Para prajurit dan perwira Aliansi Anti-Tang kembali tertegun. "Tidak mungkin? Ratus ribu Kapal Perang X, masing-masing punya 3.000 meriam utama dan sekunder, total ratus juta sinar laser, tapi bahkan tidak ada satu kapal pun yang hancur? Bagaimana mungkin hal seperti ini terjadi?! Tidak masuk akal!" Ratusan orang meremas rambut mereka sambil menderita mengerang.
Beberapa komandan yang lebih tenang segera menendang dan memukul bawahan yang sarafnya mulai rapuh sambil mengaum: "Apa yang kalian lakukan? Cepat bersiap! Musuh akan menerjang!" Begitu perintah itu keluar, armada Paus Putih dan Kapal Perang X Dinasti Tang mulai menembakkan sinar laser. Meski tak secemerlang serangan sebelumnya, dampaknya justru lebih mematikan bagi Aliansi Anti-Tang. Dalam satu tembakan serentak meriam Tang kali ini, ribuan kapal perang aliansi berhasil dimusnahkan.
“Brengsek! Masih tertegun ngapain? Serang balik!” Para perwira Aliansi Anti-Tang semua berteriak. Entah karena ancaman kematian atau pukulan para perwira, yang jelas kapal-kapal perang Aliansi Anti-Tang akhirnya mulai melakukan serangan balik total.
Menembus tembakan meriam yang memenuhi langit, meskipun mengalami kerusakan, kapal-kapal perang Tang Besar terus maju dengan kokoh tanpa henti. Tentu saja, Kapal Perang Kikir di garda depan tetap sama sekali tidak rusak. Bagaimana mungkin tembakan yang tidak mengenai titik vital mereka bisa membahayakan, bahkan jika kapal perang meledak di sebelah mereka sekalipun?
Saat Kapal Perang Kikir garda depan memasuki area yang ditentukan, mesin dinyalakan maksimal untuk mengaktifkan fungsi khusus kapal ini - serangan mendadak.
Seribu Kapal Perang Kikir tiba-tiba meningkatkan kecepatan secara mengejutkan, karena tingkat kecepatan itu sama sekali bukan kemampuan yang dimiliki kapal perang biasa. Jika kapal perang diibaratkan sebagai infanteri zaman kuno, maka Kapal Perang Kikir ini bagaikan anak panah yang melesat dari busur silang. Sebelum orang-orang sempat bereaksi, seribu kapal perang Aliansi Anti-Tang telah bertransformasi menjadi besi tua akibat tabrakan dengan kapal-kapal kikir ini.
"Luar biasa!" Seru Liu Bin yang menyaksikan adegan ini dari kejauhan melalui layar. Ia segera memperbesar gambar Kapal Perang Kikir di hadapannya, mulai mengamati dengan seksama desain kapal perang tersebut.
“Kapal perang yang luar biasa! Sudah diserang hujan peluru tak terhitung selama ini tapi tak ada kerusakan berarti. Meski daya tembak kecil, kekuatan tubrukan luar biasa - bisa seenaknya menghancurkan kapal berperisai. Jika kapal jenis ini benar-benar tak punya kelemahan, bukankah mereka akan jadi tak terkalahkan di dunia?” Liu Bin menganalisis data Kapal Perang Kikir sambil mempelajari dokumen medan perang, sambil berpikir dalam hati.
Para kapten kapal Aliansi Anti-Tang di sekitar Kapal Perang Kikir yang melihat rekan sejawat mereka hancur total dengan mudah, serentak berkeringat dingin dan berteriak parau: "Arahkan semua meriam dan rudal ke kapal jenis itu! Pesawat tempur segera ganggu kapal itu! Jangan biarkan mereka mendekat!"
Di bawah perintah para kapten ini, pesawat tempur yang mengelilingi kapal segera menyerbu Kapal Perang Kikir seperti belalang, sementara meriam dan rudal kapal menghujani Kapal Perang Kikir tanpa henti. Kapal Perang Kikir yang diserang hujan peluru ini tidak peduli dengan kerusakan tersebut, melainkan menggunakan waktu pemulihan reaktor tenaga khusus untuk menabrak kapal-kapal di sekitarnya dengan kecepatan yang lebih lambat dari kapal biasa. Meski kecepatan ini tidak bisa menembus kapal seperti saat serangan mendadak, mereka masih mampu membalikkan kapal atau membuat lubang besar. Setelah reaktor tenaga kembali normal, mereka kembali menyerang dengan keras, membuat kapal-kapal di sekitarnya bergetar ketakutan dan bersembunyi ke segala arah.
