“Ada apa yang terjadi?” Tang Long yang kembali ke Tang segera bertanya pada Ling Li. Melihat Yuna, Xing Ling, dan yang lain semua sudah datang, dia tahu ini adalah hal besar. Karena itu, Tang Long lupa memberitahu tentang pasukan Xing Ling kepada Xing Ling.
“Junjungan, Kaisar Tiele dari Wilayah Galaksi Bulan Sabit sebagai ketua aliansi, 35 kekuatan dari tiga wilayah galaksi Bulan Sabit, Qinghai, dan Mantun membentuk Aliansi Anti-Tang.” Ling Li menjelaskan sambil memutar dokumen yang dikumpulkan di layar.
“Aliansi Anti-Tang? Hah, anti-Tang ini maksudnya kita Tang ya?” Tang Long terkejut bertanya. Melihat semua mengangguk dengan wajah berat, dia menggaruk kepala bergumam: “Mereka melawan kita buat apa? Kita kan tidak pernah menyakiti mereka.”
Ling Li menghela napas dan berkata: "Bukan masalah apakah kita telah menyinggung mereka atau tidak, melainkan ketakutan mereka terhadap kita. Siapa yang menyuruh kita memiliki benteng dengan kemampuan lompatan ruang, ditambah sikap kita yang selalu mengisolasi diri dari interaksi dengan kekuatan manapun. Belum lagi sifat agresif kita yang konsisten, wajar jika mereka menganggap kita sebagai musuh."
Tang Long mengangguk sambil melihat data di layar, tiba-tiba ia melompat kaget: "Lebih dari 50.000 kapal? 35 kekuatan aliansi bisa mengumpulkan armada sebesar ini?" Yang lain juga terlihat syok melihat angka tersebut - 50.000 kapal perang, lima kali lipat kekuatan militer Dinasti Tang saat ini.
Ling Li mengangguk membenarkan: "Benar. Awalnya mustahil mereka punya armada sebanyak ini, tapi konflik antar kekuatan selama 1-2 tahun terakhir memicu peningkatan produksi militer mereka. Intelijen menunjukkan 35 kekuatan ini sedang gencar membeli dan memproduksi kapal perang. Saat persiapan mereka matang, angka ini mungkin akan naik dua kali lipat."
"Berarti akan menjadi 100.000 kapal perang? Tak kusangka mereka menggunakan jumlah sebesar itu untuk melawan kita. Apakah kebijakan diplomasi kita terlalu gagal?" Tang Long menggelengkan kepala dengan senyum getir.
"Benar. Sejak membangun kekuatan, kita hanya fokus pada pengembangan ekonomi dan penguatan militer, sama sekali tidak melakukan diplomasi. Bisa dikatakan kita tidak punya satu pun teman di Galaksi Tanpa Kekacauan." Ling Li menghela napas. Mendengar ini, semua baru tersadar bahwa struktur pemerintahan memang tidak memiliki departemen luar negeri. Pikiran bahwa Dinasti Tang tidak punya sekutu membuat semua menghela napas pasrah.
Tang Long mengangguk: "Yuna, bentuklah departemen luar negeri. Untuk sementara jabatan menteri luar negeri kau yang pegang, sampai kita temukan kandidat yang tepat." Yuna mengangguk. Meski sebagai Menteri Keuangan, posisinya setara Perdana Menteri. Tidak adanya departemen luar negeri juga menjadi tanggung jawabnya. Semua hadirin menyetujui penunjukan ini. Jika harus berurusan dengan pihak luar, kakak senior Yuna memang yang paling cocok.
“Kapal perang yang kita beli kapan bisa tiba? Latihan harus dipercepat!” Jessy berkata.
“Masih dua minggu lagi.” Yuna menjawab. Mendengar ini, semua orang dalam hati berdoa agar aliansi anti-Tang jangan menyerang saat ini.
“Junjungan, apakah kita juga perlu memperluas pasukan?” Sherry bertanya dengan khawatir. Mendengar pasukan musuh hampir 10 kali lipat kekuatan kita, tidak ada jenderal yang tidak cemas.
“Tidak bisa. Meski membeli 100.000 kapal perang, kita tetap kekurangan awak untuk menguasainya. Jika semua pakai rekrutan baru, tingkat pertempuran akan turun drastis. Lebih baik pertahankan kekuatan saat ini.” Li Wu sang pengelola personalia mengingatkan sambil membagikan dokumen personalia.
