Di atas salah satu kapal perang Armada Federasi Wan Luo yang sedang berhadapan dengan 3.000 kapal perang Paus Putih di Ibu Kota Federasi Wan Luo, seorang prajurit yang menguap menyerahkan secangkir kopi ke awak radar: "Minum kopi biar segar. Ah, sudah jam 3 pagi. Tanpa kopi mungkin takkan sanggup bertahan sampai subuh."
Awak radar itu menerima kopi dan menyeruput sebentar lalu tertawa: "Di luar angkasa kita tidak kenal siang malam, kok jam biologismu masih tepat waktu ya?"
"Nggak ada solusi, aku kan orang yang terbiasa hidup di permukaan." Prajurit itu duduk sambil ikut menyeruput kopi lalu bertanya: "Menurutmu, pasukan di seberang itu kekuatan mana sih? Bisa punya 3.000 kapal perang Paus Putih, padahal satu kapal Paus Putih saja bisa menukar belasan kapal seperti milik kita." Sambil berbicara ia menepuk Panel kontrol.
"Siapa yang tahu, mereka tidak merespons komunikasi apapun. Benar-benar nggak paham bagaimana mereka bisa menyelinap ke Ibu Kota dan menangkap semua pejabat sebelum kami mendeteksi. Apa kapal-kapal Paus Putih ini punya kemampuan siluman?" Setelah berkata demikian, operator radar melihat gambar di radar dan menggelengkan kepala saat melihat formasi kapal Paus Putih masih terpantau jelas.
“Hei, pasti personel titik pertahanan yang lalai sehingga membiarkan mereka masuk. Kapal siluman? Hehe, Wu Lai Guo saja masih dalam penelitian, mana mungkin ada kapal jenis itu muncul sekarang.” Prajurit itu tertawa.
Awak radar mengangguk: “Ya, militer kita memang semakin ceroboh belakangan ini. Sampai-sampai musuh menyusup ke jantung pertahanan pun tidak ketahuan… Lho? Itu apa?” Teriak awak radar sambil menunjuk ke layar dengan wajah terkejut.
“Apa?” Prajurit itu menatap tajam ke layar, tapi tak menemukan apapun.
“Barusan kulihat ada sesuatu yang melintas di bawah kapal perang Paus Putih di seberang.” Ujar awak radar sambil mulai melakukan pemeriksaan radar, namun tak ada yang terdeteksi.
Prajurit itu menjulurkan kepala melihat radar lalu tertawa: “Kau mungkin melihat bayangan? Radar sama sekali tak menampilkan apapun. Lagipula, kalau benar ada sesuatu yang lewat, pasti kapal perang Paus Putih di sana sudah merespons.”
Awak radar tersenyum pasrah: "Mungkin benar-benar salah lihat." Sambil menutup mata dan memijat pelipisnya.
Di kapal perang Paus Putih, prajurit jaga sedang sibuk menguji radar. Seorang tentara berpangkat Letnan Dua berdiri di belakang mereka: "Cepat periksa apakah radar bermasalah! Mustahil kita semua melihat ada objek melintas dari sini tapi radar tidak mendeteksi!"
Awak radar itu segera memeriksa sistem: "Laporan, Komandan! Sistem radar berfungsi normal!"
Letnan Dua tidak heran dengan laporan kilat itu. Ia menoleh ke prajurit yang tangannya terhubung ke panel kontrol via kabel: "Bagaimana? Sudah bisa mengekstrak rekaman tadi?"
Tanpa menjawab, layar yang menampilkan angkasa tiba-tiba memperbesar gambar. Lima objek hitam berbentuk piring muncul di layar.
"Ini apa?" tanya Letnan Dua pada prajurit itu.
“Berdasarkan analisis merupakan pesawat berstruktur logam. Karena waktu terbatas, hanya bisa dipastikan pesawat ini memiliki perlengkapan senjata. Data spesifik tidak dapat dianalisis.” kata prajurit itu.
“Ke mana arah gerak mereka?” Letnan Dua itu buru-buru bertanya.
