"Pasukan tempur bersiap!" Suara dari pengeras suara menggema. Chen Bing di pintu masuk menggenggam senjatanya erat, menoleh ke manusia kera berambut merah di sampingnya yang sedang mengisi kartrid energi ke baju zirahnya: "Lao Yuan, percepat gerakanmu! Nanti tidak sempat!" Sementara A6 melangkah maju dan berdiri menghalangi Lao Yuan dengan tubuhnya.
"Selesai!" Manusia Kera Berambut Merah melempar botol energi kosong lalu meraih senjatanya sambil menggerutu: "Sialan, si bajingan Aliansi Anti-Tang itu pikir aku mudah ditindas? Setiap kali mereka fokus serang aku! Baju zirahku sampai rusak beberapa set, dan waktu isi ulang energinya selalu lebih lama dari kalian!"
Chen Bing menoleh sambil tersenyum: "Siapa suruh posturmu tinggi dan suka teriak-teriak sambil menerobos ke depan? Mau diserang siapa lagi kalau bukan kau?"
Manusia Kera Berambut Merah mencibir lalu mengalihkan topik: "Sekarang kita di kapal keberapa? Aku bingung sudah berapa lama bertempur."
Chen Bing menjawab: "Jangan tanya aku, aku juga bingung. Tanya A6 saja, dia yang ingat."
A6 tanpa menoleh langsung menjawab: "24."
Manusia Kera Berambut Merah tersenyum lebar: "Wah, berarti kita sudah jatuhkan 23 kapal musuh? Menurut poin jasa, harusnya kita bisa naik pangkat jadi Letnan Dua kan?"
“Pasti bisa jadi Letnan Dua, resimen kita sekarang cuma tersisa segini orang.” Chen Bing berkata dengan nada muram.
Manusia Kera Berambut Merah menoleh melihat sekeliling, menyadari prajurit tempur di sekitar kokpit tempur hanya sekitar seratus orang. Tidak diketahui berapa di antaranya robot. Sayangnya selain dirinya, tak ada lagi manusia kera. Dulu ia iri dengan tubuh baja robot, tapi di hadapan meriam laser, robot dan prajurit berdaging sama saja, sama-sama mati oleh satu tembakan. Memikirkan resimen tempur 2.000 orang yang hanya tersisa 100-an dalam hitungan hari, manusia kera itu kehilangan minat untuk berteriak-teriak.
Chen Bing yang melihat ekspresinya segera mengalihkan topik: "Lao Yuan, berapa kau sudah habisi? Aku sudah lebih dari 100 lho."
Manusia Kera Berambut Merah menggelengkan kepala: "Aku juga tidak ingat persis, tapi pasti lebih dari 100 juga."
Chen Bing teringat sesuatu: "A6, sebelumnya pernah mengalami tempur tangan kosong?"
A6 menggelengkan kepala: "Tidak, sebelumnya aku bertugas sebagai penembak meriam."
"Benar-benar, bukannya pertempuran pasukan tempur kapal perang di medan perang itu sangat jarang? Kenapa kali ini bisa ada begitu banyak pertempuran pasukan tempur? Seolah-olah tidak ada habisnya. Apa yang dilakukan para penembak meriam itu sampai bisa membiarkan musuh maju?" Manusia Kera Berambut Merah bergumam.
Chen Bing tersenyum getir: "Tak ada solusi. Karena kita sudah menghancurkan puluhan ribu kapal perang mereka dengan taktik gerilya, sekarang mereka benar-benar mengamuk. Jadi begitu melihat kami, seluruh pasukan musuh langsung menyerbu habis-habisan, terus mendesak agar pasukan sekutu mereka bisa mengurung dan menghancurkan kita. Dalam situasi seperti ini, justru aneh kalau tidak terjadi pertempuran tangan kosong. Jangan salahkan para penembak meriam. Kalau bukan karena usaha mereka membunuh musuh yang menahan kami sebelum pasukan musuh lain berhasil mengurung, pasukan kita ini sudah hancur total."
"Lho? Kok kau bisa tahu banyak sekali?" Manusia Kera Berambut Merah bertanya penasaran.
“Dasar bodoh, siapa suruh kau tidak pantau siaran situasi pertempuran seluruh pasukan? Semua laporan pertempuran ini sudah dijelaskan di sana.” Chen Bing memberi gestur merendahkan ke Manusia Kera Berambut Merah.