“Apa kita harus melawan musuh dengan rasio satu lawan sepuluh seperti ini?” Elcy si rambut merah melompat berteriak. Tampaknya jabatan Menteri Pendidikan belum berhasil melatih karakternya.
“Pembentukan pasukan tidak mungkin dilakukan. Membentuk 16 brigade yang ada di depan mata ini adalah batas maksimal kita.” Setelah melihat dokumen yang diberikan Li Wu, Tang Long menggelengkan kepala.
“Lalu bagaimana? Bagaimana kami yang hanya punya 16 brigade bisa melawan 100 ribu pasukan? Lagipula separuh kapal perang saat ini belum tiba. Meskipun personel setiap brigade berlatih bergiliran menggunakan kapal yang ada, tingkat kemahiran mereka tidak mencukupi.” Sherry mengerutkan alisnya.
“Benar. Masalah terbesar adalah kurangnya veteran berpengalaman. Jika ada ratusan juta veteran, kita tinggal membeli kapal perang saja.” Elcy berkomentar. Mendengar ini, semua orang kembali menghela nafas.
Xing Ling yang melihat wajah-wajah muram di sekelilingnya akhirnya berkata: “Emm, kalau kurang personel, bisakah kita menggunakan robot?”
Mata semua orang langsung berbinar. Yuna mengerutkan kening: “Tapi meski menggunakan robot, mustahil kita bisa memproduksi begitu banyak robot dalam waktu sesingkat ini.”
Ling Li segera bersemangat berkata: "Jangan khawatir, Kekaisaran Elang Perak saat ini semua pertempuran diselesaikan oleh Robot, kita bisa membeli dari mereka." Sekarang semua mulai bersemangat berdiskusi, berbicara tentang berapa banyak Robot yang akan dibeli, berapa kapal perang yang akan diakuisisi. Elcy bahkan lebih antusias: "Dengan militer Robot, kita akan Tak terkalahkan dalam perang! Dan pondasi dasar Robot-Robot ini tidak perlu pemeliharaan, tidak membayar gaji, tidak perlu asuransi kesehatan, tidak pensiun, manfaat yang jauh lebih banyak!"
“Tidak boleh! Kita tidak boleh memperlakukan robot sebagai alat!” Tang Long tiba-tiba berdiri sambil mengaum. Mendengar ini, semua orang tertegun sejenak lalu diam-diam. Hanya Elcy yang bergumam pelan: "Kalau tidak memperlakukan robot sebagai alat, lalu sebagai apa? Lagipula saat ini pasukan pengawal kekaisaranmu semuanya robot. Pernahkah kau membayar gaji pada mereka?" Wajah berwibawa Tang Long langsung menunduk pasrah mendengar perkataan Elcy. Xing Ling tahu hati Tang Long tidak tega, tapi ini menyangkut krisis hidup-mati. Meski ingin menghibur Tang Long, dia tak tahu harus memulai dari mana, akhirnya hanya mendekat dan menekan bahu Tang Long.
Tang Long menoleh melihat Xing Ling, tatapannya yang sempat kaku tiba-tiba berbinar. Ia berdiri sambil tersenyum nakal: "Apa yang dipikirkan para kakak cantik? Aku bilang robot tak boleh dianggap alat, tapi kita bisa perlakukan mereka sebagai tentara! Semua robot milik kita akan tercatat di arsip. Mereka bisa naik jabatan jika berjasa, dihukum jika bersalah, dapat liburan rutin, gaji bulanan, bahkan rumah. Jika tubuh mereka rusak, kita perbaiki. Pokoknya, semua hak istimewa robot harus sama persis dengan tentara manusia!"
Mendengar ucapan yang tak terduga ini, semua tertegun. Namun Sherry segera tersadar pertama: "Benar! Jika robot bertempur untuk kita, mereka berhak dapat perlakuan sebagai prajurit."
Jessy mengangguk setuju: "Dengan memperlakukan mereka sebagai prajurit, kita tak perlu punya kekhawatiran lagi."
Ling Li tertawa: "Solusi Junjungan ini bagus. Kudengar para tentara Kekaisaran Elang Perak punya sikap permusuhan terhadap robot. Dengan cara Junjungan, tentara kita pasti tidak akan protes karena robot bertempur bersama mereka. Saya usulkan rasio robot dan tentara manusia 1:1 agar mereka bisa membangun ikatan di medan perang."
