"Bodoh! Kalian sekawanan bebal! Pikir kalian dengan seribu satelit bersenjata bisa menghancurkan Benteng Perak? Kenapa tidak menunggu kedatangan kami sebelum menyerang? Kali ini kami mengerahkan lebih dari sepuluh ribu satelit bersenjata, pasti bisa melenyapkannya! Sekarang? Hantu tahu masih ada kesempatan untuk membunuhnya!" Tu'erte mengaum kepada para pemimpin negara di Wilayah Galaksi Mantun.
Siapa yang tahu bahwa Tu'erte yang terlihat sangat membenci benteng perak ini, sebenarnya mencintainya mati-matian dalam hati? Jika para pemimpin yang hadir bisa mendengar isi hatinya, mungkin Aliansi Anti-Tiele akan segera dibentuk.
Sambil memaki, Tu'erte justru bersukacita dalam hati: "Ledakkan! Hancurkan! Musnahkan semuanya! Aku sangat mencintaimu benteng perak! Hancurkan semua fasilitas militer negara selain Tiele! Jika tak tahu alamatnya, datanglah padaku, akan kuberi detailnya!"
Para pemimpin wilayah galaksi Mantun meski geram dengan cara Tu'erte memarahi mereka seperti bawahan, tapi karena misi mereka gagal dan mendapat kecaman dari sesama pemimpin, mereka hanya menundukkan kepala diam-diam. Dalam hati, mereka telah mengumpat leluhur Tu'erte sampai 18 generasi ke belakang.
Di permukaan, Tu'erte terlihat sangat marah, namun di lubuk hatinya tidak terlalu mempedulikan perilaku para pemimpin tersebut. Sebenarnya sejak menerima pemberitahuan mereka, dia sudah berencana mengabaikan masalah ini. Namun tak disangka, para bajingan itu malah melaporkan rencana tersebut ke semua sekutu. Para sekutu itu pun segera mendesaknya untuk memberikan bantuan. Akhirnya dia terpaksa mengirim listrik memerintahkan mereka untuk menghentikan serangan sementara, menunggu hingga satelit bersenjata dari negerinya dan negara-negara lain selesai dialihkan.
Saat itu aku sudah berdoa agar benteng perak bisa kabur, karena menghadapi begitu banyak satelit bersenjata, benteng perak sama sekali tak bisa menghindari bencana. Tapi tak disangka beberapa bodoh itu malah menyerang planet jebakan yang diserang musuh, lalu tak sabar dan langsung melancarkan serangan. Mereka benar-benar hebat, kau bilang mereka menyerang ya sudah menyeranglah, lebih baik mereka hancur total atau melakukan perlawanan mati-matian lebih lama. Dengan begitu pasukan bantuan seperti kami tak akan terjebak, cuma bisa gigit jari melihat benteng perak menghancurkan musuh lalu kabur. Sungguh kagum mati pada mereka, karena ini benar-benar menghantam semangat pasukan sekutu. Tapi dengan begini benteng perak bisa terus berkeliaran lagi, semoga dia tidak takut sampai lari kembali ke Dinasti Tang, aku masih butuh dia untuk terus menghancurkan fasilitas militer negara-negara lain.
Saat Tu'erte sedang melamun, dia menyadari para pemimpin Wilayah Galaksi Mantun itu berubah wajahnya sangat pucat karena teguran dari pemimpin negara lain. Dengan berlagak menjadi penengah, dia berkata: "Sudahlah, sekarang bukan saatnya menyalahkan. Lebih baik kita pikirkan cara menyelesaikan masalah benteng perak itu. Saat ini hampir semua fasilitas militer di Wilayah Galaksi Mantun sudah hancurkan olehnya. Jika terus begini, kami sama sekali tidak punya kemampuan untuk menghidupi 200.000 pasukan. Nanti pasukan sebanyak itu bukan saja tidak bisa bertempur, bahkan sekedar menggerakkan kapal perang pun akan jadi masalah." Meski berbicara demikian, dalam hati Tu'erte berpikir: "Hmph, makin tidak sanggup menghidupi dan terpaksa menyimpan kapal perang dalam cadangan semakin baik. Nanti aku bisa dapat banyak kapal perang gratis!"
