Tang Long yang telah dikenali oleh Xing Ling sama sekali tidak tahu ada orang yang sedang mencarinya di luar. Ia bersembunyi di sudut kecil toko minuman dingin, menyeruput minuman dingin dengan santai sambil mendengarkan lagu. Namun Tang Long tiba-tiba melompat saat mendengar lagu Xing Ling dan berteriak: "Wah, akhirnya aku ingat! Xing Ling! Wanita itu adalah Xing Ling! Kenapa aku lupa minta tanda tangannya?" Sambil berkata demikian, ia memukul kepalanya sendiri berkali-kali.
Tamu-tamu lain yang terkejut oleh teriakan Tang Long langsung melihat ke sekeliling dengan panik, mencari di mana Xing Ling yang disebut Tang Long. Namun para tamu ini segera duduk kembali, karena di sekitar tidak hanya tidak ada Xing Ling, bahkan gadis cantik pun tak ada. Mereka pun bergumam dalam hati: "Lagi-lagi orang yang tergila-gila pada Xing Ling," lalu mengabaikan Tang Long.
Tang Long hanya berteriak sebentar lalu menyadari kelakuannya yang tidak pantas. Dengan malu, dia bersembunyi di sudut dan diam-diam, mengingat suaranya yang terlalu keras tadi. Dia juga tidak terpikir untuk kembali mencari Xing Ling, karena Xing Ling yang sedang pacaran pasti sudah dibawa ke suatu tempat oleh si anak orang kaya yang royal itu. Jadi Tang Long hanya menyesali mengapa Xing Ling memilih pacar yang tidak berkualitas, malah memilih si tidak berguna itu, sungguh tidak punya selera. Namun dia segera melupakan hal ini. Bagaimanapun, Tang Long sekarang bukan lagi yang dulu. Saat ini, hanya hal-hal seperti bertempur di medan perang yang bisa menarik perhatiannya.
Toko minuman dingin segera hening kembali. Para pengunjung melanjutkan menyeruput minuman sambil mendengarkan musik. Saat itu, seorang gadis kecil dengan keranjang bunga di lengan masuk. Seorang tamu mendatangi meja demi meja untuk menjual bunga. Namun tampaknya sebagian besar tamu menolak tawaran gadis itu. Melihat pemandangan ini, Tang Long merasakan sedikit kepedihan di hati. Ketika gadis kecil itu mendekatinya, Tang Long segera mengeluarkan uang kertas seratus yuan sambil berkata, "Aku akan membeli semua bungamu."
Gadis kecil itu tersenyum manis dan berkata, "Baiklah Tuan, ada 34 bunga di sini. Seratus yuan per bunga, totalnya tiga ribu empat ratus yuan. Terima kasih."
Tang Long langsung membeku mendengar perkataan itu. Pantas saja tidak ada yang mau membeli bunganya, harganya seratus yuan per bunga! Di bawah desakan gadis kecil itu, Tang Long yang enggan mengingkari janji terpaksa menyerahkan tiga ribu empat ratus yuan. Gadis itu mengucapkan terima kasih, menerima uang, melemparkan keranjang bunga, lalu bergegas pergi.
Tang Long yang masih terpaku tiba-tiba menyadari keranjang bunga hanya berisi sekitar 20 bunga plastik! Saat mengangkat kepala, seluruh bos dan tamu toko minuman dingin diam-diam menertawakannya. Dari senyuman mereka, Tang Long tahu dirinya ditipu! Ia segera membayar tagihan dan keluar, berniat menanyai gadis kecil itu mengapa melakukan penipuan!
Begitu keluar, Tang Long melihat gadis itu masuk ke gang kecil dan langsung mengejarnya. Tak lama setelah kepergiannya, beberapa pria bertubuh besar berbaju hitam mencari Tang Long masuk ke toko tersebut. Setelah tak menemukan jejaknya, mereka segera pergi.
Tang Long mengikuti gadis itu dari jauh melewati berbagai jalan. Setelah lama berjalan, di tikungan jalan tiba-tiba terdengar suara riang gadis itu: "Semuanya! Aku baru menipu orang mudah tertipu besar! Kita punya uang untuk bersenang-senang!" Disambut sorak-sorai riuh.
Tang Long diam-diam mengintip keluar untuk melihat, pemandangan itu hampir membuatnya terjatuh. Puluhan anak-anak yang jelas berasal dari keluarga kaya sedang bersorak mengelilingi gadis kecil itu.
