Saat Tang Long menyerang kapal-kapal tempur itu, 20 kapal pertahanan sarang lebah yang menjaga gerbang galaksi bingung apakah harus membantu atau tetap di posisi. Mau membantu tapi kecepatan mereka lambat seperti siput, tetap di tempat rasanya tidak tega melihat rekan sejawat diperkosa musuh satu per satu seperti ini.
"Akhirnya, komandan 20 kapal pertahanan sarang lebah mengambil keputusan. 20 kapal pertahanan sarang lebah itu mulai bergerak perlahan ke arah Tang Long. Mereka berencana melancarkan serangan meriam besar-besaran dengan 200.000 meriam utama setelah masuk jangkauan tembak. Diyakini tak ada yang bisa bertahan dari serangan semacam ini."
"Junjungan, kapal-kapal sarang lebah itu bergerak!" Operator komunikasi melapor dengan gugup. Dia pernah menyaksikan kekuatan mematikan kapal jenis ini - jika kapal mereka kena tembak, pasti hancur total.
Tang Long melirik layar dan tersenyum: "Abaikan saja. Kecepatan mereka yang paling lambat di antara semua kapal perang. Beri tahu aku saat mereka hampir masuk jangkauan tembak."
"Ya." Gadis kecil itu menjawab dengan suara agak gelisah. Semua personel di kapal perang lain yang mendengar ucapan Tang Long juga tertawa-tawa sambil memperhatikan pergerakan lambat kapal pertahanan sarang lebah di layar. Saat ini mereka sangat gembira, tak menyangka junjungan hanya perlu memerintahkan tiga kali tembakan meriam utama saja sudah bisa melumpuhkan 50 kapal musuh, dan itu bukan dihancurkan melainkan ditawan! Para pasukan tempur sebelumnya bahkan sampai berkelahi satu sama lain hanya untuk memperebutkan kesempatan mendampingi pasukan teknik naik ke kapal musuh. Kesempatan mulia seperti ini tentu tak boleh diberikan ke orang lain. Andai mereka juga pasukan tempur, pasti akan lebih dulu berantem dengan saudara seperjuangan.
Pasukan tempur di kapal induk Tang Long merasa sangat kesal. Pasukan tempur mereka adalah yang paling sedikit jumlahnya di antara semua resimen tempur armada, hanya 100 orang! Meskipun mereka bisa dibilang pasukan tempur terhebat, kesempatan emas untuk menyerbu kapal musuh justru tidak jatuh ke tangan mereka. Mereka semua berlari ke Komandan Liu Dong untuk mengeluh dan mendorongnya meminta kesempatan pertempuran mendadak di dalam kapal musuh kepada junjungan. Tentu saja Liu Dong tidak berani mengajukan permintaan ini kepada Tang Long, hanya bisa mengelak dengan jawaban tidak jelas.
Pasukan teknik yang dikirim bergerak sangat cepat, tak lama kemudian sudah kembali dengan kapal pendarat. Saat itu juga operator komunikasi kecil itu kembali berteriak gugup: "Junjungan! Tinggal 10 detik lagi kapal pertahanan sarang lebah akan masuk ke jarak tembak efektif mereka!"
Tang Long melompat tiba-tiba sambil berteriak: "Pertahankan jarak ini, mundur seluruhnya! Buka mulut peluru kendali, siapkan 100 peluru kendali berpemandu per kapal, Tembak!" Begitu perintahnya selesai, kapal-kapal yang mulai mundur itu segera meluncurkan masing-masing 100 peluru kendali. Meski personel peluru kendali bingung dengan perintah junjungan yang hanya menyuruh menembakkan 100 peluru kendali sedikit ini, mereka tetap patuh menjalankan perintah.
Tang Long melihat peluru-peluru kendali itu perlahan mendekati kapal perang sarang tawon, langsung memerintahkan: "Segera tebarkan 1000 ranjau laut tersembunyi begitu peluru kendali itu hancur!" Personel peluru kendali yang merangkap sebagai penjaga ranjau segera menatap tegang ke layar, jari mereka siap menekan tombol pelepasan ranjau begitu melihat ledakan terjadi.
20 unit Kapal Pertahanan Sarang Lebah hampir meledak karena marah! Setelah bersusah payah menunggu hingga hampir memasuki jarak tembak, energi sudah terisi penuh, para pengecut itu malah mundur! Kalian mundur ya sudah, tapi mengapa selalu menyisakan jarak 10 detik untuk menggoda kami? Membuat kami benar-benar benci sampai gigi gemeretak!
