Ketujuh orang Tang Long ini membawa senjata dengan congkak menuju Jalan Kulan. Meski jaraknya cukup jauh, mereka tak punya pilihan karena tak ada kendaraan yang bisa ditumpangi - pejalan kaki dan kendaraan langsung putar balik begitu melihat mereka berujuh. Tang Long menggerutu menyesali kegagalannya memikirkan untuk membeli mobil terlebih dahulu.
Saat melewati sebuah kantor polisi, mereka melapor tentang rencana serangan Long Hui ke Jalan Kulan sambil tetap membawa senjata. Petugas polisi yang menerima laporan sama sekali tidak mempedulikan senjata mereka, malah dengan sikap arogan menjelaskan bahwa di Jalan Kulan terdapat 10 geng kelas sembilan yang masing-masing membutuhkan biaya pelaporan 100 ribu Wu Lai. Akhirnya Tang Long dipaksa membayar total 1 juta Wu Lai. Setelah keluar, Tang Jin langsung memaki polisi Zona D lebih kejam dari organisasi kriminal, selalu mencari celah untuk mengeruk keuntungan!
Setelah menyelesaikan prosedur pendaftaran, Tang Long dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan, mereka beberapa kali menjumpai kelompok geng yang sedang berkelahi menggunakan senjata dingin. Namun begitu melihat Tang Long dan kelompoknya, para geng tersebut langsung bubar berhamburan. Mereka juga beberapa kali berpapasan dengan polisi, tapi para polisi itu langsung memalingkan muka seolah tidak melihat sekelompok orang yang membawa senjata lengkap ini.
Tanpa hambatan berarti, ketujuh orang Tang Long akhirnya tiba di Jalan Gulan. Meskipun sebelumnya sudah membayangkan kondisi jalan ini di dalam otak mereka, mereka tetap terkejut melihat kenyataan yang ada.
Sebuah jalan sepanjang seribu meter dengan bangunan-bangunan kumuh dan reyot di kedua sisinya. Sampah bertebaran di mana-mana. Yang paling mengerikan adalah setiap meter jalan ini - baik di permukaan jalan maupun di dinding-dinding bangunan - dipenuhi noda darah hitam, tulang-belulang kering, serta potongan daging yang sudah membusuk.
Tang Long menggelengkan kepala dan bergumam pelan: "Lingkungan seburuk ini kok tidak ada wabah penyakit? Benar-benar kagum dengan fasilitas pencegahan Zona D. Sudah, Tang Jin, suruh mereka berhenti." Yang dimaksud 'mereka' oleh Tang Long adalah ratusan orang yang sedang berantem di jalanan. Pasti ada yang melihat ketujuh orang bersenjata lengkap ini, tapi tak satu pun dari mereka yang berhenti melirik, masih asyik bertarung dengan senjata dingin.
"Gampang!" Tang Jin dengan semangat mengarahkan meriam laser portabelnya ke sebuah bangunan di samping dan menembak. Dentuman keras menggema, membuat lubang besar di gedung itu. Tapi kerumunan yang berkelahi itu cuma menoleh sebentar ke arah mereka, lalu kembali melanjutkan perkelahian. Tang Jin pun terdiam bengong sambil bergumam: "Kok bisa gini? Mereka malah cuek sama aku?"
Tang Long awalnya juga terkejut, tapi dia segera paham. Setelah ledakan, dari gedung yang berlubang besar dan bangunan sekitar, ratusan pria besar bersenjatakan tongkat besi, golok, dan senjata laser kecil berhamburan keluar sambil berteriak-teriak menyerbu ke arah mereka. Penghuni bangunan lain hanya mengintip sebentar lalu menyembunyikan diri kembali.
"Ngapain masih bengong? Kau tidak kena wilayah mereka makanya diacuhkan! Jangan bunuh, cukup bikin mereka tak bisa bertempur!" teriak Tang Long sambil mengarahkan Senjata serbu ke paha para penyerbu, sementara Tang Jin masih diam membeku.
“Oh, begitu rupanya. Aku kira aku sudah tidak punya daya tarik. Tapi kalau sudah dilaporkan ke polisi, apa polisi tidak memberitahu mereka bahwa ada yang mau menyerang?” Tang Jin sambil mengganti senjata serbu dan mulai menembaki para anggota mafia yang menyerang sesuai perintah Tang Long, bertanya kepada Tang Long. Adapun Kelima orang Jin Yi dkk, sudah ikut menembak segera setelah Tang Long melepaskan tembakan pertama.
