Chen Yu duduk lalu berhenti sejenak sebelum berkata, "Tidak tahu apakah Yang Mulia mengakui diri sebagai bagian dari Federasi Wan Luo?"
Tang Long tidak mengkonfirmasi ya atau tidak, hanya menyatakan: "Aku lahir dan besar di Federasi Wan Luo."
Meski menangkap keanehan dalam ucapan Tang Long, Chen Yu melanjutkan: "Mengingat Yang Mulia adalah warga Federasi Wan Luo sekaligus tentara Federasi, apakah Yang Mulia bersedia memulihkan kejayaan masa lalu Federasi?"
Tang Long sudah agak jenuh dengan percakapan berbelit-belit ini, mengerutkan alis lalu langsung bertanya: "Jujur saja, apa yang ingin kau minta kulakukan? Dan setelah menyatukan Federasi, manfaat apa yang akan kudapat?"
Chen Yu tertegun mendengar ini. Masih banyak argumen yang belum sempat ia sampaikan pada Tang Long, bagaimana bisa langsung masuk ke inti pembicaraan?
Lin Nan yang selama ini diam segera berkata dengan tak sabar: "Kau masih minta imbalan? Coba pikir kekuatan militer di tanganmu! Kalau bukan karena kau menangkap anggota dewan itu, mungkin sekarang kau sudah diusir dari sini. Mana mungkin kau bisa mengajukan syarat! Tuan saya adalah Presiden Federasi Wan Luo. Cukup dengan seruan dari beliau, akan banyak pengikut setia. Untuk apa bantuanmu?!"
Chen Yu kembali melirik Lin Nan, dalam hati bergumam: "Ada apa ini? Perilaku Lin Nan sekarang seperti preman rendahan yang cuma bisa mengandalkan kekuasaan, tanpa kemampuan sama sekali.
"Mengapa dia melakukan ini? Menyembunyikan kemampuannya? Aku sangat tahu bagaimana karakter aslinya. Apa perlu... Ah, benar! Dia ingin membuat Tang Long menganggapnya orang tak penting. Tapi untuk apa?"
Setelah merenung sejenak tanpa hasil, Chen Yu pura-pura memarahi: "Diam! Di sini bukan tempatmu bicara!"
Lin Nan langsung menundukkan kepala dengan patuh, tidak bersuara lagi.
"Kalau Yang Mulia berkata begitu, saya akan langsung ke intinya. Saya membutuhkan pasukan Yang Mulia sekaligus meminta Yang Mulia menyuruh para anggota dewan melakukan berbagai voting. Setelah itu, Galaksi Wenmin yang berdekatan dengan Galaksi Tanpa Kekacauan akan diberikan otonomi kepada Yang Mulia." Chen Yu berkata dengan ekspresi serius.
Tang Long tersenyum: "Para anggota dewan itu bisa diperintah sesuka hati. Saat ini pasukan saya hanya 3.000 kapal perang Paus Putih ini, tapi nanti akan bertambah. Saya juga menuntut untuk diangkat menjadi Marsekal Federasi Wan Luo. Urusan politik untukmu, urusan militer untukku! Setelah itu, Galaksi Wenmin, Galaksi Shenlai, dan Galaksi Wentao - ketiga galaksi ini akan menjadi milikku!"
Mendengar permintaan ini, Chen Yu dalam hati mencemooh: "Hmm, pikir Angkatan Darat Federal mudah dikuasai begitu saja?"
Namun di wajahnya, dia sengaja membuat ekspresi sulit seolah-olah sedang berpikir keras. Setelah beberapa lama, akhirnya dia menggigit gigi dan berkata: "Baik! Deal!"
Sementara Lin Nan membuka mulutnya seolah ingin mengatakan sesuatu, namun ragu-ragu karena ada hal yang dikhawatirkannya.
Di sebuah rumah mewah di salah satu planet Galaksi Zola.
Lin Zhendong berjalan mondar-mandir sambil bergumam, "Sialan, pasukan yang dikirim ternyata tak satu pun bisa kembali. Untungnya satu dari dua misi berhasil, kalau tidak kita tinggal menunggu kehancuran!"
Li Yihui yang berdiri di sampingnya menunduk tanpa bicara. Hatinya membeku - siapa sangka Lin Zhendong yang mati-matian mengejar Lan Mengyun justru menculiknya untuk diserahkan ke orang? Kalangan atas ini benar-benar mengerikan, semuanya hewan berdarah dingin.
Setelah beberapa saat, Lin Zhendong akhirnya menarik napas lega dan duduk sambil berkata, "Nyalakan TV, lihat ada berita apa."
