Saat Tang Long mengumpulkan bawahannya untuk rapat, Chen Kang juga sedang mengadakan rapat dengan anak buahnya. Mendapat kabar dari Manajer Jenderal bahwa pihak lawan telah memberikan 100.000 unit kapal perang ke Kaiwu, Chen Kang tidak bisa lagi menahan diri.
Dia memahami pertempuran pamungkas akan pecah dalam waktu dekat. Demi kemakmuran masa depannya sendiri, dia mulai memberikan perintah mematikan kepada bawahannya.
"Dengarkan! Aku sudah mendapat informasi bahwa pesaing atasan langsungku bahkan rela merugi dengan memberikan perlengkapan senjata dan persediaan strategis secara besar-besaran ke Kaiwu, tujuannya hanya untuk mengalahkan Dinasti Tang!"
“Percayalah kalian juga paham, keuntungan perusahaan kami di Dinasti Tang sangat besar! Di bidang ekonomi dan industri pertahanan Tang, perusahaan kami menguasai minimal 70%! Jadi, untuk menghabisi musuh yang berani bersaing dengan perusahaan kami, kerahkan segenap kekuatan!
“Kirimkan semua perlengkapan senjata dan persediaan strategis anak buah ke Tang! Gunakan jaringan kalian, rangkul semua pihak yang bisa diajak ke kendaraan tempur Tang! Siapa yang gagal atau tidak maksimal, bersiaplah mati! Ingat, kemakmuran ada di genggaman kita sekarang, berjuanglah sekuat tenaga!”
“Siap!”
Para anak buah Chen Kang ini sebelumnya adalah presiden perusahaan persenjataan tingkat satu/dua, atau pejabat tinggi negara tertentu. Namun dalam organisasi, mereka hanyalah personel di tingkat dasar biasa. Tapi seiring kenaikan status Chen Kang belakangan, mereka pun ikut naik tingkat. Saat ini mereka sudah menjadi tokoh yang berkuasa di wilayah masing-masing.
Makna sebenarnya di balik ucapan Chen Kang sepenuhnya jelas bagi mereka. Kali ini bisa dikatakan sebagai bantuan finansial yang merugikan bagi Dinasti Tang, tapi selama meraih kemenangan, imbalan yang diperoleh akan berlipatganda ratusan bahkan ribuan kali dari pengorbanan saat ini. Menghadapi keuntungan sebesar ini, mana mungkin mereka tidak bekerja mati-matian? Sekarang tak perlu memikirkan hal lain, fokus saja pada cara membantu Dinasti Tang menghancurkan Negara Kaiwu.
Tak lama setelah Chen Kang mengeluarkan perintah, dia langsung diremas oleh Tang Long. Meski sudah mempersiapkan diri, permintaan gila Tang Long tetap membuatnya terkejut.
Pasalnya, Tang Long meminta pembelian 4.000 lebih kapal perang Paus Putih dengan harga sangat murah - yang nyaris setara dengan pemberian gratis.
Posisi Chen Kang belum cukup tinggi untuk mengakses produk-produk laris seperti ini. Dengan pasrah, dia terpaksa menghubungi Manajer Jenderal melalui saluran komunikasi.
Tentu saja, meski Manajer Jenderal merasa perih hatinya, dia tetap menyetujui. Sambil menggigit gigi, sesuai kebiasaan, dia juga menghadiahkan sejumlah pesawat angkut kelas tinggi yang penuh dengan persediaan.
Saat bawahan Chen Kang mulai bergerak, Manajer Jenderal yang mendukung Kerajaan Kaiwu segera mendapat kabar. Menyadari pentingnya pertempuran ini, dia langsung mengeluarkan perintah dukungan penuh kepada bawahannya.
Secara tiba-tiba, Galaksi Tanpa Kekacauan dibanjiri kapal transport dan kapal perang. Kendaraan-kendaraan ini seperti semut yang terbagi dua arah, perlahan berkumpul di wilayah Dinasti Tang dan Kerajaan Kaiwu.
Dengan bantuan besar-besaran, Kerajaan Kaiwu mulai ekspansi gila-gilaan. Namun yang aneh bagi orang luar, arah ekspansi mereka tidak menyeluruh, melainkan fokus mengarahkan senjata ke posisi Dinasti Tang.
Meski Dinasti Tang tidak menunjukkan gerakan, banjirnya persediaan dan latihan militer terus-menerus membuat umat manusia paham: kedua raksasa sedang mempersiapkan operasi militer dengan gila-gilaan.