"Kakak, bagaimana kamu bisa menipu orang mudah tertipu itu?" tanya seorang gadis kecil berpakaian mewah dengan kalung indah penuh rasa ingin tahu.
"Haha, dasar bodoh itu kasihan padaku. Dia dengan murah hati ingin membeli semua bungaku, lalu kubohongi dia 100 yuan per tangkai! Melihat wajah bodohnya yang tolol itu sangat menghibur!" teriak si gadis kecil.
Seorang anak laki-laki gemuk berbaju mahal yang terus mengingat kata 'bermain' bertanya, "Kakak, kita mau main ke mana?"
"Ke Taman Bermain Anak-anak." Begitu gadis kecil itu mengumumkan, semua anak langsung bersorak: "Wah, Taman Bermain Anak-anak! Akhirnya aku bisa melihatnya!"
"Benar! Benar! Sudah besar begini belum pernah ke taman bermain sama sekali!"
Tang Long menggelengkan kepala dengan pasrah hendak pergi, tiba-tiba menoleh tajam. Beberapa pria bertubuh besar berbaju hitam yang ingin mendekat diam-diam terkejut. Salah satu dari mereka batuk kering lalu bertanya: "Anda siapa?"
Melihat para pengawal yang jelas-jelas bertugas ini, Tang Long menunjuk ke belakang dengan senyum getir: "Aku adalah orang mudah tertipu yang ditipu tadi."
"Orang mudah tertipu?" Para pengawal tertegun sejenak, lalu dengan agak canggung berkata: "Maaf Tuan, Nona hanya iseng saja, tidak ada niat jahat. Berapa jumlah yang ditipu Nona, kami bisa berikan kompensasi." Seorang pengawal mulai mengeluarkan dompetnya.
Tang Long melambaikan tangan: "Tidak perlu, jumlahnya tidak banyak." Sampai di sini Tang Long tiba-tiba penasaran bertanya: "Begitu aku bilang aku korban penipuan, kalian langsung tahu siapa yang menipuku. Apa nona kalian sering melakukan hal begini?" Melihat para pengawal tersenyum canggung, Tang Long tahu tebakannya benar. Dia malas memikirkan bagaimana nasib hantu kecil dari keluarga kaya ini saat dewasa nanti, lalu melambaikan tangan dan pergi.
Tang Long yang pura-pura santai berjalan pergi tiba-tiba melihat seekor anak kucing sebesar telapak tangan dengan bulu hitam halus di seluruh tubuhnya sedang tiduran di pagar tembok. Dengan penuh minat dia mendekat untuk mengganggu. Namun kucing kecil ini asyik tidur sehingga sama sekali tidak menghiraukan Tang Long, membuat Tang Long akhirnya bosan dan melanjutkan perjalanannya.
Tak lama kemudian, Tang Long menemukan seekor anak kucing lagi: "Lho? Kok anak kucing ini mirip banget sama yang tadi?" Tang Long menggaruk kepala sambil terus berjalan. Kucing kecil itu kini bangun sambil menguap, menyipitkan mata birunya yang tajam, memandang punggung Tang Long dengan tenang.
Beberapa saat kemudian, Tang Long melihat anak kucing lagi. Kali ini selain mengamati kucing, dia juga melihat sekeliling. Begitu menyadari pemandangan yang sangat familiar ini, Tang Long menjerit: "Ya ampun! Aku tersesat!" Dengan wajah murung dan putus asa, Tang Long terus berjalan sementara anak kucing itu membelalakkan mata imutnya yang besar, mengamati manusia bernama Tang Long ini.
Ketika Tang Long menemukan kucing kecil itu lagi, ia merintih: "Wu wu, kenapa aku sebodoh ini! Aku ingat aku bukan tuna arah. Ah, kucing imut, bisakah kau tunjukkan jalan? Aku akan membelikanmu ikan sebagai balasan." Tanpa pilihan, Tang Long mencoba bercanda.
"Ok, kau jalan lurus sampai ujung lalu belok kanan, berjalan sekitar 100 meter, belok kiri, lalu terus lurus. Begitu kau akan sampai ke jalan raya." Kucing kecil yang sedang merapikan bulunya tiba-tiba membuka mulut.
"Ah, terima kasih banyak! Aku akan segera membelikan ikan untukmu setelah keluar dari sini." Tang Long menjawab dengan bingung.
"Aku mau ikan rebus merah dari Shangri-La, jangan bawa barang lain ke sini." Kucing itu mengedipkan matanya.
