Dua penjaga di depan gedung penelitian yang sudah memperhatikan kedua pemuda pirang ini tidak memberikan perhatian khusus.
Bagi para penjaga, kedua pemuda ini terlihat seperti peneliti muda berbakat yang datang untuk membuat laporan hasil penelitian mereka.
Namun hari ini mereka pasti akan sia-sia datang, karena petugas yang bertanggung jawab untuk pelaporan di Departemen Riset sedang tidak bertugas. Bukan hanya petugas pelaporan, kecuali kami para penjaga ini, semua staf lain juga tidak masuk kerja. Mereka semua diperintahkan untuk istirahat paksa oleh Kediaman Marsekal.
Memikirkan hal ini, seorang penjaga maju menghadang mereka dan berkata dengan sopan: "Maaf, Tuan-tuan. Hari ini Departemen Riset tidak melayani kunjungan. Silakan kembali besok."
"Kami bukan untuk wisata," jawab seorang pemuda sambil tersenyum sopan, sementara rekannya mulai mengamati sekeliling dengan sikap yang terkesan santai.
"Saya mengerti, tapi hari ini semua staf sedang libur. Kalian sebaiknya..." Penjaga yang baik hati itu tak sempat menyelesaikan kalimatnya sebelum lehernya diremas oleh pemuda yang diajaknya bicara.
Sementara itu, pemuda yang sedang mengamati sekitar telah menghabisi penjaga lainnya dengan refleks kilat. Keduanya kemudian menyelinap cepat ke dalam gedung.
Di ruang pengawasan gedung riset, penjaga yang selama ini memantau departemen-departemen vital melalui monitor langsung menekan alarm begitu menyaksikan kejadian tersebut.
Dengan bunyi alarm, semua pintu dan jendela gedung penelitian langsung tertutup jeruji besi. Pasukan tentara bersenjata lengkap berhamburan keluar dari ruangan-ruangan di dalam gedung, sementara bangunan ini pun dikepung ketat oleh pasukan bersenjata.
Nomor Satu yang sedang berlari ke arah lift tertegun sejenak melihat begitu banyak tentara. Dengan nada tak percaya dia berkata: "Apa ini jebakan? Kenapa bisa ada pasukan sebanyak ini tersembunyi di gedung ini?"
Nomor Dua yang sudah lebih dulu masuk lift tertawa: "Banyaknya orang justru membuktikan target kita benar ada di sini! Lagipula apa peduli jebakan atau bukan, masa kita takut sama mereka?" Sambil berkata demikian, dia menghancurkan kontrol lift dengan pukulan keras dan menggerutu: "Sial, lift terkunci mati!"
"Tidak apa, target belum meninggalkan tempat ini dan masih di bawah. Kita gunakan tangga!"
Nomor Satu langsung berbalik dan berlari menuju tangga bawah tanah. Saat itu para tentara sudah mengarahkan senjata mengelilingi mereka. Seorang yang terlihat seperti perwira berteriak memerintahkan mereka untuk menangkupkan tangan di kepala dan berjongkok.
Namun melihat Nomor Satu dan Nomor Dua sama sekali tidak menghiraukan peringatan dan terus berlari mendekat, perwira itu menggigit bibir lalu memerintah: "Tembak!"
Ribuan sinar laser menghujam ke arah kedua orang itu. Para tentara yang awalnya ingin menarik napas lega tiba-tiba tertegun melihat kedua penyerang itu sama sekali tidak mengalami kerusakan.
Perwira itu menendang pantat prajurit di sampingnya sambil berteriak marah: "Diam saja macam apa! Musuh dilengkapi Perisai Perlindungan mini, teruskan tembakan!"
Persis ketika teriakan perwira itu baru saja menggema, Nomor Satu dan Nomor Dua sudah menerobos barisan tentara. Cairan tubuh merah darah segera menyembur ke segala penjuru aula.
Saat semua sadar kembali, kedua target sudah menghilang. Seluruh aula dipenuhi potongan anggota tubuh yang terputus.
Merasakan sakit di lengannya dan terjatuh, perwira itu baru menyadari lengannya telah terkoyak secara paksa.
Meski nyaris pingsan akibat sakit, dia tetap menyemprotkan spray hemostasis militer ke luka sambil menggeretakkan gigi: "Minta bantuan! Yang masih bisa bergerak buruan kejar!" Sambil mengeluarkan pistol, dia berlari menuju tangga.
Pasukan yang mengepung gedung segera mengerahkan Pasukan Armor setelah melihat rekaman monitor.
Komandan pasukan Federasi dari Korps Tang ini tahu Tang Xing ada di ruang bawah tanah. Dia sangat paham konsekuensi jika junjungannya terluka - nyawanya pasti takkan aman. Dengan panik, dia memekik pada bawahan: "Cepat halau kedua brengsek itu!"
