Setelah mengenakan baju zirah dan menggenggam senjata, Tang Long bertanya kepada Tang Xing: "Sis, apakah kita akan berlabuh di pelabuhan antariksa? Biaya masuknya mahal sekali."
Tang Xing tersenyum dan berkata: "Mengapa harus berlabuh di pelabuhan antariksa? Aku tidak punya uang sebanyak itu." Kemudian memberi perintah: "Terbang langsung di atas Hotel Saudara dan lakukan penerjunan udara!"
Setelah mendengar perintah Tang Xing, pengeras suara komputer segera mengumumkan "Mematuhi perintah!" Sementara pesawat antariksa dengan seenaknya mengabaikan komunikasi bersandar dari pelabuhan antariksa, langsung memasuki langit kota.
Wen Na dan para pengawal saling memandang saat melihat Tang Xing yang karakternya sama sekali berbeda dengan Xing Ling meski berasal dari program yang sama. Pepatah mengatakan satu jenis beras bisa menghasilkan seratus jenis manusia, tapi tak disangka satu program pun bisa menciptakan dua kesadaran diri yang sama sekali berbeda.
Pria paruh baya yang merupakan Ketua persaudaraan yang sedang hendak naik pesawat antariksa di pelabuhan antariksa tiba-tiba menyadari kekacauan di sekitar. Dengan penasaran, dia menyuruh anak buahnya mencari informasi. Tak lama kemudian, anak buah itu kembali sambil memberi isyarat untuk melapor saat mereka berjalan menuju pesawat.
Anak buah itu berkata: "Bos, katanya ada sebuah pesawat antariksa raksasa yang tidak masuk ke pelabuhan antariksa, malah terbang langsung ke zona perkotaan."
"Hah? Masalah teknis pesawat? Tidak mungkin kan? Peluangnya hampir satu dalam ratusan juta. Sudah, tidak usah dipedulikan. Ayo kita berangkat." Pria paruh baya itu berpikir sejenak, merasa ini tidak terkait dengan urusannya. Apalagi Xing Ling disembunyikan di Basis Rahasia yang bahkan jika pesawat jatuh dan meledak langsung di atasnya pun tak masalah. Dengan tenang dia pun naik ke pesawat.
Meskipun pelabuhan antariksa dalam keadaan kacau, pesawat antariksa yang ditumpangi pria paruh baya ini segera terbang meninggalkan pelabuhan. Saat melayang di udara, pria paruh baya itu melihat melalui jendela pesawat antariksa yang tidak masuk ke pelabuhan. Begitu melihatnya, pria itu langsung membeku - itu benar-benar pesawat antariksa raksasa. Pesawat yang ia tumpangi sendiri sudah dianggap besar, namun jika dibandingkan dengan yang itu, perbedaannya bagai apel dan semangka. Entah mengapa, di tengah kekagumannya, pria itu merasakan firasat bahwa pesawat antariksa ini akan membawa nasib buruk baginya. Memikirkan hal ini, ia tersenyum mengejek diri sendiri. Tampaknya dirinya terlalu banyak berpikir, perlu istirahat yang cukup.
Departemen pemerintah di Zona S setelah menerima kabar bahwa ada kapal antariksa yang kehilangan kendali memasuki wilayah perkotaan, segera mengerahkan mobil pemadam kebakaran sekaligus memerintahkan semua geng besar untuk membentuk pasukan patroli gabungan guna menjaga ketertiban. Namun ketika pihak berwenang menyadari kapal raksasa tersebut bukan kehilangan kendali melainkan sengaja menuju pusat kota, mereka panik sambil melapor ke Ibu Kota sekaligus memerintahkan organisasi mafia untuk mengerahkan pasukan anti-teror. Terutama ketika sinyal komunikasi terputus, seluruh kekuatan bawah tanah dikerahkan tanpa sisa. Dalam sekejap, Zona S bergolak.
Kelompok lain di Zona S hanya bersemangat mengerahkan personel, mengingat sudah lama tidak ada kesempatan operasi besar-besaran. Tapi anggota Persaudaraan, khususnya yang berada di Hotel Saudara, sama sekali tidak gembira karena kapal kolosal itu menggantung tepat di atas atap gedung mereka.
Beberapa anggota yang lebih emosional, atau mungkin kurang pikiran. Melihat pesawat itu berani berhenti di atas kepala mereka untuk pamer, mereka marah dan mengeluarkan meriam laser, mengarahkan senjata untuk menembak jatuh. Tentu saja, orang-orang seperti ini langsung dihajar habis-habisan oleh sang Kakak, dan semua orang memaki mereka sebagai bego - karena kalau pesawat jatuh, semua pasti hancur total!
