"Ah, benar di sini. Anda angkatan dan kelas berapa?" Li Yihui segera menjawab. Tang Long pun membuka jalan. Begitu berbalik, kedua pria itu langsung terpaku - sumber suara ternyata seorang wanita tinggi semampai berbaju biru, tangan kanan memegang tas kecil, tangan kiri menata rambut yang tertiup angin.
Wanita ini melirik kucing hitam kecil di bahu Tang Long, tidak menghiraukan tatapan tajam kedua pria tersebut, melangkah maju dengan percaya diri sambil mengambil pena untuk menandatangani. "Saya Lan Mengyun dari Angkatan 3431 Kelas 01," ujarnya dengan senyum.
Li Yihui segera bergetar, tangannya meraba-raba dalam saku sambil berkata penuh hormat: "Kakak kelas Lan, saya Li Yihui dari Angkatan 3432 Kelas 01. Sangat senang bertemu Anda kembali. Anda semakin cantik, kalau tidak menyebut nama, saya hampir tidak mengenali."
"Halo Li Yihui, saya mengenalmu. Juara kedua ujian kelas 1 dan 2 SMA. Untuk kelas 3 tidak tahu karena saya sudah lulus." Lan Mengyun yang sedang menandatangani mengangkat kepala sambil tersenyum, tiba-tiba kepalanya menunduk keras memeriksa buku tanda tangan seolah teringat sesuatu.
Sedangkan Kucing hitam kecil yang berdiam di bahu Tang Long mendekat ke telinga Tang Long dan berbisik diam-diam sambil tertawa: "Hihi, Kakak, saat ini detak jantungmu tidak seperti yang kau katakan cuma berdegup kencang beberapa kali saja, melainkan berdebar-debar dengan kecepatan sangat tinggi tanpa henti. Bagaimana bisa, sekarang seniormu ada di hadapan, maukah kau menanyakan apakah coklat itu salah alamat?"
Wajah Tang Long memerah sejenak, namun segera kembali tenang. Ia tidak berbicara, melainkan meremas-remas kepala Kucing hitam kecil. Kucing itu tidak berani bersuara keras, hanya bisa mengeong "meong, meong" sebagai protes. Tentu saja dalam hati ia mengumpat: "Sialan, diri sendiri yang malu malah melampiaskan ke aku. Eh? Detak jantung Kakak sudah kembali tenang secepat ini? Sungguh hebat. Hihi, mungkin Kakak sudah terlalu sering melihat gadis cantik sehingga bisa pulih secepat ini."
Saat Tang Long hendak berbalik pergi, Lan Mengyun sudah mengangkat kepala dan menatapnya dengan suara lembut bertanya, "Kau adalah Tang Long dari angkatan 3432 kelas 04? Tang Long yang langsung menjadi tentara setelah lulus SMA?" Mendengar ini, Li Yihui segera memandang mereka dengan tatapan curiga, tak mengerti mengapa Lan Mengyun memperhatikan Tang Long yang sebelumnya tak dikenal ini.
Meski heran bagaimana seniornya tahu dirinya masuk militer, Tang Long tetap mengangguk sopan menjawab, "Benar Senior, saya Tang Long."
Di saat bersamaan, Lin Zhendong yang mendapat kabar dari Li Yihui datang dengan sekelompok orang sambil berteriak dari kejauhan, "Mengyun, lama tak jumpa!" Teriakan Lin Zhendong membuat orang-orang di sekitar memandang ke arah mereka. Melihat Lan Mengyun, para siswa yang tersebar di kampus - tak peduli gender atau status - segera mengepung, menunjukkan betapa mempesonanya Lan Mengyun.
Lan Mengyun dikerumuni oleh kerumunan orang, sedangkan Tang Long yang melihat kerumunan yang marah besar itu sejak awal sudah lari menjauh secara sukarela agar tidak terinjak-injak. Keadaan seperti ini sudah sering dia lihat sejak masa sekolahnya, dan terbiasa menjadi pemirsa di pinggiran. Tang Long yang terhalang kerumunan tidak menyadari bahwa Lan Mengyun sambil menyapa orang lain, matanya terus cemas mengawasi sekeliling seolah mencari seseorang.
Lin Zhendong yang terus memperhatikan Lan Mengyun akhirnya bertanya: "Mengyun, kau mencari siapa?"
Lan Mengyun melirik Lin Zhendong lalu menggelengkan kepala dengan dingin: "Tidak mencari siapa-siapa." Ucapnya sambil mulai bercanda riang dengan teman-teman lainnya.