Li Yihui segera menjawab, "Baik." Ia menyalakan TV dan menempatkannya di belakang Lin Zhendong.
Saat wajah di layar TV muncul, kedua pria itu tertegun. Lin Zhendong malah menoleh bertanya, "Bajingan Chen Yu ini kok bisa muncul?"
Li Yihui merenung sejenak lalu menjawab, "Mungkin kekuatan yang menduduki Ibu Kota yang mengangkatnya."
“Hm, kalau begitu, kekuatan misterius itu berniat mencoba menguasai Federasi Wan Luo? Hmph, sejak awal Federasi Wan Luo sudah cukup ricuh, sekarang ditambah satu kekuatan lagi yang ikut campur. Kedepannya pasti akan semakin seru.” Lin Zhendong tersenyum sinis.
Chen Yu berbicara dengan penuh wibawa: “Para rakyat Federasi Wan Luo, salam sejahtera! Kantor Kepresidenan dan Parlemen sangat khawatir dengan kondisi kekacauan yang melanda negara kita saat ini. Untuk mengembalikan Federasi Wan Luo ke keadaan semula, atas persetujuan Parlemen, saya Chen Yu sebagai Presiden Federasi Wan Luo mengeluarkan dekrit penaklukan. Sasaran operasi adalah semua kekuatan bersenjata ilegal di wilayah Federasi!”
Lin Zhendong dan rekannya kembali tertegun, saling bertukar pandang, lalu bergumam serempak: “Apa kepala Chen Yu ini sudah gila? Bukankah ini sama saja menyatakan perang ke semua kekuatan? Dengan Kekuatan Militer seadanya di wilayah Ibu Kota, bisa bertahan di wilayah kekuasaan saja sudah hebat. Masih berani melakukan ekspansi ke luar?”
“Berdasarkan nominasi parlemen, saya sebagai Presiden telah mengangkat seorang Marsekal yang akan memimpin seluruh angkatan bersenjata Federasi Wan Luo. Operasi penumpasan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Marsekal. Berikut ini saya persilakan Marsekal untuk menyampaikan pidato.” Chen Yu mundur selangkah sambil mengucapkan itu, dan seorang pemuda berbalut seragam Marsekal Federasi Wan Luo dengan jubah hitam muncul di layar.
“Selamat siang, saya Tang Long.” Tang Long mengucapkan sambil memberikan hormat militer sempurna ke arah layar.
Orang-orang yang tidak mengenal Tang Long terpaku melihat penampilan Marsekal Federasi Wan Luo yang masih sangat muda ini.
Sementara para panglima perang tertawa terbahak: “Kukira Chen Yu punya pendukung hebat, ternyata cuma si kecil yang masih bau kencur! Hahaha, mati aku ketawa!”
Namun reaksi berbeda ditunjukkan Munen, penguasa Galaksi Mu Li, Della, dan Siwen yang diam-diam menggeretakkan gigi sambil menatap wajah Tang Long di layar. Tanpa sepatah kata pun, ia terus menyemburkan alkohol ke kerongkongannya.
Sama seperti dia, ada Kam Mucchi yang menguasai galaksi Wute dan menyebut diri sebagai pemimpin Republik Ute.
Sementara Kaisar tua dari Dinasti Shenlai hanya mencemoeh berita ini dan tidak mau peduli.
Bagi yang mengenal Tang Long, terutama mantan teman sekelas yang baru menghadiri reuni, mereka terkejut dan tercengang. Siapa sangka bajingan ini bisa menjadi Marsekal Federasi Wan Luo?
Saat Li Yihui masih tertegun, Lin Zhendong marah menepuk meja sambil berteriak: "Apa yang terjadi? Kenapa Tang Long bisa jadi marsekal?!"
Li Yihui menahan air liur sambil berkata hati-hati: "Mungkin pasukan misterius yang menguasai Ibu Kota itu adalah bawahan Tang Long, jadi dia bisa..."
"Sialan, kalau begitu pasukan yang kukirim ke Ibu Kota itu dihabisi oleh Tang Long?" Lin Zhendong tidak menunggu jawaban Li Yihui, bergumam dengan nada sinis: "Hebat sekali, ternyata ada alumni sekolah kita yang jadi Marsekal Federasi Wan Luo? Hmm, Tang Long, jangan terlalu berbangga! Akan kulihat berapa lama kau bisa bertahan sebagai marsekal!"
Li Yihui memandang ekspresi garang Lin Zhendong, dalam hati menghela nafas. Tak disangka bosnya memiliki kecemburuan sebegitu parah, sampai tidak tahan melihat orang yang dikenalnya lebih sukses.