Saat Manusia Kera Berambut Merah hendak berbicara lagi, A6 sudah berteriak keras: "Datang!"
Begitu kata-kata A6 selesai, semua orang merasakan tubuh mereka terguncang, lalu pintu kabin pasukan tempur langsung terbuka cepat dengan suara 'plak'. Pasukan tempur yang sudah menunggu lama pun segera berteriak-teriak sambil berlari masuk ke kabin.
Di tempat lain di dalam Kapal Perang X Dinasti Tang, Liu Sihao memandang prajurit di sampingnya dengan perasaan ingin menangis. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa nasibnya bisa sial begini. Susah payah mengubah semua bawahan yang dibawa dari Federasi menjadi awak kapal perang, mengira setidaknya akan mendapat posisi wakil kapten atau komandan skuadron pesawat tempur. Tapi malah ditunjuk sebagai Komandan Resimen Pasukan Tempur.
Awalnya kupikir sebagai Komandan Resimen Pasukan Tempur, aku tak punya kesempatan meraih jasa. Karena pasukan tempur hampir tak berguna dalam pertempuran antariksa. Tapi yang lebih tak terduga, kali ini pertempuran antariksa justru mengalami pertempuran tangan kosong berkali-kali! Sampai-sampai pasukanku tinggal tersisa seratus dua ratus orang! Sekarang resimen ini cuma tiga empat ratus personel, separuhnya adalah robot dan manusia kera. Manusia kera mudah dikenali, tapi robot sulit dibedakan. Karena sekarang robot persis seperti manusia - bisa bernapas, bisa mengeluarkan darah.
"Pasukan intiku! Kenapa si terkutuk Tang Long memberi robot kulit sintetis?! Kalau tidak, aku bisa membedakan mana robot. Dengan begitu aku bisa mengirim mereka jadi pasukan terdepan, dan pasukan intiku takkan mati sebanyak ini!" Liu Sihao menjerit dalam hati. Delapan per sepuluh pasukan yang susah payah dibangunnya musnah. Dengan sisa sedikit begini, apa lagi yang bisa dia lakukan?
“Hahaha, seru banget! Akhirnya bisa melampiaskan kekesalan yang terpendam selama ini.” Li Lijun yang mengenakan perlengkapan pasukan tempur lengkap mengacungkan meriam portabelnya sambil berseru penuh semangat.
Liu Sihao memutar kepala dan melontarkan tatapan penuh kebencian ke arah Li Lijun. Dalam hatinya berbisik jahat: "Brengsek berpikiran sederhana ini! Kenapa dia bisa selamat melalui begitu banyak tempur tangan kosong, sementara semua Jenderal Besar-ku hancur total? Brengsek Li Lijun! Kenapa kau tidak menghalangi meriam laser untuk Jenderal Besar-ku?! Setidaknya aku masih punya beberapa bakat berguna!"
"Hei Liu Sihao, kesiapan tempur pasukan tempur! Jangan melamun." Li Lijun menepuk bahu Liu Sihao.
Liu Sihao dalam hati mengutuk: "Brengsek, kau yang tak berpendidikan ini seharusnya memanggilku Komandan Resimen atau Komandan! Apakah nama Letnanku boleh kau panggil sembarangan sebagai Kopral?! Mengapa bajingan sepertimu yang selalu berada di garis depan tak pernah terluka parah?" Namun dia tersenyum dan menganggukkan kepala kepada Li Lijun: "Terima kasih."
Pintu kabin pasukan tempur terbuka. Li Lijun yang pertama bersorak-sorak masuk. Sementara Liu Sihao berpikir: "Li Lijun yang berpikiran sederhana ini, saat mabuk mengutuk Tang Long tapi bangun lupa segalanya. Kebenciannya pada Tang Long pun hilang setelah dipindahkan ke pasukan tempur, malah berubah jadi rasa syukur. Menyebalkan! Akulah yang memindahkanmu, mengapa kau bersyukur pada Tang Long?! Hmph, rupanya dia tak bisa dilibatkan dalam rencanaku. Rencanaku bisa hancur karenanya!" Sambil menunggu regunya bersama manusia kera dan robot masuk lebih dulu, barulah dia menyusul masuk.
