“Ah, terlepas dari apakah benteng bergerak itu diproduksi Tang atau bukan, ini menunjukkan kedalaman Kekaisaran Tang yang tak terukur. Bagaimanapun, benteng bergerak itu satu-satunya di seluruh alam semesta. Selain itu, seperti yang kalian tahu, kapal perang Paus Putih memang ada di luar Galaksi Tanpa Kekacauan, tapi menurut investigasiku, pihak pertama di alam semesta yang memiliki kapal jenis ini tetaplah Kekaisaran Tang. Tampaknya konglomerat yang mendukung Dinasti Tang ini memiliki kekuatan yang sangat besar.” Ujar pemimpin tua itu.
“Jika begitu, bisa disimpulkan Tang adalah negara dengan prospek perkembangan menjanjikan. Meski sekarang menghadapi tekanan 200.000 pasukan, mereka tetap mampu bertahan dari serangan. Jika kita bersiap memisahkan diri dari aliansi, mungkin kita bisa...” Pemimpin licik sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya. Tapi semua yang hadir bukan bego, maksud tersirat itu jelas. Kini mereka semua merenung dan menghitung untung rugi.
"Manfaat apa yang bisa kami dapatkan setelah bersekutu dengan Dinasti Tang?" seorang pemimpin bertanya. Para pemimpin lain mengangguk-angguk gencar. Mereka semua paham bahwa istilah "bersekutu" di sini sebenarnya bermakna bergabung dengan pihak lain, namun meski memilih bergabung, kepentingan mereka sendiri harus dijamin.
"Sekarang sudah memikirkan manfaat? Pihak lawan bahkan belum pasti mau menerima tawaran persekutuan kita. Jika Dinasti Tang tidak yakin bisa menang, pasti sudah mengirim utusan untuk memecah belah Aliansi Anti-Tang. Sejauh ini, adakah di antara kalian yang pernah melihat utusan diplomatik Dinasti Tang? Fakta bahwa tidak ada aktivitas sama sekali dari pihak mereka justru membuktikan Dinasti Tang yakin bisa menghancurkan Aliansi Anti-Tang, sehingga menganggap remeh hal ini. Jangan bilang kalian pikir Dinasti Tang bahkan tidak tahu tentang pembentukan aliansi kita ini," ingat Si Pedagang Licik.
Setelah mendengar kata-kata ini, semua orang menarik napas dalam-dalam. Benar, jika tidak yakin, utusan Dinasti Tang pasti sudah bertebaran di mana-mana. Tapi tak seorang pun pernah bertemu utusan mereka. Apa artinya ini? Ini membuktikan Dinasti Tang sama sekali tidak menganggap Aliansi Anti-Tang sebagai ancaman! Dalam situasi kemenangan yang pasti, untuk apa mereka bersekutu denganmu? Bukankah lebih baik menghabisi kalian dan menelan semua asetmu?
"Apakah kita harus menjadi negara bawahan Dinasti Tang?" tanya seorang pemimpin yang tak memahami situasi. Yang lain langsung melontarkan tatapan "dasar bego" kepadanya. Mereka sudah ingin menelanmu, tapi kau malah ingin jadi bawahan? Sungguh tolol!
Adegan ini kembali membuat frustrasi, karena menurut analisis ini sepertinya tidak ada jalan keluar selain menyerah. Namun semua pihak enggan melepas status dan kekayaan mereka. Tapi melihat situasi terkini di Galaksi Tanpa Kekacauan, jika tidak mencari jalan keluar, pasti akan kehilangan segalanya. Mendekati negara-negara besar? Ini tidak perlu dipertimbangkan - aset mereka hanyalah setetes air di samudera bagi negara besar. Bahkan jika mereka mengantarkan diri, belum tentu akan diterima, dan yang pasti tak ada yang akan berterima kasih, sama saja dengan memberikan cuma-cuma. Lagipula, lokasi mereka terlalu jauh dari negara-negara besar tersebut. Mungkin sebelum manfaat penyerahan diri mereka diterima, planet mereka sudah lebih dulu ditelan oleh Dinasti Tang.
Jadi, untuk memanfaatkan penyerahan diri demi mendapatkan manfaat, kita harus mencari kekuatan di sekitar kita, dan aset yang kita miliki ini harus memiliki nilai yang sangat berharga bagi kekuatan tersebut. Hanya dengan begitu mereka akan berterima kasih dan memberikan manfaat yang lebih besar. Selain itu, yang paling penting adalah pihak tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjamin kepentingan kita, artinya mereka tidak akan dihancurkan sebelum memberikan imbalan. Dari semua pertimbangan, hanya Dinasti Tang di sekitar sini yang memenuhi persyaratan. Lalu Aliansi Anti-Tang? Kita sendiri sudah mendapat perlakuan buruk di sana, malah akan dijadikan alat. Yang terpenting, mereka akan menelan kita tanpa memberikan sedikitpun manfaat, jadi tidak perlu dipertimbangkan lagi.