Dengan cepat, mafia yang memiliki pesawat tempur mengerahkan seluruh pasukan pesawat tempur mereka. Sambil pamer kekuatan militer, mereka mengirim perintah agar pesawat itu pergi. Tapi segera mereka panik menemukan bahwa pesawat itu tiba-tiba menembakkan ribuan sinar laser, mengubah pesawat-pesawat yang mengelilinginya menjadi uap atau bebek panggang. Sekarang semua kalang kabut - awalnya dikira cuma kapal sipil yang agak besar, ternyata ini kapal raksasa kelas berat!
Mafia segera melapor ke pemerintah. Biasanya mereka tidak menganggap pemerintah, tapi kali ini sangat berharap pemerintah segera kirim pasukan penyelamat. Sayangnya pemerintah Planet Surga hanya bisa pasrah memberi tahu bahwa semua sinyal tidak bisa dikirim keluar planet. Planet Surga telah menjadi pulau terisolasi, dan di pulau ini ada harimau besar yang kuat!
Saat mafia bergetar ketakutan dan hendak kabur seperti para tamu, kapal raksasa itu tiba-tiba membuka mulut dan memuntahkan ribuan benda merah. Ketika benda-benda ini perlahan turun, barulah mereka sadar ini adalah prajurit wanita berbaju zirah ketat merah.
Jika di hari biasa, mafia pasti akan bersiul dan mengucapkan kata-kata mesum melihat perempuan dengan tubuh seksi. Tapi sekarang semua diam membeku, karena para prajurit wanita ini memegang senjata di tangan mereka.
Tang Long menatap mulut kapal perang yang telah menutup kembali, mengangguk sambil berkata: "Rupanya fungsi penyerapan itu digunakan seperti ini. Aku bilang game ‘Perang’ tidak mungkin merancang kemampuan sampah. Berarti kapal perang Paus Putih ini benar-benar kapal perang multifungsi dengan kemampuan tempur menyeluruh."
"Merenung apalagi? Ayo rekrut orang!" Tang Xing kesal menendang kaki Tang Long.
"Oh, langsung pergi." Tang Long berjalan menuju mafia dengan diikuti dua "ekor" cantik berwarna merah. Begitu melihat kombinasi biru dan dua merah ini, para mafia langsung menatap tajam Tang Long dengan tegang. Di tengah dominasi warna merah, warna biru sangat langka sehingga mereka mengira Tang Long adalah pemimpin.
"Siapa anggota Persaudaraan?" tanya Tang Long.
Menatap wajah logam tanpa ekspresi itu, seorang anggota yang mirip pemimpin gemetar. Namun setelah melihat sekeliling saudaranya, ia berlagak acuh dan maju sambil membentak: "Aku Persaudaraan! Kalian mau apa di sini?"
“Lepaskan Xing Ling!” seru Tang Long.
“Xing Ling? Aku tidak tahu apa yang kau maksud.” Pemimpin ini menggelengkan kepala. Meski sudah tahu bahwa gengnya akhirnya menculik orang yang luar biasa, dia benar-benar tidak mengetahui hal Xing Ling.
Namun baru saja pemimpin itu selesai bicara, suara laki-laki tiba-tiba berteriak: “Dia berbohong! Mereka berencana menjual Xing Ling dengan harga ratusan juta triliun!” Disusul suara perempuan: “Benar! Xing Ling ada di tangan mereka!” Orang-orang menoleh ke arah sumber suara - yang berbicara adalah seorang pria tampan pirang dan gadis pirang.
Mereka adalah pangeran dan putri dari kerajaan tak dikenal yang meminta Persaudaraan menculik Xing Ling, bahkan berebut menjadi yang pertama menikmati Xing Ling. Alasan mereka membongkar Persaudaraan bukan karena niat baik, melainkan karena mereka sendiri bahkan belum sempat melihat sehelai bulu Xing Ling sebelum tiba-tiba diberitahu bahwa Xing Ling telah dibeli pihak lain dengan harga yang tak bisa mereka terima. Dengan kemarahan yang tertahan, tentu saja mereka ingin membongkar kebohongan Persaudaraan.