Namun Kapal Sarang Lebah yang ingin menggigit ini langsung terkejut oleh 2300 Peluru Kendali yang mendekat. Dibandingkan kecepatan sinar laser, kecepatan rudal ini sangat lambat. Biasanya rudal digunakan untuk serangan jarak dekat, mana ada yang menembakkan rudal dari jarak sejauh ini? Lebih baik tunggu sampai mendekat baru ditembak jatuh dengan meriam kecil pertahanan.
Komandan di kapal perang sarang lebah berpikir demikian, tapi prajurit yang mengontrol tombol tembak meriam tidak sependapat. Jika itu sinar laser, mereka takkan sempat melihat sebelum kena ledakan, mustahil bereaksi. Namun peluru kendali yang bergerak lamban ini terlihat jelas oleh mata telanjang. Begitu melihat rudal mendekat, refleks alami mereka langsung menekan tombol tembak.
Ribuan sinar laser berkilat, menghancurkan 100 lebih peluru kendali yang mengejar itu. Awalnya hanya satu kapal sarang lebah yang menembakkan energi terisi penuh. Entah karena efek domino atau prajurit pengendali meriam ragu kemampuan meriam pertahanan kecil menghadang rudal, tiba-tiba 20 kapal sarang lebah melontarkan 200.000 sinar laser untuk 2300 peluru kendali itu. Cadangan energi yang baru diisi habis seketika.
Komandan yang tahu butuh satu menit untuk mengisi ulang energi sampai penuh langsung menginjak-injak sambil mengumpat! Tapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa terus maju sambil mengisi energi. Awalnya dia ingin memperlambat atau berhenti dulu untuk mengisi energi sebelum maju, tapi melihat lawan terus mundur habis-habisan, dikira lawan takut, akhirnya dia pun melanjutkan pergerakan tanpa ragu.
Pada saat melihat ledakan peluru kendali, pasukan ranjau Tang Long langsung menekan tombol pelepasan ranjau. 23.000 ranjau laut hitam legam pun tersebar diam-diam di depan armada Tang Long. Saat ini pasukan ranjau masih sangat curiga: untuk apa junjungan hanya menebar sedikit ranjau? Biasanya untuk menghalangi musuh minimal perlu sejuta ranjau yang disebar di suatu zona, mana seperti sekarang cuma pakai satu persen stok tiap kapal perang!
Setelah Tang Long memberi perintah tadi, dia meninggalkan kursi komando dan berjalan diam-diam ke kabin belakang. Sayangnya, asisten komandan Yuna melihatnya. Dengan panik dia segera bertanya, "Junjungan mau ke mana?" Dalam hati, Yuna menggerutu, apa yang dilakukan Tang Long ini? Di tengah pertempuran malah meninggalkan kursi komando?
Melihat dirinya ketahuan Yuna, Tang Long buru-buru mendekati telinga Yuna dan berbisik, "Pelankan suara. Aku mau BAB, sudah nggak tahan nih."
Yuna terkejut. Beberapa saat kemudian, dengan pipi memerah dan suara gemetar penuh kepanikan, dia berbisik bertanya, "Lalu... bagaimana dengan komando pertempurannya?"
"Hihi, tenang saja. Aku bawa komunikator, bisa memimpin kapan saja." Tang Long menunjuk komunikator di telinganya, lalu kabur secepat kilat. Yuna hanya bisa menggelengkan kepala pasrah melihat punggung Tang Long yang semakin menjauh.
Li Liwen melihat Tang Long tidak ada, segera datang dan bertanya pada Yuna: "Kak, junjungan ke mana?"
Yuna melihat sekeliling, lalu berbisik di telinga Li Liwen: "Jangan berisik, junjungan sedang buang air besar." Dia tahu Li Liwen mengidolakan Tang Long, jadi sengaja menggunakan kata-kata kurang sopan untuk menyadarkannya. Tentu dia tidak bisa mengulang kata-kata asli Tang Long. Jika menirukan ucapan aslinya, mungkin Li Liwen kecil ini akan langsung kehilangan kekagumannya.
"Hah..." Li Liwen terdiam, matanya bolak-balik memandangi kapal musuh yang mendekat perlahan, jalur panjang di depannya, lalu kembali ke Yuna.
Yuna paham isi pikiran Li Liwen, hanya bisa berbisik pasrah: "Tak bisa dihindari, manusia punya tiga kebutuhan mendesak yang tak bisa ditahan."
Li Liwen mengangguk lesu. Dari ekspresinya terlihat bahwa dia sama seperti penggemar fanatik pada umumnya—begitu mengetahui kebiasaan sehari-hari sang idola seperti makan, minum, dan buang air, citra sempurna yang bersinar dalam hatinya langsung runtuh. Melihat reaksi Li Liwen, Yuna tahu rencananya berhasil. Bukan berarti Yuna menentang kekaguman Li Liwen pada Tang Long, tapi dia tidak setuju cara Li Liwen yang mengidolakan Tang Long secara berlebihan.