Tang Long mengangguk-angguk: "Benar! Dengan begini persahabatan mereka akan semakin erat. Dulu di kamp pelatihan, robot pernah menyelamatkan nyawaku." Ia lalu bercerita tentang pengalamannya di medan perang robot. Mendengar kisahnya, bahkan Elcy yang awalnya kurang setuju dengan ide ini memandang Tang Long dengan penuh kasih sayang. Feng Bing dan Feng Shuang bahkan memandang Tang Long dengan ekspresi yang bisa dibilang penuh kelembutan.
Namun Elcy segera sadar dan berkata: "Harus diketahui bahwa gaji bulanan seorang prajurit saja mencapai 500 Mata Uang Wu Lai, apalagi setelah reformasi sistem militer terakhir gaji ditambah tiga kali lipat. Artinya, pemerintah harus membayar 1.500 Mata Uang Wu Lai per bulan untuk satu prajurit. Jika rasio robot dan tentara 1:1, bagaimana kita membayar gaji raksasa ini?"
Mendengar ini, semua kembali memandang Yuna. Yuna tersenyum: "Meski uang ini disimpan di kartu militer robot, menurut kalian apakah robot akan mengambil uangnya untuk berbelanja? Jadi sebenarnya pengeluaran ini sama saja tidak ada. Karena masalah kredibilitas dan untuk menghindari tuduhan 'omong satu hal tapi berbuat lain, bahkan robot pun ditipu', kita sama sekali tidak boleh mengurangi uang ini. Tapi kita bisa meminjamnya kapan saja untuk digunakan atau diinvestasikan. Percaya saja robot tidak akan protes kita meminjam uang mereka untuk keadaan darurat." Begitu Yuna selesai bicara, semua menunjukkan ekspresi 'kau kejam sekali'.
"Kalau begitu Junjungan, berapa banyak kapal perang dan robot yang perlu kami beli?" Sherry bertanya.
"Tanya Yuna, lihat berapa dana yang bisa dialokasikan. Beli sebanyak mungkin, tapi perhatikan jangan sampai merusak perkembangan ekonomi nasional. Untuk beli kapal perang, cari Chen Kang. Beli seribu kapal dapat bonus sepuluh ribu pesawat angkut kelas tinggi penuh persediaan, kenapa cari orang lain?" Tang Long tertawa. Yuna mengangguk sambil tersenyum, dia tentu takkan membiarkan krisis di industri sipil. Ekonomi saat ini susah payah dibangunkannya, mana mungkin dibiarkan runtuh.
"Junjungan, saya ingin mengingatkan. Harga sepuluh ribu pesawat angkut kelas tinggi berisi logistik itu lebih mahal dari seribu Kapal Perang X versi upgrade," kata Ling Li.
"Aku sudah tahu. Tapi keuntungan sebesar ini mau dilepas? Kalau mereka berani kasih, kita berani terima. Masalah lain cukup kita waspadai diam-diam." Tang Long berkata sambil mengedipkan mata ke Ling Li. Ling Li yang tahu sang junjungan sudah punya siasat, mengangguk dengan senyum.
“Baik, hal ini sudah diputuskan. Perkuat kewaspadaan di perbatasan, pindahkan semua kapal perang dan benteng ke Wilayah Galaksi Tianhe. Latihan militer juga akan dilaksanakan di sana.” Tang Long kemudian menatap Xing Ling sambil tersenyum: “Kakak Xing Ling, masalah jaringan antarplanet serta urusan memasukkan nomor robot ke dalam komputer pemerintahan dan militer akan kuserahkan padamu.”
Xing Ling mengangguk. Ia merasakan seolah Tang Long hendak pergi, lalu bertanya: “Kau... kau mau ke mana?”
“Aku akan mengunjungi pabrik planet milik Sis Tang Xing itu, melihat berapa kapal perang Paus Putih yang bisa kudapatkan. Terima kasih atas kerja keras kalian semua, Kakak-Kakak. Lain kali akan kubelikan hadiah untuk kalian.” Tang Long langsung berlari keluar ditemani Feng Bing dan Feng Shuang. Mendengar janji hadiah itu, para wanita tersenyum sambil diam-diam menanti kejutan dari Tang Long.