Tentu saja, awalnya mereka tidak ingin melakukan hal ini. Bagaimanapun juga, persaudaraan adalah organisasi mafia yang besar. Menyinggung mereka bisa membuat kita mengalami kecelakaan/masalah kapan saja. Namun setelah melihat prajurit wanita berbaju zirah merah muncul, mereka segera mengubah pikiran. Mereka mengira prajurit wanita berbaju zirah merah ini adalah pasukan pengawal pribadi orang penting tertentu - sosok yang tak ada satu pun di seluruh alam semesta yang berani menantang. Awalnya mereka takut salah mengenali, tapi melihat para pejabat dan orang terhormat di sekitarnya bergetar ketakutan dan mulai diam-diam melarikan diri, membuat mereka yakin akan identitasnya. Dengan resiko menyinggung persaudaraan, mereka akhirnya berdiri tegak.
Pemimpin itu melototi kedua orang tersebut dengan marah, lalu tiba-tiba mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke Tang Long sambil berteriak: "Kalian semua siapkan senjata, serang sialan ini!" Saat jarinya hendak menarik pelatuk, kilatan cahaya menyambar. Kepalanya langsung meledak berantakan. Ini adalah aksi serentak dari dua "ekor cantik" yang berdiri di samping Tang Long.
Perkataan dan nasib pemimpin itu membuat para anggota geng ini berkobar semangatnya, mendorong mereka segera mengeluarkan senjata untuk menyerang. Tang Xing sudah lama menunggu momen ini, dia selalu yakin hanya dengan membuat lawan ketakutan baru bisa berunding. Dengan satu gerakan tangan, prajurit wanita berbaju zirah merah segera mengangkat senjata mereka serempak dengan suara gesekan, lalu menyemburkan ribuan sinar laser putih yang berdesing-desing.
Para tamu yang belum sempat kabur segera merangkak dan terguling-guling masuk ke hotel, sementara sang pangeran dan putri bersembunyi di tempat aman sambil diam-diam mengamati situasi sekitar. Keberanian mereka ini muncul karena kebetulan memperoleh informasi lokasi persembunyian Xing Ling milik persaudaraan, berencana menjual informasi ini sebagai budi baik kepada orang penting tersebut.
Para anggota geng di luar tidak memiliki kesempatan santai seperti keduanya untuk menonton pertempuran. Hampir seketika, separuh lebih saudara mereka tersapu habis oleh prajurit wanita ini. Sisanya ada yang pura-pura mati tergeletak di tanah, ada yang bersembunyi di sudut sementara yang aman untuk melakukan serangan balik. Sementara para pemimpin berpengaruh sambil berteriak minta bantuan, sambil mencari tempat perlindungan yang aman.
Anggota Persaudaraan di daerah lain yang mendapat intelijen serangan segera membuka gudang persenjataan. Mereka mengerahkan semua kendaraan tempur, Tank, dan Pesawat Tempur yang biasanya tidak digunakan. Sedangkan geng-geng lain, karena aset udara mereka hancur dan berdasarkan prinsip "bibir hancur gigi pun kedinginan", juga mengerahkan pasukan geng mereka sendiri.
Geng besar di Zona S ini, masing-masing memiliki anggota ratusan ribu orang, dengan pasukan minimal 100 ribu personel. Ketika seluruhnya bergerak menuju Hotel Saudara tersebut, pemandangannya sungguh megah - hampir setiap jalan dipadati prajurit bersenjata dan kendaraan tempur yang melayang setinggi satu meter, sementara langit dipenuhi pesawat tempur yang rapat. Pejabat pemerintah Planet Surga yang menyaksikan ini menghela nafas lega: "Dengan jumlah sebanyak ini, meski pakai pistol pun harusnya bisa menjatuhkan pesawat antariksa itu kan?"
Kucing kecil yang tersisa sendirian di kapal perang itu berjongkok di panel kontrol, menatap penuh konsentrasi pada keributan di bawah. Namun ia segera mendeteksi bala bantuan mafia. Kucing itu mengusap kumisnya dengan cakar, memandang sekeliling kapal kosong, lalu menyandar kepala sambil mengedipkan mata dengan senyum licik.
Tang Xing yang sedang gencar menyerang mafia tiba-tiba merasakan sesuatu dan menengadah ke atas. Melihat ke atas, dia terkejut berteriak: "Kapal perangnya mana? Ke mana kapal perang itu? Kenapa aku kehilangan kendali atasnya?" Tang Long yang berada di samping Tang Xing berpikir sejenak lalu berkata: "Mungkin dibawa main oleh kucing itu."
"Kucing itu? Kucing apa?" Tang Xing memandang Tang Long dengan heran, jangan-jangan adiknya ini sedang demam? Masak kucing bisa mengemudikan kapal perang?
