Lin Zhendong tahu hal ini sulit dipercaya, tapi ini kenyataan. Ia sendiri bingung mengapa orang itu rela menukar 100.000 kapal perang dengan host Xing Ling. Host Xing Ling pun bukan sesuatu yang istimewa, hanya kapasitas penyimpanannya yang agak terlalu besar.
Kalau benar-benar ingin tahu alasan orang itu melakukan ini, mungkin hanya bisa digambarkan bahwa jumlah kapal perangnya sudah berlebihan seperti orang demam.
Tetua itu mengelus janggutnya, bertanya pelan: "Bagaimana rencanamu membantu temannya ini?"
Tetua itu juga sudah memutuskan, apapun yang terjadi, kekuatan militer yang sudah di tangan ini tidak akan dikembalikan lagi.
Meski dikatakan sebagai milik pribadi Lin Zhendong, tapi setelah Lin Zhendong menjadi kepala keluarga, bukankah kekuatan militer sang kepala keluarga juga merupakan kekuatan keluarga? Asalkan Lin Zhendong bersedia memperkuat kekuatan keluarga, asal-usul semua ini tidak perlu dipedulikan.
Lin Zhendong berbisik ke telinga sesepuh klan: "Aku akan menggunakan 50.000 kapal perang untuk menyerang wilayah Ibu Kota. Diam-diam kuberi tahu, semua kapal ini bisa menghindari deteksi radar. Awak kapalnya semuanya robot yang tidak mengenal konsep hidup-mati. 50.000 kapal yang dikendalikan robot cukup untuk menghancurkan total kekuatan militer di wilayah Ibu Kota."
Meski terkejut mengetahui para pria besar di kapal adalah robot, sesepuh klan tidak menunjukkan ekspresi berlebihan. Yang penting bangsanya sendiri tak perlu berkorban. Sambil mengusap janggutnya dia bertanya: "Kalau begitu, apakah awak dan harta benda kita di wilayah Ibu Kota harus segera dipindahkan?"
Lin Zhendong tertawa: "Tidak perlu. Pertempuran kali ini pasti akan berfokus pada pertempuran antariksa. Dengan membiarkan awak kita tetap di sana, mereka justru bisa membantu kita menguasai wilayah Ibu Kota secara efektif usai perang."
Tetua klan mendengar ini, mata berbinar-binar mengangguk. "Menguasai wilayah Ibu Kota? Hehe, tak disangka cuma beberapa jam, kekuatan keluarga kita sendiri sudah mencapai tingkat ini ya?"
Di ruang angkasa luar wilayah Ibu Kota, sebuah kapsul kerja yang baru selesai memeriksa alat penghalang perbatasan, sedang dengan lamban putar balik dan terbang kembali.
Di dalam kapsul kerja, seorang Letnan Dua menyelesaikan pengaturan program ke mode autopilot, lalu merentangkan tubuh sambil menguap: "Pekerjaan pemeriksaan rutin ini benar-benar membosankan. Masa mudaku terbuang percuma antara dua titik dan satu garis ini. Sungguh berharap bisa bergabung di kapal perang."
Seorang Letnan di sampingnya tersenyum mendengar ini: "Bersyukurlah! Banyak yang menginginkan pekerjaan stabil dua titik satu garis kita ini. Kau benar-benar ingin jadi awak kapal perang?
“Jujur saja, kru kapal perang selain masa liburan, seluruh waktunya dihabiskan di kapal perang. Tidak seperti kita yang hanya memeriksa titik blokade setiap hari lalu bebas berkegiatan. Begitu kau jadi awak kapal perang, nanti bahkan waktu untuk mengejar gadis pun tak ada.”
“Ya? Awak kapal perang begitu menyedihkan? Padahal sehari-hari terlihat sangat keren.” Letnan Dua itu berkata dengan kaget.
Seorang letnan dua lain yang lebih tua berkomentar: "Jangan selalu memikirkan keren. Di zaman sekarang, orang yang sok keren paling cepat hancur. Seperti Marsekal Tang Long itu, saat naik jabatan sangat-sangat keren, tapi lihatlah sekarang di mana kehebatannya."
Letnan dua muda itu bertanya bingung: "Aneh juga. Bukankah Marsekal Tang Long dikejar-kejar hanya karena beberapa puluh ribu prajurit di bawah komandonya dihancurkan dua robot? Bawahan langsungnya juga banyak yang hancur."
