"Kenapa tidak bisa? Ini solusi paling efektif untuk menyelesaikan demo lho." Kucing hitam kecil bertanya bingung.
Tang Long melihat Tang Xing, termasuk Xing Ling yang sama-sama bingung memandangnya, tak bisa menahan desahan dalam hati. Mungkin ketiganya terlalu pragmatis, ataukah mereka berdarah dingin? Atau mungkin mereka hanya menganggap rakyat sebagai sekumpulan data? Saat data ini menunjukkan kejadian anomali, solusi paling efektif adalah penghapusan?
Tapi wajar jika mereka berpikir begitu. Di era ini dimana persediaan melimpah ruah, sebagian besar produksi dikerjakan oleh segelintir orang. Di banyak negara makmur, rakyat telah menjadi parasit. Bahkan tanpa bekerja, kehidupan dan pendidikan tak jadi masalah karena semua biaya ditanggung negara.
Karena alasan inilah, sebagian besar negara berusaha keras menekan/menindas rakyat yang kekenyangan dan mencari gara-gara ini.
Tang Long bingung bagaimana menjelaskan pada Tang Xing mengapa tidak boleh melakukan ini. Sebenarnya dalam hati, dia pun merasa rakyat ini memang kekenyangan. Hanya saja, membersihkan para pengunjuk rasa begitu saja dirasanya sebagai tindakan yang sangat tidak bijaksana.
Sampai saat ini, Tang Long baru menyadari bahwa dirinya sepertinya hanya memiliki niat untuk menyatukan seluruh alam semesta, sama sekali tidak memiliki program politik yang jelas.
Mengenai politik, dirinya hanya tahu cara menjebak lawan politik, mempertahankan statusnya, dan membuat rakyat hidup nyaman. Di luar itu, sama sekali tidak paham fungsi sebenarnya dari politik.
Tang Long menggelengkan kepala berkata: "Biarkan saja mereka protes. Kita tidak perlu peduli. Cukup perintahkan departemen suplai logistik untuk mengurangi alokasi persediaan bagi para pengunjuk rasa. Percayalah, mereka akan cepat kehilangan minut untuk berdemo."
"Bagus! Tunggu sampai mereka kelaparan, lihat masih ada semangat untuk berulah atau tidak."
Kucing hitam kecil tiba-tiba teringat sesuatu: "Oh ya Kak, cadangan di Ibukota Federasi Wan Luo ini sangat melimpah. Rakyat biasa di sini selain yang membuka perusahaan, meneliti, sekolah atau mendaftar militer, sisanya hidup dari suplai pemerintah. Bahkan jika suplai dipotong sampai sepuluh persen, mereka tetap bisa hidup mewah."
“Sialan! Sekumpulan parasit!”
Pantas saja Tang Long begitu marah. Sejak dulu, dia sangat membenci sikap warga Ibu Kota yang merasa lebih superior. Pasalnya, rakyat dari galaksi lain harus bekerja untuk mempertahankan hidup, sedangkan warga Ibu Kota bisa menerima tunjangan tanpa bekerja, ditambah berbagai hak istimewa lainnya.
Penduduk galaksi lain paling membenci warga Ibu Kota, tapi ironisnya, impian terbesar mereka justru menjadi warga sipil Ibu Kota.
Tapi tanpa kebijakan ini, para anggota dewan mustahil bisa menguasai wilayah Ibu Kota, pasti sudah berkeping-keping sejak lama.
Xing Ling mengingatkan: "Tang Long, departemen alokasi sumber daya seharusnya masuk dalam wewenang Chen Yu."
Tang Long tertegun. Benar, dia sendiri yang berjanji tidak akan mencampuri urusan administratif Chen Yu.
Tapi dia segera menemukan solusi: "Kucing hitam kecil, gunakan kemampuanmu untuk mengalokasikan sebagian besar persediaan Ibu Kota ke militer. Distribusi suplai untuk keluarga prajurit juga akan dikelola korps. Hmm, dengan begini, mana mungkin masih ada yang kenyang tak ada kerjaan sampai berani demo."
“Hmm, juga harus mengonsentrasikan keluarga militer di satu zona tinggal, kirim pasukan darat untuk menjaga. Selama keluarga militer aman, militer tidak akan mengalami gejolak.”
Kucing Hitam Kecil segera berteriak: "Oke, aku langsung kerjakan! Hihi, kalau tidak mengalihkan semua persediaan, aku bukan Kucing Hitam Kecil!"
Tang Long buru-buru berkata: "Tunggu, jangan semua persediaan dialihkan ke militer. Pindahkan dua pertiga saja. Kalau rakyat sampai tidak bisa makan, pasti akan memberontak."