“Ah, menyebalkan! Kapal itu ternyata kebal serangan!” Seorang kapten kapal berteriak kesal melihat serangannya sama sekali tidak melukai Kapal Perang Kikir di dekatnya. Tiba-tiba wajahnya pucat pasi sambil panik berteriak: “Jangan! Cepat hindar!” Ia segera menutup matanya.
Tubuhnya terguncang hebat, dalam hati ia berpikir: “Ini akhir...” Namun bunyi alarm yang tiba-tiba terdengar membuatnya membuka mata dan gembira meraba tubuhnya sendiri, berteriak “Aku selamat!” Bahkan laporan kerusakan dari bawahan pun diabaikan. Setelah sadar kembali, hal pertama yang diperintahkannya pada awak pesawat: “Jangan dekati kapal terkutuk itu!”
Menghadapi kapal aneh yang kebal serangan meski bergerak lambat ini, kapal-kapal Aliansi Anti-Tang hanya bisa dengan pasrah menghindar. Akibatnya, formasi garda depan Aliansi Anti-Tang langsung jatuh dalam kekacauan.
2.500 kapal perang Paus Putih yang mengikuti Kapal Perang Kikir tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, mulai memperlihatkan kekuatan tembakan meriam yang berbeda dari kapal biasa. Sementara Kapal Perang X dengan gesit bergabung dalam serangan, menunjukkan perbedaan antara Kapal Perang X versi yang ditingkatkan dengan versi standar kepada Aliansi Anti-Tang. Di bawah gempuran tiga jenis kapal perang Dinasti Tang ini, formasi depan Aliansi Anti-Tang langsung dipenuhi teriakan histeris dan lolongan kepanikan.
"Komandan Utama! Tembakan musuh terlalu gencar, segera beri dukungan!" Para komandan yang menjadi sasaran serangan Dinasti Tang serentak mengirimkan permintaan komunikasi kepada Liu Bin meminta bantuan, mengingat tanpa status sebagai Komandan Utama mereka mustahil memerintahkan pasukan sekutu untuk membantu.
Liu Bin membalas mereka dengan kalimat: "Bertahanlah, pasukan bantuan segera datang." Dia tidak lagi peduli pada mereka, dan langsung memerintahkan komandan lain: "Jangan terlibat dengan musuh, mundur ke garis kedua, lalu kumpulkan pasukan untuk fokus tembakan." Liu Bin tahu bahwa untuk menghadapi kapal perang Tang yang kuat ini hanya bisa dengan serangan terpusat, bukan mengepung secara tersebar, karena itu hanya akan memberi kesempatan Tang melubangi lingkaran pengepungan. Tentu, niat baiknya ini terutama untuk menyeimbangkan situasi pertempuran. Jika tidak, jika keuntungan terus jatuh ke pihak Tang, sesuai karakter komandan negara-negara sekutu, aliansi akan segera melarikan diri dan bersembunyi di negeri sendiri, sama sekali tidak mungkin bertarung mati-matian melawan Tang.
Namun terhadap perintah Liu Bin, sebagian komandan mematuhi perintah untuk mundur dan mengumpulkan pasukan, sebagian terus bertarung sengit dengan Korps Tang. Tentu ada juga yang bersiap mundur, termasuk 12 negara di Wilayah Galaksi Bulan Sabit yang sangat curiga terhadap negara Tiele. Saat ini, 12 komandan negara tersebut sedang berdiskusi melalui saluran komunikasi rahasia: "Sialan! Liu Bin brengsek itu menyuruh kita bertarung habis-habisan di garis depan, sementara pasukan negara Tiele-nya malah bersembunyi di belakang menikmati pemandangan. Bukankah ini jelas-jelas taktik adu domba?" seorang komandan mengaum.
"Saudara-saudara, tadi saya memeriksa rekaman medan perang. Dari awal ekspedisi hingga kini, setiap negara kita telah mengalami kerusakan lebih dari 2.000 kapal perang. Sedangkan negara Tiele tidak mengalami kerugian apa pun selain 1.000 kapal kecil itu," ujar seorang komandan dengan ekspresi serius.
Seorang komandan langsung berteriak: "Sudah kuduga ekspedisi ini adalah konspirasi negara Tiele! Sayang Yang Mulia negara kita tidak percaya, malah naif mengira Tiele ingin menghancurkan Dinasti Tang!"
“Sayangnya, gadis-gadis cantik yang dikirim negara Tiele sebagai pemikat hubungan sekutu sudah memabukkan para raja negara-negara. Masihkah perkataan kami sebagai bawahan didengar oleh Yang Mulia?” Seorang komandan menghela nafas.