Yuna dan Li Liwen sama-sama tidak tahu bahwa Tang Long tidak pergi ke toilet, melainkan menyelinap ke ruang pasukan tempur. Sambil mengenakan baju zirah khusus, dia memberi perintah melalui mikrofon mini yang baru dipasang: "Tunggu sampai kapal musuh menyentuh ranjau laut! Segera setelah itu, semua kapal tembak 1000 peluru kendali pengganggu elektromagnetik! Alihkan seluruh energi perisai perlindungan ke haluan kapal, lalu menerobos masuk dengan kecepatan penuh ke sisi formasi musuh untuk mengaktifkan jembatan tempur! Semua pasukan tempur di setiap kapal bersiap untuk pertarungan tangan kosong!"
Pasukan tempur di kapal induk yang awalnya tertegun melihat Tang Long mengenakan baju zirah khusus, segera bersorak gembira dan buru-buru mempersiapkan perlengkapan mereka. Namun Liu Dong tidak ikut bersemangat seperti bawahannya. Dia langsung bersujud di depan Tang Long sambil bergetar ketakutan memberi nasihat: "Junjungan, tubuh mulia Junjungan tidak boleh mengambil risiko! Bawahan pasti akan merebut kapal musuh untuk Junjungan. Mohon Junjungan jangan ambil risiko!" Ucapnya sambil terus-menerus bersujud berulang kali.
Pasukan tempur yang mendengar perkataan itu baru tersadar. Orang yang akan bertempur bersama mereka adalah junjungan mereka sendiri, penjamin kehidupan bahagia keluarga mereka di masa depan! Bagaimana bisa mengizinkannya langsung terlibat dalam tempur tangan kosong? Seharusnya dia berada di ruang komando untuk memimpin pertempuran! Memikirkan hal ini, mereka segera ikut berlutut bersama komandan mereka, memohon Tang Long untuk tidak ikut serta dalam pertempuran!
“Jangan bertele-tele! Aku perintahkan kalian segera mempersiapkan segalanya!” Tang Long malas berdebat dengan mereka. Setelah memakai perlengkapan lengkap, dialah yang pertama tiba di pintu jembatan pertarungan menunggu. Liu Dong yang tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa memakai baju zirah sambil diam-diam memerintahkan bawahannya untuk melindungi keamanan Tang Long dengan segala pengorbanan.
Meskipun kapal perang sarang lebah bergerak lambat, mereka segera memasuki zona ranjau. Sebuah kapal yang kurang beruntung menyentuh tiga ranjau sekaligus, membuat badan kapal bergoyang hebat. Beberapa kapal lainnya juga mengalami guncangan keras. Para prajurit yang menyadari situasi langsung panik berteriak: "Kita masuk area ranjau! Cepat tembak untuk menyapu ranjau!" Perisai Perlindungan kapal sama sekali tidak efektif melawan kerusakan jarak dekat seperti ini. Inilah alasan mengapa kapal perang Keluarga Tang sebelumnya bisa dihancurkan oleh pesawat tempur keluarga Kaiser, serta mengapa prajurit kapal sarang lebah sekarang begitu bergetar ketakutan saat mengetahui mereka memasuki zona ranjau.
Mendengar teriakan para prajurit, sang komandan langsung melompat sambil memaki: "Gue jancok! Siapa yang berani menembak tanpa perintah lagi, gue tembak!" Belum habis komandannya berteriak, ribuan peluru kendali yang sepuluh kali lebih banyak dari sebelumnya bergerak mengerumuni. Sebelum sempat bereaksi, awak radar sudah panik melapor: "Melapor! Kapal musuh tiba-tiba menerobos masuk dengan kecepatan tinggi ke arah kita!"
Komandan yang linglung oleh serentetan kejadian ini langsung berteriak ketakutan: "Tembak! Cepat tembak!"
Prajurit keluarga Kaiser yang sudah lama menunggu perintah ini segera menekan tombol. 200.000 berkas sinar laser kembali menyembur keluar, menghancurkan ranjau-ranjau di sekitar mereka terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan 23.000 peluru kendali. Namun peluru-peluru kendali ini memang dirancang untuk diledakkan, sehingga tidak masalah jika dihancurkan. Tentu saja, kapal Tang Long juga terkena banyak tembakan, namun karena kapal-kapal sarang lebah ini menembak secara acak dan energi perisai di haluan kapal Tang Long sudah diatur ke level tertinggi, kapal tersebut tidak mengalami kerusakan signifikan - hanya mengkonsumsi beberapa puluh derajat energi perisai saja.