"Ah, saya bilang kenapa Benteng Perak tidak tetap di wilayah Dinasti Tang untuk memperkuat pertahanan saat pasukan kita menyerbu, malah justru datang ke wilayah kita. Ternyata tujuan mereka adalah menghancurkan pangkalan logistik kita agar kita mundur otomatis karena masalah pasokan!" Seorang pemimpin berkata dengan ekspresi tersadar. Perkataan ini membuat beberapa pemimpin lain menunjukkan ekspresi "oh begitu rupanya", membuat Tu'erte dan pemimpin yang lebih cerdas memandang mereka dengan tatapan: "Bego! Bukankah sudah diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan sejak awal? Kalian baru sadar sekarang? Benar-benar bego!"
Saat para pemimpin Aliansi Anti-Tang mulai berdiskusi tentang cara menyelesaikan masalah Benteng Perak, Tang Long yang bersembunyi di suatu tempat dalam wilayah aliansi tersebut sedang melakukan introspeksi diri.
Tang Long mengetuk kepalanya sendiri sambil mondar-mandir dan melakukan introspeksi: "Aku ini benar-benar dasar bodoh! Sudah tahu Aliansi Anti-Tang punya senjata yang bisa menghadapi benteng, sudah dapat penjelasan dari Feng Bing dan mereka bahwa senjata itu bisa menghancurkan benteng, mengapa aku masih begitu sombong sampai tidak mempertimbangkan ini semua? Andai jumlah satelit bersenjata musuh kali ini tidak sedikit, mungkin aku sudah harus mati di sini! Apakah ini karena aku terlalu merasa aman dengan benteng ini? Sampai kehilangan kewaspadaan sama sekali? Hmm, kesombonganku sudah keterlaluan, mengira diriku yang paling hebat di dunia. Ini tidak boleh terjadi! Aku baru memulai perjalanan ini, belum mewujudkan ambisiku, tapi sudah mulai besar kepala? Di Galaksi Tanpa Kekacauan yang kecil ini saja masih banyak musuh yang puluhan kali lebih kuat darimu Tang Long, apalagi di seluruh alam semesta! Tang Long, apa lagi yang bisa kau banggakan sekarang? Hmph, dasar si brengsek Tang Long! Berani-beraninya menjadikan penyatuan alam semesta sebagai ambisi! Jika terus begini, kau pasti akan ditendang sampai terjungkal makan tai!"
Feng Bing dan Feng Shuang yang selalu menemani Tang Long, sambil memperhatikan Tang Long yang mengernyitkan alis dan bergumam pelan seolah memarahi seseorang, terus menerka-nerka apa yang dipikirkan Tang Long. Mereka telah memantau Tang Long sejak dia menampar diri sendiri dua kali. Mereka sama sekali tidak mengerti mengapa Tang Long memukul dirinya sendiri dan tampak sangat menyalahkan diri.
Apakah karena energi Perisai Perlindungan berkurang sedikit akibat serangan musuh? Itu mustahil, karena perisai masih aktif dan energi sudah terisi kembali. Pertempuran itu hanya menyia-nyiakan sedikit energi saja, bukan masalah besar. Jika bukan karena hal ini, lalu mengapa Tang Long begitu kesal?
Apakah karena mundur akibat ancaman 10.000 satelit bersenjata musuh yang datang memberikan dukungan? Tapi saat itu Perisai Perlindungan benteng sudah memasuki momen krisis, mundur pada saat itu adalah keputusan yang tepat. Feng Bing dan Feng Shuang saling memandang, lalu menggelengkan kepala pelan. Tampaknya pola pikir manusia terlalu rumit, kami para robot ini benar-benar tidak bisa memahaminya.