"Dia tidak memanggil pasukan bantuan lain, juga tidak melaporkan ke Tang Long. Karena lawan hanya dua orang, dia tidak mau mengganggu Tang Long hanya untuk dua orang ini. Lagipula, dia tidak percaya satu regu prajurit mecha tidak bisa mengatasi dua perampas yang dilengkapi Perisai Perlindungan mikro ini."
"Nona! Ada musuh yang melakukan invasi, cepat evakuasi!"
Wen Na yang telah beralih profesi dari agen Xing Ling menjadi pengawal, membawa sekelompok robot prajurit menerobos masuk ke aula riset sambil berteriak.
Xing Ling dan Tang Xing seolah tidak mendengar peringatan itu, tetap sibuk bekerja di depan komputer.
Kucing hitam kecil yang telah menyelesaikan pekerjaannya, sedang asyik menyeruput minuman ringan sambil menjelajah web, menoleh dan bertanya: "Ada berapa musuh?"
"Dua," jawab Wen Na polos.
Kucing hitam kecil langsung menyemprotkan minuman dari mulutnya, batuk kecil lalu mengacungkan dua cakar depan sambil berkata dengan ekspresi di luar akal sehat: "Dua musuh? Hanya dua penyerbu kita harus mengungsi? Penjaga-penjaga kita itu cuma hiasan saja ya?"
Wen Na dengan ragu berkata: "Tapi junjungan memerintahkan kami untuk segera membawa kalian pergi begitu ada situasi darurat."
Meski Wen Na selalu mengikuti Xing Ling, setelah tiba di Dinasti Tang, ia menyadari semua orang termasuk robot memanggil Tang Long sebagai junjungan. Menyadari statusnya, Wen Na pun ikut memanggilnya junjungan.
"Jumlah musuh segitu sedikit, kita tak perlu kabur. Penjaga atasan pasti akan menyelesaikan ini." Kucing hitam kecil menunjuk Xing Ling dan Tang Xing yang sedang sibuk: "Lihat ekspresi mereka. Kalau mau mengungsikan mereka, mungkin harus ditarik paksa!"
Wen Na sebenarnya juga tak terlalu khawatir. Setelah merenung sebentar, ia mengangguk: "Baiklah kita berjaga di sini. Begitu nonona selesai bekerja, kita langsung pergi."
Kucing hitam kecil acuh tak acuh melambaikan cakar. Para robot prajurit segera berbalik badan, mengarahkan senjata ke pintu besar aula.
Nomor Satu dan Nomor Dua berlari sangat cepat di tangga. Karena Departemen Ilmiah Federasi bukanlah departemen yang sangat penting, sepanjang perjalanan mereka hanya perlu melewati beberapa pintu keamanan di awal, dan bisa dikatakan mereka mencapai lantai aula tempat Kucing Hitam Kecil berada dengan lancar.
Di sini, mereka dihadang oleh sekelompok prajurit Dinasti Tang yang mengenakan baju zirah merah dan bersenjata lengkap.
Untuk melindungi Xing Ling, Tang Xing, dan Kucing Hitam Kecil, Tang Long memindahkan pasukan elitnya untuk bertugas sebagai pengawal. A6 yang menonjol di medan perang ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengawal.
Meskipun A6 telah menerima kabar tentang penyerang dari laporan intelijen musuh, dia tidak mengirim pasukan untuk menghadang, tetap bertahan di posisinya.
Tanpa peduli jumlah musuh dan malas meniru Polisi yang berteriak peringatan sebelum menembak, begitu melihat siluet Nomor Satu dan Nomor Dua, dia segera memerintahkan semua pasukan untuk menembaki.
Karena berada di bawah tanah, untuk menghindari penggunaan senapan guntur modifikasi yang bisa meruntuhkan tempat ini, Pasukan Armor A6 menggunakan senjata militer biasa.
Meski senjata ini tidak sekuat senapan guntur modifikasi, serangan ini tetap memukul mundur Nomor Satu dan Nomor Dua yang sedang berlari kencang beberapa langkah hingga terjatuh.
A6 dan pasukannya segera mendeteksi perisai perlindungan mikro di tubuh lawan. Tanpa peduli apakah mereka akan menyerah, serangan terus dilanjutkan hingga kilatan cahaya biru muncul di tubuh Nomor Satu dan Nomor Dua, dan perisai perlindungan menghilang barulah mereka menghentikan tembakan.
Dengan refleks kilat A6 menyimpan senjata lalu mengirimkan komunikasi gelombang listrik khusus makhluk cerdas ke bawahan: "Ganti ke pisau laser! Mereka robot!"
Perintah Tang Long sebelumnya yang melarang robot menggunakan komunikasi gelombang listrik secara langsung ini telah dicabut setelah semua musuh dihancurkan.
