Melihat Tang Nawen yang ditemani puluhan abdi dalem di belakangnya dengan wajah berwibawa menatapnya, meski hati Tang Long sangat enggan, ia tetap berpura-pura sangat hormat. Ia berlutut satu kaki sambil berkata gugup pada Tang Nawen: "Hamba mengucap syukur atas kedatangan Junjungan. Kehadiran Junjungan bagai mutiara menghiasi tanah hina ini, membuat hamba merasa tersanjung, terhormat, sangat bangga... eh... sangat terhormat, sungguh bangga..."
Awalnya melihat sikap hormat Tang Long, Tang Nawen tersenyum angguk hendak menunggu sampai pujian selesai sebelum mempersilakan bangun. Namun mendengar kalimat selanjutnya, alisnya berkerut. Para abdi dalem di belakang yang diam-diam mengumpat si penjilat Tang Long itu pun tertawa dalam hati. Benar-benar orang tak berpendidikan, bahkan pujian pun tak becus menyusunnya.
“Baiklah, bangunlah.” Tang Nawen mengernyitkan alis sambil melambaikan tangan menyuruh Tang Long berdiri. Setelah Tang Long bangkit, Tang Nawen bertanya dengan penasaran: “Tang Long, tingkat pendidikanmu adalah...”
Tang Long agak bingung mengapa Tang Nawen tiba-tiba menanyakan hal ini, tapi segera menjawab: “Lapor Junjungan, bawahan ini lulus SMA.”
Mendengar ini, Tang Nawen dan para abdi dalem menunjukkan ekspresi "pantas saja" sambil mengangguk. Saat ini Tang Nawen beserta abdi dalem langsungnya mulai memandang rendah Tang Long, karena di era ini hampir tidak ada orang yang berhenti studi setelah lulus SMA. Jika dibagi berdasarkan tingkat pendidikan, Tang Long seharusnya menempati posisi terendah di antara semua abdi dalem.
Melihat Chen Kang yang sama sekali tidak menunjukkan perubahan ekspresi setelah mendengar tingkat pendidikan rendah Tang Long, Tang Nawen langsung menyadari bahwa orang ini entah tidak peduli dengan masalah tersebut, atau sudah sangat mengenal Tang Long dan telah lama mengetahui kondisi sebenarnya. Kapan gerangan Tang Long berhasil memiliki pemasoknya sendiri? Secara logika, seorang yang berasal dari Federasi Wan Luo seharusnya tidak mungkin bisa melakukan kontak dengan para pengusaha senjata seperti ini.
Meski berpikir demikian, Tang Nawen tahu ini bukan saatnya mengejar hal tersebut. Dengan mata tertuju pada Chen Kang, ia bertanya kepada Tang Long melalui sela bibirnya: "Ini adalah pemasokmu, bukan?"
Sebelum Tang Long sempat menjawab, Chen Kang sudah melangkah maju. Dengan gerakan membungkuk penuh hormat, ia berkata sopan: "Saya adalah pengusaha senjata Chen Kang. Merupakan kehormatan besar bisa bertemu dengan Yang Mulia kepala keluarga Tang hari ini."
Mendengar perkenalan diri Chen Kang, mata Tang Nawen berkilat. Biasanya pemasok senjata para abdi dalem lain saat memperkenalkan diri akan berkata: Saya pemasok Tuan XX. Namun Chen Kang tidak menyebut nama Tang Long dalam perkenalannya, artinya dia adalah pedagang senjata independen yang bebas memilih pihak mana yang akan dipasok.
Tang Nawen memberi kode mata ke abdi dalem di sampingnya. Sang abdi segera tersenyum lebar dan berkata pada Tang Long yang sedang asyik menghitung semut di tanah: "Yang Mulia Tang Long, kapal perang Anda sangat megah. Apakah dibeli dari Tuan Chen Kang ini? Berapa biaya yang dikeluarkan?"
Tang Long tetap tidak mengangkat kepala: "Tidak banyak. Kapal perang 22 miliar Wu Lai, pesawat angkut 1.2 miliar Wu Lai." Tang Long sengaja membengkakkan angka puluhan miliar.
Sementara itu, abdi dalem lain di sebelas abdi dalem tersebut juga buru-buru berkata pada Chen Kang: "Benar-benar, saya juga ingin membeli satu kapal untuk menopang citra, tapi tidak tahu apakah Tuan Chen Kang mau menjualnya?" Tang Nawen khawatir permintaannya akan ditolak Chen Kang sehingga membuatnya malu, karena itu dia menyuruh bawahannya untuk turun tangan menguji.
Chen Kang segera tertawa: "Haha, para Tuan, saya adalah seorang pengusaha, mana mungkin menolak permintaan tamu? Kalian mau berapa banyak, silakan beri tahu saya."