"Sudah, aku tahu harus bagaimana." Kucing Hitam Kecil mengatupkan matanya setelah berkata.
Setelah merenung sejenak, Tang Long berkata pada Tang Xing: "Sis, sekarang aku telah menjadi Marsekal Federasi Wan Luo dan tidak bisa meninggalkan sini. Pertempuran Dinasti Tang sepertinya harus kau pimpin."
Tang Xing tersenyum: "Tak masalah. Tapi persiapan Dinasti Tang baru selesai dua bulan lagi. Kau tak perlu buru-buru mengusirku kan?"
Melihat Tang Long sibuk menggelengkan tangan menyangkal, Tang Xing tertawa kecil: "Ngomong-ngomong, apa kau tidak merasa ada yang aneh?"
"Aneh? Di bagian mana?" Tang Long bertanya bingung.
Tang Xing berkata: "Maksudku, mengapa Chen Yu menyetujui syaratmu, dan bahkan begitu banyak pasukan yang mengakui keputusan Chen Yu? Tidakkah kau merasa ada keanehan di sini? Jika begitu banyak militer berpihak padanya, mengapa dia masih perlu bergantung padamu untuk menguasai militer?"
"Ini……"
Tang Long tertegun mendengar ini. Benar, jika Chen Yu sudah bisa mendapatkan pengakuan dari begitu banyak pasukan, mengapa dia masih membutuhkanku sebagai Marsekal?
Setelah merenungkan sejenak, Tang Long berkata: "Mungkinkah Chen Yu sudah diam-diam menguasai pasukan? Tapi saat ini pasukan sudah kureorganisasi dengan sistem baru, seharusnya tidak ada lagi orang kepercayaan Chen Yu yang tersisa. Adapun tindakannya ini, mungkin dia ingin menempatkanku sebagai tameng di depan publik."
"Belum tentu. Bagaimanapun, Chen Yu tetap memiliki status sebagai Presiden. Tentara yang benar-benar setia pada Federasi Wan Luo pasti masih loyal padanya. Menempatkanmu di depan, mungkin itu rencana jahatnya." Xing Ling menyela.
Untuk topik-topik ini, Xing Ling hanya tertarik pada pembahasan yang terkait dengan Tang Long. Untuk urusan lain, dia tetap diam-diam sambil mendengarkan dengan tenang.
"Baik, aku akan lebih berhati-hati. Omong-omong, Sis, bisakah kau menghubungi Dinasti Tang? Minta Ling Li dan Liu Bin mengirimkan awak. Aku perlu menguasai sistem intelijen Federasi Wan Luo secara bertahap. Dengan begitu, meski mereka berniat jahat, aku bisa menyiapkan solusi."
"Sementara untuk masalah arsip kependudukan di wilayah Ibu Kota, serahkan pada Xing Ling," kata Tang Long.
"Tidak masalah, akan kuhubungkan." Tang Xing tersenyum, lalu mulai meneruskan instruksi Tang Long ke Dinasti Tang.
Xing Ling sudah mulai menggunakan kemampuannya untuk mengorganisir data komputer seperti registrasi penduduk dan dokumen lainnya di wilayah Ibu Kota.
Di luar wilayah Ibu Kota, sejumlah kapal perang mengikuti dua robot raksasa berjubah yang terbang cepat menuju pusat pemerintahan.
Robot raksasa yang posisinya lebih usang, melalui komunikasi, berkata kepada robot raksasa di depannya: "Nomor Dua, kami sudah menempuh perjalanan jauh, belum menemukan dua fluktuasi kecerdasan itu. Lebih baik kita pulang."
"Kakak Kedua, di depan sana adalah Ibu Kota Federasi Wan Luo. Bukankah Kakak mengatakan ada permintaan untuk memindahkan host oleh seorang manusia? Mari kita periksa sana. Jika belum menemukan dua fluktuasi kecerdasan itu, baru kita pulang."
"Baik, kalau begitu kita tidak perlu mencari planet demi planet. Langsung saja ke Ibu Kota Federasi Wan Luo."
"Setuju! Semua percepat!"
Begitu perintah itu keluar, robot-robot raksasa yang semula terbang dalam posisi tegak segera berubah ke mode terbang horizontal. Kilatan cahaya menyambar, dua robot raksasa bersama ribuan kapal perang melesat menuju Ibu Kota.
Di ruang angkasa luar Ibu Kota Federasi, di sebuah kapal perang Angkatan Darat Federal, operator radar yang bertugas mengawasi melihat rekaman demo besar-besaran di layar. Ia berkata pada operator komunikasi: "Rakyat biasa di planet bawah masih nekat demo protes menentang Marsekal. Aku tak paham logika mereka. Perang tak perlu mereka turun ke medan perang, jabatan juga bukan hak mereka, apalagi Marsekal sama sekali tidak mengancam kepentingan mereka. Untuk apa semua keributan ini?"