Lin Zhendong yang ditolak itu matanya memancarkan sinar dingin, memberi isyarat pada Li Yihui di tengah kerumunan dengan anggukan kepala, lalu meninggalkan keramaian. Li Yihui tentu langsung buru-buru mengikuti.
"Dengan siapa Lan Mengyun datang?" tanya Lin Zhendong dengan geram.
"Dia check-in sendiri." Re Yihui yang terbiasa membaca ekspresi telah memperhatikan kejadian tadi, sehingga setelah berkata demikian dia menambahkan: "Tapi Senior Lan sepertinya sangat tertarik pada Tang Long dari regu 04 angkatan kita, tadi saat check-in bahkan menyapa duluan."
"Tang Long dari regu 04?" Lin Zhendong tertegun sejenak, tapi segera berkata: "Kau maksud yang wajahnya lumayan tapi otak kosong, peringkat akademis selalu di posisi terendah ketiga atau keempat seangkatan itu?"
"Benar." Re Yihui menceritakan kejadian tadi dan menjelaskan singkat perjalanan karier Tang Long setelah lulus. Tentu saja dia tidak menyebut hal-hal seperti aura Tang Long yang mengintimidasi.
Setelah berpikir sejenak, Lin Zhendong mungkin menganggap Tang Long tidak berbahaya, lalu mengalihkan topik: "Lan Mengyun pernah membuat cokelat tangan sendiri untuk seseorang. Selama bertahun-tahun ini, apa sudah berhasil menginvestigasi untuk siapa?"
“Sedang diinvestigasi dengan sungguh-sungguh oleh bawahan.” Di dalam hati, Li Yihui bergumam pelan: "Ya ampun, ini kan kejadian 4-5 tahun lalu, mengapa bos sampai sekarang masih terus mengingatnya? Cuma sepotong cokelat, mengapa harus begitu ngotot?"
Lin Zhendong melirik Li Yihui dengan senyum sinis: "Ini bukan soal ngotot. Harus kau tahu, itu adalah satu-satunya cokelat yang pernah diberikan Lan Mengyun seumur hidupnya, itupun diberikan di hari Valentine. Ini menandakan ketertarikan pertama Lan Mengyun. Apa kau tidak tahu kalau beberapa keluarga besar yang mengejar Lan Mengyun sampai sekarang masih terus menyelidiki hal ini?"
Li Yihui mengangguk sambil berkeringat dingin. Dalam hati dia sangat mengagumi anak-anak orang kaya ini, demi mengejar perempuan bisa menyelidiki hal kecil selama bertahun-tahun. Tapi mungkin target mereka adalah status Kaka Lan, tidak seperti bos yang benar-benar menargetkan pribadi kakak kelas itu.
Meskipun penampilan Tang Long sangat mencolok, pakaiannya bukanlah barang bermerek. Teman-teman sekelasnya dari keluarga konglomerat yang bisa membedakan kualitas pakaian tapi tidak bisa menilai kemampuan seseorang, tentu saja tidak mempedulikan Tang Long. Mereka semua berkumpul dalam lingkaran sendiri sambil mengobrol. Para siswa yang masih kuliah juga meremehkan Tang Long yang hanya lulus SMA dan langsung terjun ke dunia kerja. Akhirnya Tang Long hanya bisa mengobrol dengan teman-teman dari keluarga biasa yang sudah mulai bekerja sejak dini. Meski mayoritas siswi jantungnya berdebar-debar melihat Tang Long, pertimbangan realistis tentang kehidupan membuat mereka menahan diri untuk tidak kontak, khawatir calon suami kaya yang mereka incar akan keberatan.
"Ngomong-ngomong, pernah dengar kabar ini?" kata seorang teman dengan ekspresi misterius.
"Hmm? Kabar apa?" tanya yang lain penasaran. Kucing Hitam Kecil yang sedang duduk di bahu Tang Long segera menegakkan telinganya, sepertinya sifat penasaran kucing ini diwarisi 100% sempurna.
"Yaitu soal anggota dewan dan pejabat di wilayah Ibu Kota yang semuanya ditangkap itu." Begitu kalimat ini keluar, orang-orang langsung memberi gestu meremehkan sambil berkata: "Sial! Kukira ada hal misterius, semua orang di Federasi Wan Luo sudah tahu soal ini!"