“Tuan-tuan, kini kita telah mengetahui niat buruk negara Tiele. Melihat tingkat pertempuran Dinasti Tang, perang ini sangat berisiko. Bukankah kita harus segera mengambil keputusan?” Seorang komandan berwajah tegas berbicara.
Seorang komandan mengusulkan: “Bagaimana jika kita mundur sekarang? Meski saat ini kita hanya memiliki sekitar 4000 kapal perang, jika 12 negara ini bersatu solidaritas, total kekuatan militer kita mencapai 48.000. Baik untuk menyerang maupun bertahan, ini merupakan kekuatan yang besar.”
“Hmm, jika pertempuran ini terus berlanjut dalam kondisi sekarang, sebagian besar negara akan mengalami penurunan drastis kekuatan militer bahkan mungkin kehancuran total. Dengan kekuatan sebanyak ini yang kita miliki nanti, bukankah kita bisa...” Seorang komandan mengakhiri ucapannya dengan senyum sinis.
“Hehe, nanti kita yang pertama kerahkan pasukan membunuh negara Tiele! Lihat apakah mereka masih berani menyombongkan diri sebagai negara terkuat di tiga wilayah galaksi!” ujar seorang komandan dengan wajah bersemangat.
Para komandan saling memandang, membaca tekad di mata masing-masing, lalu menganggukkan kepala dengan tegas.
Selain para komandan yang ingin mundur dan pasukan garis depan yang sudah kehilangan kendali, sebagian besar komandan Aliansi Anti-Tang menyadari garda depan telah runtuh tak tertolong. Mereka pun mematuhi perintah Liu Bin untuk membangun formasi serangan balik yang kokoh di belakang garda depan. Saat Korps Tang sibuk menghadapi garda depan, pasukan utama tiba-tiba maju dan melancarkan serangan mematikan. Seandainya bukan untuk menambah jasa mereka sendiri, mana mau repit-repot menyelamatkan pasukan depan - toh yang bertarung mati-matian di garis depan adalah pasukan negara lain.
Serangan terpusat ini sangat efektif. Di setiap area yang diserang, seluruh Armada Tang hancur total. Bagaimanapun juga, daya tembak puluhan ribu kapal perang yang terkonsentrasi mustahil ditahan. Aliansi Anti-Tang yang menyadari situasi pertempuran mulai menguntungkan mereka kembali bersemangat. Pasukan garda depan bahkan melakukan perlawanan mati-matian. Namun situasi menguntungkan ini tidak bertahan lama. Begitu Korps Tang mendeteksi bahaya, mereka langsung menyebar atau menerobos formasi pasukan musuh, membuat serangan terpusat Aliansi Anti-Tang tidak efektif dan berubah menjadi saling tembak artileri. Meski begitu, Aliansi Anti-Tang tetap percaya diri karena jumlah pasukan mereka unggul. Bahkan dengan rasio kerusakan 3:1 melawan Tang, mereka yakin akan menang. Namun 12 negara yang sudah memutuskan mundur tidak berlama-lama. Mereka diam-diam terus bergerak mundur. Karena pertempuran sengit, tak ada yang memperhatikan gerakan mereka, bahkan Liu Bin pun tidak menyadarinya.
Saat kedua belah pihak saling menembakkan meriam dan jumlah kapal perang kedua pihak turun drastis. Meski telah keluar dari perlindungan Kapal Perang X, namun 10.000 pesawat angkut kelas tinggi yang belum menerima serangan apapun--karena Aliansi Anti-Tang sibuk menyerang kapal perang Tang--tiba-tiba berhenti. Kemudian membuka pintu kabin dan dengan cepat membongkar muatan berupa ribuan bola logam raksasa berdiameter ratusan meter, di antara bola-bola tersebut terselip ratusan pesawat kecil yang sangat ringkas.
Setelah mengosongkan kabin, kapal transport segera putar balik dan pergi, membiarkan bola-bola logam yang rapat dan padat serta ratusan pesawat kecil itu tetap tertambat di tempat. Sementara 1.000 kapal perang sarang lebah yang datang lambat dari belakang sama sekali tidak peduli dengan pesawat angkut yang berpapasan dengan mereka, langsung menyelami tumpukan bola logam tersebut.
Liu Bin yang terus memantau situasi pertempuran melihat pesawat angkut membongkar muatan lalu pergi, segera memberi isyarat pada bawahannya untuk memperbesar gambar objek-objek tersebut di layar. Saat gambar jarak dekat objek-objek itu muncul, Liu Bin terpaku—ternyata bola-bola logam itu adalah satelit bersenjata yang sangat dikenalnya!