Dengan gerakan dua raksasa ini, negara-negara lain di Galaksi Tanpa Kekacauan satu per satu menghentikan pertikaian dan mengawasi dari samping.
Mereka semua sangat berharap dua raksasa ini saling melukai hingga keduanya hancur, karena hanya dengan begitu mereka bisa mengambil keuntungan.
Meski Tang Long memutuskan Dinasti Tang akan beristirahat selama tiga bulan, sang penguasa yang tak bisa diam ini baru seminggu kemudian sudah membawa Benteng Perak dan armada Pasukan Pengawal Kekaisaran yang terdiri dari kapal perang Paus Putih lama serta kapal baru yang dibeli murah dari Chen Kang, tanpa peduli apakah akan memicu perang, melintasi perbatasan dan berkeliaran di wilayah negara lain.
Sebenarnya Kucing hitam kecil ingin ikut, namun tertahan oleh beberapa proyek penelitian Departemen Riset, akhirnya hanya bisa mengeong-ngeong protes dengan pasrah ke arah Tang Long.
"Berapa jumlah kekuatan militer negara ini?"
Karena sebelumnya secara tiba-tiba memperoleh wilayah negara di luar target, Tang Long tidak terlalu memahami negara yang dimasukinya kali ini.
Kepercayaan diri Tang Long yang masuk wilayah asing tanpa perhitungan ini, selain karena keyakinan pada Benteng Perak dan 10.000 kapal perang Paus Putih yang menjamin keamanan, juga karena memiliki 700.000 unit Kapal Perang X sebagai pendukung di belakangnya.
Mengapa kekuatan militer Dinasti Tang bisa bertambah 200.000 unit dalam seminggu? Ini berkat aksi gila-gilaan bawahan Chen Kang yang memungkinkan Dinasti Tang hanya mengeluarkan sedikit uang dan menandatangani beberapa kontrak kerjasama industri pertahanan-ekonomi, lalu memperoleh 200.000 unit Kapal Perang X serta persediaan strategis dalam jumlah besar.
"Berdasarkan intelijen, lawan hanya memiliki 50.000 kapal kelas tinggi. Namun data ini dari 10 hari lalu, belum ada pembaruan terbaru." Feng Shuang langsung menjawab setelah mencari informasi di memorinya.
"Sepuluh hari yang lalu?"
Tang Long mengusap dagunya sambil bergumam: "Dalam waktu 10 hari, paling maksimal hanya bisa menambah 20.000-30.000 pasukan, kan? Aku rasa di Galaksi Tanpa Kekacauan ini, tidak ada lagi pedagang senjata ketiga yang bermodal besar. Hmm, Benteng Perak-ku dan pasukan pengawal kekaisaran bisa dengan mudah menghancurkan 100.000 pasukan. Hehe, kalau begitu, mari kita mulai pertempuran?" Sambil berkata demikian, Tang Long melirik Kester di sampingnya dengan tatapan bertanya.
Kester yang mengenakan seragam militer Dinasti Tang dengan pangkat Mayor di pundaknya, sedikit membungkuk sambil tersenyum mendengar pertanyaan Tang Long: "Sesuai perintah Anda."
"Baik! Kirimkan komunikasi penyerahan diri, lalu bersiap untuk bertempur!" Tang Long melambaikan tangannya dengan penuh kesombongan sambil memberi perintah, kemudian mulai membayangkan berapa banyak keuntungan yang bisa diraupnya dari negara ini.
Memandang siluet Tang Long yang terus menggelengkan kepala sambil bergumam tak henti-hentinya, Kester tak bisa menahan diri untuk tidak mengingat kejadian yang belum lama terjadi.
Kester yang dipukul listrik oleh bawahannya, gerakan pertama setelah terbangun adalah menghela napas pasrah.
Sebagai sosok yang pintar, dia tentu tahu alasan pingsannya, dan menyadari bahwa mereka telah meninggalkan galaksi Guyunlong. Bagaimana mungkin dia berani meninggalkan pasukan yang bertarung mati-matian? Masih muka apa lagi untuk menghadapi anak buahnya!
"Jenderal, Anda sudah bangun!"
Asisten komandan yang melihat Kester siuman segera berdiri siap sempurna, tak berani bicara banyak. Bagaimanapun dialah yang memukul atasan hingga pingsan, menjadikan komandannya penjahat pelarian dari medan perang.