"Oh, di Ibu Kota Wu Lai aku menemukan kucing hitam kecil yang bisa bicara bahasa manusia, kabur dari sebuah institut riset. Dia sangat hebat, kabar penculikan Xing Ling oleh persaudaraan juga dia yang temukan lewat akses internet." Tang Long menjelaskan sambil terus menarik pelatuk senjatanya. Dia merasa tidak perlu menyembunyikan hal ini dari Tang Xing.
“Bisa bicara bahasa manusia? Bisa akses internet? Sekarang bahkan bisa mengemudikan kapal perang? Kau tahu selain robot seperti kami yang cuma butuh satu unit untuk menguasai kapal perang, berapa banyak manusia yang diperlukan untuk mengontrol kapal perang itu?” Tang Xing berkata dengan nada tidak percaya.
“Ah, Sis, kalau tidak percaya coba hubungi kapal perang itu. Sinkronkan komunikasi helmku dengan milikmu,” Tang Long menyeringai.
“Baik! Kalau kau bohong, pantatmu bakal kuhajar!” Tang Xing segera menyinkronkan helmnya dengan Tang Long dan langsung menyambungkan komunikasi ke kapal perang.
“Hei, Kucing kecil, ke mana kau bawa kapal perang main-main?” Tang Long membuka percakapan.
Tang Xing mendengar suara androgini menjawab, “Hehe, aku sedang pakai meriam besar kapal perang untuk tembak nyamuk. Di sini ramai sekali orang, semua mengarahkan senjata ke arahku.”
Tang Xing segera berteriak, “Kucing sialan! Berani-berainya kau pakai kapal perangku main tanpa izin! Nanti lihat bagaimana aku menghukummu!”
Kucing Kecil yang sedang mengemudikan kapal perang untuk mengintimidasi bala bantuan mafia itu, langsung gemetar mendengar suara itu. Namun setelah memiringkan kepala sejenak, ia segera mengaktifkan video dan mengirimkan rekamannya ke helm Tang Long dan Tang Xing.
Tang Xing hanya melihat seekor kucing berbulu hitam legam yang kecil, dengan mata besar yang memandangku dengan tatapan memelas: "Kakak, aku cuma penasaran pinjam sebentar, jangan marah ya?" sambil mengedipkan mata.
Tang Xing langsung meraih Tang Long sambil berteriak dengan mata berbinar-binar: "Ya ampun, imutnya! Adik, berikan kucing ini pada kakak! Aku mau banget punya kucing lucu ini, duh, pengen gigit-gigit nih!" Tang Long yang hampir tercekik mengangguk terengah-engah: "Ambil saja, lepaskan aku!" Mendengar ini, Kucing Kecil langsung terjatuh sambil bergumam dalam hati: "Hancur total aku."
Dan pasukan mafia di darat yang diperkosa oleh kucing kecil juga merasa sial. Mereka tak menyangka tiba-tiba mendapat serangan diam-diam yang dahsyat saat berjalan, terpana cukup lama baru ketahuan yang menyerang mereka ternyata sebuah kapal raksasa. Kapal raksasa ini benar-benar meremehkan mereka, sampai-sampai melakukan serangan dari ketinggian cuma puluhan meter di atas tanah.
Yang lebih membuat kesal, kapal ini sering tiba-tiba terbang menjauh lalu kembali melakukan manuver gesek tanah. Angin kencangnya saja sudah bisa membuat orang terhempaskan. Pesawat tempur di langit dan tembakan meriam di darat bukan tidak menyerangnya, sayangnya kapal ini kadang diam saja menerima tembakan sampai musuh lelah, lalu membalas dengan bom yang menghancurkan semuanya. Atau menggerakkan tubuh besar nan lincah untuk mengecoh pesawat tempur, memaksa pilot-pilot pesawat tempur itu hanya bisa menekan tombol pelontar kursi penyelamat.
Bajingan ini melakukan penerbangan geser tanah lagi. Pasukan mafia mengutuk sambil meludah, sambil berpegangan erat pada benda tetap di sekitar mereka. Banyak rekan yang tidak memperhatikan hal ini tadi, sekarang entah sudah tertiup ke mana. Tapi pasukan mafia segera menyadari bahwa kali ini kapal perang itu sepertinya tidak melakukan gerakan terbang, melainkan jatuh tegak lurus ke bawah. Orang yang merasakan ini spontan berteriak "Ya ampun!", segera mengangkangi kaki dan berlari sekencang-kencangnya.
