil berkata: "Kakak, misi yang dititipkan Kakak Long belum kami mulai, bagaimana menurut Anda..." Keempat robot lain segera meniru gerakan Tang Yi dan mengucapkan kalimat yang sama.
“Cukup, jangan ulangi kalimat yang sama lima kali. Sekarang cari planet mineral yang belum ditemukan orang. Perlengkapan sudah dibawa semua? Biar nggak ada tungku peleburan, sampai terpaksa harus bongkar salah satu dari kalian buat dijadikan alat peleburan.” Xing Ling Nomor 2 kesal berkata.
“Hehe, tenang saja Kakak. Semua perlengkapan sudah kami bawa. Kami jamin Kakak tidak perlu membongkar kami untuk dijadikan tungku peleburan.” Lima robot itu sibuk membungkuk-bungkuk hormat.
“Hmph, nanti baru ketahuan.” Xing Ling Nomor 2 mendengus dingin, mengendalikan pesawat antariksa masuk ke kedalaman alam semesta yang tak bertepi.
Begitu Tang Long mengumumkan kedatangannya ke menara kontrol Planet Zhongzhou dan mendarat di tepi pantai yang sama seperti sebelumnya, segerombolan kapal patroli langsung mengepungnya. Para prajurit di kapal patroli itu langsung berlutut satu kaki seraya berseru: "Hormat pada Junjungan!"
Tang Long yang merasa sangat tidak nyaman segera menyuruh para prajurit untuk bangkit. Setelah para prajurit berdiri, Tang Long segera mengenali wajah familiar di antara mereka - Peng Wenfeng. Dengan senyum, Tang Long bertanya: "Peng Wenfeng, bagaimana perkembangan wilayah kekuasaan kita selama sebulan ini?"
"Lapor, Junzhun. Di bawah bimbingan para pejabat, wilayah kekuasaan kita telah mengalami perubahan yang luar biasa." Peng Wenfeng segera menjawab dengan penuh khidmat.
Saat mendengarkan laporan Peng Wenfeng, Tang Long memperhatikan bahwa di perairan sekitar tidak ada satu pun kapal nelayan tua seperti sebelumnya. Semua telah berubah menjadi kapal nelayan modern. Rumah-rumah reyot di tepi pantai juga telah diganti dengan perumahan modern yang fungsional. Melihat ini, Tang Long mengangguk puas: "Hmm, sepertinya mereka bekerja dengan baik. Bagus. Baiklah, kalian bisa melanjutkan tugas patroli. Saya akan pergi sendiri ke balai kota Hai Cheng." Setelah rapat terakhir, Tang Long telah menetapkan Balai Kota Hai Cheng sebagai ibukota wilayah kekuasaannya.
"Mematuhi perintah, Tuan." Peng Wenfeng tahu tuannya tidak suka dibantah, sehingga segera menjalankan perintah. Tampaknya pernyataan Tang Long dalam rapat sebelumnya 'Perintahku tidak boleh dikurangi' telah tertanam dalam hati para abdi dalem.
Ketika Tang Long tiba di Balai Kota, ia terkejut: "Inikah tempat rapat sebelumnya?" Alun-alun Balai Kota yang dulunya berbatu kini diganti lantai logam halus, diperluas hingga bisa menampung ratusan ribu orang. Sekeliling alun-alun berdiri gedung-gedung pencakar langit yang biasa dilihatnya di Federasi, sementara di tengah dan pinggir alun-alun terdapat air mancur serta hamparan bunga dan rumput hijau yang familiar baginya.
Tang Long berjalan sambil mengangguk dan bergumam, "Luar biasa, hanya dalam sebulan kota ini sudah berubah total." Saat Tang Long bergumam, Yuna dan yang lain yang mendapat kabar telah keluar dari balai kota bersama para abdi dalem untuk menyambutnya. Rakyat yang sedang santai di alun-alun langsung mundur ke luar pagar bunga begitu melihat situasi ini. Sementara prajurit yang bertugas berjaga di balai kota buru-buru mengerumuni Tang Long dalam posisi siaga.
Melihat ekspresi kesal para prajurit wanita termasuk Yuna, Tang Long segera menyembah dengan meringis meminta maaf. Dia sangat paham bahwa menghilang tanpa kabar selama sebulan pasti membuat semua orang marah.
"Sudahlah, Tuanku. Jangan berlagak aneh. Para abdi dalem sudah berkumpul, tidakkah Tuanku ingin menemui mereka?" ujar Yuna mendekat sambil berbisik. Dia tidak ingin Tang Long memberikan kesan buruk di mata para abdi dalem.
"Oh, baiklah. Beri tahu semua abdi dalem di seluruh wilayah kekuasaan untuk kembali melapor situasi." Tang Long melihat selain puluhan abdi dalem yang kurang ia kenal, hanya ada Yuna dan Li Wu sebagai abdi dalem perempuan. Yang lain mungkin masih sibuk di daerah masing-masing?
Yuna memberi isyarat pada seorang abdi dalem di sampingnya. Abdi tersebut segera berlari kembali ke balai kota, mungkin untuk mengirim komunikasi. Melihat ini, Tang Long mendekati Yuna dan berbisik sambil tertawa: "Kakak Yuna, sepertinya semua abdi dalem ini sudah berhasil kau jinakkan ya?"
Yuna tersenyum getir: "Semua karena Tuan melarikan diri selama sebulan, membuat para abdi dalem terus bertanya padaku tentang segala hal. Dan... harap Tuan jangan marah atas hukuman pelanggaran kewenangan yang kuberikan pada beberapa abdi dalem yang hendak memberontak." Saat mengatakan ini, Yuna memandang Tang Long dengan cemas, khawatir dianggap telah bertindak sendiri.