“Bagaimana jika kita menyatakan diri sebagai hamba Dinasti Tang?” Seorang pemimpin mengajukan usulan ini.
“Jangan berpikir lagi, bisakah kami terbiasa menjadi bawahan orang lain? Bahkan jika bisa, Tang pasti tidak akan mengizinkan kami mendapatkan kekuasaan. Dengan pengaruh lokal kami, sulit membuat Tang merasa aman. Nanti mungkin bahkan menjadi orang kaya yang mengakhiri hidup dengan damai pun tidak bisa! Ingat, Tang juga menganut sistem diktator monarki seperti kita. Kalau kalian di posisi mereka, maukah kalian mengizinkan figur seperti ini tetap ada?!” Pemimpin licik itu mengejek. Para pemimpin mulai merenungkan: Bagaimana caranya menjamin kepentingan mereka sendiri?
"Menurutku kita harus mengajukan aliansi terlebih dahulu untuk menguji reaksi mereka. Jika tidak berhasil, baru kita ajukan penyerahan diri. Dalam hal kepentingan, kita bisa bernegosiasi dengan Dinasti Tang untuk mendapatkan keuntungan terbaik. Perlu diketahui, meskipun Tang memiliki benteng bergerak, faktanya mereka hanya menguasai 42 planet administratif dan 50.000 unit kapal perang. Sedangkan tujuh negara kita di Wilayah Galaksi Mantun jika digabungkan memiliki sekitar 300 planet administratif dan lebih dari 40.000 kapal perang. Jika armada kita membelot di medan perang, itu cukup untuk mengubah situasi pertempuran. Ditambah dengan planet administratif yang 8 kali lipat lebih banyak dari Tang - semua ini bernilai sangat tinggi. Tentu saja, mungkin Tang yang sedang terburu-buru akan bersedia bersekutu dengan kita." Pemimpin tertua itu menganalisis, kata-katanya mendapat persetujuan bulat karena mereka memang enggan melepas kekuasaan begitu saja.
"Benar juga! Dinasti Tang bisa mendapatkan tambahan hampir 40.000 unit kapal perang dan ratusan planet administratif tanpa usaha berarti. Pasti mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Menurut kalian syarat apa yang harus kita ajukan?" Seorang pemimpin lainnya bertepuk tangan antusias.
“Menurut saya seharusnya...” Maka ketujuh pemimpin Wilayah Galaksi Mantun pun mulai berdiskusi panas dengan saling menyela, semuanya berusaha memperjuangkan kepentingan pribadi mereka. Mengenai kepentingan negara? Masa sih, negara adalah mereka sendiri, mereka adalah negara. Dengan menjamin kepentingan mereka berarti sudah menjamin kepentingan negara, apa bedanya?
Benteng Perak saat ini sedang melayang diam-diam di angkasa. Setelah pernah disergap, setiap serangan Benteng Perak kini dilakukan dengan sangat hati-hati. Pertama-tama mengirim satelit pengintai untuk memindai area sekitar planet target, baru kemudian melakukan pengeboman. Meskipun memakan lebih banyak waktu, cara ini jauh lebih aman dibanding sebelumnya yang langsung menyerbu ke permukaan planet tanpa persiapan.
“Baik! Target kali ini adalah itu. Kirim satelit pengintai!” Tang Long yang telah memilih target menunjuk sebuah planet di layar.
Ribuan bola logam hitam seukuran bola kaki, dengan cepat meluncur keluar dari Benteng Perak, menuju planet di depan. Satelit pengintai semacam ini, Benteng Perak memiliki ratusan ribu unit. Bukan karena sengaja dipasang oleh Tang Long, melainkan sudah terpasang sejak produksi benteng ini sebagai konfigurasi dasar. Sebelumnya tidak digunakan karena kesombongan Tang Long semata.
Saat Tang Long menunggu intelijen, tiba-tiba satelit pengintai mengirimkan gambar sebuah kapal transport kecil berwarna putih. Kapal tersebut terus memancarkan sinyal tidak melakukan perlawanan sambil mendekati Benteng Perak.