“Oh, ikan merah panggang dari Shangri-La, baiklah, aku akan...” Baru beberapa langkah berjalan, Tang Long tiba-tiba membeku di tempatnya. Setelah beberapa saat, dia memutar kepalanya ke arah kucing kecil sambil berkata terkejut: “Kucing kecil... yang bisa bicara?”
Kucing kecil melirik Tang Long dan berkata: “Kenapa? Belum pernah lihat kucing yang bisa bicara?”
Tang Long berkata dengan wajah kosong: “Aku pernah melihat babi yang bisa menyanyi, tapi belum pernah melihat kucing yang bisa bicara.” Bagaimanapun Tang Long sudah banyak mengalami hal-hal aneh, jadi dia cepat menerima fakta bahwa kucing bisa bicara.
“Babi yang bisa menyanyi? Bisa kau ajak aku melihatnya?” Kucing kecil langsung menatap Tang Long dengan penuh rasa ingin tahu, ekspresinya sungguh menggemaskan.
“Tidak bisa.” Tang Long menggelengkan kepala.
“Kenapa? Kalau tidak mau mengajakku, aku tidak akan membawamu keluar! Petunjuk tadi semuanya bohong!” Kucing kecil berkata dengan marah.
"Karena babi itu sudah kubunuh." Tang Long berkata sambil perlahan mendekati kucing kecil.
"Dibunuh? Kenapa kau membunuhnya? Itu kan babi yang bisa menyanyi!" Kucing kecil itu berkata dengan kaget.
"Karena dia hanya bisa bersenandung 'hmm hmm', dan babi lain juga bisa bernyanyi tak kalah darinya, jadi kubunuh untuk dibuat babi panggang." Saat Tang Long mengatakan ini, ia mengambil kesempatan ketika kucing kecil itu memiringkan kepalanya merenungkan mengapa babi itu hanya bisa bersenandung, lalu menyambar tubuh kucing itu.
Kucing kecil itu langsung meronta sambil panik berteriak: "Apa yang kau inginkan?!"
Tang Long mengangkat tubuh kucing itu, mengintip ke area alat kelaminnya, lalu heran berkata: "Aneh, kok tidak ada apa-apa? Kau jantan atau betina?"
Kucing itu marah berteriak: "Jantan betina apaan! Aku ini makhluk gen, tidak punya gender!"
"Gen bio? Makhluk tabung reaksi reproduksi aseksual? Atau hasil kloning?" Tang Long bertanya penasaran.
"Bukan! Diproduksi langsung dalam cairan kultur dengan memilih gen unggul dari berbagai spesies! Aduh, baru saja kabur malah ketemu orang aneh sepertimu! Seharusnya aku tidak pedulikan kau!" Kucing menggerutu kesal.
Tiba-tiba Tang Long terinspirasi: "Berbagai spesies? Apakah ada manusia biokimia?"
Kucing melotot ke Tang Long: "Ada! Tapi belum sempurna. Akulah kehidupan pertama yang diproduksi."
"Oh, tapi bagaimana bisa kau berbicara? Secara umum kucing tidak mungkin bicara. Struktur tenggorokan kalian berbeda dengan kami manusia." Tang Long mencoba membuka mulut Kucing untuk melihat struktur tenggorokannya.
Kucing kecil mendorong tangan Tang Long dengan cakar sambil berkata tak sabar, "Lepaskan! Kok kau banyak tingkah sih? Aku juga nggak tahu kenapa bisa bicara. Yang jelas sejak punya kesadaran, aku udah bisa ngomong bahasa manusia kayak kalian." Saat mengucapkan ini, matanya berkedip-kedip sampai langsung ketahuan kalau dia bohong. Tapi Tang Long tak membongkar kebohongannya, malah terus mendengarkan, "Tapi ini pertama kalinya aku ngobrol sama manusia lho. Para peneliti itu mau diajak main seberapa pun, aku nggak pernah ngeong sekalipun." Baru sampai di situ, bulu ekornya tiba-tiba berdiri semua. Kucing itu langsung tegang, "Cepetan pergi! Ada orang institut riset di sekitar sini!"
Tang Long tak banyak bicara. Langsung dimasukkannya kucing itu ke kantong jasnya. Memang kucing ini sangat mini, bisa duduk di telapak tangan dan masih ada sisa ruang. Tanpa basa-basi, dia langsung lari kencang mengikuti arah yang tadi ditunjuk si kucing.
