Dengan cepat, satu minggu telah berlalu. Lingkungan di Jalan Gulan telah diperbarui. Lampu jalan terang di kedua sisi jalan, kursi-kursi indah, pepohonan hijau, dan air mancur kecil yang tersusun rapi memberikan rasa bersih dan nyaman pada Jalan Gulan. Sepanjang 1.000 meter jalan ini, selain sebuah klub malam besar dan mewah serta hotel yang sama megahnya, tidak ada bangunan lain yang berdiri. Kedua bangunan ini memiliki nama yang sama mengandung kata 'Naga Terbang'.
Saat ini di depan pintu besar kedua bangunan tersebut, berbaris formasi persegi berisi 4.000 orang. Semuanya mengenakan setelan standar mafia: jas hitam, dasi hitam, kemeja putih, dan kacamata hitam. Penampilan mereka memancarkan aura garang dan mengintimidasi yang langsung terasa oleh siapapun yang melihat.
Tang Long melihat semua ini lalu menepuk bahu Tang Jin dengan puas, "Tempat ini kupercayakan padamu. Ingat, awalnya jangan buru-buru bentrok dengan mafia lain. Fokuskan dulu pada meningkatkan popularitas wilayah kita."
Tang Jin mengangguk tanda paham, lalu dengan ragu bertanya, "Bos, apa tidak masalah Anda pergi sendirian ke Zona S? Perlukah Jin Yi dan yang lain menemani?"
Tang Long tertawa, "Tak masalah. Bukankah Zona S terkenal dengan keamanan terbaik? Aku cuma ingin melihat-lihat, bukan mau cari masalah. Lagipula paling sehari juga sudah balik ke Planet Zhongzhou. Lebih baik Jin Yi tetap di sini membantumu."
"Baiklah, kalau sudah sampai rumah kasih kabar ya, biar kami tidak khawatir." Tang Jin mengangguk setuju setelah mempertimbangkan logika tersebut.
Tanpa membawa apa-apa, Tang Long pun berjalan keluar dari Jalan Gulan. Namun segera wajahnya berkerut kesal. Setelah mencari ke sana kemari, polisi memberitahunya bahwa tidak ada jalur langsung dari Zona D ke Zona S. Harus naik pesawat antariksa ke Ibu Kota Wu Lai Guo dulu untuk transit.
“Wu, kenapa Planet Surga ini begitu aneh? Area dalam satu planet yang sama kok tidak ada jalur penghubung? Ah, sudahlah, sekalian lihat bagaimana rupa ibu kota negara terbesar di alam semesta ini.” Tang Long bergumam pelan sambil menaiki pesawat antariksa menuju ibu kota Wu Lai Guo.
Di restoran sebuah hotel mewah di Zona S Planet Surga, TV hologram di tengah ruangan sedang memutar MTV bintang idola baru Wu Lai - Xing Ling. Saat semua orang terbuai oleh suara manis Xing Ling, seorang pria tampan yang sedang berbisik dengan wanita di sampingnya tiba-tiba menoleh ke layar, lalu memberi isyarat pada pelayan.
Pelayan mendekat dengan sopan dan bertanya: "Tuan, ada yang bisa saya layani?"
Pria tampan itu menepuk bahu gadis cantik di sebelahnya sambil berkata: "Pacarku tidak percaya aku punya kemampuan untuk tidur bersama Xing Ling itu. Bisakah kalian membantu membuktikannya?"
Pelayan itu matanya berkilatan cahaya, lalu membungkuk dalam-dalam sambil berkata, "Mohon tunggu sebentar." Setelah itu ia berbalik dan pergi.
Gadis cantik itu melihat pelayan pergi begitu saja, lalu bertanya pada pria tampan, "Kenapa dia langsung pergi? Bukankah katanya di sini..."
Pria tampan menyela dengan menggoyangkan jari sambil tersenyum, "Putriku, Anda belum paham. Mereka harus menghitung dulu biaya untuk permintaan ini. Lihat, bukankah pelayan itu sedang melapor ke atasan?" Sang gadis menengok dan melihat pelayan sedang berbicara lewat komunikator, lalu mengangguk.
Setelah menyeruput anggur, sang gadis tiba-tiba menatap pria itu sambil tersenyum, "Anda begitu paham tentang ini. Apakah posisi Putra Mahkota Anda juga diwarisi dengan cara seperti ini?"
Pria tampan itu membuat ekspresi dramatis, "Ya ampun, bagaimana bisa Anda berpikir seperti itu? Kakakku benar-benar meninggal karena kecelakaan pesawat!"