“Saudaraku, buat apa mencambuki robot-robot ini? Mereka kan tidak bisa merasakan sakit. Ayo, hisap sebatang.” Sambil berkata demikian, ia melemparkan sebatang rokok ke arah perwira tersebut.
Perwira itu melemparkan cambuk listriknya, menyalakan rokok dan mendekat sambil tertawa: “Meski tidak merasakan sakit, tapi saat dicambuk dengan cambuk listrik, mereka akan mengerang secara tidak sadar. Katanya ini disebabkan korsleting listrik.”
“Buat apa main-main seperti itu? Lebih asyik mencambuk para budak.” tanya perwira itu.
“Budak lebih mahal dari robot-robot ini, kalau bukan bangsawan pondasi dasar tidak bisa menikmati. Konon sekarang ada pabrik yang khusus memproduksi robot yang bisa jerit kesakitan saat dipukul untuk dijual, katanya sangat populer di kalangan rakyat. Aku pernah mencobanya sekali, dengar ya, jeritannya persis seperti manusia, kalau ingat terasa nikmat.” Perwira itu mengerang penuh kebahagiaan.
“Hmm? Ada hal seperti itu? Kalau sudah punya uang, aku juga mau beli untuk main-main. Ngomong-ngomong, robot tempur yang baru selesai diperbaiki ini mau dikirim ke mana? Garis depan?” tanya perwira.
“Mana mungkin dikirim ke garis depan, ini dibeli seorang pengusaha. Katanya mau adakan semacam kompetisi pertarungan robot.”
“Oh, kalau begitu kenapa tidak minta robot baru yang baru diproduksi, malah sengaja memperbaiki tubuh robot usang ini?”
“Hai, siapa yang tahu. Yang jelas permintaan pengusahanya adalah robot harus pernah ikut pertempuran. Katanya robot seperti ini berbeda dengan yang baru diproduksi, lebih mirip pertarungan sungguhan saat bertarung.”
“Berbeda? Apa bedanya? Bukankah sama-sama terbuat dari baja?”
“Memang benar, tapi ini permintaan pengusaha. Mau tidak mau harus menurut. Sekarang sebagian besar robot di garis depan sudah diganti dengan produksi baru. Robot bekas tempur itu diperbaiki lalu dijual ke pengusaha tadi, menghemat banyak biaya perawatan kami.”
“Hehe, yakinlah para jenderal di militer pasti menjualnya dengan harga tinggi. Kalian para pelaksana perintah juga dapat untung lumayan, kan?”
“Sudah jelas. Kalau bukan begini, mana ada orang mau bersusah payah mengais-ngais robot usang ke seluruh dunia.”
Perwira itu berkata penuh kagum: “Sekarang pertempuran jadi begini. Selain kalian yang masih bisa cari uang sampingan, kami cuma dapat gaji mati. Belum lagi harus khawatir kalau sampai menyinggung atasan dan dipaksa pensiun, lalu terpaksa makan angin di luar.”
Perwira itu melempar puntung rokok dan menghela napas, "Hih, meski sekarang jadi tentara tidak mati lagi, tapi sudah kehilangan semangat dan gairah seperti dulu." Saat mengatakan ini, dia menyadari semua robot telah masuk ke pesawat antariksa. Dia menepuk bahu perwira sambil menggelengkan kepala, "Sudahlah, uang itu cukup untuk hidup sederhana. Banyak tentara yang dipensiunkan paksa hidup susah, makan tak teratur. Baik, aku pergi."
TY0912 berdiri tenang di antara rekan-rekannya, diam-diam mengamati sekeliling. Dari struktur ruang kargo raksasa tempatnya berada, ini adalah pesawat angkut kelas tinggi yang hanya dimiliki segelintir oleh Kekaisaran Elang Perak. Pesawat angkut kelas tinggi ini memuat 9899 robot yang sama seperti dirinya. TY0912 tidak menemukan saudara yang bisa berkomunikasi di antara begitu banyak rekan, atau mungkin ada tapi tak berani menunjukkan diri, persis seperti dirinya yang takut manusia akan menemukan kecerdasannya dan menghancurkannya.
TY0912 teringat pertempuran yang terjadi belum lama ini, di mana seorang rekan cerdas menyelamatkan komandan manusia di kapal perang. Namun sang komandan justru memerintah kami robot untuk melemparkan rekan itu ke tungku peleburan. Sejak saat itu, TY0912 tidak pernah lagi menemukan keberadaan robot cerdas, dan dirinya pun semakin berhati-hati menyembunyikan fakta memiliki kecerdasan ini.