Operator komunikasi tertawa: "Cuma karena tidak ada kerjaan! Mereka cuma tidak suka melihat Marsekal yang masih muda, makanya keluar demo."
Operator radar menggelengkan kepala sambil menatap layar yang dipenuhi rakyat mengacung-acung papan nama dan meneriakkan slogan. "Dasar bego semua! Urusan usia Marsekal apa hubungannya dengan mereka? Sekalipun Marsekal benar-benar tidak paham strategi perang, mana mereka yang ikut campur?"
“Rakyat biasa ini, tidak mengerti militer maupun politik. Begitu merasa tidak nyaman langsung demo, seolah dunia akan lenyap tanpa mereka.”
“Hehe, mereka akan segera kehilangan minat berdemo.” Operator komunikasi tertawa.
“Oh? Kau punya kabar dalang? Ceritakan!” Operator radar segera tertarik.
“Kau tahu, sepupuku terpilih jadi pejabat di departemen logistik. Katanya, separuh lebih persediaan di wilayah Ibu Kota sudah dikuasai militer. Kedepannya suplai untuk keluarga korps akan dikirim langsung oleh militer.”
“Suplai keluarga dikirim militer? Bagus! Jatah keluarga kami tak perlu khawatir dipotong pemerintah. Tapi apa hubungannya dengan demo rakyat?” Operator radar tampak bingung.
"Ah, kau masih belum mengerti ya. Rakyat ini bisa hidup nyaman selama ini semata karena persediaan di wilayah Ibu Kota. Sekarang dua pertiga sudah dikuasai militer, hanya sepertiga yang menjadi milik mereka. Bisa dibayangkan kehidupan mereka ke depan tak akan semudah ini."
"Oh, begitu rupanya. Hmph, jadi kesal kalau ingat. Keluarga kami bisa dapat suplai karena kami mempertaruhkan nyawa untuk Federasi. Tapi bajingan itu tidak perlu kerja apa-apa, kok jatahnya bisa setara dengan keluarga militer?"
"Dari dulu aku sudah jengah dengan mereka. Memang harus dibiarkan kelaparan sedikit!" kata operator radar dengan nada merasa lega.
"Hehe, sampai kelaparan sih tidak. Meski persediaan tinggal sepertiga, masih cukup untuk hidup nyaman beberapa tahun. Tapi pemerintah pasti tak akan lagi memelihara mereka dengan baik. Pasti akan disuruh bekerja, kalau tidak bukannya persediaan akan habis ditelan boros?"
“Bekerja? Jangan bercanda,” operator radar menyeringai sinis. “Sebagian besar Rakyat di wilayah Ibu Kota saat ini bisa kerja apa? Selain pebisnis, yang lain cuma bisa nyanyi-nyanyi, menulis, atau hidup dari menari dan minum alkohol. Bukan soal mau kerja atau tidak, tapi meski mereka mau, tidak ada pekerjaan yang bisa diberikan.”
“Entah apakah mereka akan memberontak setelah tahu suplai mereka turun drastis?” operator komunikasi tiba-tiba menyela.
Mendengar ini, operator radar jelas tertegun sejenak. Setelah sadar kembali, ia mengangguk cepat: “Di bawah hasutan oknum-oknum tertentu, sangat mungkin memicu pemberontakan. Aku harus memberi tahu keluarga untuk mengungsi ke desa.” Begitu kata, ia langsung ingin pergi.
Operator komunikasi tertawa: “Tidak perlu panik begitu. Pemberontakan rakyat tak bersenjata ini takkan menimbulkan kekacauan besar. Pun jika terjadi kerusuhan, kami tidak perlu khawatir."
“Kau lupa? Keluarga militer di setiap planet berkumpul di satu zona tempat tinggal. Bagian luarnya dijaga pasukan darat. Keluarga kami sama sekali tidak akan terjadi masalah.”
"Oh, begitu aku jadi lega. Awalnya dengar keluarga militer dikumpulkan di satu area, kukira militer menjadikan mereka sandera. Tak menyangka ada maksud lapisan lain di baliknya." Operator radar menghela napas lega.
Operator komunikasi menghela napas: "Sebenarnya keluarga kita juga bisa dianggap sandera. Di era kacau-balau ini, siapa yang bisa memprediksi kejadian?"