Abdi dalem yang sudah mematahkan harga dari Tang Long, meski kaget bagaimana Tang Long bisa punya uang sebanyak itu untuk membeli kapal perang, tetap mengikuti instruksi junjungannya dan berkata pada Chen Kang: "Tuan Chen Kang, satu kapal perang harganya 22 miliar Wulai, pesawat angkut juga 1.2 miliar, bukankah ini terlalu mahal?"
Mendengar harga ini, meski Chen Kang terkejut sejenak, ia segera menyadari Tang Long telah menaikkan harga untuknya. Dengan tertawa lebar ia berkata, "Haha, para Tuan, harga yang saya berikan kepada Tuan Tang Long sudah harga termurah, tidak bisa diturunkan lagi. Untuk pesawat angkut kelas tinggi saya tidak berani menjamin, tapi untuk kapal perang tipe X, bukan saya sombong, kapal jenis ini hanya perusahaan saya yang menjualnya di seluruh alam semesta! Kalian tidak akan bisa membelinya di perusahaan lain! Mengenai kekuatan kapal perang produksi perusahaan saya, saya yakin para Tuan semua sudah sangat paham. Bisa dikatakan saat ini tidak ada kapal perang sejenis di seluruh alam semesta yang bisa menandinginya." Setelah berkata demikian, Chen Kang memperlihatkan ekspresi 'beli atau tidak beli' sambil memandang pemandangan laut.
Tang Nawen yang mendengar kabar bahwa kapal perang ini hanya dijual oleh perusahaan Chen Kang, akhirnya turun tangan langsung dan bertanya dengan penuh hasrat: "Berapa banyak agen yang dimiliki perusahaan Anda di Galaksi Tanpa Kekacauan ini?"
Mendengar kata 'agen', hati Chen Kang berdegup kencang. Namun dia segera menyadari bahwa 'agen' yang dimaksud bukanlah agen dalam sistem seleksi. Dengan cepat dia berpura-pura malu dan berkata: "Perusahaan kami kecil, di Galaksi Tanpa Kekacauan hanya ada saya seorang sales."
Tang Nawen menepuk tangan gembira: "Sungguh baik! Hamba perintahkan... oh, hamba mohon Tuan Chen Kang bersedia menjadi pemasok eksklusif Keluarga Tang. Kalian tidak segera membantu hamba memohon pada Tuan Chen Kang?" Sambil membungkukkan badan ke arah Chen Kang, dia memberi perintah pada bawahannya.
Para abdi dalem itu langsung bersujud memberi hormat pada Chen Kang sambil membujuknya menjadi pemasok eksklusif Keluarga Tang. Pemasok eksklusif bukan berarti hanya melayani satu kekuatan yang menandatangani kontrak, melainkan dilarang memasok ke kekuatan musuh dari pihak yang menandatangani kontrak.
Dan Tang Long yang sudah melihat situasi tidak beres sejak awal, sudah lama berjongkok di tanah bermain-main dengan semut. Di tengah lautan orang yang berlutut, sosoknya yang berjongkok tidak terlalu mencolok, sehingga ia terhindar dari kewajiban berlutut kepada Chen Kang.
Chen Kang berpura-pura ragu dan berkata: "Menjadi supplier keluarga Tang sebenarnya bisa saja, tapi masalah eksklusivitas ini... perusahaan saya sangat membutuhkan dana untuk memperluas skala bisnis. Jika terlalu banyak musuh yang dimiliki keluarga Tang, khawatirnya para direksi perusahaan tidak akan menyetujui."
“Oh, tenang saja. Kekuatan musuh keluarga Tang hanya keluarga Kaiser. Jadi selama Tuan Chen Kang tidak memasok persiapan persenjataan ke keluarga Kaiser, tidak ada masalah.” Tang Nawen buru-buru menjelaskan.
“Keluarga Kaiser? Dua planet administratif?” Chen Kang mengerutkan alis merenungkan sejenak, lalu tersenyum kepada Tang Nawen: “Tidak masalah. Mulai hari ini, saya Chen Kang resmi menjadi pemasok eksklusif keluarga Tang.”
Tang Nawen tersenyum lega: "Baik, kita segera kembali ke kediaman untuk menandatangani kontrak sekaligus membahas jumlah kapal perang yang akan dibeli." Dia berpaling ke bawahannya dan memberi perintah: "Segerakan persiapkan pesta, jangan sampai aku dipermalukan!" Para abdi dalem segera membungkuk dan bergegas pergi. Wajar jika Tang Nawen begitu girang, dia tahu betul kekuatan mematikan dari kapal perang tersebut. Mendengar pernyataan Chen Kang bahwa dialah satu-satunya penjual kapal perang jenis itu di seluruh alam semesta, dan telah berjanji tidak akan memasok keluarga Kaiser, berarti keluarga rival itu mustahil mendapatkan senjata pamungkas ini. Dengan mempersenjatai diri menggunakan kapal perang tersebut, menghancurkan keluarga Kaiser bukan lagi sekadar mimpi!