"Dengan status sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Darat Federal Wan Luo, aku memerintahkan: Semua kekuatan bersenjata di wilayah Federasi harus segera menyatakan kesetiaan kepada Federasi Wan Luo dan patuh pada komando Komandan Tertinggi. Atau bubar segera! Kekuatan yang tidak memberi respons dalam tiga hari akan dianggap organisasi ilegal dan ditumpas!" Tang Long berbicara dengan sikap penuh kewibawaan.
Tentu saja, dia sangat sadar betapa banyak orang yang akan mengutuk dan mengejeknya setelah ucapan ini. Namun Tang Long yakin akan membuat mereka yang mengejeknya menyesal.
Setelah pernyataan Tang Long yang disambut ejekan sinis itu, 90% pasukan di wilayah Ibu Kota mengirim pesan ke seluruh negeri, menyatakan kesetiaan pada Federasi Wan Luo dan tunduk pada komando Komandan Tertinggi.
Yang pertama mengumumkan kesetiaan adalah pasukan yang sebelumnya berhadapan dengan kapal perang Paus Putih di ruang angkasa luar Ibu Kota.
Sedangkan 10% pasukan yang menolak bersumpah setia, bahkan belum sempat melarikan diri, sudah dihancurkan oleh pasukan yang telah bersumpah dan dijadikan hadiah untuk Tang Long.
Pasukan di wilayah Ibu Kota, terutama prajurit darat di Ibu Kota dan awak kapal perang yang berhadapan dengan Paus Putih di orbit, akhirnya lega. Kini mereka sekubu, keluarga mereka pun aman.
Terhadap kecepatan wilayah Ibu Kota dalam menyatakan kesetiaan ini, kekuatan lain di Federasi Wan Luo tidak merasa terkejut. Tang Long yang menguasai Ibu Kota, di bawah legitimasi moral Chen Yu, sudah sewajarnya bisa mendapatkan kesetiaan pasukan wilayah Ibu Kota. Namun kelompok kami jelas tidak akan bersumpah setia padanya.
Dari laporan intelijen, selain sedikit pasukan di wilayah Ibu Kota, tidak ada satupun pasukan lain yang menyatakan kesetiaan. Ini menunjukkan dengan jelas bagaimana sikap semua pihak.
Setelah mengucapkan beberapa kalimat itu di TV, Tang Long menyerahkan layar kepada Chen Yu dan para anggota dewan.
Di layar, para anggota dewan itu semua berpidato dengan gagah, mengumbar kata-kata tentang seberapa besar cinta mereka pada negara, seberapa patuh pada konstitusi, dan seberapa kuat dukungan mereka pada Presiden petahana serta Komandan Tertinggi militer.
Intinya semua retorika kebajikan dikeluarkan, sama sekali melupakan wajah menjijikkan mereka saat dulu memonopoli kekuasaan.
Tentu saja, apakah ada yang mempercayai mereka tidak penting. Sesuai kesepakatan, Tang Long yang mengendalikan militer dan Chen Yu yang memegang urusan administratiflah yang menjadi penguasa sejati wilayah Ibu Kota ini.
Ruang rapat militer Ibu Kota Federasi Wan Luo, ribuan perwira berpangkat kolonel ke atas berkumpul di sini. Mereka berkelompok tiga atau lima orang, berdiskusi tentang Komandan Tertinggi mereka—Tang Long.
Jika bukan karena permintaan Chen Yu, para anggota dewan, rakyat wilayah Ibu Kota, serta siaran media yang masif, para pemimpin militer yang menguasai pasukan ini tidak akan datang rapat. Lebih nyaman berkuasa sewenang-wenang di wilayah komando masing-masing.
"Kakak, menurutmu mengapa Presiden mengangkat pemuda ini menjadi Komandan Tertinggi?"· bertanya dengan bingung.
· juga menambahkan: "Benar, Kakak. Menurutmu apakah ini karena Tang Long menduduki Ibu Kota? Meski 3.000 kapal perang Paus Putih-nya kuat, tapi 50.000 lebih kapal perang kami bukan lawan sembarangan! Mustahil hanya karena itu dia diangkat jadi Komandan Tertinggi!"
Wei Fei menggelengkan kepala: "Aku juga tidak mengerti, tapi Presiden menunjuk orang dari luar sistem militer kita sebagai Komandan Tertinggi benar-benar keputusan yang ceroboh. Harus diketahui, orang-orang seperti kami mana mungkin mudah tunduk begitu saja."
Ver mengangguk: "Benar. Kami mengeluarkan pernyataan bersumpah setia juga hanya demi menjaga muka Presiden. Marsekal itu sama sekali tidak bisa memerintah kami."