Tak lama setelah Tang Long pergi, dua pria berjas putih muncul di tempat ini. Seorang pria memandang sekeliling dan berkata bingung, "Di mana kucingnya? Apakah pelacakmu ini akurat?"
Pria yang memegang alat tersebut menepuk-nepuk mesinnya dengan kesal dan bergumam, "Barang rusak ini, kenapa kadang berfungsi kadang tidak? Ini kan barang baru."
Pria pertama melambaikan tangan dan berkata, "Sudahlah, tunggu sampai alat ini kembali normal baru kita cari lagi. Lagipula kucing itu tidak mungkin meninggalkan planet ini. Mari kita cari tempat istirahat dulu."
"Boleh saja, tapi takut atasan bilang kita tidak serius bekerja." Pria kedua menjawab sambil memasukkan alat ke dalam saku.
"Tidak serius? Masak sih? Kita ini peneliti! Saat ini kita sudah memelas mematuhi perintah untuk menangkap kucing. Masak atasan masih berani menuduh kita tidak fokus? Aku benar-benar tidak paham, hanya seekor kucing kecil, mengapa harus memobilisasi divisi seperti ini?" Pria pertama menyeringai sambil menggeleng.
Pria kedua berkata dengan misterius: "Itu bukan kucing biasa, kau yang dari departemen lain mungkin tidak tahu. Saat kucing itu lahir, komputer pusat Wu Lai mengalami kelambatan selama 10 detik penuh, sementara jaringan institut riset mengalami macet total. Menurut investigasi pasca kejadian, informasi dalam jumlah besar membanjiri komputer institut riset selama 10 detik itu. Tapi anehnya, kapasitas penyimpanan komputer institut riset tidak berkurang sama sekali. Setelah lama meneliti, baru ketahuan semua informasi itu ditransfer langsung melalui kabel ke tangki kultivasi. Dan satu-satunya yang lahir saat itu ya kucing itu."
"Oh, maksudmu kucing itu mengambil alih informasi sebesar itu?" tanya pria pertama dengan kaget.
“Ya, saat ini anak kucing itu memiliki dokumen yang bahkan Komputer pusat tidak tahu isinya. Kau harus paham, data yang tidak diketahui Komputer pusat itu punya makna luar biasa! Jika kita bisa memecahkan data dalam otaknya, pasti akan menjadi proyek besar!” Pria kedua menggerakkan lengannya dengan bersemangat.
Pria pertama berpikir sejenak lalu berkata: “Menurutmu, alat pelacak yang sering error itu, mungkinkah ulah si anak kucing?”
Pria kedua menggelengkan kepala: “Tidak mungkin. Anak kucing baru lahir beberapa hari, sekarang cuma hard disk biologis portabel. Mana mungkin dia bisa mengganggu alat. Pasti departemen pengadaan korupsi, beli barang palsu!”
Pria pertama mengangguk setuju: “Mungkin benar. Staf pengadaan semua kaya raya, aneh kalau tidak korupsi.” Dia menengadah melihat langit: “Hampir gelap, lebih baik kita cari makan dulu.”
“Hm, langit bumi sebesar-besarnya, makan yang paling utama. Ayo pergi.” Pria kedua segera menyetujui perkataan rekan seperjuangannya.
Di suatu sudut restoran Shangri-La, Nat berkata kepada Nona Xingling yang duduk di seberangnya dengan wajah cemberut: “Nona Xingling, Anda tidak perlu khawatir. Saya sudah memerintahkan orang untuk memberi tahu semua pelabuhan antariksa dan hotel. Begitu Tang Long menginjakkan kaki di hotel mana pun atau pelabuhan antariksa mana pun, kabar akan segera sampai kepada kita.”
Mendengar perkataan Nat, Xing Ling tahu cara ini memang lebih efektif untuk melacak Tang Long. Sambil menyadari Nat telah menemani dirinya berkeliling kota seharian, dia merasa tidak pantas terus-menerus cemberut dihadapannya. Dengan senyuman yang kembali menghias bibir, dia berkata kepada Nat: “Saya benar-benar tidak tahu harus bagaimana membalas kebaikan Anda yang telah begitu membantu ini.”
Melihat Xing Ling tersenyum, Nate langsung bersemangat: "Aku membantu Anda adalah seharusnya, apa perlu ada ucapan terima kasih di antara kita? Silakan cicipi ini, hidangan spesialisasi Shangri-La - Ikan Kuah Merah. Cara membuatnya..." Sambil menyendokkan hidangan untuk Xing Ling, Nate mulai memamerkan pengetahuannya.