Langkah Tang Long semakin melambat, tatapannya semakin berkilau. Akhirnya ia berhenti, mengangkat dagu dan berbalik memberi perintah: "Lanjutkan serangan ke fasilitas militer planet-planet lainnya! Pasang satelit pengintai di semua wilayah, dan segera lacak jejak armada logistik Aliansi Anti-Tang. Pastikan kita memutus pasokan logistik mereka!"
"Mematuhi perintah!" Meski Feng Bing dan Feng Shuang tidak mengerti bagaimana Tang Long bisa kembali bersemangat Long Jing Hu Meng, mereka tetap menjawab dengan lantang.
“Cepat! Cepat!” Sejumlah besar kapal perang Aliansi Anti-Tang melesat di wilayah Dinasti Tang. Semua prajurit dan perwira hampir gila karena marah. Penyebabnya tak lain adalah saat tiga pasukan bergegas ke lokasi penyelamatan, mereka hanya menemukan bangkai kapal perang kubu sendiri tanpa jejak Korps Tang sama sekali. Saat mereka mulai mencari jejak musuh, pasukan penjaga belakang mereka justru diserang. Namun ketika berbalik mencari musuh, musuh telah menghilang entah ke mana. Di mana pun mereka pergi, pantat pasti akan dipukul habis-habisan. Padahal kekuatan mereka 4 kali lipat lebih besar, tapi malah dipermainkan seperti kerbau! Seluruh mobilitas mereka terkuras untuk berlarian, tapi sampai saat ini bahkan sehelai bulu pantat musuh pun tak terlihat, mana mungkin tidak gila?
Yang berada di kapal induk utama, Liu Bin sudah sejak awal menyadari bahwa musuh menggunakan taktik gerilya, namun dia tidak mengingatkan komandan lain. Masalah sederhana seperti ini saja tidak bisa dilihat, para bodoh itu pantas mati. Bagaimanapun, kekuatan militer negaranya sendiri tidak mengalami kerusakan sedikit pun. Dalam ekspedisi kali ini, menghancurkan Dinasti Tang bukanlah misi utama. Tugas terpenting yang jika diketahui orang lain akan membuat Aliansi Anti-Tang segera bubar, karena misi utamanya adalah melemahkan kekuatan militer negara-negara anggota.
Awalnya dia khawatir Dinasti Tang mudah dihancurkan, bahkan sempat memikirkan cara membuat negara lain mengalami kerugian lebih besar. Tapi sekarang, melihat pasukan utama Korps Tang belum juga muncul sementara pasukan aliansi sudah kehilangan 20.000 kapal perang, ternyata reputasi Korps Tang memang tidak main-main. Ini telah menghemat banyak urusan bagi dirinya.
Para komandan tidak menyadari bahwa kekuatan mereka telah kehilangan sepersebelas, karena 20.000 kapal perang ini jika dirata-ratakan ke 35 negara, hanya berjumlah sekitar lima enam ratus kapal per negara. Jumlah 500-600 kapal ini bagi seluruh aliansi hanyalah setetes air di samudera. Titik buta inilah yang membuat para komandan mengabaikan kerugian kecil ini. Tapi mereka lupa bahwa 220.000 kapal perang bukan milik satu negara, melainkan gabungan seluruh aliansi. Ketika mereka menyadari bahwa satu negara hanya memiliki sekitar 6.000 kapal, kehilangan 500-600 kapal sama seperti dipotong lima jari tangan, barulah mereka paham betapa dahsyatnya kerugian ini.
Namun di balik kegembiraannya, Liu Bin juga merasa khawatir. Ini adalah wilayah inti Dinasti Tang, wajar jika pasukan Tang bisa muncul dan menghilang seperti hantu. Tapi dengan total kekuatan militer Tang hanya 50.000, setelah menghancurkan 20.000 kapal aliansi, tidak satu pun bangkai kapal Tang yang ditemukan. Ini membuktikan tingkat pertempuran Dinasti Tang benar-benar luar biasa.