Para abdi dalem yang telah menyaksikan keperkasaan kapal perang Tang Long juga memiliki ambisi yang sama dengan junjungan mereka. Mereka berkhayal tentang strategi untuk meluluhlantakkan keluarga Kaiser. Adapun Tang Long yang masih asyik bermain dengan semut di tanah, sudah lama terlupakan dari benak mereka.
Para abdi dalem langsung Tang Long melihat sang kepala keluarga sama sekali tidak mengacuhkan junjungan mereka, bahkan mengadakan pesta tanpa mengundang sang junjungan. Mereka memandang dengan geram ke arah punggung rombongan kepala keluarga yang pergi. Beberapa abdi dalem berkedudukan tinggi bahkan mulai mendekati Tang Long, bersiap menghibur junjungan mereka. Melihat Tang Long terus berjongkok di tanah, mereka mengira sang junjungan sedang merajuk.
Namun saat para abdi dalem ini mendekat dan melihat jelas aktivitas Tang Long, mereka serentak muntah berbusa dan terjatuh. Pasalnya, Tang Long sedang asyik menusuk-nusuk sarang semut dengan sebatang ranting kecil. Tapi mereka segera menyadari bahwa Li Wu, sang asisten administratif berkacamata yang bertanggung jawab atas manajemen personil, justru berdiri tenang di belakang Tang Long seolah tak terjadi apa-apa. Melihat ini, para abdi dalem tergugah, buru-buru bangun merapikan seragam, lalu meniru sikap Li Wu dengan patuh berdiri di samping junjungan mereka.
Merasakan tiba-tiba suasana sekitar menjadi hening, Tang Long spontan mengangkat kepala melihat sekeliling. Melihat belasan abdi dalem berdiri di belakangnya, Tang Long pun bangkit sambil menggeliat berkata: "Bagaimana alokasi personel kapal perang?"
Li Wu segera menjawab: "Personel untuk SZ01, SZ02, dan semua pesawat angkut telah selesai dialokasikan. Mohon junjungan menunjuk kapten untuk masing-masing kapal."
"SZ01, SZ02?" Tang Long yang agak bingung mendengar deret angka itu tiba-tiba menepuk dahinya sambil tertawa: "Oh, dua kapal perang itu! Hampir saja aku lupa nomor armadaku. Kapten SZ01 adalah Sherry, SZ02 adalah Jessy. Untuk 40 pesawat angkut, biarkan mereka berdua yang memilih kapten dari anggota KRI Meteor."
Mendengar ini, Li Wu segera mengingatkan: "Junjungan, jika demikian personel KRI Meteor akan kekurangan staf secara signifikan. Perlu memindahkan pasukan tambahan!"
"Tang Long tentu tahu Li Wu mengingatkannya untuk memperhatikan keamanan, jangan menempatkan orang dari Planet Zhongzhou ke kapal induk KRI Meteor. Jika ini terjadi di awal kedatangannya, mungkin Tang Long tidak akan melakukan ini. Tapi Sherry pernah mengatakan pasukan ini memiliki ketaatan buta, dan dia sendiri telah menyaksikan ketaatan buta mereka, sama sekali tidak takut mereka akan berkhianat. Jadi Tang Long tersenyum: "Aku tahu, kau bicarakan dengan Sherry, dia akan setuju dengan pendapatku."
Li Wu tertegun sejenak, tapi dia segera memahami bahwa dengan bertanya pada Sherry, dia akan tahu alasan Komandan bersikeras melakukan hal ini.
"Baiklah, kalian semua kembalilah ke tugas masing-masing. Aku akan ajak rekrutan baru ini jalan-jalan ke luar angkasa." Tang Long melambaikan tangan pada para abdi dalem, lalu berbalik menaiki KRI Meteor.
Tak lama setelah Tang Long naik ke KRI Meteor, seluruh prajurit wanita di kapal tersebut pergi meninggalkan kapal. Alasannya sederhana: Kapten Sherry dan Jessy yang awalnya kesal karena harus menjalankan tugas sendirian, segera menempatkan prajurit wanita yang sebelumnya berada di bawah komando mereka ke posisi-posisi penting di kapal perang masing-masing setelah menerima perintah dari Tang Long. Sementara para prajurit wanita yang ditunjuk sebagai kapten pesawat angkut tentu tidak mungkin tinggal sendirian di kapal perang - mereka semua mengajak beberapa saudari dekat untuk membantu. Namun, awak kapal perang dan operator komunikasi KRI Meteor tetap tinggal, mengingat statusnya sebagai kapal induk. Tidak ada yang berani mempercayakan tugas navigasi dan komunikasi kepada prajurit wilayah yang baru selesai dilatih.