"Menyebalkan! Bagaimana mungkin Dinasti Tang memproduksi begitu banyak satelit bersenjata? Di area angkasa itu pasti ada ratusan ribu buah!" gumam Liu Bin. Meski tahu Dinasti Tang akan memproduksi satelit semacam ini setelah merebut seribu satelit bersenjata di Benteng Perak, dia tak menyangka mereka bisa memproduksi sebanyak ini dalam waktu kurang dari setahun. Padahal 35 negara di tiga wilayah galaksi dengan ribuan planet hanya memproduksi total sekitar 10.000 satelit bersenjata selama setengah tahun ini. Bagaimana mungkin Dinasti Tang yang hanya menguasai 42 planet memiliki kapasitas produksi sehebat ini?
“Apakah aku meremehkan Dinasti Tang terlalu berlebihan?” Liu Bin bergumam pelan sambil menggelengkan kepala, lalu menegakkan postur dan memberi perintah: "Semua kapal perang negara Tiele segera meninggalkan medan perang, tarik mundur ke negeri!" Para kapten kapal perang negara Tiele yang menerima perintah ini tertegun sejenak. Saat ini mereka belum terlibat pertempuran, meskipun situasi pertempuran sedang memanas, kekuatan militer sekutu masih unggul. Namun di momen krusial ini, justru harus meninggalkan sekutu-sekutu ini dan mundur ke negeri? Meski para kapten yang tidak mengetahui fakta sebenarnya merasa tidak puas, namun karena kebiasaan lama yang telah tertanam untuk mempercayai Liu Bin sebagai Penasihat Militer, mereka tetap patuh menjalankan perintah.
Para komandan Wilayah Galaksi Mantun yang bersembunyi di belakang Aliansi Anti-Tang sambil menikmati pemandangan pertempuran di depan, tiba-tiba menyadari pasukan Tiele semakin mendekat. Setelah tertegun sejenak, mereka saling bertanya dengan bingung: "Apa yang terjadi? Mengapa mereka semakin mendekati posisi kita? Jangan-jangan mereka mau kabur?" Memikirkan hal ini, mereka mulai saling berkomunikasi sambil mengejek: "Semuanya, lihatlah! Negara Tiele mau kabur."
"Haha, sudah kulihat. Tiele memang licik, langsung kabur begitu situasi pertempuran memburuk."
"Apa yang harus kami lakukan? Menghentikan mereka?"
"Untuk apa ikut campur? Dinasti Tang belum mengeluarkan perintah. Ngapain kita cari masalah?" Baru saja kata-kata komandan ini selesai, gambar seorang prajurit muncul di layarnya dan melapor: "Laporan, Komandan! Ada komunikasi dari negara Tang. Apakah akan diterima?"
“Hah? Sambungkan, segera sambungkan!” Para komandan yang juga menerima laporan ini langsung berkata dengan gugup, sambil mulai merapikan seragam mereka dengan cepat. Gerakan mereka membuat para prajurit yang melihatnya berbisik-bisik dalam hati dengan berbagai dugaan.
Setelah komunikasi tersambung, seorang wanita cantik dalam seragam militer yang terlihat matang dan memesona muncul di layar. Berbeda dengan prajurit biasa yang langsung terpana pada kecantikan wajahnya, pandangan pertama para komandan justru tertuju pada pangkat militer di bahunya. Begitu mengetahui pihak lawan hanya berpangkat Mayjen, para komandan yang awalnya hendak memberi hormat gerak langsung menghentikan gerakan mereka. Dalam pikiran mereka, setelah bergabung dengan Dinasti Tang setidaknya pangkat militer mereka harus dipertahankan. Bagaimana mungkin seorang Letnan Jenderal seperti mereka harus memberi hormat kepada Mayjen?
Mayjen cantik itu menyapu pandangannya yang dingin ke semua orang, lalu berkata dengan suara dingin: "Aku adalah Ketua Militer Tang — Sherry." Mendengar ini, para komandan segera buru-buru memberi hormat kepada Sherry dan berkata dengan penuh penghormatan: "Hormat komandan!" Tidak ada pilihan, meskipun pangkat Sherry adalah Mayjen, jabatannya adalah Ketua Militer Tang. Sementara mereka setelah bergabung dengan Tang paling-paling hanya menjadi komandan Distrik Militer, mana bisa dibandingkan dengan Ketua yang memimpin seluruh tentara?
Saat prajurit di kapal induk masih terkejut melihat komandan mereka memberi hormat kepada musuh, mereka segera dikejutkan lagi oleh kalimat yang didengar berikutnya. Pasalnya Mayjen cantik itu bahkan menggunakan nada perintah: "Blokir jalur mundur pasukan musuh." Yang paling tak masuk akal adalah komandan mereka sendiri malah menjawab dengan nada hormat: "Mematuhi perintah komandan!"