Liu Bin melihat situasi pertempuran di berbagai wilayah yang ditampilkan di layar, alisnya berkerut tanpa sadar. Saat ini hanya ada satu niat dalam pikirannya: "Dinasti Tang adalah tulang yang sulit dikunyah, bahkan termasuk jenis yang paling sulit."
Wajar jika Liu Bin memiliki pemikiran seperti ini. Setelah tiga pasukan berkeliaran sejenak namun gagal menemukan pasukan utama Korps Tang, para komandan yang panik mulai mengajukan permintaan khusus untuk memecah pasukan guna melacak jejak pasukan Tang. Liu Bin yang memang ingin mengurangi kekuatan militer tentu saja menyetujui. Maka pasukan sekutu mulai menyebarkan pasukan berdasarkan negara untuk mencari jejak musuh.
Entah Dinasti Tang memiliki mata-mata di pasukan sekutu atau bagaimana, unit-unit yang tersebar berdasarkan negara ini langsung menemukan jejak pasukan musuh. Meskipun hanya menemukan kelompok kecil 2.000 unit kapal, ini bukanlah ancaman berarti bagi pasukan sekutu yang memiliki 5.000-6.000 kapal perang. Tentu saja pasukan sekutu yang menemukan musuh langsung menyerang tanpa memberi tahu sekutu lain, karena ini menyangkut besaran pembagian hasil pasca perang.
Awalnya dikira meski tidak mudah menang, setidaknya akan meraih kemenangan yang diperoleh dengan susah payah mengingat kemampuan tempur Dinasti Tang yang kuat. Tapi ternyata sebagian besar pasukan sekutu yang menghadapi unit kecil malah dipukul mundur dengan cepat. Sedangkan sebagian kecil pasukan sekutu yang berhasil memukul mundur Korps Tang pun tidak berani mengejar, karena kerugian terlalu parah.
Meskipun Liu Bin merasa puas dengan penurunan drastis pasukan sekutu, ia tetap menyimpan kekhawatiran. Sebab berdasarkan taktik tempur Korps Tang, kemungkinan besar mereka ingin mengkonsumsi kita semua di tempat ini. Jika sebelum perang ada yang mengatakan 50 ribu Kekuatan Militer Tang bisa menghabisi 200 ribu Kekuatan Militer Aliansi, pasti akan ditertawakan. Namun setelah menyaksikan tingkat pertempuran dan gaya tempur Dinasti Tang saat ini, Liu Bin tidak berani menganggap remeh.
Gaya tempur Dinasti Tang adalah kombinasi antara keberanian tanpa rasa takut mati yang menimbulkan ketakutan, dan taktik gerilya yang tak terduga. Dari segi kemampuan tempur, pasukan Tang tidak hanya unggul dalam kemampuan prajurit dibanding sekutu, tetapi juga performa kapal perang mereka lebih baik. Liu Bin tidak heran dengan keunggulan kemampuan prajurit Tang, karena ketika Tang sudah memiliki 50.000 kapal perang dan mulai melatih pasukan, negara-negara aliansi masih sibuk menambah pasukan. Artinya, sebagian besar prajurit aliansi saat ini adalah rekrutan baru yang hanya menjalani pelatihan darurat, tentu jauh tertinggal dibanding pasukan Tang yang telah dilatih hampir setengah tahun, terutama dalam tempur tangan kosong di mana pasukan sekutu hampir tak berdaya.
Yang membuat Liu Bin bingung adalah, mengapa kapal perang X milik Dinasti Tang memiliki daya tahan, intensitas daya tembak, dan jumlah pesawat tempur berbasis kapal yang lebih tinggi daripada Aliansi padahal kedua belah pihak sama-sama menggunakan Kapal Perang X? Apakah para pedagang senjata memihak? Apakah yang dijual ke Dinasti Tang lebih unggul? Ataukah Kapal Perang X milik Dinasti Tang telah dimodifikasi secara diam-diam oleh pabrik senjata mereka untuk meningkatkan performa?
Liu Bin menggelengkan kepala. Saat ini bukan waktu untuk memikirkan masalah-masalah tidak penting seperti ini, lebih baik fokus pada hal-hal praktis. Dari lokasi pertempuran yang ditandai pada peta galaksi, Dinasti Tang telah menyebarkan pasukan mereka di sekitar rute pergerakan pasukan Aliansi, membentuk formasi seperti saku yang menempatkan pasukan gabungan dalam lingkaran pengepungan semi. Kemudian memanfaatkan formasi semi-pengepungan yang tidak statis ini, mereka menerapkan taktik: maju selangkah saat musuh maju, mundur selangkah saat musuh mundur, sekaligus menembak sekali lalu pindah posisi untuk mengacaukan perkiraan lawan. Taktik ini bertujuan menggerogoti kekuatan militer dan mobilitas pasukan Aliansi.