"Kita di mana?" Kester paham niatan baik asistennya, karena itu tak menuntut tindakan penyerangan tersebut, melainkan meminta penjelasan situasi terkini.
"Jenderal, ini adalah rumah perawatan perwira tinggi Dinasti Tang." Jawab asisten komandan cepat.
"Rumah perawatan perwira tinggi Dinasti Tang?"
Kester mengamati ruangan yang memiliki dekorasi dan tata letak bernuansa bangsawan ini, tak bisa menahan rasa bingung. Bukankah Dinasti Tang baru berdiri beberapa tahun, dan Tang Long juga berasal dari rakyat biasa? Bagaimana mungkin memiliki gaya aristokrat seperti ini?
Hmm, mungkin karena Tang Long merekrut sekelompok desainer top untuk merancangnya.
"Berapa banyak saudara yang ikut datang?" Kester langsung menanyakan masalah yang paling ia khawatirkan, tanpa menunggu respons bawahan.
"Setelah galaksi Guyunlong jatuh, saudara-saudara yang bertahan memilih hidup dalam kehinaan atau kembali ke negeri untuk menjalani serangkaian pemeriksaan."
Mendengar perkataan asisten komandan itu, raut wajah Kester menjadi muram. Semua ini karena ketidakmampuannya sendiri yang membuat bawahan hidup terhina.
Asisten komandan yang cerdik segera melanjutkan: "Namun lebih dari tiga juta saudara telah tiba di Dinasti Tang secara bertahap setelah kejatuhan galaksi Guyunlong. Beberapa perwira juga sudah sampai."
Kester wajahnya cerah: "Mereka baik-baik saja? Apakah Dinasti Tang menyusahkan kalian semua?"
"Para jenderal baik-baik saja, tapi setelah bergabung dengan Dinasti Tang mereka diberi posisi yang lebih rendah. Sedangkan personil kita semua dimasukkan ke kamp pelatihan militer Tang, katanya baru bisa ditempatkan di berbagai pasukan setelah lulus pelatihan." Jawab asisten komandan.
"Demosi jabatan?"
Kester tertegun, sekaligus menyadari seragam asistennya telah berganti menjadi seragam militer biru, dengan pangkat cuma Letnan Dua!
Melihat pangkat ini, alisnya langsung berkerut. Asistennya dulu berpangkat Kolonel, tiba-tiba turun jadi Letnan Dua?! Meski untuk penugasan demosi, ini keterlaluan!
Mengapa Kester tidak bereaksi saat bawahannya bergabung dengan Tang saat ia masih koma? Karena sejak awal asistennya mengusulkan bergabung dengan Dinasti Tang. Bergabung ya sudah pasti menjadi bagian mereka. Lagi pula, jutaan orang masuk ke wilayah Tang tanpa bergabung, bukankah itu memberi alasan bagi Tang untuk menghancurkan mereka?
Melihat ekspresi Kester, asisten komandan langsung paham dan menjelaskan: "Jenderal, saat ini pangkat militer tertinggi di Tang adalah Mayjen. Seluruh pasukan Tang hanya memiliki dua Mayjen dan beberapa Brigadir Jenderal saja. Semua ini diraih setelah mengumpulkan jasa-jasa tak terhitung."
"Aturan di Tang adalah: prestasi militer yang tidak memenuhi syarat promosi tidak boleh diangkat. Selain Yang Mulia Tang Long, tak seorang pun berwenang mengangkat orang secara sembarangan."
"Saat ini kekuatan militer Tang minimal 100.000 personel, tapi pangkat tertinggi cuma Mayjen? Bagaimana sistem komando bekerja?" Kester tak bisa menyembunyikan kekagetan.
"Tidak jelas, tapi sepertinya sistem komando Tang belum pernah mengalami masalah," jawab asisten komandan.
Saat Kester hendak berbicara, suara lantang terdengar di luar pintu: "Sudahkah Perwira Kester siuman?" Tanpa menunggu izin, suara itu langsung membuka pintu dan masuk.
Melihat orang yang masuk, asisten komandan itu segera berbisik di telinga Kester: "Perwira, itu Tang Long dan pejabat tinggi Dinasti Tang!"
Mendengar ini, Kester segera berdiri. Setelah merapikan seragam sejenak, dia melakukan siap sempurna dan memberi hormat gerak dengan keras.