Di pintu masuk Shangri-La, seorang pemuda berkacamata hitam berbentuk W bergumam sambil berjalan menuju restoran di lantai atas: "Baiklah, aku akan pesankan Ikan Kuah Merah untukmu, jangan cerewet lagi. Kalau kau mau makan di Shangri-La, diamlah. Apa? Tanya apakah aku punya uang untuk membeli ikan? Konyol, membeli seluruh Shangri-La pun bukan masalah bagiku!"
Pelayan menghentikan pemuda yang terlihat aneh ini di pintu masuk, bertanya dengan sopan: "Tuan, untuk berapa orang?"
"Seorang." "Dua orang." Dua kalimat terdengar dari arah pemuda itu. Pelayan yang melihat tamu ini menepuk keras kantong jasnya sendiri hanya bisa tertegun, namun tetap bertanya dengan senyuman: "Tuan, berapa orang?"
Pemuda itu mengacungkan satu jari sambil tersenyum: "Seorang, tempat dekat jendela yang sepi."
Pelayan mengangguk dan berkata: "Baik, silakan ikuti saya." Setelah mengantar pemuda itu ke tempat sepi dan mempersilakan duduk, pelayan bertanya: "Hidangan apa yang Tuan pesan?"
"Ikan Kuah Merah." "Anggur Merah." Suara anggur merah terdengar dari arah pemuda itu. Pemuda itu kembali menepuk kantong jasnya. Pelayan melirik sekilas lalu pura-pura tidak melihat: "Anggur jenis apa yang Tuan inginkan?"
Pemuda itu membuka mulut ingin berkata sesuatu, tapi tiba-tiba menarik nafas tajam. Dengan gigi terkampar ia berkata: "Yang terbaik."
Pelayan berpura-pura tidak melihat ekspresi pemuda itu dan melanjutkan: "Apakah ada pesanan lain?"
"Tambah tiga hidangan enak, dan seporsi nasi." Pemuda itu melambaikan tangan menyuruh pelayan mundur. Setelah pelayan menjauh, Tang Long segera menggeram rendah ke arah kantung, "Kenapa kau menusukku dengan cakar? Tidak tahukah itu sakit?"
Kucing kecil mengeluarkan kepala dengan memelas, "Aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa aku ingin minum alkohol." Sambil berkata, ia berusaha keluar dari saku. Tang Long buru-buru mendorongnya kembali, "Nanti baru keluar, hidangan belum dihidangkan!" Tang Long yang sedang bergumam dengan kucingnya, tidak menyadari bahwa Xing Ling dan Nate berada tak jauh di belakangnya. Karena penyekat antar kursi, Xing Ling pun tidak menyadari kehadiran Tang Long di sekitarnya.
Tak lama kemudian, hidangan yang dipesan Tang Long sudah lengkap. Tang Long memberikan selembar uang kertas kepada pelayan dan berkata, "Aku tidak suka diganggu saat makan." Pelayan buru-buru mengangguk, "Baik, tidak akan ada yang mengganggu Anda." Setelah itu, dia menggerakkan sebuah penyekat untuk menutupi area tempat duduk Tang Long. Kini tiga sisi Tang Long dikelilingi penyekat, sementara satu sisi terbuka menghadap pemandangan malam dengan ribuan lampu kota.
Setelah pelayan pergi, kucing kecil itu langsung keluar sendiri dan melompat ke meja. Ia mengendus ikan merah yang lebih besar dari tubuhnya, menjilat bibir lalu berkata, "Aku tidak akan sungkan." Dengan kedua cakar depannya, ia mulai melahap ikan itu dengan lahap. Sementara Tang Long menikmati pemandangan malam di luar jendela dan tingkah lucu kucing itu, sambil menyantap makanan pertamanya di Ibu Kota Wu Lai Guo.
Tang Long cuma menyantap beberapa suap nasi, kucing kecil itu sudah mengangkat kepala dan berkata dengan mata imutnya: "Kakak, tolong menuangkan anggur untukku."
"Hah! Hah!" Tang Long yang nyaris tersedak meneguk air dingin lalu berkata terengah: "Jangan panggil aku kakak, bikin merinding!" Sambil bicara, ia menuangkan secangkir anggur untuk kucing itu.