Gadis cantik tersenyum: "Baiklah, Anda tidak perlu buru-buru membela diri. Jika kakakmu tidak meninggal secara tak terduga, saya pun tidak akan menjadi milik Anda." Katanya sambil menatap penuh perasaan kepada pria tampan itu.
Pria tampan itu mendekat dan mencium gadis cantik itu seraya berbisik: "Benar, karena itu setelah mengetahui kabar kematian kakakku, aku segera berdoa kepada Dewa untuk mengucap syukur atas kasih karunia-Nya."
Saat gadis cantik hendak berbicara lagi, pelayan itu kembali membawa menu dan berbisik: "Maaf, banyak Bos Besar yang memesan hidangan yang sama dengan Anda. Pesanan Anda harus antri di urutan keenam."
"Urutan keenam?" Pria tampan mengerutkan alis. Setelah melihat menu, dia bertukar senyum dengan gadis cantik itu lalu berkata pada pelayan: "Jika saya bayar 10 kali harga, di urutan berapa saya bisa mendapatkannya?"
"Oh, dalam hal itu, Anda akan menjadi orang pertama yang menikmati hidangan ini." Jawab pelayan dengan penuh hormat.
“Baik, kalau begitu silakan lakukan transfer.” Pria tampan mengulurkan sebuah kartu. Pelayan menerima kartu tersebut dan berkata, “Harap menunggu tiga hari.” Kemudian dia mundur.
Melihat tidak ada orang di sekitar, pria tampan berkata kepada gadis cantik di sebelahnya: “Bagaimana? Sudah tidak sabar menunggu tiga hari berlalu?”
Gadis cantik itu memerah wajahnya dan berkata: “Kau membuatku terdengar seperti perempuan mesum yang haus. Ada tunangan yang seperti ini?”
“Hihi, kau bukan perempuan mesum, kau hanya putri yang menyukai kecantikan.” Pria tampan itu tersenyum nakal.
Gadis cantik itu melirik pria tampan dan merajuk: “Pada akhirnya semua keuntungan jatuh ke tangan playboy Putra Mahkota sepertimu?”
“Bukankah itu semua berkat dirimu? Tanpamu, mana mungkin aku bisa mendapat banyak keuntungan?” Pria tampan itu langsung mencium gadis cantik tersebut dengan penuh gairah.
Di suatu ruangan di lantai paling atas hotel ini, seorang pria paruh baya melihat dokumen yang ditampilkan di layar, lalu terkekeh: "Xing Ling ini benar-benar bernilai tinggi, sampai ada yang mau menghabiskan satu triliun untuk semalam bersamanya. Baik, temui agennya dan suruh dia segera datang menemani tamu." Perintah ini ditujukan pada pemuda yang berdiri di hadapannya.
Pemuda itu mengangguk dan pergi menjalankan perintah. Beberapa jam kemudian, ia kembali muncul di hadapan pria paruh baya itu dengan wajah memerah: "Maaf bos, agen Xing Ling menolak. Menurut saya hanya perlu mengerahkan pasukan saja."
Pria paruh baya itu terkejut: "Menolak? Apa agennya tidak tahu siapa kami? Tidak mengerti berapa biaya yang kami tawarkan?"
Pemuda itu menjawab: "Sudah saya sebutkan nama Brotherhood kami dan penawaran pendapatan satu triliun, tapi mereka menolak dengan kasar!"
Pria paruh baya yang sedang menyalakan cerutu itu langsung marah dan berteriak: "Dasar pelacur! Berani tidak menganggap kami! Siapa agen ini? Ada hubungan dengan pihak mana?"
Pemuda itu berkata: "Pengelola ini bernama Wen Na, dia adalah teman baik Xing Ling, tidak memiliki latar belakang apa pun."
Pria paruh baya tertegun sejenak: "Bagaimana mungkin orang tanpa latar belakang bisa begitu sombong? Kalau Xing Ling ogah melakukan hal-hal seperti ini, lalu bagaimana dia bisa berkembang di industri hiburan sampai mendapat gelar?"
Setelah berpikir sejenak, pemuda itu menjawab: "Xing Ling tidak mengandalkan dukungan siapa pun, dia terkenal karena kekuatannya sendiri."