Teman sekelas itu terdengar malu dan melirik ke sekeliling, tapi saat melihat ekspresi Tang Long yang menyimak, dia langsung berbicara dengan penuh kesombongan: "Siapa bilang semua orang tahu? Lihat Tang Long saja tidak tahu. Tang Long, kau memang tidak tahu kan?"
"Aku baru kembali dari luar, tidak tahu kejadian apa. Bisakah kau ceritakan bagaimana bisa terjadi?" ujar Tang Long sambil tersenyum.
"Tahu Pasukan Xing Ling? Itu pasukan yang menjaga host komputer Federal. Belum lama ini, bajingan di wilayah Ibu Kota entah bagaimana malah memerintahkan pembongkaran host Xing Ling. Begitu kabar ini tersiar, langsung ditentang oleh Pasukan Xing Ling dan prajurit pensiunan dari pasukan tersebut. Tapi para pejabat tinggi itu ogah peduli cara berpikir bawahan, terus menjalankan misi pembongkaran, dan mengirim pasukan untuk membubarkan Pasukan Xing Ling. Pasukan Xing Ling tentu Ogah lah, akhirnya memicu Perang."
"Hei, jangan kira Pasukan Xing Ling belum berpengalaman perang. Saat bertempur melawan pasukan wilayah Ibu Kota, mereka menghabisi musuh sampai menangis histeris memanggil orangtua. Tapi sayangnya, lengan tak mungkin melawan paha. Pasukan Xing Ling yang jumlahnya cuma sedikit akhirnya dihabisi oleh pasukan wilayah Ibu Kota."
"Tapi ketika para bajingan di wilayah Ibu Kota mulai membongkar host, tiba-tiba muncul ribuan kapal perang yang perkasa di luar angkasa Ibu Kota. Mereka menghancurkan fasilitas pertahanan Ibu Kota tanpa kesulitan, dan berhasil menangkap semua pejabat di planet tersebut sebelum Armada Antariksa wilayah Ibu Kota sempat tiba. Meskipun jumlah pasukan antariksa wilayah Ibu Kota lebih banyak, mereka hanya bisa pasrah menunggu di orbit sambil menanti perundingan karena khawatir merusak aset strategis."
"Pasukan misterius ini sangat mengherankan. Dengan tingkat pertempuran yang luar biasa, mereka mengaku sebagai mantan Personel Militer Federasi Wan Luo yang datang membantu karena simpati pada Pasukan Xing Ling. Tapi setelah menangkap para pejabat, mereka sama sekali tidak mengajukan syarat maupun menerima komunikasi apapun. Mereka hanya memberlakukan keadaan darurat di Ibu Kota, membuat semua orang bingung dengan motif sebenarnya."
"Hehe, para bajingan di wilayah Ibu Kota yang menganggap diri mereka sebagai pewaris sah Federasi Wan Luo, setiap hari cuma bisa mengkritik sana-sini. Sekarang mereka sudah dihabisi sekaligus, lihat berani tidak mereka terus berasumsi orang-orang. Pasukan wilayah Ibu Kota semuanya terkonsentrasi di sekitar Ibu Kota, membuat area luar wilayah Ibu Kota menjadi kekosongan kekuatan militer. Kekuatan-kekuatan di sekitar wilayah Ibu Kota sekarang mulai gelisah, siap menelan wilayah Ibu Kota kapan saja. Perlu diketahui bahwa sebagian besar kekayaan Federasi Wan Luo terkonsentrasi di wilayah Ibu Kota. Jika bisa mencaplok wilayah ini, peningkatan kekuatan bukan sekadar dua atau tiga kali lipat biasa."
Terhadap kemampuan Tang Xing menyelesaikan masalah secepat ini, Tang Long tidak merasa aneh. Hanya bingung mengapa Sis dan kawan-kawan masih mempertahankan status konfrontasi sekarang. Jangan-jangan Sis berencana memindahkan host Xing Ling? Sepertinya tidak mungkin. Total komponen host itu bisa mengisi penuh beberapa kota besar.
Saat Tang Long sedang merenungkan, suara Li Yihui yang terdengar melalui pengeras suara menggema di seluruh kampus: "Tuan-tuan mahasiswa, sekarang kami akan menuju ke Restoran Mermaid untuk makan. Bagi yang tidak memiliki kendaraan, silakan datang ke pintu gerbang kampus untuk naik bus. Yang sudah punya kendaraan juga harap datang ke pintu gerbang untuk mengambil dokumen peta."