"Hmm? Kapal transport ini mau apa? Kenapa mendekati kita? Apa mereka tidak tahu benteng ini adalah musuh mereka?" gumam Tang Long sambil mengerutkan alis melihat pesawat antariksa itu.
"Kapal itu terus memancarkan sinyal tidak melawan, dan bergerak langsung ke arah kita. Mungkin ini utusan dari salah satu kekuatan," kata Feng Bing.
“Utusan dari suatu kekuatan? Hehe, apakah mereka ingin merangkul benteng bergerak ini? Hmm, kirim satu kapal perang Paus Putih untuk menjemput orang-orang di pesawat itu ke dalam.” Tang Long tertawa.
Tak terlihat siapa pun yang menerima perintah. Saat perintah Tang Long dikeluarkan, sebuah kapal perang Paus Putih segera meluncur dari benteng menuju pesawat tersebut. Tidak heran Tang Long sangat puas dengan para robot prajurit ini, karena semua perintahnya bisa dieksekusi dengan refleks kilat.
“Ini kapal perang Paus Putih!” Seru seorang perwira di pesawat itu saat melihat kapal perang Paus Putih yang muncul dari arah depan benteng. Para perwira di kapal mengamati dengan seksama kapal perang tersebut, sambil berspekulasi tentang performanya. Memang, meski tahu ada kapal perang Paus Putih dijual di luar Galaksi Tanpa Kekacauan, mereka tak bisa membelinya pulang—bahkan data teknis kapal itu pun tak bisa diperoleh. Pantas saja mereka sangat tertarik.
7 orang berpenampilan pejabat sipil mendengar ini, tidak berkata apa-apa. Semua mata tertuju tajam pada tubuh ramping kapal perang Paus Putih di layar. Mereka menilai seberapa besar kekuatan mematikan kapal perang semacam ini, dan berapa banyak kapal Dinasti Tang yang ada. Para pejabat sipil ini semuanya adalah orang kepercayaan pemimpin, tahu tujuan kedatangan mereka. Maka mereka semua sedang mengukur kemampuan Dinasti Tang, melihat seberapa besar manfaat yang bisa diperjuangkan untuk junjungan mereka.
Tak lama kemudian, pesawat antariksa dipandu kapal perang Paus Putih tiba di perimeter benteng. Kapal perang Paus Putih lalu mengerahkan kapal pendarat untuk menjemput 7 pejabat tersebut masuk ke dalam benteng. Para pejabat tidak keberatan dengan larangan pesawat mereka memasuki benteng. Bagaimanapun, tak ada pihak yang akan mengizinkan kapal berlatar belakang tak jelas masuk pangkalan militer. Siapa tahu apakah kapalmu mengandung hal aneh? Jika tiba-tiba meledak setelah masuk pangkalan, itu bisa jadi hiburan.
Setelah melalui pemeriksaan pemindaian senjata, 7 pejabat diantar ke menara kontrol. Begitu melihat Tang Long yang duduk di kursi komando dengan dua gadis cantik berdiri di belakangnya, mereka segera maju selangkah dan membungkuk seraya berkata: "Yang Mulia Jenderal, kami adalah perwakilan dari 7 negara di Wilayah Galaksi Mantun." Setelah itu mereka masing-masing memperkenalkan negara dan nama mereka.
"Selamat datang, silakan duduk. Ada keperluan apa hingga kalian datang? Bukankah kita sedang berstatus pihak yang sedang berperang?" Tang Long yang berdiri menyambut mengajak mereka duduk sambil memberi isyarat pada robot prajurit untuk menyuguhkan hidangan teh, sambil bertanya penasaran. Awalnya dia mengira ini adalah utusan dari suatu kekuatan yang mengincar benteng terapungnya, tak menyangka ternyata mereka adalah perwakilan 7 negara Aliansi Anti-Tang dari Wilayah Galaksi Mantun. Apakah mereka datang untuk meminta agar kami tidak menyerang mereka?
"Kami berharap dapat berdiskusi dengan penguasa negara Baginda mengenai suatu hal," jawab pejabat tersebut dengan sopan.
“Oh, saya adalah Komandan Tertinggi Dinasti Tang——Tang Long. Silakan langsung bicara apa maksud kalian.” Tang Long berkata dengan santai. Melihat sikap sopan mereka, dia tahu pasti ada permintaan. Meski belum mengerti apa yang diinginkan, sikap Tang Long sudah mulai rileks dan bahasanya tak lagi terlalu formal.