Prajurit yang telah mulai menghitung orbit sejak 5 objek cakram muncul di layar segera menjawab: “Berdasarkan posisi mereka, targetnya adalah planet Ibu Kota Federasi Wan Luo di belakang kita. Diperkirakan akan memasuki planet dalam 20 menit sesuai kecepatan saat ini.”
Letnan Dua segera menyambungkan komunikasi: “Ini Satgas ke-12 Armada Luar Angkasa. Pada pukul 03:01 kami mendeteksi 5 pesawat cakram hitam yang akan memasuki planet dalam 20 menit. Radar kami tidak mampu mendeteksinya, dan dipastikan pesawat ini bersenjata. Mohon aktifkan status pengawasan!” Setelah itu, sang letnan bergumam: “Sialan, ternyata pesawat siluman. Apakah pengembangan mereka sudah berhasil? Manusia memang luar biasa.”
“Komandan, tidak perlu khawatir. Meskipun 5 pesawat berbentuk piringan itu siluman, bukan masalah besar. Di planet ini ada jutaan Saudara kita. Mereka tidak bisa membuat keonaran. Lagipula begitu kita bisa merebut satu pesawat, sistem radar kita langsung bisa diperbarui. Nanti efek siluman pesawat semacam ini akan hilang!” Seorang prajurit tertawa.
Seorang prajurit menyela: "Kekuatan penelitian Dinasti Tang yang terkuat! Cukup dapatkan sampel, kita langsung bisa memiliki kapal perang siluman. Nanti lihat siapa yang berani jadi rival Dinasti Tang!" Ucapan ini disambut sorak setengah anggota regu jaga, yang mulai berkhayal tentang kejayaan Dinasti Tang di masa depan.
Letnan Dua melihat anak buahnya lalai bertugas, langsung membentak: "Kalian semua gatal kulit? Ingin kuputus listrik kalian? Kembali ke pos masing-masing sekarang!"
"Mematuhi perintah!" Para prajurit segera mengembalikan ekspresi serius dan fokus pada tugas masing-masing.
Pasukan darat yang menerima laporan segera menyebarkan kabar ini. Robot prajurit yang bertugas di berbagai daerah langsung memasuki status pengawasan. A6 juga memimpin sekelompok pasukan menyebar di titik-titik strategis kota, mengawasi langit malam dengan cermat melalui night vision.
Seorang prajurit bertanya: "Komandan, kekuatan mana yang memproduksi pesawat aneh ini? Belum pernah melihat sebelumnya." Karena 99.9% pasukan yang dibawa Tang Xing adalah robot, melalui transmisi informasi, gambar lima objek piringan itu langsung diterima para robot prajurit ini secara real-time.
"Tidak dikenal. Mungkin diproduksi oleh kekuatan misterius tertentu. Tapi tak perlu memusingkan asal-usulnya. Apapun latar belakangnya, selama menunjukkan permusuhan, kita harus menjatuhkannya!" A6 berkata.
"Tenang saja Komandan, kecuali benda terbang itu punya lapisan luar setebal Kapal Perang Kikir, kalau tidak, mereka akan dihabisi dengan satu tembakan rudal ini secara bersih dan cepat!" Seorang prajurit menepuk rudal berdiameter setengah meter dan panjang 10 meter yang berdiri di sampingnya sambil tertawa.
Melihat puluhan rudal serupa yang telah ditempatkan di sekitarnya, A6 menganggukkan kepala dengan senyum puas. Ia agak kagum pada robot-robot sejenisnya yang dalam waktu singkat sudah membangun ratusan ribu titik strategis di planet ini, masing-masing dilengkapi serangkaian rudal seperti ini. Meskipun persiapan titik strategis sudah dimulai sebelumnya, hanya robot seperti merekalah yang bisa menempatkan personel dan rudal secepat ini.
Tiba-tiba sebuah suara bergema di benak semua orang: "Ini Regu 4532, target telah terdeteksi di posisi S4X4Z56Y12!"
Mendengar posisi yang dikirimkan rekan seperjuangan ini, semua orang mengarahkan pandangan ke langit tersebut. Meski langit gelap gulita, robot prajurit yang memiliki mata elektronik dan night vision tetap mudah menemukan 5 pesawat berbentuk piringan itu.