Letnan dua senior menjelaskan: "Bukan karena itu. Mereka punya masalah dengan Marsekal Tang Long karena pasukan pengawalnya mengarahkan senjata ke Ibu Kota, menimbulkan krisis. Makanya mereka terus mencari-cari kesalahan marsekal itu."
“Prajurit dan rakyat yang tewas itu sama sekali bukan masalah. Tahukah kalian, perang mana yang tidak menelan korban ratusan ribu hingga jutaan jiwa? Di zaman ini, siapa yang masih peduli dengan nyawa prajurit dan rakyat biasa?”
Letnan Dua muda itu menghela napas: "Sebenarnya Marsekal Tang Long juga cukup baik. Setidaknya dia sangat memperhatikan keluarga kami para tentara, tidak seperti pejabat tinggi lain yang memperlakukan kami layaknya anak yatim tak berorangtua. Jika dia jatuh, mungkin hak istimewa keluarga kami akan hilang seperti dulu?"
Mendengar ini, semua terdiam. Mereka sangat menikmati hak istimewa dan perlakuan khusus yang diberikan kepada keluarga militer saat ini. Jika fasilitas ini menghilang, mungkin hanya sedikit yang akan merasa senang?
Tapi apa gunanya kami menentang? Keputusan atasan ya harus diikuti. Masa kami orang rendahan ini bisa memberontak?
Letnan Dua senior tiba-tiba berkata: "Dengar-dengar para jenderal di militer sudah siap meninggalkan Marsekal Tang Long. Ada armada tempat sepupuku bertugas yang sekarang bertanggung jawab mengawasi ribuan kapal perang Paus Putih Pasukan Pengawal Marsekal Tang Long. Menurut sepupuku, Lima Armada Besar sudah berkumpul di sekitar Ibu Kota, benar-benar mengurung Pasukan Pengawal Marsekal dalam formasi lingkaran.
"Bisa dipastikan, kalau Pasukan Pengawal Marsekal menunjukkan tanda-tanda mencurigakan sedikit saja, mereka akan langsung menyerbu sekaligus untuk menyelesaikan masalah Pasukan Pengawal itu."
"Tidak mungkin? Para jenderal di militer itu kan semuanya diangkat langsung oleh Marsekal Tang Long. Tanpa promosi dari beliau, mereka mungkin masih terdampar di sudut-sudut terpencil. Masak mereka tega berbuat tidak tahu berterima kasih seperti itu?" Letnan Dua muda itu berkata dengan wajah penuh kekagetan.
Letnan menghela napas: "Ini bukan sepenuhnya kesalahan para jenderal. Bagaimanapun juga, para jenderal ini tetap mematuhi perintah Federasi.
“Kalau mau menyalahkan siapa, itu harusnya Marsekal Tang Long sendiri yang disalahkan. Kenapa dia tidak menempatkan kaki tangannya sendiri untuk mengontrol militer? Meski dia menyuap orang dengan mempromosikan orang tua, janganlah mempromosikan mereka yang setia pada Federasi sebagai jenderal! Pada akhirnya, ini seperti mengangkat batu untuk menginjak kakinya sendiri, pantas dapat celaka.”
“Hmm, kalau begitu, Marsekal Tang Long memang benar-benar tidak punya kepentingan pribadi. Yang dipromosikannya semua adalah orang yang setia pada Federasi sekaligus berbakat. Sayang, marsekal seperti ini harus dijatuhkan.” Letnan Dua muda menggelengkan kepala dengan pasrah.
“Heh, makanya dia bodoh. Orang dalam tidak dipakai malah memakai orang luar. Di zaman seperti ini, mana mungkin tidak memikirkan diri sendiri? Seperti kata pepatah: Orang yang tidak mengutamakan diri sendiri akan dimusnahkan langit dan bumi.” Letnan Dua senior tersenyum sinis.
Dalam zaman kekacauan ini, semua kepentingan pribadi mulai terlihat sangat jelas, tanpa tedeng aling-aling, terpapar secara vulgar.
Letnan menepuk tangan robot dan berkata: "Baiklah, jangan bahas ini lagi. Hari ini adalah ulang tahun putriku, malam ini datanglah ke rumahku untuk makan malam."
Mendengar ini, semua orang segera menghilangkan kesedihan mereka dan beramai-ramai memberikan ucapan selamat kepada Letnan.