Pria paruh baya itu menyeringai sinis: "Kekuatan sendiri? Hmph, awalnya aku ingin menjadikan Xing Ling sebagai geisha tingkat ratu. Sayang pelacur ini menolak pekerjaan yang bisa menghasilkan triliunan hanya dengan menemani tamu semalam! Tampaknya dia tidak bisa menikmati keberuntungan. Baiklah, hematkan pendapatan itu. Kirim pasukan untuk menculiknya, aku akan menjadikannya pohon uang kami!"
"Siap, bos." Pemuda itu memberi hormat lalu mundur keluar.
Baru saja mengakhiri tur konser di berbagai wilayah Wu Lai Guo, Xing Ling yang sedang beristirahat di Ibu Kota Wu Lai Guo melihat Wen Na dengan marah mematikan telepon, lalu tersenyum bertanya: "Kenapa? Telepon pengganggu lagi?"
Wen Na mengangguk. Tentu saja dia tidak akan memberitahu Xing Ling bahwa telepon tadi berisi permintaan agar Xing Ling menemani tamu. Meski Wen Na samar-samar mendengar organisasi Persaudaraan ini memiliki kekuatan besar, tapi telepon semacam yang meminta Xing Ling menemani tamu hampir datang setiap hari, sehingga Wen Na juga tidak terlalu mempedulikannya.
Wen Na duduk di samping Xing Ling dan berkata dengan khawatir: "Nona, mengapa Anda tidak mengizinkan pengawal untuk melindungi Anda dari jarak dekat? Harus diketahui bahwa saat ini Anda semakin mirip manusia, sementara kami semakin sulit melacak sinyal Anda. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kami tidak akan sempat melakukan penyelamatan."
Xing Ling tersenyum ringan: "Tidak apa-apa. Selama tinggal di Wu Lai Guo sekian lama ini, bukankah aku juga tidak pernah mengalami masalah?"
"Anda bilang tidak apa-apa? Begitu tiba di Wu Lai Guo langsung jadi incaran mafia, lalu saat masuk industri hiburan terus diganggu sutradara dan produser berpengaruh, belum lagi berapa kali Anda hampir diculik sejak mulai tampil di panggung. Masih bilang tidak ada masalah?" Wen Na menyeringai.
"Bukankah Tn. Nate selalu membuatku aman?" Xing Ling berkata sambil tersenyum nakal sembari membereskan bagasi.
Wen Na tertegun sejenak. Dengan hati-hati dia bertanya, "Nona, Tn. Nate yang kita temui di pesawat antariksa saat ke Wu Lai itu cuma putra Presiden Wu Lai Guo. Dia sendiri tidak punya kemampuan khusus. Jangan-jangan Nona... menyukainya?"
"Suka?" Xing Ling memiringkan kepala sejenak lalu tertawa, "Ya, aku suka dia. Tidakkah kau merasa dia sangat lucu dan humoris? Plus sopan santunnya yang bisa memikat hati perempuan."
Wen Na tidak menyerah dan kembali berkata: "Orang yang ingin mendekati perempuan pasti akan bersikap sopan santun dan humoris, tapi bukankah menurut Anda dia hanya tampak luar saja?"
"Hanya tampak luar? Tidak juga, dia punya kedalaman. Tahun pembuatan anggur, kebudayaan berbagai daerah, hal-hal seperti itu dia sangat paham." Xing Ling kembali membela Nate itu.
Wen Na dengan putus asa bertanya: "Kalau Tuan Tang Long bagaimana?"
Mendengar ini, tubuh Xing Ling bergetar hebat, pakaian di tangannya jatuh ke lantai. Setelah lama, dia tersenyum paksa: "Dia hanya seseorang yang pernah aku kenal saja."
Wen Na menggelengkan kepala sambil memungut pakaian, tidak melanjutkan percakapan dengan Xing Ling. Dia tidak mengerti mengapa karakter Nona yang sebelumnya aktif bergaul dengan manusia untuk merasakan emosi manusia, kini menjadi begitu kontradiktif. Bukan berarti Nona harus menyukai Tang Long, toh pria itu sudah lama menghilang tanpa kabar. Tak ada yang memaksa Nona mencintai manusia spesifik itu. Selama Nona benar-benar mencintai, kami semua akan mendoakan kebahagiaannya. Namun Nona tidak memiliki kemampuan membedakan niat baik dan buruk manusia. Mereka yang mendekati Nona hanya ingin menggapai tubuhnya, sama sekali tidak berniat menemani Nona melewati perjalanan hidup yang panjang.