“Lihat kondisi jalanan kumuh ini, polisi jelas tidak bisa mengeruk keuntungan dari sini. Menurutmu, apakah polisi licik itu mau baik hati memberi tahu musuh mereka akan kedatangan lawan?” Tang Long mencibir sambil berkata.
"Gila! Polisi-polisi ini benar-benar kejam!" Tang Jin hanya bisa mengumpat keras mendengar penjelasan itu.
Di bawah hantaman 7 pucuk senjata serbu, terutama dari 6 robot milik Tang Jin, ratusan pria besar yang menyerang itu langsung roboh ke tanah dengan luka tembak di kedua kaki hanya dalam hitungan detik. Namun pantas disebut sebagai anggota mafia paling kejam di Zona D, tak satu pun dari mereka mundur. Dengan kaki tak bisa bergerak, mereka merangkak ke arah Tang Long sambil satu tangan mencengkam senjata.
Puluhan sinar laser menghantam Tang Jin dan kawanannya. Tentu saja mereka tak apa-apa - mereka kan robot. Namun mereka langsung mengerumuni Tang Long dengan sigap, menembak tangan-tangan garang itu dengan akurasi tembakan yang sangat presisi. Meski keempat anggota tubuh terluka dan tak bisa melawan, para mafia ini masih menggeliat-geliat di tanah. Beberapa yang benar-benar lumpuh mengumpat keras dari posisi terbaring.
Tang Jin bertanya pada Tang Long: "Bos, sekarang bagaimana? Mau kita suruh mereka menyerah?"
Tang Long melihat anggota mafia yang tidak bereaksi sama sekali dan masih dalam perang campur, lalu menggelengkan kepala berkata: "Jangan dikejar dulu, lanjutkan serangan ke geng di jalan ini."
"Oke, lihat aku!" Tang Jin dengan semangat kembali memasang meriam laser tunggal, mulai membidik dan menghujani rumah-rumah di sekitarnya dengan tembakan kacau. Awalnya ketika Tang Jin membombardir gedung-gedung anggota geng yang sudah tergeletak di tanah, anggota mafia lain masih tidak bereaksi. Tapi ketika anggota geng lain melihat bombardir itu semakin mendekati markas mereka sendiri, mereka serentak melompat keluar berteriak: "Apa yang kau lakukan?! Ini wilayah kekuasaan kami, jangan melanggar batas!"
Tang Jin tidak menjawab, malah memberi isyarat kepada Jin Yi dan lima orang lainnya untuk bergabung dalam barisan pengeboman. Maka, 6 meriam laser dengan kekuatan mematikan berhasil menghancurkan seluruh jalan ini dalam sekejap. Perlu diketahui bahwa jangkauan meriam laser ini mencapai beberapa kilometer! Dengan robot super kuat yang mengoperasikannya, menghancurkan bangunan di jalan sepanjang seribu meter sama mudahnya seperti bermain-main.
Tapi tindakan ini ibarat mengacau sarang tabuhan. Ribuan orang melompat keluar dari gedung-gedung yang telah dibom, sementara gerombolan anggota geng yang sedang berperang di jalan pun putar balik menyerbu Tang Long dan kawan-kawannya.
Tang Jin berteriak penuh semangat "Mulai perang!" lalu menerjang ke kerumunan massa. Sementara Jin Yi dan empat lainnya sambil menembaki kerumunan, membentuk formasi lingkaran ketat mengurung Tang Long agar tidak bisa kabur. Lima robot berpostur besar ini yang mengelilingi Tang Long membuatnya yang hanya setinggi 170cm lebih hanya bisa melihat langit. Tak bisa melepaskan diri, Tang Long terpaksa mengeluarkan pistolnya, menyelinap lewat celah di antara robot-robot itu, lalu mengarahkan senjatanya ke paha dan lengan kerumunan di luar.
Meski jumlah anggota geng-geng ini sangat banyak dan terkenal ganas, namun mereka sangat miskin. Dari ribuan orang, hanya ratusan yang memiliki pistol laser. Sisanya hanya bersenjatakan tongkat besi dan golok. Bagaimana mungkin mereka dengan senjata primitif ini bisa melawan Tang Jin dan pasukannya yang tahan peluru, akurasi tembakan sempurna, dan dilengkapi persenjataan canggih?