Lai Wei tiba-tiba tertawa sinis: "Hihi, kalau begitu sebentar lagi pasti ada tontonan menarik."
Mengenai legalitas posisi Marsekal yang didapat Tang Long dan apakah semua pihak mengakuinya, itu sama sekali tidak dipertimbangkan.
Karena jika bicara legalitas, dengan nominasi dari Parlemen dan penunjukan oleh Presiden, secara hukum sepenuhnya sah.
Soal pengakuan dari berbagai pihak, selama Marsekal ini memiliki pasukan militer, semua akan dengan patuh mengakuinya.
Sedangkan protes masyarakat di jalanan, sama sekali tidak masuk dalam pertimbangan para pejabat pemerintah maupun perwira militer.
Pada saat itu, pintu besar terbuka, diikuti langkah kaki teratur yang datang dari luar. Saat semua menoleh untuk melihat, terlihat ratusan prajurit bersenjata lengkap berlari masuk ke ruang rapat dan dengan cepat membentuk formasi mengelilingi ruangan.
Melihat lubang laras pistol para prajurit yang mengarah samar ke arah mereka, para perwira langsung gempar. Mereka saling mengumpat keras. Namun tak ada yang berani meninggalkan tempat atau berkonfrontasi dengan para prajurit, sebab bertindak gegabah dalam situasi tak jelas bisa berujung kematian sia-sia di tempat ini.
Dalam hati mereka semua menyesal, mengapa begitu mudah tertipu datang ke sini. Seandainya rapat dilakukan melalui komunikasi virtual, tentu tak akan terjebak dalam situasi seperti ini.
Dengan pemikiran itu, mereka bertekad bulat untuk tidak akan pernah lagi menghadiri rapat fisik. Biarlah rakyat mencap mereka sebagai warlord, asal terhindar dari pertemuan semacam ini.
Begitu terdengar teriakan "Siap sempurna! Hormat gerak!", para prajurit yang mengelilingi ruangan serentak mengambil sikap hormat dengan senjata, pandangan tertancap ke arah pintu besar.
Para perwira yang mengetahui situasi, meski meremehkan Marsekal Tang Long yang baru diangkat, terpaksa melakukan siap sempurna dan memberi hormat gerak dengan enggan. Mereka takut menjadi "ayam yang dipatok pertama" jika tidak memberi hormat.
Tang Long yang ditemani dua gadis cantik Feng Shuang dan Feng Bing, berjalan ke podium sambil melambaikan jubahnya dengan gagah lalu membalas hormat.
Meski dalam hati tidak setuju, para perwira di bawah terpaksa mengakui kewibawaan sang marsekal.
"Tuan-tuan dipersilakan duduk."
Begitu Tang Long berkata, para perwira langsung duduk serentak. Selain kebiasaan latihan bertahun-tahun, juga karena para tentara bersenjata di sekitar mulai mengarahkan lubang laras pistol ke mereka. Siapa tahu jika berperilaku buruk, mereka akan dijadikan contoh hukuman sebagai "ayam yang disembelih untuk menakut-nakuti monyet"?
Tang Long menyapu pandangannya ke hadapan para hadirin, lalu berkata: "Saya tidak akan bertele-tele. Angkatan Darat Federal Wan Luo perlu direorganisasi. Berdasarkan kapal perang yang ada saat ini, kami akan membentuk lima armada penuh. Berikut adalah nama komandan armada untuk kelima armada tersebut."
Begitu kata-katanya meluncur, para perwira langsung gempar. Baru saja dilantik, marsekal ini sudah berani terang-terangan merebut kekuasaan?
Namun keributan mereka segera mereda ketika Tang Long mengangkat tangan. Serdadu bersenjata di sekeliling ruangan serentak mengeluarkan suara senjata dikokang.
Meski tak tahu bagaimana pasukan ini bisa begitu kompak, para perwira yang paham situasi langsung memilih diam.
Setelah suasana tenang, Tang Long baru bersuara dingin: "Saya ini orang yang mudah diajak bicara. Sebelum perintah resmi keluar, kalian boleh mengajukan masukan apapun. Tapi begitu saya mengeluarkan perintah, saya menuntut ketaatan tanpa syarat! Pelanggar akan dihukum sesuai hukum militer!"
Setelah selesai berbicara, tanpa menunggu respons mereka, Tang Long langsung melanjutkan: "Mengangkat Wei Fei sebagai Letnan Jenderal, menjabat sebagai Komandan Armada Pertama; mengangkat· sebagai Mayor Jenderal, menjabat sebagai Komandan Armada Kedua; mengangkat· sebagai Mayor Jenderal, menjabat sebagai Komandan Armada Ketiga; mengangkat sebagai Mayor Jenderal, menjabat sebagai Komandan Armada Keempat; mengangkat sebagai Mayor Jenderal, menjabat sebagai Komandan Armada Kelima.