Meski Tang Long belum mendeklarasikan diri sebagai kaisar, baik rakyat Dinasti Tang maupun semua pihak yang mengetahui situasi mereka, telah menganggapnya sebagai kaisar de facto.
Sebagai bangsawan dari negara kekaisaran, Kester tak bisa menghindari perasaan inferior khas bawahan menghadap penguasa ketika berhadapan dengan sosok seperti Tang Long. Namun di sisi lain, dia juga merasa dihargai karena Komandan Tertinggi ini secara pribadi mengunjungi "anjing liar" sepertinya.
Tang Long bersama beberapa perwira militer di belakangnya segera membalas hormat kepada Kester.
Tanpa basa-basi, Tang Long langsung bersuara: "Perwira Kester, aku ingin kau bergabung dengan Korps kami. Apakah kau bersedia?"
Kester terlihat terkejut sejenak. Belum pernah ia melihat seorang penguasa yang langsung mengajak rekrutmen saat pertama bertemu—tindakan yang dianggapnya kurang sopan. Namun sikap blak-blakan Tang Long ini justru membuatnya yakin bahwa sang penguasa benar-benar haus akan talenta.
Untuk jawabannya, Kester hanya mempertimbangkan sebentar sebelum berlutut satu kaki melakukan ritual kesetiaan sambil berkata hormat: "Siap melayani Yang Mulia."
Dalam pemikiran Kester, kedatangannya ke Dinasti Tang memang bertujuan bergabung dengan Tang Long. Apalagi 3 juta lebih anak buahnya sudah lebih dulu bergabung dengan Dinasti Tang. Jika ia sendiri menolak, itu sama saja mengkhianati saudara-saudara yang telah bersama-sama melalui hidup dan mati.
Tang Long tak menyangka Kester bisa bergabung dengan mudah. Dengan tertawa terbahak, ia membantu Kester berdiri sambil berkata: "Di Dinasti kami tidak ada ritual berlutut. Karena Anda belum punya jasa, sementara Anda akan diberi pangkat Mayor dan ditugaskan sebagai staf di kapal indukku."
"Mematuhi perintah, Yang Mulia!" jawab Kester dengan penuh hormat.
Dari ucapan asisten komandan sebelumnya, ia tahu bahwa pangkat Mayor termasuk perwira kelas menengah-atas di Korps kita. Sebagai pendatang baru yang belum berjasa apapun, promosinya ke posisi ini jelas menunjukkan perhatian khusus dari Tang Long.
"Apa? Menolak menyerah?" Tang Long berteriak keras.
Suara keras itu membuat Kester tersentak dari lamunannya. Ia mengerlingkan mata dan melihat Tang Long sedang menatap layar dengan ekspresi terkejut, di mana tertampak jawaban negara target yang menolak menyerah.
Melihat sang Kaisar terdiam, Kester berkata: "Yang Mulia, mohon perintahkan serangan."
Mendengar ini, Tang Long menggaruk kepala dengan canggung sambil terkekeh: "Hehe, maaf. Selama ini setiap ultimatum kita, pihak lawan selalu butuh waktu pertimbangan. Belum pernah ada yang langsung menolak mentah-mentah seperti ini."
"Apakah Yang Mulia benar-benar belum pernah menghadapi penolakan langsung seperti ini sebelumnya?" tanya Kester dengan suara lembut.
Tang Long tertegun, bukankah dulu saat dirinya lemah, setiap kali harus bertaruh nyawa baru bisa menundukkan lawan? Mengapa sekarang saat menghadapi penolakan menyerah dari musuh, justru merasa sangat terkejut? Tampaknya dirinya sudah terlalu sombong.
Tang Long segera menyunggingkan senyum lebar, menepuk bahu Kester sambil tertawa: "Haha, Kester, kau mengingatkanku dengan baik! Beberapa waktu terakhir ini, karena pertempuran berjalan mulus, bukan hanya aku, bahkan bawahan-bawahanku pun mulai sombong dan lupa diri."
Kester tidak banyak bicara, hanya menundukkan kepala dan memberikan penghormatan dengan membungkuk kepada Tang Long.
Sebenarnya hatinya berdebar-debar. Ucapan tadi terlontar begitu saja tanpa dipikir - meski sudah bertahun-tahun berperang, belum pernah dijumpai musuh yang langsung menyerah saat diberi ultimatum. Ucapannya itu mengandung nada mengejek, tapi tak disangka Tang Long tidak hanya langsung memahami maksudnya, malah menggunakan kesempatan ini untuk menarik kembali kesombongan yang mulai berlebihan itu.