“Ah, Anda ini ternyata...” Tujuh pejabat itu tertegun. Mereka sama sekali tak menyangka pemuda berusia dua puluhan ini adalah musuh terbesar Aliansi Anti-Tang——Sang Penguasa Dinasti Tang. Yang lebih mengejutkan, sebagai pemimpin negara, dia malah memimpin pasukan menyusup ke wilayah musuh. Menurut protokol normal, pemimpin tertinggi suatu negara harusnya berada di tempat paling aman seperti para penguasa mereka yang bahkan tak mau mendekati garis depan, apalagi menyelinap ke belakang garis pertahanan musuh.
7 pejabat tersebut setelah tertegun, buru-buru berdiri dan melakukan ritual hamba dengan berlutut satu kaki, lalu menyapa kembali dengan sangat hormat - bahkan terkesan berlebihan, melebihi ritual penghormatan yang biasa mereka lakukan kepada raja mereka sendiri. Tang Long mempersilakan mereka bangun sambil merasa heran. Mengenai ritual penghormatan itu sendiri, Tang Long yang sedikit memahami sistem protokol tidak terlalu terkejut, karena statusnya setara level dengan penguasa negara mereka. Yang membuatnya bingung adalah alasan di balik sikap mereka yang begitu sopan dan hormat, seolah-olah dirinyalah penguasa mereka.
“Hamba-hamba luar kali ini datang mewakili penguasa negara kami untuk berdiskusi dengan Yang Mulia mengenai suatu hal.” Pejabat itu berkata dengan sangat hormat. Tang Long mengernyitkan alis mendengar hal ini. Ia tidak mempermasalahkan kata "Yang Mulia", tapi lebih tertarik pada sebutan "hamba luar". Tang Long ingat sepertinya hanya bawahan negara vasal yang menyebut diri mereka "hamba luar" di hadapan negara induk. Kapan dirinya menjadi negara induk bagi tujuh negara Mantun? Tapi Tang Long juga tidak yakin apakah memang ada aturan seperti itu, mungkin pejabat negara lain memang menyebut diri demikian di hadapan penguasa asing.
Tidak mempedulikan detail-detail tersebut, Tang Long langsung bertanya: "Mau berdiskusi tentang apa? Jangan bertele-tele, langsung saja katakan."
“Tujuh negara di Wilayah Galaksi Mantun bersedia bersekutu dengan negara Baginda untuk bersama-sama menghancurkan Aliansi Anti-Tang.” Ucap sang pejabat.
“Bersekutu?” Reaksi intuitif pertama Tang Long yang berpikiran sederhana langsung menggelengkan kepala saat mendengar ini: "Terima kasih, tapi kami tidak membutuhkannya." Dalam hati Tang Long, sebenarnya tidak lama lagi dia bisa menelan semua negara yang bergabung dengan Aliansi Anti-Tang. Sekarang tiba-tiba muncul tawaran bersekutu, bukankah itu sama saja dengan melihat makanan lezat di depan mata namun hanya bisa menelan ludah? Hal seperti ini pasti tidak akan dilakukan Tang Long.
Melihat pihak lawan bahkan tidak mempertimbangkan sama sekali dan langsung menolak dengan tegas, ketujuh pejabat jelas tertegun sejenak. Rupanya niat pertama raja mereka telah gagal. Namun mereka tidak putus asa, karena urusan persekutuan ini sebenarnya hanya uji coba. Masalah penting masih ada di belakang. Tapi jika langsung mengajukan skema lain setelah ditolak, tentu tidak pantas. Akhirnya mereka menghabiskan waktu cukup lama berusaha meyakinkan Tang Long menyetujui persekutuan.
Tentu saja, Tang Long yang sudah bulat menyerah sama sekali tidak melepas. Akhirnya, 7 pejabat itu mengucapkan pamit undur diri sambil meninggalkan pasukan untuk menunggu sambil kembali untuk bernego sebelum melakukan kunjungan lanjutan. Meski bingung mengapa masih perlu bernego dan berkunjung setelah jelas-jelas menolak bersekutu, Tang Long dengan santai berkata "Menyambut baik kedatangan mereka lagi" lalu tidak lagi mempedulikannya.
Awalnya para pejabat itu masih berencana datang lagi beberapa hari kemudian, agar Tang Long tidak melihat mereka panik. Tapi belum sehari berlalu, mereka sudah didesak oleh raja mereka untuk kembali, karena dalam waktu sesingkat itu, Tang Long sudah meledakkan beberapa planet lagi. Para pemimpin itu khawatir jika pemboman seperti ini terus berlanjut, mungkin nanti mereka tidak bisa menukar banyak uang, jadi mereka tidak takir kalau latar belakang mereka diketahui Tang Long.