"Berikut adalah kepala departemen utama: Mengangkat sebagai Letnan Jenderal, menjabat sebagai Ketua Staf; mengangkat sebagai Letnan Jenderal, menjabat sebagai Kepala Intelijen Militer; mengangkat sebagai Letnan Jenderal, menjabat sebagai Kepala Logistik. Perwira yang namanya disebutkan ikut saya, sisanya menunggu di tempat ini untuk beristirahat."
Setelah membacakan nama, Tang Long langsung berbalik pergi. Delapan perwira yang disebut namanya tertegun sejenak sebelum buru-buru mengikuti dengan langkah cepat.
Mendengar penunjukan delapan orang ini, mayoritas perwira yang hadir terlihat jelas mengernyitkan dahi, raut wajah mereka memperlihatkan ketidakpuasan.
Mereka sebenarnya tidak menolak penunjukan delapan orang ini. Dari segi kemampuan, delapan orang ini memang yang terbaik di antara ribuan tentara di wilayah Ibu Kota. Tapi selain Wei Fei yang sebelumnya berpangkat Mayor Jenderal, beberapa lainnya hanya berpangkat Kolonel. Bagaimana bisa mereka langsung naik menjadi Letnan Jenderal dan Mayor Jenderal?
Bagaimana dengan puluhan Letnan Jenderal, ratusan Mayor Jenderal, dan ratusan Mayjen di antara kami ini?
Protes? Keberadaan pasukan bersenjata yang mengintai membuat mereka tidak berani bersuara.
Lai Wei berbisik kepada dua kakak seperguruannya: "Sepertinya marsekal ini berniat melakukan modifikasi besar-besaran pada pasukan."
Wei Fei dan Ver saling pandang, lalu mengangguk diam-diam.
Sesampainya di ruang rapat kecil, Tang Long langsung menunjuk komputer di kursi tanpa memberi mereka waktu duduk: "Pilih sendiri staf kalian melalui komputer ini. Setelah selesai, beri saya daftar nama. Saya akan memanggil mereka untuk rapat."
"Ingat, kalian delapan orang hanya perlu bertanggung jawab kepada saya. Tentang siapa yang kalian pilih sebagai staf, saya tidak ikut campur." Setelah berkata demikian, Tang Long melipat tangan dan menutup mata, diam-diam.
Wei Fei dan yang lain tertegun mendengar ini. Membiarkan mereka sendiri yang memilih staf? Ini bagus! Sebenarnya mereka sempat khawatir - meski yakin mampu menjalankan jabatan baru, tapi takut bawahan tidak patuh. Sekarang mereka bisa memilih orang kepercayaan sendiri untuk membantu, pasti pekerjaan akan lebih mudah.
Sungguh tak disangka, Marsekal ini menggunakan metode seperti ini dalam memanfaatkan orang.
Memikirkan hal ini, mereka semua melirik Tang Long sejenak, lalu mulai memilih staf melalui komputer. Siapa yang kompeten, siapa yang pengangguran, mereka sudah hafal. Jadi seleksi pun cepat selesai.
Tentu saja selama proses pemilihan, ketika menemukan bakat yang diperebutkan semua pihak, pasti terjadi perdebatan dan persaingan sengit sebelum menentukan kepemilikan talenta tersebut.
Di antara lima armada besar, hanya Wei Fei yang berpangkat Letnan Jenderal, dan merupakan orang pertama yang ditunjuk langsung oleh Marsekal. Bahkan orang bego pun bisa melihat betapa Marsekal menghargai Wei Fei, sehingga tujuh perwira lainnya mempercayakan tugas pelaporan kepada Wei Fei.
"Lapor Marsekal, daftar staf bawahan kami sudah selesai dipilih." Wei Fei menghadap Tang Long sambil memberi hormat gerak dan berteriak keras.
Tang Long membuka mata, menerima daftar yang sudah dicetak, melirik sekilas lalu menyerahkan ke Feng Shuang di belakangnya: "Feng Shuang, kau yang beri tahu nama di daftar ini untuk rapat. Feng Bing, kau yang umumkan daftar terpilih. Semua perwira bintang yang namanya tidak tercantum, tempatkan di Institut Sejarah Militer - suruh mereka meneliti sejarah militer!"
Setelah dua gadis cantik yang menerima perintah itu pergi, ruang rapat langsung hening. Tang Long tidak berbicara, sementara para perwira bingung harus berkata apa. Namun dalam hati mereka, muncul kesan bahwa marsekal ini sigap dalam bertindak. Mereka juga menyetujui penuh perintah Tang Long yang mengirim semua perwira tinggi yang tidak terpilih untuk meneliti sejarah militer.
