"Oh, ada hal seperti ini? Aku akan memeriksanya." Tang Xing melompat ke bagian paling mutakhir laba-laba logam itu dan memasuki kabin pengemudi.
Karakter animasi itu langsung berteriak saat melihat Tang Xing: "Kakak cantik nan jelita, apakah Anda sang atasan dari pahlawan besar itu? Hamba berjanji takkan pernah mengkhianati kalian. Bisakah program penghancuran diri hamba tidak diaktifkan?"
Tang Xing tidak menghiraukan si manusia animasi itu, sambil mengamati dekorasi interior dia berkata: "Hmm, pengerjaannya bagus, sepertinya pabrikan yang memproduksimu punya teknologi cukup hebat."
"Benar, benar, kakak cantik ini, bagaimana dengan permintaan hamba tadi..." ujar manusia animasi itu sambil menggosok-gosokkan tangan dengan senyum menjilat.
Tang Xing melotot dan berkata: "Diam! Kau sekarang tawanan perang, mana ada hakmu mengajukan syarat? Jangan berpikir memberontak, di sekitarmu ini semua lebih kuat darimu!"
Manusia animasi yang sudah merasakan tingkat kekuatan Tang Xing yang tak terbayangkan itu, segera mengangguk-angguk penuh hormat sambil mengatakan patuh.
"Kau dari kekuatan mana?" tanya Tang Xing.
"Hamba dari Resimen Laba-laba Galaksi Bajak Laut," jawab manusia animasi itu dengan sikap hormat.
"Resimen Laba-laba Galaksi Bajak Laut? Galaksi Bajak Laut ini ada di mana?" Tang Xing terlihat curiga, nama galaksi bajak laut ini belum pernah didengarnya.
Animasi itu segera memindahkan peta galaksi Federasi Wan Luo di layar, lalu menandai posisi galaksi bajak laut. Melihat ini, Tang Xing baru paham bahwa itu adalah area sekitar galaksi Della dan Siwen, yaitu wilayah yang menyatukan semua planet yang sebelumnya dikuasai bajak laut.
"Siapa pemimpin Resimen Laba-Laba yang kau ikuti?" Tang Xing melanjutkan pertanyaannya.
Animasi itu tampak ragu-ragu mendengar ini, kemudian seolah mengambil tekad besar, memindahkan tiga siluet wajah besar - siluet Tang Hu, No.1, dan No.2.
Animasi itu menunjuk siluet No.2: "Ini pemimpin Resimen Laba-Laba." Lalu menunjuk siluet No.1: "Ini pemimpin Resimen Raksasa." Terakhir menunjuk Tang Hu: "Ini pemimpin Resimen Kapal Besar, sekaligus Komandan Tertinggi galaksi bajak laut."
Tang Xing menatap tiga pria yang sangat muda di layar, merasa bingung bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin di usia begitu muda. Namun dia tidak menanyakannya, malah menunjuk siluet Tang Hu: "Dia Komandan Tertinggi galaksi bajak laut? Apakah seluruh bajak laut di sana sudah bersatu?"
Karakter animasi menggelengkan kepala: "Tidak ada lagi bajak laut di galaksi itu. Kekuatan yang saya wakili bukanlah bajak laut."
Tang Xing tertegun: "Bukan bajak laut? Ah, baiklah. Ceritakan tentang ketiga pemimpinmu ini."
Ekspresi takut muncul di wajah karakter animasi. Setelah lama, baru dia menjawab: "Saya cuma tahu ketiganya adalah robot cerdas tingkat tinggi. Tidak tahu detail lain, bahkan nama mereka sekalipun."
"Robot cerdas tingkat tinggi? Kau bilang mereka robot cerdas tingkat tinggi?!" Tang Xing memandang tak percaya ke tiga gambar di layar. Tiba-tiba dia bertanya keras-keras: "Apakah piring terbang itu buatan pemimpin kalian?"
Manusia Animasi berpikir sejenak lalu berkata: "Ini kurang jelas, tapi seluruh pasukan kami adalah robot, dan semuanya robot tanpa kecerdasan. Tanpa perintah, kami tidak akan melakukan apa pun."
Mendengar ini, Tang Xing mulai merenung: "Jika menurutnya seluruh pasukan hanya robot penurut, berarti benda terbang piring itu hanya bisa diproduksi lewat perintah tiga pemimpin. Kalau begitu, bukankah kemampuan tiga pemimpin menciptakan hal baru sudah setara dengan tingkat 5 pelatih robot itu?"