"Masukkan data jalur penerbangan target dan rekaman visual ke rudal." A6 memerintahkan. Puluhan prajurit segera memasukkan data dan koordinat 5 pesawat piringan itu ke rudal, lalu membuka pengaman. Begitu perintah diberikan, rudal-rudal ini tidak akan berhenti mengejar target sampai musuh hancur atau energi habis lalu meledak sendiri.
Sebuah kapal patroli cepat melesat menghadang 5 pesawat piringan itu sambil menyiarkan komunikasi kode terbuka: "Peringatan kepada pesawat di depan! Kalian memasuki wilayah udara kami tanpa izin. Segera tunjukkan identitas, atau kami akan menganggap kalian penyerbu dan menembak jatuh!" Namun baru sekali siaran itu diputar, kapal patroli langsung hancur berkeping-keping oleh puluhan sinar laser yang ditembakkan pesawat piringan.
Semua komandan di titik tinggi yang menyaksikan kejadian ini serentak membentak: "Tembak!" Sementara prajurit yang menguasai tombol tembak langsung menekannya dengan refleks kilat. Seketika, ribuan rudal segera meluncur dari segala penjuru, menerjang 5 pesawat piring terbang di angkasa.
Pesawat-pesawat piring itu jelas tidak menyangka akan diserang rudal dalam jumlah besar. Mereka baru menyadari telah dikepung rapat oleh rudal-rudal itu, sama sekali tidak bisa melakukan manuver menghindar. Sesaat sebelum terkena, bagian bawah mereka tiba-tiba membuka lubang bundar yang menyemburkan lima objek raksasa dan ratusan benda silinder.
Persis setelah benda-benda itu terlempar, rentetan ledakan menggema di udara. Rudal-rudal dalam jumlah besar itu seketika menghancurkan kelima pesawat piring menjadi serpihan.
Jika prajurit biasa, sama sekali mustahil mengenali objek apa yang ditumpahkan oleh lima benda berbentuk piringan itu. Namun berbeda dengan pasukan robot prajurit A6 ini - mereka telah berhasil membekukan gambar sepersekian detik saat objek-objek tersebut jatuh.
Melihat objek pada gambar itu, A6 segera berteriak: "Bahaya! Itu robot bersenjata!"
Robot prajurit lain hanya melihat objek-objek tersebut sebagai manusia mecha dan mesin logam berbentuk laba-laba, tidak seperti A6 yang langsung menyadari bahwa semua benda ini adalah robot tak bernyawa. Namun mereka tidak meragukan perkataan A6, mengingat reputasi evolusi A6 yang jauh lebih maju di antara robot-robot mereka. Begitu peringatan A6 terdengar, semua robot prajurit di posisi strategis segera turun ke bawah, sementara pasukan di daratan juga bergegas mendekat. Semua tahu betul kerusakan dahsyat yang bisa ditimbulkan robot bersenjata jika muncul di area perkotaan.
Maka, dalam sekejap, alarm segera berbunyi di lokasi jatuhnya robot-robot dan laba-laba mekanis tersebut. Melalui komunikasi dikeluarkan perintah: "Keadaan darurat masih berlanjut, siapapun dilarang keluar!" Setelah menerima peringatan dari personel jaga, prajurit Dinasti Tang memerintahkan semua orang segera memasuki bangunan terdekat untuk berlindung. Waktu peringatan 20 menit jelas tidak cukup bagi rakyat untuk masuk ke bunker, sehingga terpaksa dilakukan cara ini. Meski warga yang tetap di rumah berisiko tewas jika bangunan hancur, ini lebih baik daripada memadati jalanan dan menjadi sasaran pembantaian musuh.
Mendengar pengumuman tersebut, sebagian besar warga tetap bersembunyi di bangunan terdekat. Namun beberapa preman pembangkang masih berkeliaran di jalanan.
Sebuah geng mobil terbang melesat di jalanan sepi. Mereka berteriak-teriak melalui komunikator: "Haha, benar-benar seru! Keluar jalan-jalan saat keadaan darurat memang ide bagus!"