Letnan Dua yang muda bahkan berteriak keras: "Komandan, putrimu yang masih kecil ini sudah secantik ini, pasti akan luar biasa saat dewasa. Bagaimana kalau dijodohkan dengan saya dari sekarang?"
"Pergi! Putriku tidak akan pernah menikah denganmu!" bentak Letnan sambil tertawa.
Saat yang lain ikut ramai, bunyi alarm di kapal kerja tiba-tiba berbunyi. Mereka semua tertegun sejenak sebelum segera berlari kembali ke posisi masing-masing.
Letnan bertanya dengan serius: "Apa penyebabnya?"
"Alat penghalang telah dihancurkan!" jawab seorang Prajurit segera.
"Alat penghalang hancur? Lakukan komunikasi dengan kapal pengintai sekitar, lihat apakah mereka menemukan sesuatu," perintah Letnan.
"Komunikasi tidak dapat tersambung!" teriak seorang Prajurit.
Mendengar ini, semua orang langsung terpikir "Sial! Serangan musuh!" dalam benak mereka.
Tak heran mereka berpikir begitu, karena saat berangkat masih ada komunikasi dengan kapal pengintai sekitar. Sekarang komunikasi terputus ditambah alat penghalang dihancurkan, hasilnya bisa ditebak.
"Komandan, bagaimana kalau kita kirim sinyal tanpa perlawanan? Lagipula kami bukan personel tempur." Usul Letnan Dua muda itu disambut antusias. Semua mata tertuju pada Letnan, menanti anggukan persetujuannya.
Letnan menggelengkan kepala: "Meski bukan personel tempur, kita tetap tentara Korps."
Saat mengatakan ini, dia melihat bayangan kematian di mata anak buahnya. Tiba-tiba terlintas bayangan istri dan putrinya yang menunggu di rumah. Dadanya sesak.
Akhirnya dia mengubah ide: "Kita kirim komunikasi serangan musuh dulu baru menyerah. Dengan begitu seragam militer ini tetap terhormat."
Mendengar ini, semua serentak menghela napas lega. Setelah mengirim komunikasi serangan musuh, mereka segera menyalakan lampu sinyal yang menunjukkan ketidakpatuhan di kapal kerja.
Letnan Dua senior yang terus memantau radar, baru mengungkapkan kecurigaan setelah lampu sinyal menyala: "Aneh, kenapa begitu lama tidak terdeteksi keberadaan musuh? Meskipun mereka melakukan lompatan ruang setelah menghancurkan alat penghalang, radar seharusnya masih bisa melacak jejak mereka. Kenapa saat ini sama sekali tidak ada tanda-tanda?"
"Hah? Radar tidak mendeteksi musuh? Mungkin cuma ada masalah di alat penghalang?" Letnan Dua muda bergumam pelan, tapi langsung menarik kembali perkiraannya: "Mustahil! Alat penghalang baru saja kami periksa, tidak mungkin bermasalah."
Letnan yang sedang merenungkan sambil mengernyitkan alis tiba-tiba berubah pucat: "Pantas mati! Jangan-jangan ini kelompok musuh yang sama dengan sebelumnya? Musuh waktu itu juga tidak terdeteksi radar!"
Pertempuran di mana radar tidak bisa mendeteksi musuh waktu itu, sudah tersebar ke seluruh pasukan. Letnan baru saja mengucapkan itu, langsung menyadari ada yang tidak beres karena kapsul kerja tiba-tiba berguncang hebat. Situasi seperti ini hanya terjadi jika objek raksasa melintas dengan kecepatan tinggi di dekatnya.
Orang-orang di dalam kapsul kerja pada saat ini juga melihat di layar, sejumlah besar kapal perang raksasa melintas di samping mereka dan menghilang dengan cepat dari tampilan layar.
Entah karena armada musuh yang besar ini tidak sempat mengurus kapsul kerja tanpa kemampuan tempur ini, atau karena lampu sinyal non-perlawanan yang terus menyala, faktanya kapsul kerja ini selamat tanpa cedera meski berpapasan dengan armada musuh yang masif.
"Berapa jumlah kapal perang tadi?" tanya Letnan dengan ekspresi kecewa.
Letnan Dua senior yang masih tertegun itu menjawab setelah ragu sejenak: "Setidaknya 40.000 hingga 50.000 kapal."