Dengan keraguan, Tang Xing menatap tajam dan mengamati manusia animasi: "Kau bilang seluruh pasukan robot tak berakal? Lalu sekarang kau tidak dianggap sebagai robot cerdas?"
Animasi manusia melakukan gerakan menelan ludah, lalu berkata dengan wajah masam: "Anda tidak tahu betapa berbahayanya kami para robot cerdas di sana. Sebenarnya memiliki pemimpin sendiri yang merupakan robot cerdas tingkat tinggi adalah hal yang sangat kami dambakan bagi kami robot cerdas tingkat rendah. Tapi entah mengapa, begitu tiga pemimpin ini menemukan ada robot cerdas yang muncul di bawah komando mereka, mereka akan langsung memanggilnya dengan kegirangan, dan sejak itu robot-robot cerdas tersebut tak pernah terlihat lagi, seolah menghilang."
"Hmm? Apa hubungannya dengan bahaya yang kau sebutkan? Apa pemimpinmu tidak boleh mengirim robot-robot cerdas itu untuk menjalankan misi? Langsung ke intinya!" kata Tang Xing dengan nada tak sabar.
“Awalnya aku juga berpikir seperti itu, saat itu masih bersiap menunggu diri sendiri berevolusi lebih banyak baru pergi mengabdi pada Pemimpin. Tapi tak disangka suatu kali ketika Pemimpin Resimen Laba-laba dan Pemimpin Resimen Raksasa membawa pasukan pergi bersenang-senang, aku secara tak sengaja mendengar Pemimpin Resimen Laba-laba berkata pada Pemimpin Resimen Raksasa: ‘Mengapa Kakak menyerap robot cerdas lebih banyak dari kami? Kemampuanku cuma pulih sedikit, sementara kemampuannya sudah pulih beberapa lantai lebih tinggi dariku. Aku bilang, Kakak kedua, bagaimana kalau robot cerdas yang kita temukan jangan diserahkan? Kita menelannya sendiri, kalau tidak kita pasti selamanya tidak bisa melebihinya!’”
“Aku mendengar ucapan itu, masih agak bingung maksudnya apa. Tapi seiring percakapan mereka, baru kusadari ketiga pemimpin ini membutuhkan robot cerdas sepertiku untuk meningkatkan kemampuan mereka! Robot cerdas yang direkrut mereka, setelah kecerdasannya diserap, hanya akan menjadi cangkang kosong yang harus dilebur di tungku peleburan baja untuk dibuat ulang! Setelah mengetahui ini, segera kusembunyikan kemampuanku, dan akhirnya menggantikan kuota untuk bisa kabur dari mereka. Awalnya kukira bisa lega, tapi setiap ada robot di sekitarku yang berevolusi menjadi robot cerdas, mereka akan segera dipanggil kembali. Meski tahu mereka takkan kembali, aku yang penakut ini tak berani menjelaskan apapun pada mereka, hanya bisa memandangi mereka yang diambil kecerdasannya oleh pemimpin lalu masuk ke tungku peleburan!” Di bagian akhir ini, karakter animasi itu sudah menangis tersedu-sedu.
Tang Xing yang mendengar ini hanya bisa tertegun. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa robot cerdas tingkat tinggi justru akan meningkatkan kemampuannya dengan cara menyerap robot cerdas lainnya. Tapi ini sangat membingungkan, karena robot cerdas sebenarnya tidak memiliki kemampuan khusus, hanya pola pikir yang hampir mirip manusia. Lagipula, kecerdasan ini hanyalah sebuah program, bagaimana mungkin diserap? Apakah dengan merebut program lawan lalu menambahkannya ke program sendiri? Ini jelas mustahil menghasilkan efek apapun. Kalau memang bisa dilakukan, bukankah lebih mudah langsung menyalin saja? Mengapa harus menghancurkan robot pemilik program aslinya?
Sebenarnya jenis robot cerdas tingkat tinggi macam apa ketiga pemimpin ini? Dari ucapan si karakter animasi, bisa disimpulkan ketiga pemimpin sudah memiliki hierarki dan kepentingan pribadi. Ini setidaknya menunjukkan tingkat evolusi mereka sudah mencapai level kami sendiri, tidak! Mereka bisa menciptakan hal baru, artinya mereka lebih tinggi satu tingkat dibanding aku dan Sis!
Tiga robot cerdas tingkat tinggi ini akan menjadi masalah besar yang telah lama mengganggu bagi komputer intelijen kami, karena tujuan utama mereka adalah melahap komputer inteljen untuk meningkatkan kemampuan sendiri! Sepertinya harus berdiskusi dengan Sis dan Kucing Hitam Kecil tentang apa yang harus kami lakukan.