Namun setelah Liu Bin mengingat rencana semula, dia tidak terlalu memikirkannya. Yang Mulia sejak awal telah memerintahkannya untuk bertindak sesuai situasi - jika Tang tidak akan tahan serangan, habiskan dulu Kekuatan Militer sekutu lalu telan Tang. Jika Tang sulit dihancurkan, pertahankan kekuatan sambil mengkonsumsi pasukan sekutu. Bagaimanapun juga, Kekuatan Militer negara Tiele harus dibawa pulang sepenuhnya sesuai jumlah yang dibawa keluar. Tentu saja kapal-kapal kecil yang dipimpin Mayjen bego yang melanggar perintah itu tidak dihitung. Sebenarnya dia ingin menjaga kondisi pasukan tetap utuh, sayangnya dihancurkan si bego itu. Tapi tak masalah, itu kan cuma kapal kecil, lagipula pasukan pelopor memang dikirim ke kematian. Hilang ya hilang, tak ada yang akan peduli.
Hmm, setelah pasukan sekutu lainnya mengalami kerugian besar, pasukan kita yang utuh akan memiliki peran yang sangat penting. Entah bagaimana orang-orang bego itu bisa begitu mudah ditipu, demi sebuah negara kecil, mereka benar-benar melupakan pentingnya wilayah galaksi Bulan Sabit, Qinghai, dan Mantun. Bukankah begitu? Dinasti Tang cuma memiliki 42 planet administratif di wilayah Zhongzhou dan Tianhe, sedangkan wilayah Bulan Sabit punya lebih dari 200 planet administratif! Wilayah Qinghai dan Mantun bahkan tidak perlu disebutkan - gabungan kedua wilayah ini mencapai ribuan planet administratif! Setelah menelan tiga wilayah ini, apa artinya Dinasti Tang? Jika seluruh rakyat dari tiga wilayah ini buang air kecil bersama, mereka bisa menenggelamkan semua penduduk Dinasti Tang!
Tu'erte yang telah kembali ke istananya sendiri, pasti tidak menyangka bahwa omelan berpura-pura-nya justru membuat para pemimpin Wilayah Galaksi Mantun menyimpan dendam. Dendam ini tidak hanya tertuju pada Tu'erte, tapi juga pada Aliansi Anti-Tang. Dalam pandangan mereka, planet mereka dibom, kehilangan fasilitas militer tak terhitung, bahkan harus mengorbankan sebuah planet militer penting sebagai jebakan sambil kehilangan lebih dari seribu benteng bersenjata - Apa yang kami lakukan sampai mendapat hasil seperti ini? Padahal Dinasti Tang berjarak sangat jauh, jika bukan karena bergabung dengan Aliansi Anti-Tang, mungkin kami bahkan tidak tahu keberadaan Dinasti Tang. Kami yakin Dinasti Tang pun tidak tahu soal Wilayah Galaksi Mantun, sehingga mustahil mereka sengaja menyerang kami. Sekarang kami telah menyumbangkan uang, pasukan, dan kapal perang untuk aliansi, namun negara kami malah dihancurkan sedemikian menyedihkan. Meski tidak ada jasa, setidaknya ada pengorbanan. Tapi alih-alih mendapat penghiburan, malah dicaci! Perlakuan seperti ini benar-benar membuat mual.
Dalam kondisi mental seperti ini, beberapa pemimpin Mantun yang kembali ke Wilayah Galaksi Mantun segera berkumpul untuk mengadakan pertemuan curahan hati.
"Gue jancok leluhur delapan belas generasi mereka! Sialan! Aku berjuang mati-matian malah dimarahi seperti anjing terlatih! Gue ABC leluhur mereka!" Seorang pemimpin berkarakter kasar meminumnya dengan cepat setelah meneguk anggur, lalu mulai mengumpat keras tanpa peduli lagi dengan kewibawaan bangsawan.