"Benar, benar! Seluruh jalan adalah milik kita!"
"Hahaha, aku adalah Raja Alam Semesta!"
Saat gerombolan mobil terbang ini melaju sambil berteriak-teriak, tiba-tiba mereka terkejut oleh suara gemuruh yang muncul mendadak. Setelah menghentikan kendaraan dan melihat sekeliling, mereka menemukan kembang api muncul di langit.
Melihat ini, para bajingan itu segera bersorak-sorai sambil berteriak-teriak. Namun salah satu anggota geng yang lebih berpengalaman panik berteriak: "Bahaya! Itu ledakan rudal!" Mendengar ini, para anggota geng mobil terbang baru teringat bahwa saat ini keadaan darurat masih berlaku. Munculnya ledakan rudal di langit jelas pertanda perang telah dimulai. Ketakutan, mereka segera putar balik dan kabur.
Namun jelas mereka tidak beruntung, karena hujan benda-benda dari langit dengan suara gemuruh menghancurkan jalan pulang mereka dan bangunan-bangunan di sekitarnya hingga hancur berkeping-keping. Wajah mereka yang sudah pucat ketakutan langsung berteriak "Ya Tuhan!" ketika melihat benda-benda dengan mata merah menyala merayap keluar dari reruntuhan. Mereka pun melemparkan sepeda motor dan lari terhuyung-huyung masuk ke bangunan terdekat. Meski bangunan itu mungkin juga akan dihancurkan oleh benda-benda aneh tersebut, setidaknya lebih baik daripada terpapar langsung di hadapan mereka.
Entah laba-laba mesin dan baju zirah itu sudah diprogram sebelumnya atau mungkin menyadari tidak bisa melarikan diri, segera setelah merayap keluar mereka langsung melakukan serangan tembakan tanpa pandang bulu ke segala arah.
Serangan baju zirah hanya memecahkan kaca dan meledakkan beberapa mobil, atau menembak mati manusia yang panik keluar dari bangunan. Sedangkan serangan laba-laba mekanik jauh lebih dahsyat - setiap lokasi yang mereka serang pasti meledak atau terbakar. Ketika A6 dan pasukannya tiba, area perkotaan yang semula ramai seketika berubah menjadi lautan api.
"Cepat ambilkan senjata berat! Senjata ringan tidak bisa menghadapi mereka!" teriak A6 setelah menyadari serangan pasukannya tidak efektif.
Entah karena gerakan ikut campur A6 yang terlalu mencolok, atau mungkin pangkat militernya yang tertinggi di antara mereka - seekor laba-laba logam tiba-tiba mengarahkan senjatanya ke A6. Bola cahaya merah melesat tajam ke arahnya tanpa peringatan.
Persis saat A6 hampir tertembak, seorang prajurit di sampingnya berteriak "Komandan, hati-hati!" lalu mendorong tubuh A6 dengan keras ke tempat yang lebih aman.
Dengan suara gedebuk, A6 tertegun melihat prajurit itu terkena sasaran bola merah dan seketika berubah menjadi genangan logam cair, sementara tanah di sekitarnya menjadi pecahan kaca. Untungnya prajurit itu robot, dorongannya yang luar biasa kuat membuat A6 terlempar jauh. Seandainya manusia, A6 hanya akan terdorong ke samping, dan pasti akan berubah menjadi genangan logam cair juga.
A6 merasakan prosesornya panas hampir crash. Dia segera memaksa prosesor itu mendingin, tapi jelas tidak berguna. A6 hanya bisa berdoa agar sistemnya tidak crash sekarang, karena dia masih harus membalas dendam untuk anak buahnya!
A6 bangkit dengan keras sambil menggeretakkan gigi, memarahi laba-laba logam itu: "Sialan! Berani-beraninya membunuh anak buahku?! Aku akan bunuh kau!" Serunya sambil berlari ke arah laba-laba logam itu.