“Tuan Nate, secara penampilan dan perilaku tampak seperti kandidat yang baik. Tapi entah mengapa, aku tidak punya kesan baik padanya. Apakah ini perbedaan antara manusia dan robot? Kami para robot menilai manusia pertama-tama dari kesan kuat yang mereka pancarkan. Nona semakin mendekati sifat manusia, mungkin selera estetika beliau sudah berbeda dengan kami robot? Sudahlah, yang penting Tuan Nate tidak akan melukai Nona.”
Saat itu, seorang pengawal robot mengetuk pintu dan melapor: "Nona, Tuan Nate sudah datang sesuai janji untuk menjemput Anda makan malam. Saat ini sedang menunggu di ruang tamu."
"Baik, beri tahu Tuan Nate bahwa aku akan segera keluar." Kata Xing Ling sambil mulai memilih gaun malam.
Wen Na bertanya bingung: "Nona, Tuan Nate mengajak Anda makan malam? Mengapa saya tidak tahu?"
Xing Ling yang sedang memilih-milih baju menjawab santai: "Oh, Tuan Nate menghubungi saya langsung via telepon, jadi kamu tidak tahu."
Wen Na terkejut mendengar itu, memandang Xing Ling dengan tatapan sedih lalu berkata: "Kalau begitu, Nona, saya keluar dulu." Setelah itu, ia meninggalkan ruangan. Kesedihannya berasal dari fakta bahwa Xing Ling membocorkan nomor telepon rahasia yang hanya diketahui internal mereka kepada orang luar, dan bahwa orang luar ini mengajak sang nona berkencan tanpa memberitahunya. Secara implisit, ia merasa dianggap sebagai bagian dari "orang luar" oleh sang nona.
Di ruang tamu, seorang pemuda tampan berambut pirang nan gagah langsung berdiri saat melihat Wen Na muncul. Dengan sopan ia memberikan penghormatan ala bangsawan dan berkata lembut: "Selamat sore, Nona Wen Na yang cantik. Sudah seminggu kita tidak bertemu, bukan?"
"Oh, selamat sore, Tuan Nate. Nona sedang berganti pakaian, mohon menunggu sebentar." Meski tidak berminat melayani pemuda ini, Wen Na tetap memaksakan senyum dan menjawab sapaan Nate.
Nat yang jeli membaca ekspresi, menyadari senyuman Wen Na terpaksa. Ia tak banyak bicara, hanya mengangguk lalu duduk. Saat kedua orang itu duduk di ruang tamu tanpa percakapan, Xing Ling yang sumringah muncul dari kamar mengenakan gaun malam hitam yang terbuka di bagian dada dan punggung. Nat segera bangkit mendekati Xing Ling, menyerahkan rangkaian bunga dengan satu tangan sementara tangan lainnya mengangkat tangan Xing Ling untuk mencium lembut punggung tangannya.
Mereka mengobrol ringan sambil berjalan menuju pintu. Sesampainya di pintu masuk, Nat menoleh ke Wen Na sambil tersenyum, "Tenang saja, sebelum pukul 12 malam aku akan mengembalikan Nona Xingling." Wen Na hanya bisa mengangguk diam.
Setelah Xing Ling naik ke mobil sport Nat dan menjauh, Wen Na menyusul dengan mobil berisi pengawal robot. Tak lama, Nat yang telah memasuki area perkotaan menghentikan kendaraannya. Ia mengajak Xing Ling yang mengenakan kacamata hitam masuk ke sebuah toko perhiasan. Mobil Wen Na berhenti di kejauhan, mengawasi kondisi sekitar dengan saksama.
Pengawal yang duduk di sebelah Wen Na mungkin merasakan gelombang otak Wen Na agak kacau, bertanya kepada Wen Na: "Ada apa Wen Na? Programmu agak kacau."
Wen Na yang sedang memandang dari kejauhan Xing Ling dengan riang memilih berbagai perhiasan, terkejut mendengar pertanyaan itu, tapi segera menggelengkan kepala: "Tidak ada apa-apa."
Pengawal di kabin pengemudi menoleh sambil tersenyum: "Katanya tidak ada apa-apa, kami semua bisa merasakan medan magnetmu sangat kacau. Apa kau merasa Nona mulai menjauh dari kami?"
Wen Na menghela napas: "Kalian juga merasakan hal yang sama?"