Komandan baru tersadar setelah gadis cantik di layar menghilang bahwa pangkat Mayor Jenderal adalah tertinggi di Korps Tang selain kaisar, sementara Letnan Kolonel hanya ada tiga orang. Bergabung ke sana mungkin bahkan pangkat Mayor pun tidak bisa didapat. Ah, menyebalkan! Dulu mereka menertawakan sistem kepangkatan Korps Tang yang tidak masuk akal hingga pangkat tentara begitu rendah, tapi kini harus hidup di bawah sistem itu.
Wajah muram mereka terganggu oleh asisten komandan yang tidak tahu situasi. Sang asisten komandan bertanya dengan wajah penuh kecurihan dan bergetar ketakutan: "Komandan, wanita tadi dari Korps Tang. Mengapa kita patuh padanya? Dan pasukan musuh yang harus kita blokir di belakang itu maksudnya siapa?"
Para komandan yang sedang kesal langsung memarahi: "Dasar bodoh! Musuh tentu saja Aliansi Anti-Tang!" Setelah mengucapkan ini, mereka menyadari seluruh awak kapal induk menatap mereka dengan wajah tertegun, bahkan beberapa perwira mulai meraih pistol di pinggang. Dengan panik mereka berteriak: "Kenapa panik? Mengira aku berkhianat? Ketahuilah, Yang Mulia kami telah menyerahkan negara kepada Dinasti Tang. Saat ini seluruh Wilayah Galaksi Mantun adalah wilayah kekuasaan Dinasti Tang!" Para komandan lalu menyiarkan komunikasi resmi dari Yang Mulia tentang perintah bergabung dengan Dinasti Tang ke seluruh pasukan.
“Semua pasukan di Wilayah Galaksi Mantun melihat ucapan penguasa mereka, para perwira dan prajurit terkejut. Berbagai suara bermunculan: "Bohong!" "Ini tidak mungkin!" "Bagaimana bisa begini?" "Apakah ini benar?" "Apa yang harus kami lakukan?" Seluruh tentara ramai berdiskusi, fasilitas kapal perang tiba-tiba tak terkendali. Saat itu, 12 kapal perang negara dari Wilayah Galaksi Bulan Sabit mundur dari samping mereka tanpa ada yang menyadari.
"Jangan ribut! Pikirkan keluarga kalian di negeri, lalu pertimbangkan apakah kita harus menjalankan perintah Ketua Militer Tang!" Komandan yang menyadari situasi mulai tidak beres berteriak keras.
Memikirkan keluarga mereka yang sudah dikuasai oleh Dinasti Tang, sejumlah prajurit dan perwira segera membuat pilihan. Mereka semua buru-buru kembali ke posisi masing-masing dan mulai menjalankan perintah yang diberikan oleh Ketua Korps Tang. Namun, sebagian prajurit lain masih ragu-ragu tidak tahu harus berbuat apa. Negara yang mereka setiai tiba-tiba menghilang, sementara objek kesetiaan mereka kini beralih ke mantan musuh. Hal ini sama sekali tidak bisa diterima oleh mereka yang memiliki ketaatan buta.
Akhirnya menyadari mundurnya 12 negara Bulan Sabit dari pertempuran, Liu Bin mengerutkan kening: "Mereka ternyata mundur. Apakah mereka sudah memperhatikan situasi yang tidak biasa? Hmm, seluruh pasukan harus mempercepat kecepatan mundur!" Kalimat terakhir ini diucapkannya sebagai perintah kepada asisten komandan.
Tepat ketika kapal perang negara Tiele menyalakan mesin maksimal untuk mundur secara total, dan wilayah galaksi Mantun juga mulai bersiap-siap, Korps Tang di seberang menunjukkan tingkat pertempuran yang luar biasa besar kepada mereka.
"Serangan!" Begitu Sherry memberi perintah, kapal perang sarang lebah dan ratusan ribu satelit bersenjata yang telah dipersiapkan lama, mulai menembakkan meriam ke Armada Aliansi Anti-Tang di bawah kendali robot prajurit. Di angkasa luar tiba-tiba muncul ratusan ribu sinar laser membara yang menembus seluruh formasi pertahanan menuju kapal-kapal Aliansi Anti-Tang yang sedang bertempur sengit dengan Korps Tang. Kapal-kapal ini sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi sebelum akhirnya menjadi besi tua. Bahkan kapal yang selamat dari serangan ini karena keberuntungan, langsung dihancurkan oleh Korps Tang yang mengambil keuntungan dari situasi.