Awak radar keluarga Kaiser yang memantau layar baru saja menarik napas lega setelah melihat peluru kendali meledak, namun segera menyadari bahwa fasilitas elektronik seperti radar tidak berfungsi lagi. Layar pun berubah menjadi gelap gulita. Dengan suara panik, awak radar itu kembali berteriak: "Bahaya! Peluru-peluru kendali itu adalah peluru kendali gangguan elektromagnetik!"
Komandan yang kepalanya hampir meledak marah sambil menghentakkan kaki: "Omong kosong! Cepat aktifkan perangkat penghilang gangguan elektromagnetik!"
"Ya, ya!" Awak radar menampar pipinya sendiri. Perangkat penghilang gangguan elektromagnetik, baik militer maupun sipil, pasti ada di setiap pesawat antariksa. Kenapa dirinya bisa bego sampai lupa menekan tombol dulu baru melapor ke Komandan?
Alat pembersih interferensi elektromagnetik begitu umum digunakan terutama karena selama perjalanan di alam semesta, gangguan dari wilayah galaksi elektromagnetik bisa terjadi kapan saja. Namun sistem ini memiliki kelemahan: tidak bisa membersihkan gangguan secara instan. Peralatan tercanggih saat ini masih membutuhkan 2 menit untuk menyelesaikan proses pembersihan. Sementara itu, Kapal Pertahanan Sarang Lebah memerlukan waktu 4 menit. Selama 4 menit ini, mereka sama sekali tidak bisa mendeteksi kondisi luar maupun menggunakan komunikasi, ibarat orang buta dan tuli. Tentu saja, kapal perang militer memiliki metode lain untuk membersihkan interferensi elektromagnetik dengan cepat, yaitu dengan menembakkan misil anti-interferensi elektromagnetik yang meledak di sekitar mereka sendiri. Sayangnya, Kapal Pertahanan Sarang Lebah merupakan kapal perang seperti platform meriam bergerak yang tidak mungkin dilengkapi lubang peluncur misil, sehingga tidak bisa memiliki misil anti-interferensi elektromagnetik.
23 Kapal Perang X segera bergerak maju dengan cepat sesuai perintah Tang Long setelah menembakkan peluru kendali. Kecepatan Kapal Perang X memang luar biasa - dari penghentian mesin mundur, pengaktifan penuh mesin, hingga mencapai sisi kapal perang sarang lebah, hanya memakan waktu belasan detik. Begitu merapat di sisi kapal musuh, Jembatan Pasukan Tempur segera diaktifkan.
Meski disebut Jembatan Pasukan Tempur, sebenarnya ini hanyalah saluran berbentuk lingkaran raksasa yang terdiri dari ratusan bor laser kecil. Bor-bor laser yang ditembakkan dari kabin pasukan tempur ini langsung menembus badan kapal musuh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada jarak dekat, perisai perlindungan kapal tidak efektif. Jadi tidak perlu heran melihat bor laser bisa dengan cepat menembus kapal perang sarang lebah.
Dari luar, Kapal Perang Sarang Lebah hanya terlihat memiliki tambahan sebuah jalur yang menghubungkan ke Kapal Perang X, tanpa kerusakan signifikan lainnya. Namun bagi orang-orang di dalam Kapal Perang Sarang Lebah, ini adalah bencana. Prajurit yang berada persis di posisi sambungan tersebut tidak sempat memahami situasi sebelum tubuh mereka terpotong menjadi serpihan oleh bor laser. Ketika bor besar yang terdiri dari ratusan bor laser ini mulai terbelah perlahan, ratusan sinar laser menyembur dari bor-bor kecil tersebut, menghujani sekelilingnya hingga menyerupai sarang lebah.
Hanya dengan dua gerakan ini, orang-orang di sekitar bor sudah mati seluruhnya. Prajurit yang berada sedikit lebih jauh meski tahu ini adalah milik musuh, tapi tidak mengerti apa sebenarnya, hanya mundur perlahan dengan panik. Tiba-tiba seorang prajurit tua dari keluarga Kaiser berteriak seolah teringat sesuatu: "Ini Jembatan Pasukan Tempur! Bersiap untuk tempur tangan kosong!" Sambil berbicara, dia meraih pistol di pinggangnya. Tapi ketika melihat pasukan musuh keluar dari Jembatan Pasukan Tempur, pistolnya jatuh berdebum Brak! ke lantai—karena pasukan tempur yang muncul ternyata adalah prajurit-prajurit berbaju zirah! Prajurit tua ini sangat paham bahwa Pistol Laser kecilnya sama sekali tidak bisa menyebabkan sedikitpun kerusakan pada pasukan musuh ini. Karena tidak mungkin menang, hanya ada satu pilihan: menyerah.