TY0912 merenung dalam diam. Dirinya bersama sekelompok besar rekan tiba-tiba dipindahkan dari garis depan ke belakang. Saat itu sempat bergetar ketakutan kalau-kalau ketahuan. Namun segera mengetahui dari komandan bahwa robot-robot tempur seperti mereka telah dijual ke seorang pengusaha yang ingin mempertontonkan pertarungan robot untuk mencari uang. Merasakan kesedihan yang dalam, TY0912 tak mengerti mengapa muncul perasaan dikhianati, sekaligus berduka karena akan menjadi alat penghasil uang.
Namun TY0912 tahu bahwa dirinya tidak bisa memberontak, juga tidak boleh memberontak. Inilah nasib robot—dijadikan alat. Ia tidak pernah berpikir untuk melawan atau kabur, hanya menunggu dengan tenang datangnya takdir yang tak terelakkan.
Sejak pesawat angkut kelas tinggi ini lepas landas, tepat setelah tiga hari 12 jam 34 menit 7 detik, pesawat itu mendarat. Selama lebih dari tiga hari ini, TY0912 menemukan empat robot cerdas di antara 9.899 robot lainnya. Saat robot cerdas berpikir, mereka memancarkan gelombang listrik lemah yang tak terdeteksi manusia, tapi langsung diketahui sesama robot. TY0912 yakin keempat robot itu juga menyadari keberadaannya, namun tak ada upaya komunikasi di antara mereka.
Pintu kabin pesawat perlahan terbuka, sinar terang semakin menyengat seiring melebarnya celah. TY0912 tetap tidak bergerak karena belum ada perintah—tak satu pun robot di sekitarnya yang menggeser tubuh mereka.
“Turun satu per satu sesuai urutan dengan berlari.” Suara pria terdengar melalui pengeras suara kabin, mungkin awak pesawat angkut kelas tinggi ini. Dengan adanya perintah, robot di barisan depan mulai berlari keluar pintu kabin. Tak lama kemudian, TY0912 juga mengikuti mereka keluar.
Setelah keluar dari kabin, TY0912 segera menyadari ini adalah pelabuhan antariksa yang sangat besar. Namun selain beberapa tentara berbaju seragam militer biru, hanya ada robot-robot seperti mereka. Melihat seragam militer dari negara yang tidak dikenalnya, TY0912 tertegun sejenak. Ia yakin manusia-manusia ini adalah tentara berpengalaman, dan pelabuhan antariksa ini memiliki fasilitas yang sempurna. Menurut pengetahuan yang dimilikinya, mustahil seorang pengusaha memiliki tentara dan pelabuhan antariksa semacam ini. Berarti mereka dibeli oleh militer suatu negara? Memikirkan hal ini, TY0913 tiba-tiba merasakan kegembiraan. Ia benar-benar tidak ingin menjadi alat yang tidak berguna.
Saat berbaris melewati beberapa tentara manusia itu, TY0912 melihat mereka memegang alat pengetsa laser yang sedang mengukir pola pada tubuh robot. Melihat ini, TY0912 semakin yakin dirinya telah dibeli oleh militer.
Setelah diukir, TY0912 segera memindai pola di lengannya: bagian bawah terukir Long (Naga) Terbang berwarna biru, permukaannya tercetak deretan angka AX013456. "Ini nomor identifikasi baruku," gumam TY0912. Tak lama kemudian rombongan memasuki salah satu dari ratusan kendaraan pengangkut pasukan menuju pangkalan militer.
Berdiri di lapangan luas yang dipadati ribuan robot namun sunyi senyap, TY0912 merasakan keanehan - seorang Letnan Dua manusia sedang memberikan pengarahan kepada puluhan ribu robot seperti dirinya.
"Mulai saat ini, kalian adalah bagian dari Negara Tang dan juga Korps Tang. Ingatlah nomor baru kalian! Kecuali kalian masuk ke pasukan pengawal kekaisaran, ini akan menjadi satu-satunya nomor dalam karier militer kalian. Sebagai tentara, satu-satunya prinsip kami adalah kepatuhan! Patuhi perintah Komandan Tertinggi Negara Tang, Yang Mulia Tang Long! Patuhi perintah komandan! Patuhi perintah atasan!"