Para anggota mafia ini hanya bisa melihat dengan putus asa saat saudara-saudara mereka jatuh satu per satu sambil menjerit kesakitan. Yang membuat mereka bergetar ketakutan adalah pria besar yang dikelilingi kerumunan itu. Dia terus menembak paha dan lengan saudara-saudara di sekitarnya sambil memukul dan menendang. Setiap orang yang terkena pukulannya pasti mengalami patah kaki atau tangan. Bahkan dia yang aneh ini sama sekali tidak takut ditembak, dipukul pentungan atau ditebas pedang, sepenuhnya kebal senjata.
Para anggota geng kriminal ini tidak sempat lama-lama merenung sebelum tercengang menemukan bahwa di sepanjang jalan, selain 7 orang kejam itu, tidak ada lagi seorang pun yang masih berdiri.
Tang Long yang baru saja dibebaskan dari krisis oleh 5 robot itu masih ingin mengatakan sesuatu pada orang-orang yang tergeletak. Namun menyadari seluruh jalan dipenuhi makian, dia pun mencabut granat dan melemparkannya ke lahan kosang di belakangnya. Ledakan dahsyat itu akhirnya membuat para anggota geng yang sebelumnya terus memaki menjadi diam, meski mata mereka masih menyala-nyala memandangi Tang Long.
“Saudara-saudara, kami adalah anggota Long Hui. Yang di sana adalah ketua Long Hui, Tuan Tang Jin.” Tang Long menunjuk ke arah Tang Jin sambil memberi isyarat agar Tang Jin maju berbicara.
Tang Jin melepas helmnya dan batuk kering sebelum berkata: “Saudara-saudara, Long Hui baru saja didirikan. Merebut wilayah kekuasaan kalian adalah tindakan yang terpaksa kami lakukan. Karena organisasi ini hanya memiliki 7 anggota, kami sangat menyambut keikutsertaan kalian. Semua anggota yang setia akan menikmati tunjangan lengkap termasuk asuransi kesehatan dan sistem jaminan pensiun. Bergabung dengan Long Hui adalah pilihan terbaik untuk mengikuti organisasi kriminal. Ayo, jangan terlalu banyak pertimbangan! Yang bergabung sekarang akan mendapat 200% gaji bulanan. Manfaatkan waktu terbaik ini, jangan sampai kelewatan.”
Setelah Tang Jin mengatakan hal itu, seluruh jalan menjadi sunyi senyap. Semua orang menatap Tang Jin dengan pandangan kosong. Tang Long menepuk kepalanya sendiri, lalu maju dan memukul kepala Tang Jin sambil membentak: "Dasar bodoh! Kau kira ini sedang beriklan?" Setelah itu, tanpa menghiraukan Tang Jin yang sedang mengusap kepalanya, ia berteriak kepada orang-orang yang terbaring di tanah: "Maksud ketua kami adalah dengan bergabung di Long Hui, kalian bisa memakai pakaian mewah dan menikmati makanan enak. Setiap bulan akan mendapat penghasilan gaji tetap, ada kompensasi untuk yang terluka atau gugur, dan yang berprestasi baik akan dapat promosi serta tambahan gaji. Sekarang pilih: bergabung dengan Long Hui atau tetap terbaring tak berdaya menunggu mati?"
"Ucapan Tang Long ini selesai, para anggota mafia masih belum bereaksi. Melihat ini, Tang Long mulai kesal. Apa mereka benar-benar sekeras ini? Apa aku harus membiarkan ribuan orang mati di sini?" Saat itu, seorang pria besar di tanah tiba-tiba berteriak: "Jangan buang omong kosong! Apa kalian bisa menghidupi kami para cacat ini jika kami bergabung sekarang?!"
Tang Jin segera menyela: "Apa susahnya? Teknologi medis sekarang sangat canggih, bahkan jika tangan kakimu hilang, bisa tumbuh lagi! Apalagi kalian cuma luka-luka sekarang. Cukup disinari dengan sinar terapi, bukankah semuanya akan pulih?"
"Gampang kau bicara! Satu kali terapi sinar butuh 10.000 Mata Uang Wu Lai! Jual tubuhku pun tak ada uang segitu! Buat apa terapi?!" Teriakan pria besar ini memicu sorakan setuju dari kerumunan mafia.
Mendengar ini, Tang Long baru menyadari betapa miskinnya anggota mafia di jalanan ini. Dia segera berkata, "Asalkan kalian bergabung dengan Long Hui, kami akan memberikan perawatan gratis segera! Semua biaya pengobatan untuk cedera di masa depan akan ditanggung oleh perkumpulan. Mereka yang bergabung sekarang akan mendapat gaji 10.000 mata uang Wu Lai per bulan!"