Begitu mendengar ini, Kucing hitam kecil langsung mengeong-ngeong sambil menggesekkan wajahnya ke pipi Tang Long. Tang Long tentu tahu ini pertanda si kucing mendesaknya agar segera ke restoran. Dengan tersenyum, ia berpamitan pada teman-teman di sampingnya dan berjalan menuju pintu gerbang kampus.
Melihat puluhan bus mewah di pintu gerbang, Tang Long tanpa basa-basi langsung naik ke bus terdekat. Ia tak menyadari bahwa Lan Mengyun yang sedang dikerubungi orang keluar dari gerbang, melihat punggungnya, lalu segera menyelinap dari kerumunan dan naik ke bus yang sama. Adegan ini membuat semua anak-anak konglomerat yang lajang tertegun, kemudian beberapa di antaranya sampai menepuk-nepuk kepala mereka sendiri sambil menyesal.
"Lin Zhendong yang melihat Lan Mengyun naik bus besar langsung bertanya keheranan pada Li Yihui: "Apakah Lan Mengyun tidak membawa mobil?""
"Eh, bawahan ini tidak begitu paham." Li Yihui menundukkan kepala menjawab, dia juga bingung kenapa Lan Mengyun tidak membawa mobil ke reuni alumni.
Lin Zhendong mendengus lalu melemparkan seikat kunci sambil berkata: "Suruh orang bawa mobilku pulang." Kemudian bergegas menuju bus tersebut.
Tang Long baru saja duduk di kursi acak ketika suara perempuan terdengar: "Maaf, bolehkah aku duduk di sini?" Sebelum sempat bereaksi, kursi sebelahnya sudah diduduki seseorang yang membawa aroma wangi menusuk. Menoleh ke samping, Tang Long terkejut berteriak: "Ah, senior!" Kucing hitam kecil langsung terkekek-kekek, karena detak jantung Tang Long kembali berdegup kencang.
Lan Mengyun memiringkan kepala sambil tersenyum bertanya pada Tang Long: "Kau masih ingat aku?""
Tidak menangkap makna ucapan itu, Tang Long segera mengangguk dan berkata: "Tentu saja, mana ada siswa angkatan kami yang tidak mengenal kakak kelas? Kenapa kakak tidak bawa mobil sendiri ke sini?"
Lan Mengyun menggelengkan kepala tanpa menjawab, lalu mengalihkan topik sambil memandangi kucing hitam kecil: "Aku tidak tahu kamu suka kucing. Sampe-sampe ke reuni kelas pun bawa kucing kecil. Boleh aku elus kucing ini?"
Sebelum Tang Long sempat bereaksi, kucing hitam kecil itu sudah melompat ke pangkuan Lan Mengyun dan menggesek-gesekkan diri. Lan Mengyun langsung terkikik-kikik dibuatnya oleh tingkah lucu si kucing.
Setelah beberapa saat, sambil terus mengelus kucing itu, dia tersenyum ke Tang Long: "Sudah bertahun-tahun tak jumpa, rupanya penampilanmu berubah total. Meski garis wajahmu masih bisa kukenali, kalau kamu tidak bilang diri sebagai Tang Long, pasti aku tidak berani menyangka."
Tang Long tertegun. Dari nada bicara sang senior ini, sepertinya mereka sangat akrab. Tapi selama dua tahun senior itu di kampus, dirinya tak pernah sekalipun berbicara dengannya.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau langsung mendaftar militer setelah lulus SMA?" Lan Mengyun menoleh dan bertanya.
"Uh, nilai jelekku. Kalau tidak jadi tentara, sepertinya tidak ada jalan lain." Tang Long menggaruk belakang kepala dengan malu-malu di bawah tatapan itu.
"Oh? Tidak ada jalan lain? Hihi, bukankah ayahmu punya perusahaan? Kenapa tidak kerja di sana saja?" Lan Mengyun menatap Tang Long, tapi setelah melihatnya gugup hingga tak bisa bicara, dia tersenyum dan mengalihkan topik: "Bagaimana sekarang? Sudah pensiun?"
“Tidak, masih di militer.” Tang Long menjawab sambil diam-diam mengamati Lan Mengyun. Pikirannya melayang pada fakta bahwa senior ini ternyata tahu ayahnya punya perusahaan. Seketika ia teringat cokelat itu, mungkin bukan salah kirim. Tapi sepertinya mereka memang tidak pernah kontak sebelumnya, mengapa dia mengirimkan cokelat? Untuk pertama kalinya, hati Tang Long dilanda kekacauan.