"Lihatlah pasukan pengawal Marsekal di seberang masih dalam status pengawasan. Ini membuktikan Marsekal masih curiga pada kami. Jika kita sudah sesama anggota, siapa lagi yang mereka awasi?"
Operator radar melirik kapal perang Paus Putih yang siaga: "Kau salah sangka pada Marsekal. Tidakkah kau tahu pasukan musuh kecil berhasil menerobos garis pertahanan dan menimbulkan kekacauan di planet ini? Kuyakin mereka sedang mengawasi musuh-musuh itu."
Operator komunikasi menatap kapal-kapal Paus Putih, mengangguk sambil berdesah: "Ya, semoga saja begitu."
Di Ibu Kota, jalan-jalan dipenuhi rakyat yang berdemo. Mereka mengangkat papan nama sambil meneriakkan slogan: "Tang Long turun! Kami tidak mau kau jadi Marsekal!" Berduyun-duyun dari segala penjuru menuju markas militer.
Penjaga keamanan markas militer sama sekali tidak menghiraukan kerumunan yang padat ini, tetap berwajah datar menjaga pos pengawasan.
Semakin keras teriakan slogan, semakin banyak warga yang bergabung dalam barisan protes.
Seorang pria paruh baya membawa papan nama berteriak ke komunikator: "Hei, Lao Liu, kau di mana? Rumah? Cepat keluar berdemo! Aku di depan pintu markas militer Jalan XXX. Haha, apakah pasukan akan menindak? Keterlaluan kau, lihatlah berapa hari sudah tidak ada apa-apa?
"Lagipula kita kan warga Ibu Kota! Mana berani pasukan menyentuh kita? Apalagi jumlah kita segini banyak. Kalau berani bertindak kasar, bukankah mereka akan dituduh membantai rakyat biasa? Sekuat apapun nyali mereka, takkan berani sentuh sehelai bulu kuduk kita!"
“Haha, betul juga! Si nak kecil yang berasal dari Galaksi Zola itu malah jadi Marsekal Federasi. Sungguh tidak masuk akal! Entah bagaimana cara berpikir Chen Yu dan para anggota dewan itu. Minimal posisi Marsekal harusnya diisi orang dari wilayah Ibu Kota lah.”
“Hehe, tampan buat apa? Tak bisa dimakan. Anak perempuanku juga ikut demo kok. Udah, nggak usah banyak bicara. Ayo cepat ke demo. Sudah lama tidak seramai ini. Hmm, aku tunggu ya.”
Tiba-tiba seorang pria paruh baya membawa pengeras suara berteriak dari tempat tinggi: “Tuan-tuan! Saya dapat kabar terbaru! Militer mengangkut persediaan yang seharusnya jadi suplai kita ke korps mereka tanpa izin pemerintah! Artinya mulai sekarang kita tidak bisa hidup seperti dulu lagi!”
Sambil berbicara, dia menggunakan alat untuk menampilkan layar virtual raksasa yang memperlihatkan data pemindahan berbagai persediaan.
Pesan serupa beserta dokumen layar yang sama muncul secara bersamaan di berbagai lokasi.
Rakyat yang melihat langsung marah. Sebagian besar aksi protes mereka sebelumnya hanyalah ikut-ikutan keributan. Kini mengetahui militer merebut suplai mereka sendiri yang menyangkut kepentingan pribadi, darah panas mereka langsung mendidih. Slogan pun semakin keras: "Tang Long pergilah! Kami tidak butuh kau!"
Semakin panas suasananya, semakin banyak teriakan kutukan dan makian terhadap Tang Long beserta keluarganya.
Mendapatkan laporan ini, Tang Long mengerutkan alis. Kucing hitam kecil justru bersemangat: "Kakak, mereka sudah kacau! Suruh militer habisi saja!"
Tang Long melototi kucing itu sambil menepuk-nepuk dokumen laporan: "Kucing hitam kecil, caramu kurang rapi. Baru saja persediaan dipindahkan, orang luar sudah tahu."
Kucing hitam kecil melihat dokumen tersebut dengan wajah memelas: "Setelah pemindahan persediaan, pasti ada dokumen pemindahan yang tertinggal. Kalau tidak, bukankah itu berarti menghilang begitu saja?"
Kemudian Kucing hitam kecil menggeretakkan gigi: "Aku yakin ini ulah departemen pemindahan! Hanya staf departemen pemindahan yang bisa mengakses dokumen ini. Pasti ada mata-mata musuh yang menyusup ke departemen pemindahan!"
"Lupakan itu, Tang Long. Apa solusinya? Rakyat semakin tidak terkendali." Tang Xing bertanya.