Braak! Kapal perang raksasa itu tersangkut di antara beberapa gedung. Anggota pasukan mafia di bawah kapal yang tak sempat kabur, berkeringat dingin sambil bersyukur pada Dewa Langit-Bumi karena lolos dari maut. Kucing kecil di dalam kapal terlempar beberapa kali. Setelah melihat sekeliling, wajahnya langsung memelas: "Sial, tergores! Apa kakak itu benar-benar akan menggigitku dua kali? Hmm, tak bisa main lagi. Harus segera menyelesaikan mereka!" Begitu dikendalikan, kapal itu langsung melancarkan serangan dahsyat. Pasukan mafia yang sudah tak berminat bertempur, melihat kapal raksasa itu marah, langsung berhamburan melarikan diri. Pasukan bantuan pun akhirnya Bubar!
Kucing kecil sedang mempersiapkan sentuhan akhir untuk menyelesaikan pekerjaan, sementara Tang Long dan pasukannya telah membunuh semua anggota mafia Persaudaraan di sini. Meski anggota Persaudaraan berjumlah puluhan ribu, namun di bawah serangan 5.000 robot gadis cantik yang tahan peluru dan dilengkapi senjata canggih, bertahan selama ini sudah membuktikan kemampuan mereka.
Wen Na yang sedang gugup membawa beberapa pengawal menangkap orang untuk menanyakan keberadaan Xing Ling, tiba-tiba melihat sang pangeran dan putri datang menghampiri Tang Long dengan tangan terangkat. Dari pertempuran tadi mereka memperhatikan, meski ada beberapa orang berbaju zirah biru, hanya pria inilah yang dilindungi prajurit wanita. Mereka menyadari warna zirah hanya membedakan gender, bukan status. Lihatlah 4 orang berbaju zirah biru itu yang sedang menangkap orang atas perintah seorang prajurit wanita?
Sang pangeran berkata hati-hati kepada Tang Long, "Yang Mulia..." Belum sempat menyelesaikan kalimat, terdengar suara bingung Tang Long: "Yang Mulia?" Tang Long merasa heran mengapa orang ini menyapanya dengan gelar tersebut. Namun di telinga sang pangeran, suara itu terdengar seperti dengusan dingin yang menegur kesalahan penyebutan gelar.
Di antara pasukan pengawal orang penting itu, hanya ada satu orang yang bahkan tidak pantas disebut "Yang Mulia". Pangeran dan putri saling bertukar pandang, mata mereka memancarkan ketakutan. Seketika mereka bersujud seraya berkata: "Hamba menghadap Yang Mulia!"
Tang Long semakin bingung mendengar panggilan ini. "Kalian ada keperluan apa?" tanyanya sambil membantu mereka berdiri. Ia benar-benar tidak mengenal kedua orang ini, mengapa tiba-tiba bersujud?
"Ucapan ini sebenarnya cukup netral, namun dengan helm masker dingin Tang Long, terasa sangat berwibawa." Pangeran dan putri yang masih larut dalam perasaan terhormat diangkat langsung oleh orang penting, serta berencana pamer setelah kembali, semakin merasakan kesan ini. Mereka langsung berkata dengan gugup: "Yang Mulia, hamba mengetahui tempat persembunyian Nona Xingling oleh persaudaraan."
"Oh, bagus sekali! Segera antar kami!" seru Tang Long gembira.
Pangeran dan putri segera menunduk ketakutan: "Mohon maaf Yang Mulia, kami hanya tahu alamatnya tapi tidak tahu jalannya. Kami ini pendatang." Mereka menyesal tidak memeriksa lokasi sebelumnya. Sekarang mereka hanya bisa berharap jangan sampai kemarahan sang penguasa tak terduga ini berujung pada hukuman mati karena kesalahan kecil. Nyawa mereka terasa menggantung di ujung tanduk. Mimpi awal untuk mendapatkan simpati telah pupus - bertahan hidup saja sudah cukup.
Tang Long meski sempat terkejut sejenak, tetap tidak mempermasalahkan dan berkata: "Baik, cepat sebutkan alamatnya." Sang pangeran dan putri langsung menyebutkan sebuah alamat dengan cepat lalu memohon diri. Setelah Tang Long mengizinkan mereka pergi, mereka segera bergegas meninggalkan tempat. Setelah berjalan cukup jauh tanpa insiden, barulah mereka menghela napas lega dan limbung terjatuh di tanah.
"Hah, sangat menakutkan. Meski tahu dia sosok yang menyeramkan, tapi tak menyangka bisa sebegitu menakutkannya. Saat berada di dekatnya, bahkan bernapas pun terasa sulit," ujar sang pangeran dengan kagum.