Kucing yang mengamati Tang Long menuangkan anggur sambil mengibas-ngibaskan ekornya segera bertanya: "Kalau tidak memanggilmu kakak, lalu harus memanggil apa?"
"Panggil saja Tang Long. Ngomong-ngomong, badanmu sekecil ini bagaimana cara minum?" Tang Long menatap gelas anggur yang lebih tinggi dari postur kucing yang sedang jongkok, bertanya dengan bingung.
Kucing kecil itu tidak berbicara, melainkan berdiri tegak dengan kedua kaki depan bertumpu pada tepi gelas anggur, lalu menjulurkan kepala untuk menjilat minuman. Setelah menyeruput beberapa kali, ia menatap Tang Long dan berkata: "Tang Long, apakah kamu itu Tang Long dari Federasi Wan Luo yang malah dipenjara meski punya prestasi militer, akhirnya harus dibebaskan oleh jenderal Kekaisaran Elang Perak agar terhindar dari hukuman?"
Tang Long membuka mulut sambil menunjuk kucing itu dengan ekspresi kaget: "Kau... bagaimana kau bisa tahu? Bukannya kau bilang baru lahir beberapa hari lalu?"
Bola mata lucu kucing itu berputar-putar sambil menunjukkan ekspresi polos: "Aku juga tidak tahu kenapa bisa mengerti. Sama seperti sejak lahir aku sudah bisa bicara, begitu mendengar namamu, dokumen-dokumen ini langsung muncul di pikiranku."
Kucing kecil itu setelah mengatakan ini, melihat Tang Long mengelus dagunya sambil terus tersenyum padanya. Dengan panik, ia segera duduk tegak, menyatukan kedua kaki depannya lalu menundukkan kepala sambil berkata: "Terima kasih atas jamuannya." Kemudian berbalik ingin kabur. Namun tetap tidak sempat menghindar dari cengkeraman Tang Long. Kulit lehernya dicubit, seluruh tubuhnya tergantung di udara. Kucing itu menarik keempat anggota tubuhnya, memandang Tang Long dengan tatapan memelas: "Apa yang kau inginkan? Ikan yang kau berikan padaku itu kan bayaran petunjuk jalan. Aku danmu sudah tidak ada hutang piutang, buat apa kau tangkap aku? Tolong lepaskan aku, kumohon..." Ucapnya sambil mengedip-ngedipkan mata sekuat tenaga.
Tang Long berusaha menahan rasa kasihan yang muncul melihat kelucuan kucing itu, sambil memiringkan kepala dan tersenyum lebar berkata: "Tentu, ikan yang kuminum adalah biaya penunjuk jalan yang sudah kita sepakati. Tapi, kucing kecil, aku tidak mengundangmu minum anggur. Tahukah kau berapa harga botol ini?" Tang Long tersenyum nakal sambil menunjuk botol anggur merah dalam ember es.
Melihat kucing itu menggelengkan kepala, senyum Tang Long semakin lebar. Ia mengangkat botol anggur ke depan kucing itu: "Kau bisa baca kan? Lihat sendiri, anggur ini memiliki sejarah ratusan tahun. Satu botol harganya lebih dari 1 juta yuan, segelas saja puluhan ribu yuan. Kau habiskan puluhan ribu yuan hanya dengan beberapa teguk. Menurutmu apa yang harus kita lakukan? Haruskah kau jujur memberitahuku kebenaran?"
Kucing itu membelalakkan mata marah: "Kau menindas! Mana mungkin semahal itu! Ini produksi Kalender Kosmos 3414, paling mahal 100.000 yuan! Jangan kira aku buta huruf!"
Tang Long tertegun, melihat label botol minuman itu, lalu memandang harga anggur di tagihan. Setelah beberapa lama, ia menampar meja sambil berteriak marah: "Sialan! Jadi tempat ini ternyata kedai gelap? Pelayan! Kemarilah kau jelaskan!" Menyadari dirinya tertipu lagi, Tang Long begitu geram. Tak hanya ditipu ribuan yuan oleh gadis kaya, bahkan seekor kucing kecil pun menipunya untuk makan-minum gratis. Sekarang bahkan makan biasa pun kena tipu, apa Wu Lai Guo ini negara penipu? Dalam kemarahan tak terbendung, Tang Long telah menendang penyekat ruangan hingga rubuh. Kucing kecil itu panik berontak mencoba kabur, sayangnya Tang Long langsung menyemburkannya kembali ke dalam saku.