Meski teriakan veteran berpengalaman membuat prajurit keluarga Kaiser paham apa yang terjadi, mereka semua hanya berdiri membeku di tempat tanpa reaksi mengeluarkan senjata seperti si veteran. Hanya satu pikiran yang menguasai benak mereka: "Pasukan tempur? Astaga, di era duel tembak antar kapal ini masih ada pertempuran tangan kosong? Kami hanya belajar cara mengoperasikan komputer, menghitung koordinat, menganalisis konfigurasi kapal perang. Latihan menembak pun hanya sekadar main-main. Modal apa yang kami punya untuk bertarung dengan mereka?"
Sebelumnya pernah disebutkan bahwa pasukan tempur umumnya digunakan saat menaklukkan kota di permukaan planet. Di era ini, sangat jarang - atau bisa dibilang hampir mustahil - menemukan kesempatan bertempur tangan kosong di dalam kapal perang. Mengapa dikatakan sulit? Karena biasanya sebelum kedua armada kapal sempat berdekatan, kedua belah pihak sudah saling menghujani tembakan. Ketika jarak sudah cukup dekat untuk pertempuran jarak dekat, biasanya salah satu pihak sudah hancur lebih dulu. Untuk apa lagi mengerahkan pasukan tempur?
Para prajurit pengecut ini segera mengonfirmasi keputusan bahwa mereka sama sekali tidak bisa bertarung melawan pasukan tempur ini ketika melihat prajurit mecha setinggi 2 meter keluar dari jembatan pasukan tempur. Dengan cepat mereka mengangkat tangan tinggi-tinggi dan menyerah seluruhnya.
Tang Long yang mengenakan baju zirah tidak membawa senapan guntur yang seharusnya menyertai, melainkan senapan serbu tembak beruntun. Bagaimanapun juga, senapan guntur itu memiliki daya tembak yang terlalu kuat. Ditambah lagi lokasi penerobosannya kemungkinan besar adalah reaktor tenaga. Jika tidak sengaja menembak reaktor tenaga hingga menyebabkan seluruh kapal meledak, mati seperti itu benar-benar sia-sia.
Tang Long yang berada di posisi pertama di pintu jembatan kapal, dengan penuh semangat menggenggam erat senapan serbunya. Dia membayangkan dirinya langsung dihujani peluru musuh begitu keluar, sehingga mulai merencanakan strategi menghindar, cara melancarkan serangan balik untuk menghabisi semua musuh. Di saat yang sama, dia juga merenungkan apakah sebaiknya keluar perlahan untuk meningkatkan efek intimidasi, atau berguling keluar sambil langsung menembak? Sebelum sempat memutuskan metode mana yang akan digunakan, pintu jembatan kapal sudah terbuka perlahan. Tiba-tiba tubuhnya didorong dari belakang, membuatnya keluar tanpa disadari.
Prajurit KRI Meteor sebenarnya tidak sengaja mendorongnya. Mereka berusaha berebut keluar lebih dulu melalui pintu jembatan kapal untuk mengamankan area bagi junjungan mereka. Namun jelas pintu jembatan itu terlalu sempit, hanya cukup untuk dua orang melewati. Posisi Tang Long yang berdiri di tengah membuat sisi kiri-kanan menjadi lebih sempit. Saat para prajurit saling dorong di kedua sisi, Tang Long pun terpaksa keluar.
Melihat Tang Long terdorong keluar, semua prajurit langsung panik wajah pucat. Ingin membantu malah jadi seperti mencoba membunuh junjungan. Jika ada sesuatu terjadi pada junjungan, celaka besar! Mereka segera merangkak dan terguling-guling keluar, berharap bisa menahan serangan untuk junjungan. Tapi begitu keluar, mereka langsung membeku - di depan berdiri sekumpulan besar prajurit keluarga Kaiser yang sedang mengangkat tangan menyerah.
Meski sama-sama bingung melihat situasi ini, Tang Long cepat bereaksi dan memberi perintah: "10 orang tinggal jaga tawanan, sisanya ikut aku serang menara kontrol!" Ucapnya sambil berlari menuju pintu jalur. Para prajurit langsung mengikuti dari belakang, menyisakan 10 orang sialan di barisan belakang untuk menjaga tawanan.
Komandan Kapal Pertahanan Sarang Lebah keluarga Kaiser masih melompat-lompat dan berteriak di menara kontrol. Saat ini dia tidak memiliki informasi intelijen, sama sekali tidak menyadari bagian tengah kapal perangnya sudah ditusuk pisau. Meskipun energi meriam telah terisi penuh kembali, tapi sekarang hantu tahu di posisi mana musuh berada. Jika asal menembak, bukankah harus menunggu waktu pengisian ulang satu menit lagi? Satu menit ini cukup bagi musuh untuk menghancurkan mereka berkeping-keping. Sekarang hanya bisa menunggu gangguan elektromagnetik selesai sembari menanti serangan duluan dari musuh. Asalkan musuh menyerang lebih dulu, meski radar tidak bisa digunakan saat ini, operator radar tetap bisa menghitung posisi musuh melalui getaran yang dihasilkan di Perisai Perlindungan. Untuk Perisai Perlindungan 1000 tingkat kapalnya, dia sangat yakin bisa melakukan serangan balik yang mematikan.