Liu Dong, seorang pria besar setinggi dua meter dengan kepalan tangan yang mampu menahan orang berlari dan lengan yang bisa dijadikan lintasan kuda. Dulunya prajurit terhebat di Hai Cheng, kini menjadi prajurit terkuat di wilayah kekuasaan Tang Long. Ia berhasil lolos seleksi pasukan kapal perang di militer sebagai Pasukan tempur kapal perang, dan saat ini sedang merapikan tempat tidurnya di kabin sendiri.
Pada kapal perang standar kelas X, kabin dibagi berdasarkan pangkat militer menjadi kabin tunggal, kabin dua orang, dan kabin empat orang (kabin prajurit). Orang seperti Liu Dong tinggal di kabin prajurit.
Seorang prajurit yang sudah merapikan tempat tidurnya duduk di tepi ranjang dan berkomentar kepada tiga penghuni kabin lainnya: "Saudara-saudara, sejak lahir sampai sekarang aku belum pernah tinggal di ruangan sebagus ini. Lihatlah TV hologram, kamar mandi lengkap, dan perlengkapan hidup ini - belum pernah kulihat sebelumnya! Aku rela tinggal di sini seumur hidup!"
Liu Dong tidak berbicara, tapi dia mengangguk setuju. Karena di markas darat, satu ruangan dihuni 20 orang dan selain tempat tidur, tidak ada fasilitas lain sama sekali.
Seorang prajurit yang baru merapikan tempat tidurnya menyela, "Hehe, kawan, ambisimu cuma segitu? Di kapal perang ini masih ada kabin dua orang dan kabin satu orang. Fasilitas di ruangan-ruangan itu jauh lebih mewah dan lengkap daripada ini. Tidak ingin tinggal di sana?"
"Ah, mana berani aku bermimpi? Itu kan hanya untuk perwira. Orang seperti aku mana pantas." Prajurit pertama menggelengkan kepala sambil tertawa.
"Sungguh tak punya ambisi! Sebagian besar abdi dalem junjungan kita tetap di darat mengurus administrasi internal. Yang masuk militer cuma beberapa orang, itupun semuanya jabatan seperti kapten kapal atau wakil kapten. Perwira menengah dan rendah bahkan belum ditunjuk! Tidak ingin jadi pejabat?" kata prajurit lain.
"Siapa yang tidak mau? Tapi tanpa prestasi, bisakah seenaknya jadi pejabat?" Prajurit pertama menyeringai.
“Hehe, prestasi? Akan segera ada! Kau kan punya mata, tidakkah kau lihat pesawat antariksa Zhongzhou memenuhi langit? Semua itu pesawat pengusaha senjata. Tak lama lagi pasti akan ada Perang.” Prajurit kedua tertawa.
“Ada perang pun belum tentu dapat prestasi. Jangan lupa kita ini Pasukan tempur! Ah, kenapa orangtua menciptakanku begitu kekar? Andai aku pasukan artileri kapal, bisa menghancurkan kapal perang. Hancurkan satu kapal musuh saja, pangkat bisa naik beberapa tingkat sekaligus.” Prajurit pertama menggelengkan kepala mengeluh.
Perkataan ini membuat Liu Dong dan para prajurit yang mendengarkan dengan saksama menjadi hening. Mereka mengira takkan pernah punya kesempatan berjasa, karena di era ini Pasukan tempur kapal perang hampir tak berguna.
Tiba-tiba suara perempuan terdengar dari Pengeras Suara kabin: “Pasukan tempur SZ01 Liu Dong, anda telah dipindahkan ke KRI Meteor. Segera menuju KRI Meteor untuk melapor!”
Keempat orang di dalam kabin ini terdiam sejenak mendengar kabar itu, lalu ketiga orang lainnya segera menyerang Liu Dong dengan wajah garang. Mereka mengejar sambil berteriak: "Kamu benar-benar beruntung bisa dipindahkan ke kapal induk junjungan! Hanya dengan menunjukkan performa sedikit saja di hadapan junjungan, kau bisa naik jabatan segera. Jangan lupakan kami saudara-saudaramu ini setelah kau promosi!"
Liu Dong menghindari kejaran sambil tertawa bodoh. Ia sangat gembira karena tak pernah menyangka akan mengalami sukses instan - ditugaskan langsung di bawah komando junjungan. Terhadap junjungan ini, Liu Dong penuh rasa syukur. Sejak kedatangannya, junjungan telah menaikkan gaji orang tuanya yang petani penggarap, sekaligus memungkinkan keluarganya yang berenam akhirnya menempati rumah luas yang selama ini mereka dambakan.