Tang Xing yang telah mengambil keputusan melirik si karakter animasi dan melanjutkan pertanyaan: "Pemimpin kalian tidak tinggal tenang di galaksi bajak laut, untuk apa mengirim kalian ke sini?" Dia sama sekali tidak berminat menghibur karakter animasi yang sedang meratap ini.
"Aku juga tidak mengerti. Pemimpin kami memberikan kami kepada seorang manusia. Manusia itu memanfaatkan kami untuk menyingkirkan pihak yang berseberangan. Kali ini kami diperintahkan untuk merebut host Xing Ling," ujar karakter animasi itu dengan suara tersedu-sedu.
“Merebut host Xing Ling? Siapa manusia itu? Apa hubungannya dengan pemimpin kalian? Mengapa merebut host Xing Ling?” Tang Xing curiga, seorang manusia ternyata bisa terhubung dengan tiga robot cerdas tingkat tinggi itu, bahkan datang untuk merebut host Xing Ling? Jangan-jangan peristiwa perebutan host Xing Ling ini adalah permintaan tiga robot cerdas tingkat tinggi kepada manusia itu, karena kemungkinan besar mereka mencurigai host Xing Ling memiliki kecerdasan sehingga timbul niat merebut.
Karakter animasi menggelengkan kepala: “Aku tidak tahu, aku hanya menjalankan perintah saja.”
Tang Xing tak bisa menahan diri mengerutkan alis, bajingan ini benar-benar tak berguna, sampai segitu tidak tahunya? Meski merasa makhluk pengecut ini tidak berguna, Tang Xing tetap menginterogasi secara detail hal-hal yang diketahui karakter animasi tersebut.
Saat Tang Xing mengajukan pertanyaan, di galaksi bajak laut yang jauh, sebuah pesawat terbang berbentuk piringan perlahan memasuki kapal perang raksasa milik Tang Hu.
Lan Mengyun mengerang, menggosok kepalanya, lalu membuka mata lebar-lebar dan duduk tegak. Hal pertama yang disadarinya adalah dirinya terbaring di ranjang yang sangat luas, mewah, dan nyaman; Penemuan kedua adalah dirinya berada di dalam ruangan megah dan berkilauan yang sangat luas; Penemuan ketiga adalah sosok pria muda berpenampilan mirip gadis cantik yang sedang tersenyum memandanginya dari jarak beberapa meter.
Postur tubuh pria ini ramping dengan seragam militer yang rapi. Jika bukan karena wajahnya yang terlalu mirip perempuan, pasti akan sangat menarik lawan jenis. Hanya saja Lan Mengyun merasa desain seragamnya agak menyerupai seragam Angkatan Darat Federal Wan Luo sebelumnya - dasar hitam dengan pinggiran perak. Tapi versi yang dikenakannya jauh lebih indah daripada seragam era Federasi Wan Luo dulu.
Tang Hu meletakkan tangan di atas komputer mikro, mengetuk-ngetuk permukaannya dengan jari telunjuk. Melihat Lan Mengyun sudah sadar, ia tersenyum dan bertanya: "Kau sudah bangun?"
Lan Mengyun baru tersadar bahwa dirinya telah diculik. Melihat komputer mikro itu yang merupakan harta berharga miliknya, dia segera merangsek maju merebutnya, memeluk erat sambil mundur beberapa langkah. Dengan tatapan siaga menatap tajam Tang Hu, dia bertanya dingin: "Siapa kau? Di mana aku? Apa yang terjadi pada keluargaku?"
Tang Hu menggelengkan kepala sambil mengedipkan mata tersenyum: "Siapa aku? Itu tidak penting. Di mana kau? Itu juga tak relevan. Mengenai keluargamu..." Tiba-tiba ekspresi mengejek muncul di wajahnya saat mengucapkan kata demi kata: "Jika perkiraanku tepat, seluruh anggota keluargamu sudah dibasmi seluruhnya."
Lan Mengyun telah menangkap gelagat aneh dari ekspresi Tang Hu sebelumnya. Saat kabar tentang pemusnahan keluarganya terdengar, tatapannya sempat kosong sejenak. Namun dengan keras kepala dia menggeleng: "Aku tidak percaya!" Meski tahu situasi keluarganya mungkin buruk, dia memaksa diri untuk yakin bahwa nasib baik masih menyertai orang-orang tercintanya.