“Sudahlah, lebih baik kita paksa pasukan utama Korps Tang muncul dan biarkan mereka saling bunuh. Daripada sekarang tidak melakukan apa-apa sampai membuat orang curiga apakah Komandan Utama ini punya maksud tersembunyi. Hehe, meski sudah pasti mereka memang sejak awal curiga, tapi apa yang bisa mereka lakukan padaku?” Liu Bin tersenyum lalu berdiri memberi perintah: “Sampaikan ke seluruh pasukan! Ikuti perintahku untuk berkumpul di lokasi XXX!”
Mendapat perintah, para komandan dari berbagai negara meski kesal harus kembali tunduk pada komando, akhirnya patuh berkumpul setelah kewalahan menghadapi taktik gerilya Korps Tang. Dalam perjalanan ke titik kumpul, 7 komandan dari Wilayah Galaksi Mantun sengaja memperlambat laju pasukan mereka dan berkumpul secara diam-diam.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Seorang komandan bertanya gelisah pada rekan-rekannya. Ia bersama 6 komandan lainnya berkomunikasi secara rahasia melalui ruang istirahat pribadi komandan, karena percakapan ini belum boleh diketahui pihak luar.
"Bagaimana aku tahu, entah bagaimana negeri ini tiba-tiba menyerah begitu saja kepada Dinasti Tang. Pantas saja selama ini tak ada logistik yang dikirim." Seorang komandan menyeringai.
"Bukan tiba-tiba. Mereka dipaksa oleh benteng bergerak Dinasti Tang itu. Kalau tidak menyerah, seluruh negeri akan hancur oleh bom benteng itu. Sudah kalian pertimbangkan? Apakah kita patuh pada perintah raja?" tanya komandan lain.
"Lebih baik patuh. Negara sudah menyerah, pondasi dasar kita hilang. Tanpa menyerah pun kita tak akan bertahan lama." Seorang komandan berkata dengan wajah berat.
"Patuh omong kosong! Aku di sini bertaruh nyawa, kemenangan sudah di depan mata, eh tiba-tiba disuruh menyerah? Aku takkan patuh!" teriak komandan lain. Dalam hatinya, ini kesempatan emas untuk memerdekakan diri - raja yang menguasainya sudah menyerah. Dari ekspresi beberapa komandan lain, jelas banyak yang berpikiran sama.
“Tidak patuh? Hmm, saat ini negeri sudah menyerah ke Dinasti Tang, apa yang bisa kau lakukan meski tidak patuh? Ingat, keluargamu, keluarga kami, seluruh keluarga prajurit dan perwira di bawah komando kita semua ada di dalam negeri! Jika membuat Dinasti Tang marah dan mereka menjadikan keluarga kita tumbal, bagaimana? Pasti sekarang Dinasti Tang sudah mendapatkan dokumen semua personel aktif.” Seorang komandan berkata dengan senyum sinis.
"Eh... Apakah Dinasti Tang akan menggunakan taktik kotor seperti itu?" Para komandan terlihat ragu, sementara beberapa yang berambisi mengabaikan keselamatan keluarga hanya menunjukkan ekspresi tidak peduli.
"Hmph, Dinasti Tang menganut sistem diktator, siapa yang tahu bagaimana sifat kaisar mereka? Sekalipun kita mengabaikan keberadaan keluarga dan bersikeras memberontak, begitu Dinasti Tang menampilkan keluarga seluruh pasukan di layar, para prajurit akan segera merobek-robek kita!" Seorang komanda kembali menyeringai dingin.
"……" Para komandan terdiam. Benar, meski mereka sendiri tak peduli keluarga, para prajurit jelas sangat memperhatikan. Begitu tahu keluarga mereka berada di tangan Dinasti Tang, pasti akan langsung menyerah. Dan yang pertama mati adalah para komandan penentang seperti mereka. Memikirkan ini, segera mereka buang jauh-jauh niat yang sempat terlintas tadi. Mereka sadar betul, tanpa dukungan prajurit dan perwira, mereka bukan apa-apa. Adapun masalah emosional karena beberapa kerabat dekat mereka dihabisi Dinasti Tang dalam pertempuran gerilya baru-baru ini, sama sekali tak masuk pertimbangan. Tadi mereka bahkan tak memikirkan keluarga sendiri, apalagi hal-hal seperti kerabat itu, perlu diperhatikan lagi?