"Zaman sekarang tidak baik, lebih baik segera pensiun dari militer." Ekspresi Lan Mengyun mendung setelah mengucapkan itu, disertai helaan napas tipis. Tapi segera ia tersenyum lagi: "Kau di pasukan mana? Aku kenal beberapa jenderal, mungkin bisa membantumu."
Hati Tang Long terasa hangat. Tak disangka senior ini begitu perhatian padanya. Ia menggelengkan kepala pelan: "Aku tidak bertugas di Federasi Wan Luo, dan pensiun itu mustahil." Status Tang Long sekarang memang tidak mengenal pensiun - dialah Komandan Tertinggi negara Tang.
“Ah, tidak di Federasi Wan Luo? Tidak bisa pensiun? Apa kau bergabung dengan pasukan tentara bayaran?” Lan Mengyun berkata dengan terkejut, tapi sebelum Tang Long sempat menjawab, dia langsung berdiri dan berkata: “Kita ganti posisi duduk saja.” Tanpa menunggu persetujuan Tang Long, dia langsung menyelinap ke kursi sebelah dalam.
Tang Long yang bingung baru saja duduk di posisi dekat lorong, tiba-tiba melihat seorang pemuda tampan berdiri di pintu mobil dengan wajah masam menatap tajam ke arahnya. Selama bertahun-tahun, ini pertama kalinya Tang Long mendapat tatapan seperti itu. Alisnya berkerut, tapi dia tak terlalu memperhatikan. Lagipula di sebelahnya duduk mantan Ratu Sekolah, wajar kalau ada yang cemburu.
Lin Zhendong yang melihat Tang Long sudah memperhatikannya segera menyunggingkan senyum lebar. Ia maju dan mengulurkan tangan: “Wajahmu asing sekali, teman. Aku Lin Zhendong dari angkatan 3432 kelas 01. Boleh tahu kamu...”
“Oh, halo. Aku Tang Long dari angkatan 3432 kelas 04.” Tang Long tidak menyangka orang di depannya adalah mantan Ketua OSIS. Penampilannya sekarang jauh lebih dewasa dibanding dulu, pantas saja dia tidak mengenalinya.
Alis Lin Zhendong berkedut, "Bajingan ini lagi," gumamnya dalam hati. Namun dengan senyuman palsu dia berkata, "Aku tahu kau. Bukankah kau Tang Long yang selalu menempati peringkat terbawah selama tiga tahun SMA? Lama tak jumpa, kebetulan sekali bisa duduk bersama Ratu Sekolah kita ini." Mendengar ini, Lan Mengyun mengerutkan alis, sementara Kucing Hitam Kecil mengangkat bulu sambil melototi Lin Zhendong. Bahkan orang bego pun bisa menangkap makna tersirat dalam kata-katanya.
Tang Long tahu bahwa Lin Zhendong secara tersirat menyebut dirinya "kodok ingin makan daging angsa", namun setelah bertahun-tahun berada di posisi tinggi, hatinya sudah sangat lapang. Dengan santai ia mengangguk sambil berkata: "Haha, waktu itu memang tidak suka belajar. Tapi untungnya bukan peringkat terakhir, entah bagaimana bisa begitu, sungguh patut disyukuri. Kalau kau..." Saat Tang Long berkata demikian, pantatnya sudah ingin meninggalkan kursi, namun tiba-tiba ditarik dengan keras oleh Lan Mengyun hingga terjatuh duduk. Sang senior melotot tajam ke arahnya. Tang Long yang awalnya ingin menyerahkan kursi kini tak berani bersuara, entah mengapa ia merasa tidak berdaya melawan perasaan takut pada sang senior.
Menangkap situasi ini, Lin Zhendong melirik Lan Mengyun dengan wajah yang sangat masam, lalu melototi Tang Long dengan tatapan tajam sebelum berbalik dan turun dari mobil. Baru pada saat itulah para siswa yang sejak tadi menyadari ketegangan dan enggan naik, akhirnya masuk dan duduk. Namun tak seorang pun berani menyapa Tang Long maupun Lan Mengyun.
Lan Mengyun pura-pura tak terjadi apa-apa sambil terus memprovokasi kucing hitam kecil itu. Ia bertanya pada Tang Long: "Kau sudah bergabung dengan unit tentara bayaran itu? Berapa gaji bulananmu?"
"Uh, pasukanku adalah Pasukan Tang. Gaji bulanan sekitar ribuan yuan." Tang Long agak bingung menjawab. Sebenarnya ia sendiri tak tahu pasti jumlah gaji pribadinya. Saat masih mengelola keuangan sendiri, pengeluarannya menggunakan satuan ratus juta. Setelah menyerahkan urusan keuangan pada Yuna, ia sama sekali tak pernah mengeluarkan uang sepeser pun. Segala kebutuhannya langsung terpenuhi hanya dengan menyampaikan permintaan.