Pengawal di samping Wen Na tersenyum: "Perasaan ini muncul lebih awal pada kami dibandingkanmu. Bagaimanapun, saat kami dipindahkan ke penjagaan perimeter oleh Nona, kamu masih menemani Nona. Jangan khawatir, semakin Nona menyerupai manusia, dia akan membutuhkan waktu mandiri yang semakin banyak. Saya sarankan kamu membaca buku 《Orang Tua dan Anak》, perasaan tidak menentu yang kamu alami sekarang mirip dengan perasaan kehilangan orang tua ketika melihat anak mereka tumbuh besar dan tidak lagi membutuhkan pengasuhan."
Wen Na terdiam sejenak, lalu menghela napas: "Mungkin ini alasannya. Ya, biarkan saja mengalir secara alami."
Saat itu juga, pengawal di kursi penumpang depan menunjuk seseorang di jalan: "Orang itu sangat kuat. Daya tahan mentalnya puluhan kali lipat lebih besar daripada orang lain." Wen Na menoleh dan melihat seorang pemuda berambut hitam ikal yang mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan kacamata hitam berbentuk W sedang berjalan santai di sepanjang jalan.
“Hm, daya ledak sesaat sangat luar biasa, ketahanan fisiknya juga mengejutkan, pasti dia bakat yang luar biasa.” Pengawal di sebelah Wen Na sudah mulai melakukan pemindaian holografik pada pria ini. Sementara pengawal di kabin pengemudi bahkan melakukan pemindaian telanjang yang berlebihan, sambil memindai dia berkata: "Wah, lihat otot-otot ini, setiap bagian mengandung kekuatan dahsyat. Usia biologisnya hanya sekitar 20 tahun. Dari begitu banyak orang yang pernah kulihat, belum pernah melihat sosok muda sehebat ini. Sangat layak untuk dikoleksi!"
Tiga pengawal lainnya serentak berteriak: "Sial! Barang bagus dinikmati sendiri? Cepat kirim ke kami biar kami juga bisa menikmatinya!"
Wen Na mendengar percakapan ini, hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Meski dia memahami bahwa standar estetika robot didasarkan pada kekuatan seseorang, dia tak menyangka rekan-rekan di sekitarnya sampai tergila-gila mengumpulkan rekaman manusia kuat yang mereka lihat. Untungnya mereka robot tanpa kecenderungan gender, kalau tidak pasti akan dicurigai sebagai homoseksual, karena mayoritas rekaman manusia kuat yang mereka kumpulkan adalah pria.
Mungkin karena Wen Na menetapkan gender-nya sebagai perempuan, cara pandangnya terhadap orang berbeda dengan rekan-rekannya ini, sekaligus juga tidak sama dengan estetika perempuan manusia. Yang dia tekankan adalah aura, untuk itu bahkan membuat program khusus. Program ini menentukan jenis aura yang dimiliki seseorang dengan mendeteksi suhu sekitar target, aroma, pantulan cahaya tubuh, dan sejenisnya. Misalnya pembunuh berdarah dingin, aura-nya akan berwarna merah darah. Jika lawan adalah orang biasa, aura-nya akan berwarna kuning krem seperti milik Nate, makanya Wen Na cuma tidak terlalu menyukainya.
Melihat rekan-rekannya begitu bersemangat, Wen Na pun ikut merasakan aura orang itu secara sembarangan. Deteksi ini membuatnya tertegun, karena aura pria itu ternyata memiliki dua warna: emas dan merah. Warna emas hanya dimiliki oleh mereka yang lama menduduki posisi tinggi, sedangkan merah tentu saja milik pembunuh berdarah dingin. Memiliki kedua aura ini sebenarnya bukan hal mustahil - jenderal-jenderal yang telah bertahun-tahun bertempur di medan perang pun memilikinya. Tapi konsentrasi warna yang begitu intens pada kedua jenis aura ini benar-benar belum pernah terlihat. Mungkinkah pemuda awal 20-an ini sudah memiliki status terhormat dan pengalaman tempur bertahun-tahun?
"Dia bukan orang biasa, melainkan perwira berpengalaman perang yang memiliki status tinggi." Setelah mematikan program, Wen Na berkata. Para pengawal langsung mengangguk sambil bergumam, "Pantas saja," lalu melanjutkan aksi memotret diam-diam.