Perlu diketahui sebelumnya, satu keluarga kami yang terdiri dari 6 orang harus berdesak-desakan di sebuah ruangan kecil untuk bertahan hidup. Bukan tidak ingin tinggal lebih nyaman, tetapi pertama tidak punya uang, kedua tidak punya tanah. Semua tanah adalah milik penguasa feodal. Tanpa izin penguasa, mustahil memperluas rumah. Sekarang seluruh keluarga bisa menikmati kehidupan yang baik, bagaimana mungkin tidak berterima kasih pada junjungan ini? Orang tua saya sendiri, saat saya terpilih menjadi pasukan kapal perang, telah menasihati saya untuk tetap setia pada junjungan dan fokus mengabdi padanya.
Tang Long tidak tahu, bahwa kebijakannya untuk meningkatkan tempat tinggal dan gaji petani penggarap - yang awalnya hanya bertujuan agar mereka fokus menghasilkan uang untuknya - justru secara tidak sengaja telah menyuap banyak orang untuk mendukungnya.
Liu Dong buru-buru berlari dari SZ01 menuju KRI Meteor. Di perjalanan, ia melihat banyak wajah familiar yang juga memasuki kapal induk. Tidak hanya juara-juara dalam tempur tangan kosong, tapi juga para elit dengan peringkat teratas dalam berbagai aspek selama latihan di kabin game. Melihat ini, Liu Dong tersadar bahwa seluruh elit militer akan terkonsentrasi di kapal induk.
Tang Long yang sudah tak sabar menunggu akhirnya mendapatkan pasukan tambahan. Namun saat melihat prajurit-prajurit yang memberi hormat ini, Tang Long tertegun—mereka semua adalah orang-orang terbaik dari hasil pelatihan. Rupanya Sherry dan Jessy sangat memperhatikan komandan mereka. Tak heran, semua bibit unggul diberikan padanya.
Tang Long sudah tahu nama-nama mereka, jadi tanpa menunggu perkenalan diri, langsung berbicara: "Chen Jie sebagai Perwira Artileri Kapal, Ouyang Hai sebagai Perwira Pasukan Pesawat Tempur, Liu Dong sebagai Komandan Pasukan Tempur, Chen Li sebagai Kepala Logistik. Baik, para komandan bawa pasukan masing-masing kenali wilayahnya. Sebentar lagi kita latihan di luar angkasa." Para prajurit wanita di bagian komunikasi di samping Tang Long segera bertindak sebagai asisten komandan, membagikan formulir penempatan ruangan dan dokumen sistem pasukan kapal perang.
Empat perwira yang ditunjuk Tang Long menerima dokumen dari prajurit wanita dengan kegirangan. Mereka tak menyangka bisa langsung menjadi perwira begitu tiba. Tentu saja, status elit mereka terbukti ketika setelah memberi hormat, mereka langsung memimpin bawahan untuk menguasai wilayah masing-masing.
Saat Tang Long membawa para prajurit yang pertama kali keluar ke luar angkasa memulai latihan perang antariksa, pesta penyambutan Chen Kang pun dimulai. Yang datang setelah mendengar kabar ini selain abdi dalem Keluarga Tang, juga para pemasok para abdi dalem tersebut. Mereka semua ingin melihat seperti apa orang yang bisa menjual kapal perang mengerikan itu.
Di meja jamuan, Tang Nawen memesan 10 kapal perang kelas X dan 20 pesawat angkut kelas tinggi dari Chen Kang, serta membayar uang muka sepersepuluh terlebih dahulu. Tang Nawu juga tidak mau kalah, memesan jumlah kapal perang dan pesawat angkut yang sama. Sedangkan para abdi dalem lainnya, ada yang memperhatikan masalah muka pemasok mereka sendiri, ada juga yang dompetnya kosong, sehingga tidak ada satupun abdi dalem yang memesan kapal perang dari Chen Kang.
Tang Nawen yang wajahnya memerah karena mabuk tiba-tiba berdiri dan berkata: "Para hadirin, hari ini adalah hari kedewasaan putra bungsuku Tang Hainan. Bagaimana kalau kita minta dia menghibur kita?" Ini adalah kebiasaan Keluarga Tang yang tidak mengadakan pesta khusus untuk anggota keluarga yang dewasa, tetapi memanfaatkan acara jamuan untuk mempersilakan anggota keluarga tersebut mempertunjukkan bakat seni bela diri dan sastra.
Para abdi dalem yang baru bergabung dengan Keluarga Tang baru tersadar bahwa hari ini adalah hari kedewasaan Tang Hainan setelah mendengar hal itu, lalu buru-buru bertepuk tangan dan bersorak. Sementara para abdi senior dan anggota keluarga hanya tersenyum menyaksikan Tang Hainan yang berjalan keluar dari ujung meja jamuan. Para abdi dalem tidak perlu terlalu memperhatikan para penerus ini sebelum mereka resmi menjadi kepala keluarga, jadi tidak perlu menjilat mereka secara khusus.