Para pria besar mulai berbisik-bisik penuh harapan mendengar ini, bahkan rasa sakit di tangan dan kaki mereka seolah lenyap. Namun sebagian besar masih berteriak, "Atas dasar apa kami percaya padamu? Kau bukan Ketua Long Hui!"
Tang Jin langsung melompat sambil berteriak, "Apa kalian gila? Berani-beraninya meragukan kata-kata bos kami? Ketahuilah, perkataan bos kami lebih berharga daripada Blue Gold! Sebuah janji darinya setara dengan 100 triliun mata uang Wu Lai! Kalian benar-benar tak tahu berterima kasih!"
Para pria besar itu tertegun sejenak, tapi segera tersadar memandangi Tang Long. Pantas saja dia dijaga ketat oleh beberapa pria besar itu, sementara sang Ketua justru berada di garis depan. Pantas dia berani memukul kepala Ketua dan berbicara dengan nada menghukum, ternyata dia adalah bos sang Ketua. Tidak mengemban jabatan Ketua Long Hui sendiri pasti karena dia adalah kepala mafia super besar, sementara Long Hui hanyalah cabang dari organisasi besar tersebut.
Meski Tang Long mengeluh Tang Jin telah melebih-lebihkan dirinya, dia tak ingin menjatuhkan wibawa Tang Jin. Setelah Tang Jin selesai bicara, dia melanjutkan dengan pertanyaan: "Bagaimana? Mau bergabung dengan Long Hui?"
Baru saja kata-kata Tang Long selesai, seruan keras "Mau!" segera bergema di sepanjang jalan ini.
Tang Long baru mengangguk setelah suara riuh redam itu mereda. "Baik, aku tidak peduli apakah kalian tulus atau tidak. Yang pasti kami akan memberikan terapi gratis untuk menyembuhkan kalian." Ia menoleh ke Tang Jin. "Tang Jin, urusan selanjutnya serahkan padamu." Tang Long tidak ingin terlalu ikut campur dalam urusan Long Hui, lagipula Ketuanya adalah Tang Jin.
"Siap, Bos." Tang Jin mengangguk lalu mulai memberi perintah pada Jin Yi dan kawan-kawan: "Jin Yi, Jin Er, kalian pergi ke rumah sakit dan bawa dokter ke sini. Sekalian ambil semua uang di kartu bank dalam bentuk tunai saat kembali." Ia melemparkan sebuah kartu bank pada mereka. Lanjutnya, "Jin San Jin Si, bawa Saudara-saudara ini masuk ke dalam rumah untuk ditampung. Jin Wu, carikan tim teknik! Aku mau mulai proyek konstruksi besar-besaran!"
Lima Robot segera melaksanakan perintah. Meskipun tugas Jin San dan Jin Si terlihat berat, sebenarnya mereka yang paling cepat menyelesaikannya. Robot dengan kekuatan super yang tak kenal lelah itu bisa mengangkat ribuan orang ke dalam rumah dalam sekejap.
Tang Long duduk dengan tenang di pinggir jalan menyaksikan Jin San dan Jin Sib yang sibuk bekerja tanpa henti. Ia memperhatikan Tang Jin yang melompat-lompat ke sana kemari sambil menjalin hubungan dengan anggota-anggota mafia. Dalam hatinya, ia berpikir: "Ah, tadinya kukira membentuk organisasi mafia ini akan sangat menyenangkan. Ternyata membosankan sekali. Seharusnya aku tidak ikut Tang Jin kemari. Pasti lebih seru di tempat Tang Mu dan kawan-kawannya. Oh ya, karena sudah susah payah datang ke Planet Surga di Wu Lai, lebih baik setelah Tang Jin dan krunya mulai stabil, aku akan mengunjungi Zona Surga. Lagipula jika ada masalah di Galaksi Tanpa Kekacauan, Sis pasti akan memberitahuku melalui kacamata hitam ini."
Sementara Tang Long asyik melamun, di sebuah planet bekas wilayah Federasi Wan Luo yang jauh, Chen Kang sedang berbicara dengan Manajer Jenderalnya: "Pak Manajer, Tang Long tiba-tiba memiliki ribuan kapal perang Paus Putih dari game 'Perang'. Konon ini adalah armada pribadi kakak perempuannya. Aku langsung curiga karena menurut data, dia adalah anak tunggal. Dari mana datangnya kakak perempuan ini?"