Suara gesekan serentak terdengar saat semua prajurit mecha mengeluarkan pisau laser, lalu mulai mengepung Nomor Satu dan Nomor Dua dengan hati-hati.
Tubuh Nomor Satu dan Nomor Dua tidak termodifikasi sepenuhnya seperti pasukan mesin Dinasti Tang. Mereka hanya mengenakan lapisan kulit sintetis, sehingga setelah Perisai Perlindungan menghilang, A6 segera menyadari mereka adalah robot.
Nomor Satu dan Nomor Dua yang sedang berusaha bangkit, merasakan gelombang listrik perintah dari A6 dan respons prajurit mecha, saling memandang dengan ekspresi terkejut. Nomor Dua tertawa terbahak: "Tak kusangka Kakak kedua, dua kesadaran itu dikelilingi robot cerdas!"
Nomor Satu juga tertawa: "Haha, bukankah lebih baik menyantap hidangan pembuka sebelum menu utama?"
"Bagus, tentu saja bagus. Aku takkan mengalami gangguan pencernaan."
Nomor Dua menerjang prajurit mecha terdekat sambil tertawa, seolah ingin meraih kepala prajurit itu dengan tangan kosong. Namun dia terlalu gegabah - sebelum sempat mendekat, beberapa bilah pisau laser telah menyambar tajam.
Nomor Dua tahu pisau laser ini mungkin bisa menghancurkan tubuh mesinnya yang telah ditingkatkan. Meski sadar dirinya tidak akan punah meski kehilangan tubuh, dia tak tahu apakah masih bisa menyerap kesadaran saat berada dalam bentuk entitas pikiran. Dia tidak ingin menguji ini sekarang, jadi Nomor Dua memilih menghindar.
Tapi Nomor Dua bukan orang biasa. Saat menghindar dari tebasan dengan sudut yang di luar akal sehat, tangannya bergerak dengan teknik tak terduga merebut sebuah pisau laser.
Prajurit yang kehilangan senjatanya menatap tangan sendiri dengan tak percaya. "Aku ini robot! Kecuali tangan putus atau sengaja melepas cengkraman, mustahil pisau bisa direbut. Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin lawan melakukannya?"
Saat prajurit ini tertegun, peringatan rekan tiba-tiba muncul di pikirannya: "Hati-hati!" Gambar yang dikirim rekan seperjuangan membuatnya langsung paham ancaman apa yang harus diwaspadai - musuh yang merebut pisaunya kini sedang mengayunkan senjata itu ke arahnya.
Komputer di dalam otak menghitung dalam waktu singkat bahwa menghindar tidak mungkin, jadi untuk menghindari cedera parah, dia mengangkat tangan untuk menahan tebasan pisau laser yang mengarah ke kepalanya.
Meski prajurit mecha merah juga tahu versi modifikasi pisau laser memiliki daya hancur besar, namun sejak dipersenjatai senjata baru belum pernah digunakan dalam pertempuran. Mereka hanya punya kesan data statistik. Baru setelah menyaksikan kejadian berikut, mereka terkejut menyadari kekuatan mematikan pisau laser ini ternyata sekuat itu.
Sebenarnya menurut tingkat perlindungan baju zirah merah, jangankan pisau laser, bahkan sinar laser biasa pun takkan menyebabkan kerusakan berarti. Tapi dengan sekali tebas Nomor Dua, prajurit mecha yang mengangkat tangan untuk menahan itu justru terbelah tangan dan kepalanya sekaligus.
Saat menyelesaikan gerakan menebas, Nomor Dua dengan gesit menangkap kepala tersebut yang terpisah.
Bagi A6 dan kawan-kawannya, kematian rekan yang dipenggal tidak menimbulkan kesedihan. Sebagai robot, selama program di lokasi otak tetap tersimpan, itu berarti mereka sama sekali tidak mengalami kerusakan.
Meski tidak merasakan duka, fluktuasi emosi tetap terjadi. Para prajurit mecha mulai mengintensifkan serangan mereka.
Sayangnya, sekeras apapun mereka menyerang, Nomor Satu dan Nomor Dua dengan mudah menghindar sambil menghabisi prajurit terdekat menggunakan pisau laser yang direbut.
Kucing hitam kecil yang menghubungkan tampilan pertempuran luar ke layar kokpit, mengibas-ngibaskan ekornya dengan antusias menikmati tontonan.
Menyaksikan puluhan prajurit mereka tumbang dalam sekejap, sang kucing menghela napas: "Aduh, sepertinya pasukan tempur kita perlu pelatihan seni bela diri kuno."
Sebagai robot, Wen Na paham betul: kehancuran pasukan luar bukanlah kerugian berarti. Cukup berikan tubuh baru, mereka akan hidup kembali.
Namun, dia sangat penasaran mengapa begitu banyak prajurit di pihak mereka tidak bisa mengalahkan dua orang lawan. Setelah mendengar perkataan Kucing Hitam Kecil, dia segera bertanya: "Ilmu bela diri kuno seperti apa?"