“Kami, 7 negara di Wilayah Galaksi Mantun bersedia bergabung dengan Dinasti Tang.” Beberapa pejabat yang telah melihat Tang Long ini, setelah sekadar bersikap sopan lagi, langsung membuang kartu truf mereka.
"Bergabung dengan Dinasti Tang?" Tang Long tertegun sejenak. Saat ini situasi pertempuran belum jelas pemenangnya, dan secara kasat mata Aliansi Anti-Tang masih unggul. Mengapa 7 negara di Wilayah Galaksi Mantun tiba-tiba ingin bergabung di saat seperti ini? Namun Tang Long segera tersadar bahwa tidak mungkin ada keuntungan besar yang bisa diperoleh secara cuma-cuma. Ia pun bertanya, "Bergabung jenis apa ini? Bergabung secara permukaan atau substansial?"
"Bergabung yang kami maksud adalah menyerahkan seluruh kekuasaan di bidang militer, administratif, hukum, sistem ekonomi Wilayah Galaksi Mantun kepada Dinasti Tang, menjadi wilayah kekuasaan di bawah pemerintahan Dinasti Tang." Pejabat itu menjelaskan.
"Oh, sebaik ini?" Mendengar ini, Tang Long merasa tergoda. Ini sama saja dengan ditelan mentah-mentah! Bagaimana mungkin ada hal sebaik ini? Jangan-jangan ini jebakan? Tapi jebakan seperti ini sepertinya tidak bisa menjerat siapa pun. Tang Long tahu tidak ada hasil tanpa pengorbanan, maka ia bertanya, "Apa permintaan khusus kalian?"
“Penguasa kami berharap Yang Mulia dapat memberikan biaya satu planet seharga 100 triliun Mata uang Wu Lai, satu kapal perang seharga 1 miliar Mata uang Wu Lai atau komoditas bernilai setara sebagai penukar seluruh wilayah galaksi Mantun.” Pejabat itu berkata dengan sedikit malu. Tidak ada cara lain, meskipun dalam sejarah alam semesta pernah ada pertukaran planet dengan uang, namun selalu pembeli yang mencari penjual. Tidak seperti sekarang dimana penjual yang mencari pembeli.
"Hmm..." Tang Long tak menyangka pihak lawan benar-benar memperjualbelikan planet seperti barang. Ia tertegun sejenak. Namun saat Feng Shuang langsung membisikkan total harga uang di telinganya tepat setelah pejabat selesai bicara, Tang Long langsung melompat sambil mengaum: "Apa?! 312 planet administratif kalian minta aku bayar 31.200.000.000 miliar? 42.000 kapal perang minta 420.000 miliar lagi?! Sial! Kalian anggap aku bego atau apa?! Berani-beraninya minta uang sebanyak ini! Harga satu planet kalian saja cukup untuk kubuat puluhan ribu kapal perang Paus Putih! Daripada membeli planet-planet ini, lebih baik aku rebut sendiri! Selain tidak perlu keluar uang, aku bisa ambil alih semua uang di kas negara kalian! Tidak usah nego lagi, pergikan tamu-tamu ini!" ujarnya sambil menghentakkan tangan dengan geram.
Begitu gerakan tangan Tang Long selesai, puluhan robot prajurit langsung mengusir para pejabat itu keluar dari benteng sebelum mereka sempat bereaksi.
Tujuh pejabat sipil yang sedang duduk di pesawat antariksa dalam perjalanan pulang terlihat sangat kecewa. Meskipun harga seratus triliun sebenarnya tidak mahal untuk nilai intrinsik sebuah planet, dan sebenarnya mereka bisa mengusulkan penurunan harga, namun pihak lawan mengusir mereka sebelum sempat menyelesaikan pembicaraan, membuat banyak argumen tertahan di perut. Tapi di sisi lain, bagaimanapun juga penurunan harga, jelas-jelas pihak lawan bermaksud merebut paksa - tidak hanya planetnya tapi juga uang di kas negara. Kecuali planet itu diberikan secara cuma-cuma, semua negosiasi pasti akan gagal.
Kegagalan perundingan ini membuat mereka tidak tahu hukuman seperti apa yang akan menanti saat kembali. Para pejabat saling memandang dengan wajah pahit, tiba-tiba salah seorang terkejut dan berseru: "Tuan-tuan, apakah kalian mendengar ucapan Tang Long tadi?"