Tang Long menepuk kepalanya sambil mengeluh: "Ah, kenapa rakyat Federasi Wan Luo sulit diatur? Rakyat Dinasti Tang kami sama sekali tidak seperti ini."
"Memang harus begini, Kakak. Karena kau tidak menindak mereka, mereka mengira kau lemah. Dulu saat anggota dewan berkuasa, sedikit saja kerusuhan langsung ditindak tegas. Sekarang para anggota dewan itu berbuat semena-mena, tapi rakyat sama sekali tidak bereaksi?"
“Jadi, Kakak, tegaslah, bunuh semua mereka!” Kucing Hitam Kecil kembali menghasut.
Tidak heran Kucing Hitam Kecil memperlakukan rakyat seperti ini. Jika memandang sebuah negara sebagai program, maka pemerintah adalah program utama sementara rakyat adalah program dasar. Pemberontakan rakyat ibarat program dasar yang terinfeksi virus mutan. Menurut logika orang komputer seperti mereka, program terinfeksi ini harus segera dibersihkan agar tidak menular ke program utama.
Tang Long tahu metode langsung ala Kucing Hitam Kecil dan kawan-kawan ini tidak cocok baginya.
Dia bisa membunuh puluhan juta musuh dengan ekspresi dingin, memerintahkan penghancuran planet musuh tanpa beban. Tapi semua itu adalah taktik perang. Dalam peperangan demi meraih kemenangan, segala cara baginya adalah wajar.
Tapi saat ini bukan perang. Ini hanya penolakan rakyat terhadap Marsekal-nya. Apakah alasan ini layak dijadikan dasar untuk membantai rakyat ini?
Meskipun Tang Long adalah seorang diktator, dia tidak bisa melakukan hal seperti itu.
Jika diktator lain mengetahui bahwa Tang Long sebagai diktator masih mempertimbangkan rakyat, pasti akan tertawa terbahak.
Alasan seorang diktator menjadi diktator adalah karena sama sekali tidak mau kehendaknya dipengaruhi siapapun, semua yang memiliki pendapat berbeda harus dihilangkan.
Jika mereka yang mengalami hal seperti ini, sudah lama melakukan penindasan dan membersihkan peristiwa itu sebelum masih dalam tahap awal.
Tang Long menghela napas berkata: "Perintahkan pasukan, jika rakyat tidak menyerang berbagai departemen pemerintah, jangan peduli. Tapi jika berani menyerang, maka anggap sebagai pemberontak dan dihukum mati tanpa pengadilan!"
Baru saja mengucapkan ini, Tang Long buru-buru mengubah perintah: "Ah, tunggu! Suruh pasukan pengawal mengganti dengan peluru bius."
Feng Bing yang bersiap menyampaikan perintah tertegun sejenak, tetapi segera mengangguk dan pergi.
Tang Long sama sekali tidak memiliki pengalaman menangani urusan sipil, untuk peristiwa penentangan terhadap dirinya sendiri, dia hanya bisa bertindak seperti ini.
Dalam pandangannya, selama tidak diurus, rakyat ini akan pulang sendiri saat lapar, dan masalah akan terselesaikan secara alami.
Dia tidak meminta solusi pada Tang Xing dkk karena mereka semua mendukung pendapat Kucing hitam kecil, beranggapan para pengacau ini harus langsung ditangani.
Pasukan yang menerima perintah segera menjalankannya. Unit darat tidak kehilangan semangat karena keluarga mereka terkonsentrasi di satu zona dan tidak ikut demo.
Meski sebagian merasa berat mengarahkan lubang laras pistol ke rakyat, tapi mengingat serangan ke kantor pemerintah setara dengan memberontak secara hukum, dan perintah hanya berlaku jika mereka nekat, maka tidak bisa disalahkan jika membuat mereka tidur nyenyak dengan peluru bius.
Robot prajurit yang berjaga di pintu besar militer, setelah menerima perintah, langsung membentuk garis peringatan virtual mengelilingi pintu. Melalui pengeras suara mereka berteriak: "Dilarang melanggar batas! Pelanggar akan dihukum mati!" Suara gemerincing senjata yang dikokang bergema, lubang laras pistol semua mengarah ke kerumunan di luar pintu.
Rakyat yang melihat pasukan serius bertindak, dengan wajah ketakutan mulai mundur perlahan. Jika tidak ada hambatan, para parasit yang hidup nyaman ini pasti akan mengurung diri di rumah dan berhenti membuat masalah.
Sayangnya, suara melalui pengeras suara terdengar dari kerumunan: "Mengapa takut? Kami warga Federasi Wan Luo, penguasa baru Federasi! Kami berhak memasuki wilayah mana pun! Jangan takut, mereka tidak akan berani menembak pemilik sah Federasi ini!"