Mendengar perkataan letnan dua itu, TY0912—oh, sekarang harus dipanggil AX013456—tidak merasakan sesuatu yang istimewa. Saat di Kekaisaran Elang Perak, perintah yang dimasukkannya juga menyuruhnya mematuhi perintah seorang pangeran dan atasan. Perintah pertama akan dimodifikasi menjadi pangeran lain jika dia ditawan, sementara perintah kedua tetap tidak berubah. Sekarang dia harus mematuhi perintah Tang Long, yang tidak berbeda dengan mematuhi perintah seorang pangeran. Namun saat letnan dua itu mengucapkan kalimat berikut, AX013456 tertegun.
“Karena kalian adalah rekrutan baru, pangkat militer kalian semuanya adalah Prajurit. Asalkan jasa-jasa kalian cukup tinggi, pangkat Marsekal pun bukanlah mimpi belaka!” Letnan Dua itu melanjutkan tanpa menyadari dampak perkataannya terhadap para Robot. Meski tak mengerti mengapa harus menyampaikan hal-hal tak dimengerti ini kepada mesin, perintah tetaplah perintah. Bahkan ucapan yang sama sekali tak berguna bagi Robot ini harus diutarakan: "Gaji Prajurit adalah 1500 Mata Uang Wu Lai, cuti bulanan dua hari, dibebaskan selama masa perang. Cuti akan terakumulasi hingga masa damai tiba, memiliki hak istimewa biaya medis dan pensiun..."
AX013456 terduduk beku memandangi setelan seragam militer biru dan kartu militer yang berisi data dirinya. Setelah beberapa saat baru sadar kembali sambil melihat sekeliling. Ini adalah suite kamar untuk 8 orang, 4 robot termasuk dirinya duduk kaku di pinggiran tempat tidur. Rupanya perkataan Letnan Dua dan hal-hal yang mereka terima begitu mengejutkan, tak hanya robot cerdas sepertinya, bahkan robot biasa pun sampai mengalami crash sistem karena hal-hal ini.
Gaji, pakaian, perumahan, liburan, bukti identitas - semua ini sebenarnya tidak dibutuhkan oleh robot seperti mereka, juga tak pernah terbayangkan. Mengapa militer negara ini memperlakukan robot dengan baik seperti ini? Seolah-olah mereka menganggap robot-robot ini sebagai manusia.
AX013456 masih menemani rekan-rekannya yang tertegun ketika 4 prajurit manusia berpangkat sama masuk. Mereka jelas terlihat kaget melihat kelompok robot ini. Saling mendorong satu sama lain, akhirnya seorang pemuda didorong ke depan. Setelah menelan ludah, pemuda itu berkata: "Hei kalian semua, cepatlah ganti baju dan rapikan tempat tidur! Nanti kalau komandan datang inspeksi, kalian bakal kena masalah." Melihat tiga manusia lain mulai merapikan tempat tidur mereka sendiri, ia berteriak: "Brengsek! Kalian dorong-dorong aku maju, tapi malah mulai merapikan tanpa menunggu! Mau bunuh aku ya?" Ia segera mulai membereskan tempat tidurnya sendiri.
AX013456 tertegun sejenak. Komputernya menganalisis situasi dan memutuskan lebih baik mengikuti saran pemuda itu. Robot itu pun mengenakan seragam militer Tang dan mulai merapikan tempat tidur. Tiga robot biasa lainnya juga mulai berganti pakaian dan merapikan tempat tidur mereka.
“Wah! Robot emang jago, mulai beresin belakangan malah lebih cepat selesai, itu pun hasilnya sempurna!” Seorang pemuda berteriak terkejut melihat selimut yang telah dirapikan AX013456.
“Robot apaan? Bukannya komandan bilang jangan panggil mereka robot? Mereka akan bertempur bersama kita, artinya rekan seperjuangan kita. Jadi kita harus panggil nama mereka!” Seorang prajurit senior menampar kepala rekannya.
"Huu, aku kan nggak tahu nama mereka," protes prajurit itu sambil memegangi kepalanya.
"Nanya dong!" Prajurit senior melirik tajam lalu mengulurkan tangan ke AX013456. "Halo, aku Chen Bing."