"Benteng bergerak maju, pasukan pengawal kekaisaran mengikuti di belakang, tembakan meriam penuh, bersiap menyerang!" Tang Long memberi perintah sambil menatap tajam ke layar yang menampilkan hampir 100.000 kapal perang musuh, menggeretakkan gigi marah: "Aku ingin lihat dengan apa kalian berani melawan benteng perakku!"
Radar 100.000 kapal perang musuh tidak menunjukkan keberadaan Korps Tang. Andai saja Tang Long tidak sombong mengirim komunikasi, mungkin musuh sudah hancur tanpa sadar.
Namun setelah menerima komunikasi dari Tang Long, mereka akhirnya tahu invasi musuh terjadi. Semua menggunakan teleskop elektronik untuk memindai posisi Korps Tang.
Serangan besar-besaran Korps Tang sebelumnya membuat semua pihak tahu tentang kapal perang siluman yang dimiliki Dinasti Tang, sekaligus cara mendeteksi keberadaan kapal siluman tersebut.
Mereka yang memiliki 100.000 kapal perang itu, melihat Benteng Perak maju ke garis depan, segera menyebarkan formasi mereka. Meski belum pernah menyaksikan langsung, mereka sudah sering mendengar kekuatan mematikan meriam utama Benteng Perak. Mereka tak ingin sebagian besar pasukan hancur oleh serangan meriam utama sebelum pertempuran dimulai.
"Hmph, kalian pikir dengan menyebarkan formasi bisa menghindari kerusakan dari Benteng Perak? Lagipula, jangan kira aku hanya punya Benteng Perak yang bisa digunakan!"
Tang Long yang melihat gerakan lawan itu tersenyum sinis, lalu mengibaskan tangannya memberi perintah: "Pasukan Pengawal Kekaisaran percepat laju! Serangan bebas!"
10.000 kapal perang Paus Putih segera melesat melampaui Benteng Perak dengan mesin dinyalakan maksimal, menerjang ke garis terdepan.
Dengan performa kapal Paus Putih, kapal kelas tinggi lawan sama sekali tidak sebanding. Bahkan dengan kekuatan 10 kali lipat, tak dianggap berarti oleh Korps Tang.
Saat serangan dimulai, kedua belah pihak saling menghujani sinar laser sambil menerjang ke arah lawan.
Melihat kapal-kapal perang itu satu per satu dihancurkan oleh kapal perang Paus Putih, Tang Long menyeringai kecil sambil bergumam pelan: "Lemah sekali, berani-beraninya melawan mati-matian? Aku salut pada mereka. Tapi mereka memang bandel, sudah kehilangan begitu banyak pasukan tetap tidak terpencar, masih terus bertempur sengit. Mental yang patut diacungi jempol."
Kester yang memperhatikan situasi pertempuran dengan cermat mengerutkan alis. Ia menunjuk layar dan berkata pada Tang Long: "Yang Mulia, kapal-kapal musuh terlihat tidak agresif dalam menyerang. Meski sudah kehilangan banyak kapal, mereka tetap tenang tanpa kepanikan, bahkan tidak ada satupun yang melarikan diri. Dan lihat posisi kita sekarang - kita sudah terjebak jauh ke wilayah musuh. Hamba curiga mereka sedang mengulur waktu sambil menunggu bala bantuan."
"Mengulur waktu menunggu bala bantuan? Negara kecil mereka ini masih bisa punya pasukan bantuan?" Tang Long bertanya dengan wajah bingung.
“Ini hamba tidak begitu paham, tapi selain itu tidak ada alasan lain untuk menjelaskan mengapa mereka bertindak demikian.” Kata Kester.
“Hmph, punya pasukan bantuan pun apa gunanya? Mereka tetap akan kami hancurkan, aku...” Tiba-tiba Tang Long tertegun karena di layar tiba-tiba muncul ribuan titik cahaya. Siapapun yang punya pengetahuan umum tahu, satu titik cahaya mewakili satu kapal perang.
“Kenapa radar tidak bereaksi?” Baru saja mengucapkan ini, Tang Long langsung menepuk kepalanya sendiri dengan keras lalu berteriak: “Aktifkan sistem radar baru!”