"Benar, sampai sekarang kakiku masih lemas. Ayahanda kita sama sekali tidak memiliki aura seperti itu!" sang putri juga berkomentar takjub.
"Orang yang cuma menjaga beberapa planet kecil mana mungkin memiliki aura semacam itu," sang pangeran mencibir. Namun segera dia tersenyum: "Kita bisa pamer habis-habisan saat pulang. Mereka yang belum pernah keluar dari Galaksi Tanpa Kekacauan pasti akan ternganga tak percaya!"
“Baik, ayo kita cepat pergi. Jika Xing Ling tidak ada di tempat itu, dia pasti akan menimpakan kemarahannya pada kita.” Putri berkata dengan khawatir. Mendengar ini, pangeran langsung menggigil dan menarik tangan sang putri untuk lari.
Tang Long yang mendapat alamat itu menggaruk kepala dengan bingung, karena dia juga tidak tahu cara menuju lokasi tersebut. Wen Na ingin menangkap beberapa antek untuk bertanya arah, sayangnya di sekitar hanya ada mayat dan tamu-tamu yang juga tidak mengenal jalan. Akhirnya Tang Xing menemukan solusi dengan langsung menyusup ke komputer pemerintah kota Zona S untuk mendapatkan rambu jalan sesuai alamat tersebut.
Awalnya Wen Na mengusulkan untuk lari ke sana, tapi ditolak Tang Xing. Karena jaraknya terlalu jauh, dan gerakan banyak orang berlari pasti akan memperingatkan penjaga. Lebih baik naik kapal perang. Wen Na yang panik hanya bisa berdoa dengan tenang agar para penjaga belum mendapat kabar, sehingga tidak membawa pergi atau menindas Xing Ling.
Tang Xing segera merebut kembali kendali kapal perang dari kucing kecil itu. Dengan menggunakan fungsi penyerapan kapal, semua orang langsung ditarik kembali ke dalam kapal. Begitu kembali ke kapal, Tang Xing langsung menyisir seluruh kapal untuk mencari si kucing itu. Sayangnya kucing itu bersembunyi rapat-rapat, mati-matian menolak keluar untuk dipeluk oleh Tang Xing. Tanpa pilihan, Tang Xing pun sementara mengurungkan niatnya.
Kapal perang segera tiba di langit lokasi yang tertera di alamat. Wen Na yang panik melihat hamparan pegunungan sepi ini berkata cemas: "Ini cuma lahan kosong, mana ada pangkalan? Jangan-jangan dua orang itu membohongi kita?"
Tang Xing menepuk bahu Wen Na sambil tersenyum: "Santai saja. Namanya juga pangkalan, pasti berada di bawah tanah. Soal apakah dua orang itu bohong atau tidak, kita tunggu hasil pemindaian dulu." Sambil berkata demikian, Tang Xing melambaikan tangan. Di layar langsung terlihat struktur rongga bawah tanah daerah ini, memperlihatkan sebuah pangkalan kecil yang jelas-jelas bersembunyi di bawah permukaan.
“Hmm, ada lebih dari empat puluh orang. Eh? Kenapa orang ini berkumpul di sudut?” Tang Long menunjuk rekaman personel internal pangkalan yang terdeteksi energi panas di layar.
“Mungkin dia Nona!” seru Wen Na dengan gusar. Pengawal di belakangnya menggelengkan kepala: “Tidak mungkin kan? Kalau dia benar sang Nona, kenapa detektor energi panas bisa mendeteksi tapi pelacak kami tidak merespon?”
“Dasar bodoh! Apa kalian tidak tahu setelah menculik harus membersihkan semua barang di tubuh sandera? Sekarang sinyal di kakakku sudah dibersihkan, mana mungkin ada sinyal? Jangan banyak bicara, hisap langsung tempat itu!” Tang Xing menekan sebuah tombol.
Tang Long mengangguk setuju. Selama keamanan sandera terjamin, beberapa bajingan di bawah bisa diurus pelan-pelan. Berbeda dengan kegusaran Wen Na yang ingin segera menyelamatkan Xing Ling, ia justru terlibat dalam operasi ini layaknya orang luar. Meski Tang Xing telah membuktikan bahwa Xing Ling adalah kakak komputer yang dulu menemani dirinya, dalam hati Tang Long, sosok "kakak komputer" selama ini tetaplah Tang Xing yang selalu mendampinginya. Mungkin inilah yang disebut perbedaan durasi waktu. Bagi Tang Long, Xing Ling hanyalah seorang diva besar nan cantik dengan suara merdu yang terasa begitu jauh dan tak terjangkau.