"40.000 hingga 50.000 kapal kelas tinggi yang tidak terdeteksi radar. Ah, wilayah Ibu Kota kami benar-benar dilanda malapetaka." Letnan menggelengkan kepala dengan lesu, lalu memberi perintah kepada bawahan: "Jangan matikan sinyal ketahanan, maju perlahan. Siapapun yang menguasai Ibu Kota, kita harus kembali ke kediaman."
"Kembali ke kediaman?!"
Dua kata sederhana ini menyulut semangat para prajurit yang semula murung. Mereka segera berdiri tegap di posisi masing-masing.
Di kabin kapal induk Armada Pertama Federasi Wan Luo, Wei Fei, Ver, dan Lai Wei duduk bersantai sambil menikmati anggur.
Setelah mengunyah hidangan pembuka, Lai Wei berkata pada Wei Fei: "Kakak, menurutku meninggalkan Marsekal begitu saja tidaklah pantas. Bagaimanapun, promosi kita sampai bisa memimpin seluruh armada ini adalah berkat jasanya."
Wei Fei menghela napas berkata: "Aku juga tahu ini tidak etis, tapi kita bukan pasukan pribadi Marsekal. Kita adalah tentara Federasi, semua tindakan kita demi Federasi.
"Lagipula Marsekal sama sekali tidak peduli pada kepentingan Federasi. Untuk menyingkirkan saingan, dia bahkan menciptakan insiden dua robot yang menghancurkan puluhan ribu Pasukan Armor. Marsekal seperti apa yang pantas kita pertaruhkan nyawa?"
Ver berkata dengan ragu: "Kak, ini cuma rumor dari luar. Kita tidak tahu kebenaran sebenarnya. Aku merasa aneh, semua pasukan Federasi sudah mematuhi perintah Marsekal, masih perlukah dia menyingkirkan saingan?
"Bahkan kalau mau menyingkirkan saingan, tak perlu menyakiti prajurit biasa. Mungkin rekaman yang dirilis Marsekal itu asli, dua robot itu memang terlalu kuat."
Wei Fei menggelengkan kepala: "Mustahil. Itu cuma dua robot, bukan dua kapal perang. Sekalipun seluruh tubuh robot itu dipenuhi senjata, tak mungkin bisa menghancurkan begitu banyak orang sekejap mata."
Wei Fei menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan: “Sebenarnya ini semua bukan masalah serius. Bagaimanapun perang pasti akan ada korban jiwa.
“Yang kupedulikan adalah Marsekal demi menghancurkan dua Robot, sampai memindahkan satelit bersenjata untuk menyerang daratan, bahkan mengarahkan lubang meriam kapal pengawalnya ke Ibu Kota. Yang tak bisa kutolerir adalah sikapnya yang tidak mempedulikan keselamatan rakyat!”
Mendengar ini, Lai Wei bergumam pelan: "Rakyat wilayah Ibu Kota itu apa istimewanya? Mereka cuma sekumpulan parasit malas dan tidak mau bekerja!"
Ver melototi Lai Wei dengan keras, sementara Wei Fei hanya melirik Lai Wei sejenak sebelum berkata dengan nada dingin: "Bagaimanapun mereka adalah warga negara Federasi. Apapun alasannya, membahayakan warga Federasi adalah tindak kriminal."
Lai Wei masih ingin berkomentar, tapi setelah diinjak-injak oleh Ver, dia pun menundukkan kepala dan melanjutkan minum anggurnya.
Ver mengangkat gelas anggur dan menyeruput, lalu bertanya kepada Wei Fei: "Kakak, bagaimana kau bisa menjamin bahwa Presiden Chen Yu tidak punya kepentingan pribadi, dan benar-benar berdedikasi untuk negara dan rakyat?"
Wei Fei tersenyum getir: "Aku tidak bisa menjamin. Tapi demi mempertahankan kursi presiden, Presiden Chen Yu pasti akan melakukan hal-hal menguntungkan rakyat untuk membeli dukungan mereka. Orang seperti ini tetap lebih baik daripada yang mengabaikan rakyat sama sekali."
Ver dan Lai Wei saling bertatapan sesaat, lalu serentak menggelengkan kepala. Mereka menghela napas dalam hati sebelum menunduk minum anggur.
Mereka paham betul sifat idealis saudara angkat mereka ini, yang selalu menganggap semua orang memprioritaskan kepentingan rakyat.