Meski baru beberapa menit berlalu, operator radar merasa seperti telah melewati beberapa abad. Akhirnya gangguan elektromagnetik berhasil dihilangkan. Baru saja operator radar melaporkan ke komandan bahwa gangguan elektromagnetik telah bersih, tiba-tiba dia mengerang: "Bingung? Musuh pergi ke mana?" Saat melihat badan kapal perang mereka tiba-tiba muncul tambahan blok besar, dia berteriak panik: "Bahaya! Musuh ada di samping kita!"
Baru saja lega mendengar kabar baik dari operator radar dan bersiap mencari musuh untuk melampiaskan amarah, sang komandan langsung terkejut hingga jantungnya hampir copot mendengar teriakan panik operator radar. Bukanlah dia orang bodoh, bahkan cukup pintar, segera menyadari maksud kedatangan kapal musuh di samping mereka. Segera dia mengeluarkan pistol dan berteriak, "Siaga penuh! Pasukan tempur kapal musuh sudah masuk!" Dia tidak memerintahkan pasukan tempur bergerak karena kapalnya sama sekali tidak memiliki satuan tempur - bukan hanya kapalnya, semua kapal perang sarang lebah tidak dilengkapi pasukan tempur. Dia yang sudah berkeringat dingin hanya bisa merintih dalam hati: "Ini masalah besar!"
“Serbu!” Tang Long berlari paling depan, setiap melihat musuh berani mengarahkan senjata ke dirinya, langsung menekan pelatuk hingga tubuh lawan berlubang seperti sarang lebah. Para prajurit di belakangnya semakin garang, mengerubungi Tang Long sambil menembak mati-matian ke depan. Siapa pun yang memasuki batas kewaspadaan mereka akan segera hancur berkeping-keping. Tang Long yang menyaksikan adegan ini justru merasa kesal, karena posisinya yang terjebak di tengah zona pertahanan ini membuatnya hanya sempat membunuh dua musuh sebelum kehilangan kesempatan menembak lagi.
Kotak energi senjata serbu hanya bisa menyimpan energi 300 sinar laser, sehingga Pasukan tempur ini hanya perlu menarik pelatuk beberapa kali saja sudah harus mengganti kotak energi. Di bawah serbuan 90 senjata serbu yang begitu dahsyat, setiap area yang dilalui Tang Long dan pasukannya akan dipenuhi lubang peluru. Melihat ribuan sinar laser melompat-lompat di dalam ruangan, para prajurit keluarga Kaiser yang bukan kabur terbirit-birit, hanya bisa terjengkang di tanah sambil berteriak menyerah. Tentu saja, yang berani melawan langsung tamat riwayatnya. Urusan mengelola tawanan perang sudah ada yang menanganinya, Tang Long sama sekali tidak peduli. Saat ini dia sambil mengganti isi peluru sambil bergumam: "Sangat tidak memuaskan, hanya suara tembakan 'cicit' saja, gagang pistol juga tidak bergetar, sama sekali tidak ada sensasi adrenalin." Sambil dikerubungi para prajurit, dia terus berjalan maju.
Tang Long dan pasukan mereka tidak menemui perlawanan berarti sepanjang perjalanan, dengan cepat mencapai menara kontrol. Komandan yang bersiap bertarung mati-matian dengan pistol di tangan, begitu melihat pasukan musuh berbaju zirah lengkap mengarahkan senjata ke arahnya, langsung limbung jatuh ke lantai sambil berkata dengan gemetar: "Aku... aku menyerah!"
Tang Long berjalan mendekat lalu duduk di kursi komando. Setelah melepas helm dan menyisir rambutnya, dia melirik komandan yang masih bersujud di lantai: "Kau komandan Armada ini, bukan?"
"Benar benar, hamba adalah komandan armada ini. Ada apakah perintah Yang Mulia?" Komandan yang masih bersujud di lantai segera menyunggingkan senyum rendah hati seraya berkata. Meski terkejut melihat wajah muda Tang Long, pengamatan terhadap prajurit mecha yang mengelilingi dengan kewaspadaan membuatnya menyadari pemuda ini bukan sekadar komandan regu tempur. Karena itu, sikapnya sengaja dibuat serendah mungkin, berharap bisa menyelamatkan nyawa atau bahkan dilirik menjadi bawahan.