"Sudahlah, ini cuma ganti penguasa. Si penguasa sendiri tak peduli negaranya, masa kita sebagai anak buah malah pusing-pusing? Menyerah saja." Ucapan satu komandan ini langsung memantapkan hati semua komandan yang hadir.
“Mengingat kami sudah siap menyerah ke Dinasti Tang, apakah kami harus membuat prestasi untuk menjilat majikan baru ini?” Seorang komandan tersenyum getir.
“Ah, bukankah kalian sudah menerima komunikasi dari negeri yang meminta kami mematuhi perintah Dinasti Tang? Tanpa perintah saat ini, lebih baik tetap pada kondisi semula. Siapa tahu hasil akhirnya, sehingga kami bisa bermain dua sisi.” Usul seorang komandan. Proposal ini disetujui semua orang, mengingat mereka tidak percaya 200.000 pasukan tidak bisa mengalahkan Dinasti Tang yang hanya punya 50.000 personel. Dengan begini, mereka tidak akan menyinggung kedua belah pihak. Sebenarnya dalam hati, mereka sangat takut jika memberontak sekarang, akan segera dihabisi Aliansi Anti-Tang. Pasalnya, 40.000 lebih pasukan mereka tersisa 35.000 setelah bertempur dengan Tang, sementara aliansi meski banyak hancur masih punya 140.000 personel. Hasil pertempuran selanjutnya? Omong kosong, jelas-jelas bisa diprediksi.
Semua pasukan aliansi telah berkumpul di posisi yang dipilih Liu Bin. Para komandan bertanya-tanya apa yang ingin dilakukan Liu Bin. Liu Bin tersenyum ringan: "Bukankah kita ingin memaksa pasukan utama Dinasti Tang keluar untuk bertempur habis-habisan? Caranya sederhana, cukup kirim ancaman ke Dinasti Tang: 'Jika tidak bertempur habis-habisan dengan kami, kami akan menghancurkan planet-planet ini.' Dengan begitu meskipun jajaran atas Dinasti Tang enggan keluar, prajurit tingkat dasar pasti akan memaksa mereka keluar."
Melihat para komandan membeku setelah mendengar ucapannya, Liu Bin tak bisa menahan senyum sinis. Dalam hatinya ia berpikir: "Semua bego, cara sederhana seperti ini saja tidak terpikir, harus diingatkan olehku, hmm!"
Para komandan itu menatap Liu Bin sambil menggeretakkan gigi, dalam hati mengutuk habis-habisan: "Sialan! Kenapa tidak bilang dari dulu? Baru sekarang ngomong setelah kami kehilangan banyak kapal perang, jelas-jalu ini mau menjebak kami! Lagi pula, bukannya bajingan ini yang bilang planet-planet itu akan dibagi berdasarkan jasa, dan menyatakan hasil pertempuran tidak boleh dirampok sebelum perang? Kalau bukan karena aturanmu, kami sudah melakukan cara ini sejak lama, ngapain nunggu kamu yang ngomong!"
Sambil terus mengutuk delapan belas generasi leluhur Liu Bin di hati, para komandan itu tanpa menunggu perintah langsung memerintahkan bawahan dengan marah besar untuk mengarahkan meriam ke planet terdekat. Mereka mulai memancarkan gelombang listrik ke segala penjuru, memaksa pasukan Tang keluar bertempur atau semua planet akan dihancurkan. Saat mulai menyusun formasi menghadap Wilayah Galaksi Zhongzhou, pasukan negara Tiele tempat Liu Bin berada yang berada di tengah pasukan besar membentuk formasi serba guna. Bila tidak diperhatikan seksama, formasi pertahanan ini terlihat lebih defensif daripada ofensif.
Dan yang tak kalah penting, pasukan dari 7 negara di Wilayah Galaksi Mantun sama sekali tidak diperhatikan. Karena tiba paling akhir di lokasi berkumpul, mereka ditempatkan di barisan paling belakang pasukan besar. Setelah mengetahui akan ada pertempuran, mereka segera menyusun formasi defensif yang memungkinkan mundur kapan saja.