Para perwira tinggi itu bisa dibilang adalah atasan mereka sendiri dan tidak memiliki kemampuan, namun memiliki jaringan hubungan yang luas di militer. Jika tetap dipertahankan, mustahil untuk mengomandoi mereka. Dengan dieliminasi sekarang, kita bisa melakukan restrukturisasi besar-besaran pada tubuh militer.
Ketika para perwira tinggi itu diarak keluar oleh tentara bersenjata dan perintah Tang Long disampaikan ke seluruh pasukan, suasana langsung gempar dengan berbagai rumor yang beredar.
Para perwira tinggi yang ditempatkan di tempat terpisah semula mengira akan terjadi pemberontakan militer, namun hal itu sama sekali tidak terjadi. Pasalnya, para prajurit tidak mau memberontak demi para jenderal yang tidak mereka akui. Sementara itu, bawahan-bawahan setia mereka yang kehilangan kontak, tidak berani mengambil risiko bertindak di momen genting ini.
Bagaimanapun juga, mereka sama sekali tidak tahu siapa yang bersedia mengikuti mereka. Selain itu, 3.000 kapal perang Paus Putih yang berada di bawah kendali langsung Marsekal, bukanlah lawan yang bisa dianggap remeh.
Dengan demikian, reformasi militer yang awalnya sangat sulit ditangani, berhasil diselesaikan Tang Long dengan mudah. Kendali atas Angkatan Darat Federal Wan Luo pun sepenuhnya berada di tangan Komandan Tertinggi Militer ini.
Hanya saja, yang belum diketahui adalah - ketika Tang Long tidak ingin sekadar menjadi Komandan Tertinggi Militer Federasi Wan Luo, apakah Angkatan Darat Federal Wan Luo ini masih akan tetap terkendali erat di tangannya?
"Armada yang baru dibentuk, staf, intelijen militer, kepala logistik beserta staf, semuanya berkumpul di ruang rapat kecil ini. Selain delapan kepala departemen, staf lainnya sangat terkejut sekaligus senang karena tiba-tiba menjadi kalangan atas militer. Padahal sebelumnya mereka hanya perwira menengah-bawah."
"Karena itu, selain perasaan gembira yang meluap, saat ini mereka memandang dengan penuh kekaguman pada marsekal muda yang duduk di posisi utama."
"Meski marsekal muda ini lebih muda dan tidak kami kenal, tapi semata keberaniannya mempromosikan kami sudah layak untuk kami berkorban."
"Di sini aku ingatkan: Setiap kepala armada dan departemen bertanggung jawab langsung kepadaku, sedangkan staf bertanggung jawab kepada kepala masing-masing. Aku janji tidak akan memberikan komando melompati hierarki; namun jika ada kesalahan di departemen mana pun, kepala departemen tersebut yang akan kenaikan jabatan dalam organisasi."
Mendengar perkataan Tang Long ini, semua orang tertegun. Ini adalah pendelegasian wewenang yang sangat jelas. Dulu para komandan ingin memonopoli bahkan hak pengelolaan seorang prajurit pun, tapi sekarang marsekal ini berani mendelegasikan wewenang sebesar ini?
Memikirkan hal ini, meski tidak memahami cara berpikir marsekal, para staf memandang kepada komandan masing-masing. Karena yang menguasai masa depan mereka adalah komandan mereka sendiri.
Sementara para komandan merasa lega. Dengan pernyataan marsekal ini, departemen mereka akan lebih mudah dikelola. Yang paling ditakuti saat menduduki posisi ini adalah intervensi langsung dari atasan.
Tang Long mengetuk meja dan berkata: "Baik, masalah pembentukan armada dan reorganisasi departemen adalah tanggung jawab kalian sendiri, aku tidak akan ikut campur. Saat ini, target awal kita adalah: Armada dan semua departemen harus selesai direorganisasi dan beroperasi dalam tiga bulan.
"Target pertama untuk dihukum bersama adalah tiga galaksi: Simu, Zuola, Wenmin. Departemen Intelijen memperhatikan pengumpulan data, Staf Umum menyusun rencana, Departemen Logistik bertanggung jawab atas pasokan.
“Kali ini penindakan hanya akan mengirim tiga armada, armada mana yang akan dikirim tergantung pada seberapa baik latihan armada kalian.”
Perkataan Tang Long membuat semua orang terdiam.