Manajer Jenderal bertanya dengan gusar: "Kapal perang Paus Putih?! Sudahkah kau tanya dari mana kakak Tang Long membeli kapal perang Paus Putih itu?"
Chen Kang menggelengkan kepala: "Maaf, kakak Tang Long yang bernama Tang Xing itu menolak permintaan audiensiku. Lagipula, entah Tang Long benar-benar meninggalkan Galaksi Tanpa Kekacauan atau sengaja menghindariku. Saat aku berdalih harus ada tanda tangan langsungnya untuk penyerahan satu juta manusia kera dan kapal perang yang kukirim, dia tetap tidak muncul. Akhirnya harus meminta Yuna yang menandatangani sebagai wakil."
"Aku tidak peduli ini! Yang ingin kuketahui siapa yang bisa memproduksi kapal perang dari game 'Perang' menjadi nyata!" teriak Manajer Jenderal dengan marah. "Kapal perang sarang lebah dan Kapal Perang Kikir sudah merebut porsi pasar kita! Sekarang muncul lagi kapal perang Paus Putih yang beberapa kali lebih kuat dari Kapal Perang X kita! Jika ini terus berlanjut, perusahaan misterius ini akan sepenuhnya mengambil alih pasar kita!"
Aku sendiri belum sempat menyebutkan data kapal perang Paus Putih, Manajer Jenderal sudah tahu bahwa kapal perang Paus Putih ini adalah versi ekspansi dari Kapal Perang X. Chen Kang diam-diam merasa kagum: "Sepertinya Manajer Jenderal pasti sudah meneliti data kapal perang dalam game 'Perang' dengan sangat detail, kalau tidak tidak akan se-faham ini." Tiba-tiba Chen Kang menyadari Manajer Jenderal sedang menunggu jawabannya, buru-buru berkata: "Manajer Jenderal, untuk melacak perusahaan misterius ini, bawahan sudah mengerahkan banyak upaya, bahkan sampai mengancam para pembeli yang telah membeli kapal perang tersebut. Namun para pelanggan lama ini justru memilih memutuskan hubungan bertahun-tahun dengan kita daripada mengungkapkan identitas perusahaan penjual kapal perang itu. Perusahaan misterius itu benar-benar tertutup rapat, meski mendapat intel transaksi di suatu lokasi, ketika tiba di sana hanya menemukan kapal perang kosong tanpa jejak personel terkait perusahaan. Jadi kami sama sekali tidak punya informasi tentang perusahaan itu."
“Kau bicara panjang lebar cuma untuk menjelaskan bahwa tidak mendapat intelijen perusahaan itu?!” Manajer Jenderal itu menatap Chen Kang dengan urat nadi menonjol.
Chen Kang buru-buru menjelaskan: "Meski tidak ada informasi tentang perusahaan itu, semua yang baru saja dilaporkan bawahan ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut pasti merupakan perusahaan berusia panjang dengan kemampuan kuat. Kalau tidak, para pelanggan lama itu tidak akan rela memutus hubungan dengan kita daripada membongkar latar belakang perusahaan itu."
Manajer Jenderal yang semula mondar-mandir gelisah tiba-tiba berhenti melangkah, bertanya dengan ragu: "Maksudmu perusahaan misterius ini mungkin Perusahaan Itu? Tidak mungkin! Mereka kan sekutu kita. Kalau benar mereka, kita pasti sudah diusir dari pasar persenjataan!"
Chen Kang yang paham betul perusahaan mana yang dimaksud menjawab sambil menunduk hati-hati: "Mungkin ini awal dari rencana mereka?"
Setelah merenungkan, Manajer Jenderal berkata: "Hmm, upayakan kontak dengan kakak perempuan Tang Long itu. Lihat apakah dia mau mengungkap perusahaan penjual kapal perangnya."
“Baik, saya akan mencari kesempatan.” Chen Kang mengangguk.
Manajer Jenderal tiba-tiba teringat sesuatu, menggelengkan kepala dengan pasrah: “Sungguh aneh, aku juga pernah mengirim orang yang tidak berhubungan dengan kita untuk menyamar sebagai pembeli. Tapi setelah menyebarkan kabar ingin membeli dua jenis kapal perang itu, tak ada pedagang senjata yang datang. Perusahaan misterius itu memang luar biasa ya?”
Chen Kang berkata hati-hati: “Mungkin ada kebocoran informasi dari internal kita?”
Manajer Jenderal menggeleng: “Tidak mungkin. Aksi ini kuatur sendiri. Bahkan si pembeli itu tak tahu kita dari organisasi apa. Menurutmu bagaimana mungkin mereka bisa tahu pembeli ini akan mengkhianati mereka?”