Seorang pejabat sipil menghela napas, "Hah, tentu saja kami dengar. Tak disangka Dinasti Tang ternyata tahu jumlah pasti planet dan kondisi kekuatan militer kita. Sepertinya perang sudah pasti kalah sebelum dimulai. Intelijen mereka sudah mengetahui segalanya. Tapi untungnya Dinasti Tang tidak punya data terbaru, sehingga tidak tahu bahwa kapal perang di Wilayah Galaksi Mantun kita sekarang hanya tersisa 30.000 lebih."
Pejabat sipil lain juga mengeluh, "Hah, apa bedanya tahu atau tidak? Berbisnis? Dinasti Tang sekarang sudah siap langsung merebut planet-planet, kalian mau jual ke siapa lagi? Wajar saja Dinasti Tang berpikir begitu, karena dengan cara ini mereka tidak perlu keluar uang malah bisa mendapat pendapatan. Ah, kenapa tugas ini jatuh ke kita? Nasib memang sial."
Pejabat sipil itu berkata dengan cemas, "Bukan itu maksudku! Apakah kalian dengar ketika Tang Long bilang harga satu planet saja sudah cukup untuk memproduksi puluhan ribu kapal perang Paus Putih?!"
“Kami dengar, lalu bagaimana? Bukankah...” Pejabat itu tiba-tiba berteriak: “Ah! Dia berkata begitu, jangan-jangan... jangan-jangan Dinasti Tang bisa memproduksi kapal perang Paus Putih?! Bukankah kapal perang Paus Putih-nya dibeli?”
Mendengar ini, wajah para pejabat berubah pucat. Perwira pengawal yang mendengar mulai bertanya macam-macam. Setelah mengetahui faktanya, wajah perwira itu tak kalah buruk dari para pejabat. Sebab di Galaksi Tanpa Kekacauan saat ini, negara-negara kecil sama sekali tak punya kemampuan memproduksi kapal perang. Sementara negara besar pun teknologinya tak cukup maju, hanya bisa membuat kapal biasa. Kapal kelas tinggi harus dibeli dari pengusaha senjata. Jadi jika suatu negara bisa memproduksi kapal kelas tinggi, kekuatan militernya pasti signifikan. Artinya, Dinasti Tang yang mampu memproduksi kapal Paus Putih seharusnya tak kalah dari negara-negara besar. Aliansi Anti-Tang yang terdiri dari negara kecil seperti kita ini jelas tak sebanding.
Seorang pejabat sipil menggelengkan kepala dan menghela napas: "Sudahlah, laporkan secara jujur pada penguasa. Terserah keputusan beliau." Semua orang mengangguk pasrah. Tidak ada pilihan, mereka yang tidak punya hak putus hanya bisa menunggu keputusan penguasa.
Para pemimpin Wilayah Galaksi Mantun yang mendapat kabar ini tertegun. Mereka tak menyangka Dinasti Tang ternyata mampu memproduksi senjata seperti kapal perang Paus Putih. Satu pihak hanya bisa membeli, sementara pihak lain bisa memproduksi sendiri. Mana yang lebih unggul jelas terlihat.
"Bukankah Dinasti Tang dikendalikan konglomerat besar? Konglomerat besar tak mungkin memberikan teknologi ke negara yang mereka kendalikan. Tapi jika tidak ada konglomerat di belakangnya, bagaimana mereka bisa mencapai prestasi sehebat ini dalam waktu singkat?" Para pemimpin itu kebingungan sambil merenungkan paradoks ini.
“Kujelasin, kalau planet nggak bisa dijual, mending kita gelapkan uang kas negara aja. Siapa yang mau planet-planet ini, silakan ambil!” usul seorang pemimpin, disambut persetujuan dari pemimpin lain.
Pemimpin licik menyeringai sinis: "Gelapin? Hmph, masih mau kabur? Sadar nggak kalau Wilayah Galaksi Mantun sekarang jadi taman belakang benteng perak? Pesawat kita baru keluar atmosfer langsung ditawan benteng itu!"
"Terus gimana dong? Nggak cuma planet dikasih gratis, uang kas negara juga harus dihibahkan?" teriak para pemimpin panik. Mereka semua takut ditangkap Dinasti Tang, karena sekali tertangkap, seluruh kekayaan pribadi bakal disita! Tapi mereka masih berharap ada yang bisa menemukan solusi yang menguntungkan dua pihak sekaligus, toh jumlah uang kas negara juga nggak sedikit.