Setelah beberapa saat, Bertkel yang bertanggung jawab atas intelijen militer berdiri dan berkata dengan ragu-ragu: “Komandan, tiga galaksi Simu, Zuola, Wenmin memiliki jumlah pasukan yang tidak jelas, diperkirakan ada ratusan kekuatan kecil yang eksis. Jika kami hanya mengerahkan tiga armada untuk menyerang tiga galaksi sekaligus, dikhawatirkan kekuatan kami tidak mencukupi.
“Selain itu, sebagian besar wilayah galaksi tersebut dikuasai oleh bajak laut yang kabarnya memiliki hubungan dengan Munen. Jika perang pecah, dikhawatirkan akan memicu serangan dari Munen.”
Tang Long tertawa: “Aku tidak menyuruh kalian menyerang tiga galaksi sekaligus. Tiga galaksi ini hanyalah target pertama. Kalian bisa memilih satu saja untuk diserang, tergantung bagaimana kerja sama antar departemen dan penyusunan rencana.
“Mengenai masalah galaksi bajak laut, kalian hanya perlu meningkatkan kewaspadaan. Kita baru akan menyelesaikan galaksi bajak laut setelah merebut kembali sebagian besar wilayah kekuasaan.”
Mendengar perkataan Tang Long ini, semua orang lega. Karena akan menyerang satu per satu, maka tiga armada dapat dengan mudah menyelesaikan tiga galaksi yang kacau balau ini. Akhirnya mereka mulai berdiskikan.
Melihat para bawahan yang terus-menerus berdiskusi, Tang Long tak bisa menahan helaan napas. Rupanya dirinya sudah terbiasa mendelegasikan kekuasaan kepada bawahan. Dari ekspresi ini, jelas dirinya kembali seperti di Dinasti Tang dulu, tak ada hal penting yang perlu dikerjakan.
Liu Sihao yang bersembunyi di asramanya sedang menghentakkan kaki sambil mengumpat dalam hati.
Alasannya sederhana: semula dia mengira setelah Tang Long menjadi Marsekal, orang-orang asal Federasi seperti dirinya setidaknya bisa menjadi komandan armada. Tapi ternyata tak satu pun veteran dari Dinasti Tang yang ditunjuk, bahkan jabatan kapten kapal pun tidak ada.
Dirinya malah dikeluarkan dari Pasukan Xing Ling dan diangkat menjadi komandan pasukan darat di Ibu Kota.
Satu-satunya penghiburan adalah kenaikan pangkatnya menjadi Mayjen.
Sayangnya, belum sempat bersuka cita, Liu Sihao langsung diberi tahu bahwa pangkat Mayjen ini adalah pangkat militer Federasi Wan Luo! Pangkatnya di Dinasti Tang tetap Letnan!
Brengsek! Apa gunanya jadi Mayjen pasukan darat Federasi Wan Luo ini? Gaji dan fasilitasnya bahkan kalah dari Letnan Dua di Dinasti Tang! Lagipula di era antariksa ini, pasukan darat bahkan lebih hina dari unit logistik!
Kenapa si brengsek Tang Long tidak mau mengangkatku jadi kapten kapal? Apa dia tidak tahu kemampuanku dalam memimpin komando?!
Andai hanya itu masalahnya, Liu Sihao mungkin tidak akan sampai mengumpat dalam hati. Bagaimanapun dia memimpin puluhan ribu anak buah. Yang bikin dia benar-benar mengamuk adalah Li Lijun si berotak kosong itu - bajingan itu malah jadi Mayjen juga, sekaligus komandan pasukan darat di sebuah planet!
Meskipun pangkat militer Dinasti Tang Li Lijun lebih rendah dariku, tapi mengapa pangkat Federasi Wan Luo si bego itu sama denganku? Apa kemampuan si bego itu setara denganku? Si terkutuk Tang Long! Si terkutuk Li Lijun!
Setelah berteriak dan melampiaskan amarah di ruangan, Liu Sihao akhirnya menarik napas lega dan kembali ke kondisi normal. Ia merapikan seragam di depan cermin, membersihkan diri, lalu membuka pintu untuk mengelola bawahan. Dia tahu saat ini yang dibutuhkan adalah memperkuat posisi dengan menempatkan semua bawahannya ke berbagai unit pasukan.
Walaupun tidak bisa menjadi Komandan Armada, selama dia bisa menguasai pasukan darat dengan kuat, bukan tidak mungkin meraih tujuan. Lagipula manusia tidak bisa selamanya tinggal di kapal perang.
Chen Yu yang sedang menangani urusan administratif dan mengangkat pejabat di kantor kepresidenan, setelah mengetahui penunjukan Tang Long, tertegun sejenak. Lama kemudian dia menghela napas: "Hanya dia yang berani melakukan reformasi militer dengan risiko pemberontakan pasukan seperti ini."