Mendengar ini Chen Kang tertegun. Tampaknya perusahaan itu benar-benar misterius, bahkan bisa mendeteksi hal seperti ini.
“Sudahlah, jangan bahas perusahaan misterius itu. Bagaimana perkembangan kekuatan Tang Long saat ini?” tanya Manajer Jenderal.
Chen Kang berkata dengan pasrah: "Sudah semakin kuat, sama sekali melampaui imajinasi kita. Banyak rencana tidak bisa mengikuti. Dan sekarang Tang Long benar-benar melepaskan ketergantungan pada persenjataan kami, percaya tidak lama lagi kami tidak punya solusi apapun untuk menguasainya."
"Ini tidak boleh terjadi. Kita harus yakin bisa mengontrolnya mutlak. Kudengar kau menghentikan aksi pembunuh bayaran?" Saat Manajer Jenderal mengatakan ini, sinar dingin di matanya berkedip-kedip.
Chen Kang seluruh tubuh bergetar, segera penuh hormat dan gentar berkata: "Mohon dengarkan penjelasan bawahan, awalnya pembunuh bayaran sudah dikirim hampir menyusup ke Planet Zhongzhou, tapi kebetulan mendengar Tang Long sedang menyerang kekuatan di sekitarnya, saya menilai saat ini pengerahan pembunuh bayaran akan melemahkan Tang Long, bahkan membuat Tang Long punah, karena itu cuma menyuruh mereka menghentikan aksi."
Manajer Jenderal mengangguk puas dan berkata: "Hm, kau melakukan dengan baik. Saat itu memang ada kemungkinan membuat Tang Long punah, yang terpenting target utama kita adalah membuat Tang Long semakin kuat." Melihat Chen Kang sudah kembali normal, tiba-tiba ia mengubah nada bicara: "Tapi sekarang Tang Long sudah lepas dari kendali kami. Kita harus merebut kembali semua ini!"
"Siap, bawahan segera akan mengerahkan pembunuh bayaran." Chen Kang buru-buru mengangguk.
"Hm, ngomong-ngomong bagaimana dengan kandidat Strategi Pria Tampan?" Manajer Jenderal tiba-tiba mengalihkan topik.
"Oh, sudah kami serahkan pada perkumpulan saudara di Zona S Planet Surga, Negara Wu Lai untuk seleksi kandidat. Katanya mereka sudah menemukan kandidat dan sedang mempersiapkan pengiriman." Chen Kang segera menjelaskan.
“Saudara di zona S? Hmm, mereka organisasi yang kredibel. Setelah bertahun-tahun kerja sama, yakin pilihan mereka tak akan mengecewakan. Tambahkan personel lagi untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dan memperluas jaringan intelijen kita.” Manajer Jenderal hendak mematikan komunikasi, tapi tiba-tiba melanjutkan: “Sampaikan pada pria-pria itu - siapa yang bisa menggoda kakak Tang Long dalam 3 tahun, hadiahnya satu triliun Wu Lai! Yuna dan lima lainnya, seribu miliar per orang. Untuk prajurit wanita Kompi SK23, 10 miliar per orang! Tekankan: kriteria keberhasilan adalah si wanita harus mati-matian setia. Bahkan jika diminta tidur dengan pria lain, dia mau. Baru itu dianggap sukses!”
Chen Kang dalam hati mengutuk kekotoran metode ini, tapi tetap menjawab dengan hormat: “Siap. Bawahan akan menyampaikan pesan ini.”
Di sebuah gedung di Zona S, Planet Surga Wu Lai, seorang pria yang wajahnya tertutup topi sedang mengetuk pintu dengan lembut. Setelah dia mengetuk, sebuah alat di atas pintu memancarkan sinar inframerah yang melakukan pemindaian menyeluruh terhadap tubuhnya. Saat sinar itu menghilang, pintu besar tersebut berbunyi "kraak" lalu perlahan terbuka.
Ruangan seluas ratusan meter persegi ini tidak diisi perabot biasa, melainkan berbagai fasilitas medis. Seorang pria tua berjubah putih dengan kepala botak, wajah berkerut, dagu bergantung janggut kambing tipis, bertubuh kurus dan pendek, tangannya terselip di saku jubah. Dia mengedipkan matanya sambil mengamati orang yang baru masuk.