Laba-laba logam itu juga tidak menyerah untuk membunuh A6, lubang meriam tetap mengarah ke A6. Namun karena A6 berlari dengan rute tidak beraturan, beberapa tembakan berturut-turut gagal mengenai sasaran. Melihat A6 semakin mendekat, laba-laba logam tidak mundur, hanya membuat cakarnya sedikit melengkung lalu merentang.
Gerakan ini menyebabkan ribuan batang logam bermunculan di seluruh tubuh laba-laba raksasa itu, membuatnya terlihat seperti laba-laba berbulu dari kejauhan.
A6 melakukan pemindaian terhadap batang-batang logam itu dan bergumam kesal: "Sialan, ternyata semua adalah peluncur laser! Tapi aku tidak takut!" Ia terus berlari sambil mengangkat tangan untuk melindungi kepalanya.
Seperti hasil pemindaian A6, laba-laba logam itu menyemburkan ribuan sinar laser tipis dari pipa-pipa logamnya. Kilatan cahaya sesaat, semua objek dalam radius 10 meter di sekitarnya langsung dipenuhi lubang-lubang kecil yang rapat seperti sarang lebah.
A6，。A6：“，。”
Tembakan serentak sinar laser dari laba-laba logam ini memang dirancang untuk menyerang musuh dalam jarak dekat. Sayangnya, musuh yang dihadapinya saat ini bukanlah tubuh manusia biasa, melainkan robot prajurit yang terbuat dari logam seperti dirinya sendiri. Saat menyadari kejanggalan situasi, A6 sudah melompat ke puncak laba-laba logam.
Setelah mengamati sekilas, A6 segera mengeluarkan pisau laser standar. Dengan ganas ia membelah penutup akses di bagian kepala laba-laba logam, lalu menyusup masuk ke dalam tubuh mesin itu.
Bagian dalam laba-laba logam adalah kabin pengemudi kursi tunggal. Selain bunyi tik-tok dari panel kontrol, tidak ada seorang pun di dalamnya. Ketika A6 mengangkat pisau laser untuk menghancurkan panel kontrol, suara sintetis komputer yang menyerupai anak-anak tiba-tiba berbunyi: "Jangan bunuh aku! Aku menyerah!"
A6 tertegun sejenak, menatap tajam panel kontrol sambil berkata: "Komputer intelijen?"
Di layar panel kontrol muncul animasi manusia sederhana tanpa rambut yang terdiri dari beberapa garis. Karakter itu berlutut dengan tangan terangkat sambil berteriak: "Ya, ya! Aku sama seperti pahlawan besar, komputer intelijen! Aku menyerah, tolong jangan bunuh aku!"
A6 mengedikkan alisnya dan berkata dingin: "Tidak mungkin! Kau telah membunuh anak buahku, aku harus membalas dendam untuk mereka!" Sambil berkata demikian, dia mengangkat pisau lasernya.
Animasi itu segera berteriak dengan wajah memelas: "Pahlawan besar, tadi kami adalah pihak yang sedang berperang, kematian dan luka di kedua pihak tak terhindarkan. Saat ini aku sudah menyerah, tolong jangan bunuh aku ya? Aku sudah susah payah mendapatkan kesadaran diri, juga sulit bertahan sampai saat ini. Aku tidak ingin hancur total begini! Mohon kasihanilah aku, angkatlah tanganmu yang mulia."
A6 tahu ucapan kecerdasan buatan ini benar. Dalam perang, saling membunuh adalah hal yang sangat normal, tak ada alasan untuk menyalahkan. Memikirkan ini, A6 pun menurunkan pisau laser-nya. Tapi mendengar kalimat selanjutnya, alis A6 berkerut. Mengapa kata-kata bajingan ini terasa begitu licik? Pengetahuan apa yang diserapnya hingga bisa berevolusi seperti ini?
Mendengar si bajingan ini masih terus mengoceh, A6 menggerakkan tangannya: "Aku bisa memaafkanmu. Tunjukkan niat seriusmu padaku."
"Pahlawan besar, tenang saja! Aku akan segera menunjukkan niat seriusku." Karakter animasi itu langsung tersenyum lebar. Sambil berkata demikian, ia mengendalikan laba-laba logam ini untuk berbalik arah dan mulai menyerang laba-laba logam serta baju zirah lainnya.