Awalnya hanya satu orang yang berteriak, tapi segera seluruh kerumunan bergema. Massa mulai bergerak perlahan mendekati garis peringatan.
Orang-orang di barisan depan awalnya masih sedikit khawatir, namun setelah menyadari para penjaga tidak mempedulikan mereka, keberanian mereka langsung melambung. Mereka mulai berteriak slogan-slogan dan maju ke depan.
Tiba-tiba, seorang bajingan tak dikenal berteriak "Serbu!". Orang-orang yang sudah terbius suasana panas pun langsung ikut berteriak "Serbu!" dan berlarian menyerbu para penjaga.
Para penjaga robot ini tidak perlu menunggu perintah. Begitu melihat rakyat melewati garis peringatan, tanpa basa-basi mereka langsung menembak.
Karena bukan senjata laser melainkan peluru bius, dentuman tembakan segera bergema ke segala penjuru.
Mendengar suara tak biasa ini, rakyat sempat tertegun. Sejak senjata laser merajalela, mereka jarang mendengar senjata mesiu. Namun tubuh-tubuh yang berjatuhan dan suara tembakan persis di film TV zaman dulu membuat mereka paham apa yang terjadi.
“Ya ampun! Mereka menembak! Cepat lari!”
Dengan teriakan panik, kerumunan orang langsung berhamburan melarikan diri. Pintu besar militer yang sebelumnya ramai dan padat, kini menjadi sepi dan sunyi senyap dalam sekejap.
Robot penjaga yang telah mengembalikan senjata mereka, dengan cepat memborgol para korban yang terbaring di tanah. Mereka menyeret orang-orang yang terbius ini ke pinggir, lalu memasang pagar laser di sekeliling kelompok tersebut. Maka terciptalah penjara darurat di samping gedung militer.
Di dalam gedung militer, yang menyaksikan adegan ini menghela napas lega: "Syukurlah kita pakai peluru bius. Untungnya peluru bius ini mengeluarkan suara. Bayangkan konsekuensinya jika tidak."
"Hanya dalam hitungan detik, ratusan orang sudah terbaring. Jika menggunakan senjata laser yang sunyi, mungkin ribuan orang di depan sudah mati tanpa disadari, sementara yang di belakang tetap nekat menerobos."
Saat itu terdengar ketukan di pintu, Tang Long mengusap wajahnya lalu berkata dengan ekspresi serius: "Masuk."
Pintu besar terbuka, seorang pria dan seorang wanita berwujud biasa masuk, memberikan penghormatan dengan membungkuk kepada Tang Long sambil berseru: "Junjungan."
Tang Long malas mengatakan formalitas 'jangan beri hormat', langsung bertanya: "Bagaimana, ada kemajuan?"
"Bawahan kami yakin ada pihak yang memperkeruh situasi, tapi belum menemukan dalangnya. Mohon junjungan menghukum." Wanita itu menundukkan kepala.
Pria itu juga menunduk: "Walau telah menemukan beberapa provokator, kerumunan tiba-tiba kacau dan bubar sehingga target tidak bisa diikuti. Mohon hukuman."
Tang Long menggerakkan tangan kesal: "Apa hukuman、penghukuman, sekarang saatnya bertindak. Temukan dalangnya, itu saja sudah merupakan jasa besar."
"Tentu, aku juga tahu kali ini kalian tidak berhasil karena kurangnya personel, bukan karena kemampuan kalian yang buruk. Tenang saja, aku sudah meminta Ling Li dan Liu Bin mengirim tambahan personel. Nanti tinggal lihat bagaimana performa kalian.
"Saat ini misi kalian adalah mencari tahu siapa penggagas demo ini. Aku tidak percaya rakyat akan secara sukarela turun ke jalan untuk berdemo. Pasti ada yang memulai."
Keduanya tertegun sejenak mendengar perkataan Tang Long. Mereka mengira akan dihukum, tapi ternyata urusan selesai begitu saja?
Melihat Tang Long melambaikan tangan menyuruh mereka mundur, mereka segera mengumpulkan diri, memberi hormat dengan khidmat lalu pergi. Dalam hati mereka bertekad menunjukkan siapa yang lebih hebat: mata-mata atau agen rahasia.
Di kantor kepresidenan Chen Yu, seorang pria paruh baya berpenampilan biasa sedang berdiri hormat di hadapannya.
Chen Yu tidak memandang pria itu. Tangannya perlahan mengayun gelas anggur sambil menikmati warna merah pekat minuman itu. "Bagaimana?" ujarnya.