Meskipun serangan artileri ini tidak sehebat tembakan serentak Aliansi Anti-Tang, efeknya jauh lebih mematikan. Sinar laser ini tidak hanya memiliki diameter lebih besar dari meriam utama Aliansi, tetapi juga melakukan tembakan serentak setiap beberapa detik. Waktu jeda beberapa detik ini hampir tak terasa bagi pasukan Aliansi yang gemetar ketakutan, karena di mata mereka musuh terus-menerus menghujani mereka dengan tembakan meriam tanpa henti.
"Mengapa serangan musuh tiba-tiba menjadi begitu dahsyat? Bertahanlah... Tidak! Cepat mundur!" Seorang komandan berteriak ketakutan.
"Di mana posisi artileri musuh? Temukan dan hancurkan!" Perintah komandan ini dijalankan. Namun ketika melihat layar yang dipenuhi satelit bersenjata, ia segera mengubah perintah: "Mundur! Segera mundur!"
"Sialan! Pasti ada mata-mata di aliansi kita! Mustahil Dinasti Tang bisa memiliki satelit bersenjata!" Komandan yang tidak memahami situasi ini terus meneriakkan hal yang tidak terkait Perang.
"Jangan panik! Bertahanlah, serangan!" Komandan yang kejam secara alami segera mengeluarkan perintah ini, namun tindakan nekad ini hanya mengorbankan lebih banyak kapal perang Aliansi Anti-Tang.
"Menerobos masuk formasi musuh dengan kapal perang, lawan mereka dengan pertarungan tangan kosong!" Komandan yang enggan mundur dan tidak mau diam menjadi sasaran mengeluarkan perintah arogan ini. Namun mereka segera menyadari, tembakan artileri Tang Besar ternyata bisa melewati celah antar kapal perang Tang untuk langsung menghantam kapal Aliansi Anti-Tang tanpa kesalahan identifikasi, membuat banyak pasukan tempur yang menerobos kapal musuh kehilangan jalan mundur dan menyerah secara terorganisir kepada lawan.
Kapal perang sarang lebah Dinasti Tang tetap berada di posisi aman sambil terus menembaki musuh. Sementara ratusan ribu satelit bersenjata yang dikendalikan oleh ratusan kapal patroli cepat ini bergerak cepat secara tidak teratur sambil menembak, menerobos formasi tempur Aliansi Anti-Tang. Sebelumnya, formasi Aliansi Anti-Tang sempat memiliki kesempatan untuk mengembalikan formasi normal karena tembakan meriam ganas Dinasti Tang yang "hanya" menghasilkan ratusan ribu sinar per serangan dengan area serangan tidak luas, sehingga banyak kapal yang tidak terkena dampak. Namun setelah puluhan ribu satelit bersenjata ini menembus masuk ke perut formasi mereka, kesempatan untuk mengonsolidasikan formasi pun segera hilang sama sekali, membuat kekacauan semakin parah.
Satelit bersenjata berdiameter ratusan meter itu memang berukuran cukup besar. Meski satu tembakan meriam utama kapal perang bisa membuatnya hancur total seketika, namun kecepatan tinggi, bentuknya bulat licin, dan mobilitas gesit membuatnya seperti ikan di air di tengah formasi tempur Aliansi Anti-Tang. Mayoritas serangan Aliansi Anti-Tang justru menyerang sesama anggota mereka sendiri. Setelah pertempuran sekian lama, hanya beberapa satelit bersenjata yang kurang beruntung saja yang berhasil ditembak jatuh.
Satelit-satelit bersenjata yang memasuki kelompok kapal perang ini ada yang menghindari tembakan sambil langsung menerjang kapal. Saat hampir menabrak, serangan meriam selama perjalanan telah menurunkan pelindung energi benteng ke level terendah, lalu saat berpapasan dengan kapal, mereka putar balik dan menghancurkan kapal tersebut dengan satu tembakan. Ada pula yang langsung menyerang pendorong di bagian belakang kapal, hanya dengan satu tembakan langsung meledakkan kapal. Beberapa bahkan bersembunyi di bawah lambung kapal untuk menembaki kapal lain, baru pergi saat kapal yang melindunginya hampir meledak akibat kesalahan identifikasi. Tentu saja, saat mulai mencari kapal sial berikutnya, mereka tak lupa membalas budi kapal pelindung tadi dengan satu tembakan penghancur.
Kapal perang Aliansi Anti-Tang yang kerepotan menghadapi satelit bersenjata ini, meski ingin mundur dari bola-bola mengganggu ini lalu memusatkan daya tembak untuk menghancurkannya. Tapi kapal perang Tang Besar di luar yang sedang bertempur dengan mereka sama sekali tidak memberi kesempatan, bahkan bekerjasama meningkatkan probabilitas penghancuran kapal-kapal Aliansi Anti-Tang oleh satelit bersenjata.