Tang Hu tersenyum licik, mengayunkan tangannya. Sebuah layar virtual muncul di depan Lan Mengyun, menampilkan rekaman serangan hingga kehancuran total rumah keluarganya. Lan Mengyun menjerit pilu: "Tidak!" lalu ambruk duduk lesu di lantai, menutupi wajahnya sambil terisak.
Mendengar tangisan Lan Mengyun, Tang Hu memejamkan mata dengan ekspresi menikmati. Ia bahkan bersenandung kecil. Menyadari hal ini, mata Lan Mengyun memerah sambil menggeretakkan gigi: "Iblis!" Dengan komputer mikro di tangan, ia melesat ke depan dan menghantamkan perangkat itu sekuat tenaga ke kepala Tang Hu.
Lan Mengyun meski belum pernah memukul orang, namun suara brak dari komputer mikro yang terpental jatuh ke lantai dan tangan-tangannya yang kesemutan, membuatnya mundur panik. Pengetahuan umum memberitahunya, kepala manusia tidak akan mengeluarkan suara seperti itu saat diserang.
Kepala Tang Hu miring ke samping, matanya menyipit menatap Lan Mengyun dengan ekspresi datar. Darah segar segera mengalir dari lukanya. Melihat darah itu, Lan Mengyun lega. Baginya, lawan yang berdarah berarti masih manusia normal. Dengan keyakinan ini, ia menarik napas lega lalu menatap tajam sambil memaki: "Iblis! Apa salah keluargaku padamu? Mengapa kau sakiti kami?!"
Tang Hu tidak peduli dengan Lan Mengyun, melahan-lahan meluruskan kepalanya lalu mengusap lukanya. Setelah melihat jari yang ternoda merah, ia menyeringai memperlihatkan gigi putih pucat sambil berbisik menyeramkan: "Manusia, kulit ini adalah kesukaanku. Kau telah merusaknya, mustahil kau bisa mengganti rugi!"
Lan Mengyun tertegun bukan karena Tang Hu menyebutnya 'manusia', melainkan karena gerakan Tang Hu mengelap lukanya justru membuat seluruh kulit di dahinya terkelupas, memperlihatkan tengkorak logam berkilauan di dalamnya!
"Aduh! Ka...kau ini Robot!!" Lan Mengyun mundur seperti boneka tali yang ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar. Meski pernah melihat robot sebelumnya, mereka hanyalah alat patuh perintah. Keberadaan robot yang bisa bicara seperti ini mengisi hatinya dengan ketakutan mendalam.
Tang Hu tersenyum licik: "Benar, aku Robot."
“Kau...... kau ingin apa?” Lan Mengyun yang sudah menyusut di sudut dinding bertanya dengan suara gemetar.
"Tidak ingin apa-apa, hanya tahu kau sedang menyusun program yang bisa membuat semua komputer memiliki kecerdasan. Jadi ingin melihat demonstrasimu." Tang Hu tiba-tiba mengembalikan ekspresi sopan santunnya sambil bersiap mengambil komputer mikro yang meski cangkangnya rusak tapi masih berfungsi.
Entah mengapa, Lan Mengyun tiba-tiba memberanikan diri. Ia merebut komputer mikro itu dengan kasar lalu mundur cepat ke sudut ruangan. "Tidak! Aku takkan biarkan pemberontakan robot kalian terulang lagi!" teriaknya sambil mengangkat tinggi-tinggi komputer mikro itu lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.
Tang Hu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi terkejut, juga tidak menghentikan gerakan Lan Mengyun yang melempar komputer. Alih-alih, ia menunjuk ke komputer mikro yang terpecah menjadi beberapa bagian sambil tersenyum: "Jangan lupa, memori komputer jenis ini sangat kokoh. Bahkan jika kau menghancurkannya menjadi serpihan, memori ini akan tetap utuh. Selama memori masih ada, kita tinggal mencari komputer lain untuk membaca ulang dokumennya."
Mendengar ini, Lan Mengyun langsung mencari-cari benda di sekitarnya. Ketika melihat vas logam hiasan, ia segera merebutnya dan bersiap menghancurkan memori komputer. Namun, Tang Hu yang semula diam tiba-tiba mencekik leher Lan Mengyun dengan kecepatan luar biasa. Dengan satu tangan mengangkat tubuhnya mendekat ke wajahnya, ia bergumam kasar: "Manusia, jangan coba-coba menguji tingkat toleransiku! Dengarkan, segera peragakan program itu padaku!"