Sistem radar baru yang telah berhasil dikembangkan dan dipasang di benteng, tidak digunakan sebelumnya karena tidak kompatibel dengan radar lama. Artinya, radar baru ini tak mempan memindai benda logam. Untuk mendeteksi kapal biasa tetap membutuhkan sistem radar yang lama.
Oleh karena kesombongannya yang menganggap selain Kekaisaran Hiu Paus tak ada musuh lain yang mampu memiliki kapal perang siluman, Tang Long merasa tak perlu membuang energi untuk mempertahankan dua sistem radar secara rutin.
Setelah radar baru diaktifkan, komputer melakukan perhitungan selama beberapa detik, kemudian melaporkan hasilnya: "Musuh menambahkan 200.000 unit Kapal Perang X." Sambil menunjukkan posisi musuh di layar.
Melihat peta situasi pertempuran terbaru di layar, Tang Long dan Kester sama-sama menarik nafas tajam. Pasukan 200.000 itu telah mengurung Korps Tang dalam formasi lingkaran rapat.
"Sial! Bagaimana mungkin mereka punya 200.000 unit Kapal Perang X? Itu semua bahkan dilengkapi fungsi siluman? Cari tahu pihak mana yang punya!" Tang Long berteriak ke arah komputer.
Kester yang telah meninjau semua intelijen sesuai level jabatannya, mengerutkan alis dan berkata ragu-ragu: "Yang Mulia, mungkin ini pasukan Negara Kaiwu."
“Negara Kekaisaran Wu? Mustahil! Badan Intelijen masih mengatakan kepada saya sebelumnya bahwa setidaknya dibutuhkan tiga bulan bagi Kekaisaran Wu untuk mencapai wilayah kita.” Tang Long mengungkapkan keraguannya.
“Yang Mulia, hamba juga telah mempelajari catatan rapat itu secara mendetail. Pertanyaan Yang Mulia kepada Menteri Ling Li saat itu berbunyi: 'Berdasarkan kecepatan ekspansi Kekaisaran Wu saat ini'. Oleh karena itu Menteri Ling Li memberikan estimasi tiga bulan, namun tak ada yang bisa menjamin Kekaisaran Wu akan mempertahankan kecepatan ekspansi normal. Mereka tidak harus menggunakan kekuatan militer, melainkan bisa melakukan negosiasi untuk menelan atau bersekutu dengan negara lain, sehingga secara langsung mengarahkan kekuatan mereka ke perbatasan kita.” Kester mengingatkan.
Persis ketika Kester selesai berbicara, komputer telah memperbesar rekaman visual kapal musuh yang baru muncul di layar, memperjelas logo yang tercat di badan kapal tersebut.
Melihat logo negara Kaiwu di badan kapal, Tang Long langsung mengumpat: "Sialan! Langkah kerahasiaan Kaiwu benar-benar sempurna! Masalah sebesar ini, dua badan intelijenku bahkan tidak mendapat sedikitpun kabar! Hmph, mereka benar-benar menganggapku penting, sampai menempatkan 200.000 kapal perang X di perbatasanku, ini kan sepertiga total kekuatan militer Kaiwu!"
"Yang Mulia, rasio kekuatan militer musuh dan kami saat ini adalah tiga puluh banding satu, dengan 200.000 kapal perang di antaranya adalah Kapal Perang X. Meskipun kapal perang Paus Putih kami kuat, harimau ganas pun takkan sanggup melawan serigala berkelompok. Karena itu hamba mohon Yang Mulia menyerahkan pasukan pengawal kekaisaran kepada hamba. Hamba pasti akan membuka jalur kembali ke ibu kota untuk Yang Mulia." Kester mengajukan permohonan dengan tulus kepada Tang Long.
Dari peta galaksi terlihat jelas bahwa Korps Tang telah terkepung rapat. Tanpa pengorbanan sebagian besar pasukan, mustahil bagi Tang Long untuk menerobos lingkaran pengepungan ini. Karena itu Kester segera mengusulkan diri menjadi pihak yang akan berkorban.
Tang Long tidak bisa menahan tawa: "Hehe, jangan panik. Aku tidak begitu sombong sampai mengira 10.000 kapal perang Paus Putih bisa mengalahkan 200.000 unit Kapal Perang X. Wajar saja kabur jika tidak bisa menang. Tapi kau juga tak perlu terlalu khawatir, mereka belum masuk ke jangkauan serangan. Kami masih bisa kabur."