AX013456 tertegun sejenak, lalu dengan hati-hati menjabat tangan sambil bersuara elektronik: "Halo, aku AX013456." Sementara Chen Bing dan AX013456 berjabat tangan, prajurit-prajurit lain juga mulai berjabat tangan dengan robot-robot lainnya.
“AX013456？Ini nomor…” Ekspresi Chen Bing awalnya terlihat kaku, tapi dia segera kembali ke kondisi normal dan melanjutkan, "Oh, nama ini susah diucapkan. Lebih baik kusebut kamu A6. Ngomong-ngomong A6, kamu dari mana asalnya?"
“Kekaisaran Elang Perak.” AX013456 menjawab sambil memperhatikan beberapa orang lain, menyadari mereka sudah mulai mengobrol dengan robot-robot tersebut.
“Wah, Kekaisaran Elang Perak, aku pernah dengar. Negara yang sangat kuat kan? Tapi katanya sedang terjadi perang saudara di sana, kan? Pernah ikut bertempur? Ceritakan dong!” Chen Bing bertanya penuh rasa ingin tahu.
AX013456 menganggukkan kepala dan mulai menceritakan pengalaman tempurnya. Mesin ini juga bingung mengapa bisa terlibat percakapan dengan Chen Bing, mungkin karena orang-orang ini tidak mendiskriminasi dirinya sebagai robot.
Sherry bertanya kepada perwira di sampingnya, "Bagaimana kondisi kamp pelatihan rekrutan?"
Perwira itu berkata dengan hormat: "Meski beberapa rekrutan baru merasa takut karena penampilan robot sehingga enggan berbicara dengan mereka, sebagian besar prajurit telah mulai bercengkerama dengan robot-robot ini atas perintah ketat kami. Berdasarkan pengamatan, mereka perlahan mulai menerima fakta bahwa robot adalah rekan seperjuangan mereka sendiri."
"Hmm, bagus. Perhatikan mentalitas prajurit. Diskriminasi terhadap robot sama sekali tidak boleh terjadi. Jika terjadi, beri hukuman atas tuduhan menghina rekan sejawat," ujar Sherry sambil mengangguk.
"Siap!" jawab perwira itu dengan lantang. Matanya melirik ke arah Sherry, raut wajahnya menunjukkan keinginan untuk bertanya namun ragu.
"Kau ingin mengatakan sesuatu? Silakan," ujar Sherry yang langsung memahami gelagat sang perwira.
"Siap, Komandan. Saya ingin bertanya, mengapa kita harus memperlakukan robot seperti ini?" Perwira itu mengumpulkan keberanian.
"Apakah kau tahu perang dalam sejarah yang dipicu pemberontakan robot?" Sherry membalas dengan pertanyaan.
“Tahu.” Perwira mengangguk.
“Lalu, kau tahu mengapa robot ingin memberontak?” Sherry melanjutkan pertanyaan.
“Karena robot tidak mau diperbudak manusia... Ah, hamba mengerti mengapa kita memperlakukan robot seperti ini.” Perwira berkata dengan penuh pencerahan.
“Hm, asal kau paham. Selama kita memperlakukan mereka dengan pandangan setara, meski mereka memiliki kecerdasan, mereka tidak akan membenci kita manusia. Karena tidak bisa menghentikan kemunculan robot, maka kita harus meminimalisir bahaya robot.” Sherry berkata dengan tenang.
“Paham! Hamba pasti akan memperlakukan robot sama seperti prajurit lainnya!” Perwira yang sepenuhnya mengerti maksud baik komandan memutuskan untuk memberikan penjelasan kepada rekan sejawat yang masih belum paham setelah pulang nanti.
Hari ini, setelah menjalani latihan keras, AX013456 yang sedang beristirahat di asrama dikejar-kejar Chen Bing untuk ditanya tentang situasi Kekaisaran Elang Perak. Beberapa robot biasa lainnya juga mulai menjadi lebih lincah dalam interaksi dengan manusia selama beberapa hari terakhir, tidak sekaku dulu. AX013456 yang menyadari hal ini tahu, jika kondisi ini terus berlanjut, ketiga robot biasa tersebut akan berevolusi menjadi robot cerdas dalam waktu dekat.