Tang Hainan membungkuk hormat kepada hadirin, lalu mulai melantunkan puisi dan lagu, diikuti pertunjukan seni pedang. Chen Kang yang sama sekali tidak memahami adat kuno ini dan tak punya minat, meski memandang pertunjukan Tang Hainan seperti melihat monyet, tetap bertepuk tangan meriah setelah pertunjukan selesai. Ia menyatakan kekaguman dan pujian kepada Tang Nawen di sampingnya.
Tang Nawen yang agak mabuk bertanya gembira: "Hainan, kau sudah dewasa. Di mana kau akan berkembangan?"
Tang Hainan bersujud menjawab: "Hamba ingin mengikuti Ayah bertempur di medan perang!"
Tang Nawen dengan mata berkaca-kaca berseru gembira: "Bagus! Putra Tang memang harus demikian. Kau akan bertugas di kapal indukku. Dan karena kau sudah dewasa, pantas memiliki wilayah kekuasaan sendiri. Baik, Kota Long Wen di timur kuserahkan padamu."
Tang Hainan bersujud berulang kali dengan kegirangan: "Terima kasih atas hadiah feodal Ayah!"
Setelah Tang Nawen membuat keputusan ini, para abdi dalem baru masih belum bereaksi, sementara para abdi dalem lama dan anggota keluarga memandang Tang Nawen dengan terkejut. Beberapa anggota keluarga yang duduk dekat Tang Nawen membuka mulut seakan ingin mengatakan sesuatu. Namun sebelum mereka sempat berbicara, Tang Hainan sudah bersujud mengucapkan terima kasih, membuat para anggota keluarga ini hanya bisa menutup mulut sambil menggelengkan kepala dengan pasrah.
Melihat adegan ini, Chen Kang awalnya merenung dengan bingung, lalu segera tersenyum. Dia teringat bahwa tradisi Keluarga Tang mengharuskan wilayah ahli waris awalnya hanya berupa desa kecil. Sebab jika tidak demikian, ahli waris yang paling disayang kepala keluarga akan mendapat wilayah feodal lebih banyak, sehingga prestasinya akan jauh melampaui ahli waris lain, sama saja dengan mengamankan posisi kepala keluarga berikutnya.
Di ujung meja pesta, Tang Haidong yang duduk mendampingi langsung berubah raut wajahnya setelah mendengar perkataan Tang Nawen. Matanya segera menyorotkan pandangan penuh kebencian diam-diam ke arah ayahnya yang duduk di tempat kehormatan.
Dia meneguk anggur dengan kasar sambil berpikir geram dalam hati: "Si tua yang pilih kasih! Saat aku dewasa, kau cuma memberiku sebuah desa kecil, memaksaku berjuang mati-matian baru bisa mengubahnya jadi kota kecil. Tapi Tang Hainan baru saja dewasa langsung dapat sebuah kota! Dulu saat aku minta bertugas di kapal indukmu, kau berdalih soal keadilan dan latihan, lalu membuangku ke pasukan lokal. Tapi saat Tang Hainan dewasa, langsung kau tempatkan di kapal induk! Hmph! Sengaja memilih hari saat ada tamu asing untuk memberi hadiah feodal padanya, bukan? Agar kami menjaga wajah dan tidak berdebat di depan orang luar, sehingga pemberian pada Tang Hainan tak bisa dibatalkan? Baiklah, tua bangka. Kalau kau sudah melanggar kebiasaan keluarga, jangan salahkan aku melanggar aturan rumah tangga dengan kejam." Memikirkan ini, Tang Haidong memandang Tang Hainan yang sedang menerima ucapan selamat dari para abdi dalem, lalu tersenyum dengan sinis.
Di sisi Tang Nawen, Tang Nawu sama sekali tidak memiliki kekhawatiran seperti para pejabat senior. Dengan ekspresi datar, ia terus meneguk anggurnya. Meski terkesan sebagai seorang prajurit kasar, ia mampu menangkap dengan tajam tatapan penuh racun dari Tang Haidong. Tatapan yang mungkin membuat orang lain gemetar ketakutan, justru memancarkan kebahagiaan dan kepuasan dalam diri Tang Nawu, seolah sedang menikmati pemandangan indah.
Usai latihan di luar angkasa, Tang Long yang sedang asyik bermain game arcade di ruang game KRI Meteor menerima laporan dari bawahannya: "Junjungan, detasemen keluarga Tang Haidong memohon audiensi."
"Tang Haidong? Barang apa?" Tang Long yang masih terhanyut dalam permainan bertanya sembarangan.
"Junjungan, Tang Haidong adalah putra sulung kepala keluarga Tang Nawen, salah satu yang memiliki kualifikasi sebagai pewaris kepala keluarga," bawahan itu segera menjelaskan.