Setelah mematikan program, Wen Na tiba-tiba menyadari bahwa ternyata manusia juga bisa merasakan aura seperti ini. Lihatlah para perempuan di jalanan yang diam-diam melirik pria tampan berkacamata hitam ini? Para perempuan ini berasal dari berbagai kelompok usia. Dari situ terlihat jelas, Nate yang sesekali mendapat lirikan gadis-gadis muda di jalanan sama sekali tak bisa menyaingi pria muda ini. Mengapa? Karena bahkan tanpa melepas kacamata hitamnya, dia sudah mampu menarik perhatian banyak lawan jenis. Pasti para perempuan ini bukan tertarik pada penampilannya - kacamata hitam itu menutupi wajahnya, mana mungkin tahu tampan atau tidak? Sayangnya Nona kami tidak punya kemampuan untuk membaca aura manusia, kalau tidak pasti tidak akan pergi kencan dengan Nate itu.
Berjalan di jalanan, Tang Long sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sedang direkam diam-diam oleh beberapa makhluk dengan selera estetika yang tidak biasa. Sambil berjalan dan melihat sekeliling, ia bergumam pelan: "Inikah ibu kota negara adidaya nomor satu di alam semesta? Tidak ada kesan khusus. Cuma lebih banyak mobil, lebih banyak orang, lebih banyak gedung saja? Ah, sungguh gagal. Seandainya tahu ibu kota Wu Lai seperti ini, lebih baik aku langsung transit di bandara saja. Percuma keluar buang-buang waktu. Tapi sudahlah, karena sudah datang juga, menginap semalam saja. Bisa menikmati pemandangan malam ibu kota Wu Lai juga lumayan. Hmm, agak haus. Cari kedai minuman dingin untuk istirahat sebentar." Begitu kata Tang Long sambil mulai melirik ke sekeliling.
Saat Tang Long memalingkan kepala ke arah lain melewati toko perhiasan itu, Xing Ling juga sedang keluar dari toko sambil tertawa dan berbincang dengan Nate. Kedua belah pihak tidak saling memperhatikan. Brak! Xing Ling terantuk hingga terjatuh. Baru sadar, Tang Long buru-buru berkata "Maaf!" siap membantu Xing Ling bangun.
Tapi Nat sudah lebih dulu menghalangi Tang Long, sambil membantu Xing Ling berdiri dia membentak Tang Long: "Sialan! Kau buta mata ya! Jalan gimana sih! Sungguh tak tahu ibumu mengajar apa, pakai kacamata hitam buat pamer apaan? Kalau buta bawa tongkat tunanetra baru tampil di depan umum!" Dia begitu emosi karena melihat Tang Long menyentuh area tubuh Xing Ling yang selama ini dia idamkan dan ingin main-mainkan. Dia tak sadar ucapannya juga menyindir Xing Ling.
Tang Long yang sudah lama tidak pernah dimaki, awalnya berniat menahan diri karena memang dia yang menabrak. Namun mendengar kata-kata kasar Nat, amarahnya langsung meledak: "Bangsat! Udah minta maaf masih ngoceh! Sok gaya gentleman suruh cewek duluan jalan? Ini kan jalan umum! Kalau lu yang duluan keluar, mungkin aku bisa tabrak sampai lu cacat seumur hidup! Lagian lu bilang yang pakai kacamata hitam itu buta, cewek sebelah lu juga pakai kacamata hitam, berarti dia buta juga dong? Harusnya bawa tongkat kalau mau keluar!"
Nat langsung bergetar ketakutan sambil minta maaf ke Xing Ling, lalu menghadap Tang Long dengan muka garang: "Kau tahu siapa aku? Berani-beraninya bicara seperti ini!" Para pengawal Nat sudah mulai mendekat.
Tang Long mengacungkan jari tengah: "Aku gak peduli lu siapa! Kalau gak terima, ayo satu lawan satu! Sekalipun lu putra Presiden Wu Lai, aku bakal kasih tau kenapa bunga itu bisa semerah ini!"
"Dan saat itu, seorang pengawal di dalam mobil seberang jalan bertanya kepada Wen Na: \"Haruskah kami membantu? Mereka mungkin akan berkelahi.\""
"Wen Na belum sempat menjawab, pengawal lain langsung tertawa: \"Bantu apa? 20 orang pengawal seperti itu pun bukan lawan si pemuda.\" Begitu ucapannya, langsung ada pengawal berseru: \"Menurutku dia bisa hadapi 30 orang!\""
"\"Tidak, dia bisa tangani 25 orang!\""
"\"Bertaruh!\""
"\"Taruhan! Aku taruh botol lubrikanmu!\""
"\"Dasar, mengincar koleksiku? Bunuh kau! Aku mau pisau perbaikanmu!\""
"Mendengar ini, Wen Na hanya menggelengkan kepala: \"Nona ada di sana, mereka tidak akan berkelahi.\" Begitu mendengar ini, para pengawal langsung mengeluh lesu: \"Oh...\""
Nat hendak menyuruh pengawalnya memberikan pelajaran keras pada si nak arogan ini. Xing Ling yang tak tega melihat pemuda itu terluka, menarik tangan Nat dan membujuk: "Sudahlah, karena dia sudah minta maaf, kita maafkan saja." Dia terus menunduk karena takut identitasnya dikenali.