"Pasukan Tang?" Lan Mengyun mengernyitkan alis sejenak, lalu menggelengkan kepala perlahan. Dia sama sekali tidak pernah mendengar nama pasukan bayaran ini. Namun karena tidak ingin membuat Tang Long merasa rendah diri berada di pasukan yang tidak terkenal, dia mengalihkan topik pembicaraan ke hal lain.
Saat Tang Long dan Lan Mengyun sedang basa-basi, Lin Zhendong dengan wajah dingin naik ke mobil mewah. Pengemudi Li Yihui langsung tahu bosnya telah menghadapi penolakan, dengan bijak memilih diam.
"Selidiki latar belakang Tang Long sampai tuntas! Aku akan menghancurkannya!" perintah Lin Zhendong dengan suara keras.
"Baik, bawahan segera mengurus ini." Setelah mengucapkan itu, Li Yihui menghela napas dalam hati. Ia berharap keluarga Tang Long masih memiliki kemampuan tertentu. Jika tidak, nasib Tang Long bisa dibayangkan. Memikirkan hal ini, ia teringat karakter bosnya. Biasanya bos sangat toleran, bahkan jika ada yang sengaja menyinggungnya, bos tidak ambil pusing. Sayangnya begitu menyangkut urusan senior kampus, karakter bos langsung berubah total. Mungkin ini kekuatan cinta.
Saat Lin Zhendong hendak berbicara lebih lanjut, komunikatornya tiba-tiba berbunyi. Lin Zhendong mengeluarkan perangkat itu dan wajahnya berubah drastis. Ekspresi dinginnya diganti dengan raut hormat sebelum membuka saluran. Siluet wajah pria tampan bak perempuan langsung muncul di hadapan Lin Zhendong dan Li Yihui. Pria ini ternyata adalah Tang Hu yang selama ini memimpin!
"Lin Zhendong, bagaimana progres hal tersebut?" Tang Hu bertanya dengan ekspresi datar.
“Maaf Tuan, saat ini Ibu Kota dikuasai oleh pasukan misterius, jadi...” Lin Zhendong berkata dengan sedikit gugup. Di sampingnya, Li Yihui sudah lama menundukkan kepala, bahkan napasnya pun ditahan.
“Hmph! Ibu Kota diduduki orang tapi kau belum bertindak? Apa dukungan yang kuberikan selama ini sia-sia?” Tang Hu menahan ekspresi wajahnya dan berkata dengan suara dingin.
Keringat dingin segera mengucur di dahi Lin Zhendong. Setelah berpikir sejenak, ia menggigit gigi dan berkata: “Mohon beri saya sedikit waktu lagi. Saya akan segera menyelesaikannya. Jika gagal, saya siap menerima hukuman dari Anda.”
Tang Hu merenungkan sejenak lalu mengangguk: “Baik, mengingat kau sudah berjanji seperti itu, aku akan memberimu waktu satu minggu lagi.”
“Ah, satu minggu?” Lin Zhendong terkejut membuka mulut.
“Hmph, kalau bukan karena kekhawatiranmu yang berlebihan, semestinya bisa diselesaikan dalam sehari. Mengapa baru sekarang? Cukup! Aku hanya memberi waktu sebanyak ini. Jika hasilnya belum memuaskan... Hmm, kau yang akan menanggung akibatnya!” Tang Hu langsung memutus komunikasi sebelum Lin Zhendong sempat membela diri.
Li Yihui yang terus menundukkan kepala sambil menguping tahu bosnya sedang menghadapi masalah. Meski tidak tahu siapa pria tampan seperti wanita itu, dia paham bahwa orang tersebutlah yang membuat keluarga bosnya bisa mendominasi seluruh Federasi Wan Luo dalam setahun, dan lebih tahu lagi bahwa orang itu bisa kapan saja menghancurkan keluarga bosnya.
Dia tak mengerti tugas apa yang diberikan orang itu pada bosnya, juga tak berani bertanya. Tapi sebagai bawahan, dia harus bicara: "Bos, menurut Anda apa yang harus kami lakukan sekarang..."
Lin Zhendong menggigit gigi bertanya: "Masih belum bisa berkomunikasi dengan pasukan misterius yang menguasai Ibu Kota?"