Kucing Hitam Kecil menunjuk Nomor Satu dan Nomor Dua di layar: "Tidakkah kau perhatikan gerakan mereka sangat efisien namun mematikan? Pola serangan dan pertahanan terstruktur yang mereka gunakan bersama ini adalah salah satu bentuk ilmu bela diri kuno."
"Sehebat apa ilmu bela diri kuno ini? Mengapa aku belum pernah mendengarnya?" tanya Wen Na penuh rasa ingin tahu.
"Sangat hebat. Jika dilatih sampai level tertentu, bahkan tubuh manusia biasa bisa menjadi cukup kuat untuk bertarung tangan kosong melawan robot."
“Tidak aneh kalau kau belum pernah mendengarnya. Seni bela diri kuno ini muncul di era senjata dingin dan mulai merosot di era senjata api, karena manusia enggan menghabiskan waktu dan usaha untuk melatih keterampilan yang tak bisa menahan senjata api. Namun ketika manusia baru memasuki era antariksa, seni bela diri kuno sempat dihargai karena bisa meningkatkan potensi manusia.
“Sayangnya seiring kemajuan teknologi, bahkan bayi yang melakukan lompatan ruang dengan pesawat antariksa tidak mengalami efek samping. Seni bela diri kuno pun kembali merosot. Kecuali beberapa negara yang masih menyimpan data ini, negara lain sudah tidak memilikinya.
“Aku justru heran bagaimana dua robot ini bisa menguasai seni bela diri kuno sehebat ini. Padahal data seni bela diri kuno dalam databaseku hanya tercatat sepintas saja, sama sekali tidak ada metode pelatihan detailnya.” Kucing hitam kecil menggelengkan kepala sambil berkata.
Nomor Satu dan Nomor Dua menghindari serangkaian serangan, setelah menangkis beberapa prajurit mecha, mereka melompat ke samping. Tiba-tiba mereka berhenti bergerak, menutup mata dengan ekspresi konsentrasi penuh.
A6 dan kawan-kawan yang menyaksikan kekuatan serangan mereka mengira akan muncul jurus dahsyat, memilih bertahan di posisi sambil waspada daripada langsung menyerang.
Pada saat itulah A6 baru menyadari: selain memegang pisau laser, kedua robot itu juga menggenggam kepala prajurit mecha di tangan mereka.
Meski tak tahu tujuan mereka membawa kepala itu, tim A6 harus merebutnya kembali. Kelangsungan program di dalam kepala itu menjadi kunci kebangkitan rekan seperjuangan mereka.
Persis saat A6 hendak memerintahkan serangan, kejadian anomali pun terjadi.
Nomor Satu dan Nomor Dua yang memegang kepala tiba-tiba memancarkan cahaya biru. Cahaya ini menyelubungi kepala tersebut. Kondisi ini tidak bertahan lama, dengan cepat cahaya biru itu menyusut kembali ke tangan mereka.
Karena kejadian ini terlalu cepat, A6 dan kawan-kawan awalnya tidak mengerti apa yang terjadi. Namun kedua rekan yang kepalanya direbut – berkat fungsi robot yang melindungi otak terpisah dari energi utama tubuh – masih memiliki cadangan energi untuk menyimpan data, mengirimkan informasi ini kepada A6:
"Apa yang terjadi? Mengapa kesadaranku mulai terpisah dari zona penyimpanan? Apa?! Programnya runtuh?! Sama sekali tidak bisa diselamatkan! Tidak! Aku...ter...serap..."
Mendengar ini, A6 segera tersadar identitas lawan. Dia segera berteriak ke monitor di dinding: "Mereka adalah pemimpin galaksi bajak laut! Segera lindungi Nona untuk pergi!"
Setelah mengetahui intelijen bahwa pemimpin galaksi bajak laut meningkatkan kemampuan dengan menyerap kesadaran, Tang Long tidak menyembunyikan informasi ini dari bawahan robotnya, melainkan memberitahukan dengan jujur.
Robot Dinasti Tang tidak merasa ketakutan mendengar kabar ini. Bagi mereka yang telah dicap sebagai tentara sejak diproduksi, jika diserap oleh tiga pemimpin tersebut saat bertemu, konsekuensi terburuk hanyalah kematian sejati - dan tentara sejati tidak akan takut kematian.
Kucing hitam kecil yang sedang memasukkan ikan kering ke mulutnya langsung terjatuh ke lantai mendengar ini.
Namun, dengan gesit ia melompat ke depan Tang Xing, mencakar memutus kabel yang menghubungkannya ke komputer, lalu melompat lagi menabrak wajah Xing Ling. Sebelum dua kakak ini sadar kembali, segera berteriak ke Wen Na: "Cepat bawa kami pergi!"