Melihat situasi pertempuran sudah jelas dan tak mungkin diputar balik, para kapten negara Tiele yang semula menganggap penasihat militernya jenius tiba-tiba menemukan jalan mundur mereka terhalang wilayah galaksi Mantun. Sambil melapor ke Liu Bin, mereka bergumam pelan: "Pantas mati, kalian bego ini masih tak sadar situasi sudah genting? Masih saja berdiam di tempat ini mengawasi."
Mendapatkan kabar, Liu Bin menyapu pandangannya ke data digital kekuatan militer Wilayah Galaksi Mantun yang tertampil di layar. Bibirnya menyunggingkan senyum dingin: "Hmm, rupanya komandan Wilayah Galaksi Mantun juga tidak bodoh. Mereka malah belajar menyimpan kekuatan!" Ia segera memerintahkan prajurit untuk mengirim komunikasi permintaan membuka jalan ke Wilayah Galaksi Mantun.
Menyaksikan Aliansi Anti-Tang hancur berkeping-keping oleh serangan Dinasti Tang dalam sekejap mata, para prajurit dan perwira Wilayah Galaksi Mantun akhirnya menerima kenyataan sebagai bagian dari Dinasti Tang. Di bawah komando komandan, mereka mulai bersiap memotong jalan mundur Aliansi Anti-Tang. Tujuh komandan yang menerima komunikasi Liu Bin sama sekali tidak menghiraukan, sibuk memimpin prajurit mereka menggunakan sinar laser untuk melukis pola lambang korps baru di dinding kapal induk.
Melalui layar, terlihat 7 kapal induk komandan Wilayah Galaksi Mantun di mana dinding di belakang kursi komando telah diganti dengan pola Naga Terbang berwarna biru. Liu Bin tertegun cukup lama sebelum akhirnya berkata terbata-bata: "Apakah kalian... sudah menyerah pada Dinasti Tang?"
Melihat ekspresi Yang Mulia Penasihat Militer negara Tiele yang terkenal tenang ini, para komandan merasa sangat lega. Dengan sikap angkuh mereka mengejek: "Mohon maaf, Jenderal. Kami tidak menyerah pada Dinasti Tang, kami telah bergabung dengan mereka. Justru yang akan menyerah adalah kalian, bukan?" Sambil membayangkan posisi mereka yang akan lebih tinggi dari para perwira setara ini, para komandan semakin yakin bahwa keputusan mematuhi perintah negeri adalah pilihan paling bijak.
Setelah mengucapkan ini, raut wajah komandan berubah drastis. Ia membuka komunikasi full frequency dan berkata dengan serius: "Mengumumkan kepada seluruh prajurit dan perwira Aliansi Anti-Tang! Saat ini negara kalian telah diduduki oleh Dinasti Tang kami. Kalian sudah tidak punya jalan mundur lagi! Segera menyerah, atau akan dihukum mati tanpa ampun!"
Pasukan Aliansi Anti-Tang yang sedang bertempur sengit tertegun saat menerima komunikasi dari pasukan Wilayah Galaksi Mantun, kemudian langsung panik. Menyaksikan para prajurit saling berbisik, para perwira sambil memaki Wilayah Galaksi Mantun sebagai pengkhianat menyebalkan, berusaha menenangkan pasukan: "Ini semua konspirasi Dinasti Tang! Mustahil negara kita bisa ditelan mentah-mentah oleh mereka!"
Namun para prajurit tidak mempercayai perkataan perwira, karena mereka hanya percaya pada mata sendiri: pasukan Wilayah Galaksi Mantun adalah pasukan Tang, artinya Wilayah Galaksi Mantun adalah wilayah kekuasaan Dinasti Tang. Saat ini negeri dalam keadaan kosong, Dinasti Tang tidak membutuhkan banyak kekuatan militer untuk memulai dari Wilayah Galaksi Mantun dan menelan negara mereka dalam satu gerakan. Dengan kesadaran ini, semangat bertempur para prajurit telah sirna, karena tak seorang pun tahu apakah keluarga mereka harus ikut dikorbankan oleh pasukan Tang jika mereka menembaki Armada Tang. Adapun para perwira yang terus memaki Wilayah Galaksi Mantun sambil menenangkan prajurit, setelah menimbang untung-rugi akhirnya memilih diam. Karena terlepas dari apakah negara mereka sudah ditelan atau belum, faktanya saat ini mereka terjepit serangan dua arah dari Tang - pertempuran ini mustahil dimenangkan.