Tapi di era kacau ini, rakyat dianggap seperti rumput. Siapa yang benar-benar peduli? Kalau pun ada, hanya tindakan simbolis untuk membeli loyalitas.
Saat ketiganya hening menenggak anggur, asisten komandan Wei Fei tiba-tiba bergegas masuk: "Komandan! Semua kapal pengintai dan stasiun pengawas di perbatasan kehilangan kontak!"
Ketiganya segera berdiri. Sebagai veteran perang bertahun-tahun, mereka tentu tahu arti dari hal semacam ini. Ver dan Lai Wei pun tak banyak basa-basi, setelah berpamitan dengan Wei Fei, mereka segera menaiki kapal transportasi kembali ke armada masing-masing untuk mengambil alih komando.
Sambil merapikan kerah bajunya, Wei Fei bergegas menuju menara kontrol. Dengan suara tegas ia memberi perintah kepada asistennya: "Kerahkan kapal pengintai untuk memantau situasi di depan. Beri tahu semua planet dan pasukan sekutu. Perintahkan seluruh armada untuk berada dalam kesiapan tempur penuh!"
"Siap!" Asisten komandan yang menerima perintah itu segera menyebarkan instruksi tersebut.
Di kapal induk Armada Pertama yang telah siaga tempur, awak radar melapor: "Tidak ada temuan apapun di radar."
Sebelum Wei Fei sempat menganalisa situasi, prajurit komunikasi tiba-tiba berteriak: "Kapal pengintai nomor 087 mendeteksi jejak musuh di posisi XXX! Identitas musuh tidak diketahui, tidak terdeteksi radar. Perkiraan kekuatan musuh sekitar 50.000 kapal perang... Kapal pengintai 087 ketahuan musuh, sudah hancur!"
Wei Fei merasa dadanya sesak. Kapal perang siluman lagi! Sepertinya musuh ini berasal dari kelompok yang sama dengan sebelumnya. Kapan wilayah Ibu Kota sampai menyinggung kelompok misterius ini, sampai mereka mengerahkan sekitar 50.000 kapal perang siluman untuk menyerang wilayah Ibu Kota?
"Nomor 012 kapal pengintai mendeteksi jejak musuh di posisi XXX!"
Wajah prajurit komunikasi langsung berubah pucat usai menyampaikan laporan. Kapal pengintai yang baru saja menemukan jejak musuh itu juga sudah ditenggelamkan pasukan musuh.
Wei Fei mengabaikan ekspresi kecewa prajurit itu. "Kecepatannya luar biasa," gumamnya pelan. Lalu dia memberi perintah ke staf: "Tandai posisi pasukan musuh, hitung tujuan dan waktu kontak mereka. Bagikan intel ke pasukan sekutu. Lanjutkan pengiriman kapal pengintai."
“Setelah pengorbanan ratusan kapal pengintai, staf akhirnya berhasil menganalisis data intel yang dikirimkan kapal-kapal tersebut. Staf melapor: 'Jenderal, pasukan musuh sama sekali tidak mengkhawatirkan deteksi kami, bergerak lurus menuju Ibu Kota kami. Berdasarkan kecepatan tempuh mereka, diperkirakan dalam 1 jam 34 menit pasukan musuh akan mencapai Ibu Kota.'”
“Beritahu Ibu Kota untuk bersiap tempur.”
Wei Fei segera memberi perintah: "Hubungi komandan armada lain, aku ingin mengadakan musyawarah militer."
Ekspresi Wei Fei sangat tegang. Ia tahu lawan ini bukan main-main - ribuan kapal saja dulu sudah membuat mereka kerepotan, apalagi sekarang 50.000 kapal perang. Sedikit kesalahan, pasti mereka akan dihancurkan oleh kelompok musuh misterius ini.
“Apa? Datang lagi? Sebanyak 50.000 kapal?!”
Chen Yu mengetahui bahwa kapal perang siluman itu kembali datang, bahkan jumlahnya mencapai 50.000 unit. Ia tak bisa menahan diri dan berteriak histeris campur amarah.