Wen Na langsung tahu situasi tidak beres saat mendengar perkataan A6. Tanpa menunggu perintah Kucing hitam kecil, dia segera mengkomandoi robot prajurit untuk mendekat. Tang Xing dan Xing Ling yang masih bingung langsung diangkat dan dibawa lari oleh robot, sementara Kucing hitam kecil melompat ke pelukan Wen Na.
"Apa yang terjadi? Kucing hitam kecil, kamu yang memutus koneksiku ya? Tinggal sedikit lagi aku selesai! Kenapa kalian panik begini?" protes Tang Xing kesal.
Kucing hitam kecil yang sudah masuk ke jalur darurat berteriak sambil menoleh: "Dua dari tiga bajingan pemakan kecerdasan itu sudah sampai di depan pintu!"
Mendengar ini, Xing Ling yang tenang dan Tang Xing yang sedikit marah sama-sama gemetar tak terkendali. Pandangan mereka ke pintu aula di belakang dipenuhi ketakutan.
Mau bagaimana lagi? Menghadapi musuh alami seperti ini, bahkan mereka yang berpengalaman ratusan tahun seperti Xing Ling dan Tang Xing pun bisa merasakan ketakutan yang mendalam.
Nomor Dua yang baru saja menyerap sebuah kesadaran, berteriak kegirangan: "Kakak kedua, kesadaran ini sangat kuat! Aku merasa kekuatanku naik drastis!"
Nomor Satu juga berkata dengan wajah penuh semangat: "Benar! Yang satu di sini setara dengan seratus yang diserap sebelumnya!"
Nomor Dua melemparkan kepala logam tak berguna di tangannya, mengangkat pedang dan menatap tajam ke arah A6 sambil tersenyum ke Nomor Satu: "Kakak kedua, saat pulang nanti kita beri tahu Kakak, pasti dia sangat menyesal tidak ikut kita."
Nomor Satu juga membuang kepala logam di tangannya, tertawa penuh kesombongan: "Ya! Aku tidak sabar melihat ekspresi penyesalan Kakak..."
Tapi baru sampai di situ, mereka berdua serentak berteriak: "Bahaya! Mereka mau kabur!"
Mendengar ini, A6 tahu Nona telah dievakuasi. Saat ini misinya adalah mutlak tidak boleh membiarkan kedua iblis ini mengejar Nona. Ia segera berteriak, "Kalian semua, inilah saatnya kita tunjukkan jiwa tentara sejati!" Sambil berkata demikian, ia menjadi yang pertama menerjang ke depan dengan pisau laser di tangan.
Prajurit mecha lainnya segera berseru kencang, mengikuti A6 menerjang ke arah Nomor Satu dan Nomor Dua.
Jika ini adalah Nomor Satu dan Nomor Dua sebelumnya yang melihat A6 cs nekat menerjang, pasti mereka akan sangat gembira. Tapi sekarang, kedua robot itu justru berharap seluruh pasukan musuh segera menghilang, jangan sampai menghalangi mereka mengejar dua kesadaran itu.
Alasan Nomor Satu dan Nomor Dua berpikir demikian sederhana: baru menyerap satu kesadaran saja kemampuan mereka sudah meningkat drastis. Bayangkan jika dua kesadaran kuat itu berhasil diserap - tingkat kemampuan yang akan dicapai sama sekali tak terbayangkan!
Tapi yang pasti, itu akan jauh melampaui keadaan sempurna sejati mereka di masa lalu.
Dengan kesadaran ini, komputer cerdas A6 ini tidak memiliki daya tarik apapun bagi mereka, malah menjadi penghalang yang merepotkan.
Nomor Satu menghabiskan beberapa prajurit mecha dengan pedangnya, lalu mengaum ke Nomor Dua: "Jangan buang waktu, kejar dua kecerdasan itu lebih penting!"
Sambil berkata demikian, Nomor Satu melemparkan pedangnya, menarik kedua tangan ke pinggang dengan cepat, lalu mendorong telapak tangan ke depan dengan keras.
Telapak tangannya memancarkan cahaya biru yang dengan cepat meluas menguasai seluruh ruang jalur sebelum bergerak maju dengan dahsyat.
Nomor Dua juga berteriak pada saat ini: "Sialan, tak mungkin dapat serigala tanpa mengorbankan anak, kita harus berjuang!"
Sesuai ucapannya, ia membuang pisau laser dan menarik tangan kanan membentuk kepalan di pinggang, lalu menghantam keras. Bayangan pukulan biru itu seketika terpecah menjadi ribuan serangan yang menghujam ke A6 dan kawanan.
A6 dan pasukannya terlempar ke udara seolah mendapat pukulan palu raksasa.
Dalam proses terlempar ke belakang, tubuh mereka seolah ditarik oleh sesuatu. Pertama, baju zirah mereka terurai menjadi serpihan-serpihan yang berjatuhan, memperlihatkan tubuh manusia di dalamnya.