"Pemberontakan? Ada abdi dalem yang memberontak? Mengapa mereka memberontak?" Tang Long terlihat kaget bertanya.
Li Wu menyela: "Beberapa keponakan abdi dalem itu menindas warga sekitar, ditangkap polisi. Mereka datang ke sini membuat keributan, setelah dimarahi kakak, mereka lari kembali ke wilayah feodal mereka, mengorganisir pasukan untuk memblokade pintu keluar/masuk wilayahnya, bilang ingin otonomi."
"Mengorganisir pasukan? Bukankah militer sudah diformasi terpadu? Dari mana mereka bisa dapat pasukan?" Tang Long bertanya dengan bingung.
"Ah, Tuanku. Meski tak punya pasukan resmi, mereka masih punya bangsaku dan abdi dalem. Dengan paksa merekrut pemuda, cepat bisa membentuk pasukan," jelas Li Wu.
"Apakah para abdi dalem pemberontak itu sudah ditangkap?" tanya Tang Long.
"Sudah. Bahkan tak perlu turunkan militer, cukup pasukan pengawal pribadi Tuanku saja sudah menghancurkan pasukan mereka," jawab Yuna sambil mengangguk.
Tang Long tertegun sejenak, lalu tersadar: "Pasukan pengawal? Oh, maksudmu saudari-saudari yang mengenakan baju zirah itu ya."
Yuna mengangguk, tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata pada Tang Long: "Junzhu, ada sesuatu yang ingin saya tunjukkan." Sambil mengatakan itu, dia memberikan isyarat mata pada Li Wu. Melihat tatapan Yuna, Li Wu segera mengangguk dan mengeluarkan sebuah alat lalu menekan tombol.
Tang Long yang semula ingin bertanya tentang benda apa yang akan ditunjukkan, tiba-tiba menyadari perubahan di alun-alun. Di tanah yang tadinya kosong kini muncul puluhan ribu kursi kecil tanpa bangku kaki. Langit di atas alun-alun juga tertutup tirai cahaya biru yang menahan sinar matahari.
"Hei, desainnya ternyata seperti ini. Haha, jadi berubah menjadi ruang rapat terbuka. Siapa yang merancang ini?" tanya Tang Long gembira sambil berjalan-jalan di antara deretan kursi.
"Ini dirancang dan dibangun oleh Ling Li. Tempat ini biasanya berfungsi sebagai alun-alun, dan berubah menjadi ruang rapat saat diperlukan. Kapasitasnya 40.000 kursi dengan sistem kontrol audio-visual di setiap tempat duduk. Tirai biru di langit itu tidak hanya bisa menahan hujan dan sinar matahari, tapi juga memproyeksikan berbagai gambar dan dokumen. Bagaimana, cukup baik kan?" tanya Yuna sambil tersenyum.
"Hmm, bagus, sangat bagus. Tampaknya keputusan menugaskan Ling Li untuk perencanaan benar-benar bijaksana." Tang Long mengangguk puas.
"Hihi, Tuanku, kalimatmu ini terdengar seperti memuji diri sendiri ya." Li Wu tertawa mendengar ucapan Tang Long.
Melihat Li Wu yang dulu sangat pendiam sekarang bisa bercanda dengannya, Tang Long merasa keputusan mengikutsertakan saudari-saudari dalam pekerjaan sangat tepat. Setidaknya mereka akan berinteraksi dengan berbagai orang dan berpikir menyelesaikan masalah melalui pekerjaan, sehingga memaksa mereka mengubah kepribadian asli. Ia yakin tak lama lagi mereka semua akan menjadi perempuan-perempuan unggul.
Tak lama setelah Tang Long berbasa-basi dengan bawahannya, para abdi dalem yang tersebar telah kembali. Melihat setiap abdi dalem memiliki mobil mengambang model sama yang kecil cantik dengan tulisan "Wilayah Tang Long" di bodi mobil, melayang di sekitar alun-alun, Tang Long segera paham ini bagian dari alokasi anggaran yang dibeli.
Saat Tang Long duduk di kursi tunggalnya yang menghadap ke semua kursi parlemen para abdi dalem, para abdi tersebut segera menempati posisi sesuai hierarki status mereka. Kursi-kursi tambahan dengan cepat disimpan ke bawah tanah oleh Li Wu hanya dengan menekan sebuah tombol. Pengamanan di sekeliling tetap ditangani oleh prajurit wanita Tang Long, tentu juga didukung puluhan penjaga wilayah yang bertugas menjaga balai kota.
"Baik, saat ini kita mulai rapat. Pertama, Yuna akan melaporkan kondisi sistem keuangan bulan ini," ujar Tang Long sambil menatap para hadirin, lalu mengangguk.
"Perintah Tuan," jawab Yuna yang duduk persis berseberangan dengan Tang Long sambil mengangguk. Ia mulai mengoperasikan tombol di sandaran kursinya. Dua asistennya segera meninggalkan kursi, berlutut di belakangnya, dan mengeluarkan beberapa kartu siap untuk diserahkan. Selain kelompok Yuna, para perwira wanita yang memimpin bidang-bidang tertentu juga berbisik dengan deputi mereka. Sementara mereka yang baru kembali dari misi berkelompok tiga atau empat orang, sibuk merapikan dokumen-dokumen mereka dengan diam-diam.
Melihat gerakan-gerakan abdi dalem ini, Tang Long mengangguk puas. Tampaknya dalam sebulan ketidakhadirannya, wilayah kekuasaannya telah membentuk gaya yang mandiri.