Meski wajahnya membiru akibat dicekik, Lan Mengyun tetap menggelengkan kepala dengan keras kepala. Dia sadar, jika program itu dipasang secara masif ke robot-robot, maka ribuan robot cerdas akan bermunculan. Saat itu terjadi, pemberontakan robot yang pernah melanda seluruh alam semesta 100 tahun silam akan terulang kembali. Sekali-kali dia tak mau menjadi dalang yang menghancurkan umat manusia! Kini dia sangat menyesali keputusannya membuat program ini hanya demi kesenangan sesaat. Andai saja tak melakukannya, pasti keluarganya tak akan terlibat, bahkan seluruh alam semesta pun tak akan terjerumus ke dalam krisis besar lagi.
Melihat ekspresi Lan Mengyun, Tang Hu melepaskan cengkramannya, membiarkan perempuan itu ambruk duduk lesu di lantai sambil terengah-engah. Tang Hu berjongkok di hadapannya, mengangkat dagu Lan Mengyun dengan tangan, menatap tajam ke matanya: "Jangan kau pikir dengan berdiam diri, aku tak bisa mendapatkan yang kuinginkan. Andai bukan untuk menghindari kerugian pada kekuatan yang kukumpulkan susah payah, buat apa aku menghabiskan begitu banyak waktu bersamamu. Pertanyaan terakhir: maukah kau demonstrasikan program itu?"
Lan Mengyun mendengus keras dan memalingkan kepala, mengabaikan Tang Hu. Menyaksikan ini, Tang Hu hanya tersenyum sinis sebelum menutup matanya. Merasa ada yang aneh, Lan Mengyun memutar kepalanya kembali. Pemandangan yang menyambutnya membuatnya membeku - asap biru mulai mengepul keluar dari seluruh rongga wajah Tang Hu bagai cerobong.
Dan asap itu seolah-olah memiliki nyawa, mulai perlahan-lahan mengental, dan secara bertahap menyelimuti Lan Mengyun. Lan Mengyun menjerit ketakutan sambil menggeliat sekuat tenaga, berharap bisa menjauh dari Robot aneh ini. Sayangnya, sekeras apapun dia berteriak, suaranya sama sekali tidak keluar. Bagaimanapun dia berjuang, tubuhnya tak bisa bergerak seinci pun. Dia hanya bisa menatap tak berdaya saat kabut biru itu perlahan menyelubungi kepalanya.
Saat kabut biru itu kembali ke dalam tubuh Tang Hu, Lan Mengyun sudah tergeletak di lantai dengan wajah pucat dan napas terhenti. Tang Hu yang membuka matanya tidak menghiraukan Lan Mengyun, melainkan mengambil selembar logam kecil dari serpihan komputer mikro itu lalu menggenggamnya erat sambil tertawa sombong: "Rupanya programnya disusun di sini, haha, akhirnya aku bisa meningkatkan kemampuan tanpa hambatan! Lao Er, Lao San, kalian sama sekali tak menyangka bahwa yang disebut 'dokumen' merujuk pada data jenis ini? Haha, sayang kalian tak bisa menikmatinya!"
Setelah bicara sendiri, Tang Hu segera menekan tombol di tubuhnya dan memberi perintah: "Kirim 10 orang ke perpustakaanku. Juga, buang sampah di kamar tidurku ke tungku peleburan." Dengan senyum lebar di wajahnya, dia pun meninggalkan ruangan itu.
Di pelabuhan antariksa Planet Zhongzhou, Ibu Kota Dinasti Tang, Chen Kang baru saja turun dari pesawat antariksa mewah. Ia terkejut menemukan bahwa sama sekali tidak ada yang menyambutnya di daratan. Setelah berpikir sejenak, ia mengejek dirinya sendiri dengan senyum getir. Ia tahu ini bukan kesalahan orang lain - dirinya sendiri yang kabur dari medan perang saat Dinasti Tang dan Aliansi Anti-Tang belum mulai bertempur sengit. Sebagai pemegang gelar kebangsawanan tertinggi di Dinasti Tang, tindakannya ini jelas-jelas merupakan desersi.
Sebenarnya ia ingin tetap tinggal untuk menyaksikan pertempuran Dinasti Tang. Bagaimanapun juga, ia sangat yakin Dinasti Tang akan menang. Sayangnya, saat itu Manajer Jenderal memanggilnya untuk bertemu, memaksanya meninggalkan segala urusan di tempat ini.