Wajar Chen Yu bereaksi demikian. Sebelumnya hanya 2.000-3.000 unit yang datang, tapi sudah menghancurkan zona ekonomi penting di Ibu Kota. Kini datang 50.000 unit... Membayangkan konsekuensi yang mungkin terjadi, Chen Yu gemetar ketakutan. Ia segera berteriak pada bawahan: "Perintahkan mereka untuk bertahan! Sampai mati pun harus bertahan! Jangan biarkan mereka mendekati wilayah Ibu Kota sedetik pun!"
Bawahan berlari panik menyampaikan perintah. Chen Yu mondar-mandir gelisah di kantor sambil menggeretakkan gigi dan mengumpat: "Si terkutuk Tang Long! Kau benar-benar bintang sial! Sebelum kau ke wilayah Ibu Kota, meski agak kacau, tak ada masalah besar. Baru kau datang, berbagai masalah rumit muncul tiap hari! Sialan!"
Chen Yu berjalan ke sisi meja kerjanya, mengulurkan tangan untuk menghubungi komunikasi Tang Long. Dia bermaksud meminta Tang Long turun tangan menyelesaikan masalah ini. Namun teringat bahwa militer sudah tak lagi dikuasai Tang Long, apakah memintanya menyelesaikan masalah justru akan membuatnya kembali menguasai pasukan?
Memikirkan hal itu, Chen Yu menurunkan tangannya dan memutuskan untuk tidak memberi tahu Tang Long.
Lin Zhenbing adalah anggota klan Keluarga Lin, seangkatan dengan Lin Zhendong. Namun Lin Zhendong berada di peringkat keenam dalam silsilah, sedangkan dia di peringkat ketiga puluh dua.
Karena bakatnya biasa-biasa saja dan sama sekali mustahil menjadi kepala keluarga berikutnya, dia sejak dini telah memilih saudara yang berpotensi menjadi kepala keluarga berikutnya sebagai koneksinya. Dan dia sangat beruntung telah memilih Lin Zhendong sebagai sandarannya.
Memikirkan dirinya yang sudah sejak awal bergabung dengan Lin Zhendong, kakak keenamnya sendiri, Lin Zhenbing tak bisa menahan diri untuk bersyukur atas keberuntungannya. Dulu dia hanya merasa kakak keenamnya lebih royal, memberi uang saku lebih banyak dari yang lain, makanya dia memilih bergabung. Tak disangka kakak keenam ini tiba-tiba memiliki 100.000 kapal perang sebagai kekuatan militer.
Dengan begini, status kakak keenam tak akan bisa digoyahkan lagi, dan statusnya sendiri sebagai kaki tangan dekat pun ikut melambung. Lihat saja para penjilat di sekelilingnya ini, jelas terlihat seberapa tinggi statusnya sekarang. Padahal banyak di antara mereka adalah paman-paman sebayanya sendiri.
Lin Zhenbing yang penuh kesombongan ini tentu tahu siapa yang membuatnya sekeren ini. Kakak keenam benar-benar mempercayainya. Begitu dia mengajukan diri untuk membantu meringankan beban kakak, langsung diperintahkan memimpin 50.000 kapal perang siluman untuk menyerang Ibu Kota Federasi Wan Luo.
“Hehe, 50.000 kapal perang siluman dikerahkan untuk menyerang wilayah Ibu Kota, rasanya agak berlebihan. Tapi untungnya operasi komando pertempuran ditangani oleh para robot itu, kalau tidak aku benar-benar tidak tahu cara berperang.”
Lin Zhenbing melirik para anjing penjilat di sampingnya sambil berpikir: "Hmm, Kakak Keenam sudah bilang kalau operasi ini adalah aksi pribadi, bahkan jika berjasa pun tidak diakui oleh keluarga. Tapi kalau begitu, mengapa para bajingan ini tetap ikut-ikutan? Tidak ada manfaat sama sekali?"
“Oh benar, mereka ingin menunjukkan sikap politik kepada Kakak Keenam yang akan menjadi kepala keluarga berikutnya, sama seperti aku yang sukarela maju demi meningkatkan posisi di hati Kakak Keenam. Tapi perbedaan antara aku dan mereka sangat besar, bagaimanapun akulah yang pertama mendukung Kakak Keenam.”
Tiba-tiba Lin Zhenbing ingin mengganggu para senior ini. Ia bertanya kepada orang di sebelahnya: “Ngomong-ngomong, sebenarnya tujuan utama Kakak Keenam mengirim kita keluar ini untuk apa ya?”