Pemimpin tertua bersuara, “Cukup, jangan berdebat lagi. Saya sendiri sudah lanjut usia, tidak punya banyak ambisi. Atas dasar hubungan bertetangga selama bertahun-tahun dengan Tuan-tuan, izinkan saya memberikan peringatan.” Para pemimpin segera diam, ingin mendengar nasihat apa yang akan diberikan oleh sesepuh ini.
“Galaksi Tanpa Kekacauan saat ini dalam kekacauan, situasi genting yang bisa berubah kapan saja. Begitu mengalami kekalahan, kita akan kehilangan segalanya. Bahkan harapan untuk menghabiskan sisa hidup dengan tenang pun menjadi kemewahan. Saat ini kita masih punya kesempatan untuk mundur secara heroik dari arus deras ini, namun di masa depan tidak ada jaminan kesempatan seperti ini akan terulang.” Mendengar ini, para pemimpin lain terdiam. Setelah mengetahui kabar tentang negara-negara besar di luar yang memiliki ribuan planet administratif dan 100.000 unit kapal perang, keberanian mereka untuk bersaing sudah sirna. Kini yang menjadi perhatian mereka adalah bagaimana mempertahankan kekayaan yang telah dikumpulkan selama puluhan tahun.
“Tidak mau menyembunyikan dari semuanya, aku telah menyiapkan usaha keluarga yang cukup besar di Wu Lai Guo, cukup untuk menghidupi diri dan keturunanku selama beberapa generasi. Percaya kalian semua juga sudah menyiapkan jalan mundur?” Melihat para pemimpin mengangguk secara refleks, pemimpin tua itu tersenyum dan melanjutkan: “Mengingat kita semua sudah memiliki persiapan seperti ini, maka janganlah terlalu memikirkan uang itu. Transfer semua harta pribadi yang bisa dibawa melalui bank, sisa yang tidak bisa dibawa, serahkan saja seluruhnya kepada Dinasti Tang sebagai imbalan izin keberangkatan kita.”
Mendengar ini, mereka merenungkan sejenak lalu segera mengangguk. Para pemimpin diktator ini sudah terbiasa menyimpan sebagian besar uang mereka atas nama pribadi di Bank Antariksa, sementara kas negara hanya digunakan untuk dana gaji, fasilitas, dan lain-lain yang bersifat publik. Meski agak berat melepas dana tersebut, tapi tidak terlalu menyedihkan karena ini hanya sebagian kecil dari kekayaan mereka. Mengorbankan sedikit uang untuk mendapatkan kebebasan, itu sepadan.
“Ngomong-ngomong, lebih baik kita membantu Tang Long mendapatkan kendali atas wilayah galaksi ini sebelum pergi, karena kalau tidak dilakukan mungkin kita sama sekali tidak bisa meninggalkan tempat ini.” Melihat para pemimpin mulai sibuk melakukan transfer dana, pemimpin licik itu tak lupa mengingatkan. Para pemimpin langsung mengangguk setuju tanpa berpikir panjang, mereka semua paham akan kebiasaan ini.
Maka tanpa sepengetahuan Tang Long, seluruh pemimpin Wilayah Galaksi Mantun memutuskan untuk menyerahkan negara mereka ke Dinasti Tang, lalu kabur menjadi orang kaya.
Menerima dokumen yang dibawa oleh 7 pejabat yang datang kembali, Tang Long tertegun: "Perjanjian Penyerahan 7 Negara Wilayah Galaksi Mantun? Menyerahkan seluruh negara ke Dinasti Tang secara taat tanpa syarat?! Apa hari ini Hari April Mop?" Tang Long menoleh ke dua gadis cantik di belakangnya sambil bertanya dengan wajah bingung.
Feng Shuang dan Feng Bing yang juga tidak mengerti apa yang terjadi saling bertukar pandang, lalu menggelengkan kepala dengan pasrah kepada Tang Long. Mereka benar-benar tidak paham apa yang diinginkan penguasa Wilayah Galaksi Mantun. Cuma beberapa puluh planet yang dihancurkan junjungan mereka, kok langsung menyerah? Oh, bukan menyerah, tapi menyerahkan negara—menyerahkan seluruh negara ke Dinasti Tang. Kenapa mereka tidak punya harga diri sama sekali ya?
Meski Feng Shuang dan Feng Bing agak menghela napas, mereka juga turut bersukacita untuk junjungannya. Bagaimana tidak, tanpa usaha berarti mereka sudah mendapatkan seluruh Wilayah Galaksi Mantun. Seketika tambah 312 planet administratif! Pasti Yang Mulia Yuna dan beberapa pejabat dalam negeri lainnya akan susah tidur berhari-hari begitu tahu kabar ini.