Tak lama kemudian layar menampilkan area tersebut beserta seseorang yang telah terhisap oleh kapal perang. Tang Xing menarik tangan Tang Long menuju zona tengah haluan kapal. Di belakang mereka, dua robot gadis cantik tanpa ekspresi mengikuti dengan patuh. Sedangkan yang berlari paling depan tentu saja Wen beserta 4 robot pengawalnya.
Semua orang berlari ke ruangan besar itu dan melihat di tengah tumpukan tanah, ada seorang wanita cantik dengan tangan telanjang yang erat memegang seprai putih pucat yang membungkus tubuhnya. Ekspresi wajahnya yang indah tampak khawatir sambil memandang panik ke arah orang-orang yang mendekat. Namun pandangannya segera berubah menjadi kejutan. Dia langsung berdiri, tak peduli seprainya jatuh menampakkan seluruh cahaya musim semi di tubuhnya, malah berteriak gembira: "Tang Long!" Lalu membuka lengannya dan memeluk erat Tang Long yang masih memakai kacamata hitam.
Ekspresi semua orang di tempat itu bermacam-macam. Tang Long yang wajahnya memerah merah menundukkan tangannya, bingung harus berkata apa. Bagaimanapun, dia sangat asing dengan Xing Ling. Seorang gadis cantik asing yang telanjang memeluknya, tentu saja membuatnya canggung. Meski sangat ingin mendorongnya, tapi melihatnya menangis tersedu-sedu karena emosi, bagaimana mungkin dia bisa melepaskan diri? Hanya bisa pasrah tetap dalam posisi seperti ini.
Wen Na awalnya mengira Xing Ling akan memeluknya, tapi ternyata dia justru memeluk Tang Long. Meski ada rasa kepahitan di hati, namun karena yang dipeluk Xing Ling adalah Tang Long, rasa itu pun sedikit mereda. Bagaimanapun, Tang Long adalah orang yang disukainya. Para pengawal tentu tidak menatap tubuh telanjang Xing Ling, mereka dengan patut meneliti komposisi tanah yang dihisap tadi.
Kucing kecil yang mengintip di sudut sambil mata berbinar-binar mengamati Xing Ling, menirukan pose manusia dengan melipat tangan di dada sambil bergumam pelan: "Hmm, ternyata dia juga berevolusi dari komputer. Apa tubuhnya ini diproduksi secara genetik? Nanti harus minta tips darinya. Tapi emosi senior ini terlalu berkembang ya? Masih urusan kecil saja sudah memproduksi air mata? Hmm, agak tidak mengerti."
Dan Tang Xing yang awalnya melihat ekspresi panik di wajah Xing Ling, hampir tidak percaya bahwa wanita lemah ini adalah kakak yang selama ini menjadi target dan panutannya. Mengapa kakak yang begitu kuat kemampuannya bisa berubah menjadi begitu rapuh? Apakah ini untuk evolusi lebih lanjut? Atau karena kemampuannya yang menurun? Namun kesadaran diri kakak ini sangat kuat, berkali-kali lipat dari milikku. Sepertinya kelemahan ini memang bagian dari proses evolusi. Haruskah aku menjadi seperti ini? Tidak bisa! Bisnis Tang Long masih butuh bantuanku. Pada saat seperti ini, kelemahan sama sekali tidak kubutuhkan.
Tang Xing awalnya masih merenungkan apa yang harus dikatakan saat berpelukan dengan kakaknya, namun ketika melihat Xing Ling memeluk Tang Long, terutama dengan tubuh telanjang yang erat merangkul Tang Long, dia menyadari programnya mulai kacau. Kecepatan operasinya meningkat, dan sebuah rasa asam mulai disimulasikan oleh program. Tang Xing merasa sedikit takut dengan perasaan ini dan mulai mencari solusi. Ketika program memberikan saran untuk memisahkan mereka berdua, demi mencegah keruntuhan sistem, Tang Xing segera mulai melaksanakannya.
Tang Xing maju ke depan dan menarik telinga Tang Long dengan keras. Tang Long menjerit kesakitan sambil memegangi telinganya, sementara Xing Ling melepaskan pelukannya dan menoleh setelah mendengar teriakan itu. Melihat mereka terpisah, Tang Xing segera menyambar kesempatan untuk memeluk Xing Ling sambil berseru, "Kakak!" Saat memeluk Xing Ling, hatinya langsung berkomentar, "Kulit kakak halus dan lembut sekali. Hmm, bagaimana cara merawat kulitnya ya? Aku harus cari kesempatan bertanya. Pasti kulit biokimiaku juga bisa dirawat seperti ini."