Li Yihui cepat menggeleng: "Tidak, mereka menolak semua komunikasi."
Lin Zhendong segera mengutuk: "Sialan! Awalnya kupikir dengan menyuap pejabat kita bisa membongkar host Xing Ling dan mengirimkannya pada orang itu, tapi malah dirusak oleh sekelompok brengsek pengecut!"
Li Yihui tertegun mendengar, dia tidak menyangka urusan pejabat wilayah Ibu Kota yang membongkar host Xing Ling ternyata ulahan bosnya sendiri. Lebih mengejutkan lagi, misi yang diberikan orang itu kepada bosnya ternyata ini.
"Sialan, awalnya aku tidak ingin berbuat jahat. Kalau sudah begini, jangan salahkan aku sekarang!" gumam Lin Zhendong sambil menggeretakkan gigi. Jarinya segera menekan komunikator, meneriakkan perintah "Segera dikerahkan semua!" sebelum melemparkan alat itu dengan geram.
Li Yihui tidak mengerti maksud ucapan Lin Zhendong sebelumnya, juga tidak tahu perintah itu ditujukan ke siapa. Bagaimanapun, terlalu banyak rahasia bos yang tidak mungkin dipahami orang sepertinya. Dia mulai menunggu dengan tenang perintah selanjutnya, namun segera menyadari ekspresi Lin Zhendong yang terus berubah: terkadang rindu mendalam, sesaat ketakutan mencekam, lalu berganti wajah pasrah sambil terus menggeretakkan gigi merenungkan sesuatu.
Sedang menduga apa yang dipikirkan Lin Zhendong, Li Yihui kaget mendengar ucapan tiba-tiba darinya. Dengan wajah tak percaya dan terbata-bata, ia berkata, "Anda... maksud Anda..." Ia tak menyangka alasan bosnya mengadakan reuni sekolah ternyata untuk hal ini.
Lin Zhendong mengangguk keras. "Ya! Langsung eksekusi setelah makan!"
Li Yihui hendak protes, tapi baru mengucap "Tapi..." sudah dipotong gerakan tangan Lin Zhendong. Mata dingin Lin menatapnya, "Tapi apaan? Segera kirim pakai barang itu setelah tertangkap! Ingat, jangan pakai kru kita. Biarkan alat pemberian dia yang bertindak."
Berkeringat dingin diterkam sorot mata mengerikan Lin Zhendong, Li Yihui buru-buru mengangguk sambil mengeluarkan komunikator untuk memberikan tugas.
"Bos, kru sudah disiapkan." Setelah laporan Li Yihui, Lin Zhendong menutup mata dan menghela napas dalam. Dengan gerakan lemas, ia melambaikan tangan, "Jalan."
Li Yihui melirik Lin Zhendong sebentar, tidak berkata apa-apa kecuali menggelengkan kepala perlahan sebelum menghidupkan mesin mobil. Namun saat melewati kendaraan besar yang ditumpangi Tang Long, matanya tak bisa menyembunyikan ekspresi penuh penyesalan.
Rakyat di sekitar galaksi yang dulunya dipenuhi bajak laut Federasi Wan Luo diam-diam bersyukur. Sudah cukup lama mereka tidak mengalami perampokan. Mereka tahu sebelumnya terjadi konflik internal antar bajak laut yang berdarah-darah, sehingga para perompak itu tidak sempat mengganggu. Dalam hati mereka semua berdoa semoga para bajak laut terkutuk itu saling membantai sampai habis.
Tidak aneh jika warga di luar Galaksi Bajak Laut berpikir demikian, karena memang selama ini tidak ada satu pun kapal bajak laut yang meninggalkan wilayah itu. Tentu saja, tidak ada kapal yang berani memasuki Galaksi Bajak Laut. Semua tahu tempat itu adalah wilayah "masuk tanpa keluar". Tak ada yang mau mempertaruhkan nyawa untuk mencoba, sehingga orang-orang di luar sama sekali tidak tahu kondisi terkini di dalam Galaksi Bajak Laut.
Di dalam Galaksi Bajak Laut, sebuah kapal perang raksasa berlayar perlahan di lautan bintang bersama ratusan kapal perang lainnya. Seberapa besar kapal raksasa ini? Begitu besarnya hingga saat melintas di dekat sebuah planet, penduduk di permukaan planet bisa melihat siluetnya dengan jelas. Namun, penghuni Galaksi Bajak Laut tidak menunjukkan ekspresi kagum saat melihat kapal raksasa ini. Sebaliknya, semua mata yang memandang kapal itu dipenuhi getaran ketakutan dan kebencian yang membara.