Orang itu melepas topinya, memperlihatkan wajah biasa yang tiba-tiba terlihat mengerikan karena bekas luka pisau dari sudut mata kiri hingga bibir. Pria bekas luka itu menyeringai memperlihatkan gigi kuning kehitaman sambil berkata dengan suara serak: "Lao Zhang, lama tak berjumpa."
Pria tua bermarga Zhang itu tersenyum manis: "Benar, sudah lebih dari setahun sejak terakhir kali kuperbaiki wajahmu. Gimana? Misi sudah selesai?"
Pria bekas luka mengangguk: "Ya, butuh waktu satu tahun lima bulan untuk akhirnya menyatukan kekuatan bajingan ini ke dalam organisasi." Ia menepuk-nepuk pipinya sendiri.
Lao Zhang menggerutu melihat pria bekas luka itu duduk di kursi pemeriksaan: "Sudah kuduga dasar kurang ajar, kau datang pasti bukan sekadar mengobrol." Suaranya tiba-tiba keras: "Ada misi baru? Kali ini mau menyamar sebagai siapa?"
Si Bekas Luka Pisau tersenyum: "Tidak ada sosok spesifik yang harus diperankan, misi kali ini membutuhkan pemeranan pria dewasa yang sangat menarik berusia sekitar 30 tahun."
Zhang Lao mengerutkan alisnya bertanya: "Apakah misi kali ini untuk menggoda janda yang terkurung di rumah? Atau menggoda wanita yang sudah bersuami?"
Si Bekas Luka Pisau menggelengkan kepala: "Bukan itu. Misi kali ini berdurasi tiga tahun dengan target orang kepercayaan pemimpin suatu kekuatan."
"Oh, Strategi Pria Tampan. Tapi misi ini sangat berbahaya. Orang kepercayaan perempuan pemimpin sama dengan selingkuhan pemimpin. Jika ketahuan, kau dan orang kepercayaan itu akan hancur. Kecuali pemimpinnya perempuan. Tapi kalau begitu, kenapa tidak langsung targetkan sang pemimpin?" Zhang Lao bertanya dengan bingung.
Bekas luka pisau tersenyum: "Hehe, pemimpin itu adalah pemuda berusia 20 tahun. Usia para kaki tangan semuanya lebih tua dari sang pemimpin. Intelijen menunjukkan tidak ada hubungan ambigu antara pemimpin dengan para kaki tangan ini, dan semua kaki tangan tersebut adalah gadis cantik lajang. Kalau tidak, kami akan langsung menggunakan taktik penyusup, lebih baik daripada strategi pria tampan."
Pria tua Zhang menggaruk kepalanya: "Kalau begitu, ceritakanlah dokumen targetmu. Aku tidak tahu harus membuat pria seperti apa yang bisa menarik minat mereka."
Bekas luka pisau berpikir sejenak lalu berkata: "Target besar 1 orang, dokumen sama sekali tidak ada, hanya tahu dia adalah kakak pemimpin, memiliki armada pribadi berisi 1000 kapal raksasa. Target menengah 6 orang, semuanya gadis cantik, menguasai kekuasaan yang sangat besar - ada yang kejam seperti es, ada yang hangat seperti api, ada yang lemah lembut, ada yang pemalu penakut, ada yang datar seperti air, ada yang tegar seperti pisau. Target kecil ratusan orang, hampir semua jenis karakter ada. Namun para kaki tangan pemimpin ini memiliki satu kesamaan: kesetiaan mutlak pada pemimpin mereka."
“Oh, kurasa targetmu pasti pada tujuh target menengah-atas ini ya, hehe, semuanya adalah gadis cantik yang berposisi tinggi, berjiwa bisnis kuat, dan setia pada atasan. Kukatakan tugasmu kali ini agak terlalu sulit ya? Meski tenggat waktunya tiga tahun, tapi targetmu adalah tokoh kelas ratu. Apa mereka belum pernah melihat pria tampan mana pun? Sepertinya senjata utamamu kali ini adalah kharisma pria sejati.” Pria Tua Zhang mulai mengoperasikan alat medis sambil berkata: “Meski aku bisa membuat penampilanmu menjadi sangat menarik bagi lawan jenis, pria dewasa yang tampan dan matang. Tapi daya tarik pria sejati yang paling memikat berasal dari kedalaman diri. Aspek ini hanya bisa kau tunjukkan sendiri. Tapi aku yakin ini bukan masalah bagimu. Tidak berani bilang kau jenius delapan gantang, tapi tujuh setengah gantang pasti ada. Ingat, di sana jangan sembrono. Tak banyak gadis cantik kelas ratu yang suka orang yang ceroboh.”