Kemudian kulit sintetis A6 dan kawan-kawan robek bersama seragam militernya. Saat mereka hampir menghantam dinding di ujung jalur, yang tersisa hanyalah struktur kerangka logam.
Masih belum berakhir. Kerangka logam mereka seperti dipukul ribuan kali, tiba-tiba hancur berkeping-keping ke lantai. Dinding logam di sekeliling jalur pun runtuh seperti serbuk, memperlihatkan tanah di baliknya.
Adegan yang panjang ini sebenarnya terjadi dalam sekejap dentuman. Ratusan prajurit mecha A6 itu berhamburan menjadi puing-puing yang memenuhi seluruh jalur.
Sementara dinding logam di sekeliling jalur seperti tumpahan air, menumpuk menjadi genangan serbuk logam di lantai dengan suara geseran.
Nomor Satu dan Nomor Dua tidak peduli dengan kehancuran yang mereka ciptakan. Mereka langsung menendang pintu besar dan menerobos masuk ke aula.
Kedua orang itu melihat situasi aula, hati mereka langsung dingin. Karena aula kosong sama sekali, dan di sekelilingnya ternyata ada belasan jalur darurat. Tanpa berpikir panjang, mereka segera berlari memeriksa jejak di pintu masuk jalur darurat, berharap bisa menentukan dari jalur mana dua aliran kecerdasan itu pergi.
Setelah Tang Xing dan Kucing hitam kecil memisahkan diri dari jaringan, Nomor Satu dan Nomor Dua kehilangan target pengejaran.
Alasan mereka tidak curiga kecerdasan berubah menjadi program yang pergi adalah karena ucapan A6 "Melindungi Nona untuk pergi". Kalimat ini jelas menunjukkan target yang ada sebagai entitas individu.
Keduanya tidak berpisah untuk mencari, melainkan bersama-sama memeriksa satu pintu demi satu pintu. Meski efisiensinya jauh lebih rendah, tidak ada yang mengusulkan untuk berpisah dalam pencarian.
Tidak ada solusi lain, mereka sama-sama tidak ingin pihak lain menemukan jalur yang benar lebih dulu. Karena mereka sangat paham karakter masing-masing - jika bisa memonopoli, pasti tidak akan berbagi jarahan.
Namun keduanya memiliki perbedaan, Nomor Satu mencari jejak dengan teliti, sementara Nomor Dua terus menggerutu: "Ah, serangan tadi menghabiskan ratusan kesadaran super kuat. Andai saja bisa menyerap mereka, pasti lebih baik.
"Dan serangan tadi tidak hanya menggunakan kekuatan kesadaran yang baru ditambahkan, tapi juga memakai setidaknya ratusan kekuatan kesadaran yang kita serap sebelumnya. Kalau sampai dua kesadaran itu kabur, kita benar-benar rugi sekali!"
Nomor Satu malas menghiraukan omongan Nomor Dua, langsung beralih ke jalur lain untuk diperiksa. Nomor Dua sambil bergumam pelan tetap mengikuti dengan erat di belakang Nomor Satu.
Nomor Satu yang baru saja jongkok memeriksa daratan tiba-tiba berdiri dan berkata: "Di sini tempatnya!"
Nomor Dua yang sudah melihat Nomor Satu berdiri langsung menekan tombol buka pintu. Sayangnya pintu tidak terbuka, karena saat evakuasi Kucing hitam kecil sudah menghancurkan semua fungsi aktivasi pintu aman dan menutup semua pintu keamanan cadangan perang yang biasanya tidak digunakan.
Artinya, sebelumnya satu jalur aman maksimal hanya memiliki dua pintu, tapi sekarang menjadi puluhan pintu.
Karena itu, pasukan armor di belakang hanya bisa mengejar dengan menghancurkan pintu demi pintu.
Jangan heran kalau gedung penelitian memiliki begitu banyak pintu keamanan.
Sangat mudah dimengerti - semua pintu keamanan ini memiliki fungsi pertahanan terhadap gempa bumi, gas beracun, kontaminasi nuklir, pengeboman laser, dll. Bahkan departemen yang agak penting pun memiliki fasilitas keamanan berlapis seperti ini. Jalur aman Markas Besar Komando contohnya memiliki ratusan pintu keamanan!
Jangan tanya mengapa Kucing hitam kecil meninggalkan prajurit seperti A6. Di hatinya, prajurit seperti A6 hanyalah prajurit biasa. Haruskah ia mengorbankan diri untuk menyelamatkan prajurit biasa? Itu mustahil.
Kalau yang terancam adalah Tang Long, Tang Xing, Xing Ling, mungkin ia akan berkorban untuk menyelamatkan mereka. Tentu saja dengan syarat utama: pengorbanannya pasti bisa menyelamatkan mereka. Jika tidak, lupakan!