Sherry yang berada di kapal induk menerima komunikasi dari Aliansi Anti-Tang, tersenyum tipis: "Sudah saatnya kita menyelesaikan mereka. Perintahkan! Seluruh pasukan berkumpul di posisi XXXX, kirimkan sinyal persetujuan untuk bertempur kepada Aliansi Anti-Tang!"
Letnan Kolonel Liu Yihui, Zhang Guanhua, dan Li Jiamin yang masing-masing memimpin pasukan segera bersemangat setelah menerima perintah, berteriak kepada bawahan: "Luar biasa! Akhirnya kita tak perlu lagi bersenang-senang dengan mereka! Kumpulkan seluruh pasukan! Targetkan posisi XXXX!"
Melihat titik cahaya yang menutupi seluruh layar radar, semua anggota Aliansi Anti-Tang terpaku. Seorang awak radar berteriak dengan suara gemetar: "43.2500 kapal musuh di depan!" Mendengar ini, seorang kapten kapal yang sarafnya rapuh langsung memeluk kepala dan merintih: "Ya ampun! Bagaimana intelijen bisa meleset sejauh ini? Katanya Dinasti Tang hanya punya 50.000 pasukan? Kok jadi 430.000?! Dengan 50.000 saja kita sudah kewalahan, bagaimana melawan 430.000?!"
Tujuh komandan dari Wilayah Galaksi Mantun yang awalnya panik, segera menampakkan senyuman dan mulai berkomunikasi diam-diam via saluran rahasia: "Wah, bagaimana mungkin Dinasti Tang kita bisa menghidupi begitu banyak kapal perang hanya dengan 42 planet? Benar-benar membuatku mati kagum!" Komandan yang berbicara ini memancarkan kekaguman luar biasa.
"Hehe, kelihatannya kita telah menemukan penguasa baru yang kompeten." Komandan itu mengangguk sambil mengusap janggutnya dengan senyum penuh arti.
"Benar, sebuah negara dengan 430.000 kapal perang? Seumur hidupku belum pernah kudengar negara mana pun punya jumlah sebanyak itu. Hanya Dinasti Tang kita yang sehebat ini! Aku yakin hari penyatuan Galaksi Tanpa Kekacauan oleh kita tidak akan lama lagi." Komandan ini matanya sudah berbinar-binar, mungkin sedang membayangkan sesuatu yang membuatnya bersemangat.
"Iya, dulu aku heran kenapa 50.000 pasukan kita sama sekali tidak takut dengan 200.000 tentara Aliansi Anti-Tang. Ternyata kita masih menyimpan cadangan! Aku sampai ketakutan sendiri." Komandan ini menepuk dada dengan ekspresi lega, membuat semua orang tertawa.
"Hehe, bagaimana kalau kita tembak dari belakang saat pertempuran mulai? Dengan bantuan kita, Aliansi Anti-Tang pasti langsung hancur." Komandan ini menjilat bibirnya, wajahnya memancarkan cahaya merah sistem robot.
"Janganlah. Jika bertindak tanpa perintah, kita akan terlihat tidak patuh pada komando." Komandan ini mengungkapkan kekhawatirannya.
“Benar, lebih baik kita menunggu perintah. Lagi pula Aliansi Anti-Tang tanpa partisipasi kita hanya memiliki Kekuatan Militer 140.000 unit yang tidak sebanding. Jangan berebut prestasi dengan para jenderal di sana agar mereka tidak menyerang kita nanti.” Komandan ini segera mengingatkan. Semua yang hadir menganggukkan kepala mendengar ucapan ini.
“Ya, ya. Kita harus menjaga hubungan baik dengan rekan sejawat.” Ucapan sok bijak komandan ini tetap mendapat anggukan persetujuan.
Liu Bin awalnya terkejut melihat kelompok kapal perang yang besar itu, tetapi segera tersenyum saat operator radar melapor: "Kapal musuh di depan berjumlah 432.500 unit, terdiri dari 390.000 pesawat angkut kelas tinggi, 2.500 kapal perang Paus Putih, 38.000 Kapal Perang X, dan 2.000 kapal tak dikenal."