Bekas luka pisau tersenyum: "Aku mengerti maksudmu, wanita sukses hanya akan tertarik pada pria sukses. Satu dua tahun pertama adalah masa membangun kesan. Aku tidak bodoh sampai langsung melancarkan serangan begitu tiba di sana."
"Hehe, kau mungkin tidak begitu, tapi bukan berarti tidak ada yang melakukannya." Pria tua Zhang tersenyum misterius.
"Apa maksudmu? Apakah ada orang lain yang menerima misi serupa?" Bekas luka pisau bertanya dengan bingung.
"Tidak tahu pasti, tapi belakangan ini organisasi kedatangan banyak pria tampan. Mereka sedang giat berlatih etiket dan menjejali diri dengan berbagai pengetahuan." Sambil berkata demikian, pria tua Zhang menempelkan masker oksigen ke wajah bekas luka pisau: "Ayo, mulai pembiusan."
"Sepertinya klien tidak mau hanya mengirim satu orang. Memang, dengan banyaknya target, lebih banyak personel akan meningkatkan tingkat keberhasilan." Dengan pikiran ini, bekas luka pisau perlahan masuk ke dalam tidur nyenyak.
Tidak tahu berapa lama waktu berlalu, Pak Tua Zhang yang sedang duduk di kursi sambil membaca majalah melihat jam tangannya lalu mengangguk: "Hmm, waktunya sudah tiba." Kemudian dia berdiri dan mendekati meja operasi berbentuk oval yang tertutup kubah kaca putih berukuran panjang dua meter, lebar satu meter, dan tebal setengah meter. Setelah menekan tombol di meja operasi, kubah kaca putih perlahan naik sementara asap putih mulai bocor melalui celah-celahnya.
Saat asap menghilang, terlihatlah sosok pria sempurna dengan proporsi tubuh bak patung Yunani. Pria itu mengerang sambil membuka matanya: "Sudah selesai?" Suaranya yang dahulu parau kini berubah menjadi berat namun bergema magnetis, terdengar sangat merdu.
Pak Tua Zhang mengangguk sambil menunjuk cermin besar di sudut ruangan: "Sudah. Pergilah lihat cermin untuk mengenali wujud barumu."
Pria itu bangkit, lalu berjalan telanjang ke depan cermin. Begitu melihat wujud barunya, dia tertegun. Tampangnya gagah perkasa namun memancarkan kharisma maskulin yang memikat. Hidung mancung sempurna, dagu ganda yang sensual, bibir bertekstur rapat, terutama mata yang menyiratkan melankoli mendalam. Wajah dewasa semacam ini pasti bisa memikat semua kalangan wanita.
Zhang Lao Tou menyaksikan pria itu memeriksa seluruh tubuhnya, terkekeh. "Fungsi pria-mu juga saya tingkatkan khusus. Tampang dan karakter saja tak cukup untuk menaklukkan ratu kecantikan level tertinggi. Yang bisa membuat mereka mati-matian, ya kemampuan 'senjata' pria di bawah sana."
Pria itu hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum getir mendengar komentar itu.
"Ngomong-ngomong, selama bertahun-tahun kau sudah menyelesaikan 49 misi untuk organisasi, kan?" Zhang Lao Tou bertanya santai.
Gerakan pria yang sedang mengenakan baju tiba-tiba kaku. Namun dia segera melanjutkan sambil berkata, "Benar. Setelah tugas ini, genap 50 kali."
Kakek Zhang mengambil majalah sambil membalik-balik halaman dan mengangguk: "Hmm, tiga tahun lagi kau akan merdeka. Kali ini mau pakai nama apa?"
Pria itu melengkungkan sudut bibirnya ke atas: "Nama yang diberikan organisasi untukku kali ini adalah Zhang Jie."
Melihat pria itu sudah berpakaian rapi dan hendak pergi, Kakek Zhang meletakkan majalah: "Jangan lupa memberi kabar saat waktunya tiba."
Pria yang sudah membuka pintu itu berhenti sejenak. Perlahan ia menolehkan kepala, menunjukkan senyum cemerlang pada Kakek Zhang. Gigi kuning kehitamannya kini berderet rapi putih bersinar. Suara merdu keluar dari bibirnya: "Akan kulakukan, Kakek."
Kakek Zhang menatap pintu yang sudah tertutup, menggelengkan kepala sambil menghela napas dalam-dalam, lalu mengambil majalah dan melanjutkan membacanya.