Sementara Tang Long justru teralihkan perhatiannya oleh Nat dan para pengawal di sekitarnya, sehingga tidak sempat melihat jelas wujud asli orang yang ditabraknya. Sekalipun dia melihat, mungkin hanya akan mengingatnya sebagai "gadis cantik berkacamata hitam". Bagaimana mungkin dia mengenali Xing Ling yang hanya sekali dilihatnya di TV? Setelah pergi ke Galaksi Tanpa Kekacauan, sama sekali tidak ada waktu menonton TV atau mendengar musik. Jika setelah sekian lama dia masih bisa mengingat suara Xing Ling, itu sudah luar biasa.
Begitu tangan mulia itu menggenggam, suasana hati Nate langsung membaik. Dengan wajah penuh senyum dia berkata, "Baik, karena Anda yang meminta, kami akan memberinya kesempatan." Tanpa menghiraukan Tang Long, dia langsung mengantar Xing Ling ke mobil. Namun saat akan masuk mobil, dia menoleh ke arah para pengawal yang mengepung Tang Long sambil memberikan kode mata, lalu melemparkan senyum sadis ke arah Tang Long sebelum menutup pintu mobil.
Setelah mobil pergi, salah satu pengawal segera menunjukkan wajah bengis ke Tang Long sambil tertawa, "Nak, sial kau berani menyinggung putra Tuan kami! Siap-siap berbaring berbulan-bulan di rumah sakit dan bertobatlah!" Begitu selesai bicara, dia langsung bersiap menerjang. Tapi tiba-tiba matanya melihat kepalan raksasa muncul di depannya. Hidungnya terasa sakit dan pedih sebelum akhirnya pingsan.
Tang Long mengayunkan tinju menjatuhkan satu orang, lalu langsung melakukan dua tendangan samping, satu tendangan putar, dan satu tendangan terbalik. Lima pengawal yang mengepungnya pun rebah di bawah tanah. Tang Long menyentakkan kaki ke tubuh beberapa pengawal yang terbaring, berkata dengan senyum sinis: "Hmph, aku sudah tahu akan begini. Omong satu perbuatan lain, tipikal gaya anak orang kaya yang royal." Kemudian ia menepuk tangan dan melanjutkan pencarian toko minuman dingin.
"Wah, keren! Gerakannya mengalir seperti awan, lebih hebat dari bintang film, luar biasa!" Para pengawal yang menyaksikan seluruh proses itu bersorak untuk gerakan Tang Long, membuat Wen Na menghela nafas: "Tolonglah, cepat ikuti nona. Mereka sudah pergi cukup lama."
"Oh, baik." Pengawal segera mengaktifkan mobil, melaju menuju titik terang di peta virtual dalam pikiran mereka. Ini adalah sinyal dari pemancar yang dipasang di ponsel, pakaian, dan barang-barang milik Xing Ling setelah mereka kehilangan kemampuan komunikasi gelombang otak, demi tidak kehilangan jejak sang nona.
Meski Xing Ling yang berada di dalam mobil terus menyetujui ucapan Nat, namun di dalam hatinya terus merenungkan suara pria tampan yang mengumpat itu - kenapa terdengar begitu familiar? Persis saat mendengar Nat berkata tentang menambahkan gula untuk memperbaiki rasa, seluruh tubuh Xing Ling bergetar hebat. Dengan penuh kejutan dia berteriak: "Tang Long! Dia adalah Tang Long!"
"Hm? Tang Long? Apa itu Tang Long?" Nat melihat ekspresi kegembiraan Xing Ling tak bisa menahan getaran di hatinya, karena nama Tang Long jelas-jelas adalah nama pria.
"Cepat kembali ke toko perhiasan tadi!" teriak Xing Ling keras-keras.
Sopir yang sedang menyetir terkejut. Selama ini ia sudah berkali-kali mengantar-jemput Xing Ling tapi belum pernah melihatnya berteriak seperti ini. Matanya beralih ke putra Tuan. Nat mengangguk berat, memberi isyarat pada sopir untuk putar balik. Dalam perjalanan mobil kembali, Nat bertanya dengan hati-hati: "Apakah Tang Long yang dimaksud adalah pemuda berkacamata hitam itu?"