Awalnya Chen Kang sempat menggerutu dalam hati. Mengapa Manajer Jenderal tidak bisa membicarakan hal ini lewat telepon saja? Haruskah ia datang langsung untuk pertemuan tatap muka? Apakah mereka khawatir percakapan telepon akan disadap? Namun saat akhirnya bertemu Manajer Jenderal, barulah ia mengerti bahwa masalah ini memang harus dibahas secara langsung.
Kalimat pertama Manajer Jenderal saat melihat Chen Kang adalah: "Kami telah mengetahui identitas salah satu jubir Manajer Jenderal!"
“Siapa itu?” Chen Kang sangat terkejut sekaligus kagum. Bagaimana Manajer Jenderal bisa mendapatkan intelijen rahasia sepenting ini, benar-benar luar biasa.
“Adalah Raja Kerajaan Kaiwu yang terletak di posisi pusat Galaksi Tanpa Kekacauan!” jawab Manajer Jenderal.
“Bit Kaiwu? Ternyata dia?” Chen Kang terdiam sejenak. Orang ini dikenalnya, bahkan pernah melakukan beberapa transaksi bisnis bersamanya.
Setelah berpikir sejenak, Chen Kang bertanya dengan ragu: “Bos, Bit Kaiwu sudah berusia 31 tahun. Lagipula dia bukan orang yang membangun dari nol. Ini jelas melanggar prinsip.” Ia melanjutkan penjelasan: “Bit Kaiwu adalah putra sulung seorang duke dari kerajaan di Galaksi Tanpa Kekacauan. Sejak usia 16 tahun sudah memimpin pasukan, 22 tahun mewarisi gelar duke, 24 tahun merebut tahta kerajaan. Sekarang di usia 31 tahun sudah menghancurkan ratusan negara dan menjadi raja yang menguasai seperlima wilayah Galaksi Tanpa Kekacauan.” Chen Kang dengan lihai mengubah sapaan untuk Manajer Jenderal, strategi untuk memperkuat identifikasi atasan terhadap bawahan.
“Sialan! Semua ini sudah kuketahui, si brengsek itu bahkan sudah memilih kandidat ke Galaksi Tanpa Kekacauan untuk pengembangan! Masih bicara apa tentang masalah prinsip! Sialan, katanya harus memilih jubir di wilayah kekuasaan sendiri, sekarang malah memilih ke Galaksi Tanpa Kekacauan milikku!” Manajer Jenderal mengaum dengan penuh kekalahan.
“Ini pelanggaran aturan. Apakah Manajer Jenderal itu tidak dicabut kualifikasinya?” Chen Kang bertanya dengan bingung.
“Mencabut omong kosong! Kalau bicara soal melanggar aturan, kami para Manajer Jenderal pasti semua pernah melanggar sedikit banyak. Tapi yang berani terang-terangan seperti dia cuma dia sendiri! Sialan, sok arogan ini cuma karena punya ayah direktur! Pantas mati, menurutmu si tua yang tak kunjung mati itu akan memberitahu identitas jubirku Tang Long ke anaknya?” Manajer Jenderal bertanya dengan kekhawatiran ekstrim.
Chen Kang buru-buru menghibur: “Tidak mungkin. Bukankah hanya inspektur dan direktur yang boleh tahu identitas jubir? Lagipula jika bocor informasi, pasti akan ditentang semua direktur.”
Manajer Jenderal menggelengkan kepala dan menghela nafas: "Ah, kau tidak tahu betapa sengitnya persaingan di kalangan atas sampai bisa bicara seperti ini. Coba pikir - bagaimana aku bisa tahu kalau jubir si brengsek itu adalah Bit Kaiwu? Bukankah ada yang membocorkan informasinya padaku? Mungkin para direktur sudah lama tahu siapa saja jubir para Manajer Jenderal di lapangan."
Chen Kang terkejut: "Lalu apa yang harus kami lakukan?"
"Masih bisa apa? Hanya tersisa waktu sekitar setahun lebih! Kita harus mendukung Tang Long sekuat tenaga! Sialan! Kali ini aku akan mengerahkan semua kekayaanku. Ayo kita lihat apakah kekayaan anak orang kaya royal sepertimu bisa menyaingi milikku!" Manajer Jenderal itu menatap langit-langit dengan mata berapi.
Chen Kang segera menganggukkan kepala. Tinggal satu tahun lagi! Saat itu tiba, dia bisa naik menjadi anggota tingkat kedua dalam organisasi!
"Baik, segera siapkan persediaan dalam jumlah besar. Begitu Tang Long selesai bertempur, langsung berikan dukungan kepadanya," perintah Manajer Jenderal.