Mendengar teriakan Tang Long dan suara keributan akibat layar jatuh, beberapa pelayan dan seorang manajer bergegas datang. Manajer tersebut membungkuk hormat kepada Tang Long dan bertanya dengan sopan: "Tuan, jika ada ketidakpuasan, silakan sampaikan kepada saya. Tolong jangan mengganggu tamu lain." Melihat banyak tamu yang menatap tajam ke arahnya, Tang Long pun menurunkan suaranya: "Apa yang sebenarnya terjadi? Kalian berani menjual anggur tahun 3414 sebagai anggur berusia 100 tahun?" Sambil berkata demikian, ia menyerahkan botol minuman keras dan nota tagihan kepada manajer.
Sang manajer langsung mengeluarkan keringat dingin begitu melihat. Kedua jenis anggur ini memang mudah tertukar jika tidak diperiksa dengan teliti, tampaknya kesalahan terjadi pada petugas yang mengambil minuman. Dia segera meminta maaf berulang kali: "Sangat menyesal, sungguh permintaan maaf kami. Karena kemasannya mirip, staf kami keliru mengambil. Akan segera kami ganti. Sebagai permintaan maaf, biaya minuman Bapak kami bebaskan seluruhnya." Manajer ini sangat khawatir Tang Long akan berteriak-teriak karena hal ini bisa merusak reputasi restoran secara fatal. Untungnya Tang Long mengerti ini bukan kesengajaan restoran, sehingga tidak mempermasalahkan.
Melihat Tang Long tidak keberatan, sang manajer menghela napas lega sambil mundur perlahan. Dalam hatinya dia menggeretakkan gigit memutuskan akan menghukum berat petugas yang salah ambil minuman tadi. Baru beberapa langkah dia mundur, tiba-tiba terdengar teriakan gembira seorang perempuan dari kejauhan yang nyaris membuatnya menjatuhkan botol anggur tahun 3414 itu.
Awalnya Xing Ling tidak berminat memperhatikan keributan ini, namun setelah mendengar Nat berkata: "Bagaimana gaya Shangri-La bisa turun sampai begini, tamu yang kasar seperti ini juga diterima?" rasa penasarannya muncul. Saat dia mengangkat pandangan, dia langsung berdiri sambil berteriak: "Tang Long!"
Begitu mendengar ucapan Xing Ling, Nat langsung refleks alami merapikan penampilannya, baru kemudian bangkit dengan senyum lebar sambil menoleh ke arah Tang Long.
Mendengar namanya dipanggil, Tang Long menoleh dan melihat seorang gadis cantik berkacamata hitam sedang berlari ke arahnya. Awalnya dia tidak mengenali perempuan ini, tapi setelah melihat Nat yang tersenyum lebar, Tang Long terkaget-kaget: "Xing Ling?!"
Tang Long saat ini sangat terkejut. Bagaimana mungkin diva besar ini tahu namanya? Mereka belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana dia bisa mengenalinya meski Tang Long memakai kacamata hitam?
Saat Tang Long meneriakkan nama Xing Ling, semua tamu dan pelayan yang ada di tempat langsung memusatkan pandangan mereka pada Xing Ling yang sedang berlari ke arah Tang Long. Sementara itu, Natte mengernyitkan alisnya. Mengapa Tang Long berteriak menyebut nama kakaknya di depan umum? Apa dia tidak tahu bahwa orang-orang akan mengerubungi Xing Ling begitu mengetahui keberadaannya di sini? Meski begitu, Natte tetap bergegas mengikuti Xing Ling sambil tersenyum lebar menuju Tang Long.
Tepat ketika Xing Ling hampir memeluk Tang Long, BOM! Suara ledakan dahsyat mengguncang. Jendela kaca di samping Xing Ling tiba-tiba meledak. Dua tamu yang berada di dekatnya langsung menyambar, memeluk Xing Ling yang masih belum sadar dari efek ledakan, lalu menerjunkan diri keluar jendela. Teriakan panik pecah di seluruh ruangan. Tang Long tidak ikut berteriak. Dengan refleks kilat, dia langsung menerjang ke depan. Sayangnya, langkahnya terlambat sedetik.
Tang Long yang bersandar di tepi jendela melihat Xing Ling dan dua tamu tersebut tidak langsung jatuh ke daratan, melainkan masuk ke dalam sebuah pesawat antariksa berwarna hitam legam. Pesawat hitam itu langsung menyalakan mesin maksimal dan terbang menuju langit malam yang gelap gulita setelah menampung mereka.