Mendengar ini, Kester tertegun. Dalam bayangannya, orang berstatus tinggi seperti Tang Long mustahil mengakui kekalahan, apalagi mengucapkan kata-kata tentang perlunya kabur.
Karena itu, tadi ia sangat berhati-hati memilih kata-kata, bahkan menghindari istilah "mundur". Tapi tak disangka Tang Long sama sekali tidak peduli dengan gengsi semacam ini.
Tiba-tiba Feng Bing bersuara: "Junjungan, musuh mengirimkan permintaan komunikasi. Apakah perlu disambungkan?"
"Tentu saja." Tang Long mengangguk.
Di layar muncul seorang pria paruh baya berbaju seragam Marsekal Kerajaan Kaiwu. Saat melihat wajah Tang Long, matanya berkilauan kegirangan yang nyaris tak tertahan, meski berhasil ia sembunyikan.
Dengan wajah angkuh, dia berkata kepada Tang Long: "Saya adalah Marsekal Pelopor Kerajaan Kaiwu, Long Tebisi. Saat ini memberitahu Yang Mulia, 10.000 Kekuatan Militer Yang Mulia telah dikepung oleh 300.000 Kekuatan Militer Korps kita dalam formasi lingkaran. Yang Mulia sudah tidak punya jalan melarikan diri, menyerahlah kepada Korps kita. Kami menjamin Yang Mulia akan mendapatkan hak istimewa yang sesuai dengan statusnya."
Tang Long mengorek telinganya, memandang dengan sikap sinis ke arah Marsekal Long Tebisi itu, lalu berkata dengan nada sembrono: "Kapan kalian menyusupkan tangan ke tempat ini? Memindahkan 200.000 Kekuatan Militer untuk berkumpul di perbatasan wilayahku, tapi aku sama sekali tidak menyadarinya. Staf Umum kalian memang hebat. Siapa yang menyusun rencana ini? Sebutkan namanya biar aku bisa belajar."
Melihat sikap dan ucapan Tang Long yang jelas tidak sesuai dengan status sebagai penguasa tertinggi, Marsekal Long Tebs mengerutkan kening sambil bergumam pelan: "Orang kaya baru ya tetap orang kaya baru, sama sekali tidak punya kelas." Kemudian dengan wajah serius berkata: "Jika Yang Mulia tidak mau menyerah, maka Korps kami akan melancarkan serangan. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Yang Mulia, kami hanya bisa mengucapkan permintaan maaf."
Karena sudah mengetahui identitas Tang Long, dia secara logis menganggap Tang Long mustahil menyerah. Setelah mengucapkan ini, dia langsung bersiap memberi perintah kepada bawahannya untuk menyerang.
Mengenai nama staf yang merancang rencana ini, dia sama sekali tidak berniat memberitahukannya kepada Tang Long, demi mencegah pembunuhan diam-diam terhadap staf tersebut.
"Tunggu! Kok kau ini seenaknya saja berasumsi? Aku belum memberikan jawaban tapi kau sudah memutuskan sendiri?" tiba-tiba Tang Long berteriak.
Marsekal Long Tebs tertegun sejenak, lalu bertanya ragu: "Kalau begitu, apakah Yang Mulia bersedia menyerah?"
"Tentu tidak, aku justru siap bertahan sampai akhir." Tang Long menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Longtebisi yang dijebak sama sekali tidak marah, karena sejak awal dia yakin Tang Long tidak akan menyerah. Jika Tang Long menyerah, perang ini tidak perlu dilanjutkan, dan Yang Mulia akan langsung menyatukan seluruh Galaksi Tanpa Kekacauan.
Dengan senyum, dia mengangguk ke arah Tang Long: "Saya mengagumi keteguhan Yang Mulia. Terjepit oleh musuh yang jauh lebih kuat, tetap bisa bersikap natural. Semoga Anda bisa bertahan hidup menjadi tawanan korps kami." Setelah memberi hormat, komunikasi langsung diputus.
Begitu layar menghilang, Tang Long langsung mengumpat: "Sialan! Menganggap aku seperti ikan di talenan! Hmm, 'semoga bisa hidup jadi tawanan'? Goblok! Mau menangkapku? Mimpi di siang bolong!"
Melihat Tang Long yang tetap bisa bersikap santai sambil marah dan bercanda di tengah situasi berbahaya, Kester tidak bisa menahan kekagumannya dalam hati.