Liu Bin seketika menyimpulkan sebab-akibat dari peristiwa ini. Pasti benteng bergerak Dinasti Tang tidak mengalami serangan mendadak, malah menggunakan kekuatan untuk bertindak semena-mena di Wilayah Galaksi Mantun. Pemimpin Mantun yang tidak tahan dengan tekanan kemungkinan besar telah bernegosiasi dan menyerah ke Dinasti Tang dengan syarat tertentu.
"Ah, sejak Yang Mulia membentuk aliansi ini dengan niat buruk, sudah ditakdirkan untuk bubar. Tapi tak kusangka Dinasti Tang yang awalnya hanya dijadikan alasan, benar-benar menjadi penguasa tiga wilayah galaksi seperti yang dibohongi kepada para pemimpin itu. Sungguh, kepentingan pribadi merugikan diri sendiri dan orang lain." Liu Bin menghela nafas dalam hati, lalu mengumumkan: "Negara Tiele menyerah kepada Dinasti Tang!"
Mendengar kabar ini, suasana gelisah di Aliansi Anti-Tang seketika berubah menjadi panik. Beberapa kapal perang langsung berbalik dan melarikan diri, namun segera dihancurkan. Sementara formasi pasukan lengkap menyerah kepada Dinasti Tang, memutar haluan dan mengarahkan senjata ke rekan seperjuangan yang baru saja berdampingan. Ada pula yang menyerah secara individual, dengan cepat memisahkan diri dari pasukan untuk menyambut Korps Tang. Gerakan mereka ini berakhir dengan dua konsekuensi: dihancurkan oleh rekan seperjuangan sebelumnya, atau memicu gelombang besar pasukan yang ikut menyerah ke Dinasti Tang. Meski masih ada tembak-menembak sporadis, bagaimanapun juga pertempuran ini telah berakhir.
"Yang Mulia!" Asisten komandan Liu Bin berteriak dengan cemas, karena ia melihat beberapa prajurit yang diduga mata-mata telah meletakkan tangan di senjata pinggang mereka.
Liu Bin melirik beberapa prajurit itu, dalam hati tersenyum getir: "Rupanya Yang Mulia sudah menempatkan mata-mata di sekitarku." Tapi dia tidak menghiraukannya, malah menatap para mata-mata yang sudah mengarahkan pistol ke arahnya: "Percayalah kalian punya kemampuan analisis. Situasi pertempuran tadi sudah menunjukkan tingkat pertempuran Dinasti Tang. Ditambah pemberontakan Korps Mantun, mustahil kita menang meski balik menyerang. Lagipula Wilayah Galaksi Mantun sudah menjadi wilayah kekuasaan Tang. Mereka bersama pasukan Tang menjepit kita dari dua arah. Sekalipun kita kabur ke negeri sendiri, itu cuma menunda waktu kepunahan. Buat apa menyia-nyiakan nyawa prajurit kami?"
Para mata-mata itu ragu sejenak, lalu tiba-tiba raut mereka berubah drastis. Sambil berteriak "Bersumpah setia sampai mati kepada Yang Mulia!", mereka mengarahkan pistol ke kepala mereka sendiri.
Liu Bin segera berteriak: "Tunggu! Negara hampir punah. Apakah kalian tidak ingin bertahan hidup?"
Orang yang berwujud sebagai pemimpin di antara mata-mata itu tersenyum getir: "Kami yang tak punya sanak saudara, hanya bisa hidup dalam kegelapan - apa lagi yang bisa kami lakukan setelah negara punah? Orang seperti kami tak akan dibutuhkan siapa pun." Ia menutup mata siap menembak.
"Yang Mulia Penguasa Negara Tang membutuhkan kalian!" teriak Liu Bin meski tak menguasai departemen ini, namun memahami kebutuhan orang-orang yang hidup dalam bayang-bayang ini.
Mendengar ini, para mata-mata itu tertegun. Pistol yang menempel di pelipis mereka turun. Penjaga yang sudah siaga segera merebut senjata dan mengendalikan mereka.
Terbaring di lantai, mata-mata itu tanpa panik bertanya: "Yang Mulia, tadi Anda bilang..."
Liu Bin mengangguk: "Benar, Yang Mulia Penguasa Negara Tang akan membutuhkan kalian. Istirahatlah dulu." Ia memberi isyarat pada prajurit untuk membawa mereka pergi.
"Yang Mulia, Anda..." sang asisten komandan mendekat sambil memandangi Liu Bin.
Liu Bin tersenyum: "Mungkin, aku telah menemukan penguasa yang lebih hebat dan lebih kuat." Saat mengucapkan ini, matanya menatap tajam ke layar yang menampilkan Armada Tang mulai berkumpul perlahan.