"Benar! Aku sama Dinasti Tang gak ada permusuhan. Kalau bukan karena dipaksa ikut aliansi brengsek itu, fasilitas dalam negeriku bakal dihancurkan berkeping-keping sama mereka? Udah hancur ya sudah, toh militer kita juga udah invasi ke Dinasti Tang. Dihancurkan juga wajar, aku gak bakal komplain. Tapi sialan! Aku sampe ngorbankan planet militer penting buat menjebak benteng Tang, semua itu demi menghancurkan benteng itu buat kontribusi ke aliansi! Lagian, kita gagal ya itu karena kekuatan kita kurang. Tapi para brengsek itu malah nyalahin kita. Dasar! Sampe-sampe gak ada yang sekedar kasih penghiburan palsu! Jadi kita wajib berjuang mati-matian buat aliansi?!" Teriak pemimpin yang kehilangan planet militer penting itu sambil mengutuk.
Seorang pemimpin yang terlihat mirip pedagang licik juga ikut nimbrung dalam pembicaraan: "Sialan, ngomongin ini bikin darahku mendidih. Kami kan terpisah ribuan mil dari Dinasti Tang, nggak ada dendam apa-apa. Tu'erte malah maksa 34 negara kayak kami buat bikin aliansi Anti-Tang sampah itu! Dasar sialan, waktu itu aku bahkan nggak tahu negara Tang itu apa, pemimpinnya siapa! Aku nggak setuju, tapi bajingan-bajingan itu malah ancam-ancam. Ya sudah! Ikut ya ikut, biar nggak diserang. Eh baru gabung langsung disuruh nurut perintah Ketua Aliansi, ngorbanin industri sipil dan ekonomi demi nambahin pasukan. Yang nggak setuju langsung dituduh kolusi sama Tang! Akibatnya ekonomi negara gua anjlok parah! Lagian, buat apa sih ngabisin sumber daya segitu banyak buat nyerang negara kecil cuma punya 42 planet? Sekarang? Untung belum kelihatan, negara sendiri malah udah kena bom habis-habisan! Sialan! Sejak gabung Aliansi Anti-Tang, cuma ada rugi mulu! Kayaknya tanpa bertahun-tahun plus ngosongin kas negara, mustahil negara bisa balik ke bentuk semula!"
“Ah, tidak tahu apakah kalian sudah menerima laporan atau belum. Jenderal saya yang dikirim ke medan perang melapor, setelah Liu Bin mengusulkan pembagian porsi planet Tang berdasarkan jumlah musuh yang dihancurkan, bahkan sebelum melihat bayangan musuh sekalipun, pasukan sekutu sudah kehilangan puluhan ribu kapal perang. Pasukan saya masih lumayan, hanya kehilangan lebih dari 300 kapal, sementara pasukanmu sudah kehilangan lebih dari 1000 kapal.” Seorang pemimpin berusia lanjut berkata sambil menunjuk pemimpin yang berpenampilan seperti pedagang licik.
Pemimpin berwajah pedagang licik langsung melompat sambil berteriak: "Kehilangan seribu lebih kapal? Sialan! Benar-benar merugi besar! Brengsek! Bagaimana komandan brengsek itu memimpin? Sampai-sampai kehilangan seribu kapal tanpa melihat musuh sama sekali? Tunggu dia kembali, pasti kulempar ke penggorengan!"
"Ini bukan kesalahan komando bawahanmu. Perlu diketahui semua komandan di garis depan harus patuh pada perintah Komandan Utama. Siapa yang tahu bagaimana Liu Bin, penasihat militer paling ulung ini, memberikan perintahnya." Kata pemimpin tua itu dengan nada penuh sindiran.