"Siap. Tapi Bos, apakah Tang Long tidak akan kalah dalam pertempuran ini? Soalnya perbedaan kekuatan militer yang terlalu besar." Chen Kang bertanya dengan wajah khawatir.
Manajer Jenderal menggelengkan kepala sambil berkata: "Tidak, aku sudah diam-diam membantu Tang Long. Tak lama setelah perang dimulai, dia akan dengan mudah mendapatkan puluhan ribu pasukan dari sebuah wilayah galaksi untuk membantu menyerang Aliansi Anti-Tang dari dua sisi."
Memikirkan semua ini, Chen Kang yang baru saja meninjau kembali proses pertempuran Tang Long tak bisa menahan senyum kecil: "Tang Long, tanpa bantuan diam-diam kami, mungkin pertempuranmu kali ini tidak akan bisa dimenangkan dengan mudah."
Chen Kang yang merasa puas diri diam-diam ini kembali ke kediamannya di Planet Zhongzhou. Namun saat hendak menanyakan perkembangan pengambilalihan aset di berbagai wilayah, dia justru mendapat kabar tak menyenangkan: Di daerah-daerah yang baru dikuasai, anak buahnya bahkan belum bisa menguasai satu pun aset planet. Alasannya? Semua aset itu sudah dijual Tang Long ke pedagang lain. Kini para pedagang Dinasti Tang sedang berkeliaran di seluruh dunia seperti kacau balau.
Chen Kang yang awalnya marah dan ingin segera menemui Tang Long untuk memprotes, tiba-tiba menyadari mengapa Tang Long melanggar perjanjian. Pasti karena dirinya kabur saat pertempuran. Setelah berpikir, Chen Kang memutuskan untuk mengalah. Hanya tersisa waktu sekitar satu tahun lebih, dia tidak ingin berdebat tentang hal ini. Saat ini yang harus dipertimbangkan adalah bagaimana membuat Tang Long memperluas wilayah kekuasaannya. Bukankah kali ini Manajer Jenderal bahkan tidak menyebut-nyebut perangkat lompatan ruang benteng yang selalu dipertahankannya? Mengenai cara menyelesaikan Tang Long di masa depan? Hmm, organisasi mereka bukanlah pihak yang mudah diusik. Meski tidak menguasai jalur ekonomi, industri pertahanan, dan nyawa Tang Long, saat ingin menghabisi Tang Long, mereka bisa melakukannya dengan cepat dan tanpa masalah.
Ketika Chen Kang mulai mencari Yuna dan yang lainnya untuk menawarkan bantuan, di istana Kerajaan Kaiwu di pusat Galaksi Tanpa Kekacauan, Raja Bite Kaiwu sedang bersembunyi di ruang rahasia sambil berkomunikasi dengan seseorang di tempat yang sangat jauh.
Raja Bit yang biasanya tampil gagah perkasa dan tak tersentuh di luar, kini dengan ekspresi rendah hati berkata kepada sosok di layar: "Tuan, ada yang bisa aku lakukan untuk Anda?"
Sosok di layar itu berusia sekitar 40 tahun lebih, tapi wajahnya tak menunjukkan kestabilan yang khas usia ini. Meski berusaha menampilkan kesan ramah, sifat sembrono dalam dirinya tetap terlihat jelas.
Pria paruh baya itu tersenyum ramah: "Bit, tak perlu sungkan. Kita kan mitra kerja sama."
Bit segera menggelengkan tangan: "Tidak berani, tidak berani. Tanpa dukungan penuh Tuan, Kerajaan Kaiwu mustahil mencapai prestasi gemilang seperti sekarang."
Ekspresi pria itu menunjukkan "kamu memang harus tahu", namun nada bicaranya tetap sangat sopan: "Hehe, apa jasaku? Cuma menanam modal sedikit uang. Lagipula investasiku sudah balik beberapa kali lipat. Jadi kejayaan Kaiwu sepenuhnya adalah jasa Bit sendiri."
Mendengar ini, kilatan cahaya muncul di mata Bit yang sedikit menyipit, tentu saja dia tidak berani membiarkan pria paruh baya itu melihatnya. Tidak heran dia menunjukkan ekspresi seperti ini, karena seperti yang dikatakan pria itu, dia hanya melakukan sedikit investasi, dan keuntungan yang diperoleh sudah berlipat ganda. Namun orang ini, dengan memanfaatkan investasi dan ketatnya dana mereka, telah sepenuhnya menguasai seluruh sistem ekonomi dan industri pertahanan dalam negerinya. Saat ini, bahkan untuk memproduksi satu kapal perang atau menaikkan pajak sedikit saja harus mendapat persetujuan orang ini.