"Haha, bagus! Tak disangka Dinasti Tang yang kehilangan puluhan ribu kapal perang justru berhasil menghancurkan lebih dari 50.000 kapal Aliansi Anti-Tang. Luar biasa!" Liu Bin tertawa. Namun setelah tertawa, dia segera memindahkan gambar kapal tak dikenal untuk diperiksa. 2.000 kapal tersebut terbagi menjadi dua jenis: seribu kapal berbentuk seperti kikir, dan seribu kapal lain dengan desain silinder yang memiliki lubang peluncur sinar laser di seluruh haluannya.
Liu Bin mengerutkan kening melihat wujud asli kedua jenis kapal ini, karena belum pernah melihatnya sebelumnya. Tapi dia tidak terlalu memperhatikan, karena Dinasti Tang hanya memiliki 2.000 unit seperti ini. Sekalipun kapal ini sangat kuat, tidak perlu terlalu diwaspadai. Yang justru menjadi perhatiannya adalah 2.500 kapal perang Paus Putih.
Komandan lainnya yang mendapat kabar ini segera memberikan pelajaran keras kepada operator radar, memarahi mereka karena berbicara tidak terus-menerus. Tindakan ini tidak hanya menyerang semangat pasukan, tapi juga membuat mereka sendiri khawatir dan gemetar ketakutan hampir mengompol. Namun berkat kabar ini pula, semangat yang sebelumnya telah sirna seketika pulih, bahkan dengan cepat mencapai puncak. Dari tingkat komandan hingga prajurit terendah, semua berkhayal penuh kesombongan tentang cara mereka menghabisi Korps Tang, mendapatkan hadiah seperti apa, bagaimana naik jabatan dan gelar kebangsawanan, serta memuliakan leluhur.
Ketujuh pemimpin di wilayah galaksi Mantun tertegun sejenak saat menerima kabar ini, lalu serentak menoleh dan meludah. Awalnya mereka hanya saling melotot dengan wajah pucat tanpa bicara, namun seorang komandan tak tahan dan mengejek: "Hmm, menggunakan 390.000 kapal pesawat angkut kelas tinggi sebagai kapal perang? Sialan! Buat apa Tang mengerahkan begitu banyak pesawat angkut? Dasar menyebalkan, buang-buang ekspresi saja!"
"Haha, semua pesawat angkut itu penuh muatan. Jangan-jangan Tang mengangkut seluruh keluarga prajurit dan personel pemerintah ke pesawat angkut? Jadi mereka tak takut planetnya dihancurkan," canda seorang komandan yang telah memeriksa dokumen radar.
"Jangan bodoh! Kalau memang begitu, buat apa mereka bertempur? Pasti berisi persediaan dan harta rampasan perang," ujar komandan ini dengan mata berbinar-binar sambil terus menelan ludah.
“Ah, dulu dengar Dinasti Tang kaya raya tidak percaya, sekarang aku percaya.” Seorang komandan menghela nafas.
“Oh, maksudnya bagaimana?” Para hadirin serentak bertanya.
“Lihatlah kapal-kapal transport itu, semuanya barang kelas tinggi. Harganya tidak akan lebih rendah dari Kapal Perang X. Jika diisi penuh persediaan perang, nilainya pasti berkali-kali lipat lebih tinggi dari Kapal Perang X. Menurut konfigurasi, satu kapal transport canggih bisa bertanggung jawab atas logistik 100 unit Kapal Perang X kami. Dinasti Tang malah mengerahkan kapal transport ribuan kali lipat lebih banyak dari kekuatan militernya. Menurut kalian, apakah Dinasti Tang kebanyakan uang sampai demam?” Komandan ini terus-menerus mengeluarkan kekaguman.
Para komandan Wilayah Galaksi Mantun terdiam sejenak mendengar ini, lalu seorang komandan berbicara: “Bagaimana kalau kita tusuk Aliansi Anti-Tang dari belakang? Ini kesempatan emas berjasa bagi Dinasti Tang kita!”
“...Saudara, bagaimana caramu bisa menjadi komandan?” Para komandan lain memandangi rekan sejawat ini.
“Adik perempuan saya adalah selir kesayangan si tua itu, ada masalah?” Komandan ini terlihat bingung.
“Oh, pantas saja.” Para komandan lainnya menganggukkan kepala dengan ekspresi tersadar.