“Hmm? Lalu, bukankah Liu Bin adalah Penasihat militer terhebat di beberapa wilayah galaksi kita? Bagaimana mungkin menggunakan 22 divisi Kekuatan Militer untuk menyerang 50.000 musuh, tapi belum kontak dengan musuh saja sudah kehilangan begitu banyak pasukan?” Beberapa pemimpin mulai berdiskusi.
Pemimpin yang berwujud seperti pedagang licik itu matanya berkilat: “Cepat hubungi garis depan! Suruh mereka mencari tahu bagaimana kerusakan di negara Tiele.”
Seorang pemimpin yang cerdik langsung memahami maksud tersembunyi itu, lalu bertanya curiga: “Apa kau curiga Liu Bin memperalat kita? Itu tidak mungkin! Kita ini aliansi! Lagipula usul Liu Bin tentang pembagian porsi planet Tang berdasarkan jumlah musuh yang dihancurkan kan adil!”
"Apakah mereka memperalat kita, lihat saja perbandingan kerugian pasukan negara Tiele dengan kerugian pasukan kita. Soal aliansi? Keadilan? Hmm!" Pemimpin berpenampilan pedagang licik itu menyeringai dingin sambil mengeluarkan komunikator dan memerintahkan bawahan untuk menghubungi garis depan. Melihat gerakannya, para pemimpin lain pun mulai meniru tindakan serupa.
"Hah? Pasukan pendahulu negara Tiele 1000 personel mengalami kehancuran total?" Pemimpin berwajah licik yang mendapat intelijen ini terlihat bingung, tapi tiba-tiba ia bertanya lagi: "Bagaimana dengan formasi utamanya? Apa? Tidak ada kerusakan!? Baik! Ingat baik-baik! Mulai saat ini konservasi kekuatan, jika bertemu Korps Tang segera mundur dan jangan bertarung mati-matian! Ya, jika ada situasi mencurigakan lebih baik mundur ke negeri daripada menunggu di tempat, dengar ini perintah mematikan!"
“Para pemimpin lain yang menerima intelijen serupa memandang dengan bingung ke arah pemimpin licik, heran mengapa ia memberikan perintah seperti itu. Melihat mereka semua terpaku, si pemimpin licik menyeringai dingin: 'Semuanya, takkah kalian tahu pasukan pendahulu Tiele hanya terdiri dari kapal kecil? Di era kita semua menggunakan Kapal Perang X ini, kapal-kapal kecil itu sama dengan besi tua!'”
“Hmm, di permukaan Tiele kehilangan 1000 kapal perang, tapi secara esensi mereka tidak rugi apa-apa. Sedang kita negara-negara peserta kehilangan ratusan hingga ribuan Kapal Perang X. Sekarang harus berdiskusi apa yang harus kita lakukan,” ujar pemimpin tertua.
“Sialan! Berani memperalat aku! Ngapain berdiskusi? Pokoknya aku memutuskan keluar dari aliansi!” bentak seorang pemimpin berwatak keras sambil meninju meja.
“Keluar aliansi? Hmm, begitu kau mundur, para bajingan itu akan menjadikan ini alasan untuk menelan Wilayah Galaksi Mantun kita!” sindir si pemimpin licik dengan senyum penuh ironi.
“Kalau kita bocorkan urusan negara Tiele, apakah mereka masih mau ikut Aliansi Anti-Tang?” geram pemimpin temperamental itu.
“Hehe, aku tak berniat mengingatkan bajingan-bajingan itu. Malah ingin melihat mereka dijadikan pistol orang lain untuk menghabiskan kekuatan militer,” ujar seorang pemimpin dengan suara penuh kebencian.
“Ini tidak bisa, itu tidak boleh. Apa kita cuma bisa menyuruh pasukan garis depan menghemat tenaga tanpa bergerak?” Pemimpin temperamental itu mulai gelisah. Suasana menjadi muram karena semua tahu negara-negara di wilayah galaksi Mantun sekalipun bersekutu takkan sanggup melawan Aliansi Anti-Tang.