Mengapa demikian? Jawabannya sederhana - lihatlah kondisi kehidupan para penghuni galaksi ini.
Seluruh planet di Galaksi Bajak Laut hanyalah reruntuhan. Di antara puing-puing ini, miliaran manusia bertubuh kurus kering dan berpakaian compang-camping membentuk barisan panjang. Di bawah cambukan robot logam, mereka mulai bekerja seperti mesin.
Sekelompok manusia sedang membersihkan reruntuhan; sekelompok lain mengangkut batu-batu raksasa; sementara kelompok ketiga menggunakan lahan kosong yang telah dibersihkan untuk membangun struktur-struktur megah dengan batu tersebut. Semua pekerjaan ini dilakukan hanya dengan tangan kosong dan beberapa alat primitif. Siapapun yang menyaksikan pemandangan ini akan teringat pada era perbudakan dalam sejarah manusia di zaman purba. Benar, di galaksi bajak laut ini, para penghuni planet-planet ini tak lain adalah budak - budak dari robot-robot logam.
Di dalam kapal raksasa galaksi bajak laut, sosok bernama No.1 bertanya kepada Tang Hu yang baru saja memutus komunikasi: "Kakak, mengapa repot-repot? Jika kita yang turun tangan, dokumen desain dan host itu bisa kami rebut segera."
No.2 yang berdiri di samping menyela: "Betul! Untuk apa kita mendukung manusia-manusia itu? Ini benar-benar pemborosan waktu. Kenapa tidak langsung serang saja? Bosan sekali terus-terusan terkurung di galaksi ini."
Tang Hu tertawa: "Membuang waktu? Waktu kita sangat banyak, buang sedikit apa masalahnya. Mengapa mendukung mereka manusia, hehe, apakah kalian belum paham alasan kemampuan kita bisa meningkat lagi belakangan ini?"
Nomor 2 bertanya bingung: "Bukan karena tambahan robot cerdas baru? Kita menyerap kecerdasan mereka, makanya kemampuan kita meningkat."
"Benar. Lalu mengapa dulu tidak ada penambahan robot cerdas, tapi sekarang ada?" Tang Hu kembali bertanya.
Nomor 2 menggelengkan kepala dengan curiga: "Bukan karena robot memerintah manusia itu? Aku tak mengerti hubungannya dengan mendukung manusia dan diam di galaksi ini."
“Hehe, tahukah kalian? Dari 10 robot cerdas, hanya 2 yang berasal dari robot yang mengatur budak-budak itu. Sedangkan 8 sisanya muncul dari robot yang berinteraksi dengan manusia di luar. Sekarang kau paham mengapa aku mendukung mereka dan tetap di galaksi ini?” Tang Hu tersenyum.
No.2 akhirnya mengangguk tersadar, sementara No.1 melanjutkan pertanyaan: "Kakak, aku masih bingung. Mengapa kau menginginkan host komputer dan dokumen desain Federasi Wan Luo? Apakah ini bisa meningkatkan kemampuan kita secara signifikan?"
Tang Hu menggelengkan kepala: "Aku juga tidak yakin. Tapi kukira sistem komputer berusia ratusan tahun ini mungkin memiliki kecerdasan sendiri. Bagaimanapun, host jenis ini yang paling sering kontak dengan manusia."
"Lalu dokumen desainnya?" No.1 bertanya lagi dengan tidak menyerah.
“Dokumen ini hanya untuk memahami struktur komputer. Aku yakin struktur komputer dari host komputer tersebut pasti jauh lebih baik daripada struktur komputer robot yang kita produksi sekarang. Setelah memahami ini, kita bisa meningkatkan kemampuan robot, yang berarti jumlah Robot Cerdas akan lebih mudah bertambah.” Tang Hu melanjutkan sambil tersenyum.
No.1 akhirnya tidak memiliki pertanyaan lagi. Setelah bertukar beberapa kata, No.1 dan No.2 masing-masing kembali ke wilayah kekuasaan mereka. Duduk di kursi komando, Tang Hu menatap punggung No.1 dengan sinar dingin sekilas di matanya, dalam hati mengejek: "Hmph, Lao Er bajingan ini mulai curiga lagi padaku? Hmm, kebiasaan burukmu selama bertahun-tahun tetap tidak berubah! Tapi kau salah mencurigai, mungkin baru akan tersadar ketika melihat hasilnya nanti."