Gerakannya terlambat beberapa detik, Nat yang juga menyaksikan Xing Ling dibawa pesawat itu bergumam dengan pandangan kosong: "Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin Xing Ling bisa dibawa pergi begitu saja?"
Tang Long menyambar Nat dan memukulnya beberapa kali tamparan dengan keras sambil berteriak: "Dasar bodoh! Xing Ling diculik, cepat beri tahu polisi!" Nat baru tersadar. Ia mengabaikan rasa sakit di wajahnya, langsung mengeluarkan ponsel dan berteriak-teriak. Para tamu lain pun mulai berbisik-bisik, namun dari raut wajah mereka jelas terlihat mereka hanya ingin menonton keributan dan tetap tinggal di situ.
"Pintu restoran dibanting keras hingga terbuka. Seorang gadis cantik disertai beberapa pria besar berlari masuk. Setelah memandang sekeliling, gadis itu langsung berteriak pada Natte: "Di mana nona?" Saat mereka menerobos masuk, kucing kecil dalam saku Tang Long yang sebelumnya gelisah tiba-tiba diam tanpa alasan."
Natte berseru bagai melihat penyelamat: "Cepat, Nona Wen Na! Nona Xingling diculik!"
"Apa?!" Wen Na segera menoleh ke beberapa pria besar di belakangnya. Para pria itu menutup satu telinga seolah mendengarkan sesuatu, lalu berkata cemas: "Tidak ada sinyal nona!"
"Bagaimana mungkin tidak ada sinyal? Sinyal nona bisa diterima bahkan di luar angkasa sekalipun!" teriak Wen Na tak percaya.
"Nona kalian dibawa ke pesawat antariksa hitam tanpa identifikasi. Mungkin pesawat itu memiliki fungsi isolasi sinyal," Tang Long menyela.
Wen Na menoleh ke arah Tang Long saat mendengar hal itu, dan langsung berteriak, "Tuan Tang Long!"
Tang Long mengerutkan alis dan berkata, "Kau juga mengenalku? Ini bukan saatnya untuk basa-basi, lebih baik segera beri tahu polisi antariksa untuk mencegat pesawat antariksa itu!"
Wen Na juga menyadari ini bukan saatnya membahas hal-hal seperti itu, segera berkata pada Nat, "Tuan Nat, sekarang saatnya tunjukkan kemampuanmu! Jika ada sesuatu yang terjadi pada Nona, saya pasti tidak akan membiarkanmu pergi!"
Nat tahu Wen Na sedang menyindirnya karena tidak membawa pengawal. Tapi semua pengawalnya sedang dikerahkan untuk mengejar Tang Long yang menyebalkan itu. Saat memikirkan ini, dia melirik Tang Long dengan penuh kebencian. Dari sikap Tang Long yang tidak terlihat panik, dan cara bicaranya yang sepenuhnya mengambil posisi sebagai orang luar tadi, Nat yakin Tang Long sama sekali bukan adik Xing Ling. Meski begitu, untuk sementara dia mengesampingkan kebenciannya pada Tang Long. Sekarang benar-benar saatnya mengandalkan kemampuannya sendiri, atau lebih tepatnya identitasnya sebagai putra seorang presiden.
"Tuan Tang Long, bersediakah Anda membantu kami menyelamatkan Nona Xing Ling?" Wen Na bertanya pada Tang Long yang berdiri di sampingnya.
“Apa yang bisa aku bantu?” Tang Long melihat Nat yang baru saja menelepon segera dikerubungi banyak polisi darat dan patroli luar angkasa. Beberapa pria besar di belakang Wen Na juga memberi kesan sangat tangguh. Melihat semua ini, Tang Long merasa dirinya tidak bisa membantu.
Wen Na yang memperhatikan ekspresi tenang Tang Long mendekat dan berbisik keras: "Nona Xingling adalah kakak komputer milikmu!"
"Kakak komputer?" Tang Long bingung. Bukankah kakak komputer sudah berubah menjadi robot yang membantu mengelola urusan di Planet Zhongzhou? Kapan berubah menjadi Xingling? Bukankah Xingling manusia? Bagaimana dia menjadi kakak komputer?
Melihat Tang Long tidak percaya, Wen Na hampir meledak marah. Dia menggeretakkan gigi: "Kamp Pelatihan Resimen 23! 5 pelatih robot! Prajurit Tang Long!"