“Menurutku lebih baik kita bergabung dengan Kekaisaran Wen Nan. Dengan begitu berani mereka menyerang kita?” usul seorang pemimpin.
“Hehe, Saudara, intelijenmu sudah kedaluwarsa. Kekaisaran Wen Nan memang dulu kuat di wilayah kita, sayangnya kekaisaran yang memiliki ribuan planet administratif itu sekarang sudah berkeping-keping. Kalau tidak, kau kira kami bisa membentuk Aliansi Anti-Tang? Mereka pasti sudah menelan kami sejak lama.” Pemimpin tua itu tertawa licik.
Mendengar ini semua terkejut. Tak disangka Kekaisaran Wen Nan ternyata terpecah. Mengingat intelijen pemimpin tua itu selalu akurat, mereka pun memintanya menjelaskan kondisi terkini Galaksi Tanpa Kekacauan.
Sesepuh itu berpikir sejenak lalu mengangguk dan berkata: "Baiklah, aku akan memberitahu kalian informasi terbaru yang kuketahui: Setelah beberapa tahun perang besar yang kacau, saat ini Galaksi Tanpa Kekacauan terbagi menjadi lima kekuatan utama, delapan kekuatan menengah, dan seratus tujuh puluh dua kekuatan kecil. Lima kekuatan utama tersebut adalah Dinasti Sheng Long di tenggara, Republik Peter di timur – kedua negara ini sedang terlibat perang habis-habisan. Federasi Kailai di barat laut dan Monarki Jena di barat juga sedang berperang. Sedangkan yang terakhir, Kerajaan Kaiwu, berada di posisi sentral. Negara-negara kecil di sana pada dasarnya telah ditelan oleh Kerajaan Kaiwu, dan tidak ada musuh kuat di sekitarnya. Jadi saat ini negara terkuat di Galaksi Tanpa Kekacauan adalah Kerajaan Kaiwu. Raja Kerajaan Kaiwu adalah pria berusia sekitar 30 tahun yang energik, dan membangun negara sebesar ini hanya dalam hitungan tahun. Menurut intelijen, di belakangnya ada konglomerat raksasa yang menopang, kalau tidak mustahil dia bisa mencapai kesuksesan seperti sekarang. Tentang konglomerat apa itu, karena jaringan intelijensia saya tidak cukup baik, sama sekali tidak bisa diselidiki."
：“，，，，。，、、35，。，，，。，，，，，！”
Tapi ada hal yang agak aneh," lanjut Sesepuh itu tanpa menghiraukan keterkejutan para pemimpin, "negara-negara kecil di wilayah selatan Galaksi Tanpa Kekacauan ini. Meski mereka juga mengalami perang, struktur kekuasaan mereka tidak banyak berubah. Namun secara intuisi, mereka seharusnya membentuk aliansi yang sangat solid - begitu satu negara mendapat masalah, negara lain langsung mengirim pasukan dan dana tanpa ragu. Yang paling misterius, sama sekali tidak ada konflik kepentingan yang terdengar, dan pasukan gabungan mereka justru menunjukkan komando yang terkoordinasi rapi tanpa kebingungan dalam pelaksanaan kebijakan. Setelah penyelidikan intensif, akhirnya terungkap bahwa para pemimpin negara-negara ini hanyalah boneka. Urusan pemerintahan dan militer tidak berada dalam kendali mereka. Sayangnya, siapa pengendali di balik layar masih belum bisa dilacak. Artinya, di wilayah selatan yang kurang diperhatikan ini telah terbentuk satu kekuatan tunggal secara diam-diam. Hanya saja tidak jelas mengapa mereka tidak berani mengibarkan bendera mereka secara terbuka." Ia menggelengkan kepala.