Layar di kapal perang Aliansi Anti-Tang menampilkan Korps Tang yang mulai terbelah menjadi dua bagian. Sebagian adalah 390.000 pesawat angkut kelas tinggi yang sudah parkir di luar jangkauan. Sementara bagian lain, yakni kapal-kapal perang, terus bergerak maju. Namun dari 390.000 pesawat angkut itu, 10.000 dikirim mengikuti di belakang, mungkin untuk logistik saat pertempuran.
Liu Bin tersenyum menatap layar, bergumam pelan: “Apa Tang tidak bego sampai meniru bajingan itu duel frontal? Tapi begini pertempuran akan lebih seru. Hehe, jadi penasaran.”
Melihat kapal perang Tang Besar semakin mendekat, kecuali 7 komandan dari Wilayah Galaksi Mantun dan beberapa komandan seperti Liu Bin, komandan lainnya serentak menegakkan postur tubuh dan berteriak dengan penuh wibawa: "Target diarahkan, meriam utama siap, meriam sekunder siap, pesawat tempur lepas landas!"
Seiring perintah para perwira ini, meriam-meriam kapal Aliansi Anti-Tang mulai melakukan penyesuaian fokus dan pengarahan otomatis. Ruang pelontaran kapal bagaikan sarang lebah melontarkan pesawat-pesawat tempur, membuatnya berputar-putar di sekitar kapal layaknya kawanan lebah yang menjaga sarang mereka sendiri.
Saat kapal perang Tang Besar bergerak maju, mereka juga mulai membentuk formasi dengan cepat. Yang membuat Liu Bin agak kaget adalah, Tang tidak menempatkan kapal perang Paus Putih di pasukan terdepan. Justru 1.000 kapal perang berbentuk kikir yang menjadi garda depan. Mengikuti langsung kapal kikir tersebut adalah 2.500 kapal perang Paus Putih. Di belakang kapal Paus Putih, tersusun 38.000 Kapal Perang X. Sedangkan yang menjadi penutup barisan adalah 1.000 kapal perang berbentuk sarang lebah. Namun entah karena masalah kecepatan atau sengaja diperlambat, jarak antara kapal jenis ini dengan pasukan depan sangat jauh - mungkin karena posisinya sebagai barisan belakang. Adapun 10.000 kapal angkut justru melampaui kapal sarang lebah dan mengikuti erat di belakang Kapal Perang X.
Melihat kapal perang Tang semakin mendekat, pasukan Aliansi Anti-Tang melakukan penyesuaian formasi terakhir. Perisai perlindungan kapal juga diaktifkan maksimal. Liu Bin memanfaatkan kesempatan ini untuk memerintahkan pasukan negara Tiele mulai mundur perlahan sambil memusatkan perisai perlindungan di haluan kapal. Kecepatan mundur kapal perang Tiele hampir tak terasa, namun saat kau lengah, kapal-kapal mereka telah berpindah dari posisi tengah pasukan utama ke belakang. Sementara itu, 7 negara di wilayah galaksi Mantun di belakang bahkan tanpa basa-basi langsung mundur dengan perisai maksimal, meski mereka tak berani mundur terlalu mencolok.
Ketika seribu kapal perang kikir berbentuk aneh itu memasuki jangkauan tembak, para komandan yang sudah tak sabar segera mengangkat tangan memberi perintah: "Tembakan meriam serentak!"
Sinar laser yang tak terhitung jumlahnya, rapat dan padat menghujani kapal perang Tang. Namun karena armada Aliansi Anti-Tang melakukan targeting rata, hanya sekitar belasan kapal yang memusatkan serangan pada tiap Kapal Perang Kikir. Kapal Perang Kikir dengan lapisan luar yang tebal luar biasa sama sekali tidak menghiraukan kerusakan dari serangan ini, terus maju tanpa henti.
Kapal perang Paus Putih di barisan belakang juga bukan termasuk unit umpan meriam. Meski dihujani sinar laser yang tak terkira jumlahnya, mereka tetap bertahan. Kapal Perang X di belakang mereka dan Kapal Perang Sarang Lebah yang lebih jauh sama sekali tidak mengalami kerusakan - saat sinar laser mencapai posisi mereka, energi serangan sudah dinetralisir oleh Perisai Perlindungan atau kehilangan daya hancurnya. Armada pesawat angkut yang berada di posisi terjauh bahkan lebih aman lagi. Adapun 10.000 pesawat angkut yang nekad mengikuti di belakang Kapal Perang X, dengan 38.000 Kapal Perang X sebagai perisai hidup, sehelai bulu pun tidak terluka.