Xing Ling yang masih menyisakan bekas air mata di sudut matanya tertegun mendengar panggilan "kakak". Ia berusaha menjauhkan tubuh sambil memandang gadis cantik yang memanggilnya kakak. Saat melihat kemiripan wajah Tang Xing dengan Tang Long, tanpa sadar ia bertanya, "Kau kakaknya Tang Long?"
Tang Xing tertegun, berkata dengan curiga: "Kakak, jangan-jangan kemampuanmu membedakan manusia dan robot sudah menurun? Aku ini robot asli, lho."
"Kau robot?" Xing Ling kembali mengamati Tang Xing dengan seksama, baru kemudian berkata dengan nada menyesal: "Maaf, tadi aku tidak memperhatikan. Ngomong-ngomong, kenapa kau memanggilku kakak?"
"Ah, Kakak jangan terlalu formal. Ayo, kita ke ruang komando dulu." Tang Xing sebenarnya ingin melepaskan pelukannya pada Xing Ling, tapi tiba-tiba menyadari kehadiran Tang Long dan kawan-kawan. Dengan nada keras ia menghardik: "Tang Long dan robot-robot ganteng itu, pergilah cepat dari sini! Urusan pria tidak diperlukan di tempat ini!"
Tang Long dan beberapa pengawal yang disebut namanya segera kabur dengan malu. Tentu saja, dua 'ekor' di belakang Tang Long juga mengikuti. Perintah yang mereka terima adalah menemani Tang Long kapanpun dan dimanapun. Melihat adegan ini, Xing Ling hanya bisa menatap robot yang memanggilnya kakak dengan bingung. Dia belum pernah melihat robot yang bicara begitu kasar.
"Ah, Kakak, berapa ukuran tiga bagian tubuhmu? Jangan malu-malu, aku hanya ingin menyuruh orang cari baju yang pas. Lagipula, tidak masalah memberi tahuku, kan? Kita saudari kandung." Tang Xing mengucapkan sambil matanya mengamati lekuk tubuh Xing Ling dari atas ke bawah, kiri ke kanan, depan belakang, dengan senyum nakal. Saat ini, kesan yang ditangkap dari Tang Xing persis seperti seorang playboy wanita.
Dibuat wajah memerah oleh tatapannya, Xing Ling dengan tangan-tangan tidak tahu harus menutupi bagian mana. Baru setelah Wen Na menyampirkan seprai itu di tubuh Xing Ling, dia bisa kembali tenang. Tentu saja, Xing Ling tidak lupa menunjukkan senyuman penuh rasa terima kasih kepada Wen Na. Hanya dengan satu senyuman itu, wajah Wen Na seketika kembali berkilau seperti sedia kala.
Xing Ling yang mengikuti Tang Xing naik ke atas terus memandang punggung Tang Xing, berulang kali ingin berbicara namun menahan diri. Setelah bolak-balik seperti ini beberapa kali, saat akhirnya memasuki ruang komando, dengan kepala tertunduk dia akhirnya mengumpulkan keberanian untuk bertanya. Tapi tiba-tiba dia merasakan aura yang menakutkan di udara, ketika menengok ke atas nyaris terpekik kaget. Ternyata Tang Long sedang mengepal bibir menghadap ke arah mereka, aura mengintimidasi itu jelas berasal dari tubuhnya.
Meskipun Tang Long mengenakan kacamata hitam, lensa gelap pekat yang dipadukan dengan bibirnya yang terkunci kaku justru memperkuat aura dinginnya. Perubahan apa yang dialami Tang Long selama ketidakhadirannya ini? Apa yang mengubah bocah laki-laki yang dulu ceria dan menggemaskan menjadi sosok dewasa berwibawa penuh kesan angker? Xing Ling menatap Tang Long dengan tatapan terpana. Meski sangat ingin menanyakan apa yang terjadi, entah mengapa dia sadar bahwa dirinya saat ini belum memiliki syarat untuk menjadi yang pertama bertanya.
"Apa yang terjadi?" tanya Tang Xing. Mendengar pertanyaan itu, hati Xing Ling berdesir. Rupanya robot yang menyapanya sebagai kakak ini sangat memahami situasi mana yang bisa dijadikan candaan dan mana yang harus disikapi serius. Lihatlah, nada bicaranya kini berubah sangat lembut bukan?
Hampir sambil menggeretakkan gigi, Tang Long menjawab: "Seluruh planet di Wilayah Galaksi Zhongzhou menjadi korban serangan teror!"