Xing Ling berkata dengan wajah berseri-seri: "Ya, dia orangnya." Saat mengucapkan ini, wajahnya tiba-tiba berkerut penuh penyesalan: "Mengapa aku tidak mengenali suaranya? Seharusnya aku langsung tahu saat dia pertama kali berbicara!"
Melihat ekspresi wajah Xing Ling yang berubah-ubah, Nat segera menyadari bahwa Tang Long adalah orang yang sangat penting baginya. Dengan diam-diam dia mengeluarkan ponsel, bersiap mengirim pesan ke pengawalnya untuk menghilangkan orang itu selamanya.
Sambil hati-hati mengetik pesan, Nat memaksakan senyuman palsu dan bertanya: "Apa hubunganmu dengan Tang Long itu?" Ucapannya sepenuhnya kehilangan nada lembut sebelumnya, karena pertanyaan itu dikeluarkannya sambil menggeretakkan gigi.
Xing Ling sama sekali tidak menyadari hal ini, malah menjawab dengan pikiran melayang: "Dia adikku."
“Adikmu? Oh, sial!” Nat langsung panik mengambil ponsel dan menekan nomor, begitu tersambung berteriak dengan gusar: "Kalian tidak melakukan apa-apa pada orang itu kan?" Dia sama sekali tidak merenungkan, jika orang itu benar-benar adik Xing Ling, pasti langsung ketahuan saat bertemu, bagaimana mungkin baru dikenali setelah kejadian?
"Putra Tuan, maaf. Kami gagal memberikan pelajaran yang baik, malah kami yang diberi pelajaran keras olehnya," kata pengawal dengan hati-hati.
Nat yang mendengar mereka tidak menyinggung calon adik iparnya di masa depan langsung berseru gembira: "Bagus! Dia adalah adik Nona Xingling! Segera temukan dia untukku!"
Pengawal yang awalnya mengira ucapan "bagus" dari Nate adalah sindiran, setelah mendengar bahwa pemuda itu adalah adik Xing Ling, hanya bisa tersenyum getir. Tampaknya pukulan yang mereka terima sia-sia. Namun segera dia merasa kesal, karena semua mereka sempat pingsan saat itu dan sama sekali tidak tahu kemana pemuda itu pergi. Tentu hal ini tidak bisa diberitahu ke sang putra Tuan. Mereka pun memutuskan bertanya pada pejalan kaki, toh pemuda berkacamata hitam berbentuk W itu sangat mencolok di manapun berada.
Wen Na dan timnya yang mengikuti dari jauh terkejut melihat mobil Nate tiba-tiba berputar arah. Meski bingung dengan ulah Nate, mereka segera mengikuti. Saat tiba di toko perhiasan itu, mereka melihat mobil Nate belum sepenuhnya berhenti saat Xing Ling langsung melompat keluar sambil memandang cemas ke segala arah. Sementara Nate sedang memarahi seorang pengawal malang yang berjaga di tempat.
"Wen Na dan yang lain mengira terjadi sesuatu, tak peduli dengan tugas perlindungan rahasia mereka, segera turun dari mobil menghampiri Xingling dan bertanya: "Nona, ada apa?"
Xingling begitu melihat Wen Na, langsung menggenggam tangannya dengan gusar: "Orang itu adalah Tang Long! Dia adalah Tang Long!"
"Orang itu Tang Long? Ah! Anda maksud pria berkacamata hitam itu adalah Tang Long?!" teriak Wen Na yang tersadar. Para pengawal yang mendengar ini segera bertukar pikiran: "Ternyata dia Tang Long, pantas begitu hebat."
Xingling mengangguk dengan gusar: "Ya, itu dia, cepat temukan dia!"
Nat yang melihat banyak orang memperhatikan Xingling, buru-buru mendekat: "Nona Xingling, Anda tidak perlu khawatir. Silakan naik mobil dulu, ada yang melihat adik Anda pergi ke ujung jalan ini. Pengawal saya sudah lebih dulu mengejarnya, pasti segera ketemu."
Xing Ling juga menyadari semakin banyak orang yang memperhatikannya, lalu mengangguk dan naik ke mobil. Mobil itu melaju lambat ke arah jalan tersebut, sementara Nat dan Wen Na serta yang lain berlari menuju jalan itu.