Tapi kini yang dihadapi adalah musuh bebuyutan komputer cerdas. Sekalipun ia mengorbankan diri, prajurit-prajurit itu tetap tidak akan terselamatkan. Kucing hitam kecil takkan melakukan kebodohan seperti itu.
Nomor Dua masih berpikir cara menghancurkan pintu keamanan ini, karena bahkan menggunakan sinar laser pun belum tentu bisa merusaknya, sementara tubuh logamnya sendiri jelas tidak mungkin bisa dilakukan.
Nomor Satu telah mengangkat telapak tangan birunya yang berubah warna, mengayunkannya ke arah pintu keamanan. Pintu itu langsung berubah menjadi serbuk tanpa suara.
Nomor Dua bergumam pelan: "Wah, Kakak kedua mengerahkan tenaga habis-habisan. Serangan ini setidaknya menggunakan sepuluh kekuatan kecerdasan." Sambil mengikuti dengan erat Nomor Satu, mereka masuk ke dalam jalur.
Tapi Nomor Dua segera memahami mengapa Nomor Satu begitu cepat bertindak - karena tak lama berlari, muncul lagi pintu keamanan di depan.
Melihat Nomor Satu kini berdiri di samping tanpa menyerang, Nomor Dua yang paham situasi segera menghancurkan pintu ini dengan tangan birunya.
Keduanya yang masing-masing telah merusak sepuluh pintu keamanan merasa cemas. Hanya untuk pintu-pintu ini saja sudah menghabiskan kekuatan kecerdasan yang diserap selama beberapa bulan terakhir. Mereka menyesal, andai saja menyimpan salah satu pisau laser kuat itu, sekarang tidak perlu susah payah begini.
Dan mereka bahkan semakin berhasrat untuk melahap kedua kesadaran itu, karena jika diri mereka mengembalikan kondisi sempurna, maka pondasi dasar tak perlu mempedulikan kerusakan kekuatan, sebab tubuh saat itu bisa memulihkan kekuatan yang rusak secara otomatis.
Feng Shuang dan Feng Bing yang sedang mengikuti inspeksi pasukan Tang Long tiba-tiba terkejut, karena Tang Xing telah mengirimkan kabar bahwa dua pemimpin galaksi bajak laut datang untuk menyerang.
Mendengar kabar tersebut, Tang Long langsung panik: "Apakah ada yang berhasil kabur?"
Terhadap musuh alami komputer cerdas semacam ini, Tang Long tak berani membayangkan Xing Ling dan kawan-kawannya bisa mengalahkan mereka, maka refleks kilatnya adalah menanyakan kondisi keamanan Xing Ling dan rombongannya.
Mengenai bagaimana dua musuh alami robot cerdas ini bisa menyusup masuk, Tang Long yakin mereka memanfaatkan kekacauan saat invasi jutaan robot sebelumnya, lalu bersembunyi di zona lain. Mampu bertahan selama ini baru muncul sekarang, sungguh layak disebut sebagai robot cerdas sejati.
“Nona-nona telah dievakuasi dari gedung penelitian dan sedang menuju ke sini.” Feng Shuang segera menjawab pertanyaan itu.
“Segera ubah rute mereka ke pelabuhan antariksa terdekat! Perintahkan pasukan terdekat untuk memberlakukan keadaan darurat sepanjang rute! Turunkan satu kapal perang Paus Putih di pelabuhan antariksa itu. Setelah menjemput Xing Ling dan yang lain, segera terbang kembali ke Dinasti Tang!” Tang Long bergegas menuju mobilnya sini memberi perintah pada Feng Shuang.
Kemudian dia segera berpaling ke Feng Bing: "Gunakan perintah Marsekal! Kerahkan prajurit baju zirah Federasi dengan pesawat angkut untuk penerjunan udara. Siapa perwira yang bertugas menjaga gedung penelitian?"
"Perintahkan dia segera memberlakukan keadaan darurat di seluruh zona! Perintahkan semua prajurit mesin Dinasti Tang masuk status siaga! Setelah menyampaikan perintah, kalian segera ke Markas Besar Komando. Patuhi perintah - aku tidak ingin kalian celaka. Dua bajingan itu adalah musuh alami komputer cerdas."
Feng Shuang dan Feng Bing ragu-ragu sejenak. Meski enggan, mereka tahu sebagai komputer cerdas seperti diri mereka sama sekali tak berguna menghadapi musuh alami sistem AI ini.
Bahkan bukan hanya tak berguna, mereka justru akan menjadi pasokan energi bagi dua bajingan itu. Selain memperkuat musuh, tak ada gunanya sama sekali.