Para pemimpin di sekitar terdiam. Sial! Di luar sana, satu perang bisa menentukan kepemilikan ratusan hingga ribuan planet. Tapi di sini kami harus membentuk pasukan aliansi 200.000 hanya untuk memperebutkan puluhan planet, bahkan hampir saling bertempur antar sesama anggota demi satu planet tambahan. Dibandingkan wilayah lain di Galaksi Tanpa Kekacauan, kami yang bersembunyi di sudut terpencil ini benar-benar lemah! Dahulu bermimpi menjadi penguasa, sekarang baru sadar bisa hidup sampai tua di tengah kekacauan ini saja sudah beruntung.
Seorang pemimpin senior menghela nafas. Dulu memiliki 5 planet administratif dan 100 kapal perang saja sudah bisa berkuasa. Kini puluhan ribu kapal perang dan ribuan planet administratif pun tak ada artinya. Dunia berubah begitu cepat.
“Lalu apa yang harus kami lakukan sekarang? Memikirkan pertempuran di luar sana yang melibatkan puluhan ribu kapal perang, aku merasa masa depan sangat suram.” Seorang pemimpin berkata dengan lesu. Mendengar ini, semua orang menganggukkan kepala setuju. Ya, dibandingkan dengan mereka, apa artinya kekuatan militer kami ini? Bahkan tidak mencapai sepersepuluh dari mereka!
Pada saat itu, sebuah komunikasi masuk: "Yang Mulia, benteng bergerak Dinasti Tang telah menghancurkan fasilitas militer lain di planet kita!" Pemimpin yang diberitahu itu awalnya wajahnya memerah karena marah, tapi segera berubah pucat pasi. Dengan lemas ia melambaikan tangan mematikan komunikasi. Tidak ada jalan lain - mustahil bagi mereka untuk menghancurkan benteng bergerak terkutuk Dinasti Tang itu.
Dan laporan komunikasi berikutnya seolah saling berebut, bukan pemimpin ini menerima kabar pangkalan militer dihancurkan, ya pemimpin itu mendapat kabar pasukan logistik yang mengirim suplai ke garis depan dihancurkan tanpa sisa. Ada juga yang melaporkan kapal sipil yang baru lepas atmosfer langsung diancam senjata, terpaksa kembali ke daratan dengan malu-malu. Pemilik maskapai dan turis sudah mulai protes. Semua malapetaka ini disebabkan oleh benteng bergerak Dinasti Tang yang terkutuk itu.
Para pemimpin yang mendapat begitu banyak kabar buruk ini serentak mengerutkan alis sambil menunduk, berpikir keras mencari solusi. Mereka semua paham: Jika benteng bergerak Dinasti Tang terus berulah seperti ini, jangankan mengirim logistik ke depan, seluruh galaksi mungkin akan kembali ke kehidupan planet tunggal seperti zaman purba. Kerugian saat itu bukan lagi dihitung dengan ratusan juta, tapi jauh lebih mengerikan.
Pemimpin licik itu tiba-tiba teringat sesuatu, kepalanya terangkat tajam sambil matanya berkilat menatap sang pemimpin tua: "Yang Mulia, adakah kekuatan lain di Galaksi Tanpa Kekacauan yang memiliki planet benteng bersenjata dengan kemampuan lompatan ruang?"
Pemimpin tua itu matanya mulai bersinar, ekspresinya berubah serius: "Sepengetahuanku, tidak hanya di Galaksi Tanpa Kekacauan, bahkan di seluruh alam semesta ini selain Kekaisaran Tang, tak ada satu pun yang memiliki benteng bergerak bersenjata dengan teknologi lompatan ruang."
"Apa?! Teknologi Kekaisaran Tang sudah sehebat itu?!" Seru para pemimpin serentak terkejut. Baru setelah berkonflik dengan Kekaisaran Tang mereka mengetahui keberadaan benteng bergerak. Dulu mereka hanya berpikir tak punya cukup uang untuk memproduksi beberapa planet benteng untuk main-main, sama sekali tak menyangka kesulitan produksinya. Ternyata di seluruh alam semesta hanya Kekaisaran Tang yang memiliki benteng bergerak semacam ini.