"Apakah penguasa kalian tidak ada permintaan khusus?" Tang Long meletakkan dokumen sambil bertanya ke pejabat sipil. Meski perjanjian itu benar-benar taat tanpa syarat, Tang Long tidak percaya para penguasa Mantun akan baik hati menyerahkan negara mereka ke Dinasti Tang tanpa alasan.
"Yang Mulia kami hanya berharap Yang Mulia dapat mengizinkan mereka membawa harta pribadi beserta kerabat dekatnya meninggalkan Galaksi Tanpa Kekacauan dengan aman. Tentu saja, Yang Mulia kami akan membantu Anda memperoleh kekuasaan atas wilayah galaksi ini dan pasukan garis depan terlebih dahulu. Setelah wilayah ini stabil, kami berharap Yang Mulia dapat menepati perjanjian," jelas pejabat sipil itu.
Tang Long mengusap dagunya. Meski tak memahami situasi sebenarnya, dia tidak merasakan kecurigaan apapun. Permintaan pihak lawan juga terlihat masuk akal. Akhirnya Tang Long mengangguk menyetujui.
Setelah kesepakatan tercapai, masalah berikutnya adalah mengkonsolidasi kendali atas Wilayah Galaksi Mantun. Karena saat ini hanya memiliki satu benteng di lokasi, Tang Long terpaksa memindahkan 31.200 unit robot prajurit dari benteng tersebut. Setiap planet dikirimkan 100 unit untuk sepenuhnya mengambil alih sistem radar di seluruh planet di Wilayah Mantun. Dengan demikian, bahkan jika wilayah Mantun berniat mengingkari janji, sistem radar bisa dihancurkan secara instan sehingga seluruh planet di wilayah itu menjadi buta.
Meski menyadari hal ini, para pemimpin Wilayah Galaksi Mantun sama sekali tidak memperhatikannya. Mereka sibuk mengatur kerabat dekat untuk naik ke pesawat antariksa dan pergi. Kini sistem radar telah dikuasai Dinasti Tang, siapa tahu apakah Dinasti Tang akan mengingkari janji? Maka lebih baik secepatnya mengungsikan keluarga. Tang Long sendiri justru sangat toleran terhadap kelicikan kecil para pemimpin ini, dengan melambaikan tangan memberi izin lepas. Masalah perpindahan kesetiaan para pemimpin ke Dinasti Tang ini, selain beberapa kaki tangan dekat, seluruh proses berlangsung tanpa sepengetahuan Rakyat dan pejabat Wilayah Galaksi Mantun. Jadi ketika Dinasti Tang telah menguasai semua sistem radar planet, Rakyat dan pejabat masih mengira negara mereka sedang berperang melawan Dinasti Tang.
Setelah robot melapor telah mengambil alih semua sistem radar planet, Tang Long melonjak sambil bersorak: "Ah ha! Aku punya lebih dari 350 planet! Ha ha, ha ha, asal aku perintahkan pasukan 7 negara itu berbalik menyerang dari dalam, Aliansi Anti-Tang pasti hancur total! Wa haha..." Tawa Tang Long terhenti tiba-tiba, wajahnya berubah canggung: "Sial, tidak ada cara berkomunikasi dengan negeri kita. Apa harus mengirim kapal komunikasi? Tapi bagaimana melewati wilayah galaksi Bulan Sabit dan Qinghai? Pesawat tidak bisa melewati Garis penghalang! Bawa benteng ini pulang? Tanpa ancaman benteng, hantu tahu wilayah ini akan jadi seperti apa. Sebenarnya harus bagaimana ini?"
"Junjungan, kita bisa pakai kapal komunikasi wilayah Mantun. Negara-negara di wilayah Bulan Sabit dan Qinghai pasti tidak akan mencegat. Asal bisa terhubung dengan negeri kita, armada kita bisa langsung lompat ke sini. Bekerja sama dengan pasukan dalam negeri untuk melakukan serangan dua arah dari dalam dan luar ke kedua wilayah Bulan Sabit dan Qinghai." Feng Shuang mengingatkan.
“Ah, benar! Bagaimana bisa aku senang sampai lupa?” Tang Long menampar dahinya sendiri, "Cepat, segera beri tahu negeri, suruh mereka segera mengubah rencana dan secepatnya menyelesaikan Aliansi Anti-Tang!" Tang Long kembali berteriak-teriak.
Melihat Tang Long yang bersemangat sampai melompat-lompat, Feng Bing dan Feng Shuang tersenyum tipis lalu segera melaksanakan misi.