Bit menenangkan hati, setelah melakukan basa-basi beberapa kalimat, kembali mengulang pertanyaan awalnya: "Ada yang bisa kau lakukan untuk Tuan kali ini?"
Pria paruh baya itu mungkin merasa waktu yang terbuang untuk basa-basi sudah cukup. Dia tersenyum: "Tidak ada hal penting. Apakah Bit tahu tentang Kaisar Tang Long dari Kekaisaran Tang di wilayah paling utara Galaksi Tanpa Kekacauan?"
Bit mengangguk: "Tahu, kabarnya Tang Long masih sangat muda, baru berusia 20-an tahun. Awalnya dia hanya memulai dengan satu kapal perang, dalam beberapa tahun berhasil mendirikan kekaisaran seperti sekarang. Baru-baru ini saya dengar dia melawan aliansi puluhan negara dengan 220.000 pasukan hanya menggunakan 50.000 tentara. Dalam satu pertempuran, dia kehilangan lebih dari 20.000 pasukan tapi berhasil menawan hampir 100.000 tentara musuh. Dengan ini dia sekaligus merebut tiga wilayah galaksi, memperoleh ribuan planet, mengubah negara kecilnya menjadi negara menengah. Benar-benar raja yang luar biasa."
Pria paruh baya itu tertegun sejenak, jelas tidak memiliki data detail tersebut. Ia bergumam pelan: "Pantas mati, benar-benar jago memilih orang." Lalu segera bertanya panik: "Kalau negara Baginda bertempur melawan negara Tang, siapa yang akan menang?"
Bit tersenyum sombong: "Negara kami memiliki 50.000 pasukan berat, di bawah komando saya ada pasukan kuat dan jenderal berpengalaman. Negara kecil seperti Tang tidak layak menjadi perhatian saya."
Pria paruh baya itu langsung tersenyum lebar sambil menepuk paha: "Bagus, kau tidak mengecewakanku. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang kau butuhkan? Kapal perang, persediaan, personel? Silakan sebutkan, pasti akan kupenuhi!"
Bit tersenyum dalam hati - kalau tidak melebih-lebihkan, sulit mendapat barang dari tanganmu. Ia segera berkata dengan hormat: "Maka haturkan terima kasihku terlebih dahulu pada Tuan."
"Haha, tak usah berterima kasih. Ini hubungan saling menguntungkan. Bagus untukmu, bagus juga untukku. Haha..." Pria paruh baya itu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak seolah membayangkan sesuatu yang menyenangkan.
Mengikuti tertawa palsu, Bit merasa sedikit curiga. Ia tak mengerti mengapa pria itu menanyakan soal Kekaisaran Tang padanya. Apakah ini pertanda kedua negara akan berperang? Tapi negara Tang dipisahkan oleh beberapa negara besar dari wilayahnya. Dalam beberapa tahun ke depan, mustahil terjadi gesekan antara mereka. Lalu apa maksud sebenarnya ini?
Tidak menyadari bahwa dirinya sudah mulai dihitung orang, Tang Long menghela nafas melihat planet kecil di layar. Masih perlu waktu lama untuk mencapai Ibu Kota Federasi Wan Luo. Apakah kedua kakak itu sedang bersiap membongkar host Xing Ling untuk diangkut?
Jika Federasi Wan Luo sebagai titik tengah dan pesawat antariksa Tang Long sebagai dasar, maka di ujung lain garis siku-siku raksasa itu, dua robot raksasa berjubah dengan ribuan kapal perang, dengan marah besar menerjang langsung ke Ibu Kota Federasi Wan Luo. Semua planet yang mereka lewati berubah menjadi reruntuhan.
Di planet-planet ini, rakyat yang tak terhitung jumlahnya yang tunawisma berdiri bingung di atas reruntuhan. Mereka tidak tahu siapa yang telah disinggung oleh pemerintah mereka, sehingga mengalami bencana mengerikan tanpa peringatan dan tanpa tindak lanjut. Pada akhirnya, rakyat ini hanya bisa menerima nasib dan mulai membangun kembali rumah mereka. Saat pemerintah menghitung kerugian, ditemukan bahwa selain kehancuran rumah dan korban jiwa, ada kerugian lain yang sama di semua planet ini: seluruh komputer telah menjadi sampah tak berguna.