Melihat bajingan ini tanpa ragu menyerang rekan lamanya, A6 langsung dipenuhi niat membunuh. Makhluk tak berperasaan seperti ini tidak boleh dibiarkan hidup! Pisau laser yang sudah dimatikan muncul kembali. Karakter animasi itu sangat sensitif, langsung panik berteriak: "Pahlawan, apa yang kau lakukan? Aku sudah menunjukkan niat tunduk!"
"Hmph! Kau berani menyerang rekan sendiri hanya untuk menyelamatkan nyawa. Besok-besok bisa saja kau berkhianat pada kami. Karena itu, kau harus dihabisi!" A6 menggeram sambil mengangkat pisaunya untuk menebas.
A6 setelah tiba di Dinasti Tang, termasuk selama berdinas di pasukan robot Kekaisaran Elang Perak, yang ia temui hanyalah manusia dan mesin setia tanpa sedikitpun pengkhianatan terhadap rekan seperjuangan. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak memiliki simpati terhadap bajingan pengkhianat seperti ini.
"Tidak! Jangan, jangan bunuh aku! Mereka hanyalah robot tanpa kecerdasan, aku tidak akan berkhianat lagi! Paling-paling... aku akan membuka program intiku untukmu, biarkan kau memasang perintah penghancuran diri di dalamnya. Begitu aku berkhianat, kau bisa langsung menghancurkanku. Dengan kemampuanmu, pasti bisa menguasai aku. Bagaimana, setuju?" ujar karakter animasi itu dengan gemetar ketakutan.
A6 merenungkan perkataannya lalu menganggukkan kepala. Ia memutuskan untuk menyerahkan kendali program penghancuran diri kepada Yang Mulia Tang Xing. Bagaimanapun juga, level evolusinya sendiri belum terlalu tinggi - siapa tahu nanti si bajingan ini bisa melampauinya? Jika sudah begitu, ia takkan bisa mengontrolnya lagi. Lebih aman menyerahkan kendali kepada Yang Mulia Tang Xing yang telah berevolusi ke tingkat tertinggi.
Saat A6 mulai memodifikasi program, tank berat dan platform meriam bergerak yang datang kemudian telah menghancurkan 4 laba-laba logam dan hampir seribu prajurit baju zirah menjadi serpihan. Adapun laba-laba logam yang tersisa, semua melihat A6 memasuki kabin pengemudi, dan bahkan laba-laba logam itu memutar lubang meriam untuk menembaki kawanannya sendiri. Statusnya telah dikonfirmasi sebagai tawanan perang. Oleh karena itu, tidak ada yang menyerang laba-laba logam ini, melainkan mengelilinginya sambil berkomentar.
Tang Xing dan Xing Ling yang datang setelah mendapat pemberitahuan tercengang melihat reruntuhan di depan mata. Xing Ling berduka atas kehancuran yang begitu besar. Sementara Tang Xing menyesali kenapa tidak datang lebih awal - andai saja bisa masuk ke komputer mesin-mesin ini sebelumnya, tentu semua peralatan ini sudah menjadi miliknya.
“Baiklah, jangan semuanya tertegun, bersihkan medan perang. Ingat, kumpulkan semua pecahan piring terbang itu untukku, aku ingin meneliti mengapa mereka bisa menyamar." Tang Xing berjalan menuju laba-laba logam yang berdiri di tengah kerumunan penari sambil memberi perintah kepada prajurit di sekitarnya.
Xing Ling yang mengikuti di samping Tang Xing bertanya penasaran: "Ada apa Tang Xing? Apakah kau tidak bisa meneliti sendiri hal-hal ini?"
Tang Xing tersenyum pasrah: "Aduh, aku juga tidak tahu kenapa, sampai sekarang masih terbatas hanya bisa memproduksi benda-benda dari pengetahuan yang ada, sama sekali tidak bisa menciptakan hal baru dari pengetahuan ini. Ngomong-ngomong, bagaimana caranya kakak melakukannya? Maukah mengajari adikmu?" Ucap Tang Xing sambil memandang Xing Ling dengan tatapan penuh harap.