Tatapan orang-orang di sekelilingnya jelas menunjukkan pandangan merendahkan, namun mereka segera menyembunyikan ekspresi itu. Seorang pria paruh baya menjilat berkata: "Tuan Muda 32, Tuan Muda 6 mengutus kita untuk merebut host Xing Ling di Ibu Kota."
"Oh, jadi ini maksudnya, aku baru ingat." Lin Zhenbing berpura-pura tertawa terbahak sambil dalam hati menggerutu: "Kuhinati kalian! Padahal kalian ini paman dari generasiku, tapi malah memanggil kami 'Tuan Muda'! Sungguh memuakkan!"
Saat Lin Zhenbing hendak melanjutkan godaannya pada para senior, komputer kapal tiba-tiba mengingatkan: "Terdeteksi armada di depan. Identitas: Armada Federasi Wilayah Ibu Kota. Jumlah: Lebih dari 50.000 kapal. Mereka telah memasuki jangkauan tembak kita. Harap berikan perintah."
"Perintah? Masih perlu ditanya? Mereka tidak bisa mendeteksi kita! Serang mereka tanpa ampun!"
Lin Zhenbing yang pertama kali turun ke medan perang langsung berteriak penuh semangat.
Begitu perintah keluar, para robot segera bertindak dengan disiplin sempurna. Meriam laser mulai menembak dengan presisi dan kecepatan luar biasa.
Meskipun radar di kapal perang mereka sendiri tidak bisa mendeteksi keberadaan musuh, Wei Fei yang sudah berpengalaman sebelumnya telah menggunakan teleskop elektronik untuk memantau kapal-kapal musuh.
Ditambah dengan analisis intelijen dari kapal pengintai yang terus dikorbankan untuk pengamatan jarak dekat, setiap gerakan kapal musuh sepenuhnya terpantau oleh Angkatan Darat Federal.
Oleh karena itu, ketika Lin Zhenbing memerintahkan penembakan, pasukan Federal sudah bersiap. Dengan perintah di tangan, mereka bertekad mati-matian mencegah musuh mendekati Ibu Kota.
"Laporan! Armada Pertama kehilangan 365 kapal perang, Armada Kedua 356 kapal perang, Armada Ketiga 366 kapal perang. Armada Keempat dan Kelima berada di barisan belakang sehingga tidak ada kerugian." Prajurit komunikasi segera menyampaikan laporan kerugian.
Mendapat laporan ini, Wei Fei menggelengkan kepala dengan senyum getir. Meski sudah bersiap, serangan pertama tetap menghancurkan lebih dari seribu kapal perang mereka.
"Ini baru satu kali serangan, jika dihitung seperti ini, dalam 50 kali serangan bukankah lima armada besar Federasi akan mengalami kehancuran total?"
"Tampaknya performa kapal perang kita dan musik benar-benar terlalu jauh berbeda."
Wei Fei menggelengkan kepala, menenangkan diri sejenak lalu mengangkat tangan memberi perintah: "Serangan!"
"Heh? Apa yang terjadi? Bagaimana mereka bisa menyerang kita? Bukankah kapal kita menggunakan teknologi siluman yang tidak terdeteksi radar?" teriak Lin Zhenbing terkejut melihat kerugian di pihaknya.
Mendengar ini, semua menunduk diam-diam. Pria paruh baya itu mendekat dan berbisik: "Tuan ketiga puluh dua, meski kapal kita siluman, begitu kita menembaki, musuh bisa melacak arah tembakan meriam."
Lin Zhenbing tertegun sejenak. Dia sadar dirinya seperti bego tapi tak peduli. Dengan tertawa terbahak seolah tak terjadi apa-apa, dia melambaikan tangan penuh semangat: "Tembaki! Habisi mereka semua!"
"Pasukan Federal di wilayah Ibu Kota sedang bertempur sengit dengan musuh, para pemimpin di wilayah Ibu Kota juga memantau situasi pertempuran ini dengan panik."
"Tapi Tang Long yang menjabat sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Darat Federal, justru asyik bermain permainan elektronik dengan Kucing Hitam Kecil tanpa mengetahui situasi tersebut."
"Sial! Kakak, kenapa kau begitu hebat? Aku ini program komputer paling unggul yang berevolusi di seluruh alam semesta, bagaimana mungkin kalah bermain game komputer darimu? Orang aneh!" Kucing Hitam Kecil yang kalah berteriak marah pada Tang Long.