Dalam pertempuran antarkeluarga ini, nasib tawanan perang terbagi tiga: dibunuh, dijadikan budak, atau - yang terbaik - direkrut sebagai abdi dalem oleh bangsawan berpengaruh. Para prajurit biasa umumnya pasrah. Bagi mereka, pergantian junjungan bukan masalah selama nyawa terjamin. Mereka ibarat rumput di puncak tembok - selalu condong ke arah yang paling kuat.
Tentu saja tidak semua prajurit keluarga sepengecut itu. Seperti prajurit Keluarga Tang yang telah menerima indoktrinasi, mereka tidak akan berhenti melawan dengan mudah. Inilah alasan mengapa Keluarga Tang yang hanya memiliki satu planet administratif bisa bertahan selama bertahun-tahun melawan keluarga Kaiser yang menguasai dua planet administratif tanpa mengalami kehancuran.
"Kirim perintah ke semua kapal perang, suruh mereka menghentikan perlawanan. Tapi saya yakin, sebagian besar kapal sudah kami duduki saat ini." Tang Long tersenyum saat mengatakannya. Bagaimana tidak? Dipaksa berperang, tapi hanya dengan mengonsumsi sedikit pasokan energi, dia berhasil merebut 50 kapal tempur kelas tinggi dan 20 kapal perang sarang lebah. Hihi, pasukan saya langsung naik beberapa tingkat.
"Ya ya, hamba segera mengumumkan ke seluruh pasukan untuk menghentikan perlawanan." Sang komandan buru-buru mengangguk, lalu menyungging senyum manis sambil berjalan keluar dari barikade prajurit mecha. Dia memerintahkan operator komunikasinya untuk menyebarkan perintah tersebut.
Tak lama setelah perintah dikirim, operator komunikasi dengan wajah masam melapor ke komandan: "Mereka sudah menyerah lebih dulu." Komandan tertegun sejenak mendengar ini, namun segera menyunggingkan senyum lebar sambil membungkuk-bungkuk ke arah Tang Long: "Junjungan, seluruh kapal perang telah menyerah."
Tang Long mengangguk hendak berkata sesuatu ketika baju zirahnya tiba-tiba mengeluarkan suara cemas: "Junjungan! Kenapa Junjungan sampai ke kapal musuh? Bukannya Junjungan bilang mau... Cepat kembali, Junjungan! Seluruh Armada masih membutuhkan komando Anda!" Yuna sengaja berhenti sebentar karena tidak ingin para prajurit tahu bahwa Tang Long kabur dengan alasan buang air besar, agar tidak mempermalukannya. Di atas KRI Meteor, Li Liwen berdiri dengan mata berbinar sambil bergumam penuh kekaguman. Yuna hanya bisa menghela napas melihatnya - rupanya Li Liwen semakin terobsesi pada Tang Long.
Tang Long mengerutkan bibir dan bergumam pelan: \"Aduh, kok bisa ketahuan sih? Siapa yang ngasih tahu dia?\" Saat dia mengucapkan ini, Liu Dong gemetar dan diam-diam bersembunyi di belakang Tang Long. Dialah yang memberitahu keberadaan Tang Long pada Yuna. Bukan bermaksud mengkhianati, dia hanya takut jika terjadi sesuatu pada Tang Long, para abdi dalem lain akan menyalahkannya. Dia ingin semua tahu bahwa junjungan sendiri yang memilih jadi pasukan tempur, bukan urusannya.
Karena Yuna tidak tahu nomor komunikasi baju zirah Tang Long, terpaksa membuka komunikasi seluruh frekuensi. Akibatnya, seluruh pasukan tempur yang memakai baju zirah mendengar percakapan mereka dan tahu junjungan mereka ikut bertarung di garis depan. Hal ini membuat mereka tersentuh dan bersorak gembira. Prajurit keluarga Kaiser mengira sorakan itu tanda kemenangan.
Komandan yang berdiri di posisi agak depan ini mendengar percakapan Yuna. Awalnya dia mengira Tang Long hanyalah perwira keluarga tingkat biasa, tapi ternyata 23 kapal perang di luar semuanya di bawah kendalinya. Jika begitu, setidaknya dia harus seorang tetua keluarga? Tapi tak pernah dengar Keluarga Tang memiliki tetua keluarga muda seperti ini. Mengapa dia tidak mencurigai Tang Long sebagai kepala keluarga? Sebagai musuh dari keluarga Kaiser, tentu mereka memiliki data anggota utama keluarga Tang. Mustahil salah mengenali.
"Baik, aku akan segera kembali. Suruh setiap kapal mengerahkan pasukan teknik untuk mengambil alih kapal-kapal ini. Untuk 50 kapal tempur itu, kirim juga tenaga teknik untuk memperbaiki menara kontrolnya. Transportir di belakang sudah membawa persediaan yang dibutuhkan, izinkan mereka mendekat." Tang Long memberi perintah pada Yuna sambil bangkit dari kursi komando, mulai mengamati struktur peralatan kapal perang sarang lebah ini.