Nomor Satu dan Nomor Dua akhirnya mencapai permukaan setelah menghancurkan puluhan pintu keamanan. Keduanya kini diliputi amarah membara. Kekuatan yang susah payah mereka laap itu terkuras seperlimanya hanya untuk merobohkan pintu-pintu tersebut. Jika gagal melahap dua kecerdasan itu kali ini, mereka pasti akan muntah darah karena frustasi.
Tapi kedua robot ini juga merasa lega. Untungnya tak ada satupun yang menghalangi perjalanan mereka. Andai di balik setiap pintu ada puluhan prajurit baju zirah yang menunggu, baru bisa keluar keesokan harinya. Mana mungkin masih bisa mengejar target?
Namun saat Nomor Satu dan Nomor Dua tiba di permukaan, yang mereka temui hanyalah pasukan bersenjata lengkap dalam jumlah besar. Dua target cerdas itu sudah raib tanpa jejak.
"Sialan! Kali ini benar-benar rugi sekali!"
Menemukan target yang hilang, Nomor Dua yang bersembunyi di sudut gelap pintu keluar mengaum kesal. Mengetahui target sudah menghilang, dia tidak cukup bodoh untuk langsung keluar menerima hujan tembakan meriam dari militer itu.
Nomor Satu awalnya juga terlihat muram, tapi tiba-tiba tersenyum: "Tak masalah. Robot-robot berbaju zirah merah itu adalah pengawal kedua kesadaran itu. Sedangkan baju zirah merah sendiri merupakan pasukan pengawal Tang Long. Artinya pasti ada hubungan antara Tang Long dengan kedua kesadaran itu. Selama kita berjaga di sekitar Tang Long, pasti akan ada kesempatan."
Saat Nomor Satu dan Nomor Dua bersembunyi di Ibukota Federasi, mereka sudah menyelidiki tuntas pasukan-pasukan yang menghancurkan bawahan mereka ini.
"Benar! Ini solusi bagus." Nomor Dua menepuk tangan keras, tapi segera mengerutkan kening: "Tapi Kakak kedua, bagaimana kita keluar dari sini sekarang? Sekeliling sudah dikepung, di sini tidak ada saluran pembuangan."
Nomor Satu tertawa: "Tidak perlu pergi, kita langsung keluar dan biarkan mereka menghancurkan tubuh kita. Ini tidak hanya menguji cara keberadaan entitas pikiran kita, tapi juga membuat dua kesadaran itu mengira kita sudah hancur, sehingga mereka akan muncul dengan tenang."
Nomor Dua ragu-ragu sejenak lalu berkata: "Jika tubuh kita sekarang ini musnah, benarkah akan menghasilkan entitas pikiran?"
"Kau belum pernah menjadi entitas pikiran?" tanya Nomor Satu.
"Pernah, tapi dulu tubuhku asli. Sekarang tubuh ini mesin. Siapa tahu apakah akan sama seperti dulu." Nomor Dua menyeringai.
"Hehe, jangan khawatir. Aku pernah mencobanya di Galaksi Bajak Laut, tidak ada masalah."
Nomor Satu langsung berjalan keluar. Nomor Dua merenung sejenak, menggigit bibir lalu mengikuti.
Begitu melihat dua sosok keluar dari jalur aman, perwira yang bertanggung jawab atas komando - yang telah menerima perintah saat mengantar Xing Ling dulu untuk segera menyerang begitu menemukan mereka - langsung berteriak: "Serangan!"
Mengenai masalah keamanan gedung penelitian, hal itu tidak masuk dalam pertimbangannya. Bagaimanapun juga, pintu keluar jalur aman ini sangat jauh dari gedung penelitian. Bahkan jika tempat ini dihancurkan, tidak akan ada masalah.
Begitu perintah diberikan, berbagai tembakan laser dengan berbagai kaliber yang telah lama diarahkan, langsung menghujani Nomor Satu dan Nomor Dua.
Tanpa perlindungan Perisai Perlindungan, pakaian dan kulit Nomor Satu dan Nomor Dua langsung robek, memperlihatkan tubuh logam di dalamnya yang mampu memantulkan sinar laser.
Saat serangan artileri pertama berhenti, dua robot tengkorak berkilauan perak muncul di hadapan semua orang.
Setelah memeriksa tubuhnya, Nomor Dua berkata pada Nomor Satu: "Kakak kedua, tubuh hasil modifikasi ini benar-benar hebat. Ternyata bisa menahan serangan tembakan meriam seganas ini tanpa kerusakan sama sekali. Jika prajurit kita punya tubuh seperti ini, pasti planet ini sudah hancur sejak lama."
Nomor Satu tertawa: "Hei, jangan bermimpi. Tubuh ini terbuat dari logam super alloy. Kau pikir logam super alloy mudah ditambang? Tapi material ini juga tidak terlalu hebat, cuma bisa menahan tembakan biasa. Begitu mereka memindahkan artileri berat, tubuh ini tetap akan hancur."