Tang Long dengan penuh kesombongan berkata: "Hehe, sudah kubilang, selama kau tidak curang, sama sekali mustahil bisa mengalahkanku. Tahu apa alasannya? Ini karena refleks saraf manusia!"
"Sekarang kau sudah kalah, serahkan barang bagus yang kau sembunyikan itu!" Katanya sambil mendekati Kucing Hitam Kecil dengan senyum sinis.
Kucing Hitam Kecil segera mundur panik. Melihat dirinya tak bisa kabur, matanya berputar-putar gesit sebelum buru-buru mengalihkan topik: "Kak, kapan kita berangkat?"
Tang Long langsung menjawab: "Dalam beberapa hari ini. Semua personel militer yang berada di bawah Dinasti Tang sudah berkumpul. Sekarang tinggal menunggu pembongkaran host utama Xing Ling untuk dimuat ke kapal. Begitu selesai, kita langsung berangkat."
Awalnya Tang Long ingin memberi tahu Xing Ling dan Tang Xing yang berada di Dinasti Tang tentang kepulangannya. Tapi ternyata mereka sedang bersembunyi melakukan penelitian di tempat tak diketahui. Akhirnya dia memutuskan sendiri untuk membongkar host utama Xing Ling dan mengirimkannya kembali ke Dinasti Tang, agar kedua kakak perempuannya itu tidak datang lagi karena khawatir dengan host utama tersebut.
Melihat Tang Long berhasil dialihkan topiknya, Kucing Hitam Kecil merasa bangga dalam hati. Dia melanjutkan: "Host utama Xing Ling sebesar itu, sampai kapan baru selesai dibongkar? Ambil bagian utama saja tidak cukup?"
Tang Long melirik Kucing Hitam Kecil dengan kesal: "Aku mana tahu bagian mana yang termasuk utama."
Kucing hitam kecil baru saja berkata "Aku bantu kau", langsung ditangkap oleh Tang Long. Melihat Tang Long menatapnya sambil tertawa licik: "Mau alihkan topik? Gak semudah itu! Kalah taruhan harus bayar, serahkan barang bagus yang kau sembunyikan!"
Kucing hitam kecil menyesal sampai mengeong-ngeong.
Saat kucing hitam kecil sedang menyesal kenapa tidak kabur lebih cepat, Feng Shuang dan Feng Bing yang berdiri diam tiba-tiba berkata: "Junjungan, ada kabar di posisi XXXXX ruang angkasa luar, lima armada Federasi di wilayah Ibu Kota sedang bertempur melawan 50.000 kapal siluman yang bisa menghindari deteksi radar."
Mendengar ini, Tang Long tertegun sejenak lalu menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Hehe, armada Federasi sudah berperang dengan musuh, tapi aku sebagai Komandan Tertinggi militer Federasi sama sekali tidak tahu. Rupanya militer Federasi benar-benar sudah meninggalkan aku."
“Armada siluman? Ini armada dari Galaksi Bajak Laut! Mereka datang lagi ke wilayah Ibu Kota dengan 50.000 kapal perang. Apa tujuan mereka? Aku kan makhluk hidup, tak takut sama mereka!”
Kucing hitam kecil bergumam pelan, tiba-tiba melompat ke bahu Tang Long: "Kak, Angkatan Darat Federal meremehkanmu. Galaksi Bajak Laut juga bermusuhan dengan kita. Bagaimana kalau kita ikut mengacau?"
"Mengacau?" Tang Long memandang curiga ke arah kucing itu.
"Hehe, dengan kemampuanku, mengacau itu mudah sekali! Dengarkan rencanaku..." Kucing hitam kecil menyipitkan mata, mendekatkan telinga Tang Long sambil berbisik-bisik.
Setelah mendengar usul kucing itu, mata Tang Long berbinar-binar. Ia mengangguk cepat lalu berkata pada Feng Shuang dan Feng Bing: "Segera kumpulkan semua kapal perang Paus Putih! Perintahkan seluruh personel untuk naik kapal.
"Kucing Hitam Kecil, beri tahu bagian utama host Xing Ling kepada tim pembongkaran. Perintahkan mereka segera membongkar dan mengangkutnya."
Tanpa menunggu respons Feng Shuang dan Feng Bing, Tang Long melambaikan tangan: "Ayo, kita mengacau!" lalu berlari cepat keluar ruangan.