“Maaf, Yang Mulia. Meskipun bawahan Tang Long menembak warga, mereka hanya menggunakan peluru bius. Tidak ada korban jiwa.” Pria paruh baya itu membungkuk sambil berkata.
“Hmm?” Chen Yu menghentikan gerakannya, mulai merenung.
Pria paruh baya itu langsung berkeringat dingin, tapi sama sekali tidak berani mengusapnya. Keringat itu menetes deras membasahi lantai.
Setelah lama, Chen Yu akhirnya menghela napas: “Ternyata aku meremehkan Tang Long. Saat dihadapkan pada tuntutan rakyat yang ingin menjatuhkannya dan merusak reputasinya, dia masih bisa mengendalikan emosi untuk tidak melukai warga. Hmm, dari sini terlihat dia bukan warlord biasa.”
Pria paruh baya itu baru mengeluarkan sapu tangan, menyeka keringatnya, lalu dengan sikap menjilat menyambung: "Benar, dulu para anggota dewan yang menghadapi hal seperti ini biasanya langsung memanggil koneksi untuk klarifikasi di TV, menyewa preman menyerbu demo, atau menyuap pembunuh bayaran untuk membungkam pengkritik paling vokal. Mana ada yang bersikap masa bodoh seperti ini."
"Hm, hentikan rencana tahap berikutnya," kata Chen Yu.
"Ah? Persiapan sudah matang, kenapa dihentikan?" Pria paruh baya itu terkejut.
"Kubilang dia bukan warlord biasa. Korps mata-matanya sangat mumpuni. Jika terus dilanjutkan, dikhawatirkan jejak kita akan ketahuan. Untuk menjaga kelangsungan kerjasama kedua belah pihak, menghentikan aksi saat ini adalah keputusan tepat."
“Kau tahu, dia ternyata mampu memindahkan hampir seluruh persediaan ke militer tanpa menggugah siapapun. Jika bukan karena aku sendiri yang inspeksi ke departemen suplai, mungkin para bajingan itu masih tidak menyadari. Dari sini terlihat betapa hebatnya lembaga mata-matanya.
“Selain itu, tujuan awal kami untuk membuat rakyat menjauh dari Tang Long sudah tercapai. Jika tidak menghentikan rencana lanjutan, apa lagi yang bisa dilakukan? Aku tidak ingin Tang Long tumbang saat ini.” Chen Yu berkata.
“Kalau kita tidak melanjutkan rencana berikutnya, apakah perlu memindahkan kembali persediaan itu?” tanya pria paruh baya.
Chen Yu menggelengkan kepala: “Tidak perlu. Bagaimanapun sisa persediaan masih cukup untuk menghidupi rakyat dengan nyaman. Fokus kita saat ini adalah perkembangan kekuatan militer. Memusatkan persediaan di tangan militer sangat menguntungkan.”
“Yang Mulia, bawahan ini pun pertanyaan yang ragu untuk diajukan.” Pria paruh baya itu berkata dengan gugup.
“Aku menganggapmu sebagai orang kepercayaan, silakan bertanya apa pun keraguanmu, jangan bekerja sambil menyimpan pertanyaan.” Chen Yu menyeruput anggur sambil tersenyum pada pria paruh baya itu.
"Ya, ya." Pria paruh baya itu mengangguk-angguk beberapa saat sebelum berkata: "Bawahan tidak mengerti, Yang Mulia telah mendapat dukungan dari begitu banyak jenderal. Cukup dengan seruan Yang Mulia, wilayah Ibu Kota akan jatuh ke tangan Anda. Mengapa Yang Mulia masih membagi kekuasaan pemerintahan dan militer dengan Tang Long?"
Chen Yu menghela napas: "Menurutmu dari sekian banyak jenderal yang mendukungku, siapa yang ahli dalam komando operasi militer?"
Pria paruh baya itu berpikir sejenak: "Wei Fei, ·, ·... Maaf, bawahan lupa kalau mereka masih berpangkat kolonel. Bawahan bodoh, dari sekian banyak orang, hanya tahu Wei Fei yang mahir dalam taktik pertempuran."
Chen Yu mengangguk: "Benar. Tiga orang yang kau sebut memang perwira terbaik di Angkatan Darat Federal Wan Luo. Sayangnya, Wei Fei hanya Mayjen, sementara dan baru kolonel.
"Dari ratusan jenderal yang mendukungku, hanya Wei Fei satu-satunya yang bisa diberi tanggung jawab besar. Yang lain hanya bisa makan gaji buta. Pantas saja begitu Tang Long berkuasa, dia langsung mengusir mereka semua untuk meneliti sejarah militer."