“Baik, tidak bisa menunggu lagi, pasukan musuh akan segera memasuki jangkauan serangan. Pasukan Pengawal Kekaisaran dengarkan perintah, berkumpul di titik XXX!” Tang Long memberi perintah sambil menunjuk-nunjuk di peta galaksi virtual.
Kapal Perang Paus Putih yang masih bertempur dengan kapal kelas tinggi, segera memisahkan diri dari medan perang dan bergegas ke titik kumpul.
Mungkin karena awak pesawatnya adalah robot prajurit, tugas pengumpulan yang membutuhkan waktu lama untuk kapal biasa, hampir sepuluh ribu Kapal Perang Paus Putih menyelesaikannya dengan kecepatan yang mustahil dan tanpa kesulitan.
Melihat kapal perang telah siap berkumpul, Tang Long segera memerintahkan operator benteng: "Bergerak ke posisi XXX, meriam utama mengisi ulang energi!"
Mendengar ini, Kester tertegun sejenak, tapi segera memahami maksud Tang Long. Ia segera menasihati: "Yang Mulia, Anda tidak boleh..."
"Tang Long tidak menunggu dia selesai bicara, langsung menyela: 'Jangan banyak bicara, aku tahu apa yang ingin kau katakan. Tapi aku tidak pernah berpikir akan mati di sini. Tenang saja.'"
Mendengar perkataan Tang Long, Kester hanya bisa menghela napas pasrah.
Long Tebis dari negara Kaiwu yang melihat rekaman di layar, berkata pada bawahan di sampingnya: "Sepertinya Tang Long sedang melakukan perlawanan mati-matian."
Karena lokasi pengumpulan kapal perang Paus Putih sangat dekat dengan posisi pergerakan Benteng Perak saat ini, dari kejauhan terlihat seperti armada kapal tersebut mengelilingi benteng untuk melakukan perlawanan. Kesalahpahaman seperti ini sangat wajar.
"Marsekal tidak perlu khawatir, pasukan kita pasti bisa menghancurkan mereka dengan mudah. Tak disangka kita bisa menyergap Kaisar Kekaisaran Tang di tempat ini." Para perwira Kaiwu tertawa sambil berkata.
“Haha, Sang Panglima juga tidak menyangka, memancing malah mendapatkan ikan predator. Ini berkat kesukaan Tang Long turun langsung ke medan perang. Tanpa itu, mana mungkin kami mendapat jasa-jasa besar ini.”
Longtebisi tertawa penuh kesombongan, para perwira buru-buru menyanjung. Hati mereka berbunga-bunga, sebab menghilangkan Kaisar Dinasti Tang adalah Jasa yang begitu besar hingga bisa menghidupi keturunan mereka selama puluhan generasi dengan kehidupan bahagia.
“Pasokan energi terisi penuh!”
Setelah menerima laporan, Tang Long segera memerintahkan: “Setelah meriam utama benteng ditembakkan, pasukan pengawal kekaisaran bentuk formasi kerucut! Serang ke arah tembakan meriam utama! Setelah terobosan, segera kembali ke negara dan pindahkan pasukan berat untuk penumpasan cepat negara ini!”
Meski seluruh prajurit, termasuk robot prajurit ber-kecerdasan dasar, enggan menjalankan perintah ini—karena jelas ini berarti membiarkan Tang Long dan Benteng Perak tetap berada di dalam formasi musuh.
Namun dengan kalimat tegas yang diucapkan Tang Long, "Patuhi perintah!", hampir 10.000 kapal perang Paus Putih dengan cepat membentuk formasi kerucut. Setelah Benteng Perak menyemburkan sinar raksasa, mereka segera menyalakan mesin maksimal sambil menembakkan semua meriam secara serentak, menerjang ke arah sinar tersebut.
Marsekal Long Tebies dari Negara Kaiwu dan bawahannya terpana oleh kekuatan mematikan meriam utama Benteng Perak. Area seluas puluhan ribu kilometer di zona tembakan itu kosong sama sekali dari kapal musuh. Jaring kepungan sempurna mereka terkoyak lubang raksasa, menghapus 30.000 lebih pasukan di area tersebut bagai asap yang lenyap.
"Marsekal, mereka mau menerobos!" teriak beberapa perwira yang masih mampu menjaga ketahanan mental sambil menunjuk ke layar yang memperlihatkan kapal-kapal Paus Putih melesat cepat ke arah lubang.
"Cepat halangi mereka! Tutup kembali celah di jaring kepungan!"