Tidak lama kemudian, antarmuka normal antara Kapal Perang Sarang Lebah dan Kapal Perang X tersambung. Jembatan pasukan tempur ditarik kembali, lubang di Kapal Perang Sarang Lebah pun telah diperbaiki. Tang Long yang telah mengkopi seluruh data dari basis data kapal induk Sarang Lebah ke KRI Meteor, sambil memerintahkan input data ke komputer, juga menyuruh operator komunikasi mengirim ultimatum penyerahan ke Planet Red Lion.
Saat ini Planet Red Lion berada dalam kekacauan total. Para pejabat tinggi dan konglomerat pemilik pesawat antariksa bergegas mengemas barang bawaan dan membawa keluarga mereka kabur dari planet tersebut. Namun mereka tidak bisa melarikan diri jauh - mana mungkin pesawat biasa menandingi kecepatan Kapal Perang X? Semua akhirnya ditangkap oleh Kapal Perang X yang mengejar. Hal ini membuat orang-orang yang belum sempat naik pesawat langsung membatalkan niat, gemetar ketakutan berkumpul di kantor gubernur Planet Red Lion. Tentu saja, yang panik hanyalah anggota keluarga Kaiser, sementara rakyat biasa sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Keluarga Kaiser sama sekali tidak menyangka bahwa 50 kapal tempur dan 20 kapal perang sarang lebah mereka justru dikalahkan dan ditawan oleh 23 kapal musuh. Meski sulit dipercaya, kenyataan menunjukkan bahwa pemberitahuan penyerahan diri dari musuh telah dikirim. Dengan tidak adanya jalan untuk melarikan diri, apa yang harus mereka lakukan? Meminta tolong ke Planet Kaiser? Sejak 50 kapal perang mereka dikalahkan, permintaan bantuan sudah dikirim ke Planet Kaiser. Awalnya Planet Kaiser bersiap mengirim 100 kapal tempur untuk membantu, namun ketika kabar tentang 20 kapal perang sarang lebah yang ditawan sampai ke Planet Kaiser, 100 kapal tempur yang sudah bergerak setengah jalan justru ditarik kembali! Bukankah ini tindakan membiarkan orang dalam bahaya?
Memikirkan sikap keluarga inti yang tidak mau menolong ditambah dengan ketiadaan jalan melarikan diri, para abdi dalem keluarga Kaiser ini akhirnya berunding. Dengan gigih mereka mengirimkan komunikasi penyerahan diri kepada Tang Long, tentu saja dengan syarat tambahan: jaminan keamanan nyawa dan harta benda seluruh bangsaku.
Terhadap hal ini Tang Long langsung menyetujui, barang-barang mereka tidak menarik perhatiannya. Kemudian Tang Long mendarat di kantor gubernur Planet Red Lion dengan ratusan kapal pendarat. Dari udara, Tang Long melihat arsitektur Planet Red Lion berbeda dengan Zhongzhou - sebagian besar bangunan di Zhongzhou menggunakan struktur genteng glasir, sedangkan Planet Red Lion mengadopsi struktur pilar batu. Secara sederhana, perbedaannya seperti gaya arsitektur Timur dan Barat di planet kuno.
Begitu turun dari kapal pendarat, Tang Long mengabaikan abdi dalem keluarga Kaiser yang wajahnya bergetar ketakutan namun memaksakan senyum penyambutan. Dengan tegas ia memerintah: "Sita segera semua pesawat kecil. Perintahkan kapal angkut untuk mengosongkan beberapa unit dan mendarat di Planet Red Lion, aku punya keperluan." Urusan kecil seperti ini tidak perlu melibatkan Yuna, bawahan langsung menyampaikan perintah.
Tang Long memasuki kantor gubernur di kompleks pemerintahan. Duduk di kursi utama, ia melirik para abdi dalem keluarga Kaiser yang mengikuti, lalu bertanya dengan suara dingin: "Siapa komandan tertinggi di sini?"
Seorang pria paruh baga gemuk bermuka licin bergetar ketakutan, melangkah keluar dengan gelisah sambil berkata: " adalah, ada keperluan apa ?" Bagaimana dia tahu dari ? Ah, mengenakan , apalagi di tertera lambang keluarga naga biru , mana mungkin salah mengenali.
"Perkenalkan para ." berkata datar.
Mendengar perkataan , itu segera membeberkan secara rinci para . Mereka yang namanya disebut keluar dengan wajah panik, tak tahu apa yang akan dilakukan penakluk dari ini.