“Oh, pewaris ya. Baik, segera antarkan dia ke ruanganku.” Tang Long melompat keluar dari kapsul permainan dan berkata cepat. Setelah prajurit wanita itu mundur, Tang Long berjalan menuju ruangan sambil tersenyum sinis: “Hihi, datang sendiri ke mulut harimau. Mata Chen Kang memang tajam.” Ucapan ini muncul karena setelah pesta berakhir, Chen Kang telah melaporkan semua pengamatan dan analisisnya kepada Tang Long. Dengan tujuan mengambil alih Keluarga Tang, Tang Long tentu tahu apa yang harus dilakukan.
Dipandu oleh seorang prajurit wanita cantik memasuki kapal perang, Tang Haidong sambil merenungkan materi yang akan didiskusikan dengan Tang Long, dalam hati mengagumi kapal perang Tang Long yang ekstrem dan mewah. Ia belum pernah melihat kapal perang yang memiliki begitu banyak fasilitas tidak terkait perang, apalagi kapal dengan kolam renang raksasa.
Saat memasuki ruang komandan, ia melihat Tang Long yang menyambut dengan senyuman. Segera ia memberikan hormat militer dan berkata: “Lapor, Perwira Keluarga.”
"Tang Long sedikit terkejut, tentu saja langsung membalas salam sambil tertawa: \"Tidak perlu sungkan, ingatlah Anda adalah putra mahkota.\""
"Perkataan Tang Long ini langsung menyentuh hati Tang Haidong. Ia menghela napas dan berkata: \"Peraturan Keluarga Tang menetapkan penerus berdasarkan prestasi, bukan garis keturunan.\""
"\"Hmm, sulit bagiku memahami peraturan keluarga Tang. Di Federasi Wan Luo tempatku, penerus ditentukan berdasarkan urutan kelahiran. Banyak keluarga konglomerat yang menunjuk anak sulung sebagai penerus.\" Sambil berkata demikian, Tang Long sudah menuangkan anggur untuk Tang Haidong."
"\"Terima kasih.\" Tang Haidong mengucap syukur sambil menerima gelas lalu langsung menghabiskannya sekali teguk."
"Melihat keadaan Tang Haidong, Tang Long bertanya penuh perhatian: \"Anda ada beban pikiran?\" Sambil mengisi ulang anggur untuknya."
"Tang Haidong tidak menjawab, malah balik bertanya: \"Bisakah kau membantuku?\""
"\"Tidak masalah! Selagi bisa, pasti kubantu!\" Tang Long menepuk-nepuk dadanya dengan bersemangat."
“Pada pertempuran berikutnya, saya berharap bisa bertempur di bawah komando Anda.” Tang Haidong menatap erat Tang Long.
“Aduh, bertempur di bawah komandoku? Sungguh tidak pantas. Anda kan tokoh level putra mahkota. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Anda, aku pasti hancur.” Tang Long cepat-cepat menggelengkan tangan menolak.
Tang Haidong tersenyum sinis: "Ha, putra mahkota? Adikku Tang Hainanlah yang putra mahkota sebenarnya!"
"Lho? Bagaimana mungkin? Bukankah Anda putra sulung, dan level Anda juga lebih tinggi dari penerus lainnya?" Tang Long bertanya dengan kaget.
"Jika si tua itu tidak berat sebelah, aku yakin suatu hari nanti aku akan menjadi kepala keluarga berikutnya. Tapi sekarang, tanpa mempedulikan protes para abdi dalem dan melanggar adat keluarga, dia tidak hanya langsung menganugerahkan sebuah kota kepada adikku, tapi juga menempatkan Tang Hainan di kapal induknya! Bukankah ini isyarat jelas bahwa dia ingin menjadikan Tang Hainan sebagai penerus? Setelah pesta itu, para abdi dalemku mulai melirik Tang Hainan. Dengan begini, apa lagi yang bisa kulakukan!" Tang Haidong menggebrak meja sambil menghabiskan anggur di gelasnya.
Mendengar ini, Tang Long langsung melompat sambil berteriak marah: "Apa?! Abdi dalem Anda melirik Tang Hainan? Benar-benar brengsek semua! Putra Mahkota, bukankah aturan keluarga Tang menyatakan bahwa junjungan kami memiliki hak penuh atas para abdi dalem? Para pengkhianat itu harus segera kami habisi agar tidak menyia-nyiakan makanan!" Dengan lihai, Tang Long mempererat hubungannya dengan Tang Haidong melalui retorika ini.