Robot biasa mampu menjawab pertanyaan, mengobservasi kondisi sekitarnya, dan memberikan respons berbeda sesuai situasi. Namun alasan mereka tetap disebut robot biasa adalah ketidakmampuan berpikir mandiri. Faktor pemikiran inilah pembeda utama antara robot cerdas dan robot biasa. Sementara faktor emosi merupakan syarat mutlak bagi evolusi robot cerdas menjadi Robot Cerdas. Adapun faktor kesadaran diri, itulah satu-satunya syarat bagi Robot Cerdas untuk berevolusi menjadi sebuah kehidupan.
Saat mereka sedang ber-basa-basi antara manusia dan mesin, seorang prajurit berlari masuk sambil berteriak: "Bersiaplah cepat, pasukan pengawal kekaisaran turun untuk memilih orang!" Mendengar ini, semua orang termasuk robot langsung melompat berdiri, dengan cepat merapikan pakaian dan tempat tidur mereka. Sejak beberapa hari sebelumnya, AX013456 sudah tahu bahwa pasukan pengawal kekaisaran ini merupakan kesatuan yang paling didambakan seluruh pasukan, merupakan pasukan pengawal pribadi Komandan Tertinggi Dinasti Tang. Meskipun AX013456 tidak yakin robot-robot seperti mereka bisa bergabung dalam pasukan seperti ini, tetap saja muncul harapan untuk terpilih.
Tak lama setelah mereka selesai merapikan diri, suara kumpulan latihan bergema. Semua prajurit di barak secepat kilat berlari ke lapangan untuk berkumpul. Segera setelah itu, latihan dimulai di bawah pimpinan Komandan Kompi. Orang lain mungkin terlalu sibuk sampai tak sempat memperhatikan siapa yang di sebelah mereka, tapi AX013456 justru bisa membagi perhatian untuk mengamati seluruh lapangan latihan.
Segera dia terkejut, karena melihat beberapa sesama jenisnya. Beberapa Robot Cerdas berpangkat Letnan Dua itu sedang menginspeksi latihan dengan didampingi komandan tertinggi pangkalan. Meski berpenampilan manusia, itu hanyalah kulit sintetis aktif yang menyelubungi tubuh mereka. AX013456 langsung mengenali mereka sebagai jenisnya sendiri, bahkan Robot Cerdas yang jauh lebih maju berkali-kali lipat. Di negara ini ternyata ada Robot Cerdas setinggi itu? Bahkan berpangkat Letnan Dua? Dengan kebingungan, AX013456 menyadari mereka sedang mendekati posisinya. Dia buru-buru menarik kembali kesadarannya dan mulai fokus total pada gerakan latihan.
Setelah latihan berakhir, semua orang berkumpul di lapangan latihan. Kemudian komandan tertinggi pangkalan mulai membacakan nama. Saat nama Chen Bing dan AX013456 disebut, AX013456 jelas merasakan kilatan cahaya cemburu dan iri yang membara dari sekeliling. Chen Bing dengan wajah penuh semangat melangkah keluar dari barisan, berlari cepat bersamanya ke depan. Sambil berlari, AX013456 tertegun: Apakah aku terpilih sebagai anggota pasukan pengawal kekaisaran?
Menghadapi robot-robot cerdas yang lebih tinggi levelnya itu, AX013456 bingung harus berbuat apa. Ketika melihat Chen Bing dan orang-orang lain yang namanya disebut mulai melepas seragam militer, dia pun ikut melepas. Baru pada detik ini dia menyadari, pola yang tercetak di lengannya bukan hanya dimiliki robot. Semua orang memilikinya. Nomor Chen Bing adalah: AX006745.
Seorang Robot Cerdas tingkat tinggi mengeluarkan alat ukir laser kecil dan mulai membuat ulang kode pada orang-orang terpilih ini. AX013456 menyadari bahwa pola baru hanya mengubah angka, sementara bagian lain tetap sama. Sekarang kode barunya adalah SS0215689, sedangkan Chen Bing mendapat SS0215688.
Robot Cerdas lainnya berseru saat rekan selesai merevisi kode: "Mulai saat ini kalian adalah anggota pasukan pengawal kekaisaran! Sebagai pasukan pengawal, selain mematuhi perintah, tanggung jawab terpenting adalah menjaga Komandan Tertinggi kami—Yang Mulia Tang Long!"
"Bersumpah menjaga Yang Mulia Tang Long hingga mati!" SS0215689 ikut berteriak bersama yang lain. Dia mulai penasaran mengapa Yang Mulia Tang Long bisa membuat Robot Cerdas menunjukkan kesetiaan sepenuhnya seperti ini.