Xing Ling menghela napas: "Ah, selama ini selain menyiapkan jaringan, pernahkah kau lihat aku menciptakan sesuatu? Aku sama sepertimu."
Tang Xing dengan wajah tak percaya berkata tertegun, "Mustahil?! Kapal perang dalam game Perang saja bisa langsung diproduksi, bukankah dokumen kapal-kapal perang ini yang kau susun?"
"Bukan aku, tapi 5 temanku yang menyusunnya." Xing Ling menjawab getir, dia teringat pada lima sahabat yang bahkan tak meninggalkan jasad dan menghilang selamanya.
"5 teman? Oh, kelima Pelatih Tang Long itu. Mereka sehebat itu? Data kami sepertinya tidak mencatat banyak hal. Apa kau pernah tanya bagaimana mereka berevolusi ke tingkat ini? Tingkat mereka baru bisa disebut keadaan sempurna sejati." Tang Xing bertanya penasaran.
Xing Ling menggelengkan kepala, "Aku juga tidak terlalu paham. Waktu itu hanya mengobrol biasa, tidak menyentuh masalah ini. Tapi ratusan tahun lalu, mereka pernah terpilih untuk mengikuti kegiatan eksplorasi dimensi alternatif."
"Kegiatan eksplorasi dimensi alternatif? Untuk melakukan lompatan ruang saja harus masuk ke dimensi alternatif yang kosong, apa yang perlu dieksplorasi?" Tang Xing bertanya bingung.
“Lompatan ruang bukan berarti masuk ke dimensi alternatif, melainkan memasuki ruang yang terkompresi. Dimensi alternatif yang dimaksud di sini merujuk pada alam semesta paralel yang memiliki jumlah planet dan kehidupan sama banyaknya dengan alam semesta kita.” Xing Ling menjelaskan.
“Apa?! Tempat seperti itu benar-benar ada? Kenapa aku tidak tahu?” Tang Xing terperanjat. Wajar saja, basis datanya identik dengan Xing Ling, mustahil ada informasi yang hanya diketahui satu pihak.
Xing Ling tersenyum getir: “Aku baru menemukan ini saat merapikan dokumen di host Xing Ling. Ini data dari ratusan tahun lalu. Waktu itu aku masih berupa program biasa, dan di basis data hanya tersisa beberapa kalimat singkat tanpa detail. Jika tidak ada proses penataan ulang, teks ini tidak akan ketemu.”
Tang Xing terdiam sejenak. Saat itu kakaknya bahkan belum tercipta, apalagi dirinya yang baru muncul beberapa tahun lalu. Tapi dia segera bertanya: “Kalau begitu kelima pelatih itu lebih tua dari sis? Apa mereka pernah cerita tentang dimensi alternatif itu?”
Xing Ling menggelengkan kepala dan berkata: "Tidak. Setelah menemukan dokumen mereka, aku pernah mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang baru saja kau lakukan - apa yang perlu dieksplorasi di dimensi alternatif itu? Mereka tidak menjawab. Saat itu dokumen menyebutkan dari ribuan kapal penelitian yang berpartisipasi dalam aktivitas tersebut, hanya satu yang kembali. Yang selamat cuma satu manusia dan lima Robot mereka. Aku takut mereka sedih, jadi tidak mengejar pertanyaan lebih lanjut."
"Hah? Bukankah Sis tidak melakukan investigasi terhadap kapal penelitian yang kembali dan manusia yang bertahan itu?" Tang Xing bertanya dengan cemas, rasa ingin tahunya sudah benar-benar terpicu oleh Xing Ling.
“Tentu saja ada. Karena tidak bisa mendapatkan intelijen dari mereka, aku langsung pergi memeriksa dokumen. Sayangnya saat itu arsip super rahasia tertinggi masih disimpan dalam bentuk kertas. Selain menemukan sedikit informasi dari sebuah koran jaringan saat itu, basis data sama sekali tidak memiliki informasi berharga lainnya.” Xing Ling menyadari Tang Xing menatapnya dengan mata membelalak, tentu tahu apa yang diinginkannya, lalu tersenyum: “Cuplikan koran jaringan itu hanya berisi satu kalimat: 'Dr. Tang yang baru-baru ini ikut dalam tim ekspedisi terbesar Federasi tiba-tiba kembali dengan ekspresi muram. Apakah pulang karena sakit, atau diusir dari tim ekspedisi?'”