Mendengar ucapan Tang Long, Tang Haidong tahu bahwa Tang Long telah secara implisit menyatakan posisinya. Matanya berbinar-binar sambil berkata, "Tenang, aku takkan membiarkan para pengkhianat itu lolos. Setelah pulang, aku akan... hehe. Oh ya, jangan panggil aku 'putra mahkota' lagi. Lagipula di keluarga Tang tidak ada level 'putra mahkota', apalagi levelmu lebih tinggi dariku. Aku tidak mau dituduh melanggar aturan. Mari kita saling memanggil 'saudara' berdasarkan usia."
Tang Long yang cerdik segera membungkuk hormat dan berkata, "Kakak tenang saja, adik pasti akan mendukung Kakak sepenuhnya!"
Tang Haidong berdiri dengan bersemangat sambil menggenggam lengan Tang Long: "Haha, kau 20 tahun sedangkan aku 22, menjadi kakakmu adalah nama yang sah. Saudara, masa depan kakak sepenuhnya bergantung padamu." Sambil mengatakan ini, Tang Haidong menatap Tang Long dan mengulang permintaannya: "Percayalah saudara sudah tahu kondisi kakak saat ini. Hanya dengan menorehkan jasa besar, kakak bisa menghancurkan mimpi si tua yang ingin mengangkat Tang Hainan! Jadi kakak mohon, izinkan aku mengabdi di bawah komando Anda." Matanya memerah saat hendak berlutut di hadapan Tang Long.
Tang Long segera menahan Tang Haidong: "Kakak, janganlah begitu. Tadi hamba merasa kekuatan militer saya terlalu kecil untuk menjamin keamanan kakak, makanya tidak menyetujui. Hamba hanya punya 3 kapal perang, sedangkan tetua keluarga yang paling junior pun memiliki 5 kapal, bahkan ada yang sampai 15 kapal. Bagaimana jika kakak mempertimbangkan mereka? Atau mungkin mereka semua sudah..."
Saat Tang Long menopangnya, Tang Haidong yang telah duduk di sofa sambil mengambil kesempatan menggelengkan kepala dan berkata: "Beberapa tetua keluarga tidak akan ikut serta dalam persaingan penerus. Mereka tidak menerima calon penerus mana pun untuk bertugas di kapal induk mereka. Apalagi Wakil Kepala Keluarga, jangan harap. Tentu saja dia mendukung putra tunggalnya untuk bersaing menjadi kepala keluarga. Sebenarnya, Saudara tidak perlu merendahkan diri. Meskipun kau hanya punya tiga kapal perang, ini adalah kapal perang spesial yang unik di alam semesta. Dalam pesta tadi, hanya si tua dan Wakil Kepala Keluarga yang masing-masing membeli 10 kapal jenis ini. Para abdi dalem lain tidak ada yang membeli. Bisa dikatakan kekuatanmu di Keluarga Tang berada di atas para tetua keluarga, menempati peringkat ketiga. Jadi dengan dukunganmu, aku pasti bisa memperoleh jasa-jasa besar."
Mendengar ini, Tang Long menjulurkan lidah menjilat sudut bibirnya, matanya berbinar-binar berpikir: "Dasar sialan, cuma 3 kapal perang sudah peringkat ketiga, andai saja dari dulu aku beli beberapa kapal lagi pasti bisa langsung menguasai Keluarga Tang!" Pikirannya kemudian menggeleng: "Ah, sayangnya prajuritku kurang, kalau beli banyak tak ada yang mengemudikan. Hmm, harus menunggu sampai manusia kera itu datang baru bisa menambah kekuatan militer. Untuk sekarang, lebih baik aku membuat beberapa lobang di tubuh Keluarga Tang dulu." Setelah itu Tang Long segera mengangguk: "Tenanglah Kakak, adik pasti akan membantu Kakak naik ke posisi Kepala Keluarga."
Tang Haidong yang terus memperhatikan perubahan ekspresi wajah Tang Long mengira sebelumnya adiknya sedang mempertimbangkan untung-rugi. Mendengar jawaban Tang Long, ia segera bangkit menepuk bahunya: "Tenang Saudaraku, mulai sekarang Keluarga Tang adalah milik kita berdua."
Tang Long buru-buru mengangguk-angguk sambil mengucapkan terima kasih, tapi dalam hati tertawa sinis: "Hehe, apa maksudnya Keluarga Tang milik kita berdua? Nanti seluruh alam semesta akan jadi milikku sendiri!"
Sementara itu, di sisi lain, Tang Haidong juga memiliki niat yang mirip meski tidak seambisius Tang Long. Dia hanya berkhayal bagaimana cara membunuh Tang Long setelah berhasil naik sebagai kepala keluarga, agar bisa menguasai Planet Zhongzhou sendirian.
Demikianlah, dua sosok bermuka dua ini terus berbisik-bisik sebentar, membuat perjanjian lisan tentang pembagian hak-hak istimewa, sebelum akhirnya berpisah dengan sangat ramah.