Lin Nan yang bingung di sebelahnya bertanya: "Mengapa dia berani melakukan ini? Apakah dia yakin militer tidak akan memberontak?"
Chen Yu tersenyum: "Kurasa, dia mengumpulkan semua perwira berpangkat Kolonel ke atas, menghabisi mereka sekaligus, lalu cepat-cepat menunjuk perwira yang diakui para prajurit sebagai pemimpin. Ditambah 3.000 kapal perang Paus Putih-nya yang mengawal, armada bahkan belum sempat bereaksi sebelum semuanya sudah menjadi kepastian."
"Sesederhana itu? Andai kita tahu sebelumnya, tak perlu merangkul Tang Long." Lin Nan mengeluh dengan penuh penyesalan.
Chen Yu menggelengkan kepala: "Tanpa serangan mendadak Tang Long ke Ibu Kota yang menangkap semua anggota dewan, mustahil mencapai efektivitas ini. Yang berperan penting disini adalah kekuatan mematikan dari kapal perang Paus Putih. Tanpa keberadaan mereka, semua ini mustahil terwujud.
“Jangan kau remehkan para anggota dewan hanya karena mereka saat ini bersikap patuh! Tanpa kemampuan tertentu, mana mungkin mereka bisa mengobarkan badai besar seperti dulu? Bukankah kekuatan kita waktu itu lebih kuat dari sekarang? Tapi tetap saja kita harus buru-buru menghindari badai politik?”
Lin Nan menghela napas: "Ah, sepertinya Tang Long memang beruntung."
Chen Yu tidak berkata apa-apa, hanya dalam hati menyindir: "Keberuntungan? Bisakah 'keberuntungan' mengubah seorang prajurit biasa menjadi warlord yang menguasai ribuan planet dan memimpin ratusan ribu pasukan hanya dalam beberapa tahun? Hmph, aku tak percaya kau benar-benar naif sampai seperti ini. Jangan-jangan kau pura-pura bego di hadapanku?"
Sementara itu, Lin Nan berpikir dalam hati: "Hmph, Chen Yu, nikmatilah masa kejayaanmu sebentar lagi. Begitu situasi stabil, kursi presiden itu akan menjadi milikku!"
Kedua orang yang menyimpan niat licik ini saling bertukar senyum, lalu melanjutkan urusan administratif wilayah Ibu Kota.
Tang Long kembali ke ruangannya di mana Tang Xing dan yang lain sudah menunggu lama.
Tang Long menghela napas dan berkata: "Sis, kenapa harus aku yang jadi marsekal? Kamu saja yang jadi, tidak lebih baik? Aku masih harus kembali ke Dinasti Tang untuk memimpin pertempuran."
Tang Xing tersenyum: "Aku yang jadi? Aku kan perempuan, lagipula aku tidak memiliki kepangkatan militer. Kalau aku jadi marsekal, sekarang bukan cuma rakyat yang demo, tapi militer pasti memberontak. Pasukan tidak akan menerima orang luar memimpin mereka."
"Meskipun di mata mereka kau juga orang luar, tapi bagaimanapun kau adalah Personel Militer Federasi Wan Luo. Dengan alasan ini, mereka masih bisa menerimamu sebagai pemimpin."
"Rakyat demo?" Tang Long terkejut berteriak.
Kucing hitam kecil buru-buru menjelaskan: "Iya Kak, rakyat biasa tidak puas dengan pengangkatanmu sebagai marsekal federal. Seluruh warga di wilayah Ibu Kota sedang memprotes korupsi pemerintah yang mengangkat pemuda 20-an tahun menjadi marsekal."
"Bagaimana bisa seperti ini? Dulu saat anggota dewan wilayah Ibu Kota bertindak semaunya, kenapa mereka tidak melakukan protes dan demo?" Tang Long bertanya panik. Meski sudah menyadari akan ada penentangan terhadap pengangkatannya sebagai marsekal, dia tak menyangka seluruh rakyat wilayah Ibu Kota menentang.
Kucing hitam kecil tersenyum: "Dulu bukan rakyat tidak protes, tapi begitu mereka berdemonstrasi pasti langsung ditangkap. Alasan seluruh rakyat wilayah Ibu Kota sekarang berani protes adalah karena polisi di berbagai planet sama sekali tidak menghentikan aksi demo."
"Hihi, asal Kakak memberi perintah, suruh pasukan darat melakukan penangkapan massal atau pembantaian, protes ini pasti segera hilang."
"Menangkap? Membantai? Tidak, aku tidak bisa melakukan ini." Tang Long menggelengkan kepala, menolak usul kucing hitam kecil.