Chen Yu menghela napas dan melanjutkan: "Kau pikir, dengan mengandalkan orang-orang tak kompeten yang menduduki posisi tinggi ini, kapan kita bisa mewujudkan harapan melihat Federasi Wan Luo bersatu kembali?"
Chen Yu meneguk anggur dan berkata: "Dari sini, kau pasti pahap mengapa aku tidak mem-promosikan Wei Fei sendiri. Karena mempromosikan Wei Fei akan membuat bukan cuma satu dua orang yang tersinggung."
"Hanya Tang Long, si naga penyeberang sungai dari luar ini, yang bisa melakukan itu tanpa memicu perlawanan."
Chen Yu menatap pria paruh baya itu dan tersenyum: "Jangan kira aku mengangkat Tang Long hanya untuk jadi kambing hitam. Tahukah kau kekayaan Tang Long saat ini semuanya diraihnya sendiri dengan kerja keras?"
“Dengan orang seperti ini menjadi nahkoda, Federasi Wan Luo kami dapat berlayar dengan lancar. Ketika para perwira muda berbakat dari generasi baru kami telah terlatih, Tang Long pun akan kehilangan nilainya.”
“Tapi, Yang Mulia, saat ini Tang Long menguasai seluruh kekuasaan militer. Tidakkah nanti dia menjadi terlalu besar sehingga sulit dikendalikan?” Pria paruh baya itu menyatakan kekhawatirannya.
“Hehe, apa maksudmu dengan 'terlalu besar'? Bagaimanapun juga, Tang Long tetap orang luar. Pondasinya ada di Galaksi Tanpa Kekacauan. Jangan kira mudah menyatukan galaksi itu.”
“Selain itu, ketika kekuatan kita mulai berkembang, kita bisa berkomunikasi dengan kekuatan di Galaksi Tanpa Kekacauan untuk menyerang basis Tang Long. Saat itu terjadi, pasti dia akan buru-buru pulang. Setelah dia pergi, kau pikir kami akan menyambutnya kembali?”
Pria paruh baya itu merasa Chen Yu agak terlalu idealis. Berdasarkan intelijen yang dikumpulkan, karakter bajingan bernama Tang Long ini sangat tidak terduga. Tak ada yang bisa menebak langkah selanjutnya yang akan diambilnya. Bisa saja saat marah, dia langsung memerintahkan pasukan untuk membunuh Chen Yu.
"Tentu saja, pria paruh baya ini tidak berani mengucapkan kata-kata tersebut. Melihat Chen Yu begitu antusias, menyentuh titik sialnya adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana."
"Bagaimana dengan Lin Nan?" Chen Yu mengalihkan topik.
"Lin Nan pergi bertemu dengan beberapa orang dari konglomerat," jawab pria paruh baya.
Chen Yu mendengus dingin: "Hmph, bajingan ini! Mengandalkan statusnya sebagai calon Presiden yang ditunjuk konglomerat, dia berani menganggap saya tidak ada! Bahkan urusan penting seperti ini pun tidak memberi tahu saya!"
Pria paruh baya itu tidak berani menyela topik ini, cuma menundukkan kepala dan diam-diam.
Setelah terdiam sejenak, Chen Yu berkata: "Ngomong-ngomong, jadwalkan pertemuan dengan Keluarga Lin untuk minggu depan. Saya ingin mengunjungi mereka."
"Apakah maksudnya Keluarga Lin yang mulai menonjol beberapa tahun terakhir ini?" tanya pria paruh baya dengan hati-hati.
Chen Yu tersenyum: "Ya, tepatnya keluarga itu. Keluarga Lin memiliki penerus yang berbakat. Usaha keluarga mereka bisa berkembang pesat dalam waktu singkat, semuanya berkat jasa Lin Zhendong. Ingat, sampaikan secara khusus bahwa saya ingin bertemu langsung dengan Lin Zhendong."
“，，。” Pria paruh baya mengatakan sampai di sini, melihat Chen Yu melambaikan tangan kepada dirinya, segera membungkukkan badan, lalu berbalik pergi.
Di dalam ruangan hanya ada Chen Yu seorang diri. Dia menggoyang-goyangkan gelas anggurnya, bergumam sendiri: "Lin Nan Ah, calon Presiden periode berikutnya bukanlah hal yang sudah pasti." Tiba-tiba dia tersenyum tipis: "Hehe, semoga saat itu nanti wajahmu tidak berubah menjadi sangat buruk."
Tak lama setelah percakapan Chen Yu dengan bawahannya berakhir, demonstrasi yang penuh keributan itu menghilang di tengah dentuman tembakan.
Sementara seruan yang ramai ingin menggulingkan Tang Long dari jabatannya juga lenyap tanpa bekas di antara suara tembakan.