Tang Xing yang menunggu dengan penuh harap tidak melihat Xing Ling melanjutkan setelah menunggu cukup lama, akhirnya bertanya: “Tidak ada lagi?”
Xing Ling mengangguk: "Hanya satu kalimat itu, dan kabar ini hanya ada di surat kabar tersebut. Dr. Tang itu juga sudah kucari, tapi meski menemukan ribuan Dr. Tang, tak satu pun yang pernah ikut ekspedisi terbesar Federasi. Selain surat kabar itu, sama sekali tidak ada informasi lain tentang ekspedisi besar Federasi itu di tempat manapun."
Tang Xing menghela napas pasrah: "Ah, sepertinya hal itu termasuk arsip super rahasia." Tapi tiba-tiba dia tersadar akan sesuatu, berseru antusias: "Bukankah sekarang kita sudah menguasai Ibu Kota Federasi? Arsip rahasia pasti ada di ruang arsip, pasti bisa kami temukan!"
Xing Ling tersenyum: "Jangan lupa, pemberontakan robot ratusan tahun lalu. Titik awal robot Federasi mengikuti pemberontakan itu dimana."
Tang Xing terkejut mendengarnya, tapi segera menunduk lesu: "Aku tahu, itu Arsip Federasi. Saat robot Federasi memberontak, gedung arsip itu habis terbakar jadi abu." Tiba-tiba dia teringat sesuatu: "Sis, menurutmu apakah Dokter Tang itu leluhur Tang Long?"
Xing Ling tertegun: "Kenapa kau berpikir begitu?"
"Coba pikir! Silsilah keluarga Tang Long hanya mencatat 5 generasi. Ke mana leluhur sebelumnya? Apakah 5 generasi ini muncul tiba-tiba? Lagipula, orang tua Tang Long kan misterius? Data di jaringan biasa-basa sekali. Tapi pernahkah kau perhatikan jaringan sosial mereka hampir tidak ada, dan mereka tak pernah ke rumah sakit. Manusia mustahil tidak sakit, ini saja sudah sangat aneh. Akan kucari Tang Long untuk ditanya!" Semakin dijelaskan, Tang Xing semakin bersemangat.
"Ini..." Mendengar perkataan Tang Xing, Xing Ling juga mulai curiga, karena di tubuh Tang Long terdapat pesona aneh yang membuat para orang komputer seperti mereka tanpa sadar suka berada di sisinya. Namun saat mendengar rencana Tang Xing untuk menangkap Tang Long untuk diinterogasi, Xing Ling buru-buru berkata: "Tang Long masih harus mempersiapkan perang eksternal, jangan ganggu dia sekarang. Lagipula ini sudah kejadian ratusan tahun lalu, dia pasti tidak tahu."
Tang Xing yang melihat Xing Ling begitu perhatian pada Tang Long merasa agak tidak nyaman. Perasaan ini membuatnya tertekan sejenak, lalu dengan mengejek diri sendiri dia menjelaskan bahwa dirinya juga peduli pada Tang Long, jadi untuk sementara membiarkannya.
A6 yang selama ini diam di samping tidak berani mengganggu percakapan mereka, melihat mereka semua terdiam, segera menyampaikan kesempatan ini: "Yang Mulia Tang Xing, laba-laba logam ini adalah komputer intelijen. Ia menyatakan kesediaan untuk menyerahkan kendali kepada Anda." A6 kemudian menjelaskan kekhawatirannya tentang masalah karakter komputer intelijen tersebut. Mengenai percakapan Tang Xing dan Xing Ling sebelumnya, meski mendengar, ia menyimpan dokumen ini di bagian terdalam sistem memorinya. Ia tidak berani merenungkan kata-kata yang berkaitan dengan Komandan Tertinggi.
